Tajuk: "Kitab-Kitab Hadith Yang Terpelihara Sehingga Kini"
Penulis: Muhammad Fathi Ali
Penulis menghasilkan penulisan ini pada tahun 2007, pada masa itu penulis bersama-sama Jabatan Hadith Laman Web Al-Ahkam.net sebagai Pembantu Panel, sebelum bertukar untuk berkhidmat dalam Jabatan Hadith Laman Web Al-Fikrah.net sehingga sekarang. Tulisan yang lama tersebut dikemaskini dan dijadikan E-Book. Moga Bermanfaat.
Edisi: Revisi Januari 2011
Muka Surat: 26 muka termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
Tajuk: "Kitab-Kitab Hadith Yang Terpelihara Sehingga Kini"
Penulis: Muhammad Fathi Ali
Penulis menghasilkan penulisan ini pada tahun 2007, pada masa itu penulis bersama-sama Jabatan Hadith Laman Web Al-Ahkam.net sebagai Pembantu Panel, sebelum bertukar untuk berkhidmat dalam Jabatan Hadith Laman Web Al-Fikrah.net sehingga sekarang. Tulisan yang lama tersebut dikemaskini dan dijadikan E-Book. Moga Bermanfaat.
Edisi: Revisi Januari 2011
Muka Surat: 26 muka termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
تجربتي في ترجمة معاني القرآن الكريم إلى اللغة الكوريةIslamhouse.com
يتحدّث الباحث فيه عن تجربته الشخصية في ترجمة معاني القرآن الكريم إلى اللغة الكورية، وبيّن المراحل التي مرّ بها عمله في الترجمة، والصعوبات التي واجهته للقيام بهذه المهمة، وأظهر مدى تأثير الترجمة في المجتمع الكوري.
- وهو بحث مقدم في ندوة ترجمة معاني القرآن الكريم تقويم للماضي وتخطيط للمستقبل عام 1422.
https://islamhouse.com/ar/books/460126/
Dokumen tersebut membahas tentang problematika umat Islam yang meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam tubuh umat Islam sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan konspirasi dari kaum kafir penjajah. Problematika tersebut dijelaskan meliputi bidang politik, pendidikan, hukum, ekonomi, dan pemiskinan yang terstruktur.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan Islam. Ia menjelaskan bahwa Ukhuwah Islamiyah merupakan ikatan syar'i yang menyatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia berdasarkan iman kepada Allah dan agama Islam. Dokumen tersebut juga menyebutkan beberapa dalil Al-Quran dan hadis yang menegaskan kewajiban umat Islam untuk saling menjaga persaudaraan.
تجربتي في ترجمة معاني القرآن الكريم إلى اللغة الكوريةIslamhouse.com
يتحدّث الباحث فيه عن تجربته الشخصية في ترجمة معاني القرآن الكريم إلى اللغة الكورية، وبيّن المراحل التي مرّ بها عمله في الترجمة، والصعوبات التي واجهته للقيام بهذه المهمة، وأظهر مدى تأثير الترجمة في المجتمع الكوري.
- وهو بحث مقدم في ندوة ترجمة معاني القرآن الكريم تقويم للماضي وتخطيط للمستقبل عام 1422.
https://islamhouse.com/ar/books/460126/
Dokumen tersebut membahas tentang problematika umat Islam yang meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam tubuh umat Islam sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan konspirasi dari kaum kafir penjajah. Problematika tersebut dijelaskan meliputi bidang politik, pendidikan, hukum, ekonomi, dan pemiskinan yang terstruktur.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan Islam. Ia menjelaskan bahwa Ukhuwah Islamiyah merupakan ikatan syar'i yang menyatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia berdasarkan iman kepada Allah dan agama Islam. Dokumen tersebut juga menyebutkan beberapa dalil Al-Quran dan hadis yang menegaskan kewajiban umat Islam untuk saling menjaga persaudaraan.
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) IslamMaulanaFirdaus19
Tiga poin utama dalam dokumen tersebut adalah:
1. Kedudukan sejarah Islam sebagai sumber hukum syariah dan pelajaran berharga.
2. Sirah Nabi sebagai bagian dari hadits yang menjadi dalil syariah.
3. Kedudukan sejarah sahabat yang dapat menjadi sumber ijmak atau hasil ijtihad individu sahabat sebagai hukum syara'."
6. hukum mentalak namun hanya bergurau (abu zaid)MaulanaFirdaus19
Talak yang diucapkan dalam keadaan bercanda atau bergurau tetap sah dan jatuh talak jika lafazh talaknya tegas, meskipun orang tersebut tidak berniat untuk mentalak. Hal ini didasarkan pada dalil-dalil Al Quran dan hadis serta ijma' ulama yang menyatakan bahwa talak baik yang serius maupun bercanda sama-sama dianggap sah.
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)MaulanaFirdaus19
Dokumen membahas tentang sah tidaknya talak yang diucapkan dalam keadaan marah atau emosi. Terdapat beberapa kasus yang dibahas seperti orang yang keliru, dipaksa, marah, idiot, dan sakit menjelang kematian. Talak dalam keadaan marah masih sah jika masih sadar, sedangkan tidak sah jika hilang kesadaran. Talak orang yang dipaksa atau keliru juga tidak sah.
Dokumen tersebut membahas tentang konsekuensi keimanan dalam berbagai aspek kehidupan seperti hubungan dengan Allah, diri sendiri, dan sesama manusia. Konsekuensi keimanan mencakup pelaksanaan ibadah, akhlak mulia, dan muamalah yang adil sesuai ajaran agama.
Konsekuensi Keimanan
- Menjadi hamba Allah SWT yang bertaqwa
- Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan
- Mengadopsi secara kaffah seluruh syariat dalam al-Quran
1. Dokumen menjelaskan definisi iman dan aqidah secara bahasa dan istilah. Iman adalah keyakinan pasti berdasarkan dalil, sedangkan aqidah adalah kepercayaan kepada Allah dan segala atribut-Nya.
2. Manusia memiliki akal dan naluri. Proses berfikir manusia didasarkan pada realitas, indra, informasi, dan dalil agak maupun naqli.
3. Alquran diketahui sebagai w
1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
1. MEREVISI
HADITS-HADITS JIHAD,
BERANIK AH?
( K E D U D U K A N H A D I T S - H A D I T S T E N T A N G J I H A D
D I T E N G A H A R U S M O D E R A S I B E R A G A M A )
Y U A N A RYA N T R E S N A
1
3. • Kementerian Agama (Kemenag) melakukan revisi terhadap konten-konten ajaran terkait khilafah dan
jihad dalam pelajaran agama Islam di madrasah. Hal itu ditegaskan dalam Surat Edaran B-
4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019 yang ditandatangani Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan
Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Ahmad Umar;
• Dalam salinan surat tersebut disebutkan bahwa Kemenag melakukan revisi terhadap kompetensi inti
dan kompetensi dasar (KI-KD) untuk pengarusutamaan moderasi beragama serta pencegahan
paham radikalisme di satuan pendidikan madrasah;
• Terkait KI-KD yang membahas tentang Pemerintahan Islam (Khilafah) dan Jihad yang tercantum
dalam KMA 165 Tahun 2014 dinyatakan tidak berlaku dan telah diperbaui dalam KMA 183 Tahun
2019. Maka implementasi KI-KD dalam pembelajaran dan penilaian hasil belajarTahun Pelaharan
2019/2020 mengacu pada Kl-KD yang tercantum dalam KMA 183 Tahun 2019;
• Surat tersebut juga mengatur penarikan materi ujian di madrasah yang mencantumkan konten
khilafah dan jihad. Pembuatan soal baru akan merujuk pada Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam
Kemenag Nomor 3751, 5162, dan 5161 tahun 2018.
(Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191208191551-20-455193/kemenag-revisi-konten-
khilafah-dan-jihad-di-buku-madrasah)
3
4. • Padahal, khilafah dan jihad adalah masuk ke dalam rumpun fikih. Hal itu dapat dibuktikan
keberadaannya dalam kitab-kitab fikih dan kitab-kitab hadits;
• Sebagai konsekuensi fikih, maka akan melahirkan tuntutan berupa kewajiban untuk
merealisasikannya;
• Jihad misalnya, didudukkan dalam rumpun Sejarah Kebudayaan Islam dan harus ditafsir ulang;
• Dalam banyak hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tak diragukan lagi bahwa jihad
hukumnya fardhu (dengan ketentuan-ketentuan yang mengaturnya), maknanya adalah perang dengan
orang kafir, untuk meninggikan kalimat Allah, bahkan memiliki keagungan di dalamnya;
• Tidak aneh jika sebagian ulama mengusulkan memasukkan jihad ke dalam rukun Islam yang ke-6;
• Sikap mental tertuduh, dan mencurigai Islam, telah mengantarkan pada tuduhan bahwa jihad adalah
sumber radikalisme dan terorisme. Sebuah sikap mental yang selaras dengan pesanan kafir penjajah;
• Lantas bagaimana dengan hadits-hadits tentang jihad? Beranikah mereka menata ulang dan
merevisinya?
4
8. TEKS HADITS
َالَق ُهْنَع ُهَّللَا َييضَر َةَرْيَرُه يَِبأ ْنَع:وس عليه هللا صلى يهَّللَا ُولُسَر َالَقلم(ََْلَو َاتَم ْنَم
ُزْغَي,يهيب ُهَسْفَن ْثيدَُُي ََْلَو,ْعُش ىَلَع َاتَمٍ اَفين ْنيم ٍََب)ميلْسُم ُاهَوَر
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak
mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang
kemunafikan.“ (HR. Mulsim)
8
9. TAKHRIJ
Posisinya dalam kitab induk hadits, diantaranya:
للسيوطي َبريكال اجلامع أو امعواجل مجع(ص:24580)
ٍ نفا من ٍَبعش على مات بغزو نفسه ُيدث َلو يغز َلو مات من(يرةره أىب عن النسائىو ، داود أبوو ، ومسلم ، أمحد.)د أاب هنأ إالقال اود:ٍ فاين ٍََُبْعُش.
أمحد أخرجه(2/374رقم ،8852)ومسلم(3/1517رقم ،1910)داود أبوو(3/10رقم ،2502. )اًأيض أخرجهو:َبريكال يخرالتا ىف َبخارىلا
(6/191)النسائىو ،(6/8رقم ،3097)ٍانوع أبوو ،(4/492رقم ،7451)احلاكمو ،(2/88رقم ،2418)َبيهقىلاو ،(9/48رقم ،
17720)
Kedudukan:
Hadits ini maqbul dengan kriteria shahih karena memenuhi persyaratan sebagai hadits shahih. Hadits ini
terdapat dalam kitab Shahih.
9
10. NAQD (KRITIK) HADITS
Kritik Sanad (Naqd al-Sanad)
1. Sanad hadits ini muttashil (bersambung);
2. Secara umum rawinya maqbul dengan kriteria tsiqah;
3. Madar sanad hadits ini pada rawi bernama Umar bin Muhammad bin al-
Munkadir secara menyendiri (tafarrud)
10
11.
12. Kritik Matan (Naqd al-Matn)
1. Matan hadits ini tidak bertentangan dengan al-Quran;
2. Matan hadits ini selaras dengan Hadits shahih lainnya;
3. Lafazhnya menunjukkan keagungan pemilik kalamnya yakni Sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam;
4. Berdasarkan data takhrijnya, matan-matan hadits tersebut tidak saling
bertentangan (hadits muhkam).
12
16. TEKS HADITS
َق عنه هللا رضي يييرَعْشَْْلَا ىَوسُم يَِبأ ْنَعَوَال:هللا صلى يهَّللَا ُولُسَر َالَقعليه
وسلم(َييه يهَّللَا ٍَُميلَك َنوُكَتيل َلَتاَق ْنَماَيْلُعْلَا,َا ييليَبَس يِف َوُهَفيهَّلل)يهْيَلَع قَفهتُم
Dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: "Barangsiapa berperang untuk menjunjung
kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah.“ (HR. Muttafaq Alaih)
16
18. NAQD (KRITIK) HADITS
Kritik Sanad (Naqd al-Sanad)
1. Sanad hadits ini muttashil (bersambung);
2. Secara umum rawinya maqbul dengan kriteria tsiqah;
3. Madar sanad hadits ini pada rawi bernama Abu Wa’il (Syaqiq bin Salamah)
18
19.
20. Kritik Matan (Naqd al-Matn)
1. Matan hadits ini tidak bertentangan dengan al-Quran;
2. Matan hadits ini selaras dengan Hadits shahih lainnya;
3. Lafazhnya menunjukkan keagungan pemilik kalamnya yakni Sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam;
4. Berdasarkan data takhrijnya, matan-matan hadits tersebut tidak saling
bertentangan (hadits muhkam).
20
26. MUNASABAH DENGAN RIWAYAT LAIN
• Hadits tentang keutamaan jihad dan para mujahidin;
• Hadits tentang futuhat berbagai wilayah;
• Hadits tentang peperangan yang dilakukan oleh Nabi atau terjadi pada zaman Nabi;
• Hadits tentang rampasan perang dan tawanan;
• Hadits tentang berjaga di perbatasan;
• Hadits tentang pungutan jizyah pada ahli dziammah;
• Hadits tentang memanah dan berkuda;
• Hadits tentang industri dan peralatan perang;
• Dll.
26
32. • Islam, dalam ayat dan haditsnya, telah menjelaskan keagungan jihad dan kemuliaan para
mujahidnya (sebagai syuhada);
• Jihad adalah mengerahkan segenap kemampuan dalam berperang dengan orang kafir untuk
meninggikan “kalimat Allah”, baik dengan secara langsung maupum tidak langsung seperti
dengan harta, pikiran, dan logistik;
• Hukum jihad adalah fardhu (fardhu kifayah jika memulai menyerang, dan fardhu ‘ain bagi yang
diserang);
• Jihad adalah bagian dari politik luar negeri negara khilafah dalam menyebarkan Islam dengan
berbagai hukum turunannya (ghanimah, jizyah, tawanan perang, industri perang, dll);
• Merevisi posisi jihad dari rumpun fikih (kewajiban sampai Hari Kiamat) menjadi rumpun sejarah
masa lalu adalah kesalahan yang fatal;
• Menafsir ulang jihad dari makna syar’inya (perang) kepada makna lain (makna bahasa) seperti
hanya bersungguh-sungguh, adalah kesia-siaan.
• Jadi, beranikah mereka merevisi hadits-hadits jihad? Jika berani, sungguh lancang!
32