EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHzahra_khusnul
Dalam sebuah sekolah, kita perlu yang namanya manajemen yang bermutu.
manajemen yang bermutu bisa di ciptakan jika bagaimana efektivitas, efisien, dan produktif manajemen bisa di lakukan.
berikut saya jelaskan bagaimana Efektivitas, Efisiensi, dan produktifitas manajemen mutu berbasis sekolah.
Contoh Merumuskan Capaian Pembelajaran Mata KuliahUwes Chaeruman
Rumusan Capaian Pembelajaran sangat menentukan dalam mendesain suatu pembelajaran. Tulisan ini adalah sekedar contoh cara merumsukan capaian pemeblajaran yang baik.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berbagai macam media pembelajaran yang ada dan dapat diterapkan saat proses pembelajaran. Di sini saya menyajikan jenis-jenis dan karakteristik media pembelajaran.
Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati serta mengamalkan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji, dikehendaki serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat, bangsa dan negara.
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHzahra_khusnul
Dalam sebuah sekolah, kita perlu yang namanya manajemen yang bermutu.
manajemen yang bermutu bisa di ciptakan jika bagaimana efektivitas, efisien, dan produktif manajemen bisa di lakukan.
berikut saya jelaskan bagaimana Efektivitas, Efisiensi, dan produktifitas manajemen mutu berbasis sekolah.
Contoh Merumuskan Capaian Pembelajaran Mata KuliahUwes Chaeruman
Rumusan Capaian Pembelajaran sangat menentukan dalam mendesain suatu pembelajaran. Tulisan ini adalah sekedar contoh cara merumsukan capaian pemeblajaran yang baik.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berbagai macam media pembelajaran yang ada dan dapat diterapkan saat proses pembelajaran. Di sini saya menyajikan jenis-jenis dan karakteristik media pembelajaran.
Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati serta mengamalkan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji, dikehendaki serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranUwes Chaeruman
Media pembelajaran, sejatinya, harus dinyatakan layak terlebih dahulu sebelum digunakan. Oleh karenanya perlu uji mutu. Tulisan ini memberikan acuan tentang instrumen dan cara uji mutu media pembelajaran yang baik, khususnya media audio, video dan multimedia.
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalamSiti Amama
A. Kedudukan Konsep Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses pembelajaran ITM adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik, dipandang dari berbagai disiplin ilmu yang ada dalam pengajaran IPS,
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranUwes Chaeruman
Media pembelajaran, sejatinya, harus dinyatakan layak terlebih dahulu sebelum digunakan. Oleh karenanya perlu uji mutu. Tulisan ini memberikan acuan tentang instrumen dan cara uji mutu media pembelajaran yang baik, khususnya media audio, video dan multimedia.
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalamSiti Amama
A. Kedudukan Konsep Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses pembelajaran ITM adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik, dipandang dari berbagai disiplin ilmu yang ada dalam pengajaran IPS,
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media PembelajaranDedy Wiranto
Teknologi Pendidikan(TP) dirancang untuk membantu memecahkan permasalahan pendidikan, sehinggamampu memberikan manfaat dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Berbagai bentuk pengalaman belajar, baik yang dapat dicapai di dalam kelas maupun di luar kelas dan pesan-pesan pembelajaran, dapat dikemas dengan memperhatikan kaidah serta prinsip teknologi pendidikan. Dengan pemanfaatan teknologi pembelajaan diharapkan pesan pendidikan dapat dikemas lebih sistemik-sistematik baik dalam kemasan fisik maupun maya, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang maupun waktu, sehingga dapat diterima oleh peserta didik dengan baik, mudah, dan meluas, serta menciptakan pendidikan yang menyenangkan, fleksibel dalam dimensi waktu, ruang, serta mengembangkan potensi peserta didik secara individual. Oleh karena itu, kaidah serta prinsipteknologi pendidikan, seharusnya terimplementasikan ke dalam seluruh proses pendidikan mata kuliah /mata pelajaran, pengembangan diri, bahkan menjadi budaya sekolah. Dosen di Perguruan Tinggi dan guru di sekolah perlu mengintegrasikan dimensi-dimensi teknologi pendidikan ke dalam kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam rangka implementasi kaidah serta prinsip teknologi pendidikan ini tentunya masih banyak permasalahan yang terjadi, termasuk penyelenggaraan proses pembelajaran di prodi-prodi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran di perguruan tinggi.
Proposal Kebijakan Distance+E Learning Perguruan Tinggi .By.Djadja Sardjana.0...Djadja Sardjana
Universitas Pendidikan Indonesia,
Sekolah Pasca Sarjana,
Program Studi Administrasi Pendidikan
Tugas Makalah:
“Proposal Kebijakan
E-learning Perguruan Tinggi
dalam Strategi Manajemen Pendidikan”
Kuliah: Analisis Kebijakan Pendidikan (AP901)
Dosen: Prof.Dr.H. Nanang Fattah, M.PD.
Mahasiswa: Djadja Sardjana - 0907904
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Permasalahan Pendidikan Bab V
1. BAB V
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
A. Permasalahan Pokok Pendidikan
B. Keterikatan Antara Jenis Masalah
C. Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya
Masalah Pendidikan
Diketik Oleh : SUSI NOVITA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
STKIP DHARMA BHAKTI LUBUK ALUNG
TAHUN 2012
2. A. Permasalahan pokok pendidikan
Pemerataan
Mutu
Efisien/efektifitas
Relevansi
B. Keterkaitan antara jenis
masalah
C. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
Perkembangan IPTEK & seni
Laju pertumbuhan penduduk
Aspirasi masyarakat
Keterbelakangan budaya & sastra
PERMASALAHAN
PENDIDIKAN
3. Pengertian Masalah Pendidikan
Istilah permasalahan diterjemahkan dari istilah
“problem” (bahasa Inggris) yang berarti : perbedaan
(discrapancy/different) antara sesuatu yang
diharapkan (what should be/ das solen) dengan
sesuatu yang terlihat/ terdapat sebagaimana adanya
(what is/ Das Sain), tentang sesuatu.
Permasalahan adalah “perbedaan/jarak/
kesenjangan antara sesuatu yang dicita-citakan
(idealita) dengan sesuatu yang ternyata ada (realita).
5. 1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
bagi seluruh warga negara memperoleh
pendidikan.
Solusinya adalah dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya , dengan
begini diharapkan pendidikan akan semakin
merata.
6. 2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil
pendidikan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga
mencakup masalah pemerataan mutu
pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam
garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
fisik dan perangkat lunak, personalia, dan
manajemen pendidikan.
7. Ada dua faktor penghambat perbaikan mutu
pendidikan:
gerakan perluasan pendidikan untuk melayani
pemerataan kesempatan pendidikan bagi
rakyat banyak memerlukan penghimpunan
dan pengarahan dana dan daya.
kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat
demikian mempersulit upaya peningkatan
mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu
banyak, tenaga pendidik kurang
kompeten, sarana yang tidak memadai, dan
seterusnya.
8. 3. Masalah Efisiensi Dan Efektivitas
• Masalah efisiensi
Efisiensi bisa dikatakan juga penghematan.
Pendidikan dikatakan efisiensi bila semua
fasilitas pendidikan dimanfaatkan secara
optimal.
Masalah yang sering dihadapi di lapangan
adalah penyelenggaraan pendidikan kurang
memanfaatkan tenaga yang ada, sementara
waktu kurang dimanfaatkan sedemikian rupa
sehingga waktu terbuang sia-sia sedangkan
biaya yang dikeluarkan banyak.
9. Beberapa masalah dalam kaitannya
dengan efisiensi pendidikan antara lain:
Bagaimana memfungsikan tenaga
pendidikan.
Bagaimana sarana dan prasarana
pendidikan digunakan.
Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
Masalah efisiensi dalam memfungsikan
tenaga.
10. • Masalah efektivitas
Efektivitas artinya apa yang direncanakan
terlaksana sesuai yang diharapkan. Dalam
pendidikan masalah efektivitas ini terjadi bila
tidak tercapainya hasil yang diharapkan dari
program pendidikan.
Masalah yang sering terjadi di lapangan
adalah tidak tercapainya tujuan yang
diharapkan dalam pendidikan tersebut.
11. 4. Masalah Relevansi Pendidikan
Pendidikan dikatakan relevan ialah bila sistem
pendidikan dapat menghasilkan output yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Sementara yang terjadi adalah tenaga yang
dihasilkan oleh dunia pendidikan tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Bahkan materi yang diberikan di lembaga
pendidikan tidak terpakai di lapangan kerja.
13. Permasalahan pendidikan pada kenyataannya
tidak berdiri sendiri. Semua permasalahan
pokok pendidikan saling terkait satu sama lain.
Contoh :
Bila pemerataan pendidikan di laksanakan, maka
mutu pendidikan terabaikan, efisiensi akan
bermasalah begitu juga dengan relevansi
pendidikan akan mengalami penurunan.
14. C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERKEMBANGNYA PERMASALAHAN
PENDIDIKAN
15. 1. Perkembangan IPTEK & Seni
• IP (Ilmu Pengetahuan)
Berkembangnya IP (science), baik dalam
bidang sosial, ekonomi, hukum, dan
sebagainya akan membawa masalah dalam
bidang pendidikan.
Contoh: materi/bahan ajar yang terdapat
dalam kurikulum sudah harus
dirubah/disesuaikan.
16. • TEK (Teknologi)
Perkembangan teknologi menjadi masalah
dalam bidang pendidikan. Contoh: teknologi
yang digunakan dalam proses produksi yang
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru.
Persyaratan kerja, kebutuhan tenaga kerja
akan bertambah sesuai berkembangnya
teknologi. Untuk itu sistem pendidikan harus
diperbaharui dan disesuaikan dengan
perkembangan teknologi.
17. • S (Seni)
Seni merupakan kebutuhan hidup
manusia. Pengembangan kualitas seni
secara terprogram menuntut
tersedianya sarana pendidikan
tersendiri disamping program-program
lain dalam sistem pendidikan.
18. 2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan pendidikan
bersumber pada 2 hal yaitu:
pertambahan penduduk
Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat maka
jumlah anak usia sekolah akan semakin
besar/banyak.
penyebaran penduduk
Penyebaran penuduk yang tidak merata akan
menimbulkan masalah baru. Sarana pendidikan
harus disesuaikan dengan jumlah penduduk di
suatu daerah.
19. 3. Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin
meningkat sejalan dengan peningkatan
pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’.
Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan
pendidikan, kelayakan pendidikan dan
jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka
menjalani proses pendidikan.
20. 4. Keterbelakangan Budaya & Sastra
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa
hal misalnya letak geografis yang terpencil dan
sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap
unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan
mengikis kebudayaan lama, dan
ketidakmampuan ekonomis menyangkut
unsur kebudayaan tersebut
22. Penggulangan Permasalahan Pendidikan Secara
Umum
a) Pendidikan harus senantiasa diperbaharui
(direnovasi) sesuai dengan perkembangan zaman
b) Pendidikan (bersama bidang terkait) berusaha
menahan laju pertumbuhan penduduk atau
mencari sistem baru yang dapat melayani semua
orang yang memerlukan pendidikan.
c) Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung
dan didorong terus agar lebih meningkat lagi.
d) Sistem pendidikan meningkatkan peran/fungsinya
sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh
pelosok tanah air
23. Pemecahan Masalah Pemerataan
Pendidikan
• Cara Konvesional
Membangun gedung sekolah
seperti SD Inpres dan atau
ruangan belajar
Menggunakan gedung sekolah
untuk double shift (sistem bergantian
pagi dan sore)
24. • Cara Inovatif
Sistem Pamong (pendidikan oleh masyarakat,
orang tua, dan guru) atau Inpacts System
(Instructional Management by Parent,
Community and, Teacher)
SD kecil pada daerah terpencil
Sistem Guru Kunjung
SMP Terbuka (ISOSA – In School Out off School
Approach)
Kejar Paket A, B, dan C
Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka
25. Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Seleksi yang rasional terhadap peserta didik yang
melanjutkan pendidikannya
Pengembangan kemampuan tenaga
kependidikan, seperti pelatihan, penataran dan
seminar
Penyempurnaan kurikulum, memberikan materi
yang menantang peserta didik untuk giat belajar
Pengembangan prasarana yang menciptakan
lingkungan yang tenteram untuk belajar
Penyempurnaan sarana belajar seperti buku
paket, media pembelajaran, dan peralatan
laboratorium
26. Peningkatan administrasi manajemen
khususnya yang mengenai anggaran
Kegiatan pengendalian mutu yang berupa
kegiatan-kegiatan
Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh
semua lembaga pendidikan
Supervisi dan monitoring pendidikan oleh
penilik dan pengawas
Sistem ujian nasional/Negara seperti
Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN
Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk
menetapkan status suatu lembaga
27. Masalah Pendidikan Dikatakan Teratasi Jika
Pendidikan
Dapat menyediakan kesempatan pemerataan
belajar, artinya semua warga Negara yang butuh
pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan
pendidikan
Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya
perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat
mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan
28. Dapat terlaksana secara efisien, artinya
pemrosesan pendidikan sesuai dengan
rancangan dan tujuan yang ditulis dalam
rancangan
Produknya yang bermutu tersebut
relevan, artinya hasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan