Keluasan dan keperluan dakwah amal jamai pt 4Amiruddin Ahmad
Dokumen tersebut membahas tentang amal kolektif dan tuntutannya dalam Islam. Ia menjelaskan ciri-ciri penting yang harus ada dalam sebuah jemaah, termasuk ukhuwah (persaudaraan), tsiqah (kepercayaan), taat, syura (musyawarah), isti'zan (meminta izin), dan disiplin. Dokumen tersebut juga membahas takhtit (perencanaan) Islam yang perlu bersifat syumul (menyeluruh)
Makalah ini membahas konsep takhalli, tahalli dan tajalli dalam dunia tasawuf. Takhalli berarti mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk, tahalli berarti mengisi diri dengan sifat-sifat yang baik, sedangkan tajalli berarti memperoleh kenyataan Tuhan. Makalah ini juga menjelaskan dalil Al-Quran dan hadis tentang ketiga konsep tersebut."
Dokumen tersebut membahas dampak buruk dari dosa dan maksiat bagi manusia, masyarakat, dan seluruh umat manusia. Dosa dapat menghambat ilmu, menggelapkan hati, melemahkan hati dan badan, memperkeruh hubungan dengan Allah, menghilangkan kedekatan dengan orang shaleh, mempersingkat umur, dan menghalangi rezeki.
Keluasan dan keperluan dakwah amal jamai pt 4Amiruddin Ahmad
Dokumen tersebut membahas tentang amal kolektif dan tuntutannya dalam Islam. Ia menjelaskan ciri-ciri penting yang harus ada dalam sebuah jemaah, termasuk ukhuwah (persaudaraan), tsiqah (kepercayaan), taat, syura (musyawarah), isti'zan (meminta izin), dan disiplin. Dokumen tersebut juga membahas takhtit (perencanaan) Islam yang perlu bersifat syumul (menyeluruh)
Makalah ini membahas konsep takhalli, tahalli dan tajalli dalam dunia tasawuf. Takhalli berarti mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk, tahalli berarti mengisi diri dengan sifat-sifat yang baik, sedangkan tajalli berarti memperoleh kenyataan Tuhan. Makalah ini juga menjelaskan dalil Al-Quran dan hadis tentang ketiga konsep tersebut."
Dokumen tersebut membahas dampak buruk dari dosa dan maksiat bagi manusia, masyarakat, dan seluruh umat manusia. Dosa dapat menghambat ilmu, menggelapkan hati, melemahkan hati dan badan, memperkeruh hubungan dengan Allah, menghilangkan kedekatan dengan orang shaleh, mempersingkat umur, dan menghalangi rezeki.
Manusia memiliki potensi jasmani, akal, dan ruh. Potensi jasmani berupa kebutuhan fisik, potensi akal berupa kemampuan berpikir untuk memilih kebaikan atau kejahatan, dan potensi ruh berupa naluri beragama, memperoleh keturunan, dan membela diri. Tugas manusia adalah mentaati Allah dengan beribadah dan menjadi khalifah di bumi untuk mewujudkan kemakmuran.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Bagi yang Membuituhkan Pelatihan ini, Hubungi Fast Response : 0878-7063-5053
Dokumen tersebut membahas tentang konsep agama tunggal Islam dan prinsip-prinsip dasarnya. Islam mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan yang satu-satunya, melakukan kebaikan kepada sesama, dan mempercayai nabi-nabi Allah. Prinsip-prinsip dasar Islam meliputi pengakuan tauhid, shalat, puasa, zakat, dan haji. Islam juga menolak pemaksaan agama dan memperbolehkan kebebasan berfikir.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Info Konsultan SPIRITUAL ISLAMI, Hubungi Fast Response : 087870635053
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai sifat-sifat, kemahiran, dan tanggung jawab seorang murabbi atau pendidik agama. Beberapa poin penting yang diangkat adalah ciri-ciri khusus proses pendidikan agama seperti bersifat terus-menerus, menyeluruh, dan berperingkat. Dokumen tersebut juga membahas mengenai sifat-sifat penting bagi seorang murabbi seperti menjadi teladan yang baik dan
Teks ini membahas tentang tata kelola kehidupan manusia di dunia menurut perspektif Islam. Islam menganjurkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Tugas manusia di dunia adalah menjadi khalifah Allah dengan memakmurkan dan memelihara bumi, sedangkan misi utamanya adalah beribadah kepada Allah. Islam tidak melarang kebahagiaan dunia asalkan tidak mengabaikan akhirat.
Makalah ini membahas konsep ketuhanan dalam Islam dan menjelaskan bahwa Islam menitikberatkan tauhid atau konsep Tuhan yang tunggal dan maha kuasa. Tuhan dalam Islam dijelaskan sebagai zat yang tidak berwujud, abadi, dan pencipta segala sesuatu. Selain itu, makalah ini juga menjelaskan perjalanan pemikiran manusia tentang Tuhan dari animisme, politeisme, hingga monoteisme.
Psikologi Perkembangan Manusia Menurut Islamikbarmuhyi
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi perkembangan manusia menurut Islam. Secara singkat, manusia diciptakan dari tanah lalu diberi ruh, dan memiliki potensi baik dan buruk yang dikembangkan sendiri. Manusia hidup di dunia lalu mati sementara ke alam arwah, dan akan dihisab perbuatannya di akhirat kelak.
1. Program pengajian Islam semester 2 mencakupi modul-modul pengenalan konsep ketuhanan dan kenabian. Modul pertama membahas konsep tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, asma' wa sifat, perbezaan ketiganya, serta fitrah beragama manusia.
2. Dokumen ini juga menjelaskan bukti keberagamaan melalui penemuan gua Hira', perbandingan orang beragama dan tidak, serta peranan agama dalam pembang
Bab 3 membahas perjalanan hidup manusia, orientasi hidup, tujuan penciptaan, dan hidup sukses menurut Al-Quran. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, menjadi khalifah di bumi, dan menyeru kebaikan. Hidup sukses dicapai dengan beriman, amal saleh, dzikir, dan pasrah kepada takdir Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang tarbiyah dzatiyah, yaitu pembentukan kepribadian Islam seseorang melalui pembentukan diri sendiri. Tarbiyah dzatiyah dijelaskan sebagai sarana paling efektif untuk mengubah diri dan memperbaiki kondisi umat, serta merupakan dasar yang kuat untuk dakwah dan keistiqomahan."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai beberapa sikap terpuji dalam Islam seperti amanah, shidiq, adil, rida, dan pengertian serta karakteristik masing-masing sikap. Sikap-sikap tersebut merupakan teladan dari sifat-sifat Rasulullah SAW yang perlu dihayati dan diamalkan oleh setiap muslim.
Dokumen ini membahas tentang penciptaan manusia menurut agama dan sains. Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang mulia untuk mengabdikan diri kepada-Nya sebagai khalifah di bumi. Dokumen ini juga menjelaskan proses kejadian manusia, peranan akal dan jiwa, serta skop ibadah yang luas termasuk segala aktivitas harian.
Teks tersebut merupakan ringkasan dari ujian akhir semester mata kuliah Tasawuf dan Pendidikan Spiritual. Teks tersebut menjelaskan soal dan jawaban ujian tersebut, termasuk menjelaskan peran dan fungsi tasawuf dalam menciptakan masyarakat yang sehat, aman, makmur, dan bahagia dengan mengutip pendapat ulama dan dalil-dalil Alquran dan Hadist.
Dokumen tersebut membahas tiga pertanyaan penting mengenai manusia:
1) Asal usul manusia berasal dari tanah, air mani, dan darah hingga menjadi manusia dewasa sebagaimana tercantum dalam Al Quran.
2) Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana termaktub dalam Al Quran. Ibadah meliputi seluruh aspek kehidupan.
3) Akhir manusia adalah kembali
Manusia memiliki potensi jasmani, akal, dan ruh. Potensi jasmani berupa kebutuhan fisik, potensi akal berupa kemampuan berpikir untuk memilih kebaikan atau kejahatan, dan potensi ruh berupa naluri beragama, memperoleh keturunan, dan membela diri. Tugas manusia adalah mentaati Allah dengan beribadah dan menjadi khalifah di bumi untuk mewujudkan kemakmuran.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Bagi yang Membuituhkan Pelatihan ini, Hubungi Fast Response : 0878-7063-5053
Dokumen tersebut membahas tentang konsep agama tunggal Islam dan prinsip-prinsip dasarnya. Islam mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan yang satu-satunya, melakukan kebaikan kepada sesama, dan mempercayai nabi-nabi Allah. Prinsip-prinsip dasar Islam meliputi pengakuan tauhid, shalat, puasa, zakat, dan haji. Islam juga menolak pemaksaan agama dan memperbolehkan kebebasan berfikir.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Info Konsultan SPIRITUAL ISLAMI, Hubungi Fast Response : 087870635053
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai sifat-sifat, kemahiran, dan tanggung jawab seorang murabbi atau pendidik agama. Beberapa poin penting yang diangkat adalah ciri-ciri khusus proses pendidikan agama seperti bersifat terus-menerus, menyeluruh, dan berperingkat. Dokumen tersebut juga membahas mengenai sifat-sifat penting bagi seorang murabbi seperti menjadi teladan yang baik dan
Teks ini membahas tentang tata kelola kehidupan manusia di dunia menurut perspektif Islam. Islam menganjurkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Tugas manusia di dunia adalah menjadi khalifah Allah dengan memakmurkan dan memelihara bumi, sedangkan misi utamanya adalah beribadah kepada Allah. Islam tidak melarang kebahagiaan dunia asalkan tidak mengabaikan akhirat.
Makalah ini membahas konsep ketuhanan dalam Islam dan menjelaskan bahwa Islam menitikberatkan tauhid atau konsep Tuhan yang tunggal dan maha kuasa. Tuhan dalam Islam dijelaskan sebagai zat yang tidak berwujud, abadi, dan pencipta segala sesuatu. Selain itu, makalah ini juga menjelaskan perjalanan pemikiran manusia tentang Tuhan dari animisme, politeisme, hingga monoteisme.
Psikologi Perkembangan Manusia Menurut Islamikbarmuhyi
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi perkembangan manusia menurut Islam. Secara singkat, manusia diciptakan dari tanah lalu diberi ruh, dan memiliki potensi baik dan buruk yang dikembangkan sendiri. Manusia hidup di dunia lalu mati sementara ke alam arwah, dan akan dihisab perbuatannya di akhirat kelak.
1. Program pengajian Islam semester 2 mencakupi modul-modul pengenalan konsep ketuhanan dan kenabian. Modul pertama membahas konsep tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, asma' wa sifat, perbezaan ketiganya, serta fitrah beragama manusia.
2. Dokumen ini juga menjelaskan bukti keberagamaan melalui penemuan gua Hira', perbandingan orang beragama dan tidak, serta peranan agama dalam pembang
Bab 3 membahas perjalanan hidup manusia, orientasi hidup, tujuan penciptaan, dan hidup sukses menurut Al-Quran. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, menjadi khalifah di bumi, dan menyeru kebaikan. Hidup sukses dicapai dengan beriman, amal saleh, dzikir, dan pasrah kepada takdir Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang tarbiyah dzatiyah, yaitu pembentukan kepribadian Islam seseorang melalui pembentukan diri sendiri. Tarbiyah dzatiyah dijelaskan sebagai sarana paling efektif untuk mengubah diri dan memperbaiki kondisi umat, serta merupakan dasar yang kuat untuk dakwah dan keistiqomahan."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai beberapa sikap terpuji dalam Islam seperti amanah, shidiq, adil, rida, dan pengertian serta karakteristik masing-masing sikap. Sikap-sikap tersebut merupakan teladan dari sifat-sifat Rasulullah SAW yang perlu dihayati dan diamalkan oleh setiap muslim.
Dokumen ini membahas tentang penciptaan manusia menurut agama dan sains. Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang mulia untuk mengabdikan diri kepada-Nya sebagai khalifah di bumi. Dokumen ini juga menjelaskan proses kejadian manusia, peranan akal dan jiwa, serta skop ibadah yang luas termasuk segala aktivitas harian.
Teks tersebut merupakan ringkasan dari ujian akhir semester mata kuliah Tasawuf dan Pendidikan Spiritual. Teks tersebut menjelaskan soal dan jawaban ujian tersebut, termasuk menjelaskan peran dan fungsi tasawuf dalam menciptakan masyarakat yang sehat, aman, makmur, dan bahagia dengan mengutip pendapat ulama dan dalil-dalil Alquran dan Hadist.
Dokumen tersebut membahas tiga pertanyaan penting mengenai manusia:
1) Asal usul manusia berasal dari tanah, air mani, dan darah hingga menjadi manusia dewasa sebagaimana tercantum dalam Al Quran.
2) Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana termaktub dalam Al Quran. Ibadah meliputi seluruh aspek kehidupan.
3) Akhir manusia adalah kembali
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ilmu yang saling berkaitan, kewajiban bermazhab, perbedaan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah, serta pendekatan fardhu ain dan kifayah. Dokumen ini menjelaskan bahwa semua ilmu saling berhubungan, tidak ada yang berdiri sendiri. Ia juga menyatakan bahwa tidak wajib berkomitmen pada satu mazhab tertentu. Selanjutnya dibedakan ciri
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...pjj_kemenkes
Modul ini membahas pandangan agama-agama terhadap tindakan praktik kebidanan keluarga berencana. Agama Islam membolehkan keluarga berencana dengan pengertian pengaturan keturunan sementara, sedangkan agama Kristen, Hindu, dan Buddha juga umumnya mendukung keluarga berencana untuk menjaga keseimbangan keluarga dan masyarakat.
Ahamiyatu at tarbiyah-presentasi Pentingnya Urgensi TarbiyahFerry Agung
Dokumen tersebut membahas orientasi tarbiyah untuk kaderisasi di Kabupaten Bandung. Pokok bahasannya meliputi hatmiyah (keniscayaan) tarbiyah, arah dan tujuan tarbiyah, serta marhalah 'amal (tahapan) untuk mencapai tujuan tarbiyah melalui pembentukan pribadi, keluarga, masyarakat, negara, dan khilafah Islam. Tarbiyah dijelaskan sangat penting sebagai fondasi dalam memp
sampaikan dariku walaupun satu ayat adalah perintah dari allah swt untuk kita sebagai umatnya. tugas ini bukan hanya sekedar ucapan tetapi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi orang lain atau pun kita yang menyampaikannya
Modul ini membahas tentang sikap terbuka dan adil dalam budaya akademik dan etos kerja. Sikap terbuka dijelaskan melalui konsep jujur, sedangkan sikap adil dijelaskan sebagai sikap yang tidak memihak dan berpegang pada kebenaran."
Makalah ini membahas konsep akhlakul karimah dalam Islam, meliputi pengertian akhlakul karimah, cara berakhlak menurut Islam, dan unsur-unsur akhlakul karimah seperti tawadhu, taat, qonaah, dan sabar.
1. Merangkum konsep sehat dan sakit dalam perspektif Islam yang mencakup konsep sehat sebagai keadaan fisik dan rohani yang sempurna, konsep sakit sebagai gangguan fisik, emosional, intelektual atau sosial, dan tujuan Allah menimpakan cobaan kepada manusia.
2. Menjelaskan pendekatan pengobatan dalam Islam yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan mengutamakan
Etika Islam Dalam Bisnis - Mata kuliah Filsafat dan Etika Bisnis Islami Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen Dr. Gunawan Budiyanto, M.P.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
1. Apoteker Syari’ah (Bagian I)
G. C. Eka Darma, S.Farm., M.Si., Apt.
Landasan Hukum (Al-Qur’an, Al-Hadits & UU)
Konsep Penatalaksanaan
Integrasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Farmasi
Langkah Perwujudan
2. Silabus
1. Maksud dan Tujuan Pengusungan Apoteker Syari’ah
2. Hasil Raker Tim PSPA terkait Konsep Apoteker Syari’ah
3. (Iqra) Analisis Situasi Terkini
4. Landasan Ideologis Perintah Penegakkan Syari’ah Islam
5. Landasan Ideologis Al-Qur’an dan Al-Hadits
(Pengejawantahannya pada Apoteker Syari’ah)
6. Landasan Perundang-undangan RI dan Fatwa MUI
7. Integrasi Pelayanan Kefarmasian Syari’ah dalam Kurikulum PSPA
a. Kode Etik Apoteker Syari’ah
b. Integrasi nilai-nilai Al-Qur’an (Ajaran Islam) dalam kurikulum PSPA
c. Rancangan Kurikulum PSPA berdasarkan Prinsip Syari’ah
d. Peran dan manfaat Apoteker Syari’ah dalam pemberdayaan
kesehatan ummat
7. Langkah Perwujudan
a. Perancangan: Kode Etik Apoteker Syari’ah & Pedoman Standar
Pelayanan Praktek Apoteker Syari’ah
b. Mediasi pengakuan, pengajuan dan pengesahan: APTFI, KIFI, IAI, DSN-
MUI Kemenristekdikti & LAM-PTKes
4. Mukadimah
Sepercik Nur Illahi untukmu Saudaraku –
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS Al-Baqarah, 2:208)
Al-Hadits – Rasulullah yang mulia telah menganjurkan kita agar bersegera
dalam beramal. Beliau bersabda yang tersampaikan lewat sahabat yang
mulia, Abu Hurairah ra: “Bersegeralah kalian beramal baik sebelum
kedatangan fitnah (ujian) yang seperti potongan malam. Seseorang di pagi hari
dalam keadaan beriman (mukmin) namun di sore harinya menjadi kafir; dan ada
orang yang di sore hari dalam keadaan beriman namun di pagi hari menjadi
kafir. Dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim No. 309)
5. Kaum Rasionalis, tapi Muslim Vs Muslim yang Rasional
Pernyataan – “Penatalaksanaan Apoteker Syari’ah adalah Mandat Allah serta
Rasul-Nya kepada kita sebagai Hamba-Nya dan ummatnya”
Kaum Rasionalis, tapi Muslim; Mereka akan senantiasa mempertentang-
kannya dengan tanpa sadar telah mendahulukan Rasionalitas/Logika
berpikir mereka di atas Perintah/Firman Allah serta Rasul-Nya (yaitu
menegakkan Syari’ah Islam dalam setiap lini kehidupan), dengan dalih:
“ Bagus sekali, tapi bagaimana caranya? ” Atau “Konsep pemikiran yang
sangat idealis atau bahkan terlalu Ideal, sehingga akan banyak kendala
akan ditemukan, jadi harus dipikirkan matang-matang dahulu” (hanya
mempertanyakan tanpa ikut membantu mengupayakan);
“ Terlalu sulit untuk dilaksanakan karena belum ada rujukan, atau
mungkin belum ada yang memulai sampai saat ini disebabkan hal
tersebut ”; dan seterusnya dengan maknawiah serupa.
6. Kaum Rasionalis, tapi Muslim Vs Muslim yang Rasional
Kaum Muslim yang Rasional; Mereka akan menggunakan
Rasionalitasnya untuk upaya mencari solusi bagaimana Penerapan
Kaedah Syari’ah dapat diimplementasikan sebagai Standar Pelayanan
Kefarmasian Islam, walaupun dapat diketahui bahwa akan banyak
tantangan yang harus dilewati;
Mereka tidak memperselisihkannya terlebih dahulu alih-alih sebelum
melakukan ikhtiar, karena akan selalu ada yang pertama untuk segala hal;
Mereka akan memperlihatkan bentuk dukungannya melalui
ikhtiar/langkah konkrit dalam membantu mengurai tantangan yang ada
agar menjadi mudah untuk dilalui;
Pengetahuan Pengobatan yang saat ini berkembang pesat, diawali dari
ketiadaan yang lahir dari Ikhtiar dan Istiqomah para Cendekia Islam
terdahulu bersumberkan dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.
7. Penegakkan Syari’ah Islam sebagai Ketetapan Allah
Allah sendiri menjawab melalui Firman-Nya – QS Al-Ahzaab, 33:38-39
(38); “Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah
ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan demikian) sebagai
Sunnah-Nya pada Nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah
Ketetapan Allah itu suatu Ketetapan yang Pasti Berlaku,”;
(39); “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan Risalah-risalah Allah dan
mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.”
Al-Hadist (HR. Bukhari) – Do’a Nabi Allah Ibrahim as saat akan dibakar, dan
diamalkan oleh Rasulullah Saw ketika Perang Badar (do’a dalam menghadapi
para penyelisihnya)
“Hasbunallah wa nikmal wakil nikmal maula wanikman nasir; Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung”
8. Muhasabah
Untuk pribadi Penulis – “Pantaskah saya masuk ke dalam Syurga-NyaAllah”
Sudah cukupkah amalan ibadah yang saya miliki saat ini untuk “Bermimpi”
dapat menyelamatkan dan menghantarkan saya kepada Syurga-Nya
(impian tertinggi bahkan untuk segenap umat manusia di muka Bumi) ?
Sedang saya barulah berbuat untuk komunitas terbatas dan berimplikasi
sangat rendah untuk ummat;
Sedang para Orang Sholeh yang telah berbuat jauh lebih baik dengan
kemanfaatan untuk ummat yang jauh lebih banyak, masih merasa fakir
pahala dan terus-menerus merasa kurang dalam berbuat kebaikan.
Sehingga selalu menilai dirinya belum pantas untuk dianugerahi Belas
KasihAllah untuk masuk Syurga-Nya;
Saya sadar harus berbuat kebaikan yang lebih banyak dan besar dari saat
ini, karena Rasulullah Saw melarang kondisi kita lebih buruk dari kemarin.
9. Al – Hikmah (Semoga kita tergolong kepada Ahli Hikmah)
Untuk kita semuanya –
Kebaikan itu harus disegerakan, bukan ditunda-tunda;
Kebaikan itu untuk diupayakan dengan segala kemampuan, bukan
dikesampingkan;
Kebaikan itu untuk saling ditolong, bukan ditelantarkan;
Karena kita tidak pernah tahu kapan Sang Pencipta akan memanggil kita
kembali kepada-Nya, sehingga terluputlah kebaikan tersebut sebelum
terlaksana;
Rasulullah Saw yang telah terjamin masuk Syurga selalu menyegerakan
kebaikan dengan segala daya upayanya, kenapa kita lalai padahal belum
terjamin masuk Syurga ?
Kenapa kita sudah merasa cukup dengan alasan keterbatasan, tanpa
memaksakan diri untuk dapat berbuat lebih ?
10. Saling berwasiatlah dalam Kebaikan
Apabila ada seorang/segolongan Muslim tidak
dengan sepenuh hati dan tenaga untuk
memulai “Penerapan Kaedah Syari’ah Islam
dalam Penatalaksaan Pelayanan Kefarmasian”,
pertanyaannya adalah:
“Hal ini apakah benar terkendala permasalahan
teknis belaka, atau justru yang bermasalah
adalah perkara Aqidahnya”
(wallahu a’lam bishshawaab)
Segala sesuatu baik berupa kekhilafan dan
kesalahan dalam perkataan dan/atau pemikiran,
itu PASTI datangnya dari Penulis mohon saya
dibukakan pintu maaf. Sedangkan yang Benar,
MUTLAK datangnya dari dan atas se-izin Allah
Swt. Jazakumullah khairan
11. “ Jika Allah telah berbuat sangat banyak untuk kita,
maka apa yang telah kita lakukan untuk Allah
(wahai Suadaraku) ? ”
ٌروُﻔَﻐَﻟ َ ﱠﷲ نﱠِإ َﺎھوُﺻْﺣُﺗ َﻻ ِ ﱠﷲ َﺔَﻣِْﻌﻧ ﱡوادُﻌَﺗ ْنِإ َوِﯾمﺣَر
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. An-Nahl: 18)
12. “ Seuntai Pemikiran dalam Merajut Perjuangan ”
Logika Fitrah – Seorang Hamba Allah (Apoteker Muslim) yang ingin
berjuang (Mujahid) dibidangnya; dengan segenap upaya senantiasa
memikirkan (Mujtahid) cara guna tegaknya Agama Allah dan Syari’ah-Nya;
serta berharap dapat menjadi bagian dari insan pembaharu (Mujaddid)
dalam keilmuan farmasi dengan semata-mata mencari RidhoAllah dan
kebermanfaatan bagi kemaslahatan Ummat secara global
“Tegakkan Syari’ah Islam dalam Bidang Kefarmasian, mulai di Bumi Nusantara”
--- G. C. Eka Darma (01 Muharram 1439H) ---
13. Biography of Author
Name : Gita Cahya Eka Darma (Astroyudo), S.Farm., M.Si., Apt.
Birth of date: 10th December 1980
Ethnic : Madurese
Nationality : Indonesian
Email : g.c.ekadarma@gmail.com / g.c.eka.darma@unisba.ac.id
Occupations: Lecturer and Researcher (since 2010)
Majorty : Physical pharmacy & Pharmaceutical technology
Institution : Department of Pharmacy, Universitas Islam Bandung
Bachelor degree : Universitas Pancasila, Jakarta (1998)
Profession degree : Universitas Pancasila, Jakarta (2008)
Master degree : InstitutTeknologi Bandung, Bandung (2015)
Personalities : Think out of the box and do beyond your limit
Hobbies : Graphic design, billiards, cooking and coffee
Motto : Start with “Basmallah”, through with “Laa hawla wa laa
quwwata illa billah”, and ending with “Hamdallah”
14. Hasil Rapat Kerja 2
Tim Pendirian Program Studi Profesi Apoteker
Tentang Pengusungan Konsep Apoteker Syari’ah
15. Maksud dan Tujuan
1. Merajut silahturahmi dengan memperat Ukhuwah Islamiyah sesama Praktisi
Kesehatan Muslim yang memiliki Visi Misi dan Tujuan sinergis yaitu
“Penatalaksanaan Praktek Kefarmasian Berlandaskan Prinsip Syari’ah” ;
2. Inisiasi dan pembentukan komunitas keseminatan dalam upaya penyelengaraan
Praktek Kefarmasian Syari’ah semisal: “Asosiasi Apoteker Islam Indonesia
(AAII)” untuk tingkat Nasional; dan “International Federation of Islamic
Pharmacist (IFIP)” untuk tingkat Internasional;
3. Melakukan ikhtiar dengan istiqomah hingga terlahirnya Fatwa terkait hal
tersebut sebagai landasan dibuatnya “Pedoman, Regulasi dan Standar
Sertifikasi Penatalaksanaan Praktek Apoteker Syari’ah” ;
4. Ruang Lingkup Penatalaksanaan Praktek KeprofesianApoteker meliputi:
(1) Perapotekan;
(2) Pelayanan, meliputi RS, Puskesmas dan Klinik ;
(3) Produksi, meliputi Industri Obat/ObatTradisional, Makanan/Minuman dan Kosmetika ;
(4) Distribusi, meliputi Distributor dan Pedagang Besar Farmasi; dan
(5) Regulasi, meliputi Pemerintahan, BPOM, LPPOM-MUI, dan DSN-MUI
16. Raker 2 Tim PSPA – FMIPA Unisba tentang Konsep Apoteker Syari’ah
Waktu:
Sabtu,
25 Rabiul Akhir 1439H /
13 Januari 2017
Tempat:
Hotel Sukajadi
Bandung, Jawa Barat –
Indonesia
Tema:
Pemberian Masukan
dan Pandangan
tentang UsulanVisi Misi
danTujuan PSPA –
Fakultas MIPA Unisba
yaitu Apoteker Syari’ah
17. Pandangan dari para Pemangku Kepentingan yang hadir
1. Hal ini akan menjadikan PSPA – Fakutlas MIPA Unisba menjadi yang pertama
dalam mengusung dan menyelenggarakanApoteker Syari’ah;
2. Ummat membutuhkan kehadiran Apoteker berkompentensi terapan kaedah
Syari’ah sehingga dapat melakukan proses Pengawasan dan Penjaminan Syari’ah
Internal dengan cakupannya adalah Penatalaksanaan Praktek Apoteker di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, yaitu meliputi aspek Standar Pelayanan dan
Manajerial berlandaskan Prinsip Syari’ah pada:
a. Rantai Pasok;
b. Produksi;
c. Distribusi;
d. Regulasi; dan
e. Pemasaran
3. Ummat membutuhkan Apoteker Syari’ah pada lingkup Tempat Pelayanan
Kefarmasian, yaitu: Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan Toko Obat;
Industri Farmasi; Fasilitas Distribusi dan Lembaga Pembuat Regulasi.
18. Tantangan/Hambatan penyelenggaraan Apoteker Syari’ah
Pemangku Kepentingan memberikan pandangan tantangan/hambatannya, bahwa:
1. Belum terdapatnya Pedoman dan Regulasi baik dari Pemerintah, Lembaga
Keagamaan, Insititusi Pendidikan Tinggi Farmasi, Organisasi Profesi Apoteker dan
Sarana PKPA terkait Penatalaksanaan Praktek Apoteker Syari’ah;
2. Belum tersedianya Sarana Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
berlandaskan Prinsip Syari’ah (baru terdapat RS Syari’ah) sebagai rujukan dan
peng-integrasi penyusunan kurikulum PendidikanApoteker Syari’ah, meliputi:
a. Pelayanan (Apotek Syari’ah, PuskesmasSyari’ah, Klinik Syari’ah)
b. Produksi (Industri Farmasi Syari’ah)
c. Distribusi (Distributor Farmasi Syari’ah)
d. Regulasi (Pedoman Penyelenggaraan Praktek Apoteker Syari’ah)
3. Belum terhimpun dan terbentuknya jaringan Keseminatan Penatalaksanaan
PraktekApoteker Syari’ah di Indonesia atau Internasional.
29. Iqra & Kalam Baca dan Dokumentasi (analisis)
Ringkasan terkait analisis situasi dari 3 tahun terakhir (2015-2018), adalah:
1. Aspek Kehalalan adalah sebagian kecil dari Syari’ah Islam (Hukum Islam) yang
meliputi aspek penatalaksaannya jauh lebih luas lagi dalam/rinci;
2. Ummat membutuhkan kehadiran Apoteker dengan kompetensi Penatalaksanaan
Pelayanan Kefarmasian Syari’ah;
3. Regulasi yang mengikat sudah ada, juga tuntutan terhadap ketersediaan Pakar
yang menguasai Penerapan Kaedah Syari’ah dalam Pelayanaan Kefarmasian saat
ini sangat tinggi dan sudah menjadi kebutuhan Global Community (Masyarakat
Global);
4. Perguruan Tinggi Farmasi harus ikut serta dalam membantu kebutuhan ini
dengan mencetak lulusanApoteker Syari’ah; dan
5. Apoteker Muslim harus menjadi Pelopor dalam merintis “Tegaknya Syari’ah
Islam dalam bidang Pelayanan Kefarmasian”.
32. Sejarah Pelopor dan perintisan Maqashid Al-Syari’ah
Konsep “Maqashid al-Syari’ah”;
Tepatnya pada masa Al-Juwaini yang terkenal dengan Imam Haramain dan oleh
Imam al-Ghazali kemudian disusun secara sistimatis oleh seorang ahli ushul fikih
bermadzhab Maliki dari Granada (Spanyol), yaitu Imam al-Syatibi (w. 790 H).
Konsep itu ditulis dalam kitabnya yang terkenal, al-Muwwafaqat fi Ushul al-Ahkam,
khususnya pada juz II, yang beliau namakan kitab al-Maqashid. Menurut al-Syatibi,
pada dasarnya “syariat ditetapkan untuk mewujudkan kemaslahatan hamba (mashalih
al-‘ibad), baik di dunia maupun di akhirat”. Kemaslahatan inilah, dalam pandangan
beliau, menjadi Maqashid al-Syari’ah.
Dengan kata lain, penetapan syariat, baik secara keseluruhan (jumlatan) maupun
secara rinci (tafshilan), didasarkan pada suatu ‘Illat (motif penetapan hukum), yaitu
mewujudkan kemaslahatan hamba.
Referensi:
Al- Syatiby, al-Muwafaqat fi Ushul al- Syari’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), jilid II, h. 2-3.
34. Untuk mewujudkan kemashlahatan tersebut al-Syatibi membagi Maqashid menjadi
tiga tingkatan, yaitu: Maqashid dharûriyât, Maqashid hâjiyat, dan Maqashid
tahsînât.
Dharûriyât artinya harus ada demi kemaslahatan hamba, yang jika tidak ada, akan
menimbulkan kerusakan, misalnya rukun Islam.
Hâjiyât maksudnya sesuatu yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesempitan,
seperti rukhsah (keringanan) tidak berpuasa bagi orang sakit.
Tahsiniat artinya sesuatu yang diambil untuk kebaikan kehidupan dan
menghindarkan keburukan, semisal akhlak yang mulia, menghilangkan najis, dan
menutup aurat.
Dharuriyat beliau jelaskan lebih rinci mencakup lima tujuan, yaitu : (1) menjaga
agama (hifzh ad-din); (2) menjaga jiwa (hifzh an-nafs); (3) menjaga akal (hifzh al-‘aql);
(4) menjaga keturunan (hifzh an-nasl); (5) menjaga harta (hifzh al-mal).
Referensi:
Al- Syatiby, al-Muwafaqat fi Ushul al- Syari’ah, (Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.), jilid II, h. 5.
Pendahuluan Fiqih Maqashid Al-Syari’ah
36. Pembagian Ushul Fiqih Maqashid Syariah
Al-Dharuriyat (primer);
اﻟﺿرورﯾﺎت( ) yakni kemaslahatan-kemaslahatan yang kepadanya bersandar kehidupan
manusia dan eksistensi masyarakat. Jika kemaslahatan itu tidak ada maka akan terjadi
ketidakstabilan, kerusakan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Seperti kebutuhan
pokok yaitu sandang, pangan, papan dan sebagainya.
Al-Hajiyat (sekunder);
اﻟﺣﺎﺟﯾﺎت( ) yakni perkara-perkara yang dibutuhkan manusia untuk menghilangkan
kesulitan. Jika perkara-perkara itu tidak terwujud maka tidak akan merusakan tatanan
kehidupan, namun manusia akan mengalami kesulitan dan kesempitan. Seperti
diperbolehkannya sholat duduk saat tidak mampu berdiri.
Al-Tahsiniyah (tersier);
اﻟﺗﺣﺳﯾﻧﯾﺎت( ) yakni sesuatu yang menjadikan hidup manusia lebih pantas dan beradab.
Jika sesuatu itu tidak ada maka tidak akan merusak tatanan kehidupan serta tidak
menyulitkan. Hanya saja akan mengurangi ketidakpantasan, etika dan fithrah. Seperti
masalah etika saat minum, makan, menutup aurat dan lainnya.
37. Pendahuluan Fiqih Maqashid Al-Syari’ah
Secara substansial Maqasid Al-Syari'ah mengandung kemashlahatan, baik ditinjau
dari Maqasid al-syari' (tujuan Tuhan) maupun Maqasid al-mukallaf (tujuan
Mukallaf).
Dilihat dari sudut tujuan Tuhan, Maqasid al- Syariah mengandung empat aspek,
keempat aspek inilah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini:
1) Tujuan awal dari Syari' (Allah dan rasul-Nya) menetapkan syariah yaitu untuk
kemashlahatan manusia di dunia dan akhirat;
2) Penetapan syariah sebagai sesuatu yang harus dipahami;
3) Penetapan syariah sebagai hukum taklifi yang harus dilaksanakan;
4) Penetapan syari’ah guna membawa manusia ke bawah lindungan hukum yakni
terhindar dari mengikuti Hawa nafsu.
38. Allah Swt berfirman –
(QS Al-Jatsiyah, 45:18); “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu
syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”. Dan adalah
Ketetapan Allah itu suatu Ketetapan yang Pasti Berlaku,”;
(QS Asy-Syuura, 42:13); “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa
yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.”
Al-Hikmah – Konsep Maqashid Syari’ah menurut al-Syatibi mengatakan bahwa
Syari’at adalah: Aturan-aturan yang diciptakan oleh Allah SWT untuk dipedomani oleh
manusia dalam mengatur hubungan dengan tuhan, dengan manusia baik sesama
Muslim maupun non Muslim, alam dan seluruh kehidupan.
Dalil Naqli Utama Penegakkan Syari’ah Islam
39. Allah Swt berfirman –
(QS At-Taubah, 09:33); “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan
membawa) petunjuk (Al-qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai" (-red, dan
mereka pasti tidak akan pernah menyukainya)”;
(QS Al-Fath, 48:28); “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang Hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama.
Dan cukuplah Allah sebagai saksi.”
(QS Ash-Shaff, 61:09); "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang musyrik membenci"
Al-Hikmah – Keyakinan bahwa Allah akan memenangkan Islam di atas semua
agama, sehingga kita teramanati untuk ikut dalam perjuangan pemenangan agama
ini melalui “Bidang Kefarmasian sebagai Medan Jihad”.
Dalil Naqli Utama Kemenangan Islam
40. Allah Swt berfirman –
(QS Al-Fath, 48:29);
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari Karunia Allah dan Keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman
itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman
itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang Mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”.
Dalil Naqli Pentingnya Menanamkan Tauhid dalam Pengajaran/Pendidikan
41. Bersambung Apoteker Syari’ah (Bagian 2), Insyaa Allah
Abu Na'im dalam KitabAl-Hilyah, Ibnu Abdil Barr dalamAl-'Ilm, dan Imam Nawawi
dalam Mukadimah Majmu’ berpendapat bahwa:
"Sesungguhnya fiqih tidak lain adalah pemberian keringanan yang muncul dari sebuah
Keyakinan (Aqidah), adapun sikap keras memang setiap orang dapat melakukannya“.