SlideShare a Scribd company logo
1 of 155
PERTEMUAN 1
GOVERNMENT RELATIONS
Referensi :
Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti,
Jakarta. Hal. 115-126
Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk
insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal. 11 – 65.
Membina hubungan baik dengan pemrintah menjadi
sangat penting dewasa ini karena pemerintah adalah
pengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Selain itu, karena pluralitas masyarakat Indonesia, dunia
usaha memerlukan peran pemerintah selaku penengah
dalam menangani krisis.
Perusahaan perlu membina hubungan baik dengan
pemerintah untuk mengurangi ketidakpastian karena
salah membaca peraturan, untuk memepercepat segala
proses birokrasi untuk perijinan, untuk meningkatkan
pemahaman satu sama lain dan untuk memeperoleh
perlindungan pada saat perusahaan mengalami krisis.
Dalam kegiatan PR, pemerintah dianggap penting bukan
saja karena pemerintah adalah pengatur negara dan
pembuat keputusan penting, tetapi lebih dari itu.
Pemerintah terdiri atas orang-orang yang mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kegiatan
bisnis.
Adanya pejabat PR yang khusus berhubungan dengan
pihak-pihak pemerintahan untuk kepentingan perusahaan
bukanlah hal yang dilarang, pemerintah membutuhkan
kalangan perusahaan begitu juga sebaliknya dalam
menyukseskan beberapa program yang dibuat untuk
kepentingan masyarakat luas pada umumnya dan
perusahaan khususnya.
Tugas yang diemban oleh PR dalam kaitannya dengan
government relations adalah:
1. Meningkatkan komunikasi dengan pejabat pemerintah
dan lembaga tinggi negara.
2. Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan
pada area yang mempengaruhi bidang usaha mereka.
3. Mendorong partisipasi para pemilih (rakyat) pada setiap
lapisan masyarakat.
4. Mempengaruhi undang-undang yang berdampak pada
ekonomi rakyat dan pelaksanaanya.
5. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para
pembuat keputusan.
6. Mengurangi ketidakpastian karena tidak dapat membaca
tanda-tanda peraturan.
7. Mempercepat keluarnya keputusan yang berkaitan
dengan operasi perusahaan, seperti ijin eksploitasi hasil
alam dan sebagainya.
8. Meningkatkan pemahaman satu sama lain.
9. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan pada saat
perusahaan menghadapi krisis.
Kepentingan pemerintah terhadap dunia usaha antara lain;
1. Dunia usaha adalah penggerak pembangunan yang
memutar roda perekonomian. Dunia usaha diharapkan
mampu menciptakan lapangan pekerjaan kepada orang
banyak.
2. Dunia usaha dipungut pajak. Semakin besar
perusahaan tentu akan semakin besar pula pajak yang
dapat disetorkan kepada pemerintah.
3. Dunia usaha adalah mitra pemerintah untuk mengelola
hasil bumi dan kekayaan negara.
Kepentingan pemerintah yang besar pada dunia usaha
sering dimanfaatkan oleh dunia usaha ketika
menghadapi krisis. Misalnya, adanya masalah
perburuhan, isu kesalahan produksi, dsb.
Arti Penting Hubungan dengan Pemerintah
Menurut H. Frazier Moore hubungan pemerintah perlu
mendapat perhatian karena:
Pertama, kebijakan pemerintah yang tidak tepat bisa
membuat perusahaan menghadapi perubahan biaya yang
tidak terduga, perpajakan yang tinggi dan sebagainya,
sehingga dapat mematikan gerak perusahaan.
Kedua, undang-undang/ peraturan pemerintah dapat
membuat banyak pembatasan bagi ruang gerak
perusahaan.
Dengan demikian government relations menduduki posisi
yang sangat penting dan vital karena perusahaan dapat
memberikan fakta / bujukan kepada pemerintah, parlemen
untuk melindungi bisnis perusahaan.
Government relations, pada dasarnya dilakukan
perusahaan bertujuan untuk:
1. Mengubah berbagai peraturan yang menyulitkan ruang
gerak perusahaan.
2. Membatalkan rancangan regulasi yang sedang
disiapkan oleh legislatif atau eksektif.
Dengan demikian melakukan lobi adalah suatu
keharusan, yang diperhatikan dalam kegiatan
government relations. Lewat lobi tidak berarti segala
sesuatu bisa dibeli, karena itu meski lobi perlu dan
ditujukan pada orang penting dalam pemerintahan maka
lakukanlah dengan profesionalisme tinggi.
Melobi Pemerintah
Kegiatan hubungan dengan pemerintahan oleh pejabat PR
biasa dilakukan dengan cara melakukan lobi. Pe_lobi
muncul dari tuntutan perusahaan yang tidak dapat dipenuhi
oleh geverment relations-nya. Kadang karena tidak adanya
pelobi yang tangguh maka perusahaan menyewa PR
(konsultan PR) beserta timnya untuk melobi pemerintah.
Peran para pelobi di Indonesia belakangan cukup
menonjol. Para mantan pejabat pemerintah umumnya
dikenal sebagai anggota dwan komisaris suatu perusahaan
yang banyak memerlukan lobi dengan pemerintah.
Melobi diartikan “melakukan pendekatan secara tidak resmi”
Pelobian diartikan sebagai “bentuk partisipasi politik yang
mencakup usaha individu atau kelompok untuk
menghubungi para pejabat pemerintah atau pemimpin
politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau
masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang”.
Menurut Tarsis Tarmudji, Lobi adalah “sebuah (bentuk)
pressure group yang mempraktikan seni mendapatkan
teman yang berguna dan mempengaruhi orang lain”.
A.B Susanto menyebutkan melobi pada dasarnya
merupakan “usaha yang dilaksanakan untuk
mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar
terbentuk sudut pandangan positif terhadap topik lobi,
dengan demikian diharapkan memberikan dampak
positif bagi pencapaian tujuan”.
Selanjutnya menurut Tarsis Tarmudji dikemukakan pokok
pikiran yang menjelaskan tentang lobi sebagai berikut:
1. Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak yaitu pihak
pelobi dan pihak yang dilobi.
2. Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi adalah para
pembuat undang-undang, pejabat pemerintah, pimpinan
politik dan sejumlah tokoh yang memiliki pengaruh
dan kekuasaan.
3. Kegiatan lobi dapat dilakukan individual atau berkelompok
dengan sasaran lobi juga individual atau lembaga.
4. Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh
teman yang berguna bagi pelobi maupun organisasi
5. Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk
mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi.
6. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi
tengah berlangsung
7. Lobi adalah kegiatan yang bersifat informal.
Alasan untuk melakukan lobi oleh PR terhadap pemerintah
Menurut Frank Jefkins adalah:
1. Segala bentuk campurtangan pemerintah, seperti
kebijakan ekonomi, peraturan perpajakan, dan
sebagainya akan memebrikan dampak bisnis perusahan
2. Beberapa bisnis menjadi sukses karena mereka telaten
mengadakan dialog dengan pemerintah
3. Suatu aspek penting dalam pemerintahan demokratis
adalah pendiskusian berbagai rencana dan rancangan
undang-undangnya dengan pihak-pihak terkait yang
akan terkena dampaknya.
4. Dipihak parlemen juga ada kelompok lobi.
5. Penting untuk mendapatkan informasi dan bahkan
mengadakan pertemuan serta mengenal para anggota
parlemen, terutama yang berkepentingan pada bidang
bisnis perusahaan dan memerlukan informasi tentang
apa yang perusahaan kerjakan.
6. Anggota parlemen adalah pembentuk opini. Kalau anda
tidak tahu mereka, maka jangan salahkan mereka jika
mereka tidak tahu anda.
PERTEMUAN 2
MEMAHAMI BUDAYA
LEMBAGA PEMERINTAHAN
Referensi:
Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk
insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal 135 – 147.
Kerangka berpikir Pimpinan Pemerintahan
Dalam terminologi pemerintahan, peran pemerintah
terhadap BUNM ( Badan Usaha Milik Negara) ada tiga
yaitu;
1. Sebagai regulator
2. Sebagai operator
3. Sebagai owner.
Yang paling terkait dengan perusahaan adalah perannya
sebagai regulator. Ada dua point yang harus dipahami oleh
pejabat PR dalam kaitannya dalam melakukan Lobi
terhadap pemerintah adalah;
Pertama, setiap pemimpin dan adanya pergantian pemimpin
dalam instansi pemerintah akan berbeda dan mempengaruhi
dalam memimpin, dalam berkomunikasi termasuk dalam
menanamkan nilai-nilai pelayanan kepada anak buahnya
saat melayani stakeholder-nya.
Kedua, Fungsi regulator atau pembuat regulasi ini dapat
dimaknai sebagai amanah yang harus dilakukan dengan
baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Perlu dipahami bahwa para pemegang jabatan pemerintah
tersebut memiliki kecenderungan mempunyai ego kuat
bahkan mungkin ada sedikit kesombongan. Perlu disadari
walaupun sering mengumandangkan transparansi atau
perlunya keberpihakan kepada dunia usaha dan masyarakat
luas nyatanya mengubah karakter dan kepribadian birokrat
tersebut tidak mudah. Dibutuhkan keahlian membangun
relationship yang kuat.
Kebiasaan-kebiasaan dan pemikiran yang biasa diperlihatkan
oleh para pemimpin yang duduk dipemerintahan adalah:
1. Merasa kepemimpinan pendek (jangka waktu terbatas);
implikasinya 2 hal yaitu: Memanfaatkan prinsip aji mumpung
atau kedudukan/jabatan sebagai suatu amanah.
2. Pola hitung untung rugi
3. Gaji mereka sebagai pejabat negara / pegawai negeri kecil
dan terbatas, tatapi tanggung jawab pada konstituen harus
mereka pegang.
4. Tanggungjawab pada pribadi dan keluarga, kesejahteraan
mereka sebagai pejabat pemerintah yang notabene public
figure tidak cukup jika hanya mereka peroleh dari gaji
normal mereka.
Bahwa ada kecenderungan setiap pergantian jajaran
pimpinan di suatu instansi pemerintahan selalu menjelek-
jelekan pimpinan lama dan mengelu-elukan pimpinan baru.
Kemudian adanya pergantian pimpinan tertinggi maka
sebagian jajaran bawahanyapun diganti.
Tentang penggantian supplier atau distributor sebagai
pelobi setiap penggantian pimpinan ada peluang dan
ancaman. Jika kita belum masuk maka bisa jadi peluang
dan jika kita merupakan rekenan pimpinan yang lama
maka kita sudah harus melakukan ancang-ancang dan
mempersiapkan strategi pendekatan sehingga posisi kita
tidak sampai diganti.
Ketika terjadi konflik didalam organisasi/instansi akibat
pergantian yang ada maka seorang pelobi tidak boleh
bersifat memihak, harus netral. Demikian juga jiga terjadi
adanya ketidak puasan dan saling mendiskriditkan para
pelobi harus pula menyadari kondisi ini.
Antara Pengambil Keputusan dan Eksekutor
Bahwa pengambil keputusan dan eksekutor dalam
lembaga pemerintahan tidak sekaligus. Juga harus
dibedakan dengan peran supporting staff.
Ada pejabat yang menandatangani sebuah kebijakan, ada
eselon dibawahnya yang melaksanakan, dan ada pejabat
yang menyediakan equipment. Jika lobi kita ingin sukses
dan hasilnya sesuai dengan yang kita rencanakan, ketiga
jenjang tersebut harus kita perhatikan.
Harus pula dipahami terkadang kita sudah berhasil
menghubungi tokoh untuk di lobi sudah berhasil
menetapkan waktu, tempat dan topik pembicaraan saat
lobi, maka kita tidak boleh berpikiran bahwa hasilnya akan
mudah diramal, bahwa dinamika organisasi bergerak
cepat, sulit diprediksi, maka hasil lobi kitapun yang sudah
disetujui bersama bisa saja tiba-tiba dibatalkan.
Perubahan atas apa yang sudah diputuskan bersama itu
bisa terkadi karena alasan sederhana. Dalam bisnis ada
stakeholder, dimana stakeholder terus bergerak, semua
memiliki motif, semua memiliki kepentingan. Pergeseran
yang satu bisa menggeser yang lain. Perubahan ini harus
diikuti, dimonitor dan dicermati.
Perlu menjadi perhatian pelobi bahwa para pimpinan yang
dilobi bukanlah orang yang ahli dalam bidangnya, mungkin
saja jabatannya sebagi jabatan politis, mereka juga bukan
orang yang memiliki cukup informasi soal bisnis anda. Bila
mereka mengambil keputusan yang salah tentang industri
anda itu bukanlah karena salah mereka . Karena itu
berikanlah informasi yang memadai dan cukup tentang
industri dan bisnis kita.
PERTEMUAN 3
AKTIFITAS LOBI KE PEMERINTAH
Referensi :
Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti,
Jakarta. Hal. 115-126
Di Indonesia, peran untuk melobi pemerintah masih sering
dilakukan oleh pemimpin puncak atau pemilik perusahaan.
Kebanyakan pelobi menjalin hubungan yang dekat dengan
para pejabat pemerintahan.
Meskipun demikian, pada beberapa perusahaan investasi
asing di Indonesia, ditemui bahwa peran tersebut dilakukan
oleh spesialis PR yang disebut government relations.
Tugas mereka dalah melobi pemerintah agar investasi
mereka aman disini, menembus izin-izin investasi,
perluasan impor, pemakaian tenaga kerja asing,
pengurusan pajak, dan sebagainya.
Hal-hal Penting dalam Melobi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila melakukan
lobi dengan pemerintah;
1. Setiap keputusan politik pasti menguntungkan bisnis
tertentu dan akan merugikan bisnis yang lain.
2. Bisnis anda tidak bisa tidak terpengaruh keputusan
politik. Karena itu harus dikenali bagaimana, kapan,
dan mengapa keputusan politik diambil. Baik di
negara sendiri atau dinegara lain yang berhubungan
dengan bisnis anda.
3. Kekuatan lobi dalam mempengaruhi orientasi politik
parpol pemerintah dan sebagainya juga dipengaruhi
oleh sejauh mana pelobi memiliki network dengan
tokoh-tokoh atau key person di negara tersebut.
4. Sejauh mana lobi anda bisa langsung ke pusat
organisasi pemerintah (legislatif, eksekutif, yudikatif)
sejauh itu pula anda mengetahui apa yang akan
diputuskan terhadap: bisnis, peraturan, kompetitor dan
sebagainya.
Aktifitas Melobi
Hal-hal yang bisa dilakukan oleh Pelobi ke pemerintah
sangat bervariasi sesuai dengan sifat dari industri dan
kelompok yang diwakili.
Kebanyakan hal-hal yang dilakukan adalah :
1. Mengumpulkan data dan fakta
Pemerintah adalah pemilik dat yang lengkap tetapi
seringkali tidak terkoordinasi. Di Indonesia hampir
setiap departemen melakukan penelitian dan tabulasi
data tahunan. Data-data ini disampaikan kepada pusat-
pusat dokumentasi, humas dan juga dipegang oleh
para individu yang menangani suatu
komoditas/peraturan. Selain itu, pemerintah juga
menyimpan data-data statistik, ekonomi,opini dan
keputusan.
2. Interpretasi terhadap langkah pemerintah
Keputusan pemerintah umumnya adalah merupakan
penjabaran dari opini orang-orangnya. Fungsi utama
pelobi adalah menerjemahkan opini tersebut kedalam
kebutuhan perusahaan. Pelobi melakukan prediksi yang
didugaakan terjadi secara hukum dan memberi
rekomendasi agar perusahaan dapat menyesuaikan diri
atau memanfaatkan ketentuan baru tersebut.
3. Interpretasi terhadap langkah perusahaan
melalui kontak regular dengan pejabat pemerintahan,
pelobi menginformasikan bagaimana suatu regulasi
dirasakan oleh perusahaan atau oleh kelompk
masyarakat tertentu.
4. Membangun posisi
Adakalanya seorang pelobi melakukan tindakan untuk
menunda suatu peraturan agar perusahaan tidak
mengalami kesulitan serius atau agar semua pihak siap
melaksanakan peraturan tersebut.
5. Melemparkan berita nasional
istilah yang dipakaia adalah publicity springboard, yaitu
menggunakan tempat lobi sebagai pusat peerdaran
berita. Tempat lobi umumnya dalah suatu pusat yang
selalu dikunjungi oleh para wartawan dan jurnalis media.
Berita yang dilemparkan melalui para pejabat di tempat
lobi akan dengan segera beredar secara nasional dan
akan dikutip oleh media lainnya.
6. Mendukung kegiatan pemasaran
tepatnya dalah melobi agar pemerintah menggunakan
jasa atau membeli produk yang diahsilkan perusahaan.
Pemerintah adalah pembeli yang paling besar. Pelobi
tidak hanya menawarkan barang/jasa, melainkan juga
mengajukan proposal untuk dianggarkan oleh
pemerintah.
Ada dua hal yang bisa dipelajari dari perkembangan
teknik melobi yang banyak diterapkan oleh
perusahaan internasional dewasa ini, yaitu:
1. Grass-root lobbying
lobi kepada pemerintah dilakukan secara tidak
langsung, yaitu dengan meningkatkan kesadaran
warga negara untuk menyampaikan aspirasinya
kepada pemerintah, agar pemerintah mau membela
kepentingannya. Para pelobi menggerakkan
masyarakat karena masyarakatlah yang memilih
langsung para pembuat kebijakan sehingga ada
tanggung jawab bagi pembuat kebijakan untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat.
2. Political Action Committees (PAC).
Cara ini dilakukan di negara-negara yang
masyarakatnya sudah maju. Perusahaan mendukung
kandidat politik yang mempunyai filosofi yang sama
dengan filosofi perusahaan.
Cara yang lebih halus misalnya dengan memberikan
beasiswa kepada calon-calon pemimpin yang
diharapkan dapat memberi kontribusi bagi
pembangunan, denagn mendukung tim-tim olah raga
nasional yang berkompetisi di tingkat internasional dan
sejenisnya.
PERTEMUAN 3
LANGKAH DAN STRATEGI LOBI
(I)
Referensi :
Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi,
Indeks, Jakarta. hal 69-113
A. Persiapan Yang diperlukan saat Melobi
Seorang pejabat PR yang bertanggung jawab terhadap
government relations mutlak memahami strategi lobying
dan persiapan apa yang dibutuhkan agar sukses
melaksanakan fungsinya.
1. Langkah-langkah persiapan Lobi
point-poin yang penting diketahui agar proses lobi
berjalan lancar yaitu:
1. Pahami prinsip-prinsip kegiatan lobi
2. Kenali sasaran lobi
3. Pahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan
sasaran lobi terhadap diri anda
4. Berikan gambaran manfaat yang didapat bila
mendukung atau mengabulkan permintaan anda.
5. Persiapkan berbagai fasilitas pendukung.
Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu
maupun kelompok kecil yang bertujuan memperoleh rekan
yang bermanfaat guna mempengaruhi para pimpinan
organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan
penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga
dapat memberikan keuntungan buat diri sendiri atau
organisasi atau perusahaan pelobi.
Untuk itu prinsip-prinsip yang haru dipegang teguh dalam
melobi adalah:
1. Diluar pembicaraan formal masih diperlukan
pembicaraan informal.
2. Pelobi harus mampu menetralisir berbagai keadaan
yang bisa menghambat proses pembicaraan informal.
3. Pelobi harus membangun keyakinan pada sasaran lobi
bahwa hasil apapun yang diputuskan tidak
menyebabkan hubungan kedua belah pihak menjadi
negatif.
4. Pelobi hrus mampu membantu orang itu mengambil
keputusan.
5. Memahami kondisi yang bersifat politis
6. Memegang prinsip saling menguntungkan, dan bisa
saling membutuhkan.
7. Kunci keberhasilan lobi terletak kepada kemampuan
memodifikasi struktur psikologis internal orang yang
dilobi.
2. Ukuran Keberhasilan :
Lobi bisa untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. Tujuan lobi bervariasi bisa berupa
mempengaruhi sasaran lobi agar berbagai usulan,
rencana dan program kerja anda, mendapatkan
pengertian, pemahaman, persetujuan hingga pada
dukungan. Bisa saja tujuan lobi hanya sekedar tercipta
hubungan kerja yang kondusif, saling memahami, tidak
saling mengganggu. Oleh karena itu terlebih dahulu
harus ditetapkan suatu parameter yang jelas terhadap
pencapain tujuan lobi..
3. Siapa yang di Lobi
Siapa yang dilobi bukan pekerjaan yang mudah untuk
menjawabnya seiring dngan berjalannya waktu,
berubahnya lingkungan bisnis serta semakin kompleknya
perkembangan yang terjadi maka lembaga, institusi,
organisasi atau perusahaan yang menjadi sasaran lobipun
bergeser. Dalam upaya memahami sasaran/target lobi
maka kita harus mengajukan 2 pertanyaan yaitu :
1. Apa lembaga atau organisasi yang harus kita lobi ?
2. Siapa orang dalam lembaga, organisasi yang
mempunyai pengaruh atas kelancaran pencapaian
tujuan oraginasai atau perusahaan ?
B. Mengorganisasikan dan Merencanakan Lobi
1. Menetapkan Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan lobi dipilih dipengaruhi banyak faktor.
Siapa sasaran lobi, apa hobi dan kesukaanya, apa posisi
atau kedudukannya dalam organisasi, apa latar
belakangn budanya/sukunya, apa latar belakang
pendidikannya dan luas lingkup pengalamannya.
bentuk kegiatan hanyalah sebuah sarana untuk
mencapai tujuan, yang harus dirancang untuk
memmpermudah mencapai tujuan. Bentuk kegiatan
alternatif yang umum adalah :
Kunjungan ke pabrik, Makan siang/malam bersama,
seminar, workshop dihotel berbintang, mengikuti
kegiatan hobi target yang dilobi.
2. Menetapkan tempat
Dasar pemilihan tempat untuk melakukan lobi adalah:
a. Suasana
b. Privasi
c. Bila dibutuhkan penginapan ?
d. Restoran atau hotel ?
e. Pertimbangkan faktor lokasi tempat lobi berlangsung
f. Alternatif tempat lobi harus dipersiapkan
g. Persetujuan pihak yang akan di lobi
h. Dapat dikaitkan dengan lokasi dekat dengan hobinya
i. Dari pertemuan pertama atur pertemuan berikutnya
j. Setelah tempat disetujui adakankoordinasi dengan pihak
yang terkait.
3. Menetapkan Waktu
Menetapkan waktu lobi harus dilihat situasi dan kondisi
pihak yang dilobi. Waktu makan, acara seminar,
melakukan kegiatan hoby, adalah waktu yang bisa tepat
untuk melaksanakan lobi.
4. Menetapkan Tim Lobi
Tim lobi jumlahnya berapa orang, yang terlibat didalam
tim kita siapa saja dan berapa orang ? Hal yang sama
juga perlu ditanyakan dari tim sasaran lobi, jumlahnya
berapa orang dan siapa saja yang hadir.ada pihak lain
yang perlu diundang? Siapa saja yang diundang ?
Sesuaikanlah jumlah tim sesuai dengan jumlah tim
sasaran lobi.
5. Menetapkan Tujuan Lobi
Apa yang anda pikirkan akan anda peroleh itulah yang
akan anda dapatkan.Tujuan yang anda tetapkan akan
membimbing anda sampai pada tujuan tersebut.
Ada beberapa contoh dari tujuan lobi diantaranya;
1.Mengajak sasaran lobi untuk terjun langsung dan
mengamati kegiatan industri perusahaan anda
2. Saling mengenal satu sama lain dan memahami
secara personal.
3. Menjalin hubungan yang lebih harmonis
4. Memahami dan membina hubungan yang lebih baik
5. Melakukan perkenalan terhadap pejabat yang baru
dilantik, naik jabatan dan sebagainya.
6. Menetapkan Anggaran
Anggaran tergantung banyak variabel, antara lain tujuan
dan sasaran akhir lobi yang akan capai, siapa yang
diundang, lokasi atau tempat lobi anda berlangsung.
Jumlah yang diundang, pilihan menu, tahapan lobi dan
publikasi. Lobi dapat berlangsung beberapa hari, juga
mungkin menyiapkan souvenir dan biaya terhadap
rencana darurat perlu diperhitungkan.
7. Pentingnya Persiapan
Persiapan lobi yang baik akan menghasilkan:
- Kelancaran
- Lobi berjalan efektif sesuai tujuan yang diharapkan
- Mengurangi tingkat risiko dan kegagalan
- Memeroleh dukungan dan kepercayaan yang cepat.
Sebaliknya jika persiapan kurang baik maka :
1. Suasana informal dan santai yang bersifat kekeluargaan
gagal dibangun.
2. Pembicaraan tertunda/ terganggu
3. Kepercayaan terganggu.
4. Lobi terhambat / tidak tuntas
5. Lobi gagal.
Hal yang perlu dan jangan dilupakan adalah perlu
menyiapkan rencana darurat (convergency plan) jika
rencana semula mengalami hambatan dan tidak bisa
diteruskan.
C. Menetapkan Strategi Lobi yang Efektif
1. Urutan prioritas
Urutan prioritas berhubungan dengan tahapan-tahapan
dalam pelaksanaan lobi.
penetapan prioritas ini maksud dan tujuannya adalah
untuk memperoleh efek domino atau efek bola salju.”
bila satu sudah ditangan yang lain akan mengikuti” untuk
itu kita harus mengingat lima aktivitas yang menjadi
fungsi melobi yaitu;
- Membangun koalisi dengan organisasi-organisasi lain,
berbagai kepentingan dan tujuan-tujuan untuk
melakukan usaha bersama dalam mempengaruhi
wakil-wakil legislatif.
- Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan
laporan untuk legislator yang mewakili posisi
organisasi dalam isu-isu kunci.
- Melakukan kontak dengan individu-individu yang
berpengaruh dan wakil-wakil dari agensi yang
menyatu.
- Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk
mewakili posisi organisasi terhadap legislator.
- Memusatkan debat pada isi kunci, fakta dan bukti-
bukti yang mendukung posisi organisasi.
Situasi yang akan dibangun, siapa yang akan dilobi,
tujuan yang akan dicapai, akan menentukan dari lima
aktivitas tersebut mana yang harus didahulukan.
Siapa yang dilobi akan menentukan tempat dan waktu lobi.
Dan itu terkait dengan :
- Posisi jabatan, kewenangan dalam memutuskan.
- Juga terkait dengan situasi psikologis dan sosiografis
yang akan dibangun maupun yang harus kita siapkan.
- Anggaran yang disediakan.
- Waktu dan tempat
- Kedalaman pesan, fakta dan data yang harus dan
memungkinkan diberikan saat itu ( tidak semua fakta dan
data dapat diberikan disembarang tempat) dan
sebagainya.
2. Menyiapkan Argumen
Lobi yang berhasil adalah lobi yang didasari dengan
pendekatan yang baik, itu benar. Akan tetapi lobi yang
mampu membantu upaya pencapain tujuan organisasi
atau perusahaan tidaklah sesederhana itu berbagai
persyaratan atau data pendukung sangat diperlukan.
3. Merumuskan Ide dan Usulan
Setelah rencana dirumuskan maka kunci terakhirnya
adalah bagaimana anda menjual idenya. Lobi adalah
teknik komunikasi. Bagaimana anda menjual pesan agar
pesan tersebut dibeli dibeli sasaran lobi, itu sangat
tergantung pada pedoman dibawah ini;
Keberhasilan jualan ide anda akan ditentukan :
1. Bagaimana anda membungkus idenya, komponennya adalah :
a Bagaimana agar menjadikan ide seolah-olah datang dari
mereka.
b. Ide anda mendukung ide-ide sasaran lobi
c. Ide-ide anda seolah meringankan tugas mereka
d. ide anda tersebut memberikan manfaat yang besar buat
masyarakat.
2.Bagaimana anda mengkomunikasikannya. Ini menyangkut
pilihan kalimat.contoh pilihan kalimat yang benar “ Anda akan
memperoleh keuntungan 15% dari total modal anda setorkan”
bukannya “kami akan mengajak anda kerjasama, mudah-
mudahan tingkat keuntungan yang akan kita hasilkan sebesar
30 % sehingga anda pat 15 %, sisanya buat kami”
4. Memberi makan rohani pelobi
Makanan rohani dimaksudkan untuk tetap membuat
anda mampu mengisi kegiatan lobi dengan pemikiran –
pemikiran yang brilian.
Memberi makan rohani berarti banyak membaca,
banyak berdiskusi, banyak mengikuti seminar dan
sebagainya.juga harus tahu cara penanganan, cara
pelayanan dan cara mengkonsumsi minuman, table
manner, memahami berbagai jenis menu makanan,
tempat untuk memperoleh makanan, dan mampu
mencari tema-tema pembicaraan yang cocok dengan
sasaran lobi.
PERTEMUAN 4
LANGKAH DAN STRATEGI LOBI
(II)
Referensi :
Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi,
Indeks, Jakarta. hal 241-268
A. Pentingnya Fungsi Mendengarkan Untuk Lobi
Ada tiga alasan mengapa kemampuan mendengarkan ini
amat penting untuk keberhasilan kita:
1. Menurut David K Berlo, komunikasi akan berhasil
apabila antara komunikator dan komunikanterdapat
kecocokan atau kesamaan satu sama lain. Kesamaan
dalam budaya, sitem sosial, pendidikan, pengalaman,
harapan, dan sebagainya.
2. Hasil riset menunjukan tentang mendengarkab
menyebutkan aktivitas terbesar yang dilakukan
manusia dalam kegiatan sehari-hari nya adalah
mendengarkan.
3. Dengan mendengarkan kita memberikan sentuhan
emosional, perhatian, penghargaan padanya.
Mendengarkan adalah proses aktif menerima rangsangan
(stimulus) telinga (aural =isyarat).
Istilah Listening menurut Devito harus dibedakan dengan
hearing, Pada konsep hearing mendengar disini sebuah
proses fisiologis. Sedangkan pada listening ada proses
pemberian arti atau makna.
Melalui penangkapan makna dan pemahamannya
selanjutnya si penerima rangsangan melakukan aksi
sesuai makna yang ditangkapnya.
Nichols menyatakan bahwa didengarkan berarti ditanggapi
dengan serius, bahwa gagasan dan perasaan dimengerti
dan bahwa yang diutarakan penting. Mendengarkan selain
gabungan dari proses fisiologis ada aktivitas fisik
didalamnya, ia juga mengandung aktivitas psikologis dan
sosiologis.
Dalam memahami konsep mendengarkan harus
diperhatikan berbagai dimensi yang berlaku di wilayah
fisiologis (berbagai aktivitas fisik seperti mendengar,
melihat dan berprilaku), dimensi psikologis ( mengerti,
merasa dan memahami), serta dimensi hubungan
(hubungan antar sesama manusia).
B. Tujuan Mendengar
Aktivitas mendengarkan menurut Devito memiliki tujuan:
1. Mendengar untuk kesenangan:
Orang mendengarkan sandiwara radio, mendengar
kan musik dsb.
2. Mendengarkan untuk mendapatkan informasi
Memiliki fungsi antara lain :
- Untuk mendapatkan fakta dan detail informasi
- Untuk mendapatkan arahan dan istruksi dari pimpinan
- Mencoba memahami sudut pandangan orang lain
- Mencari solusi untuk menyelasaikan konflik dalam tim
dan memecahkan problem.
3. Mendengarkan untuk membantu
Mendengarkan keluh kesah teman atau kerabat
Yang paling penting bagi seorang pelobi adalah mendengar
kan untuk mendapatkan kepastian, memperkokoh informasi
dan kepercayaan diri.
Jenis mendengar yang terakhir adalah sangat penting bagi
pelobi karena informasi yang didapat akan menjadi bahan
keputusan strategis manjemen, akan menjadi bahan
pengambilan kebijakan serta dapat mempengaruhi nasib
organisasi atau perusahaan tempat bekerja.
C. Mendengarkan Lebih sulit daripada bicara
Tentang sulitnya mendengar dalam konsep listening,
dijabarkan menurut Devito, yang bisa digunakan saat lobi
adalah sebagai berikut:
1. Mendengarkan adalah proses yang aktif, bukan pasif.
Dikaitkan dengan lobi maka disini mendengarkan dalam
konsep listening(aktif) bukan hearing (pasif).
2. Mendengarkan tidak terjadi begitu saja, tetapi kita harus
melakukannya.
3. Mendengarkan menuntut tenaga dan komitmen
4. Listening beda dengan hearing.
D. Hambatan dalam Mendengarkan
Perlu juga disadari tentang hambatan – hambatan yang
ada dalam mendengar dalam kegiatan lobi, dan harus
dihindari dan perlu diperhatikan strategi
penanggulangannya yaitu:
1. Sibuk dengan diri sendiri;
2. Sibuk dengan masalah eksternal
3. Mempertajam hal yang tidak esensial
4. Melakukan Asimilasi
5. Terjebak untuk menempatkan orang yang berbicara
sebagai kawan atau lawan
6. Hanya mendengarkan pesan yang diharapkan.
E. Fungsi Umpan Balik dalam Mendengarkan
Antara kegiatan mendengarkan dan memberikan feedback
sangat erat kaitannya. Pada sisi sebagai pelobi perlu
mendengarkan dengan baik agar bisa memberikan
feedback yang tepat pada sasaran lobi. Mengapa dari
sudut pelobi ? Ada dua alasan;
Pertama sebagai pelobi anda berada pada pihak yang
membutuhkan. Berada pada pihak yang sangat tergantung
pada keputusan sasaran lobi.
Kedua pada sasaran lobi kita, umpan balik yang kita
berikan lewat proses mendengarkan yang kita lakukan, sasaran
lobi dapat menyesuaikan pesannya, memodifikasi, memperkuat
atau mengubah isi atau bentuk pesannya.
Manfaat yang bisa diraih dalam mendengar dikaitkan dengan
umpan balik maka lewat mendengar kita akan dapat;
1. Menangkap informasi yang diharapkan, dikehenadaki
sasaran lobi sehingga mengabulkan keinginan kita ketika
melobinya.
2. Menangkap kekecewaan sasaran lobi pada kita agar kita
tidak mengulangi kembali, diikuti dengan pemberian service
recovery, servis tambahan untuk meredakan
kekecewaannya pada kita atau perusahaan kita.
3. Menangkap kesalahpahaman yang mungkin telah terjadi
sebelumnya sehingga kita bisa mengklarifikasi dan meredakan
mungkin amarah yang timbul sebagai akibat kesalah pahaman.
Agar manfaat mendengarkan dapat efektif berfungsi harus
memperhatikan prinsip-prinsip antara lain:
1. Kesegeraan
2. Kejujuran
3. Kepatutan
4. Kejelasan
F. Mendengarkan yang Efektif
Untuk menguasai teknik-teknik mendengarkan, harus
mengetahui beberapa dimensi tentang cara mendengar
yang efektif, yaitu ;
1. Mendengarkan partisipatif dan pasif
2. Mendengarkan secara empatik dan secara objektif
3. Mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara
kritis.
4. Mendengarkan secara dangkal dan secara dalam
G. Teknik-Teknik Mendengarkan Aktif
1. Ajukan pertanyaan dan ulangi pikiran pembaca.
2. Jangan menginterupsi
3. Berilah respon pada pendengar anda
4. Tatap mata pembicara
5. Jangan mengalihkan topik pembicaraan yang sednag
dibangun pembicara.
6. Kendalikan emosi.
Mengapa mendengarkan secar aktif begitu penting bagi
seorang pelobi, karena hal ini memiliki fungsi yang penting
yaitu:
1. Memungkinkan pendengar mencocokan pemahamannya
terhadap yang dibicarakan pembicara.
2. Pendengar mengutarakan akseptansinya
3. Mendorong pembicara untuk :
a. menggali dan mengutarakan perasaan dan pikirannya
b. Menghasilkan dialog yang memberikan pemahaman
bersama.
c. Memecahkan sendiri permasalahan yang dihadapi
pembicara.
H. Pelobi adalah Host, Pengarah Acara
Walaupun sasaran lobi berbicara panjang lebar, kendali
proses lobi harus tetap ditangan kita sebagai pelobi Pelobi
harus bisa mengarahkan jalannya proses lobi sesuai tujuan
lobi yang telah ditetapkan. Bagaimana mengarahkan
sasaran lobi anda :
1. Fokuskanlah secara bijak topik pembahasan.
2. Ajukan pertanyaan terbuka dengan baik
3. Selingi dengan pertanyaan tertutup untuk mengarahkan
4. Simpulkan topik yang sednag menjadi pembahasan
anda berdua atau bersama tim. Bacakan secara
perlahan namun mantap yang bertujuan mendapatkan
pengesahan.
PERTEMUAN 5
STRATEGI MENGHADAPI ORANG “SULIT”
DALAM LOBI
Referensi :
Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi,
Indeks, Jakarta. hal 191-209
Definisi “Orang Sulit” dalam lobi
Adakah orang sulit ? Pada intinya tidak ada orang sulit,
yang terjadi hanya ketidakcocokan kepribadian antara
pelobi dan sasaran lobi.
Manusia dilahirkan dengan kepribadian dasar dan
kepribadian ini tidak akan pernah hilang sampai meninggal.
Pengalaman hidup, pendidikan, teman bergaul, perubahan
status sosial ekonominya tidak pernah mengubah
kepribadian dasarnya, yang ada hanya memperkaya ,
menambah dan memberi warna.
Charles J. Keating mengemukakan bahwa kesulitan
dalam menghadapi orang lain bukan karena orang itu
memang sulit untuk didekati atau sulit untuk diajak
kerjasama. Orang tersebut dirasa sulit karena ada faktor
konflik kepribadian antara kita dengannya.
Untuk itu perlu juga kita memahami tipe-tipe kepribadian
yang ada. Menurut Myers-Briggs, tipe-tipe kepribadian
adalah:
1. Kepribadian Introvet
Orang yang tidak mudah mengungkapkan perasaannya
kepada orang lain.
2. Kepribadian Ekstrovet
Orang yang senag bersama orang lain, tidak ada
rahasia yang disembunyikan.
3. Kepribadian mengindera
Orang yang serba cermat, peduli hal-hal yang detail,
sadar akan lingkungan fisik dan sangat praktis.
Loyal kepada perusahan memiliki perhatian
terhadap masalah yang dihadpi atasan.
4. Kepribadian intuitif
Penyusun konsep dan pengkhayal didalam organisasi.
Cenderung melihat kemungkinan dibandingkan realitas.
5. Kepribadian pemikir
Melihat segala sesuatu menurut akal dan logika. Bersifat
kognitif, menghargai intelektual, dan segala yang masuk
akal. Emosi atau perasaan dinilai tidak penting.
6. Kepribadian perasa
Cenderung hangat dan mudah didekati, terbuka
terhadap pendapat orang lian. Pengambilan keputusan
cenderung berdasarkan perasaan.
7. Kepribadian pengatur
Paling senag dengan aturan dan jadwal, meski tidak
menyukai rutinitas, ia tidak senang menghadapi hal-hal
yang diluar perkiraannya.
8. Kepribadian mengerti:
Kepribadian yang dimiliki oleh orang yng menikmati hidup
sebagaimana adanya.
Namun harus disadari bahwa kepribadian yang ditunjukan
oleh individu kadang-kadang tidak menunjuk salah satu
kepribadian yang ada.maksudnya ada orang yang memiliki
kepribadian menonjol di dua tipe kepribadian, yang sering
disebut “orang di tapal batas” , sebagai pelobi tidak perlu
bingung maka kita harus benar-benar mencermati pada
saat lobi berlangsung tipe kepribadian mana yang paling
menonjolkan dari sasaran lobi.
Sementara itu, Mitchael Le Boeuf memberikan gambaran
kepribadian sebagai pemicu konflik adalah;
1. Pengkritik
2. Si Agresif
3. Tukang gosip
4. Sang moralis
5. Si Martir
6. Tuan perfeksionis
7. Penggemar hal-hal sepele
8. Si sumbu pendek
9. Si pembual
10. Orang yang sinis.
11. Seniman merendahkan diri untuk meremehkan
orang lain
12. Penipu
Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghadapi
kepribadian pemicu konflik :
1. Terhadap pengkritik:
Tenangkan hati dan perasaan anda, tetap fokus pada
topik lobi.
2. Si Agresif :
Siapkan data dan informsi, tetap ingatkan terhadap
komitmen yang disepakati bersama.
3. Si tukang gosip, ingatkan dirinya untuk lebih fokus pada
tofik lobi.
4. Sang moralis
Hadapi dengan kerendahan hati, sampaikan kita perlu
banyak belajar dari dirinya.
5. Terhadap si martir ; ucapkan terima kasih, setelah itu
agenda lobi harus tetap berjalan sesuai topik yang akan
didiskusikan.
6. Tuan perfeksionis, berikan senyum penuh kasih, setiap
sarannya kita catat katakan padanya sarannya dicata
tetapi dalam waktu singkat ini mohon pengertiannya
untuk menerima apa adanya.
7. Penggemar hal-hal sepele ; maklumi keterbatas yang
dimilikinya, ajak fokus pada tofik lobi.
8. Si sumbu pendek; perlu mencari informasi hal-hal apa
yang bisa menyebabkan dia cepat “meledak’ ciri mereka
adalah ingin mengerjakan hal yang bukan prioritas.
9. Si pembual : utarakan kekaguman anda padanya, hanya
itu, kemudian jangan anda tanggapi lebih lanjut. Ajak dia
untuk bicara soal agenda lobi.
10. Orang yang sinis; perlu dimaklumi, jangan terpengaruh
kembali arahkan ke topik dan agenda lobi.
11. Terhadap seniman yang suka merendahakan diri untuk
meremehkan orang lain, anda hanya perlu
membesarkan hati anda sendiri. Jangan mudah
tersinggung, besarkan hati karena kita membutuhkan
dia.
12. Terhadap penipu; berhati-hatilah. Jangan lupa untuk
meminta perjanjian tertulis atau meminta bukti-bukti
otentik manakala harsu berhubungan dan mengikat
janji dengannya.
Menciptakan Kerjasama
Kini yang menjadi pertanyaan bagaimana menciptakan
kerjasama. Mengelola bisnis adalah mengelola orang.
Lobi adalah bagian dari tugas-tugas dalam organisasi,
bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi. Maka
suksesnya lobi adalah dengan cara mengelola dan
menangani orang.
Membaca orang adalah membaca kepribadiannya,
membaca kecerdasannya serta membaca pola dan cara
belajarnya adalah salah satu alat untuk keberhasilan lobi
kita.
Berikut adalah tips untuk menciptakan kerjasama:
1. Berikan kesan pertama yang positif
2. Bangun kepercayaan dalam dirinya
3. Buatlah mereka kagum pada diri kita
4. Cari tahulah hobi mereka.
5. Apabila mereka sudah suka kepada kita maka akan
senang bersahabat dengan kita.
Untuk menjadikan sasaran lobi senang bekerjasama
dengan anda berikut adalah rumusannya;
1. Bila anda punya ide ingin bekerjasama dengannya,
buatlah seolah-olah ide anda adalah idenya.
2. Ketika kita ingin bekerjasama dan mendapatkan
dukungan penuh dari seseorang, berikan kerjasama
dan dukungan penuh kepadanya terlebih dahulu.
3. Lebih sulit mempertahankan kerjasama daripada
menciptakan kerjasama.
4. Ketahuilah keinginan mereka, ketahuilah kebutuhan
mereka.
5. Penuhilah keinginan dan kebutuhan mereka
6. Bila telah terbina kerja sama yang baik, bicaralah selalu
tentang kesamaan-kesamaan, kurangi bicara tentang
perbedaan-perbedaan.
PERTEMUAN 9
COMMUNITY RELATIONS
Referensi:
Yosal Iriantara, 2004. Community Relations. Simbiosa
Rekatama Media, Bandung. (Hal.19-43)
I. Pengertian Community Relations
Suatu prinsip yang hendak dikembangkan melalui
community relations adalah mengembangkan hubungan
bertetangga yang baik.
Jerold mendefinisikan Community Relations sebagai
“Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi dalam
sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk
kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas”
DeMartin menyatakan Community Relations sebagai “cara
berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait
dengan operasi organisasi”.
Pemahaman Komunitas (Community)
Dalam kontek PR makna komunitas itu tidak bersifat tunggal.
Menurut Frank Jefkins komunitas adalah “kelompok orang
yang tinggal disekitar wilayah operasi satu organisasi” atau
disebut Jefkins sebagai tetangga (melihat dari aspek lokalitas).
Dengan perkembangan yang ada saat ini komunitas dapat
diartikan bukan sekedar sebagai “kumpulan orang orang yang
tinggal pada lokasi yang sama tapi juga menunjukkan
terjadinya interaksi diantara kumpulan orang tersebut”.
artinya komunitas bukan menunjuk pada lokalitas saja
melainkan juga struktur.
Sedangkan De Martin memberikan pemahaman dari konsep
yang diajukan oleh Hallahan, yaitu bahwa Komunitas adalah
semua stakeholder yang dilayani organisasi.
Perbandingan Konsep Publik dan Komunitas ( Hallahan)
PUBLIK KOMUNITAS
Komposisi Secara umum dianggap terbentuk
dari kumpulan individu
Individual, organisasi dan institusi
Dipandang
organisasi
Sulit ditentukan posisinya sampai
kelompok tersebut menunjukan
ingin dikenal
Mudah ditentukan posisinya dn
familiar dengan kepentingan
Keterlibatan
organisasi
Sering reaktif, kebanyakan diberi
mandat atau diprovokasi
kelompok
Secara ideal proaktif
Komunikasi
Organisasi
Kontinum respons mulai dari
akomodasi hingga advokasi;
negosiasi
Integrasi (keterlibatan,
pemeliharaan, pengorganisasian)
Relasi Konsep Kebanyak publik berasal dari
komunitas
Publik dengan tujuan terbatas yang
kemudian seringkali bertambah
besar sehingga menjadi komunitas,
namun fokus kelompok pun meluas
bukan hanya pada isu tunggal
Stewart E Perry, memandang ada 2 makna komunitas
yaitu;
Pertama, Komunitas sebagai kategori yang mengacu pada
orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai –nilai
dan kepentingan bersama yang khusus.
Kedua, Secara khusus menunjuk pada satu kategori
manusia yang berhubungan satu sama lain karena
didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama yang karena
kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat
mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang
sama.
Menurut Carol Anne Ogdin menunjukan 5 hal yang
membedakan antara komunitas dengan kelompok
manusia yaitu:
• Pembatasan dan ekslusivitas
• Tujuan
• Aturan
• Komitmen
• Kemandirian
Untuk kepentingan PR kita bisa memandang komunitas
berdasarkan lokalitas sebagai kelompok orang yang
berdiam pada lokal yang sama. Selain itu, komunitas
dapat juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur
sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau
mungkin berjauhan namun dipersatukan oleh
kepentingan dan nilai-nilai sama.
Komunitas secara lebih rinci dapat dipandang berdasarkan
karateristik relasi didalam komunitas :
1. Komunitas sebagai pengelompokan lokal yang
didasarkan pada kedekatan dan relasi tatap muka.
2. Komunitas sebagai kelompok kepentingan seperti dalam
komunitas penelitian, komunitas bisnis, atau
karakteristik tertentu.
3. Kualitas relasi didalamnya dalam bentuk keterikatan
moral dan emosional seperti mengacu pada identitas,
nilai-nilai dan tujuan bersama, pengambilan keputusan
secara partisipatif dan poduksi simboliknya.
II. Hubungan Organisasi dengan Komunitas
Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah
sekedar soal bertertangga, hubungan ini lebih tepat
dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial
organisasi atau perusahaan atau dalam istilah
populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social
Responsibility (CSR).
Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi dapat
dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga bisnis yang
mencari keuntungan, disisi lain dipandang juga sebagai
lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab
bagi masyarakat.
Godeke menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perubahan hubungan antara organisasi
dan komunitasnya, antara lain adalah;
1. Globalisasi
2. Peningkatan harapan
3. Menguatnya masyarakat madani dan sektor LSM yang
makin berdaya.
4. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan yang
menekankan pada transparansi dan keberlanjutan
5. Pasar untuk tenaga kerja berbakat , yang bergerak
menuju pemberian hukuman bagi perusahaan yang
mengabaikan masalah kemasyarakatan.
Hubungan antara komunitas dan perusahaan lebih tepat
dipandang sebagai relasi yang dikembangkan untuk
membuka ruang bagi terwujudnya tanggungjawab sosial
perusahaan. Tanggung jawab sosial tersebut terus
berevolusi sampai menemukan bentuk yang menunjukan
keseimbangan dan kesetaraan posisi antara perusahaan
dan komunitas.
D. Peran Komunitas bagi Keberhasilan Perusahaan
Perusahaan apapun perlu menjalin hubungan yang baik
dengan komunitasnya sehingga terbentuk sikap positif
komunitas pada perusahaan.
Fakta telah membuktikan bahwa masyarakat paling tidak
suka jika perusahaan tidak berkomunikasi dengan mereka;
bersifat arogan dan tidak memberikan kontribusi atau
manfaat bagi lingkungan sekitar.
Masyarakat tidak ingin melihat perusahaan merugikan
karyawan, merusak lingkungan, mengabaikan masalah
sosial, dsb.
Padahal, sikap positif masyarakat akan mempengaruhi sikap
karyawan terhadap organisasi dan adanya ras kebanggaan
terhadap perusahaan tempatnya bekerja
Dengan memposisikan perusahaan sebagai mitra dalam
pandangan masyarakat dan masyarakat dipandang sebagai
mitra oleh perusahaan dalam mencapai tujuan masing-
masing maka dapat bermanfaat bagi perusahaan seperti;
nama baik, pencapaian tujuan perusahaan dan moral kerja
karyawan.
Dalam kemitraan ini, perusahaan juga akan terlibat dalam
permasalahan sosial yang bisa diatasi bersama
masyarakat.
Keterlibatan perusahaan dapat melalui kegiatan yang
mencakup:
1. Prakarsa-prakarsa komersial yang sasarannya adalah
kelompok komunitas tertentu yang menjadi sasaran
kepentingan bisnis perusahaan namun memberikan
manfaat signifikan dalam komunitas itu.
2. Investasi ekonomi, termasuk pemberian hadiah,
sumbangan, kesukarelaan perusahaan atau karyawan dan
pengembangan ekonomi masyarakat.
Tekanan dalam pelaksanaan Community Relations
Berkaitan dengan fungsi Community relations organisasi
ada beberapa tantangan atau tekanan baik internal
maupun eksternal menurut Waddock dan Boyle yaitu:
Tekanan lingkungan internal datang dari teknologi,
restrukturisasi, desentralisasi, keterbatasan sumber daya,
dan tekanan lain yang datang dari karyawan dan
komunitasnya.
Tekanan lingkungan eksternal datang dari : globalisasi,
aliansi, kompetisi, dan aturan pemerintah.
PERTEMUAN 10
TANGUNG JAWAB SOSIAL KORPORATE
(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Referensi:
Yusuf Wibisono.2007. Membedah Konsep dan
Aplikasi CSR –Corporate Social Responsibility.
Fascho Publishing, Gresik
Corporate Social Responsibility (CSR)
Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah
sekedar soal bertetangga, hubungan ini lebih tepat
dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial
organisasi atau perusahaan atau dalam istilah
populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social
Responsibility (CSR).
A. Pengertian CSR
CSR merupakan bentuk perhatian suatu perusahaan atau
organisasi terhadap kepentingan-kepentingan masyarakat
dengan bertanggung jawab pada dampak yang ditimbulkan
dari aktifitas operasional perusahaan.
The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) mendefinisikan CSR adalah:
“ komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak
secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan
kualitas hidup dari karywan dan keluarganya, sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat
secara lebih luas”
sedangkan Yusuf Wibisono mendefinisikan CSR sebagai
tanggung jawab perusahan kepada para pemangku
kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
B. Perkembangan Konsep CSR
Wujud tanggung jawab sosial organisasi berkembang di
awal tahun 60-an, sebagai respon terhadap nilai-nilai sosial
yang berubah, dengan munculnya perdebatan tentang isu-
isu sosial yang mengharuskan organisasi untuk mematuhi
tanggung jawab hukum yang baru.
Isu-isu bisa berupa kesempatan kerja, lingkungan hidup
atau keamanan produk dan sebagainya.
Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi dapat
dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga bisnis yang
mencari keuntungan, disisi lain dipandang juga sebagai
lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab
bagi masyarakat.
Create Profit Inc. menggambarkan 3 tahapan
perkembangan konsep tanggung jawab sosial
organisasi bisnis dalam konteks community relations :
1. Th 1960-1970-an, pemberian sumbangan sebagai
respon atas kebutuhan lokal dan manajemen CEO
2. Th.1980-1990-an, berkembang model kewarga
negaraan korporat
3. Th.1999 berkembang konsep aliansi strategis yang
terkait dengan tujuan organisasi.
Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)
seringkali dikaitkan dengan isu GCG (good corporate
governance) dan Triple Bottom Line.
C. Hubungan CSR dengan GCG
Good corporate governance (GCG), dalam arti sempit
dipahami sebagai suatu sistem dan seperangkat aturan
yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang
berkepentingan, terutama antara pemegang saham dan
dewan komisaris serta dewan direksi demi tercapainya
tujuan perusahaan.
Sedangkan dalam arti luas, GCG digunakan untuk
mengatur hubungan seluruh kepentingan stakeholders
secara proporsional dan mencegah terjadinya keslahan-
kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan
sekaligus memastikan bahwa kesalahan yang terjadi
bisa diperbaiki dengan segera.
Dalam tataran praktis, GCG merupakan tatakelola
perusahaan yang baik agar perilaku para pelaku bisnis
mempunyai arahan yang bisa dirujuk.
Terdapat lima prinsip GCG yang dijadikan pedoman
bagi pelaku bisnis, yaitu:
1. Transparency (keterbukaan informasi
2. Accountability (Akuntabilitas)
3. Responsibility (Tanggung Jawab)
4. Independency (kemandirian)
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Berdasarkan prinsip-prinsip GCG tersebut, terutama
prinsip responsibility, dapat ditarik benang merah
keterkaitan antara CSR dan GCG. Penerapan prinsip
responsibility tersebut, perusahaan memperhatikan
kepentingan stakeholdernya sebagai bentuk konsekuensi
dari operasional perusahaannya.
Penerapan CSR adalah salah satu bentuk implementasi
dari konsep Good Corporate Governance (GCG).
Konsep CSR juga sering dikaitkan dengan konsep Triple
Bottom Line, yaitu bahwa perusahaan tidak hanya
mengedepankan aspek ekonomi saja, tetapi juga aspek
sosial dan lingkungannya
D. Konsep Triple Bottom Line
John Elkington mengembangkan konsep triple bottom
line dalam istilah economic prosperity, environmental
quality dan social justice.
Menurut Elkington, perusahaan yang ingin berkelanjutan
harus memperhatikan ‘3P’ (Profit, People, Planet),
yaitu bahwa selain mengejar keuntungan (profit),
perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada
pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan
turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian
lingkungan (planet)
Semakin disadari bahwa kondisi keuangan saja tidak
cukup menjamin perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan. Keberlanjutan akan terjamin apabila
perusahaan memperhatikan dimensi terkait lainnya,
termasuk dimensi sosial.
Dengan demikian, CSR adalah salah satu bentuk
investasi masa depan. Karena melalui hubungan yang
harmonis dan citra baik, timbal baliknya, masyarakat
juga ikut menjaga eksistensi perusahaan.
E. Prinsip-prinsip CSR
Prof. Alyson Warhurst mengajukan prinsip-prinsip CSR
adalah sebagai berikut:
1. Prioritas Korporat
2. Manajemen Terpadu
3. Proses Perbaikan berkesinambungan
4. Pendidikan Karyawan
5. Pengkajian Dampak Sosial
6. Produk dan Jasa
7. Informasi Publik
8. Fasilitas dan Operasi
9. Penelitian
10. Prinsip Pencegahan
11. Kontraktor dan Pemasok
12. Siaga Menghadapi darurat
13. Transfer best practice
14. Memberi Sumbangan
15. Keterbukaan
16. Pencapaian dan Pelaporan
SIGNIFIKANSI PROGRAM
COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PERTEMUAN 11
Referensi :
Yusuf Wibisono.2007. Membedah Konsep dan Aplikasi
CSR –Corporate Social Responsibility. Fascho
Publishing, Gresik
Implementasi CSR di perusahaan pada umumnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Pertama, terkait dengan komitmen pimpinannya.
Perusahaan dengan pemimpin yang memiliki
sensitifitas dan kepedulian sosial yang tinggi akan
memiliki komitmen tinggi terhadap CSR, begitu pula
sebaliknya.
Kedua, terkait dengan ukuran dan kematangan
perusahaan. Perusahaan yang besar dan stabil lebih
berpotensi untuk melaksanakan CSR.
Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur
pemerintah. Semakin kondusif regulasi dan semakin
besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih
berpotensi memberi semangat kepada perusahaan
untuk berkonstribusi kepada masyarakat.
A. Arti Penting CSR
Ada tiga alasan penting mengapa perusahaan harus
mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan
dengan operasi usahanya.
1. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat sehingga
harus memperhatikan kepentingan masyarakat.
Kegiatah sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau
upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya alam
dan sumber adaya ekonomi oleh perusahaan yang
kadang bersifat ekspansif atau eksploratif.
2. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki
hubungan simbiosa mutualisme. Hal tersebut penting
untuk mewujudkan harmonisasi hubungan dan erat
kaitannya dengan citra dan performa perusahaan.
3. Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu
cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik
sosial. Potensi konflik itu bisa akibat dari operasional
perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan
komponen perusahaan.
B. Beberapa Alasan Implementasi CSR oleh
Perusahaan
Ada tiga kategori alasan perusahaan melaksanakan
CSR, yaitu:
Pertama, karena alasan keterpaksaan, maksudnya CSR
dipraktekan karena adanya dorongan eksternal.
Misalnya, tanggung jawab PT. Lapindo Brantas kepada
para korban lumpur di Sidoarjo terjadi karena adanya
faktor lingkungan dan faktor sosial.
Selain itu, CSR yang diterapkan untuk dorongan
membangun citra perusahaan (faktor reputasi). Misalnya
berbagai bentuk program CSR yang diarahkan untuk
membentuk citra atau opini publik yang positif.
Kedua, karena alasan pemenuhan kewajiban,
maksudnya CSR dipraktekan karena adanya regulasi,
hukum dan aturan yang memaksanya. Misalnya yang
terjadi pada perusahaan-perusahaan di Amerika.
Selain itu, CSR yang diterapkan karena adanya
penghargaan atau reward yang diberikan oleh segenap
institusi atau lembaga. Misalnya CSR award.
ketiga, karena alasan tanggung jawab sosial yang tulus.
Maksudnya CSR diaplikasikan dengan kesadaran
perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
B. Benefit Implementasi CSR
Ada beberapa keuntungan yang bisa diraih
perusahaan dari penerapan program CSR, yaitu:
1. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan
brand image perusahaan
2. Layak mendapatkan social license to operate
3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya
5. Membentangkan akses menuju market
6. Mereduksi biaya
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder
Rogovsky menyusun manfaat keterlibatan komunitas-
perusahaan adalah sebagai berikut:
Komunitas pada Perusahaan
• Reputasi dan citra lebih baik
• Lisensi untuk beroperasi secara sosial
• Bisa memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal
• Keamanan yang lebih besar
• Infrastruktur dan lingkungan sosial ekonomi yang lebih baik
• Menarik dan menjaga personel yang kompeten untuk memiliki
komitmen yang tinggi
• Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa, dan pelangan
lokal yang bermutu
• Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi
Perusahaan pada Komunitas
• Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman
kerja dan pelatihan
• Pendanaan investasi komunitas pengembangan
infrastruktur
• Keahlian komersial
• Kompetisi teknis dan personal individual pekerja yang
terlibat.
• Representatif bisnis sebagai jurus promosi bagi
prakarsa-prakarsa komunitas.
Rogovsky menunjukan profil organisasi yang menjalankan
konsep tanggung jawab social ( CSR), seperti berikut:
1. Pendekatan yang menggabungkan nilai dan strategi
organisasi yang mampu memadukan antara etika
korporat yang ada, yang berkenaan dengan keterlibatan
komuniatas yang besar dengan strategi baru.
2. Yakin bahwa keberhasilan korporat hanya bisa dicapai
bila komunitasnya pun berhasil.
Tingginya kinerja perusahaan-perusahaan ditunjukan
dengan adanya hubungan simbiotis antara keberhasilan
organisasi dan kesejahteraan komunitas.
3. Derajat intensitas tinggi
Memprioritaskan intensitas keterlibatan komunitas
organisasi dan menyelaraskan tindakan-tindakan yang
menunjang komitmen keterlibatan komunitas itu.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan
4. Derajat Integrasi Tinggi
Integrasi berarti communty relations dan kontribusi
dijalankan secara bersama-sama dengan tujuan
komplementer dan tanggung jawab komunitas dijalankan
semua divisi opersional.
5. Program yang responsif terhadap stakeholder komunitas
Organisasi bersikap proaktif dan para manajer
menjalankan kegiatan yang berempati pada komunitas.
6. Pendekatan kesatuan dalam perencanaan program
Mengakui bahwa setiap lokasi dan kelompok bisnis
mungkin saja membutuhkan serangkaian program yang
tepat untuk setiap lokasi dan kelompok bisnis.
7. Kemampuan dalam manajemen perubahan
Manajer corporate community relations adalah agen
perubahan yang trampil dan membuat organisasi bisa
menerima perubahan yang terjadi pd komunitas dan
masyarakat.
8. Mendukung beberapa kegiatan
Perusahaan menyadari bahwa akan muncul dampak
yang lebih besar bila perusahaan mendukung beberapa
isu yang sedang berkembang.
9. Secara aktif bermitra dengan organisasi non profit
Perusahaan bekerjasama dengan organisasi pendukung
untuk bersama-sama merumuskan tujuan , bukan hanya
sekedar memberikan uang pada organisasi itu.
PERTEMUAN 12
BENTUK PROGRAM
COMMUNITY RELATIONS
Referensi:
Yosal Iriantara, 2004, Community Relations, Simbiosa
Rekatama Media, Bandung. Hal 161 - 179
Semenjak diberlakukan otonomi daerah di Indonesai,
tuntutan komunitas lokal pada organisasi bisnis
meningkat. Komunitas lokal memiliki beberapa tuntutan,
seperti memprioritaskan tenaga kerja lokal, memberikan
bantuan pada komunitas lokal atau menuntut
pembangunan fasilitas sosial.
Adapun harapan komunitas yang harus dipahami
perusahaan adalah
1. Income atau pendapatan,
2. Kontribusi perusahaan
3. Kebanggaan
A. Kemitraan Bisnis-Komunitas
Kemitraan dikembangkan sebagai wujud keterlibatan
komunitas organisasi bisnis dan organisasi bisnis
memandang dirinya bukan sekedar mesin ekonomi
yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan tapi
juga memandang dirinya sebagai institusi sosial yang
bisa memberikan manfaat secara sosial.
Ada tiga bentuk pola kemitraan, yaitu:
1. Pola kemitraan Kontra Produktif
2. Pola kemitraan Semi produktif
3. Pola kemitraan Produktif
• Pola kemitraan kontra produktif
Pola ini terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola
konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan
shareholders (pemegang saham). Fokus perusahaan
bertumpu pada usaha meraih keuntungan yang sebesar-
besarnya sehingga hubungan perusahaan, pemerintah
dan masyarakat hanya sekedarnay.
perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri,
pemerintah tidak peduli dan masyarakat tidak
mempunyai akses kepada perusahaan.
• Pola kemitraan semi produktif
Pola kemitraan perusahaan dan komunitas ini masih
mengacu pada kepentingan jangka pendek. Pemerintah
dan masyarakat dianggap sebagai objek. Kemitraan
masih belum strategis dan masih mengedepankan
kepentingan diri perusahaan, bukan kepentingan
bersama anatara perusahaan dengan mitranya.
• Pola kemitraan produktif
pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai objek
dan dalam paradigma simbiosa mutualisme.
Tahap I
a. Pihak- pihak bermitra berkumpul untuk merumuskan
kebutuhan bersama.
b. Bila pihak yang bermitra belum pernah bekerjamasama
maka pihak-pihak bermitra itu mengawali dengan proses
mengatasi perbedaan
c. Mungkin ada kebutuhan pelatihan untuk membangun
pihak-pihak yang bermitra bisa beroperasi secara efektif
Tahap II
a. Lewat proses dialog dan diskusi, pihak-pihak yang
bermitra membentuk landasan bersama dan berupaya
menemukan visi dan misi yang disepakati bersama.
Dengan mengutip Criss Gribben, Rogovsky
menunjukan tahapan-tahapan dalam pengembangan
model kemitraan antara bisnis dan komunitas seperti
berikut ini:
b. Kelompok inti awal dari pihak-pihak bermitra
menyepakati perlunya melibatkan lebih banyak orang
dan lebih banyak organisasi.
c. Pihak-pihak yang bermitra mengembangkan
mekanisme untuk mengkaji kebutuhan dan ukuran
tindakan yang diusulkan untuk dilaksanakan
d. Pihak-pihak bermitra memadukan informasi yang
diperoleh dari kajian kebutuhan dengan visi dan misi
untuk menyusun agenda kegiatan
Tahap III
a. Merancang dan menjalankan kerangka kerja formal dan
struktur organisasi kemitraan
b. Pihak-pihak yang bermitra menyusun tujuan, sasaran,
dan objektif tertentu terkait dengan agenda kegiatan
c. Bila memadai, eksekutif kemitraan menunjuk atau
memilih tim manajemen (meski hanya seorang) untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Tahap IV
a. Kemitraan menyampaikan rencana aksi, baik berupa
pemberian layanan maupun beberapa fungsi lain.
b. Eksekutif kemitraan berupaya untuk menjaga
keterlibatan-pihak-pihak yang bermitra , merumuskan
kebijakan dan menjamin berjalannya akuntabilitas
kemitraan
c. Ada proses yang terus berlangsung untuk menilai
mengevaluasi dan menyempurnakan operasi kemitraan
Tahap V:
a. Bila diperlukan, para pihak yang bermitra hendak
menyusun strategi penghentian kemitraan (exit stratgy).
Strategy ini mencakup penyusunan sejumlah tujuan
baru untuk mempertahankan dan melanjukan tugas
kemitraan
b. Pihak-pihak yang bermitra sebaiknya menciptakan
hidup sesudah mati dengan mengalihkan kembali aset-
aset kemitraan pada komunitas tempt kemitraan
dijalankan
B. Pengembangan Masyarakat
Bentuk lain kegiatan community relations yang dilakukan
organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat
(community development). Dimana masyarakat adalah
partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari
pembangunan. Kindervatter menyatakan komponen dari
pengembangan masyarakat adalah :
a. Berorientasi pada kebutuhan baik material maupun non
material.
b. Memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat
setempat termasuk visi dan misi tentang masa depan
c. Mandiri yang berarti mendasarkan pada kekuatan dan
sumber daya yang dimiliki.
d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara
rasional dan penuh kesadaran.
e. Didasarkan pada transformasi struktural yang berarti
adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi
dan struktur kekuasaan.
Metode yang digunakan untuk pengembangan masyarakat
ini adalah PRA ( Participatory Rural Appraisal)
PRA adalah pendekatan dan metode yang mendorong
masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan
menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan
kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana dan
tindakan(Robert Chambers).
PRA dijalankan dengan berpegang pada prinsip-prinsip
dasar berikut ini:
1. Mengutamakan mereka yang terabaikan
2. Pemberdayaan (penguatan) masyarakat
3. Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator
4. Saling belajar dan menghargai perbedaan
5. Santai dan informal
6. Triangulasi
7. Mengoptimalkan hasil
8. Orientasi praktis
9. Keberlanjutan dan selang waktu
10. Belajar dari kesalahan
11. Terbuka pada perubahan
Bahwa praktik community relations yang bernuansa
kegiatan amal atau filantrofis dewasa ini mulai bergeser
menjadi kegiatan strategis. Bukan lagi memberi melainkan
bersama-sama mengembangkan, sehingga keberlanjutan
organisasi menjadi terjaga.
Wujud tanggung jawab sosial korporat itu akhirnya
memang bermuara pada pembuatan laporan sosial untuk
mencerminkan transparansi dan akuntabilittas. Namun apa
yang dilaporkan tentu saja merupakan kegiatan nyata yang
dikembangkan dan dijalankan oleh organisasi bisnis
bersama-sama dengan komunitas sekitarnya.
PERTEMUAN 13
PROSES COMMUNITY RELATIONS
Referensi :
Yosal Iriantara, 2004.Community relations, Simbiosa
Rekatama Media. Bandung. Hal 73-91
Proses PR dalam Community Relations
Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR
maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai
langkah-langkah daam community relations
Fokus kegiatan community relations adalah permasalahan
yang dihadapi komunitas, bukan permasalahan yang
dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelasaian
permasalahan yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan
juga oleh organisasi.
Proses kegiatan community relations bisa dipandang
berdasarkan dua pendekatan :
Pertama, dalam konsep PR lama yang memposisikan
organisasi sebagai pemberi donasi, maka program
community relations hanyalah bagian dari aksi dan
komunikasi dalam proses PR.
Kedua,pendekatan dengan memposisikan komunitas
sebagai mitra dan konsep komunitasnya bukan sekedar
kumpulan orang yang berdiam disuatu wilayah operasi
organisasi. Disini organisasi menampilkan sisi dirinya
sebagai satu lembaga sosial yang bersama-sama dengan
komunitas berusaha memecahkan permasalahan yang
dihadapi komunitas. Baik organisasi dan komunitas
bersama-sama mengerahkan sumber daya yang
dimilikinya untuk memecahkan masalah dan mencapai
tujuan bersama.
Dengan pendekatan yang kedua maka tahapan dalam
proses kegiatan community relations organisasi melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan fakta
Pengumpulan fakta permasalahan sosial yang ada dapat
ditemukan dari berbagai sumber seperti media massa, data
statistik, obrolan warga masyarakat, keluhan langsung dari
warga masyarakat atau hasil penelitian dan laporan dari
lembaga sosial masyarakat (LSM/NGO).
2. Perumusan Masalah
Masalah adalah adanya kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan yang dialami, yang untuk
menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunkan
pikiran dan ketrampilan secara tepat.
Dalam merumuskan masalah itu kita mulai memfokuskan pada
komunitas organisasi apakah komunitasnya berdasarkan
lokasi atau dipandang sebagai struktur interaksi maka
komunitas lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih
pada pertimbangan kesamaan kepentingan.
3. Perencanaan dan Pemrograman
Perencanaan adalah suatu perkiraan yang didasarkan
pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan
terwujud atau terjadi nanti.
Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan maka
dibuatlah suatu program. Program merupakan cara cara
untuk mecapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya
diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagian
dari program merupakan langkah-langkah yangditempuh
untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
4. Aksi dan Komunikasi
Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang
membedakan kegiatan community relations dalam konteks
PR dan bukan PR. Watak PR-nya ditampilkan lewat
kegiatan komunikasi. Dalam community relations selalu
ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin
disampaikan kepada komunitas serta melalui media apa
dan dengan cara bagaimana.
Sedangkan aksi sebagai implementasi program yang
sudah direncanakan pada dasarnya sama saja dengan
implementasi program apapun.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan keharusan dalam konteks community
relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya
dilakukan terhadap penyelengaraan program atau
kegiatannya belaka, melainkan juga dievaluasi bagaimana
sikap komunitas terhadap organisasi, Evaluasi sikap publik
itu diperlukan karena pada dasarnya community relations
ini meski merupakan tanggung kawab sosial organisasi
tetap merupakan kegiatan PR.
C. Langkah-Langkah Community Relations.
Kegiatan community relations saat ini tidaklah lagi
dimaknai sebagai kegiatan filantropis yang memosisikan
organisasi seolah-olah seorang dermawan yang membagi-
bagi uang dan barang pada komunitas, sehingga
komunitas merasakan ada manfaat kehadiran organisasi
ditengah lingkungannya hanya melalui pemberian dari
organisasi itu.
Menurut Waddock dan Boyle, kini pendekatan yang
digunakan dituntut untuk bersifat “strategis”. Prgroam
community relations organisasi kini bukan lagi sekedar
penyangga antara organisasi dan lingkungannya
melainkan menjalankan fungsi yang mesti
mengintegrasikan kepentingan-kepentingan stake holder,
khususnya karyawan dan komunitas kedalam kepentingan
organisasi.
Dengan perubahan pendekatan yang ada maka membutuh
kan staff PR yang menangani community relations adalah
orang yang memiliki pengetahuan yang komprehensif
mengenai komunitas lokal, kebutuhan-kebutuhan
komunitas itu, memiliki keahlian menangani organisasi
serta sifat bisnis dan teknologi orgnisasi komunitas lokal
yang sangat beragam.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana
organisasi dipandang oleh komunitasnya, karena hal ini
akan sangat menentukan langkah-langkah membangun
hubungan dengan komunitas tersebut.
Robert DeMartinis menjelaskan langkah-langkah dalam
community relations bagi organisasi non profit sebagai
berikut :
1. Merumuskan komunitas organisasi dan berbagai
kelompok yang ada didalamnya.
2. Menentukan tujuan program community relations
organisasi apa yang ingin dicapai organisasi pada
masing-masing kelompok dalam komunitas tersebut.
3. Menyusun pesan yang hendak disampaikan
4. Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian
pesan.
5. Melaksanakan Program community relations
6. Menganalisis hasil
Liz Brown, selanjutnya menguraikan langkah-langkah
community relations untuk organisasi bisnis yaitu;
1. Segmentasi
Dimana publik sasaran komunitas dibagi dan
diidentifikasi berdasarkan, demografi ataupun psikografi.
2. Skala prioritas
Didasarkan pada komunitas yang paling memiliki
kekuatan untuk mendukung atau menghambat
pencapaian tujuan bisnis organisasi.
3. Penelitian
Untuk mengetahui bidang perhatian utama dikalangan
komunitas yang menjadi sasaran diperlukan adanya
suatu penelitan.
4. Pemuka Pendapat pada kelompok sasaran
Cara lain mengetahui dan memahami permasalahan
komunitas adalah dengan berbicara pada pemuka
pendapatnya.
5. Penyelarasan
Perlunya penyelarasan terhadap permasalahan yang
dihadapi dan harapan yang dirasakan komunitas
terhadap organisasi, begitu juga sebaliknya tujuan
organisasi dengan permasalahan komunitas.
Perbedaan Langkah CR organisasi profit dan non profit
Organisasi Non Profit Organisasi Bisnis
Fokus utama Melalui kegiatan
komunikasi untuk
mendapatkan dukungan dari
komunitas untuk
menjalankan roda
organisasi agar mampu
menjalankan tugsanya
memberikan pelayanan
kepada publik yang menjadi
sasaran kegiatan
Dukungan komunitas untuk
mencapai tujuan organisasi
Kegiatannya Kampanye komunikasi Tidak hanya kampanye
komunikasi , tetapi juga
memberikan bantuan
modal, bantuan manajemen,
fasilitas kesehatan,
pendidikan dll
Dengan demikian untuk melakukan kegiatan cummnity
relations harus dipahami terlebih dahulu waktak organisasi ;
apakah organisasi non profit ataukah organisasi bisnis yang
berorientasi pada pencarian keuntungan. Perbedaan watak
akan membawa pada perbedaan dalam jenis kegiatan yang
akan dilakukan organisasi.
Dikembalikan proses PR sebagai induk program maka pada
dasarnya langkah-langkah community relations baik untuk
organisasi nonprofit maupun organisasi bisnis sama saja.
Langkah-langkah yang berbeda pada kedua jenis orgnisasi
pada dasarnya lebih disebabkan perbedaan watak
organisasi.
D. Kebijakan Community Relations
Community relations merupakan sebuah program yang
dilandasi kebijakan (policy) organisasi. Dengan
memandang community relations sebagai kebijakan maka
bisa tampak seberapa besar dan seberapa jauh komitmen
organisasi terhadap komunitas.
Menurut Wheelen dan Hunge, kebijakan merupakan
pedoman umum untuk mengambil keputusan pada seluruh
organisasi.
McLaughlin menyatakan kebijakan memiliki makna ganda.
Kebijakan bisa berupa “kerangka kerja yang menjadi
pedoman pengambilan keputusan dalam hal tertentu dan
menunjukan maksud-maksud yang lebih besar” dan bisa
pula berupa” rencana umum tindakan”.
Bila program community relations organisasi dijalankan
sebagai satu kebijakan organisasi maka program tersebut
akan memiliki landasan yang kokoh untuk dijalankan.
Karena kebijakn tersebut merupakan penjabaran dari
strategi umum yang dijalankan satu organisasi untuk
mencapai tujuannya.Kalaupun ada perubahan tapi bukan
hal yang mendasar melainkan lebih merupakan
penyesuaian.
Kecuali terjadi tekanan eksternal atau internal yang
selanjutnya memaksa organisasi merubah kebijakan
strategi organisasinya otomatis juga akan merubah
kebijakan organisasi termasuk didalamya program
community relations.
Lubna Forzley menyatakan, ada lima hal penting yang
dalam pelaksanaan program Community Relations
dengan pendekatan strategis, yaitu bahwa:
1. Tanpa keterlibatan semua pihak, tidak akan ada yang
tercapai.
2. Keterlibatan komunitas secara strategis selalu
memberikan hasil yang terbaik bagi semua pihak.
3. Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan
visibilitas yang baik.
4. Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan
peningkatan pengembangan kapasitas.
5. Keterlibatan komunitas secara strategis
mempersyaratkan adanya proses dan sistem
pengukuran

More Related Content

What's hot

Presentasi Penampilan Sekretaris yang Baik
Presentasi Penampilan Sekretaris yang BaikPresentasi Penampilan Sekretaris yang Baik
Presentasi Penampilan Sekretaris yang Baikkrisna ristanti
 
Kelompok 3 ppt presentasi WAWANCARA
Kelompok 3 ppt presentasi WAWANCARAKelompok 3 ppt presentasi WAWANCARA
Kelompok 3 ppt presentasi WAWANCARAAmeliaApriani2
 
miskonsepsi tentang sains dalam kehidupan
miskonsepsi tentang sains dalam kehidupanmiskonsepsi tentang sains dalam kehidupan
miskonsepsi tentang sains dalam kehidupanMaria Hidup
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
Sekretaris di era global
Sekretaris di era globalSekretaris di era global
Sekretaris di era globalPutriAdella2
 
Employee relations
Employee relationsEmployee relations
Employee relationsfenilatifah
 
Penerimaan tamu hotel resepsionis (2)
Penerimaan tamu hotel   resepsionis (2)Penerimaan tamu hotel   resepsionis (2)
Penerimaan tamu hotel resepsionis (2)Agrifina Nathania
 
Pelatihan dan pengembangan karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawanPelatihan dan pengembangan karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawanpadlah1984
 
PROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGE
PROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGEPROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGE
PROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGEMuhamad Zakaria
 
Karakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dll
Karakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dllKarakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dll
Karakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dllwan agus Simalango
 
Manajemen, Manajer dan Kepemimpinan
Manajemen, Manajer dan KepemimpinanManajemen, Manajer dan Kepemimpinan
Manajemen, Manajer dan KepemimpinanDwi Mardianti
 
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5Arismon Saputra
 
Sinopsis buku si dul anak betawi
Sinopsis buku si dul anak betawiSinopsis buku si dul anak betawi
Sinopsis buku si dul anak betawijannatulfiaandini
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings groupgilang dwi jatnika
 

What's hot (20)

Presentasi Penampilan Sekretaris yang Baik
Presentasi Penampilan Sekretaris yang BaikPresentasi Penampilan Sekretaris yang Baik
Presentasi Penampilan Sekretaris yang Baik
 
Kelompok 3 ppt presentasi WAWANCARA
Kelompok 3 ppt presentasi WAWANCARAKelompok 3 ppt presentasi WAWANCARA
Kelompok 3 ppt presentasi WAWANCARA
 
miskonsepsi tentang sains dalam kehidupan
miskonsepsi tentang sains dalam kehidupanmiskonsepsi tentang sains dalam kehidupan
miskonsepsi tentang sains dalam kehidupan
 
Makalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan RemajaMakalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan Remaja
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Sekretaris di era global
Sekretaris di era globalSekretaris di era global
Sekretaris di era global
 
Employee relations
Employee relationsEmployee relations
Employee relations
 
Penerimaan tamu hotel resepsionis (2)
Penerimaan tamu hotel   resepsionis (2)Penerimaan tamu hotel   resepsionis (2)
Penerimaan tamu hotel resepsionis (2)
 
Pelatihan dan pengembangan karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawanPelatihan dan pengembangan karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawan
 
TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)
TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)
TATA TERTIB KERJA NEW (Repaired)
 
Studi kasus konflik lingkungan kerja
Studi kasus konflik lingkungan kerjaStudi kasus konflik lingkungan kerja
Studi kasus konflik lingkungan kerja
 
PROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGE
PROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGEPROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGE
PROPOSAL & FAMILY GATHERING PACKAGE
 
Karakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dll
Karakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dllKarakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dll
Karakteristik kelompok,tahapan pembentukan kelompok,team dll
 
Manajemen, Manajer dan Kepemimpinan
Manajemen, Manajer dan KepemimpinanManajemen, Manajer dan Kepemimpinan
Manajemen, Manajer dan Kepemimpinan
 
Manajemen Waktu
Manajemen WaktuManajemen Waktu
Manajemen Waktu
 
Teori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan KerjaTeori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan Kerja
 
Peramalan sdm
Peramalan sdmPeramalan sdm
Peramalan sdm
 
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
 
Sinopsis buku si dul anak betawi
Sinopsis buku si dul anak betawiSinopsis buku si dul anak betawi
Sinopsis buku si dul anak betawi
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 

Similar to government-relations.ppt

25889051 makalah-reformasi-birokrasi
25889051 makalah-reformasi-birokrasi25889051 makalah-reformasi-birokrasi
25889051 makalah-reformasi-birokrasiGuntur Rahmandhito
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...Antoni Butarbutar
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...Intan Wachyuni
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...Intan Wachyuni
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governanceNaniisrina A
 
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASIRANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASISIWI Book store
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Dayat MoCiil
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Indra Hendiyana
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanAgung Kharisma
 
Makalah Kewarganegaraan- Good Government
Makalah Kewarganegaraan- Good GovernmentMakalah Kewarganegaraan- Good Government
Makalah Kewarganegaraan- Good GovernmentPamulang University
 
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDTELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDprimahendra
 
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Transmission Music Group
 
Materi Kewirausahaan Bisnis
Materi Kewirausahaan BisnisMateri Kewirausahaan Bisnis
Materi Kewirausahaan BisnisNurikaWulandari
 
Teknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasiTeknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasiM Mubaraq
 

Similar to government-relations.ppt (20)

25889051 makalah-reformasi-birokrasi
25889051 makalah-reformasi-birokrasi25889051 makalah-reformasi-birokrasi
25889051 makalah-reformasi-birokrasi
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Ethical Decision ...
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Struktur Direktur dan Eksekutif, Universita...
 
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptxPerbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
 
BISNIS DAN POLITIK
BISNIS DAN POLITIKBISNIS DAN POLITIK
BISNIS DAN POLITIK
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governance
 
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASIRANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
RANGKUMAN: MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
 
Materi app i
Materi app iMateri app i
Materi app i
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaan
 
Makalah Kewarganegaraan- Good Government
Makalah Kewarganegaraan- Good GovernmentMakalah Kewarganegaraan- Good Government
Makalah Kewarganegaraan- Good Government
 
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDTELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
 
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
 
Kondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalahKondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalah
 
Materi Kewirausahaan Bisnis
Materi Kewirausahaan BisnisMateri Kewirausahaan Bisnis
Materi Kewirausahaan Bisnis
 
Design anti korupsi
Design anti korupsiDesign anti korupsi
Design anti korupsi
 
Ilu
IluIlu
Ilu
 
Teknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasiTeknik lobi dan negosiasi
Teknik lobi dan negosiasi
 

Recently uploaded

RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 

Recently uploaded (13)

RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 

government-relations.ppt

  • 2. Referensi : Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti, Jakarta. Hal. 115-126 Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal. 11 – 65.
  • 3. Membina hubungan baik dengan pemrintah menjadi sangat penting dewasa ini karena pemerintah adalah pengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Selain itu, karena pluralitas masyarakat Indonesia, dunia usaha memerlukan peran pemerintah selaku penengah dalam menangani krisis. Perusahaan perlu membina hubungan baik dengan pemerintah untuk mengurangi ketidakpastian karena salah membaca peraturan, untuk memepercepat segala proses birokrasi untuk perijinan, untuk meningkatkan pemahaman satu sama lain dan untuk memeperoleh perlindungan pada saat perusahaan mengalami krisis.
  • 4. Dalam kegiatan PR, pemerintah dianggap penting bukan saja karena pemerintah adalah pengatur negara dan pembuat keputusan penting, tetapi lebih dari itu. Pemerintah terdiri atas orang-orang yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kegiatan bisnis. Adanya pejabat PR yang khusus berhubungan dengan pihak-pihak pemerintahan untuk kepentingan perusahaan bukanlah hal yang dilarang, pemerintah membutuhkan kalangan perusahaan begitu juga sebaliknya dalam menyukseskan beberapa program yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas pada umumnya dan perusahaan khususnya.
  • 5. Tugas yang diemban oleh PR dalam kaitannya dengan government relations adalah: 1. Meningkatkan komunikasi dengan pejabat pemerintah dan lembaga tinggi negara. 2. Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan pada area yang mempengaruhi bidang usaha mereka. 3. Mendorong partisipasi para pemilih (rakyat) pada setiap lapisan masyarakat. 4. Mempengaruhi undang-undang yang berdampak pada ekonomi rakyat dan pelaksanaanya. 5. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pembuat keputusan. 6. Mengurangi ketidakpastian karena tidak dapat membaca tanda-tanda peraturan.
  • 6. 7. Mempercepat keluarnya keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti ijin eksploitasi hasil alam dan sebagainya. 8. Meningkatkan pemahaman satu sama lain. 9. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan pada saat perusahaan menghadapi krisis.
  • 7. Kepentingan pemerintah terhadap dunia usaha antara lain; 1. Dunia usaha adalah penggerak pembangunan yang memutar roda perekonomian. Dunia usaha diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan kepada orang banyak. 2. Dunia usaha dipungut pajak. Semakin besar perusahaan tentu akan semakin besar pula pajak yang dapat disetorkan kepada pemerintah. 3. Dunia usaha adalah mitra pemerintah untuk mengelola hasil bumi dan kekayaan negara. Kepentingan pemerintah yang besar pada dunia usaha sering dimanfaatkan oleh dunia usaha ketika menghadapi krisis. Misalnya, adanya masalah perburuhan, isu kesalahan produksi, dsb.
  • 8. Arti Penting Hubungan dengan Pemerintah Menurut H. Frazier Moore hubungan pemerintah perlu mendapat perhatian karena: Pertama, kebijakan pemerintah yang tidak tepat bisa membuat perusahaan menghadapi perubahan biaya yang tidak terduga, perpajakan yang tinggi dan sebagainya, sehingga dapat mematikan gerak perusahaan. Kedua, undang-undang/ peraturan pemerintah dapat membuat banyak pembatasan bagi ruang gerak perusahaan. Dengan demikian government relations menduduki posisi yang sangat penting dan vital karena perusahaan dapat memberikan fakta / bujukan kepada pemerintah, parlemen untuk melindungi bisnis perusahaan.
  • 9. Government relations, pada dasarnya dilakukan perusahaan bertujuan untuk: 1. Mengubah berbagai peraturan yang menyulitkan ruang gerak perusahaan. 2. Membatalkan rancangan regulasi yang sedang disiapkan oleh legislatif atau eksektif. Dengan demikian melakukan lobi adalah suatu keharusan, yang diperhatikan dalam kegiatan government relations. Lewat lobi tidak berarti segala sesuatu bisa dibeli, karena itu meski lobi perlu dan ditujukan pada orang penting dalam pemerintahan maka lakukanlah dengan profesionalisme tinggi.
  • 10. Melobi Pemerintah Kegiatan hubungan dengan pemerintahan oleh pejabat PR biasa dilakukan dengan cara melakukan lobi. Pe_lobi muncul dari tuntutan perusahaan yang tidak dapat dipenuhi oleh geverment relations-nya. Kadang karena tidak adanya pelobi yang tangguh maka perusahaan menyewa PR (konsultan PR) beserta timnya untuk melobi pemerintah. Peran para pelobi di Indonesia belakangan cukup menonjol. Para mantan pejabat pemerintah umumnya dikenal sebagai anggota dwan komisaris suatu perusahaan yang banyak memerlukan lobi dengan pemerintah.
  • 11. Melobi diartikan “melakukan pendekatan secara tidak resmi” Pelobian diartikan sebagai “bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintah atau pemimpin politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang”. Menurut Tarsis Tarmudji, Lobi adalah “sebuah (bentuk) pressure group yang mempraktikan seni mendapatkan teman yang berguna dan mempengaruhi orang lain”. A.B Susanto menyebutkan melobi pada dasarnya merupakan “usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan positif terhadap topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan”.
  • 12. Selanjutnya menurut Tarsis Tarmudji dikemukakan pokok pikiran yang menjelaskan tentang lobi sebagai berikut: 1. Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak yaitu pihak pelobi dan pihak yang dilobi. 2. Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi adalah para pembuat undang-undang, pejabat pemerintah, pimpinan politik dan sejumlah tokoh yang memiliki pengaruh dan kekuasaan. 3. Kegiatan lobi dapat dilakukan individual atau berkelompok dengan sasaran lobi juga individual atau lembaga. 4. Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna bagi pelobi maupun organisasi 5. Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi. 6. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung 7. Lobi adalah kegiatan yang bersifat informal.
  • 13. Alasan untuk melakukan lobi oleh PR terhadap pemerintah Menurut Frank Jefkins adalah: 1. Segala bentuk campurtangan pemerintah, seperti kebijakan ekonomi, peraturan perpajakan, dan sebagainya akan memebrikan dampak bisnis perusahan 2. Beberapa bisnis menjadi sukses karena mereka telaten mengadakan dialog dengan pemerintah 3. Suatu aspek penting dalam pemerintahan demokratis adalah pendiskusian berbagai rencana dan rancangan undang-undangnya dengan pihak-pihak terkait yang akan terkena dampaknya. 4. Dipihak parlemen juga ada kelompok lobi.
  • 14. 5. Penting untuk mendapatkan informasi dan bahkan mengadakan pertemuan serta mengenal para anggota parlemen, terutama yang berkepentingan pada bidang bisnis perusahaan dan memerlukan informasi tentang apa yang perusahaan kerjakan. 6. Anggota parlemen adalah pembentuk opini. Kalau anda tidak tahu mereka, maka jangan salahkan mereka jika mereka tidak tahu anda.
  • 16. Referensi: Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal 135 – 147.
  • 17. Kerangka berpikir Pimpinan Pemerintahan Dalam terminologi pemerintahan, peran pemerintah terhadap BUNM ( Badan Usaha Milik Negara) ada tiga yaitu; 1. Sebagai regulator 2. Sebagai operator 3. Sebagai owner. Yang paling terkait dengan perusahaan adalah perannya sebagai regulator. Ada dua point yang harus dipahami oleh pejabat PR dalam kaitannya dalam melakukan Lobi terhadap pemerintah adalah;
  • 18. Pertama, setiap pemimpin dan adanya pergantian pemimpin dalam instansi pemerintah akan berbeda dan mempengaruhi dalam memimpin, dalam berkomunikasi termasuk dalam menanamkan nilai-nilai pelayanan kepada anak buahnya saat melayani stakeholder-nya. Kedua, Fungsi regulator atau pembuat regulasi ini dapat dimaknai sebagai amanah yang harus dilakukan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat. Perlu dipahami bahwa para pemegang jabatan pemerintah tersebut memiliki kecenderungan mempunyai ego kuat bahkan mungkin ada sedikit kesombongan. Perlu disadari walaupun sering mengumandangkan transparansi atau perlunya keberpihakan kepada dunia usaha dan masyarakat luas nyatanya mengubah karakter dan kepribadian birokrat tersebut tidak mudah. Dibutuhkan keahlian membangun relationship yang kuat.
  • 19. Kebiasaan-kebiasaan dan pemikiran yang biasa diperlihatkan oleh para pemimpin yang duduk dipemerintahan adalah: 1. Merasa kepemimpinan pendek (jangka waktu terbatas); implikasinya 2 hal yaitu: Memanfaatkan prinsip aji mumpung atau kedudukan/jabatan sebagai suatu amanah. 2. Pola hitung untung rugi 3. Gaji mereka sebagai pejabat negara / pegawai negeri kecil dan terbatas, tatapi tanggung jawab pada konstituen harus mereka pegang. 4. Tanggungjawab pada pribadi dan keluarga, kesejahteraan mereka sebagai pejabat pemerintah yang notabene public figure tidak cukup jika hanya mereka peroleh dari gaji normal mereka.
  • 20. Bahwa ada kecenderungan setiap pergantian jajaran pimpinan di suatu instansi pemerintahan selalu menjelek- jelekan pimpinan lama dan mengelu-elukan pimpinan baru. Kemudian adanya pergantian pimpinan tertinggi maka sebagian jajaran bawahanyapun diganti. Tentang penggantian supplier atau distributor sebagai pelobi setiap penggantian pimpinan ada peluang dan ancaman. Jika kita belum masuk maka bisa jadi peluang dan jika kita merupakan rekenan pimpinan yang lama maka kita sudah harus melakukan ancang-ancang dan mempersiapkan strategi pendekatan sehingga posisi kita tidak sampai diganti.
  • 21. Ketika terjadi konflik didalam organisasi/instansi akibat pergantian yang ada maka seorang pelobi tidak boleh bersifat memihak, harus netral. Demikian juga jiga terjadi adanya ketidak puasan dan saling mendiskriditkan para pelobi harus pula menyadari kondisi ini. Antara Pengambil Keputusan dan Eksekutor Bahwa pengambil keputusan dan eksekutor dalam lembaga pemerintahan tidak sekaligus. Juga harus dibedakan dengan peran supporting staff. Ada pejabat yang menandatangani sebuah kebijakan, ada eselon dibawahnya yang melaksanakan, dan ada pejabat yang menyediakan equipment. Jika lobi kita ingin sukses dan hasilnya sesuai dengan yang kita rencanakan, ketiga jenjang tersebut harus kita perhatikan.
  • 22. Harus pula dipahami terkadang kita sudah berhasil menghubungi tokoh untuk di lobi sudah berhasil menetapkan waktu, tempat dan topik pembicaraan saat lobi, maka kita tidak boleh berpikiran bahwa hasilnya akan mudah diramal, bahwa dinamika organisasi bergerak cepat, sulit diprediksi, maka hasil lobi kitapun yang sudah disetujui bersama bisa saja tiba-tiba dibatalkan. Perubahan atas apa yang sudah diputuskan bersama itu bisa terkadi karena alasan sederhana. Dalam bisnis ada stakeholder, dimana stakeholder terus bergerak, semua memiliki motif, semua memiliki kepentingan. Pergeseran yang satu bisa menggeser yang lain. Perubahan ini harus diikuti, dimonitor dan dicermati.
  • 23. Perlu menjadi perhatian pelobi bahwa para pimpinan yang dilobi bukanlah orang yang ahli dalam bidangnya, mungkin saja jabatannya sebagi jabatan politis, mereka juga bukan orang yang memiliki cukup informasi soal bisnis anda. Bila mereka mengambil keputusan yang salah tentang industri anda itu bukanlah karena salah mereka . Karena itu berikanlah informasi yang memadai dan cukup tentang industri dan bisnis kita.
  • 24. PERTEMUAN 3 AKTIFITAS LOBI KE PEMERINTAH
  • 25. Referensi : Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti, Jakarta. Hal. 115-126
  • 26. Di Indonesia, peran untuk melobi pemerintah masih sering dilakukan oleh pemimpin puncak atau pemilik perusahaan. Kebanyakan pelobi menjalin hubungan yang dekat dengan para pejabat pemerintahan. Meskipun demikian, pada beberapa perusahaan investasi asing di Indonesia, ditemui bahwa peran tersebut dilakukan oleh spesialis PR yang disebut government relations. Tugas mereka dalah melobi pemerintah agar investasi mereka aman disini, menembus izin-izin investasi, perluasan impor, pemakaian tenaga kerja asing, pengurusan pajak, dan sebagainya.
  • 27. Hal-hal Penting dalam Melobi Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila melakukan lobi dengan pemerintah; 1. Setiap keputusan politik pasti menguntungkan bisnis tertentu dan akan merugikan bisnis yang lain. 2. Bisnis anda tidak bisa tidak terpengaruh keputusan politik. Karena itu harus dikenali bagaimana, kapan, dan mengapa keputusan politik diambil. Baik di negara sendiri atau dinegara lain yang berhubungan dengan bisnis anda.
  • 28. 3. Kekuatan lobi dalam mempengaruhi orientasi politik parpol pemerintah dan sebagainya juga dipengaruhi oleh sejauh mana pelobi memiliki network dengan tokoh-tokoh atau key person di negara tersebut. 4. Sejauh mana lobi anda bisa langsung ke pusat organisasi pemerintah (legislatif, eksekutif, yudikatif) sejauh itu pula anda mengetahui apa yang akan diputuskan terhadap: bisnis, peraturan, kompetitor dan sebagainya.
  • 29. Aktifitas Melobi Hal-hal yang bisa dilakukan oleh Pelobi ke pemerintah sangat bervariasi sesuai dengan sifat dari industri dan kelompok yang diwakili. Kebanyakan hal-hal yang dilakukan adalah : 1. Mengumpulkan data dan fakta Pemerintah adalah pemilik dat yang lengkap tetapi seringkali tidak terkoordinasi. Di Indonesia hampir setiap departemen melakukan penelitian dan tabulasi data tahunan. Data-data ini disampaikan kepada pusat- pusat dokumentasi, humas dan juga dipegang oleh para individu yang menangani suatu komoditas/peraturan. Selain itu, pemerintah juga menyimpan data-data statistik, ekonomi,opini dan keputusan.
  • 30. 2. Interpretasi terhadap langkah pemerintah Keputusan pemerintah umumnya adalah merupakan penjabaran dari opini orang-orangnya. Fungsi utama pelobi adalah menerjemahkan opini tersebut kedalam kebutuhan perusahaan. Pelobi melakukan prediksi yang didugaakan terjadi secara hukum dan memberi rekomendasi agar perusahaan dapat menyesuaikan diri atau memanfaatkan ketentuan baru tersebut. 3. Interpretasi terhadap langkah perusahaan melalui kontak regular dengan pejabat pemerintahan, pelobi menginformasikan bagaimana suatu regulasi dirasakan oleh perusahaan atau oleh kelompk masyarakat tertentu.
  • 31. 4. Membangun posisi Adakalanya seorang pelobi melakukan tindakan untuk menunda suatu peraturan agar perusahaan tidak mengalami kesulitan serius atau agar semua pihak siap melaksanakan peraturan tersebut. 5. Melemparkan berita nasional istilah yang dipakaia adalah publicity springboard, yaitu menggunakan tempat lobi sebagai pusat peerdaran berita. Tempat lobi umumnya dalah suatu pusat yang selalu dikunjungi oleh para wartawan dan jurnalis media. Berita yang dilemparkan melalui para pejabat di tempat lobi akan dengan segera beredar secara nasional dan akan dikutip oleh media lainnya.
  • 32. 6. Mendukung kegiatan pemasaran tepatnya dalah melobi agar pemerintah menggunakan jasa atau membeli produk yang diahsilkan perusahaan. Pemerintah adalah pembeli yang paling besar. Pelobi tidak hanya menawarkan barang/jasa, melainkan juga mengajukan proposal untuk dianggarkan oleh pemerintah.
  • 33. Ada dua hal yang bisa dipelajari dari perkembangan teknik melobi yang banyak diterapkan oleh perusahaan internasional dewasa ini, yaitu: 1. Grass-root lobbying lobi kepada pemerintah dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan meningkatkan kesadaran warga negara untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, agar pemerintah mau membela kepentingannya. Para pelobi menggerakkan masyarakat karena masyarakatlah yang memilih langsung para pembuat kebijakan sehingga ada tanggung jawab bagi pembuat kebijakan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat.
  • 34. 2. Political Action Committees (PAC). Cara ini dilakukan di negara-negara yang masyarakatnya sudah maju. Perusahaan mendukung kandidat politik yang mempunyai filosofi yang sama dengan filosofi perusahaan. Cara yang lebih halus misalnya dengan memberikan beasiswa kepada calon-calon pemimpin yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pembangunan, denagn mendukung tim-tim olah raga nasional yang berkompetisi di tingkat internasional dan sejenisnya.
  • 35. PERTEMUAN 3 LANGKAH DAN STRATEGI LOBI (I)
  • 36. Referensi : Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi, Indeks, Jakarta. hal 69-113
  • 37. A. Persiapan Yang diperlukan saat Melobi Seorang pejabat PR yang bertanggung jawab terhadap government relations mutlak memahami strategi lobying dan persiapan apa yang dibutuhkan agar sukses melaksanakan fungsinya. 1. Langkah-langkah persiapan Lobi point-poin yang penting diketahui agar proses lobi berjalan lancar yaitu: 1. Pahami prinsip-prinsip kegiatan lobi 2. Kenali sasaran lobi 3. Pahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan sasaran lobi terhadap diri anda 4. Berikan gambaran manfaat yang didapat bila mendukung atau mengabulkan permintaan anda. 5. Persiapkan berbagai fasilitas pendukung.
  • 38. Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu maupun kelompok kecil yang bertujuan memperoleh rekan yang bermanfaat guna mempengaruhi para pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan buat diri sendiri atau organisasi atau perusahaan pelobi. Untuk itu prinsip-prinsip yang haru dipegang teguh dalam melobi adalah: 1. Diluar pembicaraan formal masih diperlukan pembicaraan informal. 2. Pelobi harus mampu menetralisir berbagai keadaan yang bisa menghambat proses pembicaraan informal.
  • 39. 3. Pelobi harus membangun keyakinan pada sasaran lobi bahwa hasil apapun yang diputuskan tidak menyebabkan hubungan kedua belah pihak menjadi negatif. 4. Pelobi hrus mampu membantu orang itu mengambil keputusan. 5. Memahami kondisi yang bersifat politis 6. Memegang prinsip saling menguntungkan, dan bisa saling membutuhkan. 7. Kunci keberhasilan lobi terletak kepada kemampuan memodifikasi struktur psikologis internal orang yang dilobi.
  • 40. 2. Ukuran Keberhasilan : Lobi bisa untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan lobi bervariasi bisa berupa mempengaruhi sasaran lobi agar berbagai usulan, rencana dan program kerja anda, mendapatkan pengertian, pemahaman, persetujuan hingga pada dukungan. Bisa saja tujuan lobi hanya sekedar tercipta hubungan kerja yang kondusif, saling memahami, tidak saling mengganggu. Oleh karena itu terlebih dahulu harus ditetapkan suatu parameter yang jelas terhadap pencapain tujuan lobi..
  • 41. 3. Siapa yang di Lobi Siapa yang dilobi bukan pekerjaan yang mudah untuk menjawabnya seiring dngan berjalannya waktu, berubahnya lingkungan bisnis serta semakin kompleknya perkembangan yang terjadi maka lembaga, institusi, organisasi atau perusahaan yang menjadi sasaran lobipun bergeser. Dalam upaya memahami sasaran/target lobi maka kita harus mengajukan 2 pertanyaan yaitu : 1. Apa lembaga atau organisasi yang harus kita lobi ? 2. Siapa orang dalam lembaga, organisasi yang mempunyai pengaruh atas kelancaran pencapaian tujuan oraginasai atau perusahaan ?
  • 42. B. Mengorganisasikan dan Merencanakan Lobi 1. Menetapkan Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan lobi dipilih dipengaruhi banyak faktor. Siapa sasaran lobi, apa hobi dan kesukaanya, apa posisi atau kedudukannya dalam organisasi, apa latar belakangn budanya/sukunya, apa latar belakang pendidikannya dan luas lingkup pengalamannya. bentuk kegiatan hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan, yang harus dirancang untuk memmpermudah mencapai tujuan. Bentuk kegiatan alternatif yang umum adalah : Kunjungan ke pabrik, Makan siang/malam bersama, seminar, workshop dihotel berbintang, mengikuti kegiatan hobi target yang dilobi.
  • 43. 2. Menetapkan tempat Dasar pemilihan tempat untuk melakukan lobi adalah: a. Suasana b. Privasi c. Bila dibutuhkan penginapan ? d. Restoran atau hotel ? e. Pertimbangkan faktor lokasi tempat lobi berlangsung f. Alternatif tempat lobi harus dipersiapkan g. Persetujuan pihak yang akan di lobi h. Dapat dikaitkan dengan lokasi dekat dengan hobinya i. Dari pertemuan pertama atur pertemuan berikutnya j. Setelah tempat disetujui adakankoordinasi dengan pihak yang terkait.
  • 44. 3. Menetapkan Waktu Menetapkan waktu lobi harus dilihat situasi dan kondisi pihak yang dilobi. Waktu makan, acara seminar, melakukan kegiatan hoby, adalah waktu yang bisa tepat untuk melaksanakan lobi. 4. Menetapkan Tim Lobi Tim lobi jumlahnya berapa orang, yang terlibat didalam tim kita siapa saja dan berapa orang ? Hal yang sama juga perlu ditanyakan dari tim sasaran lobi, jumlahnya berapa orang dan siapa saja yang hadir.ada pihak lain yang perlu diundang? Siapa saja yang diundang ? Sesuaikanlah jumlah tim sesuai dengan jumlah tim sasaran lobi.
  • 45. 5. Menetapkan Tujuan Lobi Apa yang anda pikirkan akan anda peroleh itulah yang akan anda dapatkan.Tujuan yang anda tetapkan akan membimbing anda sampai pada tujuan tersebut. Ada beberapa contoh dari tujuan lobi diantaranya; 1.Mengajak sasaran lobi untuk terjun langsung dan mengamati kegiatan industri perusahaan anda 2. Saling mengenal satu sama lain dan memahami secara personal. 3. Menjalin hubungan yang lebih harmonis 4. Memahami dan membina hubungan yang lebih baik 5. Melakukan perkenalan terhadap pejabat yang baru dilantik, naik jabatan dan sebagainya.
  • 46. 6. Menetapkan Anggaran Anggaran tergantung banyak variabel, antara lain tujuan dan sasaran akhir lobi yang akan capai, siapa yang diundang, lokasi atau tempat lobi anda berlangsung. Jumlah yang diundang, pilihan menu, tahapan lobi dan publikasi. Lobi dapat berlangsung beberapa hari, juga mungkin menyiapkan souvenir dan biaya terhadap rencana darurat perlu diperhitungkan. 7. Pentingnya Persiapan Persiapan lobi yang baik akan menghasilkan: - Kelancaran - Lobi berjalan efektif sesuai tujuan yang diharapkan - Mengurangi tingkat risiko dan kegagalan - Memeroleh dukungan dan kepercayaan yang cepat.
  • 47. Sebaliknya jika persiapan kurang baik maka : 1. Suasana informal dan santai yang bersifat kekeluargaan gagal dibangun. 2. Pembicaraan tertunda/ terganggu 3. Kepercayaan terganggu. 4. Lobi terhambat / tidak tuntas 5. Lobi gagal. Hal yang perlu dan jangan dilupakan adalah perlu menyiapkan rencana darurat (convergency plan) jika rencana semula mengalami hambatan dan tidak bisa diteruskan.
  • 48. C. Menetapkan Strategi Lobi yang Efektif 1. Urutan prioritas Urutan prioritas berhubungan dengan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan lobi. penetapan prioritas ini maksud dan tujuannya adalah untuk memperoleh efek domino atau efek bola salju.” bila satu sudah ditangan yang lain akan mengikuti” untuk itu kita harus mengingat lima aktivitas yang menjadi fungsi melobi yaitu; - Membangun koalisi dengan organisasi-organisasi lain, berbagai kepentingan dan tujuan-tujuan untuk melakukan usaha bersama dalam mempengaruhi wakil-wakil legislatif.
  • 49. - Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan untuk legislator yang mewakili posisi organisasi dalam isu-isu kunci. - Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh dan wakil-wakil dari agensi yang menyatu. - Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi terhadap legislator. - Memusatkan debat pada isi kunci, fakta dan bukti- bukti yang mendukung posisi organisasi. Situasi yang akan dibangun, siapa yang akan dilobi, tujuan yang akan dicapai, akan menentukan dari lima aktivitas tersebut mana yang harus didahulukan.
  • 50. Siapa yang dilobi akan menentukan tempat dan waktu lobi. Dan itu terkait dengan : - Posisi jabatan, kewenangan dalam memutuskan. - Juga terkait dengan situasi psikologis dan sosiografis yang akan dibangun maupun yang harus kita siapkan. - Anggaran yang disediakan. - Waktu dan tempat - Kedalaman pesan, fakta dan data yang harus dan memungkinkan diberikan saat itu ( tidak semua fakta dan data dapat diberikan disembarang tempat) dan sebagainya.
  • 51. 2. Menyiapkan Argumen Lobi yang berhasil adalah lobi yang didasari dengan pendekatan yang baik, itu benar. Akan tetapi lobi yang mampu membantu upaya pencapain tujuan organisasi atau perusahaan tidaklah sesederhana itu berbagai persyaratan atau data pendukung sangat diperlukan. 3. Merumuskan Ide dan Usulan Setelah rencana dirumuskan maka kunci terakhirnya adalah bagaimana anda menjual idenya. Lobi adalah teknik komunikasi. Bagaimana anda menjual pesan agar pesan tersebut dibeli dibeli sasaran lobi, itu sangat tergantung pada pedoman dibawah ini;
  • 52. Keberhasilan jualan ide anda akan ditentukan : 1. Bagaimana anda membungkus idenya, komponennya adalah : a Bagaimana agar menjadikan ide seolah-olah datang dari mereka. b. Ide anda mendukung ide-ide sasaran lobi c. Ide-ide anda seolah meringankan tugas mereka d. ide anda tersebut memberikan manfaat yang besar buat masyarakat. 2.Bagaimana anda mengkomunikasikannya. Ini menyangkut pilihan kalimat.contoh pilihan kalimat yang benar “ Anda akan memperoleh keuntungan 15% dari total modal anda setorkan” bukannya “kami akan mengajak anda kerjasama, mudah- mudahan tingkat keuntungan yang akan kita hasilkan sebesar 30 % sehingga anda pat 15 %, sisanya buat kami”
  • 53. 4. Memberi makan rohani pelobi Makanan rohani dimaksudkan untuk tetap membuat anda mampu mengisi kegiatan lobi dengan pemikiran – pemikiran yang brilian. Memberi makan rohani berarti banyak membaca, banyak berdiskusi, banyak mengikuti seminar dan sebagainya.juga harus tahu cara penanganan, cara pelayanan dan cara mengkonsumsi minuman, table manner, memahami berbagai jenis menu makanan, tempat untuk memperoleh makanan, dan mampu mencari tema-tema pembicaraan yang cocok dengan sasaran lobi.
  • 54. PERTEMUAN 4 LANGKAH DAN STRATEGI LOBI (II)
  • 55. Referensi : Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi, Indeks, Jakarta. hal 241-268
  • 56. A. Pentingnya Fungsi Mendengarkan Untuk Lobi Ada tiga alasan mengapa kemampuan mendengarkan ini amat penting untuk keberhasilan kita: 1. Menurut David K Berlo, komunikasi akan berhasil apabila antara komunikator dan komunikanterdapat kecocokan atau kesamaan satu sama lain. Kesamaan dalam budaya, sitem sosial, pendidikan, pengalaman, harapan, dan sebagainya. 2. Hasil riset menunjukan tentang mendengarkab menyebutkan aktivitas terbesar yang dilakukan manusia dalam kegiatan sehari-hari nya adalah mendengarkan. 3. Dengan mendengarkan kita memberikan sentuhan emosional, perhatian, penghargaan padanya.
  • 57. Mendengarkan adalah proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga (aural =isyarat). Istilah Listening menurut Devito harus dibedakan dengan hearing, Pada konsep hearing mendengar disini sebuah proses fisiologis. Sedangkan pada listening ada proses pemberian arti atau makna. Melalui penangkapan makna dan pemahamannya selanjutnya si penerima rangsangan melakukan aksi sesuai makna yang ditangkapnya. Nichols menyatakan bahwa didengarkan berarti ditanggapi dengan serius, bahwa gagasan dan perasaan dimengerti dan bahwa yang diutarakan penting. Mendengarkan selain gabungan dari proses fisiologis ada aktivitas fisik didalamnya, ia juga mengandung aktivitas psikologis dan sosiologis.
  • 58. Dalam memahami konsep mendengarkan harus diperhatikan berbagai dimensi yang berlaku di wilayah fisiologis (berbagai aktivitas fisik seperti mendengar, melihat dan berprilaku), dimensi psikologis ( mengerti, merasa dan memahami), serta dimensi hubungan (hubungan antar sesama manusia). B. Tujuan Mendengar Aktivitas mendengarkan menurut Devito memiliki tujuan: 1. Mendengar untuk kesenangan: Orang mendengarkan sandiwara radio, mendengar kan musik dsb.
  • 59. 2. Mendengarkan untuk mendapatkan informasi Memiliki fungsi antara lain : - Untuk mendapatkan fakta dan detail informasi - Untuk mendapatkan arahan dan istruksi dari pimpinan - Mencoba memahami sudut pandangan orang lain - Mencari solusi untuk menyelasaikan konflik dalam tim dan memecahkan problem. 3. Mendengarkan untuk membantu Mendengarkan keluh kesah teman atau kerabat Yang paling penting bagi seorang pelobi adalah mendengar kan untuk mendapatkan kepastian, memperkokoh informasi dan kepercayaan diri.
  • 60. Jenis mendengar yang terakhir adalah sangat penting bagi pelobi karena informasi yang didapat akan menjadi bahan keputusan strategis manjemen, akan menjadi bahan pengambilan kebijakan serta dapat mempengaruhi nasib organisasi atau perusahaan tempat bekerja. C. Mendengarkan Lebih sulit daripada bicara Tentang sulitnya mendengar dalam konsep listening, dijabarkan menurut Devito, yang bisa digunakan saat lobi adalah sebagai berikut: 1. Mendengarkan adalah proses yang aktif, bukan pasif. Dikaitkan dengan lobi maka disini mendengarkan dalam konsep listening(aktif) bukan hearing (pasif).
  • 61. 2. Mendengarkan tidak terjadi begitu saja, tetapi kita harus melakukannya. 3. Mendengarkan menuntut tenaga dan komitmen 4. Listening beda dengan hearing. D. Hambatan dalam Mendengarkan Perlu juga disadari tentang hambatan – hambatan yang ada dalam mendengar dalam kegiatan lobi, dan harus dihindari dan perlu diperhatikan strategi penanggulangannya yaitu: 1. Sibuk dengan diri sendiri; 2. Sibuk dengan masalah eksternal 3. Mempertajam hal yang tidak esensial
  • 62. 4. Melakukan Asimilasi 5. Terjebak untuk menempatkan orang yang berbicara sebagai kawan atau lawan 6. Hanya mendengarkan pesan yang diharapkan. E. Fungsi Umpan Balik dalam Mendengarkan Antara kegiatan mendengarkan dan memberikan feedback sangat erat kaitannya. Pada sisi sebagai pelobi perlu mendengarkan dengan baik agar bisa memberikan feedback yang tepat pada sasaran lobi. Mengapa dari sudut pelobi ? Ada dua alasan; Pertama sebagai pelobi anda berada pada pihak yang membutuhkan. Berada pada pihak yang sangat tergantung pada keputusan sasaran lobi. Kedua pada sasaran lobi kita, umpan balik yang kita
  • 63. berikan lewat proses mendengarkan yang kita lakukan, sasaran lobi dapat menyesuaikan pesannya, memodifikasi, memperkuat atau mengubah isi atau bentuk pesannya. Manfaat yang bisa diraih dalam mendengar dikaitkan dengan umpan balik maka lewat mendengar kita akan dapat; 1. Menangkap informasi yang diharapkan, dikehenadaki sasaran lobi sehingga mengabulkan keinginan kita ketika melobinya. 2. Menangkap kekecewaan sasaran lobi pada kita agar kita tidak mengulangi kembali, diikuti dengan pemberian service recovery, servis tambahan untuk meredakan kekecewaannya pada kita atau perusahaan kita. 3. Menangkap kesalahpahaman yang mungkin telah terjadi sebelumnya sehingga kita bisa mengklarifikasi dan meredakan mungkin amarah yang timbul sebagai akibat kesalah pahaman.
  • 64. Agar manfaat mendengarkan dapat efektif berfungsi harus memperhatikan prinsip-prinsip antara lain: 1. Kesegeraan 2. Kejujuran 3. Kepatutan 4. Kejelasan F. Mendengarkan yang Efektif Untuk menguasai teknik-teknik mendengarkan, harus mengetahui beberapa dimensi tentang cara mendengar yang efektif, yaitu ; 1. Mendengarkan partisipatif dan pasif
  • 65. 2. Mendengarkan secara empatik dan secara objektif 3. Mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis. 4. Mendengarkan secara dangkal dan secara dalam G. Teknik-Teknik Mendengarkan Aktif 1. Ajukan pertanyaan dan ulangi pikiran pembaca. 2. Jangan menginterupsi 3. Berilah respon pada pendengar anda 4. Tatap mata pembicara 5. Jangan mengalihkan topik pembicaraan yang sednag dibangun pembicara. 6. Kendalikan emosi.
  • 66. Mengapa mendengarkan secar aktif begitu penting bagi seorang pelobi, karena hal ini memiliki fungsi yang penting yaitu: 1. Memungkinkan pendengar mencocokan pemahamannya terhadap yang dibicarakan pembicara. 2. Pendengar mengutarakan akseptansinya 3. Mendorong pembicara untuk : a. menggali dan mengutarakan perasaan dan pikirannya b. Menghasilkan dialog yang memberikan pemahaman bersama. c. Memecahkan sendiri permasalahan yang dihadapi pembicara.
  • 67. H. Pelobi adalah Host, Pengarah Acara Walaupun sasaran lobi berbicara panjang lebar, kendali proses lobi harus tetap ditangan kita sebagai pelobi Pelobi harus bisa mengarahkan jalannya proses lobi sesuai tujuan lobi yang telah ditetapkan. Bagaimana mengarahkan sasaran lobi anda : 1. Fokuskanlah secara bijak topik pembahasan. 2. Ajukan pertanyaan terbuka dengan baik 3. Selingi dengan pertanyaan tertutup untuk mengarahkan 4. Simpulkan topik yang sednag menjadi pembahasan anda berdua atau bersama tim. Bacakan secara perlahan namun mantap yang bertujuan mendapatkan pengesahan.
  • 68. PERTEMUAN 5 STRATEGI MENGHADAPI ORANG “SULIT” DALAM LOBI
  • 69. Referensi : Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi, Indeks, Jakarta. hal 191-209
  • 70. Definisi “Orang Sulit” dalam lobi Adakah orang sulit ? Pada intinya tidak ada orang sulit, yang terjadi hanya ketidakcocokan kepribadian antara pelobi dan sasaran lobi. Manusia dilahirkan dengan kepribadian dasar dan kepribadian ini tidak akan pernah hilang sampai meninggal. Pengalaman hidup, pendidikan, teman bergaul, perubahan status sosial ekonominya tidak pernah mengubah kepribadian dasarnya, yang ada hanya memperkaya , menambah dan memberi warna. Charles J. Keating mengemukakan bahwa kesulitan dalam menghadapi orang lain bukan karena orang itu memang sulit untuk didekati atau sulit untuk diajak kerjasama. Orang tersebut dirasa sulit karena ada faktor konflik kepribadian antara kita dengannya.
  • 71. Untuk itu perlu juga kita memahami tipe-tipe kepribadian yang ada. Menurut Myers-Briggs, tipe-tipe kepribadian adalah: 1. Kepribadian Introvet Orang yang tidak mudah mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. 2. Kepribadian Ekstrovet Orang yang senag bersama orang lain, tidak ada rahasia yang disembunyikan. 3. Kepribadian mengindera Orang yang serba cermat, peduli hal-hal yang detail, sadar akan lingkungan fisik dan sangat praktis. Loyal kepada perusahan memiliki perhatian terhadap masalah yang dihadpi atasan.
  • 72. 4. Kepribadian intuitif Penyusun konsep dan pengkhayal didalam organisasi. Cenderung melihat kemungkinan dibandingkan realitas. 5. Kepribadian pemikir Melihat segala sesuatu menurut akal dan logika. Bersifat kognitif, menghargai intelektual, dan segala yang masuk akal. Emosi atau perasaan dinilai tidak penting. 6. Kepribadian perasa Cenderung hangat dan mudah didekati, terbuka terhadap pendapat orang lian. Pengambilan keputusan cenderung berdasarkan perasaan.
  • 73. 7. Kepribadian pengatur Paling senag dengan aturan dan jadwal, meski tidak menyukai rutinitas, ia tidak senang menghadapi hal-hal yang diluar perkiraannya. 8. Kepribadian mengerti: Kepribadian yang dimiliki oleh orang yng menikmati hidup sebagaimana adanya.
  • 74. Namun harus disadari bahwa kepribadian yang ditunjukan oleh individu kadang-kadang tidak menunjuk salah satu kepribadian yang ada.maksudnya ada orang yang memiliki kepribadian menonjol di dua tipe kepribadian, yang sering disebut “orang di tapal batas” , sebagai pelobi tidak perlu bingung maka kita harus benar-benar mencermati pada saat lobi berlangsung tipe kepribadian mana yang paling menonjolkan dari sasaran lobi. Sementara itu, Mitchael Le Boeuf memberikan gambaran kepribadian sebagai pemicu konflik adalah; 1. Pengkritik 2. Si Agresif 3. Tukang gosip
  • 75. 4. Sang moralis 5. Si Martir 6. Tuan perfeksionis 7. Penggemar hal-hal sepele 8. Si sumbu pendek 9. Si pembual 10. Orang yang sinis. 11. Seniman merendahkan diri untuk meremehkan orang lain 12. Penipu
  • 76. Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghadapi kepribadian pemicu konflik : 1. Terhadap pengkritik: Tenangkan hati dan perasaan anda, tetap fokus pada topik lobi. 2. Si Agresif : Siapkan data dan informsi, tetap ingatkan terhadap komitmen yang disepakati bersama. 3. Si tukang gosip, ingatkan dirinya untuk lebih fokus pada tofik lobi. 4. Sang moralis Hadapi dengan kerendahan hati, sampaikan kita perlu banyak belajar dari dirinya.
  • 77. 5. Terhadap si martir ; ucapkan terima kasih, setelah itu agenda lobi harus tetap berjalan sesuai topik yang akan didiskusikan. 6. Tuan perfeksionis, berikan senyum penuh kasih, setiap sarannya kita catat katakan padanya sarannya dicata tetapi dalam waktu singkat ini mohon pengertiannya untuk menerima apa adanya. 7. Penggemar hal-hal sepele ; maklumi keterbatas yang dimilikinya, ajak fokus pada tofik lobi. 8. Si sumbu pendek; perlu mencari informasi hal-hal apa yang bisa menyebabkan dia cepat “meledak’ ciri mereka adalah ingin mengerjakan hal yang bukan prioritas. 9. Si pembual : utarakan kekaguman anda padanya, hanya itu, kemudian jangan anda tanggapi lebih lanjut. Ajak dia untuk bicara soal agenda lobi.
  • 78. 10. Orang yang sinis; perlu dimaklumi, jangan terpengaruh kembali arahkan ke topik dan agenda lobi. 11. Terhadap seniman yang suka merendahakan diri untuk meremehkan orang lain, anda hanya perlu membesarkan hati anda sendiri. Jangan mudah tersinggung, besarkan hati karena kita membutuhkan dia. 12. Terhadap penipu; berhati-hatilah. Jangan lupa untuk meminta perjanjian tertulis atau meminta bukti-bukti otentik manakala harsu berhubungan dan mengikat janji dengannya.
  • 79. Menciptakan Kerjasama Kini yang menjadi pertanyaan bagaimana menciptakan kerjasama. Mengelola bisnis adalah mengelola orang. Lobi adalah bagian dari tugas-tugas dalam organisasi, bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi. Maka suksesnya lobi adalah dengan cara mengelola dan menangani orang. Membaca orang adalah membaca kepribadiannya, membaca kecerdasannya serta membaca pola dan cara belajarnya adalah salah satu alat untuk keberhasilan lobi kita.
  • 80. Berikut adalah tips untuk menciptakan kerjasama: 1. Berikan kesan pertama yang positif 2. Bangun kepercayaan dalam dirinya 3. Buatlah mereka kagum pada diri kita 4. Cari tahulah hobi mereka. 5. Apabila mereka sudah suka kepada kita maka akan senang bersahabat dengan kita.
  • 81. Untuk menjadikan sasaran lobi senang bekerjasama dengan anda berikut adalah rumusannya; 1. Bila anda punya ide ingin bekerjasama dengannya, buatlah seolah-olah ide anda adalah idenya. 2. Ketika kita ingin bekerjasama dan mendapatkan dukungan penuh dari seseorang, berikan kerjasama dan dukungan penuh kepadanya terlebih dahulu. 3. Lebih sulit mempertahankan kerjasama daripada menciptakan kerjasama. 4. Ketahuilah keinginan mereka, ketahuilah kebutuhan mereka. 5. Penuhilah keinginan dan kebutuhan mereka 6. Bila telah terbina kerja sama yang baik, bicaralah selalu tentang kesamaan-kesamaan, kurangi bicara tentang perbedaan-perbedaan.
  • 83. Referensi: Yosal Iriantara, 2004. Community Relations. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. (Hal.19-43)
  • 84. I. Pengertian Community Relations Suatu prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Jerold mendefinisikan Community Relations sebagai “Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas” DeMartin menyatakan Community Relations sebagai “cara berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi”.
  • 85. Pemahaman Komunitas (Community) Dalam kontek PR makna komunitas itu tidak bersifat tunggal. Menurut Frank Jefkins komunitas adalah “kelompok orang yang tinggal disekitar wilayah operasi satu organisasi” atau disebut Jefkins sebagai tetangga (melihat dari aspek lokalitas). Dengan perkembangan yang ada saat ini komunitas dapat diartikan bukan sekedar sebagai “kumpulan orang orang yang tinggal pada lokasi yang sama tapi juga menunjukkan terjadinya interaksi diantara kumpulan orang tersebut”. artinya komunitas bukan menunjuk pada lokalitas saja melainkan juga struktur. Sedangkan De Martin memberikan pemahaman dari konsep yang diajukan oleh Hallahan, yaitu bahwa Komunitas adalah semua stakeholder yang dilayani organisasi.
  • 86. Perbandingan Konsep Publik dan Komunitas ( Hallahan)
  • 87. PUBLIK KOMUNITAS Komposisi Secara umum dianggap terbentuk dari kumpulan individu Individual, organisasi dan institusi Dipandang organisasi Sulit ditentukan posisinya sampai kelompok tersebut menunjukan ingin dikenal Mudah ditentukan posisinya dn familiar dengan kepentingan Keterlibatan organisasi Sering reaktif, kebanyakan diberi mandat atau diprovokasi kelompok Secara ideal proaktif Komunikasi Organisasi Kontinum respons mulai dari akomodasi hingga advokasi; negosiasi Integrasi (keterlibatan, pemeliharaan, pengorganisasian) Relasi Konsep Kebanyak publik berasal dari komunitas Publik dengan tujuan terbatas yang kemudian seringkali bertambah besar sehingga menjadi komunitas, namun fokus kelompok pun meluas bukan hanya pada isu tunggal
  • 88. Stewart E Perry, memandang ada 2 makna komunitas yaitu; Pertama, Komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai –nilai dan kepentingan bersama yang khusus. Kedua, Secara khusus menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama yang karena kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.
  • 89. Menurut Carol Anne Ogdin menunjukan 5 hal yang membedakan antara komunitas dengan kelompok manusia yaitu: • Pembatasan dan ekslusivitas • Tujuan • Aturan • Komitmen • Kemandirian Untuk kepentingan PR kita bisa memandang komunitas berdasarkan lokalitas sebagai kelompok orang yang berdiam pada lokal yang sama. Selain itu, komunitas dapat juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau mungkin berjauhan namun dipersatukan oleh kepentingan dan nilai-nilai sama.
  • 90. Komunitas secara lebih rinci dapat dipandang berdasarkan karateristik relasi didalam komunitas : 1. Komunitas sebagai pengelompokan lokal yang didasarkan pada kedekatan dan relasi tatap muka. 2. Komunitas sebagai kelompok kepentingan seperti dalam komunitas penelitian, komunitas bisnis, atau karakteristik tertentu. 3. Kualitas relasi didalamnya dalam bentuk keterikatan moral dan emosional seperti mengacu pada identitas, nilai-nilai dan tujuan bersama, pengambilan keputusan secara partisipatif dan poduksi simboliknya.
  • 91. II. Hubungan Organisasi dengan Komunitas Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah sekedar soal bertertangga, hubungan ini lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi atau perusahaan atau dalam istilah populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi dapat dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan, disisi lain dipandang juga sebagai lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab bagi masyarakat.
  • 92. Godeke menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan hubungan antara organisasi dan komunitasnya, antara lain adalah; 1. Globalisasi 2. Peningkatan harapan 3. Menguatnya masyarakat madani dan sektor LSM yang makin berdaya. 4. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan yang menekankan pada transparansi dan keberlanjutan 5. Pasar untuk tenaga kerja berbakat , yang bergerak menuju pemberian hukuman bagi perusahaan yang mengabaikan masalah kemasyarakatan.
  • 93. Hubungan antara komunitas dan perusahaan lebih tepat dipandang sebagai relasi yang dikembangkan untuk membuka ruang bagi terwujudnya tanggungjawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial tersebut terus berevolusi sampai menemukan bentuk yang menunjukan keseimbangan dan kesetaraan posisi antara perusahaan dan komunitas. D. Peran Komunitas bagi Keberhasilan Perusahaan Perusahaan apapun perlu menjalin hubungan yang baik dengan komunitasnya sehingga terbentuk sikap positif komunitas pada perusahaan.
  • 94. Fakta telah membuktikan bahwa masyarakat paling tidak suka jika perusahaan tidak berkomunikasi dengan mereka; bersifat arogan dan tidak memberikan kontribusi atau manfaat bagi lingkungan sekitar. Masyarakat tidak ingin melihat perusahaan merugikan karyawan, merusak lingkungan, mengabaikan masalah sosial, dsb. Padahal, sikap positif masyarakat akan mempengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi dan adanya ras kebanggaan terhadap perusahaan tempatnya bekerja Dengan memposisikan perusahaan sebagai mitra dalam pandangan masyarakat dan masyarakat dipandang sebagai mitra oleh perusahaan dalam mencapai tujuan masing- masing maka dapat bermanfaat bagi perusahaan seperti; nama baik, pencapaian tujuan perusahaan dan moral kerja karyawan.
  • 95. Dalam kemitraan ini, perusahaan juga akan terlibat dalam permasalahan sosial yang bisa diatasi bersama masyarakat. Keterlibatan perusahaan dapat melalui kegiatan yang mencakup: 1. Prakarsa-prakarsa komersial yang sasarannya adalah kelompok komunitas tertentu yang menjadi sasaran kepentingan bisnis perusahaan namun memberikan manfaat signifikan dalam komunitas itu. 2. Investasi ekonomi, termasuk pemberian hadiah, sumbangan, kesukarelaan perusahaan atau karyawan dan pengembangan ekonomi masyarakat.
  • 96. Tekanan dalam pelaksanaan Community Relations Berkaitan dengan fungsi Community relations organisasi ada beberapa tantangan atau tekanan baik internal maupun eksternal menurut Waddock dan Boyle yaitu: Tekanan lingkungan internal datang dari teknologi, restrukturisasi, desentralisasi, keterbatasan sumber daya, dan tekanan lain yang datang dari karyawan dan komunitasnya. Tekanan lingkungan eksternal datang dari : globalisasi, aliansi, kompetisi, dan aturan pemerintah.
  • 97. PERTEMUAN 10 TANGUNG JAWAB SOSIAL KORPORATE (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
  • 98. Referensi: Yusuf Wibisono.2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR –Corporate Social Responsibility. Fascho Publishing, Gresik
  • 99. Corporate Social Responsibility (CSR) Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah sekedar soal bertetangga, hubungan ini lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi atau perusahaan atau dalam istilah populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). A. Pengertian CSR CSR merupakan bentuk perhatian suatu perusahaan atau organisasi terhadap kepentingan-kepentingan masyarakat dengan bertanggung jawab pada dampak yang ditimbulkan dari aktifitas operasional perusahaan.
  • 100. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR adalah: “ komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karywan dan keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas” sedangkan Yusuf Wibisono mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
  • 101. B. Perkembangan Konsep CSR Wujud tanggung jawab sosial organisasi berkembang di awal tahun 60-an, sebagai respon terhadap nilai-nilai sosial yang berubah, dengan munculnya perdebatan tentang isu- isu sosial yang mengharuskan organisasi untuk mematuhi tanggung jawab hukum yang baru. Isu-isu bisa berupa kesempatan kerja, lingkungan hidup atau keamanan produk dan sebagainya. Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi dapat dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan, disisi lain dipandang juga sebagai lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab bagi masyarakat.
  • 102. Create Profit Inc. menggambarkan 3 tahapan perkembangan konsep tanggung jawab sosial organisasi bisnis dalam konteks community relations : 1. Th 1960-1970-an, pemberian sumbangan sebagai respon atas kebutuhan lokal dan manajemen CEO 2. Th.1980-1990-an, berkembang model kewarga negaraan korporat 3. Th.1999 berkembang konsep aliansi strategis yang terkait dengan tujuan organisasi. Konsep CSR (Corporate Social Responsibility) seringkali dikaitkan dengan isu GCG (good corporate governance) dan Triple Bottom Line.
  • 103. C. Hubungan CSR dengan GCG Good corporate governance (GCG), dalam arti sempit dipahami sebagai suatu sistem dan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan, terutama antara pemegang saham dan dewan komisaris serta dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Sedangkan dalam arti luas, GCG digunakan untuk mengatur hubungan seluruh kepentingan stakeholders secara proporsional dan mencegah terjadinya keslahan- kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan sekaligus memastikan bahwa kesalahan yang terjadi bisa diperbaiki dengan segera.
  • 104. Dalam tataran praktis, GCG merupakan tatakelola perusahaan yang baik agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk. Terdapat lima prinsip GCG yang dijadikan pedoman bagi pelaku bisnis, yaitu: 1. Transparency (keterbukaan informasi 2. Accountability (Akuntabilitas) 3. Responsibility (Tanggung Jawab) 4. Independency (kemandirian) 5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
  • 105. Berdasarkan prinsip-prinsip GCG tersebut, terutama prinsip responsibility, dapat ditarik benang merah keterkaitan antara CSR dan GCG. Penerapan prinsip responsibility tersebut, perusahaan memperhatikan kepentingan stakeholdernya sebagai bentuk konsekuensi dari operasional perusahaannya. Penerapan CSR adalah salah satu bentuk implementasi dari konsep Good Corporate Governance (GCG). Konsep CSR juga sering dikaitkan dengan konsep Triple Bottom Line, yaitu bahwa perusahaan tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi saja, tetapi juga aspek sosial dan lingkungannya
  • 106. D. Konsep Triple Bottom Line John Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan social justice. Menurut Elkington, perusahaan yang ingin berkelanjutan harus memperhatikan ‘3P’ (Profit, People, Planet), yaitu bahwa selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet)
  • 107. Semakin disadari bahwa kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi terkait lainnya, termasuk dimensi sosial. Dengan demikian, CSR adalah salah satu bentuk investasi masa depan. Karena melalui hubungan yang harmonis dan citra baik, timbal baliknya, masyarakat juga ikut menjaga eksistensi perusahaan.
  • 108. E. Prinsip-prinsip CSR Prof. Alyson Warhurst mengajukan prinsip-prinsip CSR adalah sebagai berikut: 1. Prioritas Korporat 2. Manajemen Terpadu 3. Proses Perbaikan berkesinambungan 4. Pendidikan Karyawan 5. Pengkajian Dampak Sosial 6. Produk dan Jasa 7. Informasi Publik 8. Fasilitas dan Operasi
  • 109. 9. Penelitian 10. Prinsip Pencegahan 11. Kontraktor dan Pemasok 12. Siaga Menghadapi darurat 13. Transfer best practice 14. Memberi Sumbangan 15. Keterbukaan 16. Pencapaian dan Pelaporan
  • 110. SIGNIFIKANSI PROGRAM COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERTEMUAN 11
  • 111. Referensi : Yusuf Wibisono.2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR –Corporate Social Responsibility. Fascho Publishing, Gresik
  • 112. Implementasi CSR di perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Pertama, terkait dengan komitmen pimpinannya. Perusahaan dengan pemimpin yang memiliki sensitifitas dan kepedulian sosial yang tinggi akan memiliki komitmen tinggi terhadap CSR, begitu pula sebaliknya. Kedua, terkait dengan ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan yang besar dan stabil lebih berpotensi untuk melaksanakan CSR. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin kondusif regulasi dan semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk berkonstribusi kepada masyarakat.
  • 113. A. Arti Penting CSR Ada tiga alasan penting mengapa perusahaan harus mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. 1. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan kepentingan masyarakat. Kegiatah sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber adaya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif atau eksploratif. 2. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan simbiosa mutualisme. Hal tersebut penting untuk mewujudkan harmonisasi hubungan dan erat kaitannya dengan citra dan performa perusahaan.
  • 114. 3. Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa akibat dari operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.
  • 115. B. Beberapa Alasan Implementasi CSR oleh Perusahaan Ada tiga kategori alasan perusahaan melaksanakan CSR, yaitu: Pertama, karena alasan keterpaksaan, maksudnya CSR dipraktekan karena adanya dorongan eksternal. Misalnya, tanggung jawab PT. Lapindo Brantas kepada para korban lumpur di Sidoarjo terjadi karena adanya faktor lingkungan dan faktor sosial. Selain itu, CSR yang diterapkan untuk dorongan membangun citra perusahaan (faktor reputasi). Misalnya berbagai bentuk program CSR yang diarahkan untuk membentuk citra atau opini publik yang positif.
  • 116. Kedua, karena alasan pemenuhan kewajiban, maksudnya CSR dipraktekan karena adanya regulasi, hukum dan aturan yang memaksanya. Misalnya yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di Amerika. Selain itu, CSR yang diterapkan karena adanya penghargaan atau reward yang diberikan oleh segenap institusi atau lembaga. Misalnya CSR award. ketiga, karena alasan tanggung jawab sosial yang tulus. Maksudnya CSR diaplikasikan dengan kesadaran perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.
  • 117. B. Benefit Implementasi CSR Ada beberapa keuntungan yang bisa diraih perusahaan dari penerapan program CSR, yaitu: 1. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan 2. Layak mendapatkan social license to operate 3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan 4. Melebarkan akses sumber daya 5. Membentangkan akses menuju market 6. Mereduksi biaya 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder
  • 118. Rogovsky menyusun manfaat keterlibatan komunitas- perusahaan adalah sebagai berikut: Komunitas pada Perusahaan • Reputasi dan citra lebih baik • Lisensi untuk beroperasi secara sosial • Bisa memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal • Keamanan yang lebih besar • Infrastruktur dan lingkungan sosial ekonomi yang lebih baik • Menarik dan menjaga personel yang kompeten untuk memiliki komitmen yang tinggi • Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa, dan pelangan lokal yang bermutu • Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi
  • 119. Perusahaan pada Komunitas • Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan • Pendanaan investasi komunitas pengembangan infrastruktur • Keahlian komersial • Kompetisi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat. • Representatif bisnis sebagai jurus promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas.
  • 120. Rogovsky menunjukan profil organisasi yang menjalankan konsep tanggung jawab social ( CSR), seperti berikut: 1. Pendekatan yang menggabungkan nilai dan strategi organisasi yang mampu memadukan antara etika korporat yang ada, yang berkenaan dengan keterlibatan komuniatas yang besar dengan strategi baru. 2. Yakin bahwa keberhasilan korporat hanya bisa dicapai bila komunitasnya pun berhasil. Tingginya kinerja perusahaan-perusahaan ditunjukan dengan adanya hubungan simbiotis antara keberhasilan organisasi dan kesejahteraan komunitas. 3. Derajat intensitas tinggi Memprioritaskan intensitas keterlibatan komunitas organisasi dan menyelaraskan tindakan-tindakan yang menunjang komitmen keterlibatan komunitas itu.
  • 121. 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator 9. Meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan 10. Peluang mendapatkan penghargaan
  • 122. 4. Derajat Integrasi Tinggi Integrasi berarti communty relations dan kontribusi dijalankan secara bersama-sama dengan tujuan komplementer dan tanggung jawab komunitas dijalankan semua divisi opersional. 5. Program yang responsif terhadap stakeholder komunitas Organisasi bersikap proaktif dan para manajer menjalankan kegiatan yang berempati pada komunitas. 6. Pendekatan kesatuan dalam perencanaan program Mengakui bahwa setiap lokasi dan kelompok bisnis mungkin saja membutuhkan serangkaian program yang tepat untuk setiap lokasi dan kelompok bisnis.
  • 123. 7. Kemampuan dalam manajemen perubahan Manajer corporate community relations adalah agen perubahan yang trampil dan membuat organisasi bisa menerima perubahan yang terjadi pd komunitas dan masyarakat. 8. Mendukung beberapa kegiatan Perusahaan menyadari bahwa akan muncul dampak yang lebih besar bila perusahaan mendukung beberapa isu yang sedang berkembang. 9. Secara aktif bermitra dengan organisasi non profit Perusahaan bekerjasama dengan organisasi pendukung untuk bersama-sama merumuskan tujuan , bukan hanya sekedar memberikan uang pada organisasi itu.
  • 125. Referensi: Yosal Iriantara, 2004, Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Hal 161 - 179
  • 126. Semenjak diberlakukan otonomi daerah di Indonesai, tuntutan komunitas lokal pada organisasi bisnis meningkat. Komunitas lokal memiliki beberapa tuntutan, seperti memprioritaskan tenaga kerja lokal, memberikan bantuan pada komunitas lokal atau menuntut pembangunan fasilitas sosial. Adapun harapan komunitas yang harus dipahami perusahaan adalah 1. Income atau pendapatan, 2. Kontribusi perusahaan 3. Kebanggaan
  • 127. A. Kemitraan Bisnis-Komunitas Kemitraan dikembangkan sebagai wujud keterlibatan komunitas organisasi bisnis dan organisasi bisnis memandang dirinya bukan sekedar mesin ekonomi yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan tapi juga memandang dirinya sebagai institusi sosial yang bisa memberikan manfaat secara sosial. Ada tiga bentuk pola kemitraan, yaitu: 1. Pola kemitraan Kontra Produktif 2. Pola kemitraan Semi produktif 3. Pola kemitraan Produktif
  • 128. • Pola kemitraan kontra produktif Pola ini terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders (pemegang saham). Fokus perusahaan bertumpu pada usaha meraih keuntungan yang sebesar- besarnya sehingga hubungan perusahaan, pemerintah dan masyarakat hanya sekedarnay. perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah tidak peduli dan masyarakat tidak mempunyai akses kepada perusahaan.
  • 129. • Pola kemitraan semi produktif Pola kemitraan perusahaan dan komunitas ini masih mengacu pada kepentingan jangka pendek. Pemerintah dan masyarakat dianggap sebagai objek. Kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri perusahaan, bukan kepentingan bersama anatara perusahaan dengan mitranya. • Pola kemitraan produktif pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai objek dan dalam paradigma simbiosa mutualisme.
  • 130. Tahap I a. Pihak- pihak bermitra berkumpul untuk merumuskan kebutuhan bersama. b. Bila pihak yang bermitra belum pernah bekerjamasama maka pihak-pihak bermitra itu mengawali dengan proses mengatasi perbedaan c. Mungkin ada kebutuhan pelatihan untuk membangun pihak-pihak yang bermitra bisa beroperasi secara efektif Tahap II a. Lewat proses dialog dan diskusi, pihak-pihak yang bermitra membentuk landasan bersama dan berupaya menemukan visi dan misi yang disepakati bersama. Dengan mengutip Criss Gribben, Rogovsky menunjukan tahapan-tahapan dalam pengembangan model kemitraan antara bisnis dan komunitas seperti berikut ini:
  • 131. b. Kelompok inti awal dari pihak-pihak bermitra menyepakati perlunya melibatkan lebih banyak orang dan lebih banyak organisasi. c. Pihak-pihak yang bermitra mengembangkan mekanisme untuk mengkaji kebutuhan dan ukuran tindakan yang diusulkan untuk dilaksanakan d. Pihak-pihak bermitra memadukan informasi yang diperoleh dari kajian kebutuhan dengan visi dan misi untuk menyusun agenda kegiatan Tahap III a. Merancang dan menjalankan kerangka kerja formal dan struktur organisasi kemitraan b. Pihak-pihak yang bermitra menyusun tujuan, sasaran, dan objektif tertentu terkait dengan agenda kegiatan
  • 132. c. Bila memadai, eksekutif kemitraan menunjuk atau memilih tim manajemen (meski hanya seorang) untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Tahap IV a. Kemitraan menyampaikan rencana aksi, baik berupa pemberian layanan maupun beberapa fungsi lain. b. Eksekutif kemitraan berupaya untuk menjaga keterlibatan-pihak-pihak yang bermitra , merumuskan kebijakan dan menjamin berjalannya akuntabilitas kemitraan c. Ada proses yang terus berlangsung untuk menilai mengevaluasi dan menyempurnakan operasi kemitraan
  • 133. Tahap V: a. Bila diperlukan, para pihak yang bermitra hendak menyusun strategi penghentian kemitraan (exit stratgy). Strategy ini mencakup penyusunan sejumlah tujuan baru untuk mempertahankan dan melanjukan tugas kemitraan b. Pihak-pihak yang bermitra sebaiknya menciptakan hidup sesudah mati dengan mengalihkan kembali aset- aset kemitraan pada komunitas tempt kemitraan dijalankan
  • 134. B. Pengembangan Masyarakat Bentuk lain kegiatan community relations yang dilakukan organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat (community development). Dimana masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. Kindervatter menyatakan komponen dari pengembangan masyarakat adalah : a. Berorientasi pada kebutuhan baik material maupun non material. b. Memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat setempat termasuk visi dan misi tentang masa depan c. Mandiri yang berarti mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki.
  • 135. d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran. e. Didasarkan pada transformasi struktural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan. Metode yang digunakan untuk pengembangan masyarakat ini adalah PRA ( Participatory Rural Appraisal) PRA adalah pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana dan tindakan(Robert Chambers).
  • 136. PRA dijalankan dengan berpegang pada prinsip-prinsip dasar berikut ini: 1. Mengutamakan mereka yang terabaikan 2. Pemberdayaan (penguatan) masyarakat 3. Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator 4. Saling belajar dan menghargai perbedaan 5. Santai dan informal 6. Triangulasi 7. Mengoptimalkan hasil 8. Orientasi praktis 9. Keberlanjutan dan selang waktu 10. Belajar dari kesalahan 11. Terbuka pada perubahan
  • 137. Bahwa praktik community relations yang bernuansa kegiatan amal atau filantrofis dewasa ini mulai bergeser menjadi kegiatan strategis. Bukan lagi memberi melainkan bersama-sama mengembangkan, sehingga keberlanjutan organisasi menjadi terjaga. Wujud tanggung jawab sosial korporat itu akhirnya memang bermuara pada pembuatan laporan sosial untuk mencerminkan transparansi dan akuntabilittas. Namun apa yang dilaporkan tentu saja merupakan kegiatan nyata yang dikembangkan dan dijalankan oleh organisasi bisnis bersama-sama dengan komunitas sekitarnya.
  • 139. Referensi : Yosal Iriantara, 2004.Community relations, Simbiosa Rekatama Media. Bandung. Hal 73-91
  • 140. Proses PR dalam Community Relations Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah daam community relations Fokus kegiatan community relations adalah permasalahan yang dihadapi komunitas, bukan permasalahan yang dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelasaian permasalahan yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan juga oleh organisasi. Proses kegiatan community relations bisa dipandang berdasarkan dua pendekatan : Pertama, dalam konsep PR lama yang memposisikan organisasi sebagai pemberi donasi, maka program community relations hanyalah bagian dari aksi dan komunikasi dalam proses PR.
  • 141. Kedua,pendekatan dengan memposisikan komunitas sebagai mitra dan konsep komunitasnya bukan sekedar kumpulan orang yang berdiam disuatu wilayah operasi organisasi. Disini organisasi menampilkan sisi dirinya sebagai satu lembaga sosial yang bersama-sama dengan komunitas berusaha memecahkan permasalahan yang dihadapi komunitas. Baik organisasi dan komunitas bersama-sama mengerahkan sumber daya yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama. Dengan pendekatan yang kedua maka tahapan dalam proses kegiatan community relations organisasi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
  • 142. 1. Pengumpulan fakta Pengumpulan fakta permasalahan sosial yang ada dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat, keluhan langsung dari warga masyarakat atau hasil penelitian dan laporan dari lembaga sosial masyarakat (LSM/NGO). 2. Perumusan Masalah Masalah adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunkan pikiran dan ketrampilan secara tepat. Dalam merumuskan masalah itu kita mulai memfokuskan pada komunitas organisasi apakah komunitasnya berdasarkan lokasi atau dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pada pertimbangan kesamaan kepentingan.
  • 143. 3. Perencanaan dan Pemrograman Perencanaan adalah suatu perkiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan maka dibuatlah suatu program. Program merupakan cara cara untuk mecapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkah-langkah yangditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
  • 144. 4. Aksi dan Komunikasi Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR. Watak PR-nya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Dalam community relations selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana. Sedangkan aksi sebagai implementasi program yang sudah direncanakan pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apapun.
  • 145. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan keharusan dalam konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelengaraan program atau kegiatannya belaka, melainkan juga dievaluasi bagaimana sikap komunitas terhadap organisasi, Evaluasi sikap publik itu diperlukan karena pada dasarnya community relations ini meski merupakan tanggung kawab sosial organisasi tetap merupakan kegiatan PR.
  • 146. C. Langkah-Langkah Community Relations. Kegiatan community relations saat ini tidaklah lagi dimaknai sebagai kegiatan filantropis yang memosisikan organisasi seolah-olah seorang dermawan yang membagi- bagi uang dan barang pada komunitas, sehingga komunitas merasakan ada manfaat kehadiran organisasi ditengah lingkungannya hanya melalui pemberian dari organisasi itu. Menurut Waddock dan Boyle, kini pendekatan yang digunakan dituntut untuk bersifat “strategis”. Prgroam community relations organisasi kini bukan lagi sekedar penyangga antara organisasi dan lingkungannya melainkan menjalankan fungsi yang mesti mengintegrasikan kepentingan-kepentingan stake holder, khususnya karyawan dan komunitas kedalam kepentingan organisasi.
  • 147. Dengan perubahan pendekatan yang ada maka membutuh kan staff PR yang menangani community relations adalah orang yang memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai komunitas lokal, kebutuhan-kebutuhan komunitas itu, memiliki keahlian menangani organisasi serta sifat bisnis dan teknologi orgnisasi komunitas lokal yang sangat beragam. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana organisasi dipandang oleh komunitasnya, karena hal ini akan sangat menentukan langkah-langkah membangun hubungan dengan komunitas tersebut.
  • 148. Robert DeMartinis menjelaskan langkah-langkah dalam community relations bagi organisasi non profit sebagai berikut : 1. Merumuskan komunitas organisasi dan berbagai kelompok yang ada didalamnya. 2. Menentukan tujuan program community relations organisasi apa yang ingin dicapai organisasi pada masing-masing kelompok dalam komunitas tersebut. 3. Menyusun pesan yang hendak disampaikan 4. Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian pesan. 5. Melaksanakan Program community relations 6. Menganalisis hasil
  • 149. Liz Brown, selanjutnya menguraikan langkah-langkah community relations untuk organisasi bisnis yaitu; 1. Segmentasi Dimana publik sasaran komunitas dibagi dan diidentifikasi berdasarkan, demografi ataupun psikografi. 2. Skala prioritas Didasarkan pada komunitas yang paling memiliki kekuatan untuk mendukung atau menghambat pencapaian tujuan bisnis organisasi. 3. Penelitian Untuk mengetahui bidang perhatian utama dikalangan komunitas yang menjadi sasaran diperlukan adanya suatu penelitan.
  • 150. 4. Pemuka Pendapat pada kelompok sasaran Cara lain mengetahui dan memahami permasalahan komunitas adalah dengan berbicara pada pemuka pendapatnya. 5. Penyelarasan Perlunya penyelarasan terhadap permasalahan yang dihadapi dan harapan yang dirasakan komunitas terhadap organisasi, begitu juga sebaliknya tujuan organisasi dengan permasalahan komunitas.
  • 151. Perbedaan Langkah CR organisasi profit dan non profit Organisasi Non Profit Organisasi Bisnis Fokus utama Melalui kegiatan komunikasi untuk mendapatkan dukungan dari komunitas untuk menjalankan roda organisasi agar mampu menjalankan tugsanya memberikan pelayanan kepada publik yang menjadi sasaran kegiatan Dukungan komunitas untuk mencapai tujuan organisasi Kegiatannya Kampanye komunikasi Tidak hanya kampanye komunikasi , tetapi juga memberikan bantuan modal, bantuan manajemen, fasilitas kesehatan, pendidikan dll
  • 152. Dengan demikian untuk melakukan kegiatan cummnity relations harus dipahami terlebih dahulu waktak organisasi ; apakah organisasi non profit ataukah organisasi bisnis yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Perbedaan watak akan membawa pada perbedaan dalam jenis kegiatan yang akan dilakukan organisasi. Dikembalikan proses PR sebagai induk program maka pada dasarnya langkah-langkah community relations baik untuk organisasi nonprofit maupun organisasi bisnis sama saja. Langkah-langkah yang berbeda pada kedua jenis orgnisasi pada dasarnya lebih disebabkan perbedaan watak organisasi.
  • 153. D. Kebijakan Community Relations Community relations merupakan sebuah program yang dilandasi kebijakan (policy) organisasi. Dengan memandang community relations sebagai kebijakan maka bisa tampak seberapa besar dan seberapa jauh komitmen organisasi terhadap komunitas. Menurut Wheelen dan Hunge, kebijakan merupakan pedoman umum untuk mengambil keputusan pada seluruh organisasi. McLaughlin menyatakan kebijakan memiliki makna ganda. Kebijakan bisa berupa “kerangka kerja yang menjadi pedoman pengambilan keputusan dalam hal tertentu dan menunjukan maksud-maksud yang lebih besar” dan bisa pula berupa” rencana umum tindakan”.
  • 154. Bila program community relations organisasi dijalankan sebagai satu kebijakan organisasi maka program tersebut akan memiliki landasan yang kokoh untuk dijalankan. Karena kebijakn tersebut merupakan penjabaran dari strategi umum yang dijalankan satu organisasi untuk mencapai tujuannya.Kalaupun ada perubahan tapi bukan hal yang mendasar melainkan lebih merupakan penyesuaian. Kecuali terjadi tekanan eksternal atau internal yang selanjutnya memaksa organisasi merubah kebijakan strategi organisasinya otomatis juga akan merubah kebijakan organisasi termasuk didalamya program community relations.
  • 155. Lubna Forzley menyatakan, ada lima hal penting yang dalam pelaksanaan program Community Relations dengan pendekatan strategis, yaitu bahwa: 1. Tanpa keterlibatan semua pihak, tidak akan ada yang tercapai. 2. Keterlibatan komunitas secara strategis selalu memberikan hasil yang terbaik bagi semua pihak. 3. Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan visibilitas yang baik. 4. Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan peningkatan pengembangan kapasitas. 5. Keterlibatan komunitas secara strategis mempersyaratkan adanya proses dan sistem pengukuran