SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
The Geology of Java
Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan 
basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress 
regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. 
Secara garis besar perkembangan tektonik Pulau Jawa tidak berbeda banyak dengan 
perkembangan Pulau Sumatra. Hal ini disebabkan disamping keduanya masih 
merupakan bagian dari batas tepi lempeng Mikro Sunda, jugakarena masih berada 
dalam sistim yang sama, yaitu interaksi konvergen antaralempeng India-Australia dan 
Lempeng Eurasia demgam lempeng Mikro Sunda. 
Perbedaan utama dalam 
pola interaksi ini terletak 
pada arah mendekatnya 
lempeng India-Australia 
ke lempeng Sunda. 
Di Jawa, arah tersebut 
hadir hamir rtegak lurus.
1. Jawa Barat 
• Secara fisiografi, van Bemmelen (1970) telah membagi daerah Jawa bagian barat 
menjadi lima jalur fisiografi. Pembagian zona fisiografi daerah Jawa bagian barat 
tersebut yaitu : 
1. Zona Dataran Rendah Pantai Jakarta 
2. Zona Bogor 
3. Zona Bandung 
4. Zona Pegunungan Bayah 
5. Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat
1. Zona Jakarta (Pantai Utara) 
Northwestern Basinal Area 
menempati bagian utara Jawa membentang barat-timur 
mulai dari Serang, Jakarta, Subang, 
Indramayu hingga Cirebon. Sebagian besar 
tertutupi oleh endapan alluvial yang terangkut oleh 
sungai-sungai yang bermuara ke Laut Jawa seperti 
Ci Tarum, Ci Manuk, CI asem serta endapan lahar 
dari G.Tangkuban Perahu, G.Gede, dan 
G.Pangranggo menutupi zona sebagian dalam 
bentuk vulkanik alluvial fan (endapan kipas alluvial) 
khususnya yang berbatasan dengan zona Bandung.
2. Zona Bogor 
(Bogor Through) 
Menempati bagian selatan Zona Dataran Pantai Jakarta, 
membentang mulai dari Tangerang, Bogor, Purwakarta, 
Sumedang, Majalengka dan Kuningan. Zona Bogor 
umumnya bermorfologi perbukitan yang memanjang 
barat-timur dengan lebar maksimum sekitar 40 km. 
Batuan penyusun terdiri atas batuan sedimen Tersier dan 
batuan beku baik intrusif maupun ekstrusif. Morfologi 
perbukitan terjal disusun oleh batuan beku intrusif, 
seperti yang ditemukan di komplek Pegunungan 
Sanggabuana, Purwakarta. Van Bemmelen (1949), 
menamakan morfologi perbukitannya sebagai 
antiklinorium kuat yang disertai oleh pensesaran.
3. Zona Bandung 
(Modern Volcanic Arc) 
Zona Bandung yang letaknya di bagian selatan Zona Bogor, memiliki 
lebar antara 20 km hingga 40 km, membentang mulai dari 
Pelabuhanratu, menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung hingga 
Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung bermorfologi perbukitan 
curam yang dipisahkan oleh beberapa lembah yang cukup luas. Van 
Bemmelen (1949) menamakan lembah tersebut sebagai depresi 
diantara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh tektonik 
(intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri 
atas batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak 
selaras oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang 
kuat, batuan tersebut membentuk struktur lipatan besar yang disertai 
oleh pensesaran. Zona Bandung merupakan puncak dari Geantiklin 
Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah proses pengangkatan 
berakhir (van Bemmelen, 1949). Contoh patahan Lembang, Kab 
Bandung Barat, Jabar.
4. Zona Pegunungan Selatan 
(Southern Slope Regional Uplift) 
Zona Pegunungan Selatan terletak di bagian selatan 
Zona Bandung. Pannekoek, (1946), menyatakan 
bahwa batas antara kedua zona fisiografi tersebut 
dapat diamati di Lembah Cimandiri, Sukabumi. 
Perbukitan bergelombang di Lembah Cimandiri 
yang merupakan bagian dari Zona Bandung 
berbatasan langsung dengan dataran tinggi (pletau) 
Zona Pegunungan Selatan. Morfologi dataran tinggi 
atau plateau ini, oleh Pannekoek (1946) dinamakan 
sebagai Plateau Jampang.
5. Zona Pegunungan Bayah 
(Banten Block) 
5. Zona Pegunungan Bayah, zona ini terletak 
bagian barat daya Jawa Barat. Morfologi yang 
didapat dijumpai pada Zona Pegunungan Bayah 
berupa kubah dan punggungan yang berada 
pada zona depresi tengah. 
Banten blok: bagian paling barat pulau Jawa yang 
dapat dibagi ke dalam platform Seribu karbonat di 
utara, Rangkas Bitung sedimen sub-DAS, dan Bayah 
tinggi di selatan. di barat ada minor rendah dan 
tertinggi disebut Ujung Kulon dan hinje kulon tinggi 
dan Ujung dan barat Malingping rendah.
2. Jawa Timur 1. Lereng utara meliputi Zona Rembang dan zona 
transisi Randublatung 
2. Zona Kendeng merupakan kemenerusan Zona 
Bogor di sebelah timur, yang merupakan sebuah 
cekungan laut dalam yang stabil. 
3. Busur Vulkanik Modern 
4. Lereng Selatan, wilayah pengangkatan regional. 
batuan pembentuknya terdiri atas siliklastik, 
volkaniklastik, volkanik , dan batuan karbonat. 
Secara umum Jawa Timur 
dapat dikelompokkan 
kedalam 4 propinsi tektonik 
dari utara ke selatan, yaitu 
(Yulihanti, dkk., 1995 dalam 
Darman dan Sidi, 2000):
1. Lereng Utara 
(Northern Slope) 
Lereng Utara meliputi Cekungan Jawa Timur Laut yang 
terletak di antara Craton Sunda sampai utara dan busur 
vulkanik ke selatan (Jawa Aksial Rentang). Cekungan dapat 
diklasifikasikan sebagai cekungan busur belakang klasik. Hal ini 
sebagian besar terdiri dari rak tanjung mencelupkan lembut 
selatan, yang ditutupi oleh bagian stratigrafik relatif tipis (rata-rata 
kurang dari 1850 meter). Sebaliknya, daerah cekungan 
yang dalam berisi lebih dari 9000 meter sedimen. Konfigurasi 
struktural dari bagian barat Cekungan Jawa darat TL subbasins 
incluse dengan dua orientasi yang berbeda. Kecenderungan 
Melalui Pati NE-SW, EW sedangkan subbasins Cepu dan 
Bojonegoro yang selaras. Orientasi NE-SW Palung Pati 
menggambarkan pengembangan struktur graben setengah 
assymmetrical (Yulihanto et al, 1995).
2. Zona Kendeng 
(Kendeng Through) 
Palung Kendeng adalah wilayah sangat dilipat dan kadang-kadang sangat 
menyalahkan, terletak di selatan lereng utara. Penataan yang sangat baru dan mungkin 
masih aktif.Sumbu Lipat berorientasi dalam timur ke arah barat; indikator bahwa rantai 
vulkanik yang berdekatan dan paralel, setidaknya sebagian, bertanggung jawab untuk 
kompresi. Zona Kendeng dapat dibagi menjadi timur dan wilayah barat, kira-kira dibagi 
di lokasi bagian Bengawan Solo di Ngawi tonjolan. Timur dari sini lipatan yang ketat 
tetapi biasanya tidak menyalahkan, setidaknya tidak di permukaan. Perhatikan bahwa 
ke timur dari Ngawi usia sedimen outcropping di zona ini akan terus muda. Di timur, 
selatan Surabaya, lipatan hampir hilang di bawah aluvium terbaru dan bahkan 
Pleistosen jarang tanaman keluar.Barat Ngawi, menuju Semarang, mengekspos lipatan 
batuan setua Miosen Awal dan banyak patahan telah dipetakan. Ini timur - barat 
variasi dalam penataan mencerminkan tren anomali gravitasi, dengan nilai-nilai 
gravitasi terendah di barat dari zona tersebut.Kompleksitas dan ketebalan sedimen 
Tersier di bagian barat Zona Kendeng, serta berundulasi permukaan, diakui dari 
seismik.
3. Busur Vulkanik Modern 
(Modern Vukcanic Arc) 
Aktivitas vulkanik dapat dikelompokkan ke dalam tiga 
kelompok dari umur radiometrik dan posisi secara 
geografik (Bellon et. Al., 1990). Busur vulkanik 
dimungkinkan tidak terbentuk sejak pertengahan atau 
akhir oligicene. Aktivitas periode pertama pada 40 sampai 
19 MYBP atau pada eocene tengah sampai pertengahan 
miocene. Fase kedua merupakan periode yang substansial 
dari 19 sampai 11 MYBP (Pertengahan- awal miocene 
samapai pertengahan miocene). Pada fase ini 
dimungkinkan berhubungan dengan awal adri Busur 
Sunda modern. Fase akhir dimulai sekitar 3 MYBP dan 
menerus sampai saat ini.
4. Lereng Selatan 
(Southern Slope Regional Uplift) 
• Zona Pegunungan Selatan dibatasi oleh Dataran 
Yogyakarta-Surakarta di sebelah barat dan utara, 
sedangkan di sebelah timur oleh Waduk 
Gajahmungkur, Wonogiri dan di sebelah selatan 
oleh Lautan India. Di sebelah barat, antara 
Pegunungan Selatan dan Dataran Yogyakarta 
dibatasi oleh aliran K. Opak, sedangkan di bagian 
utara berupa gawir Baturagung. Bentuk 
Pegunungan Selatan ini hampir membujur barat-timur 
sepanjang lk. 50 km dan ke arah utara-selatan 
mempunyai lebar lk. 40 km (Bronto dan 
Hartono, 2001).
• Zona Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi tiga subzona, yaitu Subzona 
Baturagung, Subzona Wonosari dan Subzona Gunung Sewu (Harsolumekso dkk., 
1997 dalam Bronto dan Hartono, 2001). Subzona Baturagung terutama terletak di 
bagian utara, namun membentang dari barat (tinggian G. Sudimoro, ± 507 m, 
antara Imogiri-Patuk), utara (G. Baturagung, ± 828 m), hingga ke sebelah timur (G. 
Gajahmungkur, ± 737 m). Di bagian timur ini, Subzona Baturagung membentuk 
tinggian agak terpisah, yaitu G. Panggung (± 706 m) dan G. Gajahmungkur (± 737 
m). Subzona Baturagung ini membentuk relief paling kasar dengan sudut lereng 
antara 100 – 300 dan beda tinggi 200-700 meter serta hampir seluruhnya tersusun 
oleh batuan asal gunungapi. 
• Subzona Wonosari merupakan dataran tinggi (± 190 m) yang terletak di bagian 
tengah Zona Pegunungan Selatan, yaitu di daerah Wonosari dan sekitarnya. 
Dataran ini dibatasi oleh Subzona Baturagung di sebelah barat dan utara, 
sedangkan di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Subzona Gunung 
Sewu. Aliran sungai utama di daerah ini adalah K. Oyo yang mengalir ke barat dan 
menyatu dengan K. Opak (lihat Gambar 2.2). Sebagai endapan permukaan di 
daerah ini adalah lempung hitam dan endapan danau purba, sedangkan batuan 
dasarnya adalah batugamping. 
• Subzona Gunung Sewu merupakan perbukitan dengan bentang alam karts, yaitu 
bentang alam dengan bukit-bukit batugamping membentuk banyak kerucut 
dengan ketinggian beberapa puluh meter. Di antara bukit-bukit ini dijumpai telaga, 
luweng (sink holes) dan di bawah permukaan terdapat gua batugamping serta 
aliran sungai bawah tanah. Bentang alam karts ini membentang dari pantai 
Parangtritis di bagian barat hingga Pacitan di sebelah timur.
Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada umumnya 
merupakan blok yang terangkat dan miring ke arah 
selatan. Batas utaranya ditandai escarpment yang cukup 
kompleks. Lebar maksimum Pegunungan Selatan ini 55 
km di sebelah selatan Surakarta, sedangkan sebelah 
selatan Blitar hanya 25 km. Diantara Parangtritis dan 
Pacitan merupakan tipe karts (kapur) yang disebut 
Pegunungan Seribu atau Gunung Sewu, dengan luas 
kurang lebih 1400 km2 (Lehmann. 1939). Sedangkan 
antara Pacitan dan Popoh selain tersusun oleh 
batugamping (limestone) juga tersusun oleh batuan hasil 
aktifitas vulkanis berkomposisi asam-basa antara lain 
granit, andesit dan dasit (Van Bemmelen,1949).
3. Cekungan Jawa Tengah-Selatan 
(South Central Java Basin) 
• Menurut penelitian Van Bemmelen (1948), secara fisiografis 
Jawa Tengah dibagi menjadi 3 zona, yaitu : 
• 1. Zona Jawa Tengah bagian utara yang merupakan Zona Lipatan 
• 2. Zona Jawa Tengah bagian tengah yang merupakan Zona 
Depresi 
• 3. Zona Jawa Tengah bagian selatan yang merupakan Zona Plato 
• Berdasarkan letaknya, Kulon Progo merupakan bagian dari 
zona Jawa Tengah bagian selatan maka daerah Kulon Progo 
merupakan salah satu plato yang sangat luas yang terkenal dengan 
nama Plato Jonggrangan (Van Bemellen, 1948). Daerah ini 
merupakan daerah uplift yang memebentuk dome yang luas. Dome 
tersebut relatif berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 
32 km yang melintang dari arah utara - selatan, sedangkan lebarnya 
sekitar 20 km pada arah barat - timur. Oleh Van Bemellen Dome 
tersebut diberi nama Oblong Dome.
4. Busur Magmatik 
(Magmatic Arc) 
Pulau Jawa merupakan bagiand dari busur 
magmatik yang ada di Indonesia. Sehingga 
sepanjang Pulau Jawa terdapat gunung api aktif dan 
tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologinya yang 
berupa pegunungan dan perbukitan. Busur 
magmatik ini diakibatkan adanya subduksi yang 
memanjang dari barat Sumatera hingga selatan 
Jawa. Busur ini diakibatkan peleburan batuan yang 
berada di zona subduksi. Peleburan inilah yang 
mengangkat naiknya magma mendesak batuan 
yang ada di atasnya sehingga terbentuk gunungapi. 
Contoh daerah Banten.
5. Quarternary 
Deposits 
Batuan kuarter di Jawa dapat dikelompokkan menjadi hasil vulkanik dan tidak vulkanik. Di 
Jawa Barat sedimen kuarter yaitu Citalang, Tambakan dan Formation Ciherang di 
lingkungan lapisan non-marine. Formasi Citalang dan Tambahan persebaran pusat Jawa 
Barat, dan Formasi Ciherang berada di utara Jawa.
DAFTAR PUSTAKA 
• http://geologitfugm.blogspot.com/ 
• http://anggajatiwidiatama.wordpress.com/2013/06/15/struktur-geologi- 
regional-serayu-selatan/ 
• http://orion-sadewa.blogspot.com/2009/03/basin-jawa-timur.html 
• http://thespymachine-rizkiboy.blogspot.com/2011/10/geologi-indonesia- 
jawa-laut-jawa.html 
• http://geoenviron.blogspot.com/2011/11/sejarah-geologi-pegunungan- 
selatan-jawa.html 
• http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/18/fisiografi-regional-jawa- 
bagian-barat-van-bemmelen/ 
• http://jsbudiman.wordpress.com/category/uncategorized/ 
• Darman dan Sidi. 2000. The Geology Of Indonesia. Jakarta :IAGI
Nama Kelompok 3: 
1. Utami A610120007 
2. Nurul Fahminingrum A610120011 
3. Swastika Nugraheni A610120026 
4. Seno W A610120020 
5. Hernanda A610120004 
6. Lail A610100041

More Related Content

What's hot

Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturAswan M
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamFajar Perdana
 
Jurnal geologi cekungan bandung
Jurnal geologi cekungan bandungJurnal geologi cekungan bandung
Jurnal geologi cekungan bandungAulia Nofrianti
 
Ppt struktur geo2
Ppt struktur geo2Ppt struktur geo2
Ppt struktur geo24211410001
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahHasan Nur Aminudin
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192kerong
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganNuzul Ashari
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxPeralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxGutit
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Aulia Nofrianti
 
Ilmu Batuan
Ilmu BatuanIlmu Batuan
Ilmu BatuanlombkTBK
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimenWahidin Zuhri
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
 

What's hot (20)

Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi struktur
 
BENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIALBENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIAL
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Jurnal geologi cekungan bandung
Jurnal geologi cekungan bandungJurnal geologi cekungan bandung
Jurnal geologi cekungan bandung
 
Ppt struktur geo2
Ppt struktur geo2Ppt struktur geo2
Ppt struktur geo2
 
Kuliah 5 penentuan umur
Kuliah 5   penentuan umurKuliah 5   penentuan umur
Kuliah 5 penentuan umur
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengah
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
 
The Geology of Borneo
The Geology of BorneoThe Geology of Borneo
The Geology of Borneo
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekungan
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Geologi dasar
Geologi dasarGeologi dasar
Geologi dasar
 
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxPeralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
 
Ilmu Batuan
Ilmu BatuanIlmu Batuan
Ilmu Batuan
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
 

Viewers also liked

Fixture olimpaz final 14-04-2013
Fixture olimpaz final 14-04-2013Fixture olimpaz final 14-04-2013
Fixture olimpaz final 14-04-2013webmasterupeu
 
Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...
Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...
Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...SOLAVA
 
Sílabo de la asignatura de evaluación
Sílabo de la asignatura de evaluaciónSílabo de la asignatura de evaluación
Sílabo de la asignatura de evaluaciónKaterin Colcha
 
[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장
[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장
[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장NpoITcenter_Kor
 
The Top Productivity Tips to Run Your Business
The Top Productivity Tips to Run Your BusinessThe Top Productivity Tips to Run Your Business
The Top Productivity Tips to Run Your BusinessGusto
 
E150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_futureE150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_futureHarm Jaap Smit
 
мовлен. розв. ранн. в Power point (2)
мовлен. розв. ранн. в Power point (2)мовлен. розв. ранн. в Power point (2)
мовлен. розв. ранн. в Power point (2)kdnz-22
 
[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서
[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서
[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서NpoITcenter_Kor
 
Arch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cotto
Arch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cottoArch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cotto
Arch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cottoSOLAVA
 
Razmena podataka
Razmena podatakaRazmena podataka
Razmena podatakaLuka9973
 
Cures For Hemorrhoids
Cures For HemorrhoidsCures For Hemorrhoids
Cures For HemorrhoidsDustin Ole
 

Viewers also liked (20)

Fixture olimpaz final 14-04-2013
Fixture olimpaz final 14-04-2013Fixture olimpaz final 14-04-2013
Fixture olimpaz final 14-04-2013
 
Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...
Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...
Mattone Facciavista Estruso e bisellato SOLAVA per le torri del Palazzo di Gi...
 
Ijetr021233
Ijetr021233Ijetr021233
Ijetr021233
 
Ijetr021221
Ijetr021221Ijetr021221
Ijetr021221
 
Sílabo de la asignatura de evaluación
Sílabo de la asignatura de evaluaciónSílabo de la asignatura de evaluación
Sílabo de la asignatura de evaluación
 
[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장
[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장
[ 사례발표 2 ] 비영조직 클라우드 기술도입으로 인한 업무 고효율화 및 비용절감 사례_한-아세안센터 박태홍 팀장
 
Coursebook essay
Coursebook essayCoursebook essay
Coursebook essay
 
Penteston
PentestonPenteston
Penteston
 
Ijetr021115
Ijetr021115Ijetr021115
Ijetr021115
 
The Top Productivity Tips to Run Your Business
The Top Productivity Tips to Run Your BusinessThe Top Productivity Tips to Run Your Business
The Top Productivity Tips to Run Your Business
 
розподіл функціональних обовязків
розподіл функціональних обовязківрозподіл функціональних обовязків
розподіл функціональних обовязків
 
E150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_futureE150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_future
 
мовлен. розв. ранн. в Power point (2)
мовлен. розв. ранн. в Power point (2)мовлен. розв. ранн. в Power point (2)
мовлен. розв. ранн. в Power point (2)
 
[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서
[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서
[비영리IT지원센터] 2015년 연차보고서
 
Conceptos básicos
Conceptos básicosConceptos básicos
Conceptos básicos
 
Arch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cotto
Arch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cottoArch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cotto
Arch Panichi_Restart costruire sul costruito_il sistema tetto in cotto
 
Silent Messages by Albert Mehrabian
Silent Messages by Albert MehrabianSilent Messages by Albert Mehrabian
Silent Messages by Albert Mehrabian
 
Razmena podataka
Razmena podatakaRazmena podataka
Razmena podataka
 
Foros
ForosForos
Foros
 
Cures For Hemorrhoids
Cures For HemorrhoidsCures For Hemorrhoids
Cures For Hemorrhoids
 

Similar to GEOLOGI JAWA

Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi4211410001
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiarizal92
 
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartaIntan Hasanah
 
Tugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikumTugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikumM Naufal
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanarif878
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaFitri Indra Wardhono
 
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3BAHRULRoji
 
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaKuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaRudi Iskandar
 
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2zulfiqriramadhan
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 

Similar to GEOLOGI JAWA (20)

Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
 
The geology of sumatra
The geology of sumatraThe geology of sumatra
The geology of sumatra
 
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakarta
 
Jawa (2)
Jawa (2)Jawa (2)
Jawa (2)
 
Tugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikumTugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikum
 
Ppt jatim
Ppt jatimPpt jatim
Ppt jatim
 
PPT KELOMPOK 6.pptx
PPT KELOMPOK 6.pptxPPT KELOMPOK 6.pptx
PPT KELOMPOK 6.pptx
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
 
2 tektonisme
2   tektonisme2   tektonisme
2 tektonisme
 
Makalah Hilman Rahmanhata
Makalah Hilman RahmanhataMakalah Hilman Rahmanhata
Makalah Hilman Rahmanhata
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
 
Tektonofisik
TektonofisikTektonofisik
Tektonofisik
 
Tugas gi
Tugas giTugas gi
Tugas gi
 
Baritocekungan
BaritocekunganBaritocekungan
Baritocekungan
 
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
 
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaKuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
 
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 

More from Swastika Nugraheni,S.Pd

More from Swastika Nugraheni,S.Pd (11)

Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan DuniaBab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
Bab 2 Persebaran Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
 
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang KehidupanBab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
 
Kualitas dan kuantitas penduduk
Kualitas dan kuantitas pendudukKualitas dan kuantitas penduduk
Kualitas dan kuantitas penduduk
 
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaan
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaanBab 2 pengetahuan dasar pemetaan
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaan
 
Bab 1 Pengetahuan Dasar Geografi
Bab 1 Pengetahuan Dasar GeografiBab 1 Pengetahuan Dasar Geografi
Bab 1 Pengetahuan Dasar Geografi
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
 
Chapter 3 Wind Erosion
Chapter 3 Wind ErosionChapter 3 Wind Erosion
Chapter 3 Wind Erosion
 
Analisis Sarana dan Prasarana Desa dan Kota di Provinsi Kalimantan Barat
Analisis Sarana dan Prasarana Desa dan Kota di Provinsi Kalimantan BaratAnalisis Sarana dan Prasarana Desa dan Kota di Provinsi Kalimantan Barat
Analisis Sarana dan Prasarana Desa dan Kota di Provinsi Kalimantan Barat
 
Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 

Recently uploaded (12)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 

GEOLOGI JAWA

  • 2. Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara garis besar perkembangan tektonik Pulau Jawa tidak berbeda banyak dengan perkembangan Pulau Sumatra. Hal ini disebabkan disamping keduanya masih merupakan bagian dari batas tepi lempeng Mikro Sunda, jugakarena masih berada dalam sistim yang sama, yaitu interaksi konvergen antaralempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia demgam lempeng Mikro Sunda. Perbedaan utama dalam pola interaksi ini terletak pada arah mendekatnya lempeng India-Australia ke lempeng Sunda. Di Jawa, arah tersebut hadir hamir rtegak lurus.
  • 3.
  • 4. 1. Jawa Barat • Secara fisiografi, van Bemmelen (1970) telah membagi daerah Jawa bagian barat menjadi lima jalur fisiografi. Pembagian zona fisiografi daerah Jawa bagian barat tersebut yaitu : 1. Zona Dataran Rendah Pantai Jakarta 2. Zona Bogor 3. Zona Bandung 4. Zona Pegunungan Bayah 5. Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat
  • 5. 1. Zona Jakarta (Pantai Utara) Northwestern Basinal Area menempati bagian utara Jawa membentang barat-timur mulai dari Serang, Jakarta, Subang, Indramayu hingga Cirebon. Sebagian besar tertutupi oleh endapan alluvial yang terangkut oleh sungai-sungai yang bermuara ke Laut Jawa seperti Ci Tarum, Ci Manuk, CI asem serta endapan lahar dari G.Tangkuban Perahu, G.Gede, dan G.Pangranggo menutupi zona sebagian dalam bentuk vulkanik alluvial fan (endapan kipas alluvial) khususnya yang berbatasan dengan zona Bandung.
  • 6. 2. Zona Bogor (Bogor Through) Menempati bagian selatan Zona Dataran Pantai Jakarta, membentang mulai dari Tangerang, Bogor, Purwakarta, Sumedang, Majalengka dan Kuningan. Zona Bogor umumnya bermorfologi perbukitan yang memanjang barat-timur dengan lebar maksimum sekitar 40 km. Batuan penyusun terdiri atas batuan sedimen Tersier dan batuan beku baik intrusif maupun ekstrusif. Morfologi perbukitan terjal disusun oleh batuan beku intrusif, seperti yang ditemukan di komplek Pegunungan Sanggabuana, Purwakarta. Van Bemmelen (1949), menamakan morfologi perbukitannya sebagai antiklinorium kuat yang disertai oleh pensesaran.
  • 7.
  • 8. 3. Zona Bandung (Modern Volcanic Arc) Zona Bandung yang letaknya di bagian selatan Zona Bogor, memiliki lebar antara 20 km hingga 40 km, membentang mulai dari Pelabuhanratu, menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung hingga Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung bermorfologi perbukitan curam yang dipisahkan oleh beberapa lembah yang cukup luas. Van Bemmelen (1949) menamakan lembah tersebut sebagai depresi diantara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh tektonik (intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri atas batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak selaras oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan tersebut membentuk struktur lipatan besar yang disertai oleh pensesaran. Zona Bandung merupakan puncak dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah proses pengangkatan berakhir (van Bemmelen, 1949). Contoh patahan Lembang, Kab Bandung Barat, Jabar.
  • 9. 4. Zona Pegunungan Selatan (Southern Slope Regional Uplift) Zona Pegunungan Selatan terletak di bagian selatan Zona Bandung. Pannekoek, (1946), menyatakan bahwa batas antara kedua zona fisiografi tersebut dapat diamati di Lembah Cimandiri, Sukabumi. Perbukitan bergelombang di Lembah Cimandiri yang merupakan bagian dari Zona Bandung berbatasan langsung dengan dataran tinggi (pletau) Zona Pegunungan Selatan. Morfologi dataran tinggi atau plateau ini, oleh Pannekoek (1946) dinamakan sebagai Plateau Jampang.
  • 10. 5. Zona Pegunungan Bayah (Banten Block) 5. Zona Pegunungan Bayah, zona ini terletak bagian barat daya Jawa Barat. Morfologi yang didapat dijumpai pada Zona Pegunungan Bayah berupa kubah dan punggungan yang berada pada zona depresi tengah. Banten blok: bagian paling barat pulau Jawa yang dapat dibagi ke dalam platform Seribu karbonat di utara, Rangkas Bitung sedimen sub-DAS, dan Bayah tinggi di selatan. di barat ada minor rendah dan tertinggi disebut Ujung Kulon dan hinje kulon tinggi dan Ujung dan barat Malingping rendah.
  • 11. 2. Jawa Timur 1. Lereng utara meliputi Zona Rembang dan zona transisi Randublatung 2. Zona Kendeng merupakan kemenerusan Zona Bogor di sebelah timur, yang merupakan sebuah cekungan laut dalam yang stabil. 3. Busur Vulkanik Modern 4. Lereng Selatan, wilayah pengangkatan regional. batuan pembentuknya terdiri atas siliklastik, volkaniklastik, volkanik , dan batuan karbonat. Secara umum Jawa Timur dapat dikelompokkan kedalam 4 propinsi tektonik dari utara ke selatan, yaitu (Yulihanti, dkk., 1995 dalam Darman dan Sidi, 2000):
  • 12. 1. Lereng Utara (Northern Slope) Lereng Utara meliputi Cekungan Jawa Timur Laut yang terletak di antara Craton Sunda sampai utara dan busur vulkanik ke selatan (Jawa Aksial Rentang). Cekungan dapat diklasifikasikan sebagai cekungan busur belakang klasik. Hal ini sebagian besar terdiri dari rak tanjung mencelupkan lembut selatan, yang ditutupi oleh bagian stratigrafik relatif tipis (rata-rata kurang dari 1850 meter). Sebaliknya, daerah cekungan yang dalam berisi lebih dari 9000 meter sedimen. Konfigurasi struktural dari bagian barat Cekungan Jawa darat TL subbasins incluse dengan dua orientasi yang berbeda. Kecenderungan Melalui Pati NE-SW, EW sedangkan subbasins Cepu dan Bojonegoro yang selaras. Orientasi NE-SW Palung Pati menggambarkan pengembangan struktur graben setengah assymmetrical (Yulihanto et al, 1995).
  • 13. 2. Zona Kendeng (Kendeng Through) Palung Kendeng adalah wilayah sangat dilipat dan kadang-kadang sangat menyalahkan, terletak di selatan lereng utara. Penataan yang sangat baru dan mungkin masih aktif.Sumbu Lipat berorientasi dalam timur ke arah barat; indikator bahwa rantai vulkanik yang berdekatan dan paralel, setidaknya sebagian, bertanggung jawab untuk kompresi. Zona Kendeng dapat dibagi menjadi timur dan wilayah barat, kira-kira dibagi di lokasi bagian Bengawan Solo di Ngawi tonjolan. Timur dari sini lipatan yang ketat tetapi biasanya tidak menyalahkan, setidaknya tidak di permukaan. Perhatikan bahwa ke timur dari Ngawi usia sedimen outcropping di zona ini akan terus muda. Di timur, selatan Surabaya, lipatan hampir hilang di bawah aluvium terbaru dan bahkan Pleistosen jarang tanaman keluar.Barat Ngawi, menuju Semarang, mengekspos lipatan batuan setua Miosen Awal dan banyak patahan telah dipetakan. Ini timur - barat variasi dalam penataan mencerminkan tren anomali gravitasi, dengan nilai-nilai gravitasi terendah di barat dari zona tersebut.Kompleksitas dan ketebalan sedimen Tersier di bagian barat Zona Kendeng, serta berundulasi permukaan, diakui dari seismik.
  • 14.
  • 15. 3. Busur Vulkanik Modern (Modern Vukcanic Arc) Aktivitas vulkanik dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok dari umur radiometrik dan posisi secara geografik (Bellon et. Al., 1990). Busur vulkanik dimungkinkan tidak terbentuk sejak pertengahan atau akhir oligicene. Aktivitas periode pertama pada 40 sampai 19 MYBP atau pada eocene tengah sampai pertengahan miocene. Fase kedua merupakan periode yang substansial dari 19 sampai 11 MYBP (Pertengahan- awal miocene samapai pertengahan miocene). Pada fase ini dimungkinkan berhubungan dengan awal adri Busur Sunda modern. Fase akhir dimulai sekitar 3 MYBP dan menerus sampai saat ini.
  • 16. 4. Lereng Selatan (Southern Slope Regional Uplift) • Zona Pegunungan Selatan dibatasi oleh Dataran Yogyakarta-Surakarta di sebelah barat dan utara, sedangkan di sebelah timur oleh Waduk Gajahmungkur, Wonogiri dan di sebelah selatan oleh Lautan India. Di sebelah barat, antara Pegunungan Selatan dan Dataran Yogyakarta dibatasi oleh aliran K. Opak, sedangkan di bagian utara berupa gawir Baturagung. Bentuk Pegunungan Selatan ini hampir membujur barat-timur sepanjang lk. 50 km dan ke arah utara-selatan mempunyai lebar lk. 40 km (Bronto dan Hartono, 2001).
  • 17. • Zona Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi tiga subzona, yaitu Subzona Baturagung, Subzona Wonosari dan Subzona Gunung Sewu (Harsolumekso dkk., 1997 dalam Bronto dan Hartono, 2001). Subzona Baturagung terutama terletak di bagian utara, namun membentang dari barat (tinggian G. Sudimoro, ± 507 m, antara Imogiri-Patuk), utara (G. Baturagung, ± 828 m), hingga ke sebelah timur (G. Gajahmungkur, ± 737 m). Di bagian timur ini, Subzona Baturagung membentuk tinggian agak terpisah, yaitu G. Panggung (± 706 m) dan G. Gajahmungkur (± 737 m). Subzona Baturagung ini membentuk relief paling kasar dengan sudut lereng antara 100 – 300 dan beda tinggi 200-700 meter serta hampir seluruhnya tersusun oleh batuan asal gunungapi. • Subzona Wonosari merupakan dataran tinggi (± 190 m) yang terletak di bagian tengah Zona Pegunungan Selatan, yaitu di daerah Wonosari dan sekitarnya. Dataran ini dibatasi oleh Subzona Baturagung di sebelah barat dan utara, sedangkan di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Subzona Gunung Sewu. Aliran sungai utama di daerah ini adalah K. Oyo yang mengalir ke barat dan menyatu dengan K. Opak (lihat Gambar 2.2). Sebagai endapan permukaan di daerah ini adalah lempung hitam dan endapan danau purba, sedangkan batuan dasarnya adalah batugamping. • Subzona Gunung Sewu merupakan perbukitan dengan bentang alam karts, yaitu bentang alam dengan bukit-bukit batugamping membentuk banyak kerucut dengan ketinggian beberapa puluh meter. Di antara bukit-bukit ini dijumpai telaga, luweng (sink holes) dan di bawah permukaan terdapat gua batugamping serta aliran sungai bawah tanah. Bentang alam karts ini membentang dari pantai Parangtritis di bagian barat hingga Pacitan di sebelah timur.
  • 18. Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada umumnya merupakan blok yang terangkat dan miring ke arah selatan. Batas utaranya ditandai escarpment yang cukup kompleks. Lebar maksimum Pegunungan Selatan ini 55 km di sebelah selatan Surakarta, sedangkan sebelah selatan Blitar hanya 25 km. Diantara Parangtritis dan Pacitan merupakan tipe karts (kapur) yang disebut Pegunungan Seribu atau Gunung Sewu, dengan luas kurang lebih 1400 km2 (Lehmann. 1939). Sedangkan antara Pacitan dan Popoh selain tersusun oleh batugamping (limestone) juga tersusun oleh batuan hasil aktifitas vulkanis berkomposisi asam-basa antara lain granit, andesit dan dasit (Van Bemmelen,1949).
  • 19. 3. Cekungan Jawa Tengah-Selatan (South Central Java Basin) • Menurut penelitian Van Bemmelen (1948), secara fisiografis Jawa Tengah dibagi menjadi 3 zona, yaitu : • 1. Zona Jawa Tengah bagian utara yang merupakan Zona Lipatan • 2. Zona Jawa Tengah bagian tengah yang merupakan Zona Depresi • 3. Zona Jawa Tengah bagian selatan yang merupakan Zona Plato • Berdasarkan letaknya, Kulon Progo merupakan bagian dari zona Jawa Tengah bagian selatan maka daerah Kulon Progo merupakan salah satu plato yang sangat luas yang terkenal dengan nama Plato Jonggrangan (Van Bemellen, 1948). Daerah ini merupakan daerah uplift yang memebentuk dome yang luas. Dome tersebut relatif berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 32 km yang melintang dari arah utara - selatan, sedangkan lebarnya sekitar 20 km pada arah barat - timur. Oleh Van Bemellen Dome tersebut diberi nama Oblong Dome.
  • 20. 4. Busur Magmatik (Magmatic Arc) Pulau Jawa merupakan bagiand dari busur magmatik yang ada di Indonesia. Sehingga sepanjang Pulau Jawa terdapat gunung api aktif dan tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologinya yang berupa pegunungan dan perbukitan. Busur magmatik ini diakibatkan adanya subduksi yang memanjang dari barat Sumatera hingga selatan Jawa. Busur ini diakibatkan peleburan batuan yang berada di zona subduksi. Peleburan inilah yang mengangkat naiknya magma mendesak batuan yang ada di atasnya sehingga terbentuk gunungapi. Contoh daerah Banten.
  • 21. 5. Quarternary Deposits Batuan kuarter di Jawa dapat dikelompokkan menjadi hasil vulkanik dan tidak vulkanik. Di Jawa Barat sedimen kuarter yaitu Citalang, Tambakan dan Formation Ciherang di lingkungan lapisan non-marine. Formasi Citalang dan Tambahan persebaran pusat Jawa Barat, dan Formasi Ciherang berada di utara Jawa.
  • 22.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA • http://geologitfugm.blogspot.com/ • http://anggajatiwidiatama.wordpress.com/2013/06/15/struktur-geologi- regional-serayu-selatan/ • http://orion-sadewa.blogspot.com/2009/03/basin-jawa-timur.html • http://thespymachine-rizkiboy.blogspot.com/2011/10/geologi-indonesia- jawa-laut-jawa.html • http://geoenviron.blogspot.com/2011/11/sejarah-geologi-pegunungan- selatan-jawa.html • http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/18/fisiografi-regional-jawa- bagian-barat-van-bemmelen/ • http://jsbudiman.wordpress.com/category/uncategorized/ • Darman dan Sidi. 2000. The Geology Of Indonesia. Jakarta :IAGI
  • 24. Nama Kelompok 3: 1. Utami A610120007 2. Nurul Fahminingrum A610120011 3. Swastika Nugraheni A610120026 4. Seno W A610120020 5. Hernanda A610120004 6. Lail A610100041