1. HIV menyerang sel T helper (CD4+) secara langsung dan tidak langsung, menyebabkan penurunan jumlah dan fungsi sel CD4+
2. Terjadinya stres kronis akibat HIV dapat mengubah adaptasi sel imun melalui mekanisme regulator
3. Aspek psikososial penyakit HIV meliputi stigma sosial, diskriminasi, dan penundaan penanganan yang disebabkan oleh respon psikologis pasien
2. Limfosit CD4+ mengalami perubahan baik
secara kuantitas maupun kualitas
HIV menyerang CD4+
1. langsung : sampul HIV yang mempunyai
efek toksis akan menghambat fungsi sel
T
2. Tidak langsung: lapisan luar protein HIV
berinteraksi dengan cd4+ yang
menghambat aktivasi sel antigen
3. Kode genetik DNA berupa untai ganda dan
setelah terbentuk akan masuk ke inti sel.
Oleh enzim intgrase, salinan DNA dari
virus disisipkan dalam DNA pasien. HIV
provirus berada pada limfosit CD4+,
kemudian bereplikasi menyebabkan sel
limfosit CD4 mengalami sitolisis.
4. 1. Respon adaptif psikologis (penerimaan diri)
Reaksi Proses Psikologis Hal-Hal yang Biasa
Dijumpai
Syok (kaget,goncangan
batin)
Merasa bersalah, marah,
tidak berdaya
Rasa takut, hilang akal,
frsutsi,rasa sedih, susah
Mengucilkan Merasa cacat dan tidak
tidak berguna, menutup
diri
Khawatir menginfeksi
orang lain, murung
Membuka status secara
terbatas
Ingin tahu reaksi orang
lain, pengalihan stres,
ingin dicintai
Penolakan, stres
konfrontasi
Mencari orang lain yang
HIV positif
Berbagi rasa, pengenalan,
kepercayaan,
penguatan,dukungan
sosial
Ketergangtuingan, campu
tangan, tidak percaya
pada pemegang rahasia
dirinya
5. Reaksi Proses psikologis Hal-hal yang biasa
dijumpai
Status khusus Perubahan keterasingan
menjadi manfaat khusus,
perbedaan menjadi hal
yang istimewa
Ketergantungan, semua
orang dilihat sebagai
terinfeksi HIV dan
direspons itu
Perilaku mementingkan
orang lain
Komitmen dan kesatuan
kelompok kepuasan
memberi dan berbagai
perasaan sebagai
kelompok
Reaksi dan kompensasi
yang berlebihan
Penerimaan Integrasi status positif
HIV dengan identitas diri,
keseimbangan antara
keprntingan orang lain
dengan diri sendiri
Apatis, sulit berubah
6. 2. Respon psikologis (penerimaan diri)
terhadap penyakit
a. Pengingkaran (denial)
b. Kemarahan (anger)
c. Sikap tawar menawar (bargaining)
d. Depresi
e. Penerimaan dan partisipasi
7. Proses ingatan jangka panjang yang
terjadi pada keadaan stres yang kronis
akan menimbulkan perubahan adaptasi
dari jaringan atau sel. Adaptasi dari
jaringan atau sel imun yang memiliki
hormon kortisol dapat terbentuk saat
merasakan stress, dalam teori adaptasi
Roy dikenal dengan mekanisme regulator.
8. Respon adaptif spiritual meliputi :
1. Harapan yang realistis
2. Tabah dan sabar
3. Pandai mengambil hikmah
9. Aspek psikososial dibedakan menjadi tiga
aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Stigma sosial memperparah depresi dan
pandangan yang negatif tentang harga diri
pasien
2. Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi
HIV
3. Lama terjadinya respon psikologis, mulai
dari penolakan, marah-marah berakibat
terhadap keterlambatan upaya pencegahan
dan pengobatan
10. Prinsip asuhan keperawatan HIV adalah
mengubah perilaku dan meningkatkan
respon imunitas PHIV melalui pemenuhan
kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan
spiritual perawat dalam menurunkan
stresor.
11. Memfasilitasi strategi koping
• Memfasilitasi sumber
penggunaan potensi diri
agar terjadi respon
penerimaan sesuai tahapan
dari kubler Ross
• Teknik kognitif,
penyelesaian masalah
harapan yang realitis dan
pandai mengambil hikmah
• Teknik perilaku,
mengajarkan perilaku yang
medukung kesembuhan
Dukungan sosial
• Dukungan emosi, pasien
merasa nyaman,
dihargai,dicintai dan
diperhatikan
• Dukungan informasi,
meningkatkan pengetahuan
dan penerimaan pasien
terhadap sakitnya
• Dukungan material :
bantuan akses dalam
pelayanan kesehatan
pasien
12. Aspek fisik pada PHIV adalah pemenuhan
kebutuhan fisik sebagai akibat dari tanda
dan gejala yang terjadi.
Aspek perawatan fisik meliputi :
1. Universal precautions
2. Peran perawat dalam pemberian ARV
3. Pemberian nutrisi
4. Aktivitas dan istirahat
13. UNIVERSAL PRECAUTIONS
PERAN PERAWAT DALAM
PEMBERIAN ARV
Prinsip –prinsip kewaspadaan universal
meliputi hal-hal berikut :
1. Menghindari kontak langsung dengan
cairan tubuh
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan termasuk setelah
melepas sarung tangan
3. Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4. Memakai alat kedokteran sekali pakai
atau sterlilisasi alat
5. Pemeliharaan kebersihan tempat
pelayanan kesehatan
6. Membuang limbah yang tercemar
berbagai cairan tubuh secara benar dan
aman
1. Mengkaji kesiapan pasien
dalam manajemen pengobatan
2. Menilai pengertian pasien
terhadap ART
3. Menididik pasien mengenai ART
14. PEMBERIAN NUTRISI AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Pasien HIV sangat membutuhkan
beberapa unsur vitamin dan
mineral dalam jumlah yang lebih
banyak dari yang biasanya
diperoleh dalam makanan senari2.
PHIV mengalami defisiensi vitamin
sehingga memerlujkan makanan
tambahan
Latihan fisik yang dilakukan
secara teratur akan
menimbulkan adaptasi tubuh
yang berefek menyehatkan dan
menghasilkan perubahan
jar,sel dan protein pada sistem
imun
15. Coping strategy merupakan koping yang
digunakan individu secara sadar dan
terarah dalam mengatasi sakit atau stresor
yang dihadapinya.
Terbentuknya mekanisme koping bisa
diperoleh melalui proses belajar dalam
pengertian yang luas dan relaksasi.
16. Dukungan sosial sangat diperlukan pada
PHIV yang kondisinya sangat parah. Individu
yang termasuk dalam memberikan dukungan
sosial meliputi pasnagan (suami atau istri),
ortu,anak,sanak keluarga,teman, tim
kesehatan, atasan dan konselor.
Jenis dukungan sosial
a. Dukungan emosional
b. Dukungan penghargaan
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informatif
17. Asuhan keperawatan pada aspek spiritual
ditekankan pada penerimaan pasien
terhadap sakit yang dideritanya.
Dengan demikian PHIV akan dapat
menerima dengan ikhlas terhadap sakit
yang dialami dan mampu mengambil
hikmah
18. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan
adalah :
1. Menguatkan harapan yang realistis
kepada pasien terhadap kesembuhan
2. Pandai mengambil hikmah
3. Ketabahan hati