SlideShare a Scribd company logo
APPOARCH OF SUPERVISION
EDUCATION, ACADEMIC POSITIONS, AWARDS
AND PUBLICATIONS OF TEACHER
By :
LUTFI
NIM. 17171 / 2010
ADMINISTRATION OF EDUCATION
FACULTY OF EDUCATION
PADANG STATE UNIVERSITY
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas ini dengan penuh kejujuran. Shalawat beserta salam juga penulis sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, sosok Nabi yang sikap dan tingkah lakunya dapat
kita jadikan teladan untuk hidup didunia ini.
Alhamdulillah, Pembuatan Tugas ini terlaksana atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Rusdinal M.Pd. yang telah
membimbing penulis dalam Mata kuliah Pendekatan Supervisi.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan Tulisam ini.
Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk evaluasi dan
penyempurnaan. Semoga Tugas ini bermanfaat dan berguna untuk kita semua,
terutama bagi penulis sendiri. Amin.
Padang, Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu akan terwujud jika
semua kalangan akademika secara sadar berkomitmen menjalankan prinsip-
prinsip pendidikan.
Salah satu unsur yang paling bertanggungjawab dalam mewujudkan
tujuan pendidikan berada ditangan pendidik. Menurut UU No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1 : “Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, dasar, dan menengah. Jika dilihat dari fakta yang terjadi
dilapangan masih ada sebagian oknum guru yang tidak bekerja sesuai dengna
ketentuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pendidikan hanya akan menjadi cacatan dalam kertas jika
kompetensi guru tidak selaras dengan perkembangan teknologi yang begitu
pesat. Sesuai data dari sekretaris BNSP, secara rasional jumlah guru SD tidak
layak mengajar mencapai 609.217 orang atau sekitar 49,3 persen dari seluruh
tenaga pendidik di Indonesia.” (KOMPAS, 1 April 2009). Hal ini tidak bisa
dibiarkan, harus ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
permasalahan ini.
Menurut Sanusi (2006:203), “Guru belum dapat diandalkan dalam
berbagai aspek kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki : keahlian
dalam isindari bidang studi, pedagogis, didaktik, dan metodik, keahlian
pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antar
sesama guru, dan tenaga kependidikan lain”. Untuk itu perlu adanya usaha
yang serius yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kompetensi
guru disekolah. Salah satu cara untuk membantu guru yang mempunyai
masalah dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan supervisi.
Supervisi yang baik diharapkan akan membantu meningkatkan kompetensi
guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Guru Ideal
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru
diartikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar
dan menengah”. Untuk itu Indonesia membutuhkan Tenaga Pendidik yang
profesional untuk meningkatkan tujuan pendidikan.
Guru dikatakan ideal apabila telah memnuhi standar kompetensi Guru.
Adapun standar kompetensi guru yang dapat dijadikan pedoman tertuang
dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru,
yaitu kompetensi kepribadian, sosial, pedagogi dan profesional. Selain itu
dalam permendiknas tersebut juga dijelaskan bahwa Kualifikasi akademik
guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA minimum diploma empat (D-4) atau
sarjana (S-1). Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru
Dalam melakukan tugasnya guru bukanlah sebatas kata-kata, akan
tetapi juga dalam bentuk perilaku, tindakan, dan contoh-contoh (Syaiful
Sagala : 2011). Dengan kompetensi yang dimilikinya seorang Guru
diharapkan mampu membentuk watak peserta didik kearah yang lebih.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita simpulkan, guru dikatan ideal
apabila sudah memahami dan mampu menerapkan ke empat standar
kompetensi guru.
B. Fakta dan Data Guru Indonesia.
Menurut Anis Baswedan Ph.D Guru merupakan garda terdepan dalam
peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Untuk itu guru yang berkualitas
harus dimiliki Indonesia agar tujuan pendidikan mampu direalisasikan dengan
baik. Jika kita lihat kondisi guru dilapangan, maka hanya sedikit guru yang
bisa dikatakan profesional. Hal ini dapat kita lihat dari data Ditjen PMPTK
yang menyatakan bahwa, “Hingga 2007 tercatat baru 16,57 persen guru SD
yang berkualifikasi S-1 dan Guru SMP sebanyak 61,31 persen. Dijenjang
pendidikan menengah guru SMA yang berkualifikasi S-1 sebanyak 83,34
persen dan SMK sebesar 77,53 persen.” (KOMPAS, 11 April 2009).
Menurut Sanusi (2007 : 11), “Guru belum dapat diandalkan dalam
berbagai aspek kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki : keahlian
dalam isi dari bidang studi, pedagogis, diadktik, dan metodik, keahlian pribadi
dan sosial, khusunya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antar sesama guru,
dan tenaga kependidikan yang lain.” Selain masalah kualifikasi yang harus
dipenuhi oleh Guru, masalah lain yang menjadi tanggung jawab pemerintah
adalah belum layaknya seorang guru dalam mengajar peserta didiknya. Hal ini
sesuai dengan data dari Sekretaris BNSP, secara rasional jumlah guru SD yang
tidak layak mengajar mencapai 609.217 orang atau sekitar 49,3 persen dari
seluruh tenaga pendidik di Indonesia.” (KOMPAS, 1 April 2009)
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidkan harus bertanggung
jawab untuk menjamin kesejahterahan guru, karena imposible kinerja guru
akan baik jika kesejahterahannya tidak dijamin. Kesejahterahan tidak hanya
dari segi finansial untuk memenuhi biaya hidup, tetapi juga dari segi akademik
guru tersebut. Fenomena ini dapat kita pelajari dalam kasus yang terjadi di
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, “Guru tidak
dapat melanjutkan ke jenjang S-1 disebabkan dana yang mereka miliki sangat
terbatas sehingga dana yang tersedia lebih baim digunakan untuk membiayai
sekolah anak-anak mereka.” (KOMPAS, 4 April 2009).
Menurut Jejen Mustafa (2011 : 5), “Jika mutu guru rendah, maka
mereka akan sulit dan/atau kalah berkompetensi dengan guru yang lebih
bermutu, sehingga berakibat hilangnya kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi mereka. Sekitar 77,85 persen, guru disekolah dasar tidak layak
menjadi guru karena pendidikannya tidak memenuhi syarat. Selain itu
penugasan terhadap materi pelajaran yang diajarkan kepada muridnya juga
lemah (KOMPAS, 27 Oktober 2009).
Berdasarkan data yang dijelaskan diatas, maka dapat dikatan masih ada
sebagian guru di Indonesia yang belum memenuhi Standar Kualifikasi dan
kompetensi yang diharuskan. Namun dari semua data tersebut, bukan berarti
tidak ada guru yang bekerja dengan baik. Contoh guru yang ideal dapat kita
pelajari dari seorang Guru Bahasa Inggris – MTs Baabussalam, Bandung.
Manik sangat terpukul manakala kejujuran dikebiri . Dia menemukan
kecurangan dalam Ujian Nasional pada 2007. Salah satu bentuknya adalah
ketika murid diminta untuk datang lebih pagi, kemudian mereka dibagikan
jawaban soal-soal UN. Manik secara tegas melawan kecurangna tersebut,
(Apa yang berbeda dari guru Hebat : 2009)
C. Faktor penyebab rendahnya Kompetensi guru.
Kompetensi guru yang rendah juga disebkan mutu pendidikan yang
rendah. Untuk itu perlu kita ketahui Rendahnya mutu pendidikan Indonesia
yang secara umum tidak terlepas dari faktor lain yang mempengaruhinya.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan adalah
lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Hasil survey Indonesia Legal
Roundtabel tentang Indeks persepsi negara hukum Indonesia tahun 2012 :
Indonesia mendapatkan poin 4,72 (skala 1-10). Sementara independensi
kekuasaan kehakiman (4,72). Hal ini tentu berkaitan dengan penegakan
hukum disegala aspek pemerintah termasuk pada penegakan hukum diduniua
pendidikan. Sehingga hal ini dapat menurunkan kualitas pendidikan indonesia.
Berikut ini faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
Indonesia adalah :
1. Lemahnya penegakan Hukum
a. Masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan para pengambil
keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat kita lihat dari
bukti korupsi dilapangan. Banyaknya dana pendidikan yang dikorupsi
oleh oknuk-oknum yang tidak bertanggung jawab.
b. Lemahnya pemberian sanksi untuk oknum yang melanggar hukum.
Kedisiplinan terhadap aturan dapat berpengaruh terhadap sikap
seseorang dalam menjalankan tugasnya. Maka jika sanksi yang
diberikan tidak mampu memberikan efek jera, maka sanksi tersebut
terlalu ringan untuk dijalankan.
2. Lemahnya Pengawasan Pendidikan.
a. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendidikan
Sumatera Barat, disampaikan bahwa masih banyak Kepala Sekolah
yang diangkat tidak berdasarkan Standar Kompetensi Permendikas No.
16 tahun 2007. Hal ini disebakan lemahnya pengawasan Para
Pengawas sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Bahwa
Kepala sekolah yang tidak memenuhi Standar tidak dievaluasi dengan
Tegas.
b. Pengawas yang sengaja melanggar peraturan. Lemahnya mutu
pendidikan di Indonesia juga disebabkan para pengawas yang notabene
mengawasi pendidikan yang bertanggung jawab, justru mereka sendiri
yang melanggar peraturan tersebut. Sehingga penegakan hukum tidak
berjalan sebagaiman mestinya.
3. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab Civitas pendidikan. akan
pentingnya arti pendidikan.
a. Pemerintahan
Kurangnya kesadaran para pemangku jabatan dapat dilihat dari
perekrutan tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya. Selain itu para pegawai di dinas pendidikan yang notabene
memastikan jalannya sistem pendidikan disuatu daerah/kota justru
tidak memahami apa tupoksi mereka sendiri. Banyak kita temukan
bahwa kualifikasi mereka yang tidak sesuai dengan bidang ilmu yang
mereka garap di institusi pendidikan tersebut.
b. Pengawas Sekolah
Kurangnya kesadaran para pengawas dalam melakukan pengawasan
dan supervisi juga berdampak pada mutu pendidikan. Jika mereka
tidak menjalankan fungsi pengawasan maka mutu pendidikan yang
dicita-citakan hanya sebatas wacana. Pengawasan dilakukan hanya
sebatas syarat tidak pada substansi dari tujuan pengawasan tersebut.
Sehingga tidak diketahui mana guru yang harus disupervisi.
c. Kepala Sekolah
Fakta dilapangan juga menunjukkan bahwa banyak kepala sekolah
yang tidak menjalankan fingsinya sebagai pengawas manajerial dan
pengawas akademik. Tidak terpgrogramnya supervisi sudah cukup
dijadikan bukti bahwa tidak adanya usaha yang tegas dari kepala
sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan bermatabat.
Sehingga peningkatan kompetensi guru sulit diimplementasikan.
d. Guru
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, guru merupakan garda
terdepan dalam pembentukan watak peserta didik yang berkarakter.
Jika guru dengan sengaja tidak menjalankan tugasnya dengan baik,
maka kehancuran dalam dunia pendidikan dapat kita rasakan seperti
sekarang ini. Berdasarkan penelitian mini yang penulis lakukan
terdapat oknum guru yang sengaja tidak mau mengikuti program
supervisi, dan tidak mau introspeksi diri dalam perbaikan belajar-
mengajar. Selain itu rendahnya kompetensi guru juga tidak terlepas
dari permasalahan pribadi yang dihadapi oleh guru tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari data yang mengungkapkan “ Sebanyak 99 persen
guru di Lampung misalnya, telah “tergadaikan” atau berutang di bank-
bank Lampung demi kesejahterahan. Akibatnya para guru sulit
memfokuskan diri untuk menyiapkan kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas. (KOMPAS, 1 April 2009).
D. Solusi untuk meningkatkan Kompetensi Guru
1. Penyetaraan guru berdasarkan kualifikasi ilmunya.
Penyetaraan guru berdasarkan kualifikasi dapat dilakukan dengan
memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan kualifikasi
pendidikannya. Contoh guru yang berkualifikasi S1 diberikan beasiswa
untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2.
2. Memberikan pelatihan kompetensi kepada Guru.
Menurut Jejen Mustafa (2011 : 61) Pelatihan emberikan pengaruh yang
sangat signifikan terhadap efektifitas sekolah. Pelatihanmemberikan
kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap baru yang , mengubah perilakunya, yang pada akhirnya akan
meningkatkan prestasi belajar. Untuk itu dapat dilakukan sebagai salah
satu solusi untuk meningkatkan kompetensi guru. Adapun pelatihan yang
diberikan berdasarkan kebutuhn guru yang bersangkutan.
3. Meningkatkan kesejahterahan guru.
Kesejahterahan guru merupakan salah satu poin terpenting dalam
meningkatkan kulitas mengajar guru. Dalam sebuah wawancara disalah
satu telvisi swasta, anis baswedan menjelaskan. “impossible mutu
pendidikan akan naik jika kesejahterahan gurunya tidak dijamin.”
4. Memberikan Supervisi pendidikan
Supervisi merupakan upaya yang diberikan supervisor untuk membantu
guru dalam menigkatkan kompetensinya. Hal inilah yang harus menjadi
perhatian utama bagi supervisor dan pengawas sekolah. Guru yang
memiliki kompetensi yang rendah harus diberikan supervisi yang tepat dan
dilakukan secara kontinue.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi mini yang penulis lakukan maka dapat
disimpulkan :
1. Belum ada upaya yang serius yang dilakukan oleh Kepalas Sekolah dalam
melakukan supervisi yang baik.
2. Supervisi belum dijalankan dengan baik.
3. Supervisi tidak berjalan dengan baik juga disebabkan oleh kemauan guru
yang kurang dalam meningkatkan kompetensi diri.
4. Kendala yang dihadapi dalam menjalankan supervisi adalah kurangnya
kesadaran kepala sekolah dan guru tentang konsep supervisi pembelajaran
khususnya, dan supervisi pendidikan umumnya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :
1. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota padang agar serius mengawasi
pekerjaan bawahan, dan memberikan sanksi kepada oknum yang sengaja
melalaikan tugasnya.
2. Pengawas sekolah yang ditugaskan secara fungsional lebih serius dalam
menjalankan tugasnya sebagai pengawas sekolah.
3. Kepada kepala sekolah agar dapat menjalankan program supervisi yang
telah dirancang, sehingga dapat diketahui kompetensi apa yang harus
diperbaiki pada masing-masing guru.
4. Kepada guru yang disupervisi agar bersedia dan berkomitmen untuk
mengikuti program supervisi, karena garda terdepan dalam meningkatkan
kualitas murid disekolah nerada ditangan guru tersebut.

More Related Content

What's hot

Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Nurrahmah Fitria
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikanDwi Halimasari
 
Laporan diskusi tentang pendidikan
Laporan diskusi tentang pendidikanLaporan diskusi tentang pendidikan
Laporan diskusi tentang pendidikanworodyah
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiaayu02
 
Permasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab VPermasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab VSusi Novita
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
Pedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiPedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiAgiefh header
 
Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianDina Nofirna (UNP)
 
Tugas pip rini
Tugas pip riniTugas pip rini
Tugas pip rini
Rini de Lopez
 
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannyaPenyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya worodyah
 
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranPermasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranWidya Lylaxoe
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
 
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanMembangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
AmalinaAzizah
 
Rendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docxRendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docxikasaputri
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
muhammadsucahyo
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Ady Setiawan
 

What's hot (19)

Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikan
 
Laporan diskusi tentang pendidikan
Laporan diskusi tentang pendidikanLaporan diskusi tentang pendidikan
Laporan diskusi tentang pendidikan
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Permasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab VPermasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab V
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Pedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiPedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upi
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non Penelitian
 
Tugas pip rini
Tugas pip riniTugas pip rini
Tugas pip rini
 
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannyaPenyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranPermasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
 
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanMembangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
 
Rendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docxRendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docx
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
 

Viewers also liked

Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembanganpramithasari27
 
Grup permutasi 1
Grup permutasi 1Grup permutasi 1
Grup permutasi 1pramithasari27
 
Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
Nona Nurfiah
 
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiaPeranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiapramithasari27
 

Viewers also liked (7)

Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Hak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guruHak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guru
 
Belajar
BelajarBelajar
Belajar
 
Grup permutasi 1
Grup permutasi 1Grup permutasi 1
Grup permutasi 1
 
Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
 
Ppt suku banyak
Ppt suku banyakPpt suku banyak
Ppt suku banyak
 
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusiaPeranan komunikasi dalam kehidupan manusia
Peranan komunikasi dalam kehidupan manusia
 

Similar to Fakta Guru di Indonesia

APPOARCH OF SUPERVISION
APPOARCH OF SUPERVISIONAPPOARCH OF SUPERVISION
APPOARCH OF SUPERVISION
Lutfi Koto
 
7023 14799-1-sm
7023 14799-1-sm7023 14799-1-sm
7023 14799-1-sm
deky11
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
Syaza Mohd Sabri
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMustika K
 
proposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docxproposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docx
pionarihandayani
 
proposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docxproposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docx
pionarihandayani
 
Kompetensi guru
Kompetensi  guruKompetensi  guru
Kompetensi guru
Dhek Prasetya
 
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanPelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanJerry Makawimbang
 
Bab I
Bab I Bab I
Bab I
Qomar ElSasaky
 
Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati Rahman
 
Transformasi kepsek iklim guru
Transformasi kepsek  iklim guruTransformasi kepsek  iklim guru
Transformasi kepsek iklim guru
Chaing Saing
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja 2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja University of Nusa Cendana
 
PPT Bobby Fahreza.pptx
PPT Bobby Fahreza.pptxPPT Bobby Fahreza.pptx
PPT Bobby Fahreza.pptx
FAHREZAMUSIKOFFICIAL
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
Septian Muna Barakati
 
Tugas 4 tik
Tugas 4 tikTugas 4 tik
Tugas 4 tik
kikinursyaa
 
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docxProposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
GsbwBondowoso
 

Similar to Fakta Guru di Indonesia (20)

APPOARCH OF SUPERVISION
APPOARCH OF SUPERVISIONAPPOARCH OF SUPERVISION
APPOARCH OF SUPERVISION
 
7023 14799-1-sm
7023 14799-1-sm7023 14799-1-sm
7023 14799-1-sm
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
proposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docxproposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docx
 
proposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docxproposal pionari OK (3).docx
proposal pionari OK (3).docx
 
Kompetensi guru
Kompetensi  guruKompetensi  guru
Kompetensi guru
 
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanPelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
 
Bab I
Bab I Bab I
Bab I
 
Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1
 
Transformasi kepsek iklim guru
Transformasi kepsek  iklim guruTransformasi kepsek  iklim guru
Transformasi kepsek iklim guru
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
 
Karya ilmiah5
Karya ilmiah5Karya ilmiah5
Karya ilmiah5
 
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja 2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
 
PPT Bobby Fahreza.pptx
PPT Bobby Fahreza.pptxPPT Bobby Fahreza.pptx
PPT Bobby Fahreza.pptx
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
Tugas 4 tik
Tugas 4 tikTugas 4 tik
Tugas 4 tik
 
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docxProposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
Proposal Pengaruh kepemimpinan.docx (1).docx
 
Ldp
LdpLdp
Ldp
 

More from Lutfi Koto

Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...
Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...
Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...
Lutfi Koto
 
Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...
Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...
Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...
Lutfi Koto
 
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Lutfi Koto
 
LUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARANLUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Lutfi Koto
 
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARANLUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
Lutfi Koto
 
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARANTEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
Lutfi Koto
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
Lutfi Koto
 
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKANRUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Lutfi Koto
 
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
Lutfi Koto
 
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARANPERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
Lutfi Koto
 
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJARPEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
Lutfi Koto
 
MOTIVASI DALAM BELAJAR
MOTIVASI DALAM BELAJARMOTIVASI DALAM BELAJAR
MOTIVASI DALAM BELAJAR
Lutfi Koto
 
KREATIVITAS DALAM BELAJAR
KREATIVITAS DALAM BELAJARKREATIVITAS DALAM BELAJAR
KREATIVITAS DALAM BELAJAR
Lutfi Koto
 
KONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
KONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKANKONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
KONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Lutfi Koto
 
KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJARKEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
Lutfi Koto
 
INTELENGENSI DAN BELAJAR
INTELENGENSI DAN BELAJARINTELENGENSI DAN BELAJAR
INTELENGENSI DAN BELAJAR
Lutfi Koto
 
BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
BAKAT DALAM PROSES BELAJARBAKAT DALAM PROSES BELAJAR
BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
Lutfi Koto
 
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN U...
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN  MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN  U...UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN  MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN  U...
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN U...
Lutfi Koto
 
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYABUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
Lutfi Koto
 
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Klasifikasi Strategi PembelajaranKlasifikasi Strategi Pembelajaran
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Lutfi Koto
 

More from Lutfi Koto (20)

Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...
Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...
Pengelolaan Pembelajaran Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang - Present...
 
Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...
Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...
Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Administrasi Pendidikan Universitas Negeri P...
 
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
 
LUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARANLUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN
 
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARANLUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
LUTFI KOTO : KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
 
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARANTEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKANRUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
 
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARANPERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
 
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJARPEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
 
MOTIVASI DALAM BELAJAR
MOTIVASI DALAM BELAJARMOTIVASI DALAM BELAJAR
MOTIVASI DALAM BELAJAR
 
KREATIVITAS DALAM BELAJAR
KREATIVITAS DALAM BELAJARKREATIVITAS DALAM BELAJAR
KREATIVITAS DALAM BELAJAR
 
KONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
KONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKANKONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
KONSEP DASAR SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJARKEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
KEJENUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
 
INTELENGENSI DAN BELAJAR
INTELENGENSI DAN BELAJARINTELENGENSI DAN BELAJAR
INTELENGENSI DAN BELAJAR
 
BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
BAKAT DALAM PROSES BELAJARBAKAT DALAM PROSES BELAJAR
BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
 
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN U...
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN  MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN  U...UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN  MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN  U...
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAN MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN U...
 
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYABUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
BUDAYA MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
 
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Klasifikasi Strategi PembelajaranKlasifikasi Strategi Pembelajaran
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
 

Recently uploaded

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 

Fakta Guru di Indonesia

  • 1. APPOARCH OF SUPERVISION EDUCATION, ACADEMIC POSITIONS, AWARDS AND PUBLICATIONS OF TEACHER By : LUTFI NIM. 17171 / 2010 ADMINISTRATION OF EDUCATION FACULTY OF EDUCATION PADANG STATE UNIVERSITY 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas ini dengan penuh kejujuran. Shalawat beserta salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sosok Nabi yang sikap dan tingkah lakunya dapat kita jadikan teladan untuk hidup didunia ini. Alhamdulillah, Pembuatan Tugas ini terlaksana atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Rusdinal M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam Mata kuliah Pendekatan Supervisi. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan Tulisam ini. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk evaluasi dan penyempurnaan. Semoga Tugas ini bermanfaat dan berguna untuk kita semua, terutama bagi penulis sendiri. Amin. Padang, Mei 2014 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang bermutu akan terwujud jika semua kalangan akademika secara sadar berkomitmen menjalankan prinsip- prinsip pendidikan. Salah satu unsur yang paling bertanggungjawab dalam mewujudkan tujuan pendidikan berada ditangan pendidik. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 : “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah. Jika dilihat dari fakta yang terjadi dilapangan masih ada sebagian oknum guru yang tidak bekerja sesuai dengna ketentuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan hanya akan menjadi cacatan dalam kertas jika kompetensi guru tidak selaras dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Sesuai data dari sekretaris BNSP, secara rasional jumlah guru SD tidak layak mengajar mencapai 609.217 orang atau sekitar 49,3 persen dari seluruh tenaga pendidik di Indonesia.” (KOMPAS, 1 April 2009). Hal ini tidak bisa dibiarkan, harus ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan ini.
  • 4. Menurut Sanusi (2006:203), “Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki : keahlian dalam isindari bidang studi, pedagogis, didaktik, dan metodik, keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antar sesama guru, dan tenaga kependidikan lain”. Untuk itu perlu adanya usaha yang serius yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru disekolah. Salah satu cara untuk membantu guru yang mempunyai masalah dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan supervisi. Supervisi yang baik diharapkan akan membantu meningkatkan kompetensi guru.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Guru Ideal Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru diartikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah”. Untuk itu Indonesia membutuhkan Tenaga Pendidik yang profesional untuk meningkatkan tujuan pendidikan. Guru dikatakan ideal apabila telah memnuhi standar kompetensi Guru. Adapun standar kompetensi guru yang dapat dijadikan pedoman tertuang dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru, yaitu kompetensi kepribadian, sosial, pedagogi dan profesional. Selain itu dalam permendiknas tersebut juga dijelaskan bahwa Kualifikasi akademik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1). Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru Dalam melakukan tugasnya guru bukanlah sebatas kata-kata, akan tetapi juga dalam bentuk perilaku, tindakan, dan contoh-contoh (Syaiful Sagala : 2011). Dengan kompetensi yang dimilikinya seorang Guru diharapkan mampu membentuk watak peserta didik kearah yang lebih. Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita simpulkan, guru dikatan ideal apabila sudah memahami dan mampu menerapkan ke empat standar kompetensi guru.
  • 6. B. Fakta dan Data Guru Indonesia. Menurut Anis Baswedan Ph.D Guru merupakan garda terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Untuk itu guru yang berkualitas harus dimiliki Indonesia agar tujuan pendidikan mampu direalisasikan dengan baik. Jika kita lihat kondisi guru dilapangan, maka hanya sedikit guru yang bisa dikatakan profesional. Hal ini dapat kita lihat dari data Ditjen PMPTK yang menyatakan bahwa, “Hingga 2007 tercatat baru 16,57 persen guru SD yang berkualifikasi S-1 dan Guru SMP sebanyak 61,31 persen. Dijenjang pendidikan menengah guru SMA yang berkualifikasi S-1 sebanyak 83,34 persen dan SMK sebesar 77,53 persen.” (KOMPAS, 11 April 2009). Menurut Sanusi (2007 : 11), “Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki : keahlian dalam isi dari bidang studi, pedagogis, diadktik, dan metodik, keahlian pribadi dan sosial, khusunya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antar sesama guru, dan tenaga kependidikan yang lain.” Selain masalah kualifikasi yang harus dipenuhi oleh Guru, masalah lain yang menjadi tanggung jawab pemerintah adalah belum layaknya seorang guru dalam mengajar peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan data dari Sekretaris BNSP, secara rasional jumlah guru SD yang tidak layak mengajar mencapai 609.217 orang atau sekitar 49,3 persen dari seluruh tenaga pendidik di Indonesia.” (KOMPAS, 1 April 2009) Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidkan harus bertanggung jawab untuk menjamin kesejahterahan guru, karena imposible kinerja guru akan baik jika kesejahterahannya tidak dijamin. Kesejahterahan tidak hanya dari segi finansial untuk memenuhi biaya hidup, tetapi juga dari segi akademik guru tersebut. Fenomena ini dapat kita pelajari dalam kasus yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, “Guru tidak dapat melanjutkan ke jenjang S-1 disebabkan dana yang mereka miliki sangat terbatas sehingga dana yang tersedia lebih baim digunakan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka.” (KOMPAS, 4 April 2009).
  • 7. Menurut Jejen Mustafa (2011 : 5), “Jika mutu guru rendah, maka mereka akan sulit dan/atau kalah berkompetensi dengan guru yang lebih bermutu, sehingga berakibat hilangnya kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Sekitar 77,85 persen, guru disekolah dasar tidak layak menjadi guru karena pendidikannya tidak memenuhi syarat. Selain itu penugasan terhadap materi pelajaran yang diajarkan kepada muridnya juga lemah (KOMPAS, 27 Oktober 2009). Berdasarkan data yang dijelaskan diatas, maka dapat dikatan masih ada sebagian guru di Indonesia yang belum memenuhi Standar Kualifikasi dan kompetensi yang diharuskan. Namun dari semua data tersebut, bukan berarti tidak ada guru yang bekerja dengan baik. Contoh guru yang ideal dapat kita pelajari dari seorang Guru Bahasa Inggris – MTs Baabussalam, Bandung. Manik sangat terpukul manakala kejujuran dikebiri . Dia menemukan kecurangan dalam Ujian Nasional pada 2007. Salah satu bentuknya adalah ketika murid diminta untuk datang lebih pagi, kemudian mereka dibagikan jawaban soal-soal UN. Manik secara tegas melawan kecurangna tersebut, (Apa yang berbeda dari guru Hebat : 2009) C. Faktor penyebab rendahnya Kompetensi guru. Kompetensi guru yang rendah juga disebkan mutu pendidikan yang rendah. Untuk itu perlu kita ketahui Rendahnya mutu pendidikan Indonesia yang secara umum tidak terlepas dari faktor lain yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan adalah lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Hasil survey Indonesia Legal Roundtabel tentang Indeks persepsi negara hukum Indonesia tahun 2012 : Indonesia mendapatkan poin 4,72 (skala 1-10). Sementara independensi kekuasaan kehakiman (4,72). Hal ini tentu berkaitan dengan penegakan hukum disegala aspek pemerintah termasuk pada penegakan hukum diduniua pendidikan. Sehingga hal ini dapat menurunkan kualitas pendidikan indonesia.
  • 8. Berikut ini faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan Indonesia adalah : 1. Lemahnya penegakan Hukum a. Masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan para pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat kita lihat dari bukti korupsi dilapangan. Banyaknya dana pendidikan yang dikorupsi oleh oknuk-oknum yang tidak bertanggung jawab. b. Lemahnya pemberian sanksi untuk oknum yang melanggar hukum. Kedisiplinan terhadap aturan dapat berpengaruh terhadap sikap seseorang dalam menjalankan tugasnya. Maka jika sanksi yang diberikan tidak mampu memberikan efek jera, maka sanksi tersebut terlalu ringan untuk dijalankan. 2. Lemahnya Pengawasan Pendidikan. a. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendidikan Sumatera Barat, disampaikan bahwa masih banyak Kepala Sekolah yang diangkat tidak berdasarkan Standar Kompetensi Permendikas No. 16 tahun 2007. Hal ini disebakan lemahnya pengawasan Para Pengawas sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Bahwa Kepala sekolah yang tidak memenuhi Standar tidak dievaluasi dengan Tegas. b. Pengawas yang sengaja melanggar peraturan. Lemahnya mutu pendidikan di Indonesia juga disebabkan para pengawas yang notabene mengawasi pendidikan yang bertanggung jawab, justru mereka sendiri yang melanggar peraturan tersebut. Sehingga penegakan hukum tidak berjalan sebagaiman mestinya.
  • 9. 3. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab Civitas pendidikan. akan pentingnya arti pendidikan. a. Pemerintahan Kurangnya kesadaran para pemangku jabatan dapat dilihat dari perekrutan tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Selain itu para pegawai di dinas pendidikan yang notabene memastikan jalannya sistem pendidikan disuatu daerah/kota justru tidak memahami apa tupoksi mereka sendiri. Banyak kita temukan bahwa kualifikasi mereka yang tidak sesuai dengan bidang ilmu yang mereka garap di institusi pendidikan tersebut. b. Pengawas Sekolah Kurangnya kesadaran para pengawas dalam melakukan pengawasan dan supervisi juga berdampak pada mutu pendidikan. Jika mereka tidak menjalankan fungsi pengawasan maka mutu pendidikan yang dicita-citakan hanya sebatas wacana. Pengawasan dilakukan hanya sebatas syarat tidak pada substansi dari tujuan pengawasan tersebut. Sehingga tidak diketahui mana guru yang harus disupervisi. c. Kepala Sekolah Fakta dilapangan juga menunjukkan bahwa banyak kepala sekolah yang tidak menjalankan fingsinya sebagai pengawas manajerial dan pengawas akademik. Tidak terpgrogramnya supervisi sudah cukup dijadikan bukti bahwa tidak adanya usaha yang tegas dari kepala sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan bermatabat. Sehingga peningkatan kompetensi guru sulit diimplementasikan.
  • 10. d. Guru Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, guru merupakan garda terdepan dalam pembentukan watak peserta didik yang berkarakter. Jika guru dengan sengaja tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka kehancuran dalam dunia pendidikan dapat kita rasakan seperti sekarang ini. Berdasarkan penelitian mini yang penulis lakukan terdapat oknum guru yang sengaja tidak mau mengikuti program supervisi, dan tidak mau introspeksi diri dalam perbaikan belajar- mengajar. Selain itu rendahnya kompetensi guru juga tidak terlepas dari permasalahan pribadi yang dihadapi oleh guru tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data yang mengungkapkan “ Sebanyak 99 persen guru di Lampung misalnya, telah “tergadaikan” atau berutang di bank- bank Lampung demi kesejahterahan. Akibatnya para guru sulit memfokuskan diri untuk menyiapkan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. (KOMPAS, 1 April 2009). D. Solusi untuk meningkatkan Kompetensi Guru 1. Penyetaraan guru berdasarkan kualifikasi ilmunya. Penyetaraan guru berdasarkan kualifikasi dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya. Contoh guru yang berkualifikasi S1 diberikan beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2. 2. Memberikan pelatihan kompetensi kepada Guru. Menurut Jejen Mustafa (2011 : 61) Pelatihan emberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektifitas sekolah. Pelatihanmemberikan kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru yang , mengubah perilakunya, yang pada akhirnya akan
  • 11. meningkatkan prestasi belajar. Untuk itu dapat dilakukan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kompetensi guru. Adapun pelatihan yang diberikan berdasarkan kebutuhn guru yang bersangkutan. 3. Meningkatkan kesejahterahan guru. Kesejahterahan guru merupakan salah satu poin terpenting dalam meningkatkan kulitas mengajar guru. Dalam sebuah wawancara disalah satu telvisi swasta, anis baswedan menjelaskan. “impossible mutu pendidikan akan naik jika kesejahterahan gurunya tidak dijamin.” 4. Memberikan Supervisi pendidikan Supervisi merupakan upaya yang diberikan supervisor untuk membantu guru dalam menigkatkan kompetensinya. Hal inilah yang harus menjadi perhatian utama bagi supervisor dan pengawas sekolah. Guru yang memiliki kompetensi yang rendah harus diberikan supervisi yang tepat dan dilakukan secara kontinue.
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan observasi mini yang penulis lakukan maka dapat disimpulkan : 1. Belum ada upaya yang serius yang dilakukan oleh Kepalas Sekolah dalam melakukan supervisi yang baik. 2. Supervisi belum dijalankan dengan baik. 3. Supervisi tidak berjalan dengan baik juga disebabkan oleh kemauan guru yang kurang dalam meningkatkan kompetensi diri. 4. Kendala yang dihadapi dalam menjalankan supervisi adalah kurangnya kesadaran kepala sekolah dan guru tentang konsep supervisi pembelajaran khususnya, dan supervisi pendidikan umumnya. B. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah : 1. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota padang agar serius mengawasi pekerjaan bawahan, dan memberikan sanksi kepada oknum yang sengaja melalaikan tugasnya. 2. Pengawas sekolah yang ditugaskan secara fungsional lebih serius dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas sekolah. 3. Kepada kepala sekolah agar dapat menjalankan program supervisi yang telah dirancang, sehingga dapat diketahui kompetensi apa yang harus diperbaiki pada masing-masing guru.
  • 13. 4. Kepada guru yang disupervisi agar bersedia dan berkomitmen untuk mengikuti program supervisi, karena garda terdepan dalam meningkatkan kualitas murid disekolah nerada ditangan guru tersebut.