2. BAB 1
A. Lapisan Atmosfer dan
Manfaatnya bagi Kehiduan
B. Cuaca dan Iklim serta
pengukurannya
C. Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara
menentukannya
D. Karakteristik Iklim di Indonesia
dan pengaruhnya
E. Damak perubahan Iklim Global
F. Kajian tentang Iklim dan
pemanfaatannya
G. Layanan BMKG
8. TROPOSFER
Lapisan troposfer merupakanlapisan yang
paling dekat dengan Bumi. Lapisan inilah yang
memengaruhi cuaca.
Sebagian besar awan yang menyebabkan
hujan terbentuk di lapisan ini
9. STRATOSFER
Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas
permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer
sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan
beberapa pesawat terbang dapat mencapai
lapisan stratosfer.
Lapisan ozon berada di atas lapisan ini. Lapisan
ozon adalah lapisan yang penting karena
melindungi Bumi dari sinar ultraviolet dari
Matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung
mengenai Bumi akan membunuh semua makhluk
hidup.
10. MESOSFER
Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas
permukaan bumi.
Mesosfer memiliki campuran oksigen,
nitrogen, dan karbon dioksida yang sama
dengan lapisan di bawahnya. Namun,
kandungan uap airnya sangat sedikit.
11. TERMOSFER
Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian
80–500 km di atas permukaan bumi.
Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut
aurora.
12. EKSOSFER
Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi
yaitu lapisan eksosfer.
Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas
permukaan bumi.
Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar.
13. MANFAAT ATMOSFER
TERHADAP BUMI
Perlindungan dari benda-benda luar angkasa.
Filter dari Radiasi dan Sinar-sinar berbahaya
dari matahari.
Penjaga bumi terhadap stabilitas suhu.
14. Perlindungan dari benda-benda
luar angkasa
Setiap saat benda-benda dari luar angkasa dapat
masuk kedalam orbit bumi dan tertarik oleh gaya
gravitasi bumi. Lapisan atmosfer membuat
batu/meteor yang masuk ke dalam orbit bumi dan
tertarik oleh gaya gravitasi bumi hancur menjadi
debu akibat panas yang ditimbulkan ketika
batu/meteor tersebut bergesekan dengan
atmosfer dengan kecepatan tinggi sehingga dia
tidak sampai ke permukaan bumi.
15. Filter dari Radiasi dan Sinar-
sinar berbahaya dari matahari.
Sebagian dari cahaya matahari sangat
berbahaya bagi kehidupan.Sinar Ultra Violet
dan Infra Merah yang berlebihan dapat
membunuh seluruh mahluk hidup di atas
permukaan bumi. Namun karena bumi terlapisi
oleh atmosfer, cahaya atau sinar tersebut
dapat tersaring hingga hanya sebagian kecil
saja yang tetap di teruskan sampai ke
permukaan bumi, karena cahaya tersebut
sebenarnya juga masih dibutuhkan di bumi
dalam sekala kecil.
16. Penjaga bumi terhadap stabilitas
suhu.
Lapisan atmosfer bumi ini berperan menjaga
kestabilan suhu, pada siang hari dia
membiarkan sebagian panas yang masuk ke
permukaan bumi dari sinar matahari dan pada
malam hari dia tetap mempertahankan suhu
yang didapat dari sinar matahari tersebut
sehingga suhu dipermukaan bumi tetap
hangat.
20. Pemanasan global atau global
warming
adalah fenomena naiknya suhu bumi akibat
peningkatan efek rumah kaca. Sinar matahari
yang seharusnya dipantulkan kembali ke
angkasa malah terperangkap di atmosfir
karena peningkatan jumlah gas-gas tertentu.
Fenomena yang disebut efek rumah kaca
inilah yang membuat bumi panas.
21. Definisidankontroversipemanasanglobal
PEMANASAN GLOBAL
(Inggris: global warming) adalah
suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi
PERUBAHAN IKLIM merupakan
perubahan jangka panjang
dalam distribusi pola cuaca
secara statistik sepanjang
periode waktu mulai dasawarsa
hingga jutaan tahun. Istilah ini
bisa juga berarti perubahan
keadaan cuaca rata-rata atau
perubahan distribusi peristiwa
cuaca rata-rata
Ilmuwan terpecahnya kelompok
ilmuwan
Ilmuwan alarmist : berpendapat bahwa
naiknya suhu bumi disebabkan ulah
manusia melalui buangan/emisi gas
Ilmuwan ilmuwan sceptic/deniers :
berpendapat bahwa naik atau
turunnya suhu bumi adalah peristiwa
alami semata alias bukan ulah manusia
Definisi Kontroversi
22. Penyebabpemanasanglobal
Beberapa
Faktor
Polusi Karbondioksida dari
pembangkit listrik bahan bakar fosil
Polusi Karbondioksida dari
pembakaran bensin untuk
transportasi
Gas Metana dari peternakan dan
pertanian.
Aktivitas penebangan pohon
Penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan
23. Akibatpemanasanglobal
Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia
Peningkatan intensitas terjadinya badai
Menurunnya produksi pertanian akibat
gagal panen
Makhluk hidup terancam kepunahan
24. Umpan balikperubahaniklim
penjelasan Umpan-balik iklim adalah sebuah
proses awal di dalam iklim yang
menyebabkan perubahan pada
sebuah proses lain di dalam iklim,
yang kemudian berpengaruh pada
proses awal.
25. Umpan balikperubahaniklim
Uap air: umpan-balik uap air adalah
positif. Dengan menghangatnya atmosfer
karena meningkatnya tingkat gas rumah kaca,
konsentrasi uap air meningkat. Karena uap air
adalah gas rumah kaca, pada akhirnya akan
menimbulkan lebih banyak penghangatan.
26. Umpan balikperubahaniklim
Lapisan awan: Awan dapat memperkuat
(meningkatkan – umpan balik positif) atau
memperlemah (mengurangi – umpan balik
negatif) pemanasan. Awan secara efektif
menyerap radiasi infra merah yang dilepaskan
oleh Bumi, meradiasikan kembali energi
(panas) ke tanah dan dengan demikian
mengerahkan efek rumah kaca,
menghangatkan Bumi. Namun, awan dapat
juga merefleksikan keluar energi matahari
yang masuk, mendinginkan Bumi.
30. CUACA
KEADAAN UDARA DISUATU
TEMPAT PADA SUATU SAAT
WAKTUNYA SINGKAT
DAERAHNYA SEMPIT
BERUBAH-UBAH SETIAP SAAT
DIPELAJARI OLEH BADAN
METEOROLOGI
31. IKLIM
RATA-RATA CUACA PADA
SUATU WILAYAH DALAM
WAKTU YANG RELATIF LAMA
DAERAH LUAS
RELATIF TETAP
DIPELAJARI OLEH BADAN
KLIMATOLOGI
45. KELEMBABAN UDARA
KELEMBABAN MUTLAK (ABSOLUT)
JUMLAH UAP AIR YANG TERDAPAT DALAM
UDARA DINYATAKAN DENGAN GRAM UAP AIR
SETIAP M3 UDARA
KELEMBABAN RELATIF (NISBI)
PERBANDINGAN JUMLAH UAP AIR MAKSIMUM
YANG DIKANDUNG UDARA DALAM SUHU YANG
SAMA (DINYATAKAN DALAM %)
45
47. AWAN
TERJADINYA AWAN BILA UAP
AIR DI UDARA YANG
TEMPERATURNYA
MENGALAMI PENURUNAN
HINGGA MENCAPAI TITIK
KONDENSASI
47
48. GOLONGAN AWAN
CIRRUS (> 6.000 METER) AWAN TINGGI
ALTO (2.000-6.000 METER) AWAN SEDANG
STRATUS (< 2.000 METER) AWAN RENDAH
AWAN YANG BANYAK MENGHASILKAN HUJAN
ADALAH AWAN NIMBOSTRATUS DAN CUMULUS
NIMBUS
48
50. nimbostratu
s
Letaknya rendah <
610 m di atas
bumi dan sangat
luas, lapisannya
melebar seperti
kabut yang
berlapis-lapis,
berwarna abu-
abu, pinggirnya
bergerigi,
menghasilkan
hujan
stratus
Awan ini memiliki
bentuk yang tidak
menentu, tepinya
compang-camping
tak beraturan,
tebal, berwarna
putih kegelapan,
menimbulkan
gerimis/salju.
stratokumulu
s
Awan bertumpuk
dan membentuk
gulungan besar
seperti gelombang,
halus, lapisannya
tidak begitu tebal,
berwarna putih
keabu-abuan
dengan tepian
terang, diantaranya
masih sedikit
terlihat langit biru
Awan Rendah
51. Awan ini kecil-
kecil tetapi
banyak,
biasanya
berbentuk
seperti bola
yang tebal atau
bergulung-
gulung melingkar
seperti
altokumulus
Awan ini luas,
tampak seperti
alas/selendang,
berwarna keabu-
abuan, bagian
yang mengahdap
sinar matahari
tampak lebih
terang,
mengandung
altostratus
Awan Menengah
52. sirostratus
Tampak seperti
kelambu putih
halus, luas menutupi
langit sehingga
tampak cerah,
mempunyai struktur
serat dan kadang
terlihat seeprti
anyaman yang tidak
teratur, awan ini
sering memberikan
fenomena “halo”
Awan ini halus,
struktur
berserat,
tampak seperti
bulu ayam,
sering tersusun
sebagai pita
yang
melengkung,
berwarna putih,
tidak
menimbulkan
sirus sirokumulus
Awan ini
terputus-putus
dan penuh
kristal-kristal
es, tampak
seperti
gerombolan
domba,
berwarna putih,
tebal, dapat
menimbulkan
bayangan.
53. kumulus kumulonimbu
s
Letaknya rendah, tidak
menyatu/terpisah-pisah, bagian
dasarnya berwarna hitam dan di
atasnya putih berbentuk kubah
seperti kapas, memiliki puncak-
puncak berkepul-kepul membulat
agak tinggi dan memiliki dasar
horizontal, tebal, terbentuk pada
siang hari dalam udara yang naik,
bagian yang berhadapan daengan
matahari kelihatan terang, jika
hanya memperoleh sinar sebelah
saja akan menimbulkan bayangan
Awan ini merupakan salah
satu awan yang
menimbulkan hujan disertai
dengan petir. Memmiliki
volume yang besar, tebal,
tampak seperti
menara/gunung dengan
pundak yang melebar. Ahli
meteorologis telah
mempelajari bagaimana
awan cumulonimbus
terbentuk dan bagaimana
awan ini menghasilkan
54. CURAH HUJAN
Uap air yang mengkondensasi dan
jatuh dipermukaan bumi dalam
proses hidrologi
Alat untuk mengukur curah
hujan disebut hidrometer
atau abrometer
56. HUJAN ZENITHAL (
konvensional )
Hujan yang disebabkan oleh
naiknya udara yang
mengandung uap air ke
angkasa secara vertikal
kemudian mengalami
kondensasi maka terjadilah
hujan
58. HUJAN OROGRAFIS
Hujan yang terjadi dilereng pegunungan, terjadi karena
udara yang mengandung uap air terhalang oleh
pegunungan dan mengalami proses kondensasi karena
pendinginan temperatur maka terjadilah hujan
59. Hujan Siklonal: udara panas lembab naik, bersama
dengan angin berputar kemudian jatuh sbg hujan.
HUJAN SIKLONAL
60. HUJAN FRONTAL
Hujan yang terjadi karena pertemuan dua
masa udara yang berbeda temperaturnya. Hal
tersebut mengakibatkan masa udara panas
yang mengandung uap air akan naik keatas
dan masa udara dingin akan mengalami
kondensasi yang mengakibatkan hujan
62. HUJAN ASAM
Hujan kang kondisi airnya menunjukkan
tingkat keasaman yang cukup tinggi akibat
polusi udara
63. c. Klasifikasi Iklim dan Cara Menentukannya
KLASIFIKASI
IKLIM
FISIS MATAHARI KOPPEN
SCHMIDT-
FERGUSON
OLDEMAN JUNGHUHN
64. MACAM-MACAM IKLIM
Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian
tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim
matahari dan iklim fisis.
Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli
sebagai berikut :
1. Iklim Matahari
2. Iklim Koppen
3. Iklim Schmidt - Ferguson
4. Iklim Oldeman
5. Iklim Junghunh
65. 1. IKLIM FISIS
Iklim fisis yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu
wilayah.
66. Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai
berikut :
a) Iklim konfinental (darat) dan iklim Maritim (laut).
Iklim darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin
yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di
daerah ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim
laut, terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di
daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu
dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun Gobi
(Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan Gurun Kalahari (Afrika) dan
kawasan-kawasan Australia Tengah.
67. b) Iklim Uganari.
Iklim Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature
siang dan malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang
memiliki iklim uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi
Wonosari (Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar).
c) Iklim Pegunungan.
Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah
pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik
ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis.
Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya
Wijaya (Indonesia), Pegunungan Andes (Argentina), dan Pgunungan Alpen
(Swiss).
68. IKLIM MATAHARI
Iklim Matahari, yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang
diterima permukaan bumi.
Banyaknya panas yang di terima oleh permukaan bumi ini berlainan berdasarkan letak
garis lintangnya. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit
memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah
lebih banyak menerima sinar matahari. Iklim matahari di sebut juga iklim garis lintang
atau iklim teoritis. Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dapat dibagi menjadi 5
kawasan iklim sebagai berikut :
1) Daerah Iklim Panas (tropis)
2) Daerah Iklim Sub tropis Utara
3) Daerah Iklim Sub tropis Selatan
4) Daerah Iklim Sedang Utara
5) Daerah Iklim Sedang Selatan
6) Daerah Iklim Dingin Utara
7) Daerah Iklim Dingin Selatan
Berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi:
iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.
70. Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara
maupun sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik.
Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim
tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi
sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang
atau di daerah subtropik.
Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke
belahan bumi selatan.
Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 21 Maret Matahari berada persis di garis khatulistiwa.
2. Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50 Lintang
utara.
3. Tanggal 23 SeptemberMatahari kembali beredar di garis Equator.
4. Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau
23,50 Lintang Selatan.
71. IKLIM KOPPEN
Wladimir Koppen seorang ahli
berkebangsaan Jerman membagi iklim
berdasarkan curah hujan dan temperatur
menjadi lima tipe iklim :
1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis.
- temperatur bulanan rata-rata > 18 oC,
- suhu tahunan 20 oC – 25 oC
- curah hujan bulanan > 60 mm.
2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun .
Dengan ciri curah hujan < penguapan, daerah ini terbagi menjadi
Iklim stepa dan gurun.
3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini
terbagi menjadi :
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)
Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)
Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
72. 4. Iklim D, yaitu iklim dingin.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin < 3 oC dan temperatur
bulan terpanas >10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df
Dw = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering
Df = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5. Iklim E, yaitu iklim kutub.
Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC
Daerah ini terbagi menjadi :
ET Iklim tundra
DF Iklim salju
73.
74. IKLIM SCHMIDT-FERGUSON
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan
pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :
Rata-rata bulan kering
Q =
Rata-rata bulan basah
Keterangan:
Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm
Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100 mm
Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm
75. Tipe hujan Rasio Q Klasf iklim
A 0 Q < 0,143 sangat basah
B 0,143 Q < 0,333 basah
C 0,333 Q < 0,6 agak basah
D 0,6 Q < 1,0 sedang
E 1,0 Q < 1,67 agak kering
F 1,67 Q < 3,0 kering
G 3,0 Q < 7,0 sangat kering
H Q 7,0 luar biasa kering
76. IKLIM OLDEMAN
Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan
hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah –
daerah tertentu. Penggolongan iklimnya lebih di kenal dengan zona
agroklimat. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut :
1) A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan;
2) B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering;
3) B2 7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
4) C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
5) C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
6) C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
7) D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;
8) D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
9) D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
10) D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering;
11) E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;
12) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
13) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
14) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.
77. IKLIM OLDEMAN
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut
Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketentuan tertentu
diurutkan sebagai berikut:
a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
b. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
c. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
78. IKLIM JUNGHUHN
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di
Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian
F. Junghuhn membagi iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat yang
ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:
a. Zone iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan > 220 C ( padi,
jagung, tebu dan kelapa).
b. Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 220 C (
kopi, the, kina dan karet).
c. Zone iklim sejuk. Ketinggian 1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 110 C – 150 C
(cocok tanaman holtikultura).
d. Zone iklim dingin. Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 110 C
(zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).
e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini
tidak terdapat tumbuhan.
81. A. MUSIM HUJAN
Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di
Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia
yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson
Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia
mengalami musim hujan.
Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering
mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak
rumah penduduk terendam , bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk
yeng terkena musibah tersebut.
Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.
82. B. MUSIM KEMARAU
Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai
Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson
timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi-
mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin
ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim
kemarau.
Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khusus
nya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi
kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering
83. C. MUSIM PANCAROBA
Musim pancaroba adalah musim peralihan dari musm penghujan ke musim kemarau, yaitu terjadi
pada bulan Maret-April yang disebut dengan "musim maeng". Sedangkan perubahan dari musim
kemarau ke musim penghujan, yaitu bulan September-Oktober yang disebut dengan "musim labuh".
Pada musim ini, ditandai dengan tekanan angin yang tak menentu, terkadang lemah, kuat dan banyak
petir atau guntur.
84. Iklim di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
1. Perairan laut
Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang memiliki laut yang luas sehingga
mengakibatkan terbentuknya pola iklim laut
2. Topografi
Wilayah Indonesia memiliki ketinggian yang bervariasi mulai dari dataran rendah,
dataran tinggi dan pegunungan yang memiliki suhu udara yang berbeda sehingga
membentuk iklim vertikal dari dataran rendah ke atas yaitu iklim panas, sedang,
sejuk dan dingin.
3. Letak astronomis
Secara astronomis Indonesia berada antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT, yang
merupakan lintang rendah dan bersifat iklim tropis.
4. Letak geografis
Secara geografis Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia sehingga
menjadi perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali. Pergantian
85. 1. Jenis Iklim di Indonesia
3 Iklim di Indonesia
1. Iklim Musim (Iklim Muson).
Yaitu suatu iklim yang terjadi karena
pengaruh angin musim yang bertiup
berganti arah tiap-tiap setengah tahun
sekali. Angin musim ini terdiri dari dua
macam yaitu angin musim barat daya
dan angin musim timur laut.
a. Angin Musim Barat Daya.
Suatu angin yang bertiup antara bulan
Oktober sampai April, angin ini bersifat
basah. Pada bulan-bulan tersebut,
Indonesia mengalami musim
penghujan.
b. Angin Musim Timur Laut.
Angin yang bertiup antara bulan
Oktober hingga April dan sifat angin ini
adalah kering. Dari itu, pada bulan-
86. 2. Pola Umum Curah Hujan di
Indonesia Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis.
Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak
daripada pantai sebelah timur.
Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur.
Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan
oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan
terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900 m di atas permukaan
laut.
Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba.
Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:
1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada
bulan November.
2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan
Desember.
3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari.
Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim
88. E. Dampak perubahan Iklim Global
1. Dampak perubahan iklim secara global, antara lain
sebagai berikut.
a. Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan
laut naik.
b. Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan
menghalangi menga lirnya air sungai ke laut dan pada
akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.
c. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air
permukaan sehingga air menjadi langka.
d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.
e. Mengakibatkan El Nino dan La Nina.
f. Terjadinya perubahan pada cuaca dan iklim.
G. Terjadinya efek rumah kaca
91. Laju kepunahan
Kepunahan telah menjadi
kenyataan sejak hidup itu
sendiri muncul. Beberapa juta
spesies yang ada sekarang ini
merupakan spesies yang
berhasil bertahan dari kurang
lebih setengah milyar spesies
yang diduga pernah ada.
Kepunahan merupakan proses
alami yang terjadi secara alami.
Spesies telah berkembang dan
punah sejak kehidupan bermula.
Kita dapat memahami ini
melalui catatan fosil.
92. 2. Kenaikan permukaan laut
Naiknya permukaan laut akan menggenangi daerah dan pulau berpermukaan
rendah, mengancam kehidupan daerah pesisir yang padat penduduknya, mengikis
garis pantai, merusak bangunan dan merusak ekosistem seperti hutan bakau dan
tanah basah yang melindungi pantai dari badai. Masalah ini ditambah lagi dengan
penurunan permukaan tanah yang diakibatkan oleh beban yang dipikul tanah
terlampau berat, terutama didaerah dengan gedung-gedung pencakar langit, serta
penghisapan air tanah secara berlebihan.
93. F. Kajian tentang Iklim dan pemanfaatannya
1. Terhadap Keanekaragaman Hayati :
Beberapa dampak langsung perubahan iklim yang paling berpengaruh
terhadap keanekaragaman hayati :
a) Spesies ranges (cakupan jenis)
Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal
ini mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri,
terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap
fluktuasi suhu.
94. 2. Terhadap Bidang Komunikasi :
Salah satu lapisan atmosfer Bumi adalah ionosfer yang memilikikemampuan
memantulkan gelombang radio. Sifat fisik lapisan ini dimanfaatkan manusia dalam
bidang komunikasi untuk penyiaran radio, sehingga arus informasi dapat dengan
mudah dan cepat diterima oleh masyarakat. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bidang atmosfer dan sistem komunikasi, saat ini negara kita
telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di atmosfer pada lokasi
geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi.
95. 5. Pemanfaatan Iklim di Bidang Transportasi :
Dalam bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti pola angin dan curah
hujan sangat mempengaruhi kelancaran jalur transportasi, baik transportasi
laut maupun udara. Sebagai contoh jalur pelayaran akan sangat terganggu
jika terjadi angin ribut atau badai yang disertai hujan lebat. Demikian pula
dalam sistem transportasi udara. Oleh karena itu, setiap hari televisi
senantiasa menginformasikan prakiraan cuaca
96. G. Layanan BMKG
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
97. 6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
98. 15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.
Layanan BMKG dalam bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Prakiraan cuaca.
b. Prospek cuaca.
c. Citra satelit.
d. Citra radar.
e. Prakiraan angin.
f. Potensi banjir.
g. Maritim:
1) Prakiraan tinggi gelombang di wilayah Indonesia. dan
2) Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang jalur penyeberangan.
h. Siklon tropis.
i. Kebakaran hutan.
j. Cuaca penerbangan.]
99. Layanan BMKG dalam bidang klimatologi
antara lain sebagai berikut.
a. Informasi hujan bulanan.
b. Prakiraan hujan bulanan.
c. Prakiraan musim.
d. Dinamika atmosfer.
e. Potensi banjir.
f. Analisis kejadian iklim ekstrem
100. BAB 2
A. Siklus Hidrologi
B. Perairan Darat dan Potensinya
C. Perairan Laut dan Potensinya
D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan
Darat dalam Unit Daerah Aliran Sungai
E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut
Secara Berkelanjutan
F. Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai dan Pusat Penelitian Oseanografi
G. Penutup
102. ► Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke
udara setiap tahun.
► Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer
kubik – naik dari samudera. Tetapi sebanyak
62.000 kilometer kubik ditarik dari darat,
menguap dari danau, sungai dan tanah lembab
dan yang terpenting, dikeringkan dari
permukaan daun tetumbuhan hidup.
► Proses ini disebut evapotranspirasi (evaporasi
dan transpirasi). Dari air yang naik ke atmosfir,
sebagian besar 296.000 kilometer kubik
langsung jatuh kembali ke samudera.
A. SIKLUS HIDROLOGI
103. ► Sebanyak 38.000 kilometer kubik lainnya jatuh
ke tanah, tetapi mengalir ke sungai besar dan
kecil dan dikembalikan ke samudera dalam
hari, atau paling lambat dalam beberapa
pekan.
► Sisanya yang sebanyak 62.000 kilometer kubik
meresap ke dalam tanah dan tersedia untuk
ikut ambil bagian dalam proses kehidupan
tetumbuhan dan binatang..
104. Seluruh siklus air di bumi ini
disebut siklus hidrologi. Siklus
ini berimbang antara segala
yang naik dan segala yang
turun ke bumi, sebaliknya tidak
berlaku untuk setiap daerah
105. Penguapan paling besar terjadi di katulistiwa
Energi matahari yang terbanyak mengenai
daerah ini. Tetapi awan tebal lebih sering
terdapat di atas katulistiwa daripada di
kebanyakan daerah lain; awan ini mengurangi
penyinaran yang mencapai permukaan bumi.
Sedangkan lebih ke utara dan ke selatan,
angin kencang yang lebih banyak
menghembuskan lengas ke atas daripada
angin katulistiwa yang termasuk tenang.
106. Angin memainkan peranan yang menentukan,
karena angin kering yang panas menyerap
lebih banyak lengas daripada angin hangat
yang terdapat di daerah-daerah beriklim
sedang.
Laju penguapan tertinggi di bumi terdapat di
Laut Merah dan Teluk Persia, yang terletak di
antara garis lintang utara 15° dan 30o.
keganasan yang tidak kepalang tanggung
dalam cara matahari memanaskan tubuh air
yang besar ini memaksa keluarnya tidak
kurang 3,5 meter air dari Laut Merah tiap
tahunnya.
107. Laju penguapan lebih banyak lagi
perbedaannya di darat; di situ permukaan air
terbuka tidak banyak, dan perbedaan tingkat
dalam suhu dan angin lebih besar.
Di beberapa gurun ada tempat yang
mempunyai laju penguapan nol, karena
memang di tempat-tempat tersebut tidak ada
apa-apa yang dapat diuapkan
108. Siklus air dibedakan menjadi 3 macam yaitu
sbg berikut :
a. Siklus air kecil
Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut/lautan menguap, membubung di udara. Di udara
uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun
0,5°C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi
(pengembunan).Penguapan Hujan Awan Uap air berubah men jadi butir-butir air terkumpul menjadi awan
atau mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan laut /lautan sebagai hujan.
109. b. Siklus air sedang
Uap air yang berasal dari laut / lautan di tiup angin bergerak sampai di atas daratan bergabung
dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya.
Setelah mencapai ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air terkumpul
menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di daratan mengalir
kembali ke laut melalui sungai, permukaan tanah dan melalui resapan di dalam tanah.
110. c. Siklus air besar
Uap air yang berasal dari lautan setelah sampai di atas daratan karena dibawa angin bergabung
dengan uap air yang berasal dari danau,sungai, awa, tumbuh-tumbuhan dan benda benda lain..
Uap yang telah bergabung tersebut tidak saja berkondensasi bahkan membeku,
menjadi awan yang terdiri dari kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke daratan sebagai salju,
salju men cair dan mengalir sebagai gletser kemudian akhirnya kembali lagi ke laut. Holtzman
memberikan gambaran siklus air secara keseluruhan sebagai berikut: akibat pemanas an oleh
sinar matahari air yang ada di laut, sungai, danau, rawa dan benda-benda lainnya meng uap
membubung ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu (karena pengaruh suhu) uap air
berubah menjadi awan atau titik-titik air. Awan turun ke permukaan bumi berupa hujan. Sebagian
air hujan turun di permukaan laut dan sebagian lainnya turun di atas daratan. Air hujan yang turun
di darat sebagian disimpan menjadi air tanah dan sebagian lagi mengalir kembali ke laut melalui
111. Gambar berikut ini memperlihatkan ilustrasi siklus
hidrologi yang terus berlangsung secara “abadi” di
bumi.
113. 1. Air Tanah
Ada bermacam-macam jenis air tanah.
1) Menurut letaknya
a) Air tanah permukaan (Freatik)
adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah/batuan yang tidak
Tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur - sumur sungai, danau dan
rawa termasuk jenis ini.
114. b) Air tanah dalam
adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/
batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh
air tanah
jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis
merupakan
115. 2) Menurut asalnya
a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air
tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu
air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata
air panas.
116. Ada 4 wilayah air tanah yaitu:
1) Wilayah yang masih terpengaruh udara
Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang
mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini
akan
bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada
lapisan
ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
117. 2) Wilayah jenuh air.
Wilayah inilah yang disebut
dengan wilayah kedalaman
sumur. Kedalaman wilayah ini
tergantung pada topografi, jenis
tanah dan musim.
3) Wilayah kapiler udara.
Wilayah ini merupakan
peralihan antara wilayah
terpengaruh udara dengan
wilayah jenuh air. Air
tanahnya diperoleh dari
proses kapilerisasi
118. 4) Wilayah air dalam.
Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah
tanah/batuan yang tidak tembus air.
119. 2. Air Permukaan
a. Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih
rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat
mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke
sungai yang lain.dari pengertian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa sungai merupakan tempat mengalirnya air
tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal dari air
hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari
es yang mengalir (Gletser).
120. a. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya
cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak
terjadi
pengendapan.
1. Bagian-bagian Sungai
121. b. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu
deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian
dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai
berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan
(sedimentasi) dan sering
terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180°
atau lebih.
122. c. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil
dengan arah
ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian
muara
kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
123. 2. Jenis-jenis Sungai.
a). Berdasarkan Sumber Airnya
(1) Sungai Hujan,
adalah sungai yang airnya
berasal dari air hujan atau
sumber mata air. Contohnya
adalah sungai-sungai yang ada
di pulau Jawa dan Nusa
Tenggara.
(2) Sungai Gletser,
adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es. Contoh sungai
yang airnya benar-benar murni
berasal dari pencairan es saja
(ansich) boleh dikatakan tidak ada,
namun pada bagian hulu sungai
Gangga di India (yang berhulu di
Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein
di Jerman (yang berhulu di
Pegunungan Alpen) dapat dikatakan
sebagai contoh jenis sungai ini.
124. (3). Sungai Campuran,
adalah sungai yang airnya berasal dari
pencairan es (gletser),dari hujan, dan dari
sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua
(Irian Jaya).
125. (1) Sungai
Konsekuen,
adalah sungai yang
airnya mengalir
mengikuti arah
lereng awal.
(2) Sungai Subsekuen
atau strike valley
adalah sungai yang
aliran airnya mengikuti
strike batuan.
(3) Sungai Obsekuen,
adalah sungai yang aliran
airnya berlawanan arah
dengan sungai konsekuen
atau berlawanan arah
dengan kemiringan
lapisan batuan serta
bermuara di sungai
subsekuen.
b. Berdasarkan Arah Alirannya (genetikanya
126. (4) Sungai Resekuen,
adalah sungai yang airnya
mengalir
mengikuti arah kemiringan
lapisan batuan dan bermuara di
sungai subsekuen.
(5) Sungai Insekuen,
adalah sungai yang mengalir
tanpa
dikontrol oleh litologi maupun
struktur geologi.
127. c. Berdasarkan Struktur Geologinya
(1) Sungai Anteseden
adalah sungai yang tetap
mempertahankan arah
aliran airnya walaupun ada
struktur geologi (batuan)
yang melintang. Hal ini
terjadi karena
kekuatanarusnya, sehingga
mampu menembus batuan
yang merintanginya.
(2) Sungai Superposed,
adalah sungai yang melintang,
struktur dan prosesnya dibimbing
oleh lapisan batuan yang
menutupinya.
128. d. Berdasarkan Debit Airnya (Volume Airnya
(1) Sungai Permanen,
adalah sungai yang debit airnya sepanjang
tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini adalah sungai
Kapuas,
Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan
Indragiri di Sumatera.
2) Sungai Periodik,
adalah sungai yang pada waktu musim
hujan airnya banyak, sedangkan pada
musim kemarau airnya kecil. Contoh
sungai jenis ini banyak terdapat di pulau
Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan
sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai
Progo dan sungai Code di Daerah
Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas
di Jawa Timur.
129. (3) Sungai Episodik,
adalah sungai yang pada musim
kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh sungai
jenis
ini adalah sungai Kalada di pulau
Sumba.
(4) Sungai Ephemeral,
adalah sungai yang ada airnya
hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini
hampir sama dengan jenis
episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum
tentu banyak
130. 3. Pola Aliran Sungai
a. Pola radial
Dapat dibedakan menjadi pola radial memusat (
Sentripetal ) dan pola radial menyebar ( Sentrifugal
). Pola radial memusat terjadi di daerah yang
berupa basin sedangkan pola radial menyebar
terjadi di daerah yang berbentuk kubah ( dome ).
131. b. Pola dendritik
Pola aliran yang tidak
teratur. Anak sungai
bermuara ke induk
sungai dengan sudut
tumpul . Pola ini ada
pada daerah dataran
rendah.
c. Pola trellis
Pola ini terdapat pada
daerah lipatan. Aliran
dari anak sungai sejajar
dengan sungai induk ,
dan alirannya bertemu
membentuk sudut siku-
Pola Aliran Dendritik
Pola Aliran Trellis
132. d. Rektangular,
adalah pola
aliran yang
membentuk
sudut siku-siku
atau hampir siku-
siku 90°.
f. Anular,
adalah pola aliran
sungai yang
membentuk
lingkaran.
e. Pinate,
adalah pola aliran di
mana muara-muara
anak sungainya
membentuk sudut
lancip.
133. b. Danau
Ada bermacam-macam jenis danau.
Berdasarkan proses kejadiannya
(!) Danau Tektonik,
yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses
patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau
ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut teris
terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau T
Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
134. 2) Danau Vulkanik atau danau Kawah,
yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas
letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang
menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas
lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan
membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah danau
Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di
Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat
135. 3) Danau Tektono-Vulkanik,
yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus,
sebagian
tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau
jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
136. 4) Danau Karst.
Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di
daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau
Pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan
cekungan terisi
air sehingga terbentuklah danau.
137. 5) Danau Glasial
danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es
akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga
terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan
antara
Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan
dan
138. 6) Waduk atau Bendungan,
adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan
listrik
tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini
misalnya
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam
Kiri di
139. c. Rawa
Suatu daerah datar atau sedikit cekung yang tergenang oleh air.
Rawa airnya bersifat asam, warna airnya kemerahan, dan kurang baik
untuk irigasi.
140. Ada dua jenis rawa yaitu:
1) Rawa yang airnya tidak
mengalami pergantian, dan
2) Rawa yang airnya selalu
mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak
memiliki pintu pelepasan air
sehingga airnya selalu
tergenang.
Sedangkan rawa jenis kedua
memiliki pintu pelepasan air
sehingga airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami
pergantian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Airnya asam atau payau,
berwarna merah, kurang bagus
untuk mengairi tanaman dan
tidak dapat dijadikan air minum.
Kadar keasaman air (pH)
mencapai 4,5.
2) Karena airnya asam, maka tidak
banyak organisme (hewan
maupun tumbuhtumbuhan) yang
hidup.
3) Pada bagian dasar rawa
umumnya tertutup gambut yang
tebal.
141. 1. Pantai 2. Pesisir
B. PERAIRAN LAUT DAN
POTENSINYA
adalah sebuah bentuk geografis yang
terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah
pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas
antara daratan dan perairan laut. Panjang
garis pantai ini diukur mengeliling seluruh
pantai yang merupakan daerah teritorial
suatu negara.
Pesisir adalah suatu daerah untuk
pertemuan darat dan laut, arah yang
mengarah ke darat disebut daratan
sehingga masih dipengaruhi oleh
pasang surut, angin laut dan
sebagainya.Sedangkan arah yang
mengarah ke laut termasukk bagian
yang masih dipengaruhi oleh proses
alami di darat, contoh sedimentasi
142. 3. LAUT
a. Morfologi Dasar Laut
1. Tepi Benua
a. Continental Shelf
b. Continental Slope c. Continental Rise
Landas Benua merupakan
bagian laut paling tepi
sebagai kelanjutan dari
benua dan yang
mengelilinginya.
adalah tebing dasar laut
atau zone peralihan
antara paparan dan
wilayah laut dalam atau
dasar samudra.
Continental Rise adalah
dasar laut dengan sudut
kemiringan landai sekitar
0.1% dan merupakan
bagian batas benua yang
sesungguhnya yang
langsung berbatasan
dengan dasar samudera.
143. 2. Dasar Laut Dalam
a. Trog
b. Oceanic Ridge c. Guyot
Palung laut adalah bagian luar bumi
yang terdapat di dasar laut dengan
kedalaman lebih dari 5.000 meter,
bahkan bisa mencapai ± 7.000 – 11.000
meter. Daerah ingresi di laut ini
bentuknya memanjang, berdinding curam
dan semakin ke dasar semakin
menyempit, sebagai akibat dari proses
adalah rantai gugusan
gunungapi di bawah laut
dimana kerak bumi baru
terbentuk dari leleran
magma dan aktivitas gunung
berapi. MOR juga
berasosiasi dengan daerah
divergensi lempeng tektonik
yang membentuk celah di
Guyot adalah Gunung
bawah laut yang
puncaknya datar. Puncak
yang datar dari guyot ini
selain akibat erosi, juga
dapat terbentuk oleh
erupsi vulkanik.
144. d. Abysall Hill
Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan
kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan
bumi. Dataran abisal yang dijumpai di pantai Argentina mempunyai perbedaan
tinggi kurang dari 3 meter pada jarak lebih dari 1300 kilometer. Topografi yang datar
ini kadang-kadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang
tertimbun.
145. b. Jenis-jenis Laut
(1) Berdasarkan proses Terjadinya
a. Laut Transgresi (laut yang
meluas),
terjadi karena adanya perubahan
permukaan laut secara positif
(secara meluas). Perubahan
permukaan ini terjadi karena
naiknya permukaan air laut atau
daratannya yang turun, sehingga
bagian-bagian daratan yang
rendah tergenang air laut.
Perubahan ini terjadi pada
zaman es. Contoh laut jenis ini
adalah laut Jawa, laut Arafuru
dan laut Utara.
146. b. Laut Ingresi,
adalah laut yang terjadi karena
adanya penurunan tanah di dasar laut.
Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut
tanah turun. Penurunan tanah didasar laut
akan
membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk
laut
atau basin adalah penurunan di dasar laut
yang
berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk
Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia.
Sedangkan Palung Laut atau trog adalah
penurunan di dasar laut yang bentuknya
memanjang. Contohnya palung Mindanau
yang
dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang
dalamnya
7.450 m, palung Jepang yang dalamnya
147. c. Laut Regresi,
adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya
pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh
sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak
terjadi di pantai utara pulau Jawa.
148. (2). Berdasarkan letaknya,
a. Laut tepi (laut pinggir),
adalah laut yang terletak di
tepi benua (kontinen) dan
seolah-olah terpisah dari
samudera luas oleh
daratan pulau-pulau atau
jazirah. Contohnya laut
Cina Selatan dipisahkan
oleh kepulauan Indonesia
dan kepulauan Filipina.
149. b. Laut pertengahan,
adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan
mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara
benua Afrika-Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia
dengan Amerika dan lain-lain.
150. c. Laut pedalaman, adalah laut-
laut yang hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan.
Contohnya laut Kaspia, laut
Hitam dan laut Mati.
Berdasarkan kedalamannya
laut dibedakan menjadi 4
wilayah (zona) .
a. Zona Lithoral, adalah wilayah
pantai atau pesisir atau shore.
Di wilayah ini pada saat
air pasang tergenang air dan
pada saat air laut surut
berubah menjadi daratan. Oleh
karena itu wilayah ini sering
juga disebut wilayah pasang-
surut.
151. b. Zona Neritic (wilayah laut
dangkal),
yaitu dari batas wilayah
pasang surut hingga
kedalaman 150 m. Pada
zona ini masih dapat
ditembus oleh sinar
matahari sehingga
pada wilayah ini paling
banyak terdapat berbagai
jenis kehidupan baik hewan
maupun tumbuh-tumbuhan.
Contohnya laut Jawa, laut
Natuna, selat Malaka dan
laut-laut di sekitar
kepulauan Riau.
152. c. Zona Bathyal (wilayah laut
dalam),
adalah wilayah laut yang
memiliki kedalaman antara
150 m hingga 1800 m.
Wilayah ini tidak dapat
tertembus sinar matahari,
oleh
karena itu kehidupan
organismenya tidak
sebanyak yang terdapat di
wilayah Neritic.
153. d. Zone Abyssal (wilayah
laut sangat dalam),
yaitu wilayah laut yang
memiliki kedalaman
di atas 1800 m. Di
wilayah ini suhunya
sangat dingin dan tidak
ada tumbuh-tumbuhan.
Jenis hewan yang
dapat hidup di wilayah
ini sangat terbatas.
154. c. Gerak Air Laut
1. Gelombang 2. Pasang Surut Air Laut
Faktor2 yang mempengaruhi besarnya gelombang:
1. Pengaruh Angin
Kecepatan angin
Waktu angin bertiup
Jarak angin yang bertiup bebas
Berdasar pengaruh angin, gelombang dibedakan
menjadi:
• Riak gelombang
Dipengaruhi oleh angin sepoi2 basah dengan kecepatan
lebih besar dari 1m/det
• Gelombang besar
- Ultra Gravity Waves
Gel ini menghasilkan periode sebesar 0,1-1 det
- Ordinary Gravity Waves
Gel ini digerakkan oleh angin dengan kecepatan lebih
dari 6,5-7 cm per detik, menghasilkan periode gel
sebesar 1-20 det
- Infragravity Waves
Periode gel mencapai 30-5 mnt
- Long Periode Waves
Gel ini disamping digerakkan oleh angin badai, juga oleh
gempa bumi dan tsunami. Besar periode gel antara 5
menit - 12 jam
Besar kecilnya pasang lautan
sangat dipengaruhi oleh posisi
dari matahari dan bulan. Apabila
matahari dan bulan berada pada
suatu garis lurus maka gaya
gravitasinya akan menyebabkan
pasang naik yang tinggi.
155. 3. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam
terlarut dalam air
Pada versi yang lebih lengkap Salinitas merupakan
jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu
kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi
oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi
klorida.
bahan-bahan organik dioksidasi Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami
sangat kecil (kurang dari 0,005 ppt) sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Jika lebih dari
itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi
saline bila konsentrasinya 30 ppt dan dikatakan brine jika
konsentrasinya lebih dari 50 ppt.
156. D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan
Darat dalam Unit DAS
Definisi DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS)
secara umum didefinisikan
sebagai suatu
hamparan wilayah/
kawasan yang dibatasi oleh
pembatas topografi
(punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan
air hujan, sedimen dan
unsur hara serta
mengalirkannya melalui
anak-anak sungai dan
keluar pada sungai utama
157. Bentuk DAS
Bentuk DAS mempunyai
pola aliran dan
ketajaman
puncak discharge banjir.
Bentuk DAS sulit
dinyatakan secara
kuantitatif. Dengan
membandingkan
konfigurasi basin dapat
dibuat suatu indeks yang
berdasarkan pada
derajad
158. Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS dapat disebutkan
merupakan suatu bentuk pengembangan
wilayah yang menempatkan DAS sebagai
suatu unit pengelolaan sumber daya alam
(SDA) yang secara umum untuk mencapai
tujuan peningkatan produksi pertanian dan
kehutanan yang optimum dan berkelanjutan
(lestari) dengan upaya menekan kerusakan
seminimum mungkin agar distribusi aliran air
sungai yang berasal dari DAS dapat merata
sepanjang tahun.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bersifat
multidisiplin dan lintas sektoral maka dalam
pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan
DAS perlu diterapkan azas One River One
Plan, yaitu suatu perencanaan terpadu
dengan memperhatikan kejelasan keterkaitan
antar sektor pada tingkat daerah/wilayah dan
nasional serta kesinambungan-nya. Selain itu
pelaksanaan pengelolaan DAS umumnya
melalui tiga upaya pokok :
· Pengelolaan tanah melalui
usaha konservasi tanah dalam arti luas;
· Pengelolaan sumber daya air melalui usaha
perlindungan sumber daya air;
· Pengelolaan hutan, khususnya hutan lindung.
159. Kegiatan pengelolaan DAS juga dihubungkan dengan
kelestarian sumber daya air, yaitu:
· Kuantitatif: memperbesar suplai ke dalam tanah sehingga
menambah tampungan air tanah dan meningkatkan suplai air
tanah ke alur sungai yang berdampak
mengurangi fluktuasi debit limpasan;
· Kualitatif: mengurangi kandungan material tersuspensi aliran
sungai (suspended load). Sebagai akibat bertambah besarnya
air hujan yang masuk ke dalam tanah sehingga pengikisan
permukaan berkurang;
Dampak lain dari pengelolaan DAS yang baik adalah
peningkatan produktivitas lahan karena peningkatan resapan
air hujan ke dalam tanah akan menambah kadar lengas tanah
(soil moisture) yang selain akan memperbesar ketersediaan air
juga meningkatkan proses disintegrasi dan dekomposisi
regolith dan batuan induk yang berakibat meningkatnya unsur
mineral dan unsur hara tanah yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan tanaman.
Ditinjau dari pengelolaan kondisi fisik DAS terdapat 3 jenis
pengelolaan, yaitu
· Secara teknis, yaitu pengelolaan dengan teknik-
teknik konservasi lahan
· Secara vegetatif, yaitu dengan penghutanan kembali lahan
160. E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut Secara
Berkelanjutan
1. Sebagai Sarana Transportasi 2. Sebagai Sumber Tenaga
Luasnya samudera bukanlah penghalang
bagi hubungan antara satu wilayah dan
wilayah lainnya. Dengan adanya samudra,
manusia telah dapat menciptakan berbagai
macam sarana transportasi laut yang
berupa kapal untuk melakukan perjalanan.
Laut merupakan sarana lalu lintas air yang
murah. Melalui laut, bermacam-macam
benda dapat dibawa dari satu pulauke
Laut juga terenal sebagai salah satu sumber
energi terbarukan yang pada saat ini
memang belum tergarap dengan sempurna.
Berbagai potensi energi terbarukan
sebenarnya terdapat di laut Indonesia dalam
jumlah yang sangat besar. Di antaranya
terdapat arus laut abadi yang
menghubungkan dua samudara, yaitu
Samudera Hindia dan Pasifik, yang di bawah
lautnya terdapat arus abadi yang jika
digunakan untuk menggerakkan turbin listrik,
bukan saja Indonesia, daratan Asia bisa
162. 5. Sebagai Pengatur Iklim 6. Sebagai Lahan Pertanian
Laut
Laut merupakan komponen penting yang
berpengaruh terhadap perubahan iklim di dunia.
Salah satu pengaruh lautan yang cukup
dominan adalah dalam proses terjadinya hujan.
Tanpa adanya lautan akan sedikit sekali uap air
yang berada di atmosfer. Dengan adanya uap
air itulah berbagai macam perubahan cuaca
dapat dirasakan oleh manusia di bumi, antara
lain panas, dingin, dan hujan.
163. 7. Sebagai Sarana Pertahanan dan Keamanan
Laut merupakan sarana pertahanan dan keamanan. Kapal-kapal
militer dapat digunakan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan
wilayah Indonesia dari serangan negara asing dan perompak.
164. Pusat Penelitian Oseanografi
A. Tugas
Tugas Pusat Penelitian
Oseanografi LIPI adalah
melaksanakan
penelitian di bidang
oseanografi
B. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut, maka Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI
mempunyai fungsi:
1.Penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program penelitian
di bidang oseanografi;
2.Penelitian di bidang
oseanografi;
3.Pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan
penelitian di bidang oseanografi;
dan
F. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Pusat Penelitian Oseanografi