Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
Â
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
Pengertian Capaian Pembelajaran adalah Kompetensi Pembelajaran yang harus Dicapai Peserta Didik pada setiap Tahap Perkembangan (Fase) nya untuk setiap Mata Pelajaran pada Satuan Pendidikan.
Capaian Pembelajaran memuat Sekumpulan Kompetensi dan Lingkup Materi yang Disusun secara Komprehensif Dalam Bentuk Narasi
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
Â
this is the presentation that I've made. mmmm.. hope You like it and I Hope too this Presentation Useful for you.
Me : Grace Clara Lydia Br. Ginting, Students of Universitas Prima Indonesia Medan. :)
Pengertian Capaian Pembelajaran adalah Kompetensi Pembelajaran yang harus Dicapai Peserta Didik pada setiap Tahap Perkembangan (Fase) nya untuk setiap Mata Pelajaran pada Satuan Pendidikan.
Capaian Pembelajaran memuat Sekumpulan Kompetensi dan Lingkup Materi yang Disusun secara Komprehensif Dalam Bentuk Narasi
Analisis kritis jurnal ini membahas tentang peran pendidikan demokratis serta pendidikan Islam dalam mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa ini menghadapi era globalisasi. Serta, melibatkan semua pihak untuk mendukung serta meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional. Serta mendukung penuh adanya konsep merdeka belajar yang dapat melatih kemampuan berprikir kritis serta kekreatifan peserta didik. Mengingat pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat mempengaruhi keberlangsungan kualitas masa depan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Pengalaman Belajar didapat dari:
1. Kebutuhan atau dorongan secara
individual maupun secara umun,
2. Kebutuhan secara sosial maupun
sebagai warga negara
masyarakat demokratis
CORE CURRICULUM
3. 1. Core program terdiri atas
sejumlah mata pelajaran yang
masing masing dapat ajarkan
secara bebas tanpa
sistematika untuk
mempertunjukan hubungan
masing-masing pelajaran itu.
2. Core program terdiri atas
sejumlah pelajaran yang
dihubungkan satu dengan
yang lainnya.
TYPE CORE CURRICULUM
4. 3. Core program terdiri atas masalah
yang luas, unit kerja, atau tema yang
disatukan, yang dipilih untuk
menghasilkan arti mengajar secara
efektif tentang isi pelajaran tertentu,
misalnya matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan ilmu
pengetahuan sosial dan atau mata
ajar atau mata kuliah lainnya.
4. Core program merupakan mata
pelajaran yang dilebur dan disatukan.
TYPE CORE CURRICULUM
5. 1. Bentuk pengetahuan yang digunakan
sebagai alat berpikir simbolik, komunikasi
belajar.
2. Bentuk pengetahuan yang berupa fakta
dasar yang sistematis dan hubungan
antara fakta.
3. Bentuk pengetahuan yang merupakan
informasi yang terorganisasi sepanjang
perkembangan budaya.
4. Bentuk pengetahuan yang
menggambarkan masalah masa depan
dan mencoba mengatur aktivitas yang
sesuai dengan aturan sosial
(masyarakat).
Klasifikasikan Isi Kurikulum
6. KUNCI KEBERHASILAN TEP
1.Studi
2.Praktek Etis
3.Menciptakan
4.Mengelola
5.Memanfaatkan
6. Proses
7. Sumber Teknologi
8. Memfasilitasi Belajar
9. Meningkatkan Kinerja
10. MEMILIH MODEL PEMBELAJARAN HARUS BERPEDOMAN PADA:
1. Instructional Technologis yang menciptakan, mengelola,
memanfatkan aneka proses dan sumber untuk
memfasilitasi belajar dan cenderung berorientassi pada
institusi pendidikan.
2. Human Performance Technologiest yang dapat
menciptakan, mengelola, memanfaatkan aneka proses
dan sumber untuk meningkatkan kinerja serta cenderung
berorientasi pada lembaga atau organisasi.
11. PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
MENUJU MERDEKA BELAJAR
Pakar telah menganjurkan ba
pembelajaran bahwa pembelajaran
melepaskan diri dari kungkungan dan
pemakdulan baik kepada siswa
maupun pendidik
12. Jan Komensky (1592-1970)
Pendidik dr Moravia
Lingkungan sekolah harus didasarkan
pada prinsip pertumbuhan dan
perkembangan anak secara wajar,
dengan memperbolehkan segala
kegiatan yg sesuai serta Pengajaran
haruslah berlangsung dalam suasana
menyenangkan (menggunakan bahasa
yg dikenal dan mempresentasikan objek
yang dikenal pula)
13. Freidrich Froebel (1782-1852)
Pendidik asal Jerman
Cara mengajar sebaiknya berbasis
pada Aktivitas Diri, Oleh karena itu
perlu diciptakan lingkungan yang
sesuai saat mengikuti pembelajaran.
Pendidikan harus berlangsung dengan
memperhatikan harga diri pebelajar
14. Herbert Spencer (1820-1903)
Pendidik asal Inggris
1. Pendidikan harus dikembangkan
sesuai dengan bakat dan tuntutan
lingkungan. Individu yang paling kuat
dalam suatu generasi akan selamat,
2. oleh karena itu.... Pendidikan yang
dikembangkan harus mampu bertahan
hidup. Mampu menguasai kegiatan
secara efisien, dan Mampu
meningkatkan efektifitas kinerja dalam
hidup
15. John Dewey (1859-1952)
Pendidik asal Amerika
1. Pendidikan merupakan proses sosial dimana
anggota masyarakat yang belum matang diajak ikut
berpartisipasi dalam masyarakat.
2. Tujuan Pendidikan adalah memberikan kontribusi
dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang,
melalui pengalaman dan pemecahan masalah yg
berlangsung secara reflektif.
3. Metode Reflektif merupakan metode ilmiah yg
berlangsung dengan langkah-langkah. Pembelajar
mempunyai pengalaman langsung dari
keterlibatannya dalam suatu kegiatan yang
diminatinya.
16. John Dewey (1859-1952)
Pendidik asal Amerika
4. Berdasarkan pengalaman tersebut
pembelajar mempunyai masalah khusus yang
merangsang pikirannya. Pembelajar
mempunyai atau mencari informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah
tersebut.
5. Pembelajar mengembangkan berbagai
kemungkinan dan solusi tentatif untuk
Memecahkan masalah. Pembelajar menguji
kemungkinan dengan jalan menerapkannya
untuk Memecahkan masalah.
17. Ivan Illich (1926-1990)
Pendidik asal New York, Amerika
1. Masyarakat di sekolah membelenggu
perkembangan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat dibebaskan dari sekolah
karena belajar sepanjang hayat.
2. Belajar sebenarnya berlangsung di luar
sekolah tanpa arahan pembelajar Objek
pendidikan (sumber pengetahuan
diperoleh) adalah
perpustakaan,workshop, galeri seni dan
lain sebagainya)
18. Paulo Freire ( ? -1997)
Pendidik asal Brasil
1. Tujuan pendidikan adalah pembebasan
permanen yang berlangsung 2 tahap.
Pertama tahap kesadaran akan penindasan.
2. Kedua tahap membangun kemantapan
dengan aksi budaya ang membebaskan.
Freire prihatin adanya kesenjangan antara
yang kaya dan yang miskin.
3. Sekolah telah menjadi elitis dan terisolasi dari
masyarakat dan kemudian dibawa ke
program pembelajaran dan akhirnya kembali
ke realitas nyata deng paksis baru.
19. Ki Hajar Dewantara (1889 -1959)
Pendidik asal Indonesia
1. Setiap orang berhak untuk mengatur
dirinya, oleh karena itu, Pembelajaran
harus mendidik anak menjadi manusia
yang merdeka batin, pikiran dan
tenaga.
2. Pengajaran jangan terlampau
mengutamakan kecerdasan pikiran
karena hal itu dapat memisahkan
orang terpelajar dengan rakyat
20. PENDAPAT TERSEBUT
BERKESIMPILAN
1. Pendidikan dan pembelajaran memang
dikehendaki tidak mengandung
pengkebirian atau kungkungan bagi
pembelajar dan pebelajar.
2. Pendidikan dan pembelajaran
menghendaki kebebasan berekspresi
sesuai dengan karakteristik yang beragam
dari pebelajar. Yang menjadi pertanyaan
21.
22. 1. Merdeka dalam belajar merupakan bentuk
pengembangan model pembelajaran
konstruktivistik.
2. Pembelajaran konstruktivitis yang menganut
kebebasan dalam belajar ditinjau dari cara
belajar, strategi atau metode pada proses
pembelajaran merupakan bentuk proses
pembelajaran dengan kesemerawutan dengan
menjunjung tinggi hak dan kewajiban dari
pembelajar dan pebelajar
23. Merdeka belajar merupakan bentuk
belajar yang mengedepankan
kebebasan berpikir setiap
pembelajar maupun pebelajar,
kreativitas belajar dengan bertolak
dari pendidikan sepanjang hayat
dan belajar dimanapun, dan
keberagaman berpikir
24. 1. Memberikan kebebasan pada pengajar dalam
merancang pembelajarannya.
2. Desain pembelajaran dibuat sesingkat mungkin sekedar
memberi petunjuk kepada siswa
3. Menentukan metode atau strategi pembelajarannya
sesuai dengan yang dibutuhkan
MERDEKA BELAJAR
25. 4. Menentukan kemampuan siswa dalam penguasaan
kompetensinya (meluluskan atau tidak meluluskan)
5. Mengatur lingkungan belajar sesuai kebutuhan
belajarnya
MERDEKA BELAJAR