SlideShare a Scribd company logo
‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ه‬َ‫ك‬ َ‫ار‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫د‬َ‫ق‬ َ‫ان‬َ‫م‬َّ‫الز‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ‫ش‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫اث‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َّ‫س‬‫ال‬ ، ِ
‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫مو‬َّ‫س‬‫ل‬
َ‫ر‬
َ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ٌ‫ات‬َ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬ َ
‫َل‬َ‫ث‬ ٌ‫م‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ش‬
َ‫ج‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ، ُ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ج‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ع‬
ُ‫ب‬
‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ض‬ُ‫م‬
َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬
َ‫ان‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ش‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ج‬
.
“Sesungguhnya zaman itu berputar seperti biasanya sejak
Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas
bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan
yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Sedangkan
Rajab pertengahan antara Jumada (Tsaniyah) dan
Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim)
 Para ulama berselisih mengapa empat bulan itu dinamakan
bulan haram, ada yang mengatakan, “Karena tingginya
kemuliaan bulan itu dan haramnya melakukan dosa di
bulan-bulan itu”,
 Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan –dari Ibnu Abbas-, ia
berkata, “Allah mengkhususkan empat bulan dan
menjadikannya haram (terpelihara) serta meninggikan
kemuliaannya, menjadikan berbuat dosa di bulan-bulan itu
lebih besar (dosanya) dan menjadikan amal saleh (di bulan-
bulan itu) lebih besar pahalanya.”
 Di antara ulama ada juga yang mengatakan, bahwa
dinamakan sebagai bulan haram, karena haramnya
melakukan peperangan di bulan-bulan itu.
 Ibnu Rajab Al Hanbaliy pernah mengatakan –
secara makna-, “Dinamakan bulan Rajab itu
dengan “Rajab” karena bulan itu “Yurjab”,
yakni dimuliakan, dikatakan “Rajaba fulaanun
maulaah” yakni ‘azh-zhamah’ (si fulan
memuliakan tuannya). Ada juga yang
mengatakan bahwa hal itu karena para
malaikat memuliakan dengan bertasbih dan
bertahmid di bulan itu, namun hadits tentang
hal ini palsu.”
 Kaum Jahiliah dahulu memuliakan bulan Rajab, terlebih kabilah Mudhar, oleh karena
itu dalam hadits di atas disebutkan “Wa Rajab mudhara…dst”
 Ibnul Atsir dalam An Nihayah berkata, “Diidhafatkan (disambung) kata-kata Rajab
dengan Mudhar, karena mereka (kabilah Mudhar) memuliakannya berbeda dengan
lainnya, dari situ seakan-akan mereka mengistimewakannya.”
 Di antara bentuk penghormatan mereka terhadap bulan itu adalah dengan
mengharamkan perang di bulan itu, sampai-sampai mereka menamakan perang yang
terjadi di bulan itu dengan nama “Harbul fajaar” (perang pelanggaran).
 Mereka juga melakukan penyembelihan di bulan itu dengan nama “Al ‘Atiirah”, berupa
kambing yang mereka sembelih untuk berhala mereka lalu darah tersebut dituangakan
ke kepalanya. Kemudian Islam datang membatalkan perbuatan itu sebagaimana dalam
hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim,
‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬
‫َل‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬
‫َل‬
 “Tidak ada lagi fara’ (penyembelihan kepada berhala) dan ‘Atiirah.”
 Sebagaian kaum salaf berkata, “Bulan Rajab adalah bulan
menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram tanaman dan
bulan Ramadhan adalah bulan memetik hasilnya.”
 Dalam sebuah do’a yang disandarkan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal bukan dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam (dha’if) disebutkan,
 ْ‫ع‬‫ا‬‫ش‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ج‬‫ا‬‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ل‬ ْ‫ك‬ ِ
‫ار‬‫ا‬‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫لل‬‫ا‬‫ا‬
‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ا‬َ‫ا‬‫ر‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬ِْْ‫غ‬‫ل‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫َب‬
 “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada bulan
Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami hingga bulan
Ramadhan.”
 Ibnu Hajar pernah mengatakan, “Tidak ada hadits shahih yang bisa dijadikan hujjah
tentang keutamaan bulan Rajab, maupun berpuasa di bulan itu dan hari-harinya,
demikian juga tidak ada (keutamaan) melakukan qiyamul lail khusus di bulan
itu…(Tabyiinul ‘ajab fiimaa warada fii fadhli Rajab hal. 9)
 Ia juga mengatakan di kitab yang sama hal. 8, “Adapun hadits-hadits tegas yang datang
tentang keutamaan Rajab ataupun keutamaan berpuasa di bulan itu dan hari-harinya
dapat disimpulkan menjadi dua bagian; bisa dha’if, bisa juga maudhu’ (palsu)…”
 Demikian juga tentang Umrah di bulan Rajab, sama sekali tidak ada asal-usulnya
tentang keistimewaan umrah di bulan ini, bahkan yang ada keterangannya adalah
berumrah di bulan Ramadhan sebagaimana dalam hadits yang shahih,
 ‫ة‬َّ‫ج‬‫ا‬‫ح‬ ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬‫ا‬‫ت‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ا‬َ‫ا‬‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ع‬
 “Berumrah di bulan Ramadhan itu seperti hajji.”
 Shalat Raghaa’ib
 Memang ada hadits yang menjelaskan tentang sifat shalat
Raghaa’ib dan keutamaannya seperti yang disebutkan dalam
kitab Ihyaa’ Uluumiddiin karya Al Ghazaaliy 1/202 berikut:

‫النبي‬ ‫عن‬ ‫أنس‬ ‫عن‬
-
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
-
‫قال‬ ‫أنه‬
:
“
‫الخميس‬ ‫يوم‬ ‫يصوم‬ ‫أحد‬ ‫من‬ ‫ما‬
(
‫رج‬ ‫من‬ ‫خميس‬ ‫أول‬
‫ب‬
)
‫ركعة‬ ‫كل‬ ‫في‬ ‫يقرأ‬ ، ‫ركعة‬ ‫عشرة‬ ‫اثنتي‬ ‫الجمعة‬ ‫ليلة‬ ‫يعني‬ ‫والعتمة‬ ‫العشاء‬ ‫بين‬ ‫فيما‬ ‫يصلي‬ ‫ثم‬
‫الكتاب‬ ‫بفاتحة‬
‫و‬ ‫مرة‬
((
ِ
‫ر‬ْ‫د‬َ‫ق‬‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ َ‫نز‬َ‫أ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬‫إ‬
))
‫و‬ ،‫مرات‬ ‫ثَلث‬
((
َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬
ٌ‫د‬
))
‫كل‬ ‫بين‬ ‫يفصل‬ ، ‫مرة‬ ‫عشرة‬ ‫اثنتي‬
‫مرة‬ ‫سبعين‬ ‫سجوده‬ ‫في‬ ‫فيقول‬ ،‫سبعين‬ ّ‫ي‬‫عل‬ ‫صلى‬ ‫صَلته‬ ‫من‬ ‫فرغ‬ ‫فإذا‬ ، ‫بتسليمة‬ ‫ركعتين‬
( :
‫رب‬ ‫قدوس‬ ‫سبوح‬
‫والروح‬ ‫المَلئكة‬
)
‫مرة‬ ‫سبعين‬ ‫ويقول‬ ‫رأسه‬ ‫يرفع‬ ‫ثم‬ ،
:
‫أنت‬ ‫إنك‬ ، ‫تعلم‬ ‫عما‬ ‫وتجاوز‬ ‫وارحم‬ ‫اغفر‬ ‫رب‬
‫العزيز‬
‫هللا‬ ‫يسأل‬ ‫ثم‬ ، ‫األولى‬ ‫السجدة‬ ‫في‬ ‫قال‬ ‫ما‬ ‫مثل‬ ‫فيقول‬ ‫الثانية‬ ‫يسجد‬ ‫ثم‬ ، ‫األعظم‬
(
‫تعالى‬
)
، ‫حاجته‬
‫تقضى‬ ‫فإنها‬
”
..
‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫قال‬
-
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬
-
:
“
‫الصَل‬ ‫هذه‬ ‫صلى‬ ‫ة‬َ‫م‬َ‫أ‬ ‫وال‬ ‫عبد‬ ‫من‬ ‫ما‬ ، ‫بيده‬ ‫نفسي‬ ‫والذي‬
‫هللا‬ ‫غفر‬ ‫إال‬ ‫ة‬
‫ي‬ ‫ويشفع‬ ، ‫األشجار‬ ‫وورق‬ ، ‫الجبال‬ ‫ووزن‬ ، ‫الرمل‬ ‫وعدد‬ ، ‫البحر‬ ‫زبد‬ ‫مثل‬ ‫كانت‬ ‫ولو‬ ، ‫ذنوبه‬ ‫جميع‬ ‫له‬
‫وم‬
‫النار‬ ‫استوجب‬ ‫قد‬ ‫ممن‬ ‫بيته‬ ‫أهل‬ ‫من‬ ‫سبعمئة‬ ‫في‬ ‫القيامة‬
 Dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau
bersabda, “Tidak ada seorang pun yang berpuasa pada hari
Kamis (Kamis pertama bulan Rajab), kemudian melakukan shalat
antara setelah Isya dengan permulaan malam yakni pada malam
Jum’at sebanyak 12 rak’at, di mana pada setiap rakaat dibacanya
Al Fatihah sekali, Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr 3x,
Qulhuwallahu ahad 12x, setiap antara dua rak’at dipisah dengan
salam, setelah selesai shalat bershalawat kepadaku 70x, ketika
sujudnya mengucapkan “Suubuhun qudduusun Rabbul
malaaikati war ruuh” 70x, lalu mengangkat kepalanya dan
membaca sebanyak 70x “Rabbighfir warham, wa tajaawaz
‘ammaa ta’lam, innaka antal ‘aziizul a’zham”, kemudian sujud
kedua dan mengucapkan seperti di sujud pertama. Setelah itu, ia
meminta kepada Allah Ta’ala hajatnya, maka akan
ditunaikan…Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan
(sabdanya): “Demi Allah, yang diriku di tangan-Nya, tidaklah
seorang hamba laki-laki maupun wanita melakukan shalat ini
sekali saja kecuali Allah akan mengampuni semua dosanya
meskipun sebanyak buih di lautan, sebanyak jumlah pasir, seberat
gunung, sebanyak daun di pohon dan akan diberikan syafa’at
untuk 700 orang keluarganya yang seharusnya masuk neraka.”
 Ibnun Nuhaas mengatakan, “Perbuatan itu adalah bid’ah, hadits yang
menyebutkan tentang hal itu palsu dengan kesepakatan ahli hadits.”
(Tanbiihul Ghaafiliin hal. 496)
 Di antara ulama lain yang menjelaskan kepalsuan hadits di atas adalah
Ibnul Jauziy dalam Al Maudhuu’aat, Al Haafizh Abul Khaththab dan Abu
Syaamah (lihat kitab Al Baa’its ‘alaa inkaaril bida’ wal hawaadits)
 Demikian juga Ibnul Haaj dalam Al Madkhal (1/211), juga Ibnu Rajab dan
para ulama lainnya.
 Oleh karena itu Imam Nawawi berkata, “Perbuatan itu adalah bid’ah yang
buruk, perlu diingkari dengan keras, isinya mengandung banyak
kemungkaran, sudah tentu harus ditinggalkan dan dijauhi serta
mengingkari pelakunya.” (Fatawa Al Imam An Nawawiy hal. 57)
 Pencantuman hadits tersebut di kitab Ihyaa’ Uluumiddin, karena Imam Al
Ghazaali -rahimanillah wa iyyah- memang mengakui bahwa dirinya tidak
ahli dalam masalah hadits, ia sendiri berkata:
 ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ح‬ْ‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ة‬‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ا‬َِ‫َب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬‫ا‬‫ج‬ْ‫ز‬َُ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬
 “Perbendaharaan saya dalam ilmu hadits sangat kurang.”
 Demikian juga tidak ada dasarnya shalat
“Alfiyyah” yang dilakukan pada hari pertama
bulan Rajab dan pada pertengahan bulan Sya’ban.
Termasuk juga shalat “Ummu Daawud” yang
dilakukan pada pertengahan Rajab, ini semua
adalah diada-adakan, dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
 ٌ‫د‬‫ا‬‫ر‬ ‫ا‬‫ُو‬‫ه‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬ُ‫ر‬َْ‫ا‬‫ا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬
‫س‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬ ‫ال‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬‫ل‬ِ‫ام‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ا‬َ
 “Barang siapa yang mengerajakan amalan yang
tidak kami perintahkan, maka amalan itu tertolak.”
(HR. Muslim)
 Israa’ dan Mi’raaj
 Termasuk mukjizat besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah diperjalankan Beliau dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
kemudian dinaikkan ke langit, namun di zaman sekarang terjadi keganjilan
yaitu diadakannya peringatan khusus berkenaan dengan Israa’-Mi’raaj pada
tanggal 27 bulan Rajab, padahal riwayat tentang kejadian Israa’-Mi’raaj itu
terjadi pada tanggal 27 bulan Rajab tidak shahih, Ibnu Hajar mengatakan –
dari Ibnu Dihyah-, “Sebagian tukang cerita menyebutkan bahwa kejadian
Israa’ itu pada bulan Rajab”, lalu ia mengomentari dengan mengatakan, “Itu
adalah dusta.” (Tabyiinul ‘Ajab hal.6)
 Ibnu Rajab berkata, “Diriwayatkan pernyataan itu dengan isnad yang tidak
shahih dari Al Qaasim bin Muhammad bahwa Isra’nya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pada tanggal 27 Rajab, namun hal itu diingkari oleh
Ibrahim Al Harbiy dan lainnya.” (Zaadul Ma’aad karya Ibnul Qayyim
1/275)
 Kalau pun diketahui kapan terjadinya, namun tetap tidak dibenarkan
memperingatinya, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para
sahabat dan para tabi’in tidak memperingatinya.
 Adakah peristiwa besar di bulan Rajab?
 Ibnu Rajab berkata, “Ada riwayat bahwa di bulan Rajab ada peristiwa-
peristiwa besar, namun sama sekali tidak shahih, ada (juga) riwayat bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir di malam pertamanya, Beliau diutus
pada malam ke-27-nya atau 25-nya, namun semua itu tidak ada yang
shahih…” (Lathaa’iful Ma’aarif hal. 233)

 Ketua majlis ulama Saudi Arabia Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baaz berkata:
 ‫ف‬ ‫ورد‬ ‫ما‬ ُّ‫ل‬‫وك‬ ،‫غيره‬ ‫في‬ ‫وال‬ ‫رجب‬ ‫في‬ ‫ال‬ ،‫تعيينها‬ ‫الصحيحة‬ ‫األحاديث‬ ‫في‬ ِ‫ت‬‫يأ‬ ‫لم‬ ‫والمعراج‬ ‫اإلسراء‬ ‫فيها‬ ‫حصل‬ ‫التي‬ ‫الليلة‬ ‫وهذه‬
‫ي‬
‫ث‬ ‫ولو‬ ،‫لها‬ ‫الناس‬ ‫إنساء‬ ‫في‬ ‫البالغة‬ ‫الحكمة‬ ‫وهلل‬ ‫بالحديث‬ ‫العلم‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫عن‬ ‫ثابت‬ ‫غير‬ ‫فهو‬ ‫تعيينها‬
‫بت‬
‫وس‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ َّ‫ألن‬ ‫بها؛‬ ‫يحتفلوا‬ ‫أن‬ ‫لهم‬ ْ‫يجز‬ ‫ولم‬ ،‫العبادات‬ ‫من‬ ‫بشيء‬ ‫وها‬ُّ‫ص‬‫يخ‬ ‫أن‬ ‫للمسلمين‬ ْ‫يجز‬ ‫لم‬ ‫تعيينها‬
‫وأصحابه‬ ‫لم‬
‫علي‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫سول‬َّ‫الر‬ ‫َّنه‬‫ي‬‫لب‬ ً‫ا‬‫مشروع‬ ً‫ا‬‫أمر‬ ‫بها‬ ‫االحتفال‬ ‫كان‬ ‫ولو‬ ،‫بشيء‬ ‫وها‬ُّ‫ص‬‫يخ‬ ‫ولم‬ ‫بها‬ ‫يحتفلوا‬ ‫لم‬ ‫عنهم‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬
،‫ة‬ّ‫م‬ُ‫لأل‬ ‫وسلم‬ ‫ه‬
ِّ‫ي‬‫نب‬ ‫عن‬ ‫نقلوا‬ ‫فقد‬ ،‫إلينا‬ ‫عنهم‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫الصحابة‬ ُ‫ه‬‫ل‬َ‫ق‬َ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬ ،‫واشتهر‬ َ‫رف‬ُ‫ع‬‫ل‬ ‫ذلك‬ ‫من‬ ‫شيء‬ ‫وقع‬ ‫ولو‬ ،‫بالفعل‬ ‫وإما‬ ،‫بالقول‬ ‫إما‬
‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هم‬
‫ب‬ ‫االحتفال‬ ‫كان‬ ‫ولو‬ ،‫خير‬ ِّ‫ل‬‫ك‬ ‫إلى‬ ‫السابقون‬ ‫هم‬ ‫بل‬ ،‫الدين‬ ‫من‬ ‫شيء‬ ‫في‬ ‫طوا‬ ِّ‫ُفر‬‫ي‬ ‫ولم‬ ،‫ة‬ّ‫م‬ُ‫األ‬ ‫تحتاجه‬ ‫شيء‬ َّ‫ل‬‫ك‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬
‫الليلة‬ ‫هذه‬
‫إليه‬ ‫أسبق‬ ‫لكانوا‬ ً‫ا‬‫مشروع‬
…
 “Malam yang terjadi di sana Isra’ dan Mi’raj sama sekali tidak disebutkan dalam hadits-
hadits yang shahih kapan harinya, apakah bulan Rajab ataukah bulan lainnya, semua
riwayat yang menjelaskan tentang kapannya tidak sah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menurut ahli hadits. Allah memiiki hikmah yang dalam mengapa orang-orang
melupakan (kapan hari)nya, kalaupun ada riwayat yang sah tentang kapan harinya,
namun tetap tidak boleh bagi kaum muslimin mengkhususkannya dengan salah satu
ibadah, juga tidak boleh memperingatinya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum tidak memperingatinya, juga tidak
mengkhususkannya dengan satupun (ibadah), sekiranya memperingati hal itu masyru’
(disyari’atkan), tentu Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskannya kepada
umat, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, dan jika memang demikian tentu
hal tersebut akan dikenal dan masyhur, juga akan diriwayatkan oleh para sahabat
radhiyallahu ‘anhum kepada kita, bukankah mereka telah menukilkan dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam semua yang dibutuhkan umat, dan tidak meremehkan
sedikit pun hal yang berkaitan dengan agama, bahkan mereka terdepan dalam kebaikan,
sehingga jika memperingati malam ini (malam Israa’ Mi’raaj) masyru’ (disyari’atkan),
tentu mereka sudah mendahuluinya…dst.”
Keutamaan bulan rajab

More Related Content

What's hot

Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Erwin Wahyu
 
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Erwin Wahyu
 
Bahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramBahaya Harta Haram
Bahaya Harta Haram
Erwin Wahyu
 
05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAMKEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
Amphie Yuurisman
 
Bulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan BeribadahBulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan BeribadahSofyan Siroj
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
fissilmikaffah1
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan Ngaji
Erwin Wahyu
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Erwin Wahyu
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Erwin Wahyu
 
Keutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkahKeutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkah
Erwin Wahyu
 
Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0
Doddy Elzha Al Jambary
 
Keterikatan terhadap hukum syara’
Keterikatan terhadap hukum syara’Keterikatan terhadap hukum syara’
Keterikatan terhadap hukum syara’
Nur Rohim
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Erwin Wahyu
 
Islam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup SempurnaIslam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup Sempurna
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwahel-hafiy
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
Nur Rohim
 

What's hot (20)

Jalan dakwah
Jalan dakwahJalan dakwah
Jalan dakwah
 
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
 
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
Materi Kajian Umum - Darimana Kita Berasal?
 
Bahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramBahaya Harta Haram
Bahaya Harta Haram
 
05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia
 
Hukum syara
Hukum syaraHukum syara
Hukum syara
 
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAMKEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
 
Bulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan BeribadahBulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
Bulan Muharram dan Keutamaan Beribadah
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan Ngaji
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
 
Keutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkahKeutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkah
 
Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0
 
Keterikatan terhadap hukum syara’
Keterikatan terhadap hukum syara’Keterikatan terhadap hukum syara’
Keterikatan terhadap hukum syara’
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
 
Islam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup SempurnaIslam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup Sempurna
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwah
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 

Similar to Keutamaan bulan rajab

Fadhilah muharram
Fadhilah muharramFadhilah muharram
Fadhilah muharram
Doddy Elzha Al Jambary
 
Hadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptx
Hadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptxHadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptx
Hadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptx
Aburaina2
 
Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22
Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22
Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22
Hasaniahmadsaid
 
Bekal idul adha
Bekal idul adhaBekal idul adha
Bekal idul adha
Helmon Chan
 
Hukum Puasa Rajab.docx
Hukum Puasa Rajab.docxHukum Puasa Rajab.docx
Hukum Puasa Rajab.docx
AbuZidan4
 
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdf
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdfBAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdf
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdf
Mohd Adib Abd Muin, Senior Lecturer at Universiti Utara Malaysia
 
Keutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdf
Keutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdfKeutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdf
Keutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdf
NurulZaman4
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Sifat shalat nabi 2
Sifat shalat nabi 2Sifat shalat nabi 2
Sifat shalat nabi 2
Doddy Elzha Al Jambary
 
Hadits dhaif di bulan ramadhan
Hadits dhaif di bulan ramadhanHadits dhaif di bulan ramadhan
Hadits dhaif di bulan ramadhanAbyanuddin Salam
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurban
alfatfatoha
 
KEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptx
KEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptxKEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptx
KEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptx
Betta Kurniawan
 
tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah
aswajanu
 
Surat alfatihah
Surat alfatihahSurat alfatihah
Surat alfatihah
Muhamad Yusuf
 
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAHSHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
Badan Pembina Mahasiswa Wahidiyah Pusat
 
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Hendri Syahrial
 

Similar to Keutamaan bulan rajab (20)

Fadhilah muharram
Fadhilah muharramFadhilah muharram
Fadhilah muharram
 
Tausiyah bln rajab
Tausiyah bln rajabTausiyah bln rajab
Tausiyah bln rajab
 
Hadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptx
Hadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptxHadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptx
Hadist lemah dan palsu rajab YANG BANYAK DIAMALKAN.pptx
 
Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22
Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22
Hadis hadis bermasalah bulan rajab - dr. hasani ahmad said, ahad, 12 feb 22
 
Bekal idul adha
Bekal idul adhaBekal idul adha
Bekal idul adha
 
Hukum Puasa Rajab.docx
Hukum Puasa Rajab.docxHukum Puasa Rajab.docx
Hukum Puasa Rajab.docx
 
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdf
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdfBAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdf
BAGAIMANA RASULULLAH SAW BERPUASA 11 April 2023 - Kapt Dr. Adib.pdf
 
Keutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdf
Keutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdfKeutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdf
Keutamaan Bulan Dzulhijjah_Yuana.pdf
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Kitab salat
 
Sifat shalat nabi 2
Sifat shalat nabi 2Sifat shalat nabi 2
Sifat shalat nabi 2
 
Amalan bulan rajab
Amalan bulan rajabAmalan bulan rajab
Amalan bulan rajab
 
Hadits dhaif di bulan ramadhan
Hadits dhaif di bulan ramadhanHadits dhaif di bulan ramadhan
Hadits dhaif di bulan ramadhan
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurban
 
Haji wada
Haji wadaHaji wada
Haji wada
 
KEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptx
KEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptxKEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptx
KEUTAMAAN BULAN SYABAN.pptx
 
tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah tawasul dan istighatsah
tawasul dan istighatsah
 
Surat alfatihah
Surat alfatihahSurat alfatihah
Surat alfatihah
 
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAHSHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
 
Tabarruk
TabarrukTabarruk
Tabarruk
 
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)
 

Keutamaan bulan rajab

  • 1. ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ه‬َ‫ك‬ َ‫ار‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫د‬َ‫ق‬ َ‫ان‬َ‫م‬َّ‫الز‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ش‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫اث‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َّ‫س‬‫ال‬ ، ِ ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬ َ‫مو‬َّ‫س‬‫ل‬ َ‫ر‬ َ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ ٌ‫ات‬َ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ت‬ُ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬ َ ‫َل‬َ‫ث‬ ٌ‫م‬ُ‫ر‬ُ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ش‬ َ‫ج‬ َ‫ر‬ َ‫و‬ ، ُ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ج‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫و‬ُ‫ذ‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ع‬ ُ‫ب‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ض‬ُ‫م‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ َ‫ان‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ش‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ج‬ . “Sesungguhnya zaman itu berputar seperti biasanya sejak Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Sedangkan Rajab pertengahan antara Jumada (Tsaniyah) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim)
  • 2.  Para ulama berselisih mengapa empat bulan itu dinamakan bulan haram, ada yang mengatakan, “Karena tingginya kemuliaan bulan itu dan haramnya melakukan dosa di bulan-bulan itu”,  Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan –dari Ibnu Abbas-, ia berkata, “Allah mengkhususkan empat bulan dan menjadikannya haram (terpelihara) serta meninggikan kemuliaannya, menjadikan berbuat dosa di bulan-bulan itu lebih besar (dosanya) dan menjadikan amal saleh (di bulan- bulan itu) lebih besar pahalanya.”  Di antara ulama ada juga yang mengatakan, bahwa dinamakan sebagai bulan haram, karena haramnya melakukan peperangan di bulan-bulan itu.
  • 3.  Ibnu Rajab Al Hanbaliy pernah mengatakan – secara makna-, “Dinamakan bulan Rajab itu dengan “Rajab” karena bulan itu “Yurjab”, yakni dimuliakan, dikatakan “Rajaba fulaanun maulaah” yakni ‘azh-zhamah’ (si fulan memuliakan tuannya). Ada juga yang mengatakan bahwa hal itu karena para malaikat memuliakan dengan bertasbih dan bertahmid di bulan itu, namun hadits tentang hal ini palsu.”
  • 4.  Kaum Jahiliah dahulu memuliakan bulan Rajab, terlebih kabilah Mudhar, oleh karena itu dalam hadits di atas disebutkan “Wa Rajab mudhara…dst”  Ibnul Atsir dalam An Nihayah berkata, “Diidhafatkan (disambung) kata-kata Rajab dengan Mudhar, karena mereka (kabilah Mudhar) memuliakannya berbeda dengan lainnya, dari situ seakan-akan mereka mengistimewakannya.”  Di antara bentuk penghormatan mereka terhadap bulan itu adalah dengan mengharamkan perang di bulan itu, sampai-sampai mereka menamakan perang yang terjadi di bulan itu dengan nama “Harbul fajaar” (perang pelanggaran).  Mereka juga melakukan penyembelihan di bulan itu dengan nama “Al ‘Atiirah”, berupa kambing yang mereka sembelih untuk berhala mereka lalu darah tersebut dituangakan ke kepalanya. Kemudian Islam datang membatalkan perbuatan itu sebagaimana dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim, ‫ا‬‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬ ‫َل‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬ ‫َل‬  “Tidak ada lagi fara’ (penyembelihan kepada berhala) dan ‘Atiirah.”
  • 5.  Sebagaian kaum salaf berkata, “Bulan Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memetik hasilnya.”  Dalam sebuah do’a yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal bukan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dha’if) disebutkan,  ْ‫ع‬‫ا‬‫ش‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫ج‬‫ا‬‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ل‬ ْ‫ك‬ ِ ‫ار‬‫ا‬‫ب‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫لل‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ا‬َ‫ا‬‫ر‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬ِْْ‫غ‬‫ل‬‫ا‬‫ب‬‫ا‬‫و‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫َب‬  “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan.”
  • 6.  Ibnu Hajar pernah mengatakan, “Tidak ada hadits shahih yang bisa dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, maupun berpuasa di bulan itu dan hari-harinya, demikian juga tidak ada (keutamaan) melakukan qiyamul lail khusus di bulan itu…(Tabyiinul ‘ajab fiimaa warada fii fadhli Rajab hal. 9)  Ia juga mengatakan di kitab yang sama hal. 8, “Adapun hadits-hadits tegas yang datang tentang keutamaan Rajab ataupun keutamaan berpuasa di bulan itu dan hari-harinya dapat disimpulkan menjadi dua bagian; bisa dha’if, bisa juga maudhu’ (palsu)…”  Demikian juga tentang Umrah di bulan Rajab, sama sekali tidak ada asal-usulnya tentang keistimewaan umrah di bulan ini, bahkan yang ada keterangannya adalah berumrah di bulan Ramadhan sebagaimana dalam hadits yang shahih,  ‫ة‬َّ‫ج‬‫ا‬‫ح‬ ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬‫ا‬‫ت‬ ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ا‬َ‫ا‬‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ة‬‫ا‬‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ع‬  “Berumrah di bulan Ramadhan itu seperti hajji.”
  • 7.  Shalat Raghaa’ib  Memang ada hadits yang menjelaskan tentang sifat shalat Raghaa’ib dan keutamaannya seperti yang disebutkan dalam kitab Ihyaa’ Uluumiddiin karya Al Ghazaaliy 1/202 berikut:  ‫النبي‬ ‫عن‬ ‫أنس‬ ‫عن‬ - ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ - ‫قال‬ ‫أنه‬ : “ ‫الخميس‬ ‫يوم‬ ‫يصوم‬ ‫أحد‬ ‫من‬ ‫ما‬ ( ‫رج‬ ‫من‬ ‫خميس‬ ‫أول‬ ‫ب‬ ) ‫ركعة‬ ‫كل‬ ‫في‬ ‫يقرأ‬ ، ‫ركعة‬ ‫عشرة‬ ‫اثنتي‬ ‫الجمعة‬ ‫ليلة‬ ‫يعني‬ ‫والعتمة‬ ‫العشاء‬ ‫بين‬ ‫فيما‬ ‫يصلي‬ ‫ثم‬ ‫الكتاب‬ ‫بفاتحة‬ ‫و‬ ‫مرة‬ (( ِ ‫ر‬ْ‫د‬َ‫ق‬‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ َ‫نز‬َ‫أ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬‫إ‬ )) ‫و‬ ،‫مرات‬ ‫ثَلث‬ (( َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ ٌ‫د‬ )) ‫كل‬ ‫بين‬ ‫يفصل‬ ، ‫مرة‬ ‫عشرة‬ ‫اثنتي‬ ‫مرة‬ ‫سبعين‬ ‫سجوده‬ ‫في‬ ‫فيقول‬ ،‫سبعين‬ ّ‫ي‬‫عل‬ ‫صلى‬ ‫صَلته‬ ‫من‬ ‫فرغ‬ ‫فإذا‬ ، ‫بتسليمة‬ ‫ركعتين‬ ( : ‫رب‬ ‫قدوس‬ ‫سبوح‬ ‫والروح‬ ‫المَلئكة‬ ) ‫مرة‬ ‫سبعين‬ ‫ويقول‬ ‫رأسه‬ ‫يرفع‬ ‫ثم‬ ، : ‫أنت‬ ‫إنك‬ ، ‫تعلم‬ ‫عما‬ ‫وتجاوز‬ ‫وارحم‬ ‫اغفر‬ ‫رب‬ ‫العزيز‬ ‫هللا‬ ‫يسأل‬ ‫ثم‬ ، ‫األولى‬ ‫السجدة‬ ‫في‬ ‫قال‬ ‫ما‬ ‫مثل‬ ‫فيقول‬ ‫الثانية‬ ‫يسجد‬ ‫ثم‬ ، ‫األعظم‬ ( ‫تعالى‬ ) ، ‫حاجته‬ ‫تقضى‬ ‫فإنها‬ ” .. ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫قال‬ - ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ - : “ ‫الصَل‬ ‫هذه‬ ‫صلى‬ ‫ة‬َ‫م‬َ‫أ‬ ‫وال‬ ‫عبد‬ ‫من‬ ‫ما‬ ، ‫بيده‬ ‫نفسي‬ ‫والذي‬ ‫هللا‬ ‫غفر‬ ‫إال‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ويشفع‬ ، ‫األشجار‬ ‫وورق‬ ، ‫الجبال‬ ‫ووزن‬ ، ‫الرمل‬ ‫وعدد‬ ، ‫البحر‬ ‫زبد‬ ‫مثل‬ ‫كانت‬ ‫ولو‬ ، ‫ذنوبه‬ ‫جميع‬ ‫له‬ ‫وم‬ ‫النار‬ ‫استوجب‬ ‫قد‬ ‫ممن‬ ‫بيته‬ ‫أهل‬ ‫من‬ ‫سبعمئة‬ ‫في‬ ‫القيامة‬
  • 8.  Dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda, “Tidak ada seorang pun yang berpuasa pada hari Kamis (Kamis pertama bulan Rajab), kemudian melakukan shalat antara setelah Isya dengan permulaan malam yakni pada malam Jum’at sebanyak 12 rak’at, di mana pada setiap rakaat dibacanya Al Fatihah sekali, Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr 3x, Qulhuwallahu ahad 12x, setiap antara dua rak’at dipisah dengan salam, setelah selesai shalat bershalawat kepadaku 70x, ketika sujudnya mengucapkan “Suubuhun qudduusun Rabbul malaaikati war ruuh” 70x, lalu mengangkat kepalanya dan membaca sebanyak 70x “Rabbighfir warham, wa tajaawaz ‘ammaa ta’lam, innaka antal ‘aziizul a’zham”, kemudian sujud kedua dan mengucapkan seperti di sujud pertama. Setelah itu, ia meminta kepada Allah Ta’ala hajatnya, maka akan ditunaikan…Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan (sabdanya): “Demi Allah, yang diriku di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba laki-laki maupun wanita melakukan shalat ini sekali saja kecuali Allah akan mengampuni semua dosanya meskipun sebanyak buih di lautan, sebanyak jumlah pasir, seberat gunung, sebanyak daun di pohon dan akan diberikan syafa’at untuk 700 orang keluarganya yang seharusnya masuk neraka.”
  • 9.  Ibnun Nuhaas mengatakan, “Perbuatan itu adalah bid’ah, hadits yang menyebutkan tentang hal itu palsu dengan kesepakatan ahli hadits.” (Tanbiihul Ghaafiliin hal. 496)  Di antara ulama lain yang menjelaskan kepalsuan hadits di atas adalah Ibnul Jauziy dalam Al Maudhuu’aat, Al Haafizh Abul Khaththab dan Abu Syaamah (lihat kitab Al Baa’its ‘alaa inkaaril bida’ wal hawaadits)  Demikian juga Ibnul Haaj dalam Al Madkhal (1/211), juga Ibnu Rajab dan para ulama lainnya.  Oleh karena itu Imam Nawawi berkata, “Perbuatan itu adalah bid’ah yang buruk, perlu diingkari dengan keras, isinya mengandung banyak kemungkaran, sudah tentu harus ditinggalkan dan dijauhi serta mengingkari pelakunya.” (Fatawa Al Imam An Nawawiy hal. 57)  Pencantuman hadits tersebut di kitab Ihyaa’ Uluumiddin, karena Imam Al Ghazaali -rahimanillah wa iyyah- memang mengakui bahwa dirinya tidak ahli dalam masalah hadits, ia sendiri berkata:  ِ‫ث‬ْ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ح‬ْ‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ة‬‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ا‬َِ‫َب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ‫ى‬‫ا‬‫ج‬ْ‫ز‬َُ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ا‬‫ا‬  “Perbendaharaan saya dalam ilmu hadits sangat kurang.”
  • 10.  Demikian juga tidak ada dasarnya shalat “Alfiyyah” yang dilakukan pada hari pertama bulan Rajab dan pada pertengahan bulan Sya’ban. Termasuk juga shalat “Ummu Daawud” yang dilakukan pada pertengahan Rajab, ini semua adalah diada-adakan, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  ٌ‫د‬‫ا‬‫ر‬ ‫ا‬‫ُو‬‫ه‬‫ا‬‫ف‬ ‫ا‬‫ا‬‫ن‬ُ‫ر‬َْ‫ا‬‫ا‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬ ‫س‬ْ‫ي‬‫ا‬‫ل‬ ‫ال‬‫ا‬‫م‬‫ا‬‫ع‬ ‫ا‬‫ل‬ِ‫ام‬‫ع‬ ْ‫ن‬‫ا‬َ  “Barang siapa yang mengerajakan amalan yang tidak kami perintahkan, maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)
  • 11.  Israa’ dan Mi’raaj  Termasuk mukjizat besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah diperjalankan Beliau dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian dinaikkan ke langit, namun di zaman sekarang terjadi keganjilan yaitu diadakannya peringatan khusus berkenaan dengan Israa’-Mi’raaj pada tanggal 27 bulan Rajab, padahal riwayat tentang kejadian Israa’-Mi’raaj itu terjadi pada tanggal 27 bulan Rajab tidak shahih, Ibnu Hajar mengatakan – dari Ibnu Dihyah-, “Sebagian tukang cerita menyebutkan bahwa kejadian Israa’ itu pada bulan Rajab”, lalu ia mengomentari dengan mengatakan, “Itu adalah dusta.” (Tabyiinul ‘Ajab hal.6)  Ibnu Rajab berkata, “Diriwayatkan pernyataan itu dengan isnad yang tidak shahih dari Al Qaasim bin Muhammad bahwa Isra’nya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tanggal 27 Rajab, namun hal itu diingkari oleh Ibrahim Al Harbiy dan lainnya.” (Zaadul Ma’aad karya Ibnul Qayyim 1/275)  Kalau pun diketahui kapan terjadinya, namun tetap tidak dibenarkan memperingatinya, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan para tabi’in tidak memperingatinya.  Adakah peristiwa besar di bulan Rajab?  Ibnu Rajab berkata, “Ada riwayat bahwa di bulan Rajab ada peristiwa- peristiwa besar, namun sama sekali tidak shahih, ada (juga) riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir di malam pertamanya, Beliau diutus pada malam ke-27-nya atau 25-nya, namun semua itu tidak ada yang shahih…” (Lathaa’iful Ma’aarif hal. 233) 
  • 12.  Ketua majlis ulama Saudi Arabia Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baaz berkata:  ‫ف‬ ‫ورد‬ ‫ما‬ ُّ‫ل‬‫وك‬ ،‫غيره‬ ‫في‬ ‫وال‬ ‫رجب‬ ‫في‬ ‫ال‬ ،‫تعيينها‬ ‫الصحيحة‬ ‫األحاديث‬ ‫في‬ ِ‫ت‬‫يأ‬ ‫لم‬ ‫والمعراج‬ ‫اإلسراء‬ ‫فيها‬ ‫حصل‬ ‫التي‬ ‫الليلة‬ ‫وهذه‬ ‫ي‬ ‫ث‬ ‫ولو‬ ،‫لها‬ ‫الناس‬ ‫إنساء‬ ‫في‬ ‫البالغة‬ ‫الحكمة‬ ‫وهلل‬ ‫بالحديث‬ ‫العلم‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫عن‬ ‫ثابت‬ ‫غير‬ ‫فهو‬ ‫تعيينها‬ ‫بت‬ ‫وس‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ َّ‫ألن‬ ‫بها؛‬ ‫يحتفلوا‬ ‫أن‬ ‫لهم‬ ْ‫يجز‬ ‫ولم‬ ،‫العبادات‬ ‫من‬ ‫بشيء‬ ‫وها‬ُّ‫ص‬‫يخ‬ ‫أن‬ ‫للمسلمين‬ ْ‫يجز‬ ‫لم‬ ‫تعيينها‬ ‫وأصحابه‬ ‫لم‬ ‫علي‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫سول‬َّ‫الر‬ ‫َّنه‬‫ي‬‫لب‬ ً‫ا‬‫مشروع‬ ً‫ا‬‫أمر‬ ‫بها‬ ‫االحتفال‬ ‫كان‬ ‫ولو‬ ،‫بشيء‬ ‫وها‬ُّ‫ص‬‫يخ‬ ‫ولم‬ ‫بها‬ ‫يحتفلوا‬ ‫لم‬ ‫عنهم‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ،‫ة‬ّ‫م‬ُ‫لأل‬ ‫وسلم‬ ‫ه‬ ِّ‫ي‬‫نب‬ ‫عن‬ ‫نقلوا‬ ‫فقد‬ ،‫إلينا‬ ‫عنهم‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫الصحابة‬ ُ‫ه‬‫ل‬َ‫ق‬َ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬ ،‫واشتهر‬ َ‫رف‬ُ‫ع‬‫ل‬ ‫ذلك‬ ‫من‬ ‫شيء‬ ‫وقع‬ ‫ولو‬ ،‫بالفعل‬ ‫وإما‬ ،‫بالقول‬ ‫إما‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هم‬ ‫ب‬ ‫االحتفال‬ ‫كان‬ ‫ولو‬ ،‫خير‬ ِّ‫ل‬‫ك‬ ‫إلى‬ ‫السابقون‬ ‫هم‬ ‫بل‬ ،‫الدين‬ ‫من‬ ‫شيء‬ ‫في‬ ‫طوا‬ ِّ‫ُفر‬‫ي‬ ‫ولم‬ ،‫ة‬ّ‫م‬ُ‫األ‬ ‫تحتاجه‬ ‫شيء‬ َّ‫ل‬‫ك‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫الليلة‬ ‫هذه‬ ‫إليه‬ ‫أسبق‬ ‫لكانوا‬ ً‫ا‬‫مشروع‬ …  “Malam yang terjadi di sana Isra’ dan Mi’raj sama sekali tidak disebutkan dalam hadits- hadits yang shahih kapan harinya, apakah bulan Rajab ataukah bulan lainnya, semua riwayat yang menjelaskan tentang kapannya tidak sah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menurut ahli hadits. Allah memiiki hikmah yang dalam mengapa orang-orang melupakan (kapan hari)nya, kalaupun ada riwayat yang sah tentang kapan harinya, namun tetap tidak boleh bagi kaum muslimin mengkhususkannya dengan salah satu ibadah, juga tidak boleh memperingatinya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum tidak memperingatinya, juga tidak mengkhususkannya dengan satupun (ibadah), sekiranya memperingati hal itu masyru’ (disyari’atkan), tentu Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskannya kepada umat, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, dan jika memang demikian tentu hal tersebut akan dikenal dan masyhur, juga akan diriwayatkan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum kepada kita, bukankah mereka telah menukilkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semua yang dibutuhkan umat, dan tidak meremehkan sedikit pun hal yang berkaitan dengan agama, bahkan mereka terdepan dalam kebaikan, sehingga jika memperingati malam ini (malam Israa’ Mi’raaj) masyru’ (disyari’atkan), tentu mereka sudah mendahuluinya…dst.”