SlideShare a Scribd company logo
1 of 166
TUGAS GEOGRAFI
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN
DALAM DINAMIKA ATMOSFER
BAB 1
OLEH
1. DONNA SANDRA DWIPERMANA
(18)
BAB 1
A. Lapisan Atmosfer dan
Manfaatnya bagi Kehiduan
B. Cuaca dan Iklim serta
pengukurannya
C. Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara
menentukannya
D. Karakteristik Iklim di Indonesia
dan pengaruhnya
E. Damak perubahan Iklim Global
F. Kajian tentang Iklim dan
pemanfaatannya
G. Layanan BMKG
A. Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya
bagi Kehidupan
5
PEMBAGIAN LAPISAN ATMOSFER
BERDASARKAN SUHU
6
7
SUSUNAN LAPISAN ATMOSFER
TROPOSFER
 Lapisan troposfer merupakanlapisan yang
paling dekat dengan Bumi. Lapisan inilah yang
memengaruhi cuaca.
 Sebagian besar awan yang menyebabkan
hujan terbentuk di lapisan ini
STRATOSFER
 Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas
permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer
sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan
beberapa pesawat terbang dapat mencapai
lapisan stratosfer.
 Lapisan ozon berada di atas lapisan ini. Lapisan
ozon adalah lapisan yang penting karena
melindungi Bumi dari sinar ultraviolet dari
Matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung
mengenai Bumi akan membunuh semua makhluk
hidup.
MESOSFER
 Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas
permukaan bumi.
 Mesosfer memiliki campuran oksigen,
nitrogen, dan karbon dioksida yang sama
dengan lapisan di bawahnya. Namun,
kandungan uap airnya sangat sedikit.
TERMOSFER
 Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian
80–500 km di atas permukaan bumi.
 Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut
aurora.
EKSOSFER
 Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi
yaitu lapisan eksosfer.
 Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas
permukaan bumi.
 Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar.
MANFAAT ATMOSFER
TERHADAP BUMI
 Perlindungan dari benda-benda luar angkasa.
 Filter dari Radiasi dan Sinar-sinar berbahaya
dari matahari.
 Penjaga bumi terhadap stabilitas suhu.
Perlindungan dari benda-benda
luar angkasa
Setiap saat benda-benda dari luar angkasa dapat
masuk kedalam orbit bumi dan tertarik oleh gaya
gravitasi bumi. Lapisan atmosfer membuat
batu/meteor yang masuk ke dalam orbit bumi dan
tertarik oleh gaya gravitasi bumi hancur menjadi
debu akibat panas yang ditimbulkan ketika
batu/meteor tersebut bergesekan dengan
atmosfer dengan kecepatan tinggi sehingga dia
tidak sampai ke permukaan bumi.
Filter dari Radiasi dan Sinar-
sinar berbahaya dari matahari.
Sebagian dari cahaya matahari sangat
berbahaya bagi kehidupan.Sinar Ultra Violet
dan Infra Merah yang berlebihan dapat
membunuh seluruh mahluk hidup di atas
permukaan bumi. Namun karena bumi terlapisi
oleh atmosfer, cahaya atau sinar tersebut
dapat tersaring hingga hanya sebagian kecil
saja yang tetap di teruskan sampai ke
permukaan bumi, karena cahaya tersebut
sebenarnya juga masih dibutuhkan di bumi
dalam sekala kecil.
Penjaga bumi terhadap stabilitas
suhu.
Lapisan atmosfer bumi ini berperan menjaga
kestabilan suhu, pada siang hari dia
membiarkan sebagian panas yang masuk ke
permukaan bumi dari sinar matahari dan pada
malam hari dia tetap mempertahankan suhu
yang didapat dari sinar matahari tersebut
sehingga suhu dipermukaan bumi tetap
hangat.
GLOBAL WARMING
GLOBAL WARMING
Pemanasan global atau global
warming
 adalah fenomena naiknya suhu bumi akibat
peningkatan efek rumah kaca. Sinar matahari
yang seharusnya dipantulkan kembali ke
angkasa malah terperangkap di atmosfir
karena peningkatan jumlah gas-gas tertentu.
Fenomena yang disebut efek rumah kaca
inilah yang membuat bumi panas.
Definisidankontroversipemanasanglobal
 PEMANASAN GLOBAL
(Inggris: global warming) adalah
suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi
 PERUBAHAN IKLIM merupakan
perubahan jangka panjang
dalam distribusi pola cuaca
secara statistik sepanjang
periode waktu mulai dasawarsa
hingga jutaan tahun. Istilah ini
bisa juga berarti perubahan
keadaan cuaca rata-rata atau
perubahan distribusi peristiwa
cuaca rata-rata
 Ilmuwan terpecahnya kelompok
ilmuwan
 Ilmuwan alarmist : berpendapat bahwa
naiknya suhu bumi disebabkan ulah
manusia melalui buangan/emisi gas
 Ilmuwan ilmuwan sceptic/deniers :
berpendapat bahwa naik atau
turunnya suhu bumi adalah peristiwa
alami semata alias bukan ulah manusia
Definisi Kontroversi
Penyebabpemanasanglobal
Beberapa
Faktor
 Polusi Karbondioksida dari
pembangkit listrik bahan bakar fosil
 Polusi Karbondioksida dari
pembakaran bensin untuk
transportasi
 Gas Metana dari peternakan dan
pertanian.
 Aktivitas penebangan pohon
 Penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan
Akibatpemanasanglobal
 Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia
 Peningkatan intensitas terjadinya badai
 Menurunnya produksi pertanian akibat
gagal panen
 Makhluk hidup terancam kepunahan
Umpan balikperubahaniklim
penjelasan  Umpan-balik iklim adalah sebuah
proses awal di dalam iklim yang
menyebabkan perubahan pada
sebuah proses lain di dalam iklim,
yang kemudian berpengaruh pada
proses awal.
Umpan balikperubahaniklim
 Uap air: umpan-balik uap air adalah
positif. Dengan menghangatnya atmosfer
karena meningkatnya tingkat gas rumah kaca,
konsentrasi uap air meningkat. Karena uap air
adalah gas rumah kaca, pada akhirnya akan
menimbulkan lebih banyak penghangatan.
Umpan balikperubahaniklim
 Lapisan awan: Awan dapat memperkuat
(meningkatkan – umpan balik positif) atau
memperlemah (mengurangi – umpan balik
negatif) pemanasan. Awan secara efektif
menyerap radiasi infra merah yang dilepaskan
oleh Bumi, meradiasikan kembali energi
(panas) ke tanah dan dengan demikian
mengerahkan efek rumah kaca,
menghangatkan Bumi. Namun, awan dapat
juga merefleksikan keluar energi matahari
yang masuk, mendinginkan Bumi.
PENJELASAN
STOP GLOBAL WARMING !!
B. Cuaca dan Iklim serta pengukurann
CUACA
 KEADAAN UDARA DISUATU
TEMPAT PADA SUATU SAAT
 WAKTUNYA SINGKAT
 DAERAHNYA SEMPIT
 BERUBAH-UBAH SETIAP SAAT
 DIPELAJARI OLEH BADAN
METEOROLOGI
IKLIM
 RATA-RATA CUACA PADA
SUATU WILAYAH DALAM
WAKTU YANG RELATIF LAMA
 DAERAH LUAS
 RELATIF TETAP
 DIPELAJARI OLEH BADAN
KLIMATOLOGI
PEMBAGIAN IKLIM DUNIA
UNSUR CUACA DAN IKLIM
 TEMPERATUR / SUHU UDARA: keadaan
panas dan dinginya udara
TEKANAN
UDARA
TEKANAN YANG
DITIMBULKAN
OLEH BERATNYA
LAPISAN-LAPISAN
UDARA
ALAT PENGUKURNYA
ADALAH Barometer
BAROMETER
ANGIN
UDARA YANG BERGERAK
DARI TEKANAN MAKSIMUM
KE TEKANAN YANG
MINIMUM
ALAT PENGUKUR
KECEPATAN ANGIN ADALAH
ANEMOMETER
ANEMOMETER
ARAH ANGIN SECARA UMUM
38
ANGIN SIKLON & ANGIN
ANTISIKLON
ANGIN DARAT & ANGIN LAUT
ANGIN LEMBAH & ANGIN
GUNUNG
ANGIN FOHN
Kelembaban udara
Banyak sedikitnya uap air
yang terkandung didalam
udara. Alat untuk mengukur
kelembaban udara adalah
Higrometer
HYGROMETER
KELEMBABAN UDARA
 KELEMBABAN MUTLAK (ABSOLUT)
JUMLAH UAP AIR YANG TERDAPAT DALAM
UDARA DINYATAKAN DENGAN GRAM UAP AIR
SETIAP M3 UDARA
 KELEMBABAN RELATIF (NISBI)
PERBANDINGAN JUMLAH UAP AIR MAKSIMUM
YANG DIKANDUNG UDARA DALAM SUHU YANG
SAMA (DINYATAKAN DALAM %)
45
AWAN
46
AWAN
TERJADINYA AWAN BILA UAP
AIR DI UDARA YANG
TEMPERATURNYA
MENGALAMI PENURUNAN
HINGGA MENCAPAI TITIK
KONDENSASI
47
GOLONGAN AWAN
 CIRRUS (> 6.000 METER) AWAN TINGGI
 ALTO (2.000-6.000 METER) AWAN SEDANG
 STRATUS (< 2.000 METER) AWAN RENDAH
 AWAN YANG BANYAK MENGHASILKAN HUJAN
ADALAH AWAN NIMBOSTRATUS DAN CUMULUS
NIMBUS
48
Jenis-jenis awan berdasarkan ketinggian
nimbostratu
s
Letaknya rendah <
610 m di atas
bumi dan sangat
luas, lapisannya
melebar seperti
kabut yang
berlapis-lapis,
berwarna abu-
abu, pinggirnya
bergerigi,
menghasilkan
hujan
stratus
Awan ini memiliki
bentuk yang tidak
menentu, tepinya
compang-camping
tak beraturan,
tebal, berwarna
putih kegelapan,
menimbulkan
gerimis/salju.
stratokumulu
s
Awan bertumpuk
dan membentuk
gulungan besar
seperti gelombang,
halus, lapisannya
tidak begitu tebal,
berwarna putih
keabu-abuan
dengan tepian
terang, diantaranya
masih sedikit
terlihat langit biru
Awan Rendah
Awan ini kecil-
kecil tetapi
banyak,
biasanya
berbentuk
seperti bola
yang tebal atau
bergulung-
gulung melingkar
seperti
altokumulus
Awan ini luas,
tampak seperti
alas/selendang,
berwarna keabu-
abuan, bagian
yang mengahdap
sinar matahari
tampak lebih
terang,
mengandung
altostratus
Awan Menengah
sirostratus
Tampak seperti
kelambu putih
halus, luas menutupi
langit sehingga
tampak cerah,
mempunyai struktur
serat dan kadang
terlihat seeprti
anyaman yang tidak
teratur, awan ini
sering memberikan
fenomena “halo”
Awan ini halus,
struktur
berserat,
tampak seperti
bulu ayam,
sering tersusun
sebagai pita
yang
melengkung,
berwarna putih,
tidak
menimbulkan
sirus sirokumulus
Awan ini
terputus-putus
dan penuh
kristal-kristal
es, tampak
seperti
gerombolan
domba,
berwarna putih,
tebal, dapat
menimbulkan
bayangan.
kumulus kumulonimbu
s
Letaknya rendah, tidak
menyatu/terpisah-pisah, bagian
dasarnya berwarna hitam dan di
atasnya putih berbentuk kubah
seperti kapas, memiliki puncak-
puncak berkepul-kepul membulat
agak tinggi dan memiliki dasar
horizontal, tebal, terbentuk pada
siang hari dalam udara yang naik,
bagian yang berhadapan daengan
matahari kelihatan terang, jika
hanya memperoleh sinar sebelah
saja akan menimbulkan bayangan
Awan ini merupakan salah
satu awan yang
menimbulkan hujan disertai
dengan petir. Memmiliki
volume yang besar, tebal,
tampak seperti
menara/gunung dengan
pundak yang melebar. Ahli
meteorologis telah
mempelajari bagaimana
awan cumulonimbus
terbentuk dan bagaimana
awan ini menghasilkan
CURAH HUJAN
 Uap air yang mengkondensasi dan
jatuh dipermukaan bumi dalam
proses hidrologi
 Alat untuk mengukur curah
hujan disebut hidrometer
atau abrometer
ALAT PENGUKUR CURAH
HUJAN
 FLUVIOGRAF DAN OMBROMETER
HUJAN ZENITHAL (
konvensional )
Hujan yang disebabkan oleh
naiknya udara yang
mengandung uap air ke
angkasa secara vertikal
kemudian mengalami
kondensasi maka terjadilah
hujan
HUJAN ZENITHAL
HUJAN OROGRAFIS
 Hujan yang terjadi dilereng pegunungan, terjadi karena
udara yang mengandung uap air terhalang oleh
pegunungan dan mengalami proses kondensasi karena
pendinginan temperatur maka terjadilah hujan
 Hujan Siklonal: udara panas lembab naik, bersama
dengan angin berputar kemudian jatuh sbg hujan.
HUJAN SIKLONAL
HUJAN FRONTAL
 Hujan yang terjadi karena pertemuan dua
masa udara yang berbeda temperaturnya. Hal
tersebut mengakibatkan masa udara panas
yang mengandung uap air akan naik keatas
dan masa udara dingin akan mengalami
kondensasi yang mengakibatkan hujan
HUJAN FRONTAL
HUJAN ASAM
Hujan kang kondisi airnya menunjukkan
tingkat keasaman yang cukup tinggi akibat
polusi udara
c. Klasifikasi Iklim dan Cara Menentukannya
KLASIFIKASI
IKLIM
FISIS MATAHARI KOPPEN
SCHMIDT-
FERGUSON
OLDEMAN JUNGHUHN
MACAM-MACAM IKLIM
Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian
tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim
matahari dan iklim fisis.
Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli
sebagai berikut :
1. Iklim Matahari
2. Iklim Koppen
3. Iklim Schmidt - Ferguson
4. Iklim Oldeman
5. Iklim Junghunh
1. IKLIM FISIS
Iklim fisis yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu
wilayah.
Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai
berikut :
a) Iklim konfinental (darat) dan iklim Maritim (laut).
Iklim darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin
yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di
daerah ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim
laut, terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di
daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu
dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun Gobi
(Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan Gurun Kalahari (Afrika) dan
kawasan-kawasan Australia Tengah.
b) Iklim Uganari.
Iklim Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature
siang dan malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang
memiliki iklim uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi
Wonosari (Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar).
c) Iklim Pegunungan.
Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah
pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik
ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis.
Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya
Wijaya (Indonesia), Pegunungan Andes (Argentina), dan Pgunungan Alpen
(Swiss).
IKLIM MATAHARI
Iklim Matahari, yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang
diterima permukaan bumi.
Banyaknya panas yang di terima oleh permukaan bumi ini berlainan berdasarkan letak
garis lintangnya. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit
memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah
lebih banyak menerima sinar matahari. Iklim matahari di sebut juga iklim garis lintang
atau iklim teoritis. Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dapat dibagi menjadi 5
kawasan iklim sebagai berikut :
1) Daerah Iklim Panas (tropis)
2) Daerah Iklim Sub tropis Utara
3) Daerah Iklim Sub tropis Selatan
4) Daerah Iklim Sedang Utara
5) Daerah Iklim Sedang Selatan
6) Daerah Iklim Dingin Utara
7) Daerah Iklim Dingin Selatan
Berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi:
iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.
Gambar pembagian daerah iklim Matahari
Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara
maupun sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik.
Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim
tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi
sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang
atau di daerah subtropik.
Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke
belahan bumi selatan.
Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 21 Maret Matahari berada persis di garis khatulistiwa.
2. Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50 Lintang
utara.
3. Tanggal 23 SeptemberMatahari kembali beredar di garis Equator.
4. Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau
23,50 Lintang Selatan.
IKLIM KOPPEN
Wladimir Koppen seorang ahli
berkebangsaan Jerman membagi iklim
berdasarkan curah hujan dan temperatur
menjadi lima tipe iklim :
1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis.
- temperatur bulanan rata-rata > 18 oC,
- suhu tahunan 20 oC – 25 oC
- curah hujan bulanan > 60 mm.
2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun .
Dengan ciri curah hujan < penguapan, daerah ini terbagi menjadi
Iklim stepa dan gurun.
3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini
terbagi menjadi :
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)
Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)
Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
4. Iklim D, yaitu iklim dingin.
Dengan ciri temperatur bulan terdingin < 3 oC dan temperatur
bulan terpanas >10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df
Dw = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering
Df = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5. Iklim E, yaitu iklim kutub.
Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC
Daerah ini terbagi menjadi :
ET Iklim tundra
DF Iklim salju
IKLIM SCHMIDT-FERGUSON
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan
pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :
Rata-rata bulan kering
Q =
Rata-rata bulan basah
Keterangan:
Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm
Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100 mm
Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm
Tipe hujan Rasio Q Klasf iklim
A 0  Q < 0,143 sangat basah
B 0,143  Q < 0,333 basah
C 0,333  Q < 0,6 agak basah
D 0,6  Q < 1,0 sedang
E 1,0  Q < 1,67 agak kering
F 1,67  Q < 3,0 kering
G 3,0  Q < 7,0 sangat kering
H Q  7,0 luar biasa kering
IKLIM OLDEMAN
Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan
hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah –
daerah tertentu. Penggolongan iklimnya lebih di kenal dengan zona
agroklimat. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut :
1) A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan;
2) B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering;
3) B2 7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
4) C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
5) C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
6) C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
7) D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;
8) D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
9) D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
10) D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering;
11) E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;
12) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
13) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
14) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.
IKLIM OLDEMAN
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut
Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketentuan tertentu
diurutkan sebagai berikut:
a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
b. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
c. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
IKLIM JUNGHUHN
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di
Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian
F. Junghuhn membagi iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat yang
ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:
a. Zone iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan > 220 C ( padi,
jagung, tebu dan kelapa).
b. Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 220 C (
kopi, the, kina dan karet).
c. Zone iklim sejuk. Ketinggian 1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 110 C – 150 C
(cocok tanaman holtikultura).
d. Zone iklim dingin. Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 110 C
(zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).
e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini
tidak terdapat tumbuhan.
Gambar Iklim Junghuhn
MUSIM DI INDONESIA
80
D. Karakteristik Iklim di Indonesia dan
pengaruhnya
A. MUSIM HUJAN
Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir
 Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di
Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia
yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson
Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia
mengalami musim hujan.
 Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering
mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak
rumah penduduk terendam , bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk
yeng terkena musibah tersebut.
 Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir
 Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.
B. MUSIM KEMARAU
 Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai
Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson
timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi-
mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin
ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim
kemarau.
 Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khusus
nya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi
kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering
C. MUSIM PANCAROBA
Musim pancaroba adalah musim peralihan dari musm penghujan ke musim kemarau, yaitu terjadi
pada bulan Maret-April yang disebut dengan "musim maeng". Sedangkan perubahan dari musim
kemarau ke musim penghujan, yaitu bulan September-Oktober yang disebut dengan "musim labuh".
Pada musim ini, ditandai dengan tekanan angin yang tak menentu, terkadang lemah, kuat dan banyak
petir atau guntur.
 Iklim di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
 1. Perairan laut
 Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang memiliki laut yang luas sehingga
mengakibatkan terbentuknya pola iklim laut
 2. Topografi
 Wilayah Indonesia memiliki ketinggian yang bervariasi mulai dari dataran rendah,
dataran tinggi dan pegunungan yang memiliki suhu udara yang berbeda sehingga
membentuk iklim vertikal dari dataran rendah ke atas yaitu iklim panas, sedang,
sejuk dan dingin.
 3. Letak astronomis
 Secara astronomis Indonesia berada antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT, yang
merupakan lintang rendah dan bersifat iklim tropis.
 4. Letak geografis
 Secara geografis Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia sehingga
menjadi perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali. Pergantian
1. Jenis Iklim di Indonesia
 3 Iklim di Indonesia
1. Iklim Musim (Iklim Muson).
Yaitu suatu iklim yang terjadi karena
pengaruh angin musim yang bertiup
berganti arah tiap-tiap setengah tahun
sekali. Angin musim ini terdiri dari dua
macam yaitu angin musim barat daya
dan angin musim timur laut.
a. Angin Musim Barat Daya.
Suatu angin yang bertiup antara bulan
Oktober sampai April, angin ini bersifat
basah. Pada bulan-bulan tersebut,
Indonesia mengalami musim
penghujan.
b. Angin Musim Timur Laut.
Angin yang bertiup antara bulan
Oktober hingga April dan sifat angin ini
adalah kering. Dari itu, pada bulan-
2. Pola Umum Curah Hujan di
Indonesia Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis.
Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
 Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak
daripada pantai sebelah timur.
 Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur.
Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan
oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
 Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan
terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900 m di atas permukaan
laut.
 Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba.
Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
 Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
 Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:
1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada
bulan November.
2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan
Desember.
3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari.
 Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim
KONVERGENSI INTER TROPIK
DI INDONESIA87
E. Dampak perubahan Iklim Global
1. Dampak perubahan iklim secara global, antara lain
sebagai berikut.
 a. Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan
laut naik.
 b. Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan
menghalangi menga lirnya air sungai ke laut dan pada
akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.
 c. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air
permukaan sehingga air menjadi langka.
 d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.
 e. Mengakibatkan El Nino dan La Nina.
 f. Terjadinya perubahan pada cuaca dan iklim.
 G. Terjadinya efek rumah kaca
EFEK RUMAH KACA
89
90
Laju kepunahan
Kepunahan telah menjadi
kenyataan sejak hidup itu
sendiri muncul. Beberapa juta
spesies yang ada sekarang ini
merupakan spesies yang
berhasil bertahan dari kurang
lebih setengah milyar spesies
yang diduga pernah ada.
Kepunahan merupakan proses
alami yang terjadi secara alami.
Spesies telah berkembang dan
punah sejak kehidupan bermula.
Kita dapat memahami ini
melalui catatan fosil.
 2. Kenaikan permukaan laut
 Naiknya permukaan laut akan menggenangi daerah dan pulau berpermukaan
rendah, mengancam kehidupan daerah pesisir yang padat penduduknya, mengikis
garis pantai, merusak bangunan dan merusak ekosistem seperti hutan bakau dan
tanah basah yang melindungi pantai dari badai. Masalah ini ditambah lagi dengan
penurunan permukaan tanah yang diakibatkan oleh beban yang dipikul tanah
terlampau berat, terutama didaerah dengan gedung-gedung pencakar langit, serta
penghisapan air tanah secara berlebihan.
F. Kajian tentang Iklim dan pemanfaatannya
 1. Terhadap Keanekaragaman Hayati :
Beberapa dampak langsung perubahan iklim yang paling berpengaruh
terhadap keanekaragaman hayati :
a) Spesies ranges (cakupan jenis)
Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal
ini mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri,
terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap
fluktuasi suhu.
 2. Terhadap Bidang Komunikasi :
Salah satu lapisan atmosfer Bumi adalah ionosfer yang memilikikemampuan
memantulkan gelombang radio. Sifat fisik lapisan ini dimanfaatkan manusia dalam
bidang komunikasi untuk penyiaran radio, sehingga arus informasi dapat dengan
mudah dan cepat diterima oleh masyarakat. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bidang atmosfer dan sistem komunikasi, saat ini negara kita
telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di atmosfer pada lokasi
geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi.
 5. Pemanfaatan Iklim di Bidang Transportasi :
 Dalam bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti pola angin dan curah
hujan sangat mempengaruhi kelancaran jalur transportasi, baik transportasi
laut maupun udara. Sebagai contoh jalur pelayaran akan sangat terganggu
jika terjadi angin ribut atau badai yang disertai hujan lebat. Demikian pula
dalam sistem transportasi udara. Oleh karena itu, setiap hari televisi
senantiasa menginformasikan prakiraan cuaca
G. Layanan BMKG
 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.
 Layanan BMKG dalam bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Prakiraan cuaca.
b. Prospek cuaca.
c. Citra satelit.
d. Citra radar.
e. Prakiraan angin.
f. Potensi banjir.
g. Maritim:
1) Prakiraan tinggi gelombang di wilayah Indonesia. dan
2) Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang jalur penyeberangan.
h. Siklon tropis.
i. Kebakaran hutan.
j. Cuaca penerbangan.]
 Layanan BMKG dalam bidang klimatologi
antara lain sebagai berikut.
a. Informasi hujan bulanan.
b. Prakiraan hujan bulanan.
c. Prakiraan musim.
d. Dinamika atmosfer.
e. Potensi banjir.
f. Analisis kejadian iklim ekstrem
BAB 2
A. Siklus Hidrologi
B. Perairan Darat dan Potensinya
C. Perairan Laut dan Potensinya
D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan
Darat dalam Unit Daerah Aliran Sungai
E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut
Secara Berkelanjutan
F. Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai dan Pusat Penelitian Oseanografi
G. Penutup
TUGAS GEOGRAFI
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN
DALAM DINAMIKA HIDROSFER
BAB 2
OLEH
1. DONNA SANDRA DWIPERMANA
(18)
► Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke
udara setiap tahun.
► Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer
kubik – naik dari samudera. Tetapi sebanyak
62.000 kilometer kubik ditarik dari darat,
menguap dari danau, sungai dan tanah lembab
dan yang terpenting, dikeringkan dari
permukaan daun tetumbuhan hidup.
► Proses ini disebut evapotranspirasi (evaporasi
dan transpirasi). Dari air yang naik ke atmosfir,
sebagian besar 296.000 kilometer kubik
langsung jatuh kembali ke samudera.
A. SIKLUS HIDROLOGI
► Sebanyak 38.000 kilometer kubik lainnya jatuh
ke tanah, tetapi mengalir ke sungai besar dan
kecil dan dikembalikan ke samudera dalam
hari, atau paling lambat dalam beberapa
pekan.
► Sisanya yang sebanyak 62.000 kilometer kubik
meresap ke dalam tanah dan tersedia untuk
ikut ambil bagian dalam proses kehidupan
tetumbuhan dan binatang..
Seluruh siklus air di bumi ini
disebut siklus hidrologi. Siklus
ini berimbang antara segala
yang naik dan segala yang
turun ke bumi, sebaliknya tidak
berlaku untuk setiap daerah
 Penguapan paling besar terjadi di katulistiwa
 Energi matahari yang terbanyak mengenai
daerah ini. Tetapi awan tebal lebih sering
terdapat di atas katulistiwa daripada di
kebanyakan daerah lain; awan ini mengurangi
penyinaran yang mencapai permukaan bumi.
 Sedangkan lebih ke utara dan ke selatan,
angin kencang yang lebih banyak
menghembuskan lengas ke atas daripada
angin katulistiwa yang termasuk tenang.
 Angin memainkan peranan yang menentukan,
karena angin kering yang panas menyerap
lebih banyak lengas daripada angin hangat
yang terdapat di daerah-daerah beriklim
sedang.
 Laju penguapan tertinggi di bumi terdapat di
Laut Merah dan Teluk Persia, yang terletak di
antara garis lintang utara 15° dan 30o.
keganasan yang tidak kepalang tanggung
dalam cara matahari memanaskan tubuh air
yang besar ini memaksa keluarnya tidak
kurang 3,5 meter air dari Laut Merah tiap
tahunnya.
 Laju penguapan lebih banyak lagi
perbedaannya di darat; di situ permukaan air
terbuka tidak banyak, dan perbedaan tingkat
dalam suhu dan angin lebih besar.
 Di beberapa gurun ada tempat yang
mempunyai laju penguapan nol, karena
memang di tempat-tempat tersebut tidak ada
apa-apa yang dapat diuapkan
Siklus air dibedakan menjadi 3 macam yaitu
sbg berikut :
a. Siklus air kecil
Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut/lautan menguap, membubung di udara. Di udara
uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun
0,5°C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi
(pengembunan).Penguapan Hujan Awan Uap air berubah men jadi butir-butir air terkumpul menjadi awan
atau mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan laut /lautan sebagai hujan.
b. Siklus air sedang
Uap air yang berasal dari laut / lautan di tiup angin bergerak sampai di atas daratan bergabung
dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya.
Setelah mencapai ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air terkumpul
menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di daratan mengalir
kembali ke laut melalui sungai, permukaan tanah dan melalui resapan di dalam tanah.
c. Siklus air besar
Uap air yang berasal dari lautan setelah sampai di atas daratan karena dibawa angin bergabung
dengan uap air yang berasal dari danau,sungai, awa, tumbuh-tumbuhan dan benda benda lain..
Uap yang telah bergabung tersebut tidak saja berkondensasi bahkan membeku,
menjadi awan yang terdiri dari kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke daratan sebagai salju,
salju men cair dan mengalir sebagai gletser kemudian akhirnya kembali lagi ke laut. Holtzman
memberikan gambaran siklus air secara keseluruhan sebagai berikut: akibat pemanas an oleh
sinar matahari air yang ada di laut, sungai, danau, rawa dan benda-benda lainnya meng uap
membubung ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu (karena pengaruh suhu) uap air
berubah menjadi awan atau titik-titik air. Awan turun ke permukaan bumi berupa hujan. Sebagian
air hujan turun di permukaan laut dan sebagian lainnya turun di atas daratan. Air hujan yang turun
di darat sebagian disimpan menjadi air tanah dan sebagian lagi mengalir kembali ke laut melalui
 Gambar berikut ini memperlihatkan ilustrasi siklus
hidrologi yang terus berlangsung secara “abadi” di
bumi.
A. PERAIRAN DARAT DAN
POTENSINYA
1. Air Tanah
 Ada bermacam-macam jenis air tanah.
1) Menurut letaknya
a) Air tanah permukaan (Freatik)
adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah/batuan yang tidak
Tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur - sumur sungai, danau dan
rawa termasuk jenis ini.
b) Air tanah dalam
adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/
batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh
air tanah
jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis
merupakan
 2) Menurut asalnya
a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air
tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu
air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata
air panas.
 Ada 4 wilayah air tanah yaitu:
1) Wilayah yang masih terpengaruh udara
Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang
mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini
akan
bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada
lapisan
ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
 2) Wilayah jenuh air.
Wilayah inilah yang disebut
dengan wilayah kedalaman
sumur. Kedalaman wilayah ini
tergantung pada topografi, jenis
tanah dan musim.
3) Wilayah kapiler udara.
Wilayah ini merupakan
peralihan antara wilayah
terpengaruh udara dengan
wilayah jenuh air. Air
tanahnya diperoleh dari
proses kapilerisasi
 4) Wilayah air dalam.
Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah
tanah/batuan yang tidak tembus air.
2. Air Permukaan
 a. Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih
rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat
mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke
sungai yang lain.dari pengertian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa sungai merupakan tempat mengalirnya air
tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal dari air
hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari
es yang mengalir (Gletser).
a. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya
cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak
terjadi
pengendapan.
1. Bagian-bagian Sungai
b. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu
deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian
dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai
berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan
(sedimentasi) dan sering
terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180°
atau lebih.
c. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil
dengan arah
ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian
muara
kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
 2. Jenis-jenis Sungai.
a). Berdasarkan Sumber Airnya
 (1) Sungai Hujan,
 adalah sungai yang airnya
berasal dari air hujan atau
sumber mata air. Contohnya
adalah sungai-sungai yang ada
di pulau Jawa dan Nusa
Tenggara.
 (2) Sungai Gletser,
 adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es. Contoh sungai
yang airnya benar-benar murni
berasal dari pencairan es saja
(ansich) boleh dikatakan tidak ada,
namun pada bagian hulu sungai
Gangga di India (yang berhulu di
Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein
di Jerman (yang berhulu di
Pegunungan Alpen) dapat dikatakan
sebagai contoh jenis sungai ini.
(3). Sungai Campuran,
adalah sungai yang airnya berasal dari
pencairan es (gletser),dari hujan, dan dari
sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua
(Irian Jaya).
(1) Sungai
Konsekuen,
 adalah sungai yang
airnya mengalir
mengikuti arah
lereng awal.
(2) Sungai Subsekuen
atau strike valley
adalah sungai yang
aliran airnya mengikuti
strike batuan.
(3) Sungai Obsekuen,
adalah sungai yang aliran
airnya berlawanan arah
dengan sungai konsekuen
atau berlawanan arah
dengan kemiringan
lapisan batuan serta
bermuara di sungai
subsekuen.
b. Berdasarkan Arah Alirannya (genetikanya
(4) Sungai Resekuen,
adalah sungai yang airnya
mengalir
mengikuti arah kemiringan
lapisan batuan dan bermuara di
sungai subsekuen.
(5) Sungai Insekuen,
adalah sungai yang mengalir
tanpa
dikontrol oleh litologi maupun
struktur geologi.
c. Berdasarkan Struktur Geologinya
(1) Sungai Anteseden
adalah sungai yang tetap
mempertahankan arah
aliran airnya walaupun ada
struktur geologi (batuan)
yang melintang. Hal ini
terjadi karena
kekuatanarusnya, sehingga
mampu menembus batuan
yang merintanginya.
(2) Sungai Superposed,
adalah sungai yang melintang,
struktur dan prosesnya dibimbing
oleh lapisan batuan yang
menutupinya.
d. Berdasarkan Debit Airnya (Volume Airnya
(1) Sungai Permanen,
adalah sungai yang debit airnya sepanjang
tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini adalah sungai
Kapuas,
Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan
Indragiri di Sumatera.
2) Sungai Periodik,
adalah sungai yang pada waktu musim
hujan airnya banyak, sedangkan pada
musim kemarau airnya kecil. Contoh
sungai jenis ini banyak terdapat di pulau
Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan
sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai
Progo dan sungai Code di Daerah
Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas
di Jawa Timur.
(3) Sungai Episodik,
adalah sungai yang pada musim
kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh sungai
jenis
ini adalah sungai Kalada di pulau
Sumba.
(4) Sungai Ephemeral,
adalah sungai yang ada airnya
hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini
hampir sama dengan jenis
episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum
tentu banyak
3. Pola Aliran Sungai
 a. Pola radial
 Dapat dibedakan menjadi pola radial memusat (
Sentripetal ) dan pola radial menyebar ( Sentrifugal
). Pola radial memusat terjadi di daerah yang
berupa basin sedangkan pola radial menyebar
terjadi di daerah yang berbentuk kubah ( dome ).
b. Pola dendritik
 Pola aliran yang tidak
teratur. Anak sungai
bermuara ke induk
sungai dengan sudut
tumpul . Pola ini ada
pada daerah dataran
rendah.
c. Pola trellis
 Pola ini terdapat pada
daerah lipatan. Aliran
dari anak sungai sejajar
dengan sungai induk ,
dan alirannya bertemu
membentuk sudut siku-
Pola Aliran Dendritik
Pola Aliran Trellis
d. Rektangular,
adalah pola
aliran yang
membentuk
sudut siku-siku
atau hampir siku-
siku 90°.
f. Anular,
adalah pola aliran
sungai yang
membentuk
lingkaran.
e. Pinate,
adalah pola aliran di
mana muara-muara
anak sungainya
membentuk sudut
lancip.
b. Danau
 Ada bermacam-macam jenis danau.
Berdasarkan proses kejadiannya
(!) Danau Tektonik,
yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses
patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau
ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut teris
terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau T
Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
2) Danau Vulkanik atau danau Kawah,
yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas
letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang
menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas
lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan
membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah danau
Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di
Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat
3) Danau Tektono-Vulkanik,
yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus,
sebagian
tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau
jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
4) Danau Karst.
Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di
daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau
Pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan
cekungan terisi
air sehingga terbentuklah danau.
5) Danau Glasial
danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es
akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga
terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan
antara
Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan
dan
 6) Waduk atau Bendungan,
adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan
listrik
tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini
misalnya
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam
Kiri di
c. Rawa
 Suatu daerah datar atau sedikit cekung yang tergenang oleh air.
 Rawa airnya bersifat asam, warna airnya kemerahan, dan kurang baik
untuk irigasi.
 Ada dua jenis rawa yaitu:
1) Rawa yang airnya tidak
mengalami pergantian, dan
2) Rawa yang airnya selalu
mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak
memiliki pintu pelepasan air
sehingga airnya selalu
tergenang.
Sedangkan rawa jenis kedua
memiliki pintu pelepasan air
sehingga airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami
pergantian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Airnya asam atau payau,
berwarna merah, kurang bagus
untuk mengairi tanaman dan
tidak dapat dijadikan air minum.
Kadar keasaman air (pH)
mencapai 4,5.
2) Karena airnya asam, maka tidak
banyak organisme (hewan
maupun tumbuhtumbuhan) yang
hidup.
3) Pada bagian dasar rawa
umumnya tertutup gambut yang
tebal.
1. Pantai 2. Pesisir
B. PERAIRAN LAUT DAN
POTENSINYA
adalah sebuah bentuk geografis yang
terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah
pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas
antara daratan dan perairan laut. Panjang
garis pantai ini diukur mengeliling seluruh
pantai yang merupakan daerah teritorial
suatu negara.
Pesisir adalah suatu daerah untuk
pertemuan darat dan laut, arah yang
mengarah ke darat disebut daratan
sehingga masih dipengaruhi oleh
pasang surut, angin laut dan
sebagainya.Sedangkan arah yang
mengarah ke laut termasukk bagian
yang masih dipengaruhi oleh proses
alami di darat, contoh sedimentasi
3. LAUT
 a. Morfologi Dasar Laut
1. Tepi Benua
a. Continental Shelf
b. Continental Slope c. Continental Rise
Landas Benua merupakan
bagian laut paling tepi
sebagai kelanjutan dari
benua dan yang
mengelilinginya.
adalah tebing dasar laut
atau zone peralihan
antara paparan dan
wilayah laut dalam atau
dasar samudra.
Continental Rise adalah
dasar laut dengan sudut
kemiringan landai sekitar
0.1% dan merupakan
bagian batas benua yang
sesungguhnya yang
langsung berbatasan
dengan dasar samudera.
2. Dasar Laut Dalam
a. Trog
b. Oceanic Ridge c. Guyot
Palung laut adalah bagian luar bumi
yang terdapat di dasar laut dengan
kedalaman lebih dari 5.000 meter,
bahkan bisa mencapai ± 7.000 – 11.000
meter. Daerah ingresi di laut ini
bentuknya memanjang, berdinding curam
dan semakin ke dasar semakin
menyempit, sebagai akibat dari proses
adalah rantai gugusan
gunungapi di bawah laut
dimana kerak bumi baru
terbentuk dari leleran
magma dan aktivitas gunung
berapi. MOR juga
berasosiasi dengan daerah
divergensi lempeng tektonik
yang membentuk celah di
Guyot adalah Gunung
bawah laut yang
puncaknya datar. Puncak
yang datar dari guyot ini
selain akibat erosi, juga
dapat terbentuk oleh
erupsi vulkanik.
d. Abysall Hill
Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan
kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan
bumi. Dataran abisal yang dijumpai di pantai Argentina mempunyai perbedaan
tinggi kurang dari 3 meter pada jarak lebih dari 1300 kilometer. Topografi yang datar
ini kadang-kadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang
tertimbun.
b. Jenis-jenis Laut
(1) Berdasarkan proses Terjadinya
a. Laut Transgresi (laut yang
meluas),
terjadi karena adanya perubahan
permukaan laut secara positif
(secara meluas). Perubahan
permukaan ini terjadi karena
naiknya permukaan air laut atau
daratannya yang turun, sehingga
bagian-bagian daratan yang
rendah tergenang air laut.
Perubahan ini terjadi pada
zaman es. Contoh laut jenis ini
adalah laut Jawa, laut Arafuru
dan laut Utara.
b. Laut Ingresi,
adalah laut yang terjadi karena
adanya penurunan tanah di dasar laut.
Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut
tanah turun. Penurunan tanah didasar laut
akan
membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk
laut
atau basin adalah penurunan di dasar laut
yang
berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk
Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia.
Sedangkan Palung Laut atau trog adalah
penurunan di dasar laut yang bentuknya
memanjang. Contohnya palung Mindanau
yang
dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang
dalamnya
7.450 m, palung Jepang yang dalamnya
c. Laut Regresi,
adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya
pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh
sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak
terjadi di pantai utara pulau Jawa.
(2). Berdasarkan letaknya,
a. Laut tepi (laut pinggir),
adalah laut yang terletak di
tepi benua (kontinen) dan
seolah-olah terpisah dari
samudera luas oleh
daratan pulau-pulau atau
jazirah. Contohnya laut
Cina Selatan dipisahkan
oleh kepulauan Indonesia
dan kepulauan Filipina.
b. Laut pertengahan,
adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan
mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara
benua Afrika-Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia
dengan Amerika dan lain-lain.
c. Laut pedalaman, adalah laut-
laut yang hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan.
Contohnya laut Kaspia, laut
Hitam dan laut Mati.
 Berdasarkan kedalamannya
laut dibedakan menjadi 4
wilayah (zona) .
a. Zona Lithoral, adalah wilayah
pantai atau pesisir atau shore.
Di wilayah ini pada saat
air pasang tergenang air dan
pada saat air laut surut
berubah menjadi daratan. Oleh
karena itu wilayah ini sering
juga disebut wilayah pasang-
surut.
b. Zona Neritic (wilayah laut
dangkal),
yaitu dari batas wilayah
pasang surut hingga
kedalaman 150 m. Pada
zona ini masih dapat
ditembus oleh sinar
matahari sehingga
pada wilayah ini paling
banyak terdapat berbagai
jenis kehidupan baik hewan
maupun tumbuh-tumbuhan.
Contohnya laut Jawa, laut
Natuna, selat Malaka dan
laut-laut di sekitar
kepulauan Riau.
c. Zona Bathyal (wilayah laut
dalam),
adalah wilayah laut yang
memiliki kedalaman antara
150 m hingga 1800 m.
Wilayah ini tidak dapat
tertembus sinar matahari,
oleh
karena itu kehidupan
organismenya tidak
sebanyak yang terdapat di
wilayah Neritic.
d. Zone Abyssal (wilayah
laut sangat dalam),
yaitu wilayah laut yang
memiliki kedalaman
di atas 1800 m. Di
wilayah ini suhunya
sangat dingin dan tidak
ada tumbuh-tumbuhan.
Jenis hewan yang
dapat hidup di wilayah
ini sangat terbatas.
c. Gerak Air Laut
1. Gelombang 2. Pasang Surut Air Laut
Faktor2 yang mempengaruhi besarnya gelombang:
1. Pengaruh Angin
Kecepatan angin
Waktu angin bertiup
Jarak angin yang bertiup bebas
Berdasar pengaruh angin, gelombang dibedakan
menjadi:
• Riak gelombang
Dipengaruhi oleh angin sepoi2 basah dengan kecepatan
lebih besar dari 1m/det
• Gelombang besar
- Ultra Gravity Waves
Gel ini menghasilkan periode sebesar 0,1-1 det
- Ordinary Gravity Waves
Gel ini digerakkan oleh angin dengan kecepatan lebih
dari 6,5-7 cm per detik, menghasilkan periode gel
sebesar 1-20 det
- Infragravity Waves
Periode gel mencapai 30-5 mnt
- Long Periode Waves
Gel ini disamping digerakkan oleh angin badai, juga oleh
gempa bumi dan tsunami. Besar periode gel antara 5
menit - 12 jam
Besar kecilnya pasang lautan
sangat dipengaruhi oleh posisi
dari matahari dan bulan. Apabila
matahari dan bulan berada pada
suatu garis lurus maka gaya
gravitasinya akan menyebabkan
pasang naik yang tinggi.
3. Salinitas
 Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam
terlarut dalam air
 Pada versi yang lebih lengkap Salinitas merupakan
jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu
kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi
oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi
klorida.
 bahan-bahan organik dioksidasi Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami
sangat kecil (kurang dari 0,005 ppt) sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Jika lebih dari
itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi
saline bila konsentrasinya 30 ppt dan dikatakan brine jika
konsentrasinya lebih dari 50 ppt.
D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan
Darat dalam Unit DAS
 Definisi DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS)
secara umum didefinisikan
sebagai suatu
hamparan wilayah/
kawasan yang dibatasi oleh
pembatas topografi
(punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan
air hujan, sedimen dan
unsur hara serta
mengalirkannya melalui
anak-anak sungai dan
keluar pada sungai utama
 Bentuk DAS
Bentuk DAS mempunyai
pola aliran dan
ketajaman
puncak discharge banjir.
Bentuk DAS sulit
dinyatakan secara
kuantitatif. Dengan
membandingkan
konfigurasi basin dapat
dibuat suatu indeks yang
berdasarkan pada
derajad
 Pengelolaan DAS
 Pengelolaan DAS dapat disebutkan
merupakan suatu bentuk pengembangan
wilayah yang menempatkan DAS sebagai
suatu unit pengelolaan sumber daya alam
(SDA) yang secara umum untuk mencapai
tujuan peningkatan produksi pertanian dan
kehutanan yang optimum dan berkelanjutan
(lestari) dengan upaya menekan kerusakan
seminimum mungkin agar distribusi aliran air
sungai yang berasal dari DAS dapat merata
sepanjang tahun.
 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bersifat
multidisiplin dan lintas sektoral maka dalam
pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan
DAS perlu diterapkan azas One River One
Plan, yaitu suatu perencanaan terpadu
dengan memperhatikan kejelasan keterkaitan
antar sektor pada tingkat daerah/wilayah dan
nasional serta kesinambungan-nya. Selain itu
pelaksanaan pengelolaan DAS umumnya
melalui tiga upaya pokok :
· Pengelolaan tanah melalui
usaha konservasi tanah dalam arti luas;
· Pengelolaan sumber daya air melalui usaha
perlindungan sumber daya air;
· Pengelolaan hutan, khususnya hutan lindung.
 Kegiatan pengelolaan DAS juga dihubungkan dengan
kelestarian sumber daya air, yaitu:
· Kuantitatif: memperbesar suplai ke dalam tanah sehingga
menambah tampungan air tanah dan meningkatkan suplai air
tanah ke alur sungai yang berdampak
mengurangi fluktuasi debit limpasan;
· Kualitatif: mengurangi kandungan material tersuspensi aliran
sungai (suspended load). Sebagai akibat bertambah besarnya
air hujan yang masuk ke dalam tanah sehingga pengikisan
permukaan berkurang;
 Dampak lain dari pengelolaan DAS yang baik adalah
peningkatan produktivitas lahan karena peningkatan resapan
air hujan ke dalam tanah akan menambah kadar lengas tanah
(soil moisture) yang selain akan memperbesar ketersediaan air
juga meningkatkan proses disintegrasi dan dekomposisi
regolith dan batuan induk yang berakibat meningkatnya unsur
mineral dan unsur hara tanah yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan tanaman.
 Ditinjau dari pengelolaan kondisi fisik DAS terdapat 3 jenis
pengelolaan, yaitu
· Secara teknis, yaitu pengelolaan dengan teknik-
teknik konservasi lahan
· Secara vegetatif, yaitu dengan penghutanan kembali lahan
E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut Secara
Berkelanjutan
1. Sebagai Sarana Transportasi 2. Sebagai Sumber Tenaga
Luasnya samudera bukanlah penghalang
bagi hubungan antara satu wilayah dan
wilayah lainnya. Dengan adanya samudra,
manusia telah dapat menciptakan berbagai
macam sarana transportasi laut yang
berupa kapal untuk melakukan perjalanan.
Laut merupakan sarana lalu lintas air yang
murah. Melalui laut, bermacam-macam
benda dapat dibawa dari satu pulauke
Laut juga terenal sebagai salah satu sumber
energi terbarukan yang pada saat ini
memang belum tergarap dengan sempurna.
Berbagai potensi energi terbarukan
sebenarnya terdapat di laut Indonesia dalam
jumlah yang sangat besar. Di antaranya
terdapat arus laut abadi yang
menghubungkan dua samudara, yaitu
Samudera Hindia dan Pasifik, yang di bawah
lautnya terdapat arus abadi yang jika
digunakan untuk menggerakkan turbin listrik,
bukan saja Indonesia, daratan Asia bisa
3. Sebagai Lahan Perikanan 4. Sebagai Lokasi Pariwisata
5. Sebagai Pengatur Iklim 6. Sebagai Lahan Pertanian
Laut
Laut merupakan komponen penting yang
berpengaruh terhadap perubahan iklim di dunia.
Salah satu pengaruh lautan yang cukup
dominan adalah dalam proses terjadinya hujan.
Tanpa adanya lautan akan sedikit sekali uap air
yang berada di atmosfer. Dengan adanya uap
air itulah berbagai macam perubahan cuaca
dapat dirasakan oleh manusia di bumi, antara
lain panas, dingin, dan hujan.
7. Sebagai Sarana Pertahanan dan Keamanan
Laut merupakan sarana pertahanan dan keamanan. Kapal-kapal
militer dapat digunakan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan
wilayah Indonesia dari serangan negara asing dan perompak.
Pusat Penelitian Oseanografi
 A. Tugas
Tugas Pusat Penelitian
Oseanografi LIPI adalah
melaksanakan
penelitian di bidang
oseanografi
 B. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut, maka Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI
mempunyai fungsi:
1.Penyusunan kebijakan teknis,
rencana, dan program penelitian
di bidang oseanografi;
2.Penelitian di bidang
oseanografi;
3.Pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan
penelitian di bidang oseanografi;
dan
F. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Pusat Penelitian Oseanografi
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH,
MOHON MAAF KALAU
KURANG BERKENAN
If You like this presentation pls like, Comme
share first
Follow @donnasndr
Add Id donna21400
silent saver got Karma
Thank You

More Related Content

What's hot (20)

K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1
 
Dasar klimatologi
Dasar klimatologiDasar klimatologi
Dasar klimatologi
 
Iklim
IklimIklim
Iklim
 
Atmosfer Kelas X Semester 2
Atmosfer Kelas X Semester 2Atmosfer Kelas X Semester 2
Atmosfer Kelas X Semester 2
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Power point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosferPower point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosfer
 
Presentasi atmosfer mata kuliah KLIMATOLOGI
Presentasi atmosfer mata kuliah KLIMATOLOGIPresentasi atmosfer mata kuliah KLIMATOLOGI
Presentasi atmosfer mata kuliah KLIMATOLOGI
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
Geografi fisik kelompok 9
Geografi fisik kelompok 9Geografi fisik kelompok 9
Geografi fisik kelompok 9
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosferTugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
 
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
 
Pengertian atmosfer
Pengertian atmosferPengertian atmosfer
Pengertian atmosfer
 
presentasi IPA Biologi (Atmosfer)
presentasi IPA Biologi (Atmosfer)presentasi IPA Biologi (Atmosfer)
presentasi IPA Biologi (Atmosfer)
 
Lapisan – lapisan atmosfer
Lapisan – lapisan atmosferLapisan – lapisan atmosfer
Lapisan – lapisan atmosfer
 

Viewers also liked

Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013
Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013
Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013MGelesz
 
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10Jacqueline Celine
 
Angin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas XAngin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas XZhafirah Yumna
 
ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10W Apri
 
BAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGAN
BAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGANBAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGAN
BAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGANCIKGUZARINAMN MN
 
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Verani Nurizki
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Benua dan Samudra IPS SMP
Benua dan Samudra IPS SMPBenua dan Samudra IPS SMP
Benua dan Samudra IPS SMPlestaridiana28
 
Layers of the Atmosphere
Layers of the AtmosphereLayers of the Atmosphere
Layers of the AtmosphereJan Parker
 
Atmosphere Powerpoint
Atmosphere PowerpointAtmosphere Powerpoint
Atmosphere PowerpointMrs. Henley
 

Viewers also liked (20)

Modul kelas x atmosfer
Modul kelas x   atmosferModul kelas x   atmosfer
Modul kelas x atmosfer
 
Geografi (blog)
Geografi (blog)Geografi (blog)
Geografi (blog)
 
Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013
Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013
Enterprise Application Services Troposphere Consulting Jan 2013
 
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
 
Dinamika atmosfer
Dinamika  atmosferDinamika  atmosfer
Dinamika atmosfer
 
Makalah meteo
Makalah meteoMakalah meteo
Makalah meteo
 
Angin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas XAngin (geografi) kelas X
Angin (geografi) kelas X
 
Bab 16
Bab 16Bab 16
Bab 16
 
ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10
 
Lengkap geo
Lengkap geoLengkap geo
Lengkap geo
 
Angin ppt
Angin pptAngin ppt
Angin ppt
 
BAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGAN
BAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGANBAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGAN
BAB 16 PERKEMBANGAN SISTEM PERHUBUNGAN
 
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Perairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinyaPerairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinya
 
Benua dan samudera
Benua dan samuderaBenua dan samudera
Benua dan samudera
 
Benua dan Samudra IPS SMP
Benua dan Samudra IPS SMPBenua dan Samudra IPS SMP
Benua dan Samudra IPS SMP
 
Layers of the Atmosphere
Layers of the AtmosphereLayers of the Atmosphere
Layers of the Atmosphere
 
The layers of the Atmosphere
The layers of the AtmosphereThe layers of the Atmosphere
The layers of the Atmosphere
 
Atmosphere Powerpoint
Atmosphere PowerpointAtmosphere Powerpoint
Atmosphere Powerpoint
 

Similar to Geografi bab 1 dan 2 kls x smt 2

Geografi all materi
Geografi all materiGeografi all materi
Geografi all materiRio Rivaldi
 
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroEfek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroRendy Rinaldi
 
Unsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan Haba
Unsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan HabaUnsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan Haba
Unsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan Habaharalhaj
 
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANBUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANAlifia Laras
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfersabah16
 
Nur lathifah.a prodistik b
Nur lathifah.a prodistik bNur lathifah.a prodistik b
Nur lathifah.a prodistik bYanie Tohtedji
 
Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02
Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02
Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02Abiy Cendikia
 
PPT Agroklimat bab III radiasi
PPT  Agroklimat bab III  radiasiPPT  Agroklimat bab III  radiasi
PPT Agroklimat bab III radiasiJuwita Hutajulu
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6isanuri
 
DINAMIKA ATMOSFER.pdf
DINAMIKA ATMOSFER.pdfDINAMIKA ATMOSFER.pdf
DINAMIKA ATMOSFER.pdfAntonySaputra
 
Struktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaStruktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaEsti Widiawati
 
X 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawanX 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawanajengRG
 

Similar to Geografi bab 1 dan 2 kls x smt 2 (20)

Geografi all materi
Geografi all materiGeografi all materi
Geografi all materi
 
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroEfek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
 
Unsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan Haba
Unsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan HabaUnsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan Haba
Unsur unsur cuaca dan iklim dan Imbangan Haba
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Ppt Atmosfer lisna
Ppt Atmosfer lisnaPpt Atmosfer lisna
Ppt Atmosfer lisna
 
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANBUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
 
Atmosfer2
Atmosfer2Atmosfer2
Atmosfer2
 
Bakul 3. atmosfer bumi
Bakul 3. atmosfer bumiBakul 3. atmosfer bumi
Bakul 3. atmosfer bumi
 
Nur lathifah.a prodistik b
Nur lathifah.a prodistik bNur lathifah.a prodistik b
Nur lathifah.a prodistik b
 
Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02
Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02
Powerpointatmosfer 121222002930-phpapp02
 
Laporan metklim
Laporan metklimLaporan metklim
Laporan metklim
 
PPT Agroklimat bab III radiasi
PPT  Agroklimat bab III  radiasiPPT  Agroklimat bab III  radiasi
PPT Agroklimat bab III radiasi
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6
 
DINAMIKA ATMOSFER.pdf
DINAMIKA ATMOSFER.pdfDINAMIKA ATMOSFER.pdf
DINAMIKA ATMOSFER.pdf
 
Struktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaStruktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanya
 
X 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawanX 9 03-ajeng ramadhani gunawan
X 9 03-ajeng ramadhani gunawan
 
Ria
RiaRia
Ria
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer.pptx
Atmosfer.pptxAtmosfer.pptx
Atmosfer.pptx
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Geografi bab 1 dan 2 kls x smt 2

  • 1. TUGAS GEOGRAFI INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER BAB 1 OLEH 1. DONNA SANDRA DWIPERMANA (18)
  • 2. BAB 1 A. Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya bagi Kehiduan B. Cuaca dan Iklim serta pengukurannya C. Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara menentukannya D. Karakteristik Iklim di Indonesia dan pengaruhnya E. Damak perubahan Iklim Global F. Kajian tentang Iklim dan pemanfaatannya G. Layanan BMKG
  • 3. A. Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya bagi Kehidupan
  • 4.
  • 5. 5
  • 8. TROPOSFER  Lapisan troposfer merupakanlapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca.  Sebagian besar awan yang menyebabkan hujan terbentuk di lapisan ini
  • 9. STRATOSFER  Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan beberapa pesawat terbang dapat mencapai lapisan stratosfer.  Lapisan ozon berada di atas lapisan ini. Lapisan ozon adalah lapisan yang penting karena melindungi Bumi dari sinar ultraviolet dari Matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung mengenai Bumi akan membunuh semua makhluk hidup.
  • 10. MESOSFER  Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas permukaan bumi.  Mesosfer memiliki campuran oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida yang sama dengan lapisan di bawahnya. Namun, kandungan uap airnya sangat sedikit.
  • 11. TERMOSFER  Lapisan termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas permukaan bumi.  Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut aurora.
  • 12. EKSOSFER  Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu lapisan eksosfer.  Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas permukaan bumi.  Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar.
  • 13. MANFAAT ATMOSFER TERHADAP BUMI  Perlindungan dari benda-benda luar angkasa.  Filter dari Radiasi dan Sinar-sinar berbahaya dari matahari.  Penjaga bumi terhadap stabilitas suhu.
  • 14. Perlindungan dari benda-benda luar angkasa Setiap saat benda-benda dari luar angkasa dapat masuk kedalam orbit bumi dan tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Lapisan atmosfer membuat batu/meteor yang masuk ke dalam orbit bumi dan tertarik oleh gaya gravitasi bumi hancur menjadi debu akibat panas yang ditimbulkan ketika batu/meteor tersebut bergesekan dengan atmosfer dengan kecepatan tinggi sehingga dia tidak sampai ke permukaan bumi.
  • 15. Filter dari Radiasi dan Sinar- sinar berbahaya dari matahari. Sebagian dari cahaya matahari sangat berbahaya bagi kehidupan.Sinar Ultra Violet dan Infra Merah yang berlebihan dapat membunuh seluruh mahluk hidup di atas permukaan bumi. Namun karena bumi terlapisi oleh atmosfer, cahaya atau sinar tersebut dapat tersaring hingga hanya sebagian kecil saja yang tetap di teruskan sampai ke permukaan bumi, karena cahaya tersebut sebenarnya juga masih dibutuhkan di bumi dalam sekala kecil.
  • 16. Penjaga bumi terhadap stabilitas suhu. Lapisan atmosfer bumi ini berperan menjaga kestabilan suhu, pada siang hari dia membiarkan sebagian panas yang masuk ke permukaan bumi dari sinar matahari dan pada malam hari dia tetap mempertahankan suhu yang didapat dari sinar matahari tersebut sehingga suhu dipermukaan bumi tetap hangat.
  • 19.
  • 20. Pemanasan global atau global warming  adalah fenomena naiknya suhu bumi akibat peningkatan efek rumah kaca. Sinar matahari yang seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa malah terperangkap di atmosfir karena peningkatan jumlah gas-gas tertentu. Fenomena yang disebut efek rumah kaca inilah yang membuat bumi panas.
  • 21. Definisidankontroversipemanasanglobal  PEMANASAN GLOBAL (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi  PERUBAHAN IKLIM merupakan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata  Ilmuwan terpecahnya kelompok ilmuwan  Ilmuwan alarmist : berpendapat bahwa naiknya suhu bumi disebabkan ulah manusia melalui buangan/emisi gas  Ilmuwan ilmuwan sceptic/deniers : berpendapat bahwa naik atau turunnya suhu bumi adalah peristiwa alami semata alias bukan ulah manusia Definisi Kontroversi
  • 22. Penyebabpemanasanglobal Beberapa Faktor  Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar fosil  Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi  Gas Metana dari peternakan dan pertanian.  Aktivitas penebangan pohon  Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
  • 23. Akibatpemanasanglobal  Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia  Peningkatan intensitas terjadinya badai  Menurunnya produksi pertanian akibat gagal panen  Makhluk hidup terancam kepunahan
  • 24. Umpan balikperubahaniklim penjelasan  Umpan-balik iklim adalah sebuah proses awal di dalam iklim yang menyebabkan perubahan pada sebuah proses lain di dalam iklim, yang kemudian berpengaruh pada proses awal.
  • 25. Umpan balikperubahaniklim  Uap air: umpan-balik uap air adalah positif. Dengan menghangatnya atmosfer karena meningkatnya tingkat gas rumah kaca, konsentrasi uap air meningkat. Karena uap air adalah gas rumah kaca, pada akhirnya akan menimbulkan lebih banyak penghangatan.
  • 26. Umpan balikperubahaniklim  Lapisan awan: Awan dapat memperkuat (meningkatkan – umpan balik positif) atau memperlemah (mengurangi – umpan balik negatif) pemanasan. Awan secara efektif menyerap radiasi infra merah yang dilepaskan oleh Bumi, meradiasikan kembali energi (panas) ke tanah dan dengan demikian mengerahkan efek rumah kaca, menghangatkan Bumi. Namun, awan dapat juga merefleksikan keluar energi matahari yang masuk, mendinginkan Bumi.
  • 29. B. Cuaca dan Iklim serta pengukurann
  • 30. CUACA  KEADAAN UDARA DISUATU TEMPAT PADA SUATU SAAT  WAKTUNYA SINGKAT  DAERAHNYA SEMPIT  BERUBAH-UBAH SETIAP SAAT  DIPELAJARI OLEH BADAN METEOROLOGI
  • 31. IKLIM  RATA-RATA CUACA PADA SUATU WILAYAH DALAM WAKTU YANG RELATIF LAMA  DAERAH LUAS  RELATIF TETAP  DIPELAJARI OLEH BADAN KLIMATOLOGI
  • 33. UNSUR CUACA DAN IKLIM  TEMPERATUR / SUHU UDARA: keadaan panas dan dinginya udara
  • 36. ANGIN UDARA YANG BERGERAK DARI TEKANAN MAKSIMUM KE TEKANAN YANG MINIMUM ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN ADALAH ANEMOMETER
  • 38. ARAH ANGIN SECARA UMUM 38
  • 39. ANGIN SIKLON & ANGIN ANTISIKLON
  • 40. ANGIN DARAT & ANGIN LAUT
  • 41. ANGIN LEMBAH & ANGIN GUNUNG
  • 43. Kelembaban udara Banyak sedikitnya uap air yang terkandung didalam udara. Alat untuk mengukur kelembaban udara adalah Higrometer
  • 45. KELEMBABAN UDARA  KELEMBABAN MUTLAK (ABSOLUT) JUMLAH UAP AIR YANG TERDAPAT DALAM UDARA DINYATAKAN DENGAN GRAM UAP AIR SETIAP M3 UDARA  KELEMBABAN RELATIF (NISBI) PERBANDINGAN JUMLAH UAP AIR MAKSIMUM YANG DIKANDUNG UDARA DALAM SUHU YANG SAMA (DINYATAKAN DALAM %) 45
  • 47. AWAN TERJADINYA AWAN BILA UAP AIR DI UDARA YANG TEMPERATURNYA MENGALAMI PENURUNAN HINGGA MENCAPAI TITIK KONDENSASI 47
  • 48. GOLONGAN AWAN  CIRRUS (> 6.000 METER) AWAN TINGGI  ALTO (2.000-6.000 METER) AWAN SEDANG  STRATUS (< 2.000 METER) AWAN RENDAH  AWAN YANG BANYAK MENGHASILKAN HUJAN ADALAH AWAN NIMBOSTRATUS DAN CUMULUS NIMBUS 48
  • 50. nimbostratu s Letaknya rendah < 610 m di atas bumi dan sangat luas, lapisannya melebar seperti kabut yang berlapis-lapis, berwarna abu- abu, pinggirnya bergerigi, menghasilkan hujan stratus Awan ini memiliki bentuk yang tidak menentu, tepinya compang-camping tak beraturan, tebal, berwarna putih kegelapan, menimbulkan gerimis/salju. stratokumulu s Awan bertumpuk dan membentuk gulungan besar seperti gelombang, halus, lapisannya tidak begitu tebal, berwarna putih keabu-abuan dengan tepian terang, diantaranya masih sedikit terlihat langit biru Awan Rendah
  • 51. Awan ini kecil- kecil tetapi banyak, biasanya berbentuk seperti bola yang tebal atau bergulung- gulung melingkar seperti altokumulus Awan ini luas, tampak seperti alas/selendang, berwarna keabu- abuan, bagian yang mengahdap sinar matahari tampak lebih terang, mengandung altostratus Awan Menengah
  • 52. sirostratus Tampak seperti kelambu putih halus, luas menutupi langit sehingga tampak cerah, mempunyai struktur serat dan kadang terlihat seeprti anyaman yang tidak teratur, awan ini sering memberikan fenomena “halo” Awan ini halus, struktur berserat, tampak seperti bulu ayam, sering tersusun sebagai pita yang melengkung, berwarna putih, tidak menimbulkan sirus sirokumulus Awan ini terputus-putus dan penuh kristal-kristal es, tampak seperti gerombolan domba, berwarna putih, tebal, dapat menimbulkan bayangan.
  • 53. kumulus kumulonimbu s Letaknya rendah, tidak menyatu/terpisah-pisah, bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih berbentuk kubah seperti kapas, memiliki puncak- puncak berkepul-kepul membulat agak tinggi dan memiliki dasar horizontal, tebal, terbentuk pada siang hari dalam udara yang naik, bagian yang berhadapan daengan matahari kelihatan terang, jika hanya memperoleh sinar sebelah saja akan menimbulkan bayangan Awan ini merupakan salah satu awan yang menimbulkan hujan disertai dengan petir. Memmiliki volume yang besar, tebal, tampak seperti menara/gunung dengan pundak yang melebar. Ahli meteorologis telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan ini menghasilkan
  • 54. CURAH HUJAN  Uap air yang mengkondensasi dan jatuh dipermukaan bumi dalam proses hidrologi  Alat untuk mengukur curah hujan disebut hidrometer atau abrometer
  • 55. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN  FLUVIOGRAF DAN OMBROMETER
  • 56. HUJAN ZENITHAL ( konvensional ) Hujan yang disebabkan oleh naiknya udara yang mengandung uap air ke angkasa secara vertikal kemudian mengalami kondensasi maka terjadilah hujan
  • 58. HUJAN OROGRAFIS  Hujan yang terjadi dilereng pegunungan, terjadi karena udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan dan mengalami proses kondensasi karena pendinginan temperatur maka terjadilah hujan
  • 59.  Hujan Siklonal: udara panas lembab naik, bersama dengan angin berputar kemudian jatuh sbg hujan. HUJAN SIKLONAL
  • 60. HUJAN FRONTAL  Hujan yang terjadi karena pertemuan dua masa udara yang berbeda temperaturnya. Hal tersebut mengakibatkan masa udara panas yang mengandung uap air akan naik keatas dan masa udara dingin akan mengalami kondensasi yang mengakibatkan hujan
  • 62. HUJAN ASAM Hujan kang kondisi airnya menunjukkan tingkat keasaman yang cukup tinggi akibat polusi udara
  • 63. c. Klasifikasi Iklim dan Cara Menentukannya KLASIFIKASI IKLIM FISIS MATAHARI KOPPEN SCHMIDT- FERGUSON OLDEMAN JUNGHUHN
  • 64. MACAM-MACAM IKLIM Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis. Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut : 1. Iklim Matahari 2. Iklim Koppen 3. Iklim Schmidt - Ferguson 4. Iklim Oldeman 5. Iklim Junghunh
  • 65. 1. IKLIM FISIS Iklim fisis yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu wilayah.
  • 66. Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai berikut : a) Iklim konfinental (darat) dan iklim Maritim (laut). Iklim darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim laut, terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun Gobi (Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan Gurun Kalahari (Afrika) dan kawasan-kawasan Australia Tengah.
  • 67. b) Iklim Uganari. Iklim Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature siang dan malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang memiliki iklim uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi Wonosari (Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar). c) Iklim Pegunungan. Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya Wijaya (Indonesia), Pegunungan Andes (Argentina), dan Pgunungan Alpen (Swiss).
  • 68. IKLIM MATAHARI Iklim Matahari, yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Banyaknya panas yang di terima oleh permukaan bumi ini berlainan berdasarkan letak garis lintangnya. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari. Iklim matahari di sebut juga iklim garis lintang atau iklim teoritis. Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dapat dibagi menjadi 5 kawasan iklim sebagai berikut : 1) Daerah Iklim Panas (tropis) 2) Daerah Iklim Sub tropis Utara 3) Daerah Iklim Sub tropis Selatan 4) Daerah Iklim Sedang Utara 5) Daerah Iklim Sedang Selatan 6) Daerah Iklim Dingin Utara 7) Daerah Iklim Dingin Selatan Berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.
  • 69. Gambar pembagian daerah iklim Matahari
  • 70. Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara maupun sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik. Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang atau di daerah subtropik. Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut : 1. Tanggal 21 Maret Matahari berada persis di garis khatulistiwa. 2. Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50 Lintang utara. 3. Tanggal 23 SeptemberMatahari kembali beredar di garis Equator. 4. Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau 23,50 Lintang Selatan.
  • 71. IKLIM KOPPEN Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim : 1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis. - temperatur bulanan rata-rata > 18 oC, - suhu tahunan 20 oC – 25 oC - curah hujan bulanan > 60 mm. 2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun . Dengan ciri curah hujan < penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun. 3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah. Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini terbagi menjadi : Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering) Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering) Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
  • 72. 4. Iklim D, yaitu iklim dingin. Dengan ciri temperatur bulan terdingin < 3 oC dan temperatur bulan terpanas >10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df Dw = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering Df = iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. 5. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi : ET Iklim tundra DF Iklim salju
  • 73.
  • 74. IKLIM SCHMIDT-FERGUSON Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut : Rata-rata bulan kering Q = Rata-rata bulan basah Keterangan: Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100 mm Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm
  • 75. Tipe hujan Rasio Q Klasf iklim A 0  Q < 0,143 sangat basah B 0,143  Q < 0,333 basah C 0,333  Q < 0,6 agak basah D 0,6  Q < 1,0 sedang E 1,0  Q < 1,67 agak kering F 1,67  Q < 3,0 kering G 3,0  Q < 7,0 sangat kering H Q  7,0 luar biasa kering
  • 76. IKLIM OLDEMAN Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah – daerah tertentu. Penggolongan iklimnya lebih di kenal dengan zona agroklimat. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut : 1) A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan; 2) B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering; 3) B2 7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 4) C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 5) C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 6) C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering; 7) D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering; 8) D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 9) D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering; 10) D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering; 11) E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering; 12) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering; 13) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering; 14) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.
  • 77. IKLIM OLDEMAN Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu : Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketentuan tertentu diurutkan sebagai berikut: a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm b. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm c. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
  • 78. IKLIM JUNGHUHN F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian F. Junghuhn membagi iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone: a. Zone iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan > 220 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa). b. Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 220 C ( kopi, the, kina dan karet). c. Zone iklim sejuk. Ketinggian 1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 110 C – 150 C (cocok tanaman holtikultura). d. Zone iklim dingin. Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 110 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut). e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.
  • 80. MUSIM DI INDONESIA 80 D. Karakteristik Iklim di Indonesia dan pengaruhnya
  • 81. A. MUSIM HUJAN Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir  Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.  Di kota-kota besar dan di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah penduduk terendam , bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut.  Kondisi pemukiman penduduk yang terendah banjir  Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.
  • 82. B. MUSIM KEMARAU  Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.  Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khusus nya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering
  • 83. C. MUSIM PANCAROBA Musim pancaroba adalah musim peralihan dari musm penghujan ke musim kemarau, yaitu terjadi pada bulan Maret-April yang disebut dengan "musim maeng". Sedangkan perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan, yaitu bulan September-Oktober yang disebut dengan "musim labuh". Pada musim ini, ditandai dengan tekanan angin yang tak menentu, terkadang lemah, kuat dan banyak petir atau guntur.
  • 84.  Iklim di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya  1. Perairan laut  Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang memiliki laut yang luas sehingga mengakibatkan terbentuknya pola iklim laut  2. Topografi  Wilayah Indonesia memiliki ketinggian yang bervariasi mulai dari dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan yang memiliki suhu udara yang berbeda sehingga membentuk iklim vertikal dari dataran rendah ke atas yaitu iklim panas, sedang, sejuk dan dingin.  3. Letak astronomis  Secara astronomis Indonesia berada antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT, yang merupakan lintang rendah dan bersifat iklim tropis.  4. Letak geografis  Secara geografis Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia sehingga menjadi perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali. Pergantian
  • 85. 1. Jenis Iklim di Indonesia  3 Iklim di Indonesia 1. Iklim Musim (Iklim Muson). Yaitu suatu iklim yang terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim ini terdiri dari dua macam yaitu angin musim barat daya dan angin musim timur laut. a. Angin Musim Barat Daya. Suatu angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April, angin ini bersifat basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan. b. Angin Musim Timur Laut. Angin yang bertiup antara bulan Oktober hingga April dan sifat angin ini adalah kering. Dari itu, pada bulan-
  • 86. 2. Pola Umum Curah Hujan di Indonesia Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:  Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.  Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.  Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900 m di atas permukaan laut.  Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.  Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.  Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti: 1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November. 2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember. 3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari.  Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim
  • 88. E. Dampak perubahan Iklim Global 1. Dampak perubahan iklim secara global, antara lain sebagai berikut.  a. Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut naik.  b. Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan menghalangi menga lirnya air sungai ke laut dan pada akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.  c. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka.  d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.  e. Mengakibatkan El Nino dan La Nina.  f. Terjadinya perubahan pada cuaca dan iklim.  G. Terjadinya efek rumah kaca
  • 90. 90
  • 91. Laju kepunahan Kepunahan telah menjadi kenyataan sejak hidup itu sendiri muncul. Beberapa juta spesies yang ada sekarang ini merupakan spesies yang berhasil bertahan dari kurang lebih setengah milyar spesies yang diduga pernah ada. Kepunahan merupakan proses alami yang terjadi secara alami. Spesies telah berkembang dan punah sejak kehidupan bermula. Kita dapat memahami ini melalui catatan fosil.
  • 92.  2. Kenaikan permukaan laut  Naiknya permukaan laut akan menggenangi daerah dan pulau berpermukaan rendah, mengancam kehidupan daerah pesisir yang padat penduduknya, mengikis garis pantai, merusak bangunan dan merusak ekosistem seperti hutan bakau dan tanah basah yang melindungi pantai dari badai. Masalah ini ditambah lagi dengan penurunan permukaan tanah yang diakibatkan oleh beban yang dipikul tanah terlampau berat, terutama didaerah dengan gedung-gedung pencakar langit, serta penghisapan air tanah secara berlebihan.
  • 93. F. Kajian tentang Iklim dan pemanfaatannya  1. Terhadap Keanekaragaman Hayati : Beberapa dampak langsung perubahan iklim yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati : a) Spesies ranges (cakupan jenis) Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal ini mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi suhu.
  • 94.  2. Terhadap Bidang Komunikasi : Salah satu lapisan atmosfer Bumi adalah ionosfer yang memilikikemampuan memantulkan gelombang radio. Sifat fisik lapisan ini dimanfaatkan manusia dalam bidang komunikasi untuk penyiaran radio, sehingga arus informasi dapat dengan mudah dan cepat diterima oleh masyarakat. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang atmosfer dan sistem komunikasi, saat ini negara kita telah memiliki satelit komunikasi PALAPA yang ditempatkan di atmosfer pada lokasi geostasioner dengan ketinggian sekitar 36.000 km di atas muka Bumi.
  • 95.  5. Pemanfaatan Iklim di Bidang Transportasi :  Dalam bidang transportasi, faktor-faktor cuaca seperti pola angin dan curah hujan sangat mempengaruhi kelancaran jalur transportasi, baik transportasi laut maupun udara. Sebagai contoh jalur pelayaran akan sangat terganggu jika terjadi angin ribut atau badai yang disertai hujan lebat. Demikian pula dalam sistem transportasi udara. Oleh karena itu, setiap hari televisi senantiasa menginformasikan prakiraan cuaca
  • 96. G. Layanan BMKG  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • 97. 6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim; 7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; 14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • 98. 15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG; 16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG; 17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG; 18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.  Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.  Layanan BMKG dalam bidang meteorologi adalah sebagai berikut. a. Prakiraan cuaca. b. Prospek cuaca. c. Citra satelit. d. Citra radar. e. Prakiraan angin. f. Potensi banjir. g. Maritim: 1) Prakiraan tinggi gelombang di wilayah Indonesia. dan 2) Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang jalur penyeberangan. h. Siklon tropis. i. Kebakaran hutan. j. Cuaca penerbangan.]
  • 99.  Layanan BMKG dalam bidang klimatologi antara lain sebagai berikut. a. Informasi hujan bulanan. b. Prakiraan hujan bulanan. c. Prakiraan musim. d. Dinamika atmosfer. e. Potensi banjir. f. Analisis kejadian iklim ekstrem
  • 100. BAB 2 A. Siklus Hidrologi B. Perairan Darat dan Potensinya C. Perairan Laut dan Potensinya D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat dalam Unit Daerah Aliran Sungai E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut Secara Berkelanjutan F. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pusat Penelitian Oseanografi G. Penutup
  • 101. TUGAS GEOGRAFI INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA HIDROSFER BAB 2 OLEH 1. DONNA SANDRA DWIPERMANA (18)
  • 102. ► Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun. ► Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik – naik dari samudera. Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap dari danau, sungai dan tanah lembab dan yang terpenting, dikeringkan dari permukaan daun tetumbuhan hidup. ► Proses ini disebut evapotranspirasi (evaporasi dan transpirasi). Dari air yang naik ke atmosfir, sebagian besar 296.000 kilometer kubik langsung jatuh kembali ke samudera. A. SIKLUS HIDROLOGI
  • 103. ► Sebanyak 38.000 kilometer kubik lainnya jatuh ke tanah, tetapi mengalir ke sungai besar dan kecil dan dikembalikan ke samudera dalam hari, atau paling lambat dalam beberapa pekan. ► Sisanya yang sebanyak 62.000 kilometer kubik meresap ke dalam tanah dan tersedia untuk ikut ambil bagian dalam proses kehidupan tetumbuhan dan binatang..
  • 104. Seluruh siklus air di bumi ini disebut siklus hidrologi. Siklus ini berimbang antara segala yang naik dan segala yang turun ke bumi, sebaliknya tidak berlaku untuk setiap daerah
  • 105.  Penguapan paling besar terjadi di katulistiwa  Energi matahari yang terbanyak mengenai daerah ini. Tetapi awan tebal lebih sering terdapat di atas katulistiwa daripada di kebanyakan daerah lain; awan ini mengurangi penyinaran yang mencapai permukaan bumi.  Sedangkan lebih ke utara dan ke selatan, angin kencang yang lebih banyak menghembuskan lengas ke atas daripada angin katulistiwa yang termasuk tenang.
  • 106.  Angin memainkan peranan yang menentukan, karena angin kering yang panas menyerap lebih banyak lengas daripada angin hangat yang terdapat di daerah-daerah beriklim sedang.  Laju penguapan tertinggi di bumi terdapat di Laut Merah dan Teluk Persia, yang terletak di antara garis lintang utara 15° dan 30o. keganasan yang tidak kepalang tanggung dalam cara matahari memanaskan tubuh air yang besar ini memaksa keluarnya tidak kurang 3,5 meter air dari Laut Merah tiap tahunnya.
  • 107.  Laju penguapan lebih banyak lagi perbedaannya di darat; di situ permukaan air terbuka tidak banyak, dan perbedaan tingkat dalam suhu dan angin lebih besar.  Di beberapa gurun ada tempat yang mempunyai laju penguapan nol, karena memang di tempat-tempat tersebut tidak ada apa-apa yang dapat diuapkan
  • 108. Siklus air dibedakan menjadi 3 macam yaitu sbg berikut : a. Siklus air kecil Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut/lautan menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,5°C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).Penguapan Hujan Awan Uap air berubah men jadi butir-butir air terkumpul menjadi awan atau mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan laut /lautan sebagai hujan.
  • 109. b. Siklus air sedang Uap air yang berasal dari laut / lautan di tiup angin bergerak sampai di atas daratan bergabung dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Setelah mencapai ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air terkumpul menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di daratan mengalir kembali ke laut melalui sungai, permukaan tanah dan melalui resapan di dalam tanah.
  • 110. c. Siklus air besar Uap air yang berasal dari lautan setelah sampai di atas daratan karena dibawa angin bergabung dengan uap air yang berasal dari danau,sungai, awa, tumbuh-tumbuhan dan benda benda lain.. Uap yang telah bergabung tersebut tidak saja berkondensasi bahkan membeku, menjadi awan yang terdiri dari kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke daratan sebagai salju, salju men cair dan mengalir sebagai gletser kemudian akhirnya kembali lagi ke laut. Holtzman memberikan gambaran siklus air secara keseluruhan sebagai berikut: akibat pemanas an oleh sinar matahari air yang ada di laut, sungai, danau, rawa dan benda-benda lainnya meng uap membubung ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu (karena pengaruh suhu) uap air berubah menjadi awan atau titik-titik air. Awan turun ke permukaan bumi berupa hujan. Sebagian air hujan turun di permukaan laut dan sebagian lainnya turun di atas daratan. Air hujan yang turun di darat sebagian disimpan menjadi air tanah dan sebagian lagi mengalir kembali ke laut melalui
  • 111.  Gambar berikut ini memperlihatkan ilustrasi siklus hidrologi yang terus berlangsung secara “abadi” di bumi.
  • 112. A. PERAIRAN DARAT DAN POTENSINYA
  • 113. 1. Air Tanah  Ada bermacam-macam jenis air tanah. 1) Menurut letaknya a) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah/batuan yang tidak Tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur - sumur sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
  • 114. b) Air tanah dalam adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan
  • 115.  2) Menurut asalnya a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah berasal dari hujan dan pencairan salju. b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
  • 116.  Ada 4 wilayah air tanah yaitu: 1) Wilayah yang masih terpengaruh udara Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
  • 117.  2) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim. 3) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi
  • 118.  4) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.
  • 119. 2. Air Permukaan  a. Sungai Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.dari pengertian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir (Gletser).
  • 120. a. Bagian Hulu Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan. 1. Bagian-bagian Sungai
  • 121. b. Bagian Tengah Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
  • 122. c. Bagian Hilir Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
  • 123.  2. Jenis-jenis Sungai. a). Berdasarkan Sumber Airnya  (1) Sungai Hujan,  adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.  (2) Sungai Gletser,  adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
  • 124. (3). Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser),dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
  • 125. (1) Sungai Konsekuen,  adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal. (2) Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan. (3) Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen. b. Berdasarkan Arah Alirannya (genetikanya
  • 126. (4) Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen. (5) Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
  • 127. c. Berdasarkan Struktur Geologinya (1) Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatanarusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya. (2) Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
  • 128. d. Berdasarkan Debit Airnya (Volume Airnya (1) Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera. 2) Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
  • 129. (3) Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba. (4) Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak
  • 130. 3. Pola Aliran Sungai  a. Pola radial  Dapat dibedakan menjadi pola radial memusat ( Sentripetal ) dan pola radial menyebar ( Sentrifugal ). Pola radial memusat terjadi di daerah yang berupa basin sedangkan pola radial menyebar terjadi di daerah yang berbentuk kubah ( dome ).
  • 131. b. Pola dendritik  Pola aliran yang tidak teratur. Anak sungai bermuara ke induk sungai dengan sudut tumpul . Pola ini ada pada daerah dataran rendah. c. Pola trellis  Pola ini terdapat pada daerah lipatan. Aliran dari anak sungai sejajar dengan sungai induk , dan alirannya bertemu membentuk sudut siku- Pola Aliran Dendritik Pola Aliran Trellis
  • 132. d. Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku- siku 90°. f. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran. e. Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
  • 133. b. Danau  Ada bermacam-macam jenis danau. Berdasarkan proses kejadiannya (!) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut teris terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau T Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
  • 134. 2) Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat
  • 135. 3) Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
  • 136. 4) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau Pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
  • 137. 5) Danau Glasial danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan
  • 138.  6) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
  • 139. c. Rawa  Suatu daerah datar atau sedikit cekung yang tergenang oleh air.  Rawa airnya bersifat asam, warna airnya kemerahan, dan kurang baik untuk irigasi.
  • 140.  Ada dua jenis rawa yaitu: 1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan 2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian. Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5. 2) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuhtumbuhan) yang hidup. 3) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
  • 141. 1. Pantai 2. Pesisir B. PERAIRAN LAUT DAN POTENSINYA adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Pesisir adalah suatu daerah untuk pertemuan darat dan laut, arah yang mengarah ke darat disebut daratan sehingga masih dipengaruhi oleh pasang surut, angin laut dan sebagainya.Sedangkan arah yang mengarah ke laut termasukk bagian yang masih dipengaruhi oleh proses alami di darat, contoh sedimentasi
  • 142. 3. LAUT  a. Morfologi Dasar Laut 1. Tepi Benua a. Continental Shelf b. Continental Slope c. Continental Rise Landas Benua merupakan bagian laut paling tepi sebagai kelanjutan dari benua dan yang mengelilinginya. adalah tebing dasar laut atau zone peralihan antara paparan dan wilayah laut dalam atau dasar samudra. Continental Rise adalah dasar laut dengan sudut kemiringan landai sekitar 0.1% dan merupakan bagian batas benua yang sesungguhnya yang langsung berbatasan dengan dasar samudera.
  • 143. 2. Dasar Laut Dalam a. Trog b. Oceanic Ridge c. Guyot Palung laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter, bahkan bisa mencapai ± 7.000 – 11.000 meter. Daerah ingresi di laut ini bentuknya memanjang, berdinding curam dan semakin ke dasar semakin menyempit, sebagai akibat dari proses adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di Guyot adalah Gunung bawah laut yang puncaknya datar. Puncak yang datar dari guyot ini selain akibat erosi, juga dapat terbentuk oleh erupsi vulkanik.
  • 144. d. Abysall Hill Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan bumi. Dataran abisal yang dijumpai di pantai Argentina mempunyai perbedaan tinggi kurang dari 3 meter pada jarak lebih dari 1300 kilometer. Topografi yang datar ini kadang-kadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang tertimbun.
  • 145. b. Jenis-jenis Laut (1) Berdasarkan proses Terjadinya a. Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
  • 146. b. Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah didasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya
  • 147. c. Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.
  • 148. (2). Berdasarkan letaknya, a. Laut tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah. Contohnya laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.
  • 149. b. Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara benua Afrika-Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan lain-lain.
  • 150. c. Laut pedalaman, adalah laut- laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.  Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) . a. Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang- surut.
  • 151. b. Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka dan laut-laut di sekitar kepulauan Riau.
  • 152. c. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritic.
  • 153. d. Zone Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.
  • 154. c. Gerak Air Laut 1. Gelombang 2. Pasang Surut Air Laut Faktor2 yang mempengaruhi besarnya gelombang: 1. Pengaruh Angin Kecepatan angin Waktu angin bertiup Jarak angin yang bertiup bebas Berdasar pengaruh angin, gelombang dibedakan menjadi: • Riak gelombang Dipengaruhi oleh angin sepoi2 basah dengan kecepatan lebih besar dari 1m/det • Gelombang besar - Ultra Gravity Waves Gel ini menghasilkan periode sebesar 0,1-1 det - Ordinary Gravity Waves Gel ini digerakkan oleh angin dengan kecepatan lebih dari 6,5-7 cm per detik, menghasilkan periode gel sebesar 1-20 det - Infragravity Waves Periode gel mencapai 30-5 mnt - Long Periode Waves Gel ini disamping digerakkan oleh angin badai, juga oleh gempa bumi dan tsunami. Besar periode gel antara 5 menit - 12 jam Besar kecilnya pasang lautan sangat dipengaruhi oleh posisi dari matahari dan bulan. Apabila matahari dan bulan berada pada suatu garis lurus maka gaya gravitasinya akan menyebabkan pasang naik yang tinggi.
  • 155. 3. Salinitas  Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air  Pada versi yang lebih lengkap Salinitas merupakan jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida.  bahan-bahan organik dioksidasi Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil (kurang dari 0,005 ppt) sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 30 ppt dan dikatakan brine jika konsentrasinya lebih dari 50 ppt.
  • 156. D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat dalam Unit DAS  Definisi DAS Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/ kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama
  • 157.  Bentuk DAS Bentuk DAS mempunyai pola aliran dan ketajaman puncak discharge banjir. Bentuk DAS sulit dinyatakan secara kuantitatif. Dengan membandingkan konfigurasi basin dapat dibuat suatu indeks yang berdasarkan pada derajad
  • 158.  Pengelolaan DAS  Pengelolaan DAS dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun.  Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bersifat multidisiplin dan lintas sektoral maka dalam pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan DAS perlu diterapkan azas One River One Plan, yaitu suatu perencanaan terpadu dengan memperhatikan kejelasan keterkaitan antar sektor pada tingkat daerah/wilayah dan nasional serta kesinambungan-nya. Selain itu pelaksanaan pengelolaan DAS umumnya melalui tiga upaya pokok : · Pengelolaan tanah melalui usaha konservasi tanah dalam arti luas; · Pengelolaan sumber daya air melalui usaha perlindungan sumber daya air; · Pengelolaan hutan, khususnya hutan lindung.
  • 159.  Kegiatan pengelolaan DAS juga dihubungkan dengan kelestarian sumber daya air, yaitu: · Kuantitatif: memperbesar suplai ke dalam tanah sehingga menambah tampungan air tanah dan meningkatkan suplai air tanah ke alur sungai yang berdampak mengurangi fluktuasi debit limpasan; · Kualitatif: mengurangi kandungan material tersuspensi aliran sungai (suspended load). Sebagai akibat bertambah besarnya air hujan yang masuk ke dalam tanah sehingga pengikisan permukaan berkurang;  Dampak lain dari pengelolaan DAS yang baik adalah peningkatan produktivitas lahan karena peningkatan resapan air hujan ke dalam tanah akan menambah kadar lengas tanah (soil moisture) yang selain akan memperbesar ketersediaan air juga meningkatkan proses disintegrasi dan dekomposisi regolith dan batuan induk yang berakibat meningkatnya unsur mineral dan unsur hara tanah yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman.  Ditinjau dari pengelolaan kondisi fisik DAS terdapat 3 jenis pengelolaan, yaitu · Secara teknis, yaitu pengelolaan dengan teknik- teknik konservasi lahan · Secara vegetatif, yaitu dengan penghutanan kembali lahan
  • 160. E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut Secara Berkelanjutan 1. Sebagai Sarana Transportasi 2. Sebagai Sumber Tenaga Luasnya samudera bukanlah penghalang bagi hubungan antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Dengan adanya samudra, manusia telah dapat menciptakan berbagai macam sarana transportasi laut yang berupa kapal untuk melakukan perjalanan. Laut merupakan sarana lalu lintas air yang murah. Melalui laut, bermacam-macam benda dapat dibawa dari satu pulauke Laut juga terenal sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang pada saat ini memang belum tergarap dengan sempurna. Berbagai potensi energi terbarukan sebenarnya terdapat di laut Indonesia dalam jumlah yang sangat besar. Di antaranya terdapat arus laut abadi yang menghubungkan dua samudara, yaitu Samudera Hindia dan Pasifik, yang di bawah lautnya terdapat arus abadi yang jika digunakan untuk menggerakkan turbin listrik, bukan saja Indonesia, daratan Asia bisa
  • 161. 3. Sebagai Lahan Perikanan 4. Sebagai Lokasi Pariwisata
  • 162. 5. Sebagai Pengatur Iklim 6. Sebagai Lahan Pertanian Laut Laut merupakan komponen penting yang berpengaruh terhadap perubahan iklim di dunia. Salah satu pengaruh lautan yang cukup dominan adalah dalam proses terjadinya hujan. Tanpa adanya lautan akan sedikit sekali uap air yang berada di atmosfer. Dengan adanya uap air itulah berbagai macam perubahan cuaca dapat dirasakan oleh manusia di bumi, antara lain panas, dingin, dan hujan.
  • 163. 7. Sebagai Sarana Pertahanan dan Keamanan Laut merupakan sarana pertahanan dan keamanan. Kapal-kapal militer dapat digunakan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah Indonesia dari serangan negara asing dan perompak.
  • 164. Pusat Penelitian Oseanografi  A. Tugas Tugas Pusat Penelitian Oseanografi LIPI adalah melaksanakan penelitian di bidang oseanografi  B. Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mempunyai fungsi: 1.Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian di bidang oseanografi; 2.Penelitian di bidang oseanografi; 3.Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian di bidang oseanografi; dan F. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pusat Penelitian Oseanografi
  • 165. SEKIAN DAN TERIMAKASIH, MOHON MAAF KALAU KURANG BERKENAN
  • 166. If You like this presentation pls like, Comme share first Follow @donnasndr Add Id donna21400 silent saver got Karma Thank You