SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Hal 1 dari 6
PERLUKAH MENATA CSR?
Telaah Kritis Atas Inisiatif Penyusunan RUU TJSL
Oleh DPD-RI
Oleh:
Perkumpulan Amerta
Januari 2017
Hal 2 dari 6
PENDAHULUAN
Selama beberapa waktu terakhir DPD-RI mengambil inisiatif untuk menyusun rancangan
RUU Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Inisiatif tersebut telah menghasilkan
rancangan RUU TJSL yang beredar secara terbatas. Mengingat dampak yang dapat
ditimbulkan oleh RUU TJSL inisiatif DPD-RI tersebut, maka kiranya rancangan yang ada
menjadi subyek kajian oleh publik dan para pemangku kepentingan terkait.
RUU TJSL SEBAGAI KESALAHAN KONSEPTUAL
Inisiatif penyusunan RUU TJSL adalah sebuah kesalahan konseptual karena beberapa alasan:
1. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility, SR) sejak awal dikonsepkan dan
dilaksanakan oleh perusahaan dan bukan oleh pemerintah. Karena itu SR berada pada
private domain bukan public domain. Private domain diatur oleh mekanisme self
regulating dengan mengacu pada good corporate governance. Sedangkan public domain
diatur oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan publik dan peraturan. Pengaturan
berlebihan pada private domain seperti pengelolaan TJSL (pasal 13 & 14) dan
pengorganisasian pekerjaan (pasal 17 &23) oleh entitas publik adalah sebuah
kesalahan, demikian pula public domain yang diatur oleh entitas private seperti
pembebanan sistem informasi pada pemerintah daerah (pasal 29) dan penggunaan
dana publik (pasal 38) juga adalah sebuah kesalahan.
2. Telah terdapat berbagai produk hukum yang mengatur perusahaan dan/atau
organisasi sebagaimana dimaksud oleh rancangan yang disusun, termasuk juga
dampak-dampaknya. Pelaksanaan dari berbagai peraturan yang ada sampai dengan saat
ini belum optimal. Telaah efektivitas dan dampak dari berbagai peraturan tersebut
juga belum dilaksanakan sehingga belum bisa ditentukan apakah ada ‘lubang peraturan’
(regulation holes, regulation gap) yang membutuhkan peraturan baru. Berikut adalah
sebagian dari berbagai peraturan yang ada.
Hal 3 dari 6
3. Telah terdapat mekanisme yang memastikan sinergi antara berbagai pemangku
kepentingan untuk secara bersama-sama terlibat dalam pembangunan. Mekanisme
tersebut seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang
dilaksanakan setiap tahun. Mekanisme lain adalah konsultasi antara berbagai asosiasi
industri dengan pemerintah.
4. Telah terdapat berbagai rujukan untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang diakui
secara global, beberapa diantaranya adalah ISO 26000, Guiding Principle on Business
and Human Right, Equator Principle, dan sebagainya. Tanpa ada dasar yang kuat, maka
penetapan standar ataupun pedoman nasional (pasal 13) menjadi lemah urgensinya.
5. Kontribusi utama dari perusahaan adalah investasi yang menghasilkan multiplier effect
berupa penciptaan lapangan kerja, berkembangnya rantai pemasok dan rantai
pemasaran, serta kontribusi dalam bentuk pajak dan retribusi. Untuk mendorong
investasi perusahaan pemerintah telah menetapkan berbagai paket kebijakan ekonomi
yang pada prinsipnya menghilangkan berbagai hambatan investasi serta mengurangi
ekonomi biaya tinggi. Isi dari rancangan RUU justru bertolak belakang dari kebijakan
pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.
SESAT PIKIR DALAM RUMUSAN
Rancangan RUU menyatakan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai “tanggung jawab
organisasi untuk menangani/mengelola dampak yang ditimbulkan…”. Terdapat dua hal
utama dari rumusan tersebut yang perlu diperhatikan. Pertama, TJSL adalah tanggung jawab
organisasi bukan tanggung jawab pihak diluar organisasi sehingga pengaturan TJSL semestinya
dilakukan oleh organisasi bukan pihak diluar organisasi. Kedua, TJSL berkenaan dengan
penanganan atau pengelolaan dampak, tentu yang dimaksudkan disini adalah dampak yang
merugikan. Dalam konteks ini, dampak menjadi public domain manakala dampak merugikan
kepentingan umum. Dengan demikian alasan pengaturan sesuai dengan rumusan TJSL adalah
dampak yang merugikan kepentingan umum. Namun berbagai diktum ‘Menimbang’ justru
Hal 4 dari 6
tidak disebutkan persoalan dampak yang merugikan justru yang disebutkan lebih soal kaitan
dengan pembangunan berkelanjutan dan sistem pembangunan nasional. Juga tujuan TJSL
(pasal 3) tidak menyebutkan sama sekali soal dampak.
Terkait dengan dampak, seperti telah disebutkan sebelumnya telah terdapat berbagai
peraturan lain yang mengatur. Tetapi keberadaan berbagai peraturan lain tersebut justru
tidak dikenali oleh drat RUU TJSL. Dalam diktum ‘Mengingat’ yang dicantumkan hanya UUD
1945, sama sekali tidak ada rujukan pada berbagai peraturan lain. Anehnya, dalam
pertimbangan justru terdapat frasa ‘ketidakpastian hukum’. Hukum mana yang dimaksudkan
tidak jelas.
Lebih lanjut mengenai dampak. Bila dampak adalah alasan utama TJSL sebagaimana
didefinisikan dalam rancangan RUU, mengapa kewajiban melaksanakan TJSL dalam pasal 7
justru didasarkan pada besaran aset dan jumlah karyawan? Mempergunakan nalar hukum,
semestinya kewajiban pelaksanaan TJSL dikaitkan dengan besar atau luasnya dampak
merugikan yang ditimbulkan oleh organisasi.
Organisasi pelaksana TJSL sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 rancangan RUU mencakup:
perseroan, organisasi masyarakat berbadan hukum, dan perkumpulan yang tidak berbadan
hukum. Terdapat dua hal yang perlu menjadi catatan. Pertama, Terdapat ketidaksesuaian
dengan Pasal 6 yang menyatakan TJSL wajib dilaksanakan oleh: perseroan, BUMN, BUMD,
CV, Firma, Yayasan, dan koperasi. Kedua, pencantuman perkumpulan yang tidak berbadan
hukum. Apakah yang dimaksud dengan perkumpulan yang tidak berbadan hukum? Tidak ada
penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini. Bagaimana entitas tidak berbadan hukum dapat diatur
oleh UU?
Paparan yang disampaikan menunjukkan secara jelas rancangan RUU perlu ditolak karena
justru akan menyebabkan ketidakpastian hukum, kontra produktif dengan tujuan
pembangunan nasional, dan berpotensi mengurangi komitmen berbagai organisasi dan
perusahaan melaksanakan TJSL.
PENATAAN CSR
Bagaimanakah sebaiknya penataan TJSL? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diidentifikasi
terlebih dahulu masalah yang dihadapi untuk mengembangkan TJSL. Pengalaman lapangan
Amerta menemukan lima masalah utama, yaitu:
1) belum berkembangnya pemahaman dan komitmen tentang TJSL,
2) keterbatasan kapasitas untuk melaksanakan TJSL,
3) tidak terkomunikasikannya berbagai inisiatif dan praktik baik TJSL,
4) terjadinya praktek ‘green washing’ yaitu organisasi melaksanakan kegiatan yang disebut
sebagai TJSL untuk menutupi praktek buruk seperti korupsi dan perusakan
lingkungan,
5) regulasi berlebihan dan tumpang tindih terkait TJSL di lapangan.
Realita lapangan menunjukkan seringkali pada satu daerah terdapat beberapa masalah
sekaligus yang membutuhkan sinergi penataan. Penataan yang ada dapat dilaksanakan
menggunakan pendekatan kelembagaan, ekonomi, maupun legal. Secara skematis dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Hal 5 dari 6
Kelembagaan Ekonomi Legal
1. belum
berkembangnya
pemahaman dan
komitmen tentang TJSL
Kerja sama antar
organisasi, asosiasi, dan
pemerintah untuk
kembangkan kesadaran
TJSL
Insentif bagi organisasi
yang melaksanakan
TJSL dan pendidikan
popular yang terkait
Sosialisasi peraturan
terkait TJSL yang
mengatur lembaga
maupun dampak
2. keterbatasan
kapasitas untuk
melaksanakan TJSL
Kerja sama
peningkatan kapasitas
melalui sharing
pengalaman,
mekanisme, dan tool
Kebijakan untuk
menjadikan biaya
peningkatan kapasitas
sebagai biaya operasi
organisasi
Peraturan yang
memberikan
kemudahan bagi
organisasi lakukan
peningkatan kapasitas
3. tidak
terkomunikasikannya
berbagai inisiatif dan
praktik baik TJSL
Penetapan standar dan
mekanisme pelaporan
oleh asosiasi industri,
organisasi pelanggan,
dsb
Penghargaan bagi
organisasi yang
mempublikasikan
inisiatif dan praktik
TJSL
Peraturan yang
memberikan insentif
bagi organisasi untuk
mengkomunikasikan
kegiatan TJSL
4. terjadinya praktek
‘green washing’
Forum-forum
komunikasi & evaluasi
praktik bisnis
melibatkan media,
akademisi, dan LSM
Denda/sanksi pada
perusahaan yang
terbukti melakukan
perusakan lingkungan
tanpa perhatikan
kegiatan TJSL yang
dilakukan
Penegakan hukum atas
berbagai pelanggaran
yang dilakukan
organisasi terhadap
hutan, lingkungan,
masyarakat
5. regulasi berlebihan
dan tumpang tindih
terkait TJSL
Tim untuk menelaah
berbagai regulasi dan
membuat usulan
Telaah untuk hindari
pembebanan tambahan
diluar pajak & retribusi
Harmonisasi berbagai
peraturan yang
mengatur TJSL
PENUTUP
Para pemangku kepentingan khususnya pengambil kebijakan perlu menahan diri terhadap
godaan menyusun UU dan peraturan. Mempertimbangkan dampak dari pengaturan TJSL,
maka perlu dilaksanakan proses yang terbuka, partisipatif, dan evolutif. Melaksanakan telaah
terhadap keberadaan berbagai peraturan yang terkait TJSL serta membangun komunikasi
dengan organisasi, asosiasi serta pemangku kepentingan utama lainnya adalah langkah awal
yang perlu dicoba. Terima kasih.
Hal 6 dari 6
AMERTA adalah jejaring para praktisi CSR yang mengembangkan metode dan praktik terbaik CSR
untuk mendukung berbagai organisasi dan perusahaan mengembangkan CSR dan mewujudkan kinerja
sosial yang efektif dan berkelanjutan.
AMERTA mengembangkan kompetensi dalam:
 SOCIAL STUDY. Berbagai kajian dan penilaian seperti PRA (Participatory Rural Appraisal), PLA
(Participatory Learning Action), Baseline Study, Studi Dampak, Social Risk Assessment, SEAGA
(Socio-Economic & Gender Analysis), SLA (Sustainable Livelihood Analysis), HRIA (Human
Rights Impact Assessment) adalah kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai langkah awal
melaksanakan CSR.
 CSR PLANNING & PROGRAMMING. Perumusan rencana strategis dan program CSR
berbasis konteks social dan model bisnis adalah langkah lanjut yang dilaksanakan untuk
memastikan CSR dilaksanakan sebagai sebuah system manajemen.
 CSR PROJECT MANAGEMENT. Berbagai bentuk program dan kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi dan perusahaan perlu didesain untuk memiliki dampak sosial. Microfinance& small
business development, community organizing& facilitation, behavior change & social marketing dan
advocacy adalah bentuk-bentuk CSR di lapangan.
 INDUSTRIAL RELATION & HR. Hubungan industrial dan SDM merupakan bagian dari CSR
internal perusahaan dan perlu dikelola secara sistematis dan strategis sehingga mendukung tujuan
bisnis.
Kantor:
Jl. PuloAsem Utara A 20
Kelurahan Jati, Pulo Gadung, Jakarta 13220, Indonesia
Ph: 62-21-29833288
www.amerta.id

More Related Content

What's hot

BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...Rizki Aditama
 
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengaturan Corporate Social Responsibility Perseroan
Pengaturan Corporate Social Responsibility PerseroanPengaturan Corporate Social Responsibility Perseroan
Pengaturan Corporate Social Responsibility PerseroanNaufal Hafiz
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...Rizki Aditama
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...eko budi sudrajat
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...Antoni Butarbutar
 
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...PT. PLN (Persero)
 
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...Kanaidi ken
 

What's hot (8)

BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
 
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
Kajian Evaluasi Kewenangan dan Peningkatan Hubungan Kerja Antara Eksekutif da...
 
Pengaturan Corporate Social Responsibility Perseroan
Pengaturan Corporate Social Responsibility PerseroanPengaturan Corporate Social Responsibility Perseroan
Pengaturan Corporate Social Responsibility Perseroan
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government & Corporate Governance , U...
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...
 
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, the corporate culture infact and...
 
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam  Pelaksanaan Kegiatan CSR...
Konteks Sosial, Lingkungan, dan Nilai Ekonomi dalam Pelaksanaan Kegiatan CSR...
 

Viewers also liked

MODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCIL
MODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCILMODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCIL
MODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCILSushmita Chanda
 
Ryogoku performance meeting4
Ryogoku performance meeting4Ryogoku performance meeting4
Ryogoku performance meeting4K5_sem
 
Prezentacja kamila blachura
Prezentacja kamila blachuraPrezentacja kamila blachura
Prezentacja kamila blachurakamlia Blachura
 
ATS Company Profile (2016).compressed (1)
ATS Company Profile (2016).compressed (1)ATS Company Profile (2016).compressed (1)
ATS Company Profile (2016).compressed (1)Habeeb A
 
Jak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijać
Jak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijaćJak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijać
Jak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijaćHighSolutions Sp. z o.o.
 
2- Speakers sound-bites key notes and take-away
2- Speakers sound-bites key notes and take-away2- Speakers sound-bites key notes and take-away
2- Speakers sound-bites key notes and take-awayGiorgio Magistrelli
 
رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)
رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)
رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)Mohamed Ragab Eltokhy
 
레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2
레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2
레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2Jun Hyuk Jung
 

Viewers also liked (18)

MODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCIL
MODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCILMODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCIL
MODERN ENGLISH SCHOOL, ISA ACTIVITY 5 UNDER BRITISH COUNCIL
 
Our ppt
Our pptOur ppt
Our ppt
 
God’s healing way 02
God’s healing way 02God’s healing way 02
God’s healing way 02
 
Una mano tesa stampa
Una mano tesa stampaUna mano tesa stampa
Una mano tesa stampa
 
Suara Muslim 2017
Suara Muslim 2017Suara Muslim 2017
Suara Muslim 2017
 
Doc8
Doc8Doc8
Doc8
 
Ryogoku performance meeting4
Ryogoku performance meeting4Ryogoku performance meeting4
Ryogoku performance meeting4
 
Prezentacja kamila blachura
Prezentacja kamila blachuraPrezentacja kamila blachura
Prezentacja kamila blachura
 
ATS Company Profile (2016).compressed (1)
ATS Company Profile (2016).compressed (1)ATS Company Profile (2016).compressed (1)
ATS Company Profile (2016).compressed (1)
 
Mia Sabel
Mia Sabel Mia Sabel
Mia Sabel
 
Jak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijać
Jak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijaćJak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijać
Jak błędów unikać prowadząc własną firmę i jak ją rozwijać
 
Evaluation 3
Evaluation 3Evaluation 3
Evaluation 3
 
2- Speakers sound-bites key notes and take-away
2- Speakers sound-bites key notes and take-away2- Speakers sound-bites key notes and take-away
2- Speakers sound-bites key notes and take-away
 
4- Final programme EN
4- Final programme EN4- Final programme EN
4- Final programme EN
 
رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)
رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)
رعاية الموهوبين في السنة النبوية (ابن عباس نموذجا)
 
Radio......
Radio......Radio......
Radio......
 
레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2
레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2
레벨기획 프론티어 온라인 '이름없는 동굴' 던전_v2
 
guleen
guleenguleen
guleen
 

Similar to CSR PENATAAN

Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomiHubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomiRosita Dewi
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...syifa khoirudin
 
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PerusahaanTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PerusahaanReyzi Caniago
 
PPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptx
PPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptxPPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptx
PPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptxDediAura
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSAsteria Dian Perdanawati
 
Tugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governanceTugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governanceMhd. Abdullah Hamid
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanAgung Kharisma
 
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...Annisa Nurlestari
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Ryan Tantri Andi
 
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...arisatrias
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...Rachmad Hidayat
 
government-relations.ppt
government-relations.pptgovernment-relations.ppt
government-relations.pptnovriko2
 
Praktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdf
Praktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdfPraktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdf
Praktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdfsari168699
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...Rudy Harland
 
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptxKLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptxMuthiaAmeliaPutri1
 

Similar to CSR PENATAAN (20)

Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomiHubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi
 
Presentasi csr 20 april 2013
Presentasi csr 20 april 2013Presentasi csr 20 april 2013
Presentasi csr 20 april 2013
 
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Univers...
 
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PerusahaanTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
 
PPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptx
PPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptxPPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptx
PPT Kelompok 3 advokasi (1) (1).pptx
 
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESSCORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) DAN KAITANNYA DENGAN ETHIC BUSINESS
 
Tugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governanceTugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governance
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaan
 
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good  Corporate G...
BE GCG, ANNISA NURLESTARI, HAPZI ALI, Board of Director dan Good Corporate G...
 
Csr dalam tinjaun islam
Csr dalam tinjaun islamCsr dalam tinjaun islam
Csr dalam tinjaun islam
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017
 
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
4. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, environmental...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
 
Softskill 11
Softskill 11Softskill 11
Softskill 11
 
government-relations.ppt
government-relations.pptgovernment-relations.ppt
government-relations.ppt
 
Etika bisnis 2
Etika bisnis 2Etika bisnis 2
Etika bisnis 2
 
Praktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdf
Praktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdfPraktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdf
Praktik Penghindaran Pajak di Indonesia.pdf
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corporate Socia...
 
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptxKLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
KLP 4 GOOD CORPORATE GOVERNANCE-dikompresi.pptx
 
PPT KORUPSI.pptx
PPT KORUPSI.pptxPPT KORUPSI.pptx
PPT KORUPSI.pptx
 

More from primahendra

Brief Note-25-2017-jebakan implementasi CSR
Brief Note-25-2017-jebakan implementasi CSRBrief Note-25-2017-jebakan implementasi CSR
Brief Note-25-2017-jebakan implementasi CSRprimahendra
 
Brief Note-24-2016-krisis sosial
Brief Note-24-2016-krisis sosialBrief Note-24-2016-krisis sosial
Brief Note-24-2016-krisis sosialprimahendra
 
Menimbang Pengaturan CSR
Menimbang Pengaturan CSRMenimbang Pengaturan CSR
Menimbang Pengaturan CSRprimahendra
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaprimahendra
 
Brief Note-22-2016-social marketing
Brief Note-22-2016-social marketingBrief Note-22-2016-social marketing
Brief Note-22-2016-social marketingprimahendra
 
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatanBrief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatanprimahendra
 
Brief Note-20-2016-cost effective CSR
Brief Note-20-2016-cost effective CSRBrief Note-20-2016-cost effective CSR
Brief Note-20-2016-cost effective CSRprimahendra
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialprimahendra
 
Dana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan PerusahaanDana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan Perusahaanprimahendra
 
Prospek ekonomi Indonesia
Prospek ekonomi IndonesiaProspek ekonomi Indonesia
Prospek ekonomi Indonesiaprimahendra
 
indonesia political update
indonesia political updateindonesia political update
indonesia political updateprimahendra
 
Ekonomi Indonesia-final1
Ekonomi Indonesia-final1Ekonomi Indonesia-final1
Ekonomi Indonesia-final1primahendra
 
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-finalMEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-finalprimahendra
 
Brief Note-18-2015-kewirausahaan sosial
Brief Note-18-2015-kewirausahaan sosialBrief Note-18-2015-kewirausahaan sosial
Brief Note-18-2015-kewirausahaan sosialprimahendra
 
Community investment
Community investmentCommunity investment
Community investmentprimahendra
 
A reflection quotes on success
A reflection quotes on successA reflection quotes on success
A reflection quotes on successprimahendra
 
CSR in Indonesia Context
CSR in Indonesia ContextCSR in Indonesia Context
CSR in Indonesia Contextprimahendra
 

More from primahendra (18)

Brief Note-25-2017-jebakan implementasi CSR
Brief Note-25-2017-jebakan implementasi CSRBrief Note-25-2017-jebakan implementasi CSR
Brief Note-25-2017-jebakan implementasi CSR
 
Brief Note-24-2016-krisis sosial
Brief Note-24-2016-krisis sosialBrief Note-24-2016-krisis sosial
Brief Note-24-2016-krisis sosial
 
Menimbang Pengaturan CSR
Menimbang Pengaturan CSRMenimbang Pengaturan CSR
Menimbang Pengaturan CSR
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desa
 
Brief Note-22-2016-social marketing
Brief Note-22-2016-social marketingBrief Note-22-2016-social marketing
Brief Note-22-2016-social marketing
 
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatanBrief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan
 
Brief Note-20-2016-cost effective CSR
Brief Note-20-2016-cost effective CSRBrief Note-20-2016-cost effective CSR
Brief Note-20-2016-cost effective CSR
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
 
Dana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan PerusahaanDana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan Perusahaan
 
Prospek ekonomi Indonesia
Prospek ekonomi IndonesiaProspek ekonomi Indonesia
Prospek ekonomi Indonesia
 
Monev CSR
Monev CSRMonev CSR
Monev CSR
 
indonesia political update
indonesia political updateindonesia political update
indonesia political update
 
Ekonomi Indonesia-final1
Ekonomi Indonesia-final1Ekonomi Indonesia-final1
Ekonomi Indonesia-final1
 
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-finalMEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
 
Brief Note-18-2015-kewirausahaan sosial
Brief Note-18-2015-kewirausahaan sosialBrief Note-18-2015-kewirausahaan sosial
Brief Note-18-2015-kewirausahaan sosial
 
Community investment
Community investmentCommunity investment
Community investment
 
A reflection quotes on success
A reflection quotes on successA reflection quotes on success
A reflection quotes on success
 
CSR in Indonesia Context
CSR in Indonesia ContextCSR in Indonesia Context
CSR in Indonesia Context
 

CSR PENATAAN

  • 1. Hal 1 dari 6 PERLUKAH MENATA CSR? Telaah Kritis Atas Inisiatif Penyusunan RUU TJSL Oleh DPD-RI Oleh: Perkumpulan Amerta Januari 2017
  • 2. Hal 2 dari 6 PENDAHULUAN Selama beberapa waktu terakhir DPD-RI mengambil inisiatif untuk menyusun rancangan RUU Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Inisiatif tersebut telah menghasilkan rancangan RUU TJSL yang beredar secara terbatas. Mengingat dampak yang dapat ditimbulkan oleh RUU TJSL inisiatif DPD-RI tersebut, maka kiranya rancangan yang ada menjadi subyek kajian oleh publik dan para pemangku kepentingan terkait. RUU TJSL SEBAGAI KESALAHAN KONSEPTUAL Inisiatif penyusunan RUU TJSL adalah sebuah kesalahan konseptual karena beberapa alasan: 1. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility, SR) sejak awal dikonsepkan dan dilaksanakan oleh perusahaan dan bukan oleh pemerintah. Karena itu SR berada pada private domain bukan public domain. Private domain diatur oleh mekanisme self regulating dengan mengacu pada good corporate governance. Sedangkan public domain diatur oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan publik dan peraturan. Pengaturan berlebihan pada private domain seperti pengelolaan TJSL (pasal 13 & 14) dan pengorganisasian pekerjaan (pasal 17 &23) oleh entitas publik adalah sebuah kesalahan, demikian pula public domain yang diatur oleh entitas private seperti pembebanan sistem informasi pada pemerintah daerah (pasal 29) dan penggunaan dana publik (pasal 38) juga adalah sebuah kesalahan. 2. Telah terdapat berbagai produk hukum yang mengatur perusahaan dan/atau organisasi sebagaimana dimaksud oleh rancangan yang disusun, termasuk juga dampak-dampaknya. Pelaksanaan dari berbagai peraturan yang ada sampai dengan saat ini belum optimal. Telaah efektivitas dan dampak dari berbagai peraturan tersebut juga belum dilaksanakan sehingga belum bisa ditentukan apakah ada ‘lubang peraturan’ (regulation holes, regulation gap) yang membutuhkan peraturan baru. Berikut adalah sebagian dari berbagai peraturan yang ada.
  • 3. Hal 3 dari 6 3. Telah terdapat mekanisme yang memastikan sinergi antara berbagai pemangku kepentingan untuk secara bersama-sama terlibat dalam pembangunan. Mekanisme tersebut seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan setiap tahun. Mekanisme lain adalah konsultasi antara berbagai asosiasi industri dengan pemerintah. 4. Telah terdapat berbagai rujukan untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang diakui secara global, beberapa diantaranya adalah ISO 26000, Guiding Principle on Business and Human Right, Equator Principle, dan sebagainya. Tanpa ada dasar yang kuat, maka penetapan standar ataupun pedoman nasional (pasal 13) menjadi lemah urgensinya. 5. Kontribusi utama dari perusahaan adalah investasi yang menghasilkan multiplier effect berupa penciptaan lapangan kerja, berkembangnya rantai pemasok dan rantai pemasaran, serta kontribusi dalam bentuk pajak dan retribusi. Untuk mendorong investasi perusahaan pemerintah telah menetapkan berbagai paket kebijakan ekonomi yang pada prinsipnya menghilangkan berbagai hambatan investasi serta mengurangi ekonomi biaya tinggi. Isi dari rancangan RUU justru bertolak belakang dari kebijakan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. SESAT PIKIR DALAM RUMUSAN Rancangan RUU menyatakan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai “tanggung jawab organisasi untuk menangani/mengelola dampak yang ditimbulkan…”. Terdapat dua hal utama dari rumusan tersebut yang perlu diperhatikan. Pertama, TJSL adalah tanggung jawab organisasi bukan tanggung jawab pihak diluar organisasi sehingga pengaturan TJSL semestinya dilakukan oleh organisasi bukan pihak diluar organisasi. Kedua, TJSL berkenaan dengan penanganan atau pengelolaan dampak, tentu yang dimaksudkan disini adalah dampak yang merugikan. Dalam konteks ini, dampak menjadi public domain manakala dampak merugikan kepentingan umum. Dengan demikian alasan pengaturan sesuai dengan rumusan TJSL adalah dampak yang merugikan kepentingan umum. Namun berbagai diktum ‘Menimbang’ justru
  • 4. Hal 4 dari 6 tidak disebutkan persoalan dampak yang merugikan justru yang disebutkan lebih soal kaitan dengan pembangunan berkelanjutan dan sistem pembangunan nasional. Juga tujuan TJSL (pasal 3) tidak menyebutkan sama sekali soal dampak. Terkait dengan dampak, seperti telah disebutkan sebelumnya telah terdapat berbagai peraturan lain yang mengatur. Tetapi keberadaan berbagai peraturan lain tersebut justru tidak dikenali oleh drat RUU TJSL. Dalam diktum ‘Mengingat’ yang dicantumkan hanya UUD 1945, sama sekali tidak ada rujukan pada berbagai peraturan lain. Anehnya, dalam pertimbangan justru terdapat frasa ‘ketidakpastian hukum’. Hukum mana yang dimaksudkan tidak jelas. Lebih lanjut mengenai dampak. Bila dampak adalah alasan utama TJSL sebagaimana didefinisikan dalam rancangan RUU, mengapa kewajiban melaksanakan TJSL dalam pasal 7 justru didasarkan pada besaran aset dan jumlah karyawan? Mempergunakan nalar hukum, semestinya kewajiban pelaksanaan TJSL dikaitkan dengan besar atau luasnya dampak merugikan yang ditimbulkan oleh organisasi. Organisasi pelaksana TJSL sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 rancangan RUU mencakup: perseroan, organisasi masyarakat berbadan hukum, dan perkumpulan yang tidak berbadan hukum. Terdapat dua hal yang perlu menjadi catatan. Pertama, Terdapat ketidaksesuaian dengan Pasal 6 yang menyatakan TJSL wajib dilaksanakan oleh: perseroan, BUMN, BUMD, CV, Firma, Yayasan, dan koperasi. Kedua, pencantuman perkumpulan yang tidak berbadan hukum. Apakah yang dimaksud dengan perkumpulan yang tidak berbadan hukum? Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini. Bagaimana entitas tidak berbadan hukum dapat diatur oleh UU? Paparan yang disampaikan menunjukkan secara jelas rancangan RUU perlu ditolak karena justru akan menyebabkan ketidakpastian hukum, kontra produktif dengan tujuan pembangunan nasional, dan berpotensi mengurangi komitmen berbagai organisasi dan perusahaan melaksanakan TJSL. PENATAAN CSR Bagaimanakah sebaiknya penataan TJSL? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diidentifikasi terlebih dahulu masalah yang dihadapi untuk mengembangkan TJSL. Pengalaman lapangan Amerta menemukan lima masalah utama, yaitu: 1) belum berkembangnya pemahaman dan komitmen tentang TJSL, 2) keterbatasan kapasitas untuk melaksanakan TJSL, 3) tidak terkomunikasikannya berbagai inisiatif dan praktik baik TJSL, 4) terjadinya praktek ‘green washing’ yaitu organisasi melaksanakan kegiatan yang disebut sebagai TJSL untuk menutupi praktek buruk seperti korupsi dan perusakan lingkungan, 5) regulasi berlebihan dan tumpang tindih terkait TJSL di lapangan. Realita lapangan menunjukkan seringkali pada satu daerah terdapat beberapa masalah sekaligus yang membutuhkan sinergi penataan. Penataan yang ada dapat dilaksanakan menggunakan pendekatan kelembagaan, ekonomi, maupun legal. Secara skematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
  • 5. Hal 5 dari 6 Kelembagaan Ekonomi Legal 1. belum berkembangnya pemahaman dan komitmen tentang TJSL Kerja sama antar organisasi, asosiasi, dan pemerintah untuk kembangkan kesadaran TJSL Insentif bagi organisasi yang melaksanakan TJSL dan pendidikan popular yang terkait Sosialisasi peraturan terkait TJSL yang mengatur lembaga maupun dampak 2. keterbatasan kapasitas untuk melaksanakan TJSL Kerja sama peningkatan kapasitas melalui sharing pengalaman, mekanisme, dan tool Kebijakan untuk menjadikan biaya peningkatan kapasitas sebagai biaya operasi organisasi Peraturan yang memberikan kemudahan bagi organisasi lakukan peningkatan kapasitas 3. tidak terkomunikasikannya berbagai inisiatif dan praktik baik TJSL Penetapan standar dan mekanisme pelaporan oleh asosiasi industri, organisasi pelanggan, dsb Penghargaan bagi organisasi yang mempublikasikan inisiatif dan praktik TJSL Peraturan yang memberikan insentif bagi organisasi untuk mengkomunikasikan kegiatan TJSL 4. terjadinya praktek ‘green washing’ Forum-forum komunikasi & evaluasi praktik bisnis melibatkan media, akademisi, dan LSM Denda/sanksi pada perusahaan yang terbukti melakukan perusakan lingkungan tanpa perhatikan kegiatan TJSL yang dilakukan Penegakan hukum atas berbagai pelanggaran yang dilakukan organisasi terhadap hutan, lingkungan, masyarakat 5. regulasi berlebihan dan tumpang tindih terkait TJSL Tim untuk menelaah berbagai regulasi dan membuat usulan Telaah untuk hindari pembebanan tambahan diluar pajak & retribusi Harmonisasi berbagai peraturan yang mengatur TJSL PENUTUP Para pemangku kepentingan khususnya pengambil kebijakan perlu menahan diri terhadap godaan menyusun UU dan peraturan. Mempertimbangkan dampak dari pengaturan TJSL, maka perlu dilaksanakan proses yang terbuka, partisipatif, dan evolutif. Melaksanakan telaah terhadap keberadaan berbagai peraturan yang terkait TJSL serta membangun komunikasi dengan organisasi, asosiasi serta pemangku kepentingan utama lainnya adalah langkah awal yang perlu dicoba. Terima kasih.
  • 6. Hal 6 dari 6 AMERTA adalah jejaring para praktisi CSR yang mengembangkan metode dan praktik terbaik CSR untuk mendukung berbagai organisasi dan perusahaan mengembangkan CSR dan mewujudkan kinerja sosial yang efektif dan berkelanjutan. AMERTA mengembangkan kompetensi dalam:  SOCIAL STUDY. Berbagai kajian dan penilaian seperti PRA (Participatory Rural Appraisal), PLA (Participatory Learning Action), Baseline Study, Studi Dampak, Social Risk Assessment, SEAGA (Socio-Economic & Gender Analysis), SLA (Sustainable Livelihood Analysis), HRIA (Human Rights Impact Assessment) adalah kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai langkah awal melaksanakan CSR.  CSR PLANNING & PROGRAMMING. Perumusan rencana strategis dan program CSR berbasis konteks social dan model bisnis adalah langkah lanjut yang dilaksanakan untuk memastikan CSR dilaksanakan sebagai sebuah system manajemen.  CSR PROJECT MANAGEMENT. Berbagai bentuk program dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dan perusahaan perlu didesain untuk memiliki dampak sosial. Microfinance& small business development, community organizing& facilitation, behavior change & social marketing dan advocacy adalah bentuk-bentuk CSR di lapangan.  INDUSTRIAL RELATION & HR. Hubungan industrial dan SDM merupakan bagian dari CSR internal perusahaan dan perlu dikelola secara sistematis dan strategis sehingga mendukung tujuan bisnis. Kantor: Jl. PuloAsem Utara A 20 Kelurahan Jati, Pulo Gadung, Jakarta 13220, Indonesia Ph: 62-21-29833288 www.amerta.id