SlideShare a Scribd company logo
1 of 108
Download to read offline
Dampak Pemberian Kredit Usaha Rakyat
(KUR) terhadap Tingkat Kemiskinan &
Pengangguran di Indonesia
dengan Pendekatan SPA-FSAM
Kelompok V
Gilang + Inke +Mayrano + Taufan
Pendahuluan
Kriteria-Kriteria UMKM
Meninjau literatur & mendefinisikan masalah penelitian/pertanyaan
penelitian (pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi, kreativitas)
Desain penelitian (pengetahuan penelitian)
Pengumpulan Data
(Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi dan IT, ketekunan)
Analisis dan interpretasikan data penelitian
(Pengetahuan penelitian, keterampilan IT, motivasi)
Penulisan karya ilmiah
(Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi, motivasi, ketekunan)
5
Nilai nominal pada kriteria skala usaha masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres).
Kekayaan Hasil Penjualan
Rp 50 Juta Rp 300 Juta
Rp 50 Juta -500 Juta Rp 300 Juta – Rp 2,5 Milyar
Rp 500 Juta – 10 Milyar Rp 2,5 Milyar – 50 Milyar
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Usaha Mikro
Salah satu target yang ingin dicapai untuk mendukung terwujudnya tujuan
kedelapan SDG’s dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif yaitu
mendorong kebijakan yang berorientasi pada aktivitas-aktivitas produktif,
seperti kewirausahaan, UMKM termasuk melalui akses terhadap layanan
pendanaan/permodalan.
Bank Dunia (2002, 2004) menyatakan terdapat tiga poin penting yang
mendukung bahwa UMKM dapat berfungsi sebagai mesin pertumbuhan di
negara-negara berkembang --> Meningkatkan persaingan dan
kewirausahaan, memiliki produktivitas prima, labour intensive.
Mesin Pertumbuhan
Jenis Usaha
Unit Usaha Tenaga Kerja
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. UMKM 62.922.617 99,99 116.673.416 97,02
Usaha Mikro 62.106.900 98,70 107.232.992 89,17
Usaha Kecil 757.090 1,20 5.704.321 4,74
Usaha Menengah 58.627 0,09 3.736.103 3,11
2. Usaha Besar 5.460 0,01 3.586.769 2,98
UMKM memiliki peran penting terhadap struktur perekonomian dan penyerapan
tenaga kerja di Indonesia (Bank Indonesia, 2015).
55.206.444
56.534.592
57.895.721
59.262.772
61.651.177
62.922.617
50.000.000
52.500.000
55.000.000
57.500.000
60.000.000
62.500.000
65.000.000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
UMKM menjadi salah satu perwujudan kongkrit dari
kegiatan ekonomi rakyat yang bertumpu pada
kekuatan sendiri, terdesentralisasi, beragam, dan
merupakan kelompok usaha yang mampu menjadi
tumpuan dan harapan “(buffer)” meskipun pada saat
perekonomian Indonesia sedang dilanda krisis
(Prasetyo, 2008).
Menurut Yun Lin (1998), Wengel (2006), Bourletidis (2013),
beberapa faktor kunci mengapa UMKM “tahan badai” antara
lain: struktur bisnis yang sederhana, memanfaatan sumber
daya lokal, produknya dekat dengan masyarakat, manajemen
yang lentur, soft attitude.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
10
13
16
19
22
25
28
31
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
60%
1st
6,18
0,00
1,50
3,00
4,50
6,00
7,50
9,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2014 2015 2016 2017 2018
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
52
54
56
58
60
62
Pemerintah mengeluarkan
paket kebijakan ekonomi:
 Kemudahan kredit untuk
UMKM
 Menurunkan bunga KUR dari
22%  12% per 1 Juli 2015
(bank disubsidi)
 Kemudian melalui Permenko
nomor 13 tahun 2015 tanggal
30 Desember 2015, bunga
KUR turun lagi 12%  9%
Tujuan
Penelitian
Literature
Review
Keberadaan UMKM mempunyai peran penting dalam struktur
perekonomian . Di Indonesia, kontribusi UMKM dalam hal jumlah unit
usaha dan penyerapan tenaga kerjanya > 99 persen. Namun,
terbatasnya kemampuan UMKM dalam memperluas jaringan
pemasaran, dan terbatasnya akses terhadap sumber permodalan,
informasi, serta teknologi menjadi faktor dasar yang menghambat
perkembangan dan peningkatan produktivitas UMKM.
Tambunan (2002), Damayanti dan Adam (2015)
Pada 2007, Presiden SBY meluncurkan Inpres No. 6/2007 tentang Kebijakan
Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM melalui
peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Literature Review
Bank Pelaksana
Pelaku
UMKM/Debitur
KUR
Pemerintah
Perusahaan
Penjamin
Kredit
Sumber: TNP2K, 2015
Mekanisme Penyaluran KUR
Literature Review
Lebih lanjut, pengaruh pemberian KUR juga berdampak dalam mengurangi
kemiskinan dengan menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat miskin
dan membantu dalam menciptakan lapangan kerja. Studi lain juga menyatakan
bahwa penguatan dan pemberdayaan UMKM merupakan ujung tombak dalam
penanggulangan masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
Pemberian kredit merupakan alat penting untuk mendorong usaha kecil dan
menengah (UKM). Ini didasarkan pada fakta bahwa pertumbuhan ekonomi yang
kuat tidak mungkin tercapai tanpa program yang terfokus dengan baik untuk
mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan rakyat dengan meningkatkan
akses mereka ke faktor produksi, terutama kredit.
Muktar (2009), Sari (2011), dan Pinem (2011)
Prasetyo (2008), Yahaya, Osemene, dan Abdulraheem (2011).
Neraca Arus Dana
FSAM: Integrasi NAD ke kerangkaSAM
merupakan Sistem data finansial
yang bertujuan:
1. Menggambarkan penggunaan
tabungan dan sumber dana
lainnya untuk membiayai
investasi yang dilakukan oleh
sektor-sektor institusi pada
periode waktu tertentu.
2. Menggambarkan arus transaksi
finansial antar sektor institusi
melalui (menggunakan) berbagai
jenis instrumen finansial pada
periode waktu tertentu.
Neraca Arus Dana (NAD)
atau Flow of Funds
Neraca Arus Dana (Flow of Funds Accounts)
Menjelaskan mengenai transaksi finansial atau investasi finansial.
Neraca Kapital (Capital Accounts)
Menjelaskan mengenai tabungan & investasi  pinjaman neto.
Menjelaskan mengenai produksi, pendapatan, dan tabungan.
Hubungan Antar Neraca
Kolom: menggambarkan sektor
Baris: menggambarkan
berbagai jenis instrumen
finansial.
Kolom pertama: menunjukkan
perubahan aset (penggunaan
dana).
Kolom kedua: menyatakan
perubahan kewajiban (sumber
dana).
Kenaikan jumlah harta
maupun kewajiban suatu
sektor dicerminkan oleh
arus finansial positif,
sebaliknya penurunan harta
atau kewajiban ditunjukkan
oleh arus finansial negatif.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori.
Terlihat di “Pinjaman Neto”  Saving - Investment Gap, selisih tabungan
bruto dan investasi fisik.
( + ) net lending  investasi finansial
( - ) net borrowing
• Valuta Asing
Pemerintah;
• Uang dan Simpanan;
• Sertifikat Bank
Indonesia;
• Obligasi
Pemerintah;
• Surat Berharga
Lainnya;
• Kredit Modal Kerja;
• Kredit Investasi;
• Kredit Konsumsi
• Kredit Non-Bank
• Modal dan
Penyertaan;
• Cadangan Asuransi
dan Pensiun
• Lainnya
Transaksi
Korporasi
Non-Fin
Korporasi
Finansial
Rumah
Tangga
Pemerintah
Luar
Negeri
Total
P S P S P S P S P S P S
01. Tabungan Bruto 888 83 237 -40
02. Investasi Non-Finansial 1043 25 185 31
03. Pinjaman Neto -155 58 52 -71
04. Investasi Finansial Neto
05. Jumlah Penggunaan Finansial
06. Jumlah Sumber Finansial
07. Cadangan Valas Pemerintah
10. Surat Berharga
13. Pinjaman dan Kredit
15. Rupa-rupa
Jumlah -491 -491 356 356 92 92 3 3 . . . . . . 54 54
Sektor
Instrumen
Finansial
.
.
.
P : Penggunaan
(Perubahan Aset)
S : Sumber
(Perubahan Kewajiban)
Seharusnya sama, berbeda karena
beda sumber data estimasi 
selisih statistik.
Satu instrumen finansial dicatat
dua kali, setiap harta finansial
suatu sektor merupakan kewajiban
finansial sektor lainnya.
Contoh NAD Sederhana
Antara SAM & FSAM
Dari SAM ke FSAM SAM  perluasan tabel I-O, yang secara
garis besar menngambarkan
keterkaitan kinerja ekonomi dengan
masalah-masalah sosial, khususnya
distribusi pendapatan dan
ketenagakerjaan (who gets what).
Pada SAM, hanya ada satu
rincian neraca kapital
dimana sisi baris
menjelaskan tabungan
(savings) yang diperoleh
pelaku ekonomi. Sedangkan
sisi kolom
merepresentasikan investasi
atau pembentukan modal
tetap bruto.
Bukti empiris menunjukkan bahwa
perekonomian tidak hanya dipengaruhi
sektor riil saja
Bagaimana keterkaitan antara aspek finansial dan kinerja ekonomi?

Linkage pada I-O
Ket: panah pada gambar menunjukkan arah arus pendapatan

 
Financial SAM

Selama dua dekade terakhir,
pasar keuangan berkembang
dengan baik dan secara empiris
memiliki dampak signifikan pada
pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, dikembangkan FSAM
yang berisi informasi lebih detail
terkait institusi keuangan dan juga
transaksi finansial serta liabilitas
dari agen ekonomi.
FSAM diharapkan dapat
membantu menjelaskan secara
terstruktur jalur transaksi dan
mekanisme transmisi kebijakan
moneter kepada sektor riil, atau
sebaliknya, sehingga dapat
digunakan untuk mendukung
perumusan kebijakan moneter.
Disagregasi masing-masing komponen disesuaikan berdasarkan
keperluan analisis dan ketersediaan data pendukung, secara rinci
kerangka SNSEF Indonesia 2005 berdimensi 79 komponen.
Kerangka SNSEF
Disagregasi
Kerangka SNSEF disusun dalam bentuk matriks simetris yang
diklasifikasikan menurut 9 komponen, yaitu Faktor Produksi,
Institusi, Sektor Produksi, Margin Perdagangan dan
Pengangkutan, Komoditas, Kapital, Pajak Tak Langsung dan
Subsidi, Instrumen Finansial, serta Luar Negeri.
Faktor
Produksi
Institusi
Kegiatan
Produksi
Neraca
Kapital
Neraca
Finansial
Luar
Negeri
Total
Faktor
Produksi
SAMInstitusi
Kegiatan
Produksi
Investasi
Neraca
Kapital
Tabungan Kewajiban
Neraca
Finansial
Aset
Luar
Negeri
Total
Tabungan Bruto
dalam NAD
Perubahan Kewajiban
(S) dalam NAD
Perubahan Aset
(P) dalam NAD
Investasi Non-Finansial
dalam NAD
Klasifikasi rumah tangga pada FSAM dibagi ruta miskin dan tidak miskin
pada daerah perkotaan dan pedesaan. Sementara pada SAM, ruta
pertanian dan non pertanian.
Klasifikasi pada faktor produksi, sektor industri dan komoditas pada SAM
lebih rinci dibanding FSAM. Namun, ada penambahan rincian pada sektor
neraca kapital plus integrasi pada instrumen finansial yang disesuaikan
dengan kerangka NAD.
Institusi pada SAM Instistusi pada FSAM
Tahapan Penghitungan
Matematis pada FSAM
Pengeluaran
Neraca Endogen
Neraca
Eksogen
Total
Faktor
Produksi
Institusi
Sektor
Industri
Neraca
Finansial*
Neraca
Lainnya
Penerimaan
Neraca
Endogen
Faktor
Produksi
0 0 T13 0 X1 Y1
Institusi T21 T22 0 T24 X2 Y2
Sektor
Industri
0 T32 T33 T34 X3 Y3
Neraca
Finansial
0 T42 T43 T44 X3 Y4
Neraca
Eksogen
Neraca
Lainnya
Z1 Z2 Z3 Z4 R Y5
Total Y'1 Y'2 Y'3 Y'4 Y‘5
Kerangka FSAM
Di dalam Tabel Kerangka FSAM sebelumnya, terdapat beberapa
komponen matriks yaitu:
• Matriks T merupakan matriks transaksi antar blok dalam neraca
endogen.
• Matriks X menunjukkan pendapatan neraca endogen dari neraca
eksogen.
• Matriks Z memperlihatkan pengeluaran neraca endogen untuk neraca
eksogen, disebut juga leakages.
• Matriks Y merupakan pendapatan total dari neraca endogen.
• Matriks Y’ merupakan pengeluaran total dari neraca endogen.
• Sel R merupakan transaksi antar unsur-unsur dalam neraca eksogen.
Distribusi pendapatan neraca endogen dapat dirinci menjadi:
 Jumlah pendapatan faktor produksi Y1 = T13 + X1
 Jumlah pendapatan institusi Y2 = T21 + T22 + T24 + X2
 Jumlah pendapatan sektor industri Y3 = T32 + T33 + T34 + X3
 Jumlah pendapatan sektor finansial Y4 = T42 + T43 + T44 + X4
Sementara itu, distribusi pengeluaran neraca endogen dapat dirinci menjadi:
 Jumlah pengeluaran faktor produksi Y’1 = T21 + Z1
 Jumlah pengeluaran institusi Y’2 = T22 + T32 + T42 + Z2
 Jumlah pengeluaran sektor industri Y’3 = T13 + T33 + T43 + Z3
 Jumlah pengeluaran sektor finansial Y’4 = T24 + T34 + T44 + Z4
Neraca Endogen FSAM
0 0 T13 0
T21 T22 0 T24
0 T32 T33 T34
0 T42 T43 T44
T =
Matriks Pengganda FSAM
Matriks transaksi T menunjukkan aliran transaksi penerimaan
dan pengeluaran yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Apabila setiap sel dalam matriks T dibagi dengan jumlah
kolomnya, maka akan didapatkan sebuah matriks baru yang
menunjukkan besarnya kecenderungan pengeluaran rata-rata
yang dinyatakan dalam bentuk proporsi (perbandingan)
Matriks di atas disebut matriks A, atau lebih popular dengan
matriks koefisien teknologi, yang unsur-unsurnya adalah Aij yang
berasal dari hasil pembagian nilai Tij dengan jumlah kolom ke j.
Matriks Pengganda FSAM
𝐀ij = kecenderungan pengeluaran rata−rata baris ke−i kolom ke−j
𝐓ij = neraca baris ke−i, kolom ke −j
𝑌′ 𝑗 = total kolom ke−j
A berisi koefisien-
koefisien yang
menunjukkan
pengaruh langsung
dari perubahan yang
terjadi pada sebuah
sektor terhadap sektor
yang lain
0 0 T13/Y’3 0
T21/Y’1 T22/Y’2 0 T24/Y’4
0 T32/Y’2 T33/Y’3 T34/Y’4
0 T42/Y’2 T43/Y’3 T44/Y’4
Aij =
Matriks Pengganda FSAM
Persamaan matemati matriks
pengganda:
𝐘 = 𝐀𝐘 + 𝐗
𝐘 − 𝐀𝐘 = 𝐗
(𝐈 − 𝐀)𝐘 = 𝐗
𝐘 = (𝐈 − 𝐀)−𝟏
𝐗
Jika (𝐈 − 𝐀)−𝟏
= 𝐌𝐚, maka
𝐘 = 𝐌𝐚 𝐗
𝐌𝐚 → matriks pengganda neraca
(accounting multiplier/le 𝑜𝑛𝑡𝑖𝑒𝑓 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥)
• Ma merupakan pengganda yang
memperlihatkan pengaruh
perubahan pada neraca endogen
akibat adanya perubahan pada
neraca eksogen
• Persamaan Y=Ma.X menjelaskan
bahwa pendapatan neraca endogen
(neraca faktor produksi, neraca
institusi, neraca sektor produksi dan
neraca finansial) akan berubah
sebesar Ma satuan moneter akibat
adanya perubahan neraca eksogen
sebesar satuan moneter.
Dekomposisi pada FSAM
•Sama seperti pada SAM,
dekomposisi pada FSAM
dilakukan untuk melihat
dampak secara bertahap dari
perubahan neraca endogen
yang diakibatkan oleh
perubahan neraca eksogen
•Disadari bahwa sebenarnya
pengaruh perubahan suatu
neraca terhadap neraca
lainnya dalam pengganda
neraca tidak terjadi begitu saja,
melainkan melalui beberapa
tahapan
Untuk tujuan penguraian tersebut,
Pyatt and Round (1988)
melakukan dekomposisi terhadap
pengganda neraca yang hasilnya
adalah:
Ma = Ma3Ma2Ma1
Persamaan di atas menunjukkan
bahwa sebenarnya pengaruh
global dari suatu neraca terhadap
neraca lain tidak berlangsung
begitu saja melalui Ma, melainkan
terjadi dengan tiga tahapan, yaitu
Ma1, Ma2 dan Ma3
Dekomposisi pada FSAM
Jenis pengaruh/dampak dari pengganda neraca (Ma) dapat diuraikan menjadi
pengganda transfer (Ma1), pengganda open loop (Ma2) dan pengganda closed loop (Ma3)
• Pengganda transfer menunjukkan dampak yang terjadi di dalam set neraca
dimana injeksi awal diberikan
• Pengganda lompatan terbuka (open loop multiplier) menggambarkan dampak
yang terjadi terhadap neraca yang lain sebagai akibat adanya injeksi awal
yang diberikan kepada suatu neraca tertentu
• Sedangkan pengganda lompatan tertutup (closed loop multiplier)
menunjukkan dampak yang terjadi terhadap neraca awal yang diinjeksi
sebagai akibat perubahan pada neraca yang dipengaruhi dan berulang
lagi kepada neraca lainnya sedemikian rupa sehingga dampaknya menjadi
kecil sekali dan dapat diabaikan.
Dekomposisi Neraca Pengganda
0 0 A13 0
A21 A22 0 A24
0 A32 A33 A34
0 A42 A43 A44
Y1
Y2
Y3
Y4
Y1
Y2
Y3
Y4
X1
X2
X3
X4
= +
0 0 0 0
0 A22 0 0
0 0 A33 0
0 0 0 A44
Y1
Y2
Y3
Y4
Y1
Y2
Y3
Y4
X1
X2
X3
X4
= +
0 0 A13 0
A21 0 0 A24
0 A32 0 A34
0 A42 A43 0
Y1
Y2
Y3
Y4
+
Dipecah murni
menjadi: matriks
diagonal utama,
matriks non
diagonal utama
Misalkan matriks di atas kita namakan Matriks T1
Jika Ma1=
I 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
1
)( 
 22AI
1
33)( 
 AI
1
33)( 
 AI
, maka persamaan sebelumnya
dapat dituliskan sbb:
Y1
Y2
Y3
Y4
=
0 0 A13 0
A21 0 0 A24
0 A32 0 A34
0 A42 A43 0
Ma1
Y1
Y2
Y3
Y4
+
X1
X2
X3
X4
Ma1
Sehingga didapatkan:
XMaYAY 1 *
Dekomposisi Neraca Pengganda
• Dengan asumsi kebalikan (inverse) matriks (I-A22)-1, (I-A33)-1, dan (I-A44)-1
ada (exist), maka kedua matriks tersebut dapat ditulis sebagai:
(I-Aii)-1= I+Aii
2+Aii
3+…..
• Berarti (I-Aii)-1 mempunyai nilai yang selalu lebih besar dari 1 karena semua
elemen Aii bernilai positif. Oleh karena itu Ma1 ada, maka:
Y = (I-A*)-1 Ma1X
• Dengan asumsi matriks kebalikan (I-A*)-1 ada dan dapat ditulis sebagai:
(I-A*)-1 =I+A*+A*2+A*3+…..
= (I+ A*+A*2)(I+A*3+A*6+……)
= (I+ A*+A*2)(I-A*3)-1
Dekomposisi Neraca Pengganda
0 0 A13* 0
A21* 0 0 A24*
0 A32* 0 A34*
0 A42* A43* 0
A* =
Dekomposisi Neraca Pengganda
A∗𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐴∗2
𝐴∗ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡
𝑡𝑖𝑔𝑎
𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐴∗3
0 A13*A32* 0 A13*A34*
0 A24*A42* A21*A13*
+A24*A43*
0
A32*A21* A34*A42* A34*A43* A32*A24*
A42*A21* A43*A32* 0 A42*A24*
+A43*A34*
A13*A32*A13* A13*A34*A43* A13*A34*A43* A13*A32*A24*
A43*A32*A21* A43*A32*
A24*
.
.
.
. . . .
.
.
....
Dekomposisi FSAM
Ma2 = (I+ A*+A*2)
Ma3 = (I-A*3)-1
Dengan demikian, penghitungan tadi dapat ditulis menjadi:
Ma = I + (Ma1-I) + (Ma2-I) Ma1+(Ma3-I)Ma2Ma1
= I + Ta + Oa + Ca
Sehingga:
Y= Ma3.Ma2.Ma1X
Ma
Matrik I merupakan dampak awal injeksi neraca eksogen terhadap neraca endogen
Interpretasi Dekomposisi
Pengganda Neraca
• Terdapat kenaikan permintaan komodias batik (industri batik) dari perdagangan luar negeri
(ekspor). Kenaikan permintaan ini disebut sebagai injeksi awal.
• Kenaikan permintaan terhadap komoditas batik menyebabkan kenaikan output sektor
industri batik itu sendiri dan sektor-sektor industri yang lain  transfer multiplier
• Kenaikan permintaan terhadap sektor industri batik menyebabkan peningkatan permintaan
terhadap jumlah tenaga kerja  open loop multiplier
• Akibat kenaikan terhadap permintaan sektor industri batik maka outputnya akan meningkat.
Untuk memenuhi kenaikan output sektor tersebut, maka diperlukan tambahan sejumlah
tenaga kerja. Dengan demikian penerimaan upah tenaga kerja akan bertambah, yang berarti
pendapatan rumah tangga juga akan meningkat. Dengan kenaikan pendapatan rumah tangga
tersebut, maka konsumsi barang dan jasa rumah tangga juga akan meningkat. Sehingga pada
akhirnya, output sektor industri batik dan sektor-sektor lainnya juga ikut meningkat  close
loop multiplier
Replikasi Jurnal
Financial Social Accounting Matrix Indonesia 2005
oleh Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
The Financial Social Accounting Matrix for China, 2002, and Its
Application to a Multiplier Analysis
oleh Jia Li, 2008 MPRA Paper No. 8174
A Financial Social Accounting Matrix for the Integrated
Macroeconomic Model for Poverty Analysis, Application to
Cameroon with a Fixed-Price Multiplier Analysis.
oleh Emini & Fofack, 2004, World Bank Research
Paper ini yang dijadikan bahan replikasi.
The Financial Social Accounting Matrix for China, 2002, and Its Application to
a Multiplier Analysis oleh Jia Li, 2008
MPRA Paper No. 8174
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
keterkaitan antara sektor riil dan sektor
keuangan ekonomi Cina. Memanfaatkan
FSAM Cina 2002 yang baru selesai dibangun
studi saat ini ingin menyediakan sistem
accounting dan permodelan ekonomi yang
konsisten untuk ekonomi Cina.
Latar Belakang & Tujuan Hasil Penelitian
Pengembangan sistem keuangan
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Sektor keuangan juga telah memainkan
peran sentral dalam mobilisasi dan alokasi
pendapatan, meskipun pemerintah
mempertahankan intervensi melalui transfer
modal ke perusahaan non-keuangan.
Terakhir, deposito & pinjaman bank adalah
instrumen keuangan yang signifikan dalam
proses mobilisasi & alokasi pendapatan.
Macroeconomic Model for Poverty Analysis Application to Cameroon with a Fixed-Price
Multiplier Analysis oleh Christian A. Emini and Hippolyte Fofack
World Bank Policy Research 2004
Kamerun ada dalam proses Poverty
Reduction Strategy Paper (PRSP), yang
memfokuskan perumusan desain dan
pemodelan dalam upaya strategi penurunan
kemiskinan. Terjadi penurunan investasi
selama periode krisis dalam periode pasca-
devaluasi pada akhir 1990-an. Melihat
dampak penurunan investasi ke
perekonomian dengan menggunakan FSAM
Latar Belakang & Tujuan Hasil Penelitian
Dengan melakukan pendekatan dengan
FSAM didapatkan hasil bahwa Investasi
rendah yang berkelanjutan memiliki
implikasi terhadap tingginya tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan
yang kian buruk.
Pada replikasi ini, digunakan SNSFE tahun 2005. Sementara itu, guna melihat dampak
dari shock pemberian KUR terhadap perubahan sektor riil, digunakan data realisasi KUR
tahun 2007 hingga 2010, yang bernilai 34.416 Miliar rupiah. Sementara itu, merujuk
pada Emini dan Fofack (2004), variabel eksogen yang ditetapkan dalam simulasi ini
adalah institusi pemerintah, kapital pemerintah, pajak tak langsung, subsidi, kredit
modal kerja, asset pengembalian pemerintah, obligasi, sertifikat BI, dan rest of the
world. Analisis yang digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu:
Menggambarkan struktur ekonomi dan
kontribusi sektor industri, alokasi
pendapatan, serta kesenjangan antara
tabungan dan investasi.
1. Analisis Deskriptif
3. Analisis Dekomposisi Dampak Pengganda
Dilakukan untuk melihat proses
pengaruh/dampak secara bertahap dari
perubahan neraca endogen yang
diakibatkan oleh perubahan neraca
eksogen2. Analisis Dampak Pengganda
Analisis dengan menggunakan SNSEF secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tahapan (BPS-BI, 2008)
Pengumpulan Data
(Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi dan IT, ketekunan)
Analisis dan interpretasikan data penelitian
(Pengetahuan penelitian, keterampilan IT, motivasi)
Penulisan karya ilmiah
(Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi, motivasi, ketekunan)
Analisis dari Hasil SNSEF
SPA-FSAM
Structural Path Analysis (SPA)
 Dekomposisi multiplier yang konvensional hanya mampu menguraikan pengaruh–pengaruh dalam
& antara neraca endogen saja.
 Dalam penugasan ini, akan dilakukan analisis jalur dengan SPA untuk memperkaya hasil analisis.
 SPA merupakan sebuah metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh interaksi yang berisi
jalur yang menghubungkan pengaruh suatu sektor pada sektor lainnya dalam dalam suatu sistem
kerangka data sosial ekonomi (SAM atau FSAM).
 Keunggulan SPA dibanding metode dekomposisi konvensional:
 Mampu melacak interaksi dalam perekonomian dari suatu sektor ke sektor lainnya
 Mampu menunjukkan transmisi pengaruh suatu sektor ke sektor
 Masing-masing elemen pada multiplier SAM dapat dikomposisi ke dalam
pengaruh langsung, total & global
Structural Path Analysis (SPA)
 Jalur dasar (elementary path)
Disebut jalur dasar apabila jalur tersebut melalui sebuah sektor tidak lebih dari satu kali.
Contoh:
atau
• Pengaruh suatu sektor ke sektor lainnya
i j
i x y j
Structural Path Analysis (SPA)
• Pengaruh suatu sektor ke sektor lainnya
 Sirkuit (circuit)
Suatu sektor mempengaruhi sektor lain dan pada akhirnya kembali mempengaruhi
sektor itu sendiri
Contoh:
 Setiap sektor dilalui hanya satu kali, kecuali i. Sektor i dilalui pada awal
dan akhir jalur.
x y
i z
j
 Pengaruh (influence) yang ditunjukkan dalam besaran kecenderungan pengeluaraan rata-rata/
average expenditure propensity (𝑎𝑗𝑖), yang menunjukkan kekuatan dari pengaruh transmisi
sektor i ke sektor j
Elemen penting dalam metodologi SPA
Pengaruh
(𝑎𝑗𝑖)
Pengaruh langsung
(direct influence)
Pengaruh total
(total influence)
Pengaruh global
(global influence)
Structural Path Analysis (SPA)
Structural Path Analysis (SPA)
PowerPoint
Presentation
 Pengaruh langsung (direct influence)
 Pengaruh langsung dari i ke j (𝐼𝐷𝑖→𝑗) menunjukkan perubahan pendapatan/ produksi j
disebabkan oleh perubahan satu unit i.
 Rata-rata pengaruh langsung (𝐼𝐷𝑖→𝑗) :
ID (i j) = 𝑎𝑗𝑖 (jalur dasar memiliki panjang 1)
ID (i ….j) = 𝑎𝑗𝑛 … 𝑎 𝑚𝑖 (jalur dasar memiliki panjang lebih dari 1)
 Contoh:
ID (i  j) = ID (i, x, y, j) = 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦
i x y j
𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦
Structural Path Analysis (SPA)
 Pengaruh total (total influence)
 Pengaruh total (IT) dari i ke j adalah perubahan yang dibawa dari i ke j baik melalui jalur dasar
maupun sirkuit yang menghubungkannya.
 IT (i j) = ID (i j) Mp
 IT (i j) = 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦[1- 𝑎 𝑦𝑥 (𝑎 𝑥𝑦 + 𝑎 𝑧𝑦 𝑎 𝑥𝑧)]-1
Dimana :
Mp = 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦[1- 𝑎 𝑦𝑥 (𝑎 𝑥𝑦 + 𝑎 𝑧𝑦 𝑎 𝑥𝑧)]-1  multiplier sepanjang jalur p
azy
axz
ajyaxy
ayx
axi
i
x y
jz
Structural Path Analysis (SPA)
 Pengaruh Global (Global influence)
 Contoh dalam gambar keterkaitan antara dua sektor: i dan j mempunyai tiga jalur dasar (i, x, y, j),
(i, s, j) dan (i, v, j). Pada ketiga jalur kita beri inisial 1, 2, dan 3
 Pengaruh global dari lintasan tersebut:
IG (i  j) = 𝑚 𝑎𝑗𝑖
= IT (i, x, y, j) + IT (i, s, j) + IT (i, v, j)
= IT (i  j)1 + IT (i  j)2 + IT (i – j)3
= ID (i  j)1 M1 + 𝑎 𝑠𝑖 𝑎𝑗𝑠 + (𝑎 𝑣𝑖 𝑎𝑗𝑣) 𝐼 − 𝑎 𝑣𝑣
− 1
= ID (i j)1 M1 + ID (i  j)2 + ID (i  j)3 M3
avv
ajs
ajv
avi
asi
azy
axz
ajyaxy
ayx
axi
i
x y
jz
s
v
Penggunaan Aplikasi SimSIP Simulator
 Untuk mengidentifikasi jalur dampak pemberian KUR terhadap variabel-variabel
destination (faktor produksi dan pendapatan rumah tangga) digunakan software
pengolahan: “Simulation for Social Indicators and Poverty: IO and SAM Analysis”
(SimSIP_SAM) 2010 yang dikembangkan oleh World Bank.
Adapun matriks yang digunakan sebagai input pengolahan SimSIP_SAM adalah
matriks yang sama (kerangka FSAM) pada saat melakukan analisis
pengganda/multiplier, dimana variabel eksogennya berjumlah 9 (merujuk pada
penelitian Emini dan Fofack, 2004), yang kemudian disesuaikan dengan
susunan neraca yang ada pada SimSIP_SAM.
Hasil & Pembahasan
Analisis Deskriptif
Struktur Ekonomi Indonesia
Uraian
Nilai
(Miliar Rp)
Kontribusi (%)
Input Antara 2.760.764,18 48,97
Pendapatan Faktor Produksi TK 1.486.178,61 26,36
Pendapatan Faktor Produksi Bukan TK 1.344.174,90 23,85
Pajak Tak Langsung 112.164,41 1,99
Subsidi Domestik -65.926,29 -1,17
Total Output 5.637.655,81 100,00
Struktur Ekonomi IndonesiaStruktur Produksi Menurut Lapangan Usaha
Indonesia (Persen)
Uraian Biaya Antara NTB Total
1. Pertanian 26,41 73,59 100,00
2. Pertambangan dan Penggalian 18,73 81,27 100,00
3. Industri Pengolahan 62,63 37,37 100,00
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 64,40 35,60 100,00
5. Bangunan 65,08 34,92 100,00
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 41,69 58,31 100,00
7. Transportasi 51,53 48,47 100,00
8. Keuangan 32,49 67,51 100,00
9. Lainnya 40,73 59,27 100,00
Jumlah 49,38 50,62 100,00
Alokasi Pendapatan menurut Institusi
Institusi
Faktor
Produksi TK
(Miliar Rp)
Faktor
Produksi Bukan
TK (Miliar Rp)
Transfer
(Miliar Rp)
Jumlah
Rumah Tangga 1,484,023.61 435,954.19 271,330.92 2,191,308.73
1. RT. Desa Miskin 23,508.13 11,792.22 11,430.64 46,730.99
2. RT. Desa Tidak Miskin 526,301.47 176,616.44 52,661.49 755,579.41
3. RT. Kota Miskin 10,977.56 8,264.35 6,478.31 25,720.23
4. RT. Kota Tidak Miskin 923,236.44 239,281.18 200,760.48 1,363,278.11
Perusahaan 802,001.56 202,068.90 1,004,070.46
1. Lembaga Keuangan 63,612.72 144,138.65 207,751.37
2. Perusahaan bukan
keuangan
738,388.84 57,930.25 796,319.09
Bank Sentral 17,046.83 13,746.18 30,793.02
Pemerintah 0.00 655,317.84 655,317.84
Jumlah 1,484,023.61 1,255,002.58 1,142,463.85 3,881,490.04
Proporsi Alokasi Pendapatan menurut Institusi
Institusi
Faktor
Produksi TK
(%)
Faktor
Produksi Bukan
TK (%)
Transfer
(%)
Jumlah
Rumah Tangga 67.72 19.89 12.38 100.00
1. RT. Desa Miskin 50.31 25.23 24.46 100.00
2. RT. Desa Tidak Miskin 69.66 23.37 6.97 100.00
3. RT. Kota Miskin 42.68 32.13 25.19 100.00
4. RT. Kota Tidak Miskin 67.72 17.55 14.73 100.00
Perusahaan 79.88 20.12 100.00
1. Lembaga Keuangan 30.62 69.38 100.00
2. Perusahaan bukan
keuangan
92.73 7.27 100.00
Bank Sentral 55.36 44.64 100.00
Pemerintah 0.00 100.00 100.00
Jumlah 38.23 32.33 29.43 100.00
Tabungan menurut Institusi
Institusi
Tabungan
(Miliar Rupiah)
Pendapatan
(Miliar Rupiah)
Persentase
Rumah Tangga (RT) 191,768.17 2,191,308.73 8.75
1. RT Miskin di Desa 173.42 46,730.99 0.37
2. RT Tidak Miskin di Desa 45,570.82 755,579.41 6.03
3. RT Miskin di Kota 203.09 25,720.23 0.79
4. RT Tidak Miskin di Kota 145,820.83 1,363,278.11 10.70
Perusahaan 489,115.58 1,004,070.46 48.92
1. Lembaga Keuangan 56,311.40 207,751.37 27.11
2. Perusahaan Bukan Keuangan 432,804.18 796,319.09 54.35
Bank Sentral 17,137.93 30,793.02 55.66
Pemerintah 108,812.95 655,317.84 16.60
Jumlah 806,834.63 3,881,490.04 20.79
Tingkat tabungan
yang dihasilkan oleh
seluruh institusi
mencapai 20,79%.
Penciptaan tabungan
bruto paling besar
dikontribusikan dari
perusahaan (lebih
dari 50%)
Rumah tangga yang
memiliki tingkat
tabungan terendah
adalah rumah tangga
miskin di desa.
Pendapatan yang dihasilkan  menciptakan tabungan  potensi untuk melakukan
investasi  peningkatan kapasitas ekonomi  pertumbuhan ekonomi
Tabungan menurut Institusi
Tabungan & Investasi Fisik
Institusi
Tabungan
(Miliar Rupiah)
Investasi Fisik
(Miliar Rupiah)
(S) – (I)
Rumah Tangga (RT) 191,768.17 33,424.98 158,343.19
1. RT Miskin di Desa 173.42 534.24 (360.81)
2. RT Tidak Miskin di Desa 45,570.82 6,934.93 38,635.89
3. RT Miskin di Kota 203.09 649.66 (446.57)
4. RT Tidak Miskin di Kota 145,820.83 25,306.15 120,514.68
Perusahaan 489,115.58 610,699.06 -121,583.48
1. Lembaga Keuangan 56,311.40 5,349.89 50,961.51
2. Perusahaan Bukan Keuangan 432,804.18 605,349.17 (172,544.99)
Bank Sentral 17,137.93 555.74 16,582.19
Pemerintah 108,812.95 90,212.89 18,600.06
Jumlah 806,834.63 734,892.66 71,941.96
Sebagian besar
investasi berasal
dari sektor
perusahaan
keuangan dan yaitu
sebesar Rp610,7
triliun
RT miskin di kota dan
di desa memiliki net
borrowing masing-
masing
sebesar Rp0,36 triliun
dan Rp0,45 triliun
Sektor rumah tangga
tidak miskin di kota
merupakan
penyumbang
terbesar surplus yang
terjadi
Tabungan bruto domestik yang terbentuk sebesar Rp806,8 triliun  investasi fisik
mencapai Rp734,9 triliun  ada net lending sebesar Rp71,9 triliun atau 8,92 persen dari
tabungan domestik yang terbentuk.
Tabungan dan Investasi
Hasil & Pembahasan
Analisis Dampak Pengganda
Total Multiplier (Miliar Rupiah)
Production
Factors
Labor 19,153.37
Non-Labor 16,742.84
Institutional
Sectors
Central Bank 215.81
Corporation 11,470.34
Households
Rural
Poor 461.80
Non-Poor 9,135.64
Urban
Poor 254.47
Non-Poor 15,414.93
Industrial
Sectors
Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery 6,089.01
Mining and Quarrying 3,097.33
Manufacturing Industry 23,430.70
Electricity, Gas and Water Supply 963.69
Construction 21,527.98
Trade, Hotel and Restaurant 8,293.72
Transport and Communication 4,184.16
Finance, Real Estate and Business Services 4,356.77
Other Services 4,469.22



I II III
Multiplier
Pendapatan RT
Agriculture, Livestock,
Forestry and Fishery
Trade, Hotel and
Restaurant
Other Services
Multiplier
Nilai Tambah
Agriculture, Livestock,
Forestry and Fishery
Trade, Hotel and
Restaurant
Mining and Quarrying
Dekomposisi Ta (Miliar Rupiah)
Capital Central Bank 3,198.36
Corporation Financial
Corporation
Bank
13,230.98
Non-Bank
2,916.82
Non-Financial
Corporation 24,132.60
Households 4,868.85
Financial Instrument Currencies 1,273.48
Demand Deposits 1,090.20
Saving Deposits 731.84
Time Deposits 14,953.19
Other Long Term Securities 3,010.72
Short Term Securities 482.38
Investment Credits 1,034.37
Consumption Credits 3,671.28
Non-Bank Credits 67.76
Trade Credits 2,184.53
Shares and Equities 9,176.75
Insurance and Pension Fund Reserves 2,261.58
Others 17,000.41
Dekomposisi Oa (Miliar Rupiah)
Production Factors Labor 7.646.36
Non-Labor 7.825.37
Industrial Sector Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Formal 798.65
Informal 665.37
Mining and Quarrying Oil Formal 1,811.14
Informal 42.34
Non-Oil Formal 1,118.03
Informal -
Manufacturing Industry Formal 7,249.68
Informal 1,496.86
Electricity, Gas and Water Supply Formal 219.39
Informal 0.05
Construction Formal 16,097.18
Informal 484.96
Trade, Hotel and Restaurant Formal 1,584.07
Informal 1,090.94
Transport and Communication Formal 965.10
Informal 126.65
Finance, Real Estate and Business Services Formal 1,129.27
Informal 243.81
Other Services Formal 442.21
Informal 215.58
Dekomposisi Ca (Miliar Rupiah)
Production Factors Labor 11,507.01
Non-Labor 8,917.47
Capital Central Bank 215.81
Corporation Financial Corporation Bank 1,407.83
Non-Bank 475.15
Non-Financial
Corporation 9,587.35
Industrial Sector Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Formal 798.65
Informal 665.37
Mining and Quarrying Oil Formal 1,811.14
Informal 42.34
Non-Oil Formal 1,118.03
Informal -
Manufacturing Industry Formal 7,249.68
Informal 1,496.86
Electricity, Gas and Water Supply Formal 219.39
Informal 0.05
Construction Formal 16,097.18
Informal 484.96
Trade, Hotel and Restaurant Formal 1,584.07
Informal 1,090.94
Transport and Communication Formal 965.10
Informal 126.65
Finance, Real Estate and Business Services Formal 1,129.27
Informal 243.81
Other Services Formal 442.21
Informal 215.58
Lanjutan Dekomposisi Ca (Miliar Rupiah)
Capital Central Bank 534.97
Corporation Financial
Corporation
Bank
1,522.48
Non-Bank
378.13
Non-Financial
Corporation 8,501.75
Households 2,798.38
Financial Instrument Currencies 163.58
Demand Deposits 205.73
Saving Deposits 182.97
Time Deposits 1,360.12
Other Long Term Securities 414.49
Short Term Securities 78.33
Investment Credits 119.54
Consumption Credits 423.11
Non-Bank Credits 0.55
Trade Credits 364.00
Shares and Equities 1,284.73
Insurance and Pension Fund Reserves 168.92
Others 2,208.49
Simulasi Penyaluran KUR
KUR ke Ruta
Miskin di Kota
(Miliar Rp)
KUR ke Ruta
Non Miskin di
Kota (Miliar
Rp)
KUR ke Ruta
Non Miskin di
Desa (Miliar Rp)
Faktor produksi 1.214 1.061 957
Tenaga kerja 652 566 511
Bukan tenaga
kerja
562 495 446
Pendapatan rumah tangga 858 748 674
Miskin Desa 16 14 12
Miskin Kota 9 8 7
Tidak Miskin
Desa
310 270 244
Tidak Miskin Kota 523 456 411
Hasil & Pembahasan
SPA - FSAM
Analisis Jalur KUR (C56) ke Faktor Produksi Tenaga (L1) Kerja
Origin Destination Global
Influence
Elementary
Paths
Direct
Influence
Path
Multiplier
Total
Influence
Total/Global
(in %)
C56 L1 0.5328 C56 / FI76 / C54 /
CD37 / S22 / L1
0.0136 3.2046 0.0436 8.1847
C56 / CD37 / S22
/ L1
0.0165 2.4991 0.0413 7.7551
C56 / FI78 / C54 /
CD37 / S22 / L1
0.0109 3.4209 0.0371 6.9699
C56 / FI69 / C54 /
CD37 / S22 / L1
0.0037 3.2313 0.0120 2.2457
C56 / CD37 / S22
/ CD35 / S18 / L1
0.0032 3.5257 0.0112 2.1000
C56 / FI76 / C54 /
CD35 / S18 / L1
0.0013 4.4270 0.0058 1.0938
Analisis Jalur KUR (C56) ke Faktor Produksi Non Tenaga Kerja (NL2)
Origin Destination
Global
Influence
Elementary Paths
Direct
Influence
Path
Multiplier
Total
Influence
Total/Global
(in %)
C56 NL2 0.4658
C56 / FI76 / C54 /
CD37 / S22 / NL2
0.0130 2.2353 0.0291 6.2506
C56 / CD37 / S22 / NL2 0.0158 1.7783 0.0281 6.0418
C56 / FI78 / C54 /
CD37 / S22 / NL2
0.0104 2.3862 0.0248 5.3228
C56 / CD37 / S22 /
CD35 / S18 / NL2
0.0038 2.8853 0.0110 2.3605
C56 / FI69 / C54 /
CD37 / S22 / NL2
0.0035 2.2540 0.0080 1.7150
C56 / CD37 / S22 /
CD34 / S14 / NL2
0.0040 1.9321 0.0077 1.6521
 Tampak bahwa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi rumah
tangga melalui jalur tidak langsung yang sangat panjang untuk
dapat memberikan dampak pada faktor produksi tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja.
 Efek KUR terhadap pendapatan tenaga kerja sebesar 8 persen, lebih
besar dibanding efeknya terhadap pendapatan bukan tenaga kerja
yang sebesar 6 persen.
 Dua sektor produksi yang dilalui oleh jalur KUR ke pendapatan
faktor produksi adalah konstruksi dan industri manufaktur.
Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Desa (I8)
Origin Destination Global Influence Elementary Paths
Direct
Influence
Path
Multiplier
Total
Influence
Total/Global
(in %)
C56 I8 0.0128
C56 / FI76 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I8
0.0002 3.2198 0.0007 5.3906
C56 / CD37 / S22 / L1 / I8 0.0003 2.5111 0.0007 5.1080
C56 / FI78 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I8
0.0002 3.4370 0.0006 4.5905
C56 / FI76 / C54 / CD37 /
S22 / NL2 / I8
0.0001 2.2663 0.0003 2.0122
C56 / CD37 / S22 / NL2 / I8 0.0001 1.8030 0.0002 1.9450
C56 / FI78 / C54 / CD37 /
S22 / NL2 / I8
0.0001 2.4192 0.0002 1.7135
C56 / FI69 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I8
0.0001 3.2466 0.0002 1.4791
Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Non-Miskin di Desa (I9)
Origin Destination Global
Influence Elementary Paths Direct
Influence
Path
Multiplier
Total
Influence
Total/Global
(in %)
C56 I9 0.2541 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 /
L1 / I9 0.0048 3.3449 0.0161 6.3377
C56 / CD37 / S22 / L1 / I9 0.0059 2.6107 0.0153 6.0101
C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 /
L1 / I9 0.0038 3.5706 0.0137 5.3970
C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 /
NL2 / I9 0.0017 2.7368 0.0047 1.8397
C56 / CD37 / S22 / NL2 / I9 0.0021 2.1777 0.0045 1.7786
C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 /
L1 / I9 0.0013 3.3727 0.0044 1.7389
C56 / CD37 / S22 / CD35 / S18 /
L1 / I9 0.0011 3.5958 0.0040 1.5889
C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 /
NL2 / I9 0.0014 2.9215 0.0040 1.5667
Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Kota (I10)
Origin Destination Global Influence Elementary Paths
Direct
Influence
Path
Multiplier
Total
Influence
Total/Globa
l (in %)
C56 I10 0.0071
C56 / FI76 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I10
0.0001 3.2238 0.0003 4.5740
C56 / CD37 / S22 / L1 /
I10
0.0001 2.5142 0.0003 4.3340
C56 / FI78 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I10
0.0001 3.4414 0.0003 3.8950
C56 / FI76 / C54 / CD37 /
S22 / NL2 / I10
0.0001 2.2561 0.0002 2.5477
C56 / CD37 / S22 / NL2 /
I10
0.0001 1.7949 0.0002 2.4626
C56 / FI78 / C54 / CD37 /
S22 / NL2 / I10
0.0001 2.4084 0.0002 2.1695
C56 / FI69 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I10
0.0000 3.2507 0.0001 1.2550
Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Non-Miskin di Kota (I11)
Origin Destination Global Influence Elementary Paths
Direct
Influence
Path
Multiplier
Total
Influence
Total/Global
(in %)
C56 I11 0.4288
C56 / FI76 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I11
0.0084 3.4164 0.0289 6.7297
C56 / CD37 / S22 / L1 / I11 0.0103 2.6673 0.0274 6.3837
C56 / FI78 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I11
0.0067 3.6469 0.0246 5.7308
C56 / FI69 / C54 / CD37 /
S22 / L1 / I11
0.0023 3.4448 0.0079 1.8465
C56 / CD37 / S22 / CD35 /
S18 / L1 / I11
0.0020 3.6419 0.0072 1.6730
C56 / FI76 / C54 / CD37 /
S22 / NL2 / I11
0.0023 3.0328 0.0070 1.6369
C56 / CD37 / S22 / NL2 /
I11
0.0028 2.4136 0.0068 1.5828
 Tampak bahwa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi rumah tangga memiliki
jalur tidak langsung yang sangat panjang untuk dapat berdampak pada pendapat rumah
tangga. Temuan ini mengindikasikan bahwa KUR tidak berdampak secara instan
pada perekonomian, khususnya pada perekonomian masyarakat.
 Untuk rumah tangga di wilayah perdesaan, KUR mempengaruhi pendapatan rumah
tangga miskin sebesar 5 persen, sedangkan pendapatan rumah tangga tidak miskin
sebesar 6 persen. Sementara untuk rumah tangga di wilayah perkotaan, efek KUR
terhadap pendapatan rumah tangga miskin perkotaan sebesar 4 persen, sedangkan pada
pendapatan rumah tangga tidak miskinnya sebesar 6 persen.
 Umumnya perubahan pendapatan rumah tangga melalui anggota rumah tangga yang
bekerja di sektor konstruksi.
K e s i m p u l a n
Dari tiga skema penyaluran KUR ke rumah tangga miskin di daerah kota
memiliki dampak multiplier nilai tambah dan pendapatan rumah tangga
terbesar. Dengan demikian, agar penyaluran KUR lebih efektif untuk mengurangi
tingkat kemiskinan dan pengangguran maka penyaluran KUR diprioritaskan
pada RT miskin di perkotaan.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisis jalur, ada indikasi bahwa
pemberian KUR tidak berdampak secara instan pada perekonomian,
khususnya pada perekonomian masyarakat.
Kesimpulan 2
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ahAnalisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Erru Azhar
 
Investasi di Indonesia
Investasi di IndonesiaInvestasi di Indonesia
Investasi di Indonesia
Bagus Prayoga
 
Kkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasxKkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasx
Lexi Pontus
 
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditasPengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
nurkholissyukron2
 

What's hot (13)

Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ahAnalisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
Analisis perbandingan kinerja keuangan bank syari’ah
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Investasi di Indonesia
Investasi di IndonesiaInvestasi di Indonesia
Investasi di Indonesia
 
Kkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasxKkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasx
 
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditasPengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
Pengaruh dpk dan tingkat suku bunga terhadap likuiditas
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
PP MAKALAH EKONOMI KEBIJAKAN MONETER KELAS X1 SMA
PP MAKALAH EKONOMI KEBIJAKAN MONETER KELAS X1 SMAPP MAKALAH EKONOMI KEBIJAKAN MONETER KELAS X1 SMA
PP MAKALAH EKONOMI KEBIJAKAN MONETER KELAS X1 SMA
 
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan FiskalMakalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
Makalah Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
 
Ekonomi makro dan mikro
Ekonomi makro dan mikroEkonomi makro dan mikro
Ekonomi makro dan mikro
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Makalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneterMakalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneter
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
 

Similar to Financial SAM with Path Analysis

Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
amirawulandari
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
Salman Farisi
 
Hadiyahfitriyahunairbab1
Hadiyahfitriyahunairbab1Hadiyahfitriyahunairbab1
Hadiyahfitriyahunairbab1
Muhammad Jufri
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesia
Patrysio Patti
 

Similar to Financial SAM with Path Analysis (20)

Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
 
Penguatan Industri Pasar Materi Bapak Adi PKSK.pdf
Penguatan Industri Pasar Materi Bapak Adi PKSK.pdfPenguatan Industri Pasar Materi Bapak Adi PKSK.pdf
Penguatan Industri Pasar Materi Bapak Adi PKSK.pdf
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
273-649-1-SM.pdf
273-649-1-SM.pdf273-649-1-SM.pdf
273-649-1-SM.pdf
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Auditor switching
Faktor - faktor yang mempengaruhi Auditor switchingFaktor - faktor yang mempengaruhi Auditor switching
Faktor - faktor yang mempengaruhi Auditor switching
 
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
 
Proposal Dyah
Proposal DyahProposal Dyah
Proposal Dyah
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
 
Seminar UMKM
Seminar UMKMSeminar UMKM
Seminar UMKM
 
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
Beragam persoalan sistem keuangan dan harapan terhadap ojk damayanti harianan...
 
Analisa Proyeksi Kinerja Keuangan Z Score.pdf
Analisa Proyeksi Kinerja Keuangan Z Score.pdfAnalisa Proyeksi Kinerja Keuangan Z Score.pdf
Analisa Proyeksi Kinerja Keuangan Z Score.pdf
 
PERSEPSI PARA PELAKU UKM (USAHA KECIL DAN MENENGAH) TERHADAP PENERAPAN...
PERSEPSI  PARA  PELAKU  UKM  (USAHA  KECIL  DAN  MENENGAH) TERHADAP PENERAPAN...PERSEPSI  PARA  PELAKU  UKM  (USAHA  KECIL  DAN  MENENGAH) TERHADAP PENERAPAN...
PERSEPSI PARA PELAKU UKM (USAHA KECIL DAN MENENGAH) TERHADAP PENERAPAN...
 
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-IndonesianOutlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
 
Corporate Governance & Potensi Konflik OJK
Corporate Governance & Potensi Konflik OJKCorporate Governance & Potensi Konflik OJK
Corporate Governance & Potensi Konflik OJK
 
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojkKompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk
Kompleksitas produk jasa keuangan, mea, tantangan bagi ojk
 
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
 
Hadiyahfitriyahunairbab1
Hadiyahfitriyahunairbab1Hadiyahfitriyahunairbab1
Hadiyahfitriyahunairbab1
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkmFaktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
Faktor faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit umkm
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesia
 

Recently uploaded

Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
langkahgontay88
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
gulieglue
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
monikabudiman19
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang 082223109953 Cytotec Asli Serang
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdfKemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
Kemenkop LAPORAN KEUANGAN KOPERASI- SAK EP (25042024).pdf
 
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptxKonsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
Konsep Dasar One Way Anova dalam Ilmu Statistik.pptx
 
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptxAsam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
Asam karboksilat dan esternya serta senyawa .pptx
 
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
Presentasi Akad Wadiah#';/'..';'[]//'../
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
509777263-PPT-Monetarisme-Versus-Ekonomika-Keynesian.pptx
 
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di SorongJual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
Jual Obat Aborsi Sorong, Wa : 0822/2310/9953 Apotik Jual Obat Cytotec Di Sorong
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
analisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaatanalisis biaya dan manfaat
 
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi MikroPenentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
Penentuan Harga Faktor Produksi Ekonomi Mikro
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptxSistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
Sistem Akuntansi Aktiva Tetap (Asset Tetap).pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 

Financial SAM with Path Analysis

  • 1. Dampak Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Tingkat Kemiskinan & Pengangguran di Indonesia dengan Pendekatan SPA-FSAM Kelompok V Gilang + Inke +Mayrano + Taufan
  • 2.
  • 4.
  • 5. Kriteria-Kriteria UMKM Meninjau literatur & mendefinisikan masalah penelitian/pertanyaan penelitian (pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi, kreativitas) Desain penelitian (pengetahuan penelitian) Pengumpulan Data (Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi dan IT, ketekunan) Analisis dan interpretasikan data penelitian (Pengetahuan penelitian, keterampilan IT, motivasi) Penulisan karya ilmiah (Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi, motivasi, ketekunan) 5
  • 6. Nilai nominal pada kriteria skala usaha masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres). Kekayaan Hasil Penjualan Rp 50 Juta Rp 300 Juta Rp 50 Juta -500 Juta Rp 300 Juta – Rp 2,5 Milyar Rp 500 Juta – 10 Milyar Rp 2,5 Milyar – 50 Milyar Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Mikro
  • 7. Salah satu target yang ingin dicapai untuk mendukung terwujudnya tujuan kedelapan SDG’s dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif yaitu mendorong kebijakan yang berorientasi pada aktivitas-aktivitas produktif, seperti kewirausahaan, UMKM termasuk melalui akses terhadap layanan pendanaan/permodalan. Bank Dunia (2002, 2004) menyatakan terdapat tiga poin penting yang mendukung bahwa UMKM dapat berfungsi sebagai mesin pertumbuhan di negara-negara berkembang --> Meningkatkan persaingan dan kewirausahaan, memiliki produktivitas prima, labour intensive. Mesin Pertumbuhan
  • 8. Jenis Usaha Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1. UMKM 62.922.617 99,99 116.673.416 97,02 Usaha Mikro 62.106.900 98,70 107.232.992 89,17 Usaha Kecil 757.090 1,20 5.704.321 4,74 Usaha Menengah 58.627 0,09 3.736.103 3,11 2. Usaha Besar 5.460 0,01 3.586.769 2,98 UMKM memiliki peran penting terhadap struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia (Bank Indonesia, 2015).
  • 10. UMKM menjadi salah satu perwujudan kongkrit dari kegiatan ekonomi rakyat yang bertumpu pada kekuatan sendiri, terdesentralisasi, beragam, dan merupakan kelompok usaha yang mampu menjadi tumpuan dan harapan “(buffer)” meskipun pada saat perekonomian Indonesia sedang dilanda krisis (Prasetyo, 2008). Menurut Yun Lin (1998), Wengel (2006), Bourletidis (2013), beberapa faktor kunci mengapa UMKM “tahan badai” antara lain: struktur bisnis yang sederhana, memanfaatan sumber daya lokal, produknya dekat dengan masyarakat, manajemen yang lentur, soft attitude.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 17. 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 52 54 56 58 60 62 Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi:  Kemudahan kredit untuk UMKM  Menurunkan bunga KUR dari 22%  12% per 1 Juli 2015 (bank disubsidi)  Kemudian melalui Permenko nomor 13 tahun 2015 tanggal 30 Desember 2015, bunga KUR turun lagi 12%  9%
  • 18.
  • 21. Keberadaan UMKM mempunyai peran penting dalam struktur perekonomian . Di Indonesia, kontribusi UMKM dalam hal jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerjanya > 99 persen. Namun, terbatasnya kemampuan UMKM dalam memperluas jaringan pemasaran, dan terbatasnya akses terhadap sumber permodalan, informasi, serta teknologi menjadi faktor dasar yang menghambat perkembangan dan peningkatan produktivitas UMKM. Tambunan (2002), Damayanti dan Adam (2015) Pada 2007, Presiden SBY meluncurkan Inpres No. 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM melalui peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Literature Review
  • 23. Literature Review Lebih lanjut, pengaruh pemberian KUR juga berdampak dalam mengurangi kemiskinan dengan menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan membantu dalam menciptakan lapangan kerja. Studi lain juga menyatakan bahwa penguatan dan pemberdayaan UMKM merupakan ujung tombak dalam penanggulangan masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Pemberian kredit merupakan alat penting untuk mendorong usaha kecil dan menengah (UKM). Ini didasarkan pada fakta bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat tidak mungkin tercapai tanpa program yang terfokus dengan baik untuk mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan rakyat dengan meningkatkan akses mereka ke faktor produksi, terutama kredit. Muktar (2009), Sari (2011), dan Pinem (2011) Prasetyo (2008), Yahaya, Osemene, dan Abdulraheem (2011).
  • 25. FSAM: Integrasi NAD ke kerangkaSAM
  • 26. merupakan Sistem data finansial yang bertujuan: 1. Menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai investasi yang dilakukan oleh sektor-sektor institusi pada periode waktu tertentu. 2. Menggambarkan arus transaksi finansial antar sektor institusi melalui (menggunakan) berbagai jenis instrumen finansial pada periode waktu tertentu. Neraca Arus Dana (NAD) atau Flow of Funds Neraca Arus Dana (Flow of Funds Accounts) Menjelaskan mengenai transaksi finansial atau investasi finansial. Neraca Kapital (Capital Accounts) Menjelaskan mengenai tabungan & investasi  pinjaman neto. Menjelaskan mengenai produksi, pendapatan, dan tabungan. Hubungan Antar Neraca
  • 27. Kolom: menggambarkan sektor Baris: menggambarkan berbagai jenis instrumen finansial. Kolom pertama: menunjukkan perubahan aset (penggunaan dana). Kolom kedua: menyatakan perubahan kewajiban (sumber dana). Kenaikan jumlah harta maupun kewajiban suatu sektor dicerminkan oleh arus finansial positif, sebaliknya penurunan harta atau kewajiban ditunjukkan oleh arus finansial negatif.
  • 28. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori. Terlihat di “Pinjaman Neto”  Saving - Investment Gap, selisih tabungan bruto dan investasi fisik. ( + ) net lending  investasi finansial ( - ) net borrowing • Valuta Asing Pemerintah; • Uang dan Simpanan; • Sertifikat Bank Indonesia; • Obligasi Pemerintah; • Surat Berharga Lainnya; • Kredit Modal Kerja; • Kredit Investasi; • Kredit Konsumsi • Kredit Non-Bank • Modal dan Penyertaan; • Cadangan Asuransi dan Pensiun • Lainnya
  • 29. Transaksi Korporasi Non-Fin Korporasi Finansial Rumah Tangga Pemerintah Luar Negeri Total P S P S P S P S P S P S 01. Tabungan Bruto 888 83 237 -40 02. Investasi Non-Finansial 1043 25 185 31 03. Pinjaman Neto -155 58 52 -71 04. Investasi Finansial Neto 05. Jumlah Penggunaan Finansial 06. Jumlah Sumber Finansial 07. Cadangan Valas Pemerintah 10. Surat Berharga 13. Pinjaman dan Kredit 15. Rupa-rupa Jumlah -491 -491 356 356 92 92 3 3 . . . . . . 54 54 Sektor Instrumen Finansial . . . P : Penggunaan (Perubahan Aset) S : Sumber (Perubahan Kewajiban)
  • 30. Seharusnya sama, berbeda karena beda sumber data estimasi  selisih statistik. Satu instrumen finansial dicatat dua kali, setiap harta finansial suatu sektor merupakan kewajiban finansial sektor lainnya. Contoh NAD Sederhana
  • 31. Antara SAM & FSAM
  • 32. Dari SAM ke FSAM SAM  perluasan tabel I-O, yang secara garis besar menngambarkan keterkaitan kinerja ekonomi dengan masalah-masalah sosial, khususnya distribusi pendapatan dan ketenagakerjaan (who gets what). Pada SAM, hanya ada satu rincian neraca kapital dimana sisi baris menjelaskan tabungan (savings) yang diperoleh pelaku ekonomi. Sedangkan sisi kolom merepresentasikan investasi atau pembentukan modal tetap bruto. Bukti empiris menunjukkan bahwa perekonomian tidak hanya dipengaruhi sektor riil saja Bagaimana keterkaitan antara aspek finansial dan kinerja ekonomi?
  • 33.
  • 35. Ket: panah pada gambar menunjukkan arah arus pendapatan
  • 38.
  • 39. Selama dua dekade terakhir, pasar keuangan berkembang dengan baik dan secara empiris memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dikembangkan FSAM yang berisi informasi lebih detail terkait institusi keuangan dan juga transaksi finansial serta liabilitas dari agen ekonomi. FSAM diharapkan dapat membantu menjelaskan secara terstruktur jalur transaksi dan mekanisme transmisi kebijakan moneter kepada sektor riil, atau sebaliknya, sehingga dapat digunakan untuk mendukung perumusan kebijakan moneter.
  • 40. Disagregasi masing-masing komponen disesuaikan berdasarkan keperluan analisis dan ketersediaan data pendukung, secara rinci kerangka SNSEF Indonesia 2005 berdimensi 79 komponen. Kerangka SNSEF Disagregasi Kerangka SNSEF disusun dalam bentuk matriks simetris yang diklasifikasikan menurut 9 komponen, yaitu Faktor Produksi, Institusi, Sektor Produksi, Margin Perdagangan dan Pengangkutan, Komoditas, Kapital, Pajak Tak Langsung dan Subsidi, Instrumen Finansial, serta Luar Negeri.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47. Klasifikasi rumah tangga pada FSAM dibagi ruta miskin dan tidak miskin pada daerah perkotaan dan pedesaan. Sementara pada SAM, ruta pertanian dan non pertanian. Klasifikasi pada faktor produksi, sektor industri dan komoditas pada SAM lebih rinci dibanding FSAM. Namun, ada penambahan rincian pada sektor neraca kapital plus integrasi pada instrumen finansial yang disesuaikan dengan kerangka NAD.
  • 48. Institusi pada SAM Instistusi pada FSAM
  • 50. Pengeluaran Neraca Endogen Neraca Eksogen Total Faktor Produksi Institusi Sektor Industri Neraca Finansial* Neraca Lainnya Penerimaan Neraca Endogen Faktor Produksi 0 0 T13 0 X1 Y1 Institusi T21 T22 0 T24 X2 Y2 Sektor Industri 0 T32 T33 T34 X3 Y3 Neraca Finansial 0 T42 T43 T44 X3 Y4 Neraca Eksogen Neraca Lainnya Z1 Z2 Z3 Z4 R Y5 Total Y'1 Y'2 Y'3 Y'4 Y‘5 Kerangka FSAM
  • 51. Di dalam Tabel Kerangka FSAM sebelumnya, terdapat beberapa komponen matriks yaitu: • Matriks T merupakan matriks transaksi antar blok dalam neraca endogen. • Matriks X menunjukkan pendapatan neraca endogen dari neraca eksogen. • Matriks Z memperlihatkan pengeluaran neraca endogen untuk neraca eksogen, disebut juga leakages. • Matriks Y merupakan pendapatan total dari neraca endogen. • Matriks Y’ merupakan pengeluaran total dari neraca endogen. • Sel R merupakan transaksi antar unsur-unsur dalam neraca eksogen.
  • 52. Distribusi pendapatan neraca endogen dapat dirinci menjadi:  Jumlah pendapatan faktor produksi Y1 = T13 + X1  Jumlah pendapatan institusi Y2 = T21 + T22 + T24 + X2  Jumlah pendapatan sektor industri Y3 = T32 + T33 + T34 + X3  Jumlah pendapatan sektor finansial Y4 = T42 + T43 + T44 + X4 Sementara itu, distribusi pengeluaran neraca endogen dapat dirinci menjadi:  Jumlah pengeluaran faktor produksi Y’1 = T21 + Z1  Jumlah pengeluaran institusi Y’2 = T22 + T32 + T42 + Z2  Jumlah pengeluaran sektor industri Y’3 = T13 + T33 + T43 + Z3  Jumlah pengeluaran sektor finansial Y’4 = T24 + T34 + T44 + Z4
  • 53. Neraca Endogen FSAM 0 0 T13 0 T21 T22 0 T24 0 T32 T33 T34 0 T42 T43 T44 T =
  • 54. Matriks Pengganda FSAM Matriks transaksi T menunjukkan aliran transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dinyatakan dalam satuan moneter. Apabila setiap sel dalam matriks T dibagi dengan jumlah kolomnya, maka akan didapatkan sebuah matriks baru yang menunjukkan besarnya kecenderungan pengeluaran rata-rata yang dinyatakan dalam bentuk proporsi (perbandingan) Matriks di atas disebut matriks A, atau lebih popular dengan matriks koefisien teknologi, yang unsur-unsurnya adalah Aij yang berasal dari hasil pembagian nilai Tij dengan jumlah kolom ke j.
  • 55. Matriks Pengganda FSAM 𝐀ij = kecenderungan pengeluaran rata−rata baris ke−i kolom ke−j 𝐓ij = neraca baris ke−i, kolom ke −j 𝑌′ 𝑗 = total kolom ke−j A berisi koefisien- koefisien yang menunjukkan pengaruh langsung dari perubahan yang terjadi pada sebuah sektor terhadap sektor yang lain 0 0 T13/Y’3 0 T21/Y’1 T22/Y’2 0 T24/Y’4 0 T32/Y’2 T33/Y’3 T34/Y’4 0 T42/Y’2 T43/Y’3 T44/Y’4 Aij =
  • 56. Matriks Pengganda FSAM Persamaan matemati matriks pengganda: 𝐘 = 𝐀𝐘 + 𝐗 𝐘 − 𝐀𝐘 = 𝐗 (𝐈 − 𝐀)𝐘 = 𝐗 𝐘 = (𝐈 − 𝐀)−𝟏 𝐗 Jika (𝐈 − 𝐀)−𝟏 = 𝐌𝐚, maka 𝐘 = 𝐌𝐚 𝐗 𝐌𝐚 → matriks pengganda neraca (accounting multiplier/le 𝑜𝑛𝑡𝑖𝑒𝑓 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑥) • Ma merupakan pengganda yang memperlihatkan pengaruh perubahan pada neraca endogen akibat adanya perubahan pada neraca eksogen • Persamaan Y=Ma.X menjelaskan bahwa pendapatan neraca endogen (neraca faktor produksi, neraca institusi, neraca sektor produksi dan neraca finansial) akan berubah sebesar Ma satuan moneter akibat adanya perubahan neraca eksogen sebesar satuan moneter.
  • 57. Dekomposisi pada FSAM •Sama seperti pada SAM, dekomposisi pada FSAM dilakukan untuk melihat dampak secara bertahap dari perubahan neraca endogen yang diakibatkan oleh perubahan neraca eksogen •Disadari bahwa sebenarnya pengaruh perubahan suatu neraca terhadap neraca lainnya dalam pengganda neraca tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui beberapa tahapan Untuk tujuan penguraian tersebut, Pyatt and Round (1988) melakukan dekomposisi terhadap pengganda neraca yang hasilnya adalah: Ma = Ma3Ma2Ma1 Persamaan di atas menunjukkan bahwa sebenarnya pengaruh global dari suatu neraca terhadap neraca lain tidak berlangsung begitu saja melalui Ma, melainkan terjadi dengan tiga tahapan, yaitu Ma1, Ma2 dan Ma3
  • 58. Dekomposisi pada FSAM Jenis pengaruh/dampak dari pengganda neraca (Ma) dapat diuraikan menjadi pengganda transfer (Ma1), pengganda open loop (Ma2) dan pengganda closed loop (Ma3) • Pengganda transfer menunjukkan dampak yang terjadi di dalam set neraca dimana injeksi awal diberikan • Pengganda lompatan terbuka (open loop multiplier) menggambarkan dampak yang terjadi terhadap neraca yang lain sebagai akibat adanya injeksi awal yang diberikan kepada suatu neraca tertentu • Sedangkan pengganda lompatan tertutup (closed loop multiplier) menunjukkan dampak yang terjadi terhadap neraca awal yang diinjeksi sebagai akibat perubahan pada neraca yang dipengaruhi dan berulang lagi kepada neraca lainnya sedemikian rupa sehingga dampaknya menjadi kecil sekali dan dapat diabaikan.
  • 59. Dekomposisi Neraca Pengganda 0 0 A13 0 A21 A22 0 A24 0 A32 A33 A34 0 A42 A43 A44 Y1 Y2 Y3 Y4 Y1 Y2 Y3 Y4 X1 X2 X3 X4 = + 0 0 0 0 0 A22 0 0 0 0 A33 0 0 0 0 A44 Y1 Y2 Y3 Y4 Y1 Y2 Y3 Y4 X1 X2 X3 X4 = + 0 0 A13 0 A21 0 0 A24 0 A32 0 A34 0 A42 A43 0 Y1 Y2 Y3 Y4 + Dipecah murni menjadi: matriks diagonal utama, matriks non diagonal utama Misalkan matriks di atas kita namakan Matriks T1
  • 60. Jika Ma1= I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 )(   22AI 1 33)(   AI 1 33)(   AI , maka persamaan sebelumnya dapat dituliskan sbb: Y1 Y2 Y3 Y4 = 0 0 A13 0 A21 0 0 A24 0 A32 0 A34 0 A42 A43 0 Ma1 Y1 Y2 Y3 Y4 + X1 X2 X3 X4 Ma1 Sehingga didapatkan: XMaYAY 1 * Dekomposisi Neraca Pengganda
  • 61. • Dengan asumsi kebalikan (inverse) matriks (I-A22)-1, (I-A33)-1, dan (I-A44)-1 ada (exist), maka kedua matriks tersebut dapat ditulis sebagai: (I-Aii)-1= I+Aii 2+Aii 3+….. • Berarti (I-Aii)-1 mempunyai nilai yang selalu lebih besar dari 1 karena semua elemen Aii bernilai positif. Oleh karena itu Ma1 ada, maka: Y = (I-A*)-1 Ma1X • Dengan asumsi matriks kebalikan (I-A*)-1 ada dan dapat ditulis sebagai: (I-A*)-1 =I+A*+A*2+A*3+….. = (I+ A*+A*2)(I+A*3+A*6+……) = (I+ A*+A*2)(I-A*3)-1 Dekomposisi Neraca Pengganda
  • 62. 0 0 A13* 0 A21* 0 0 A24* 0 A32* 0 A34* 0 A42* A43* 0 A* = Dekomposisi Neraca Pengganda A∗𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐴∗2 𝐴∗ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐴∗3 0 A13*A32* 0 A13*A34* 0 A24*A42* A21*A13* +A24*A43* 0 A32*A21* A34*A42* A34*A43* A32*A24* A42*A21* A43*A32* 0 A42*A24* +A43*A34* A13*A32*A13* A13*A34*A43* A13*A34*A43* A13*A32*A24* A43*A32*A21* A43*A32* A24* . . . . . . . . . ....
  • 63. Dekomposisi FSAM Ma2 = (I+ A*+A*2) Ma3 = (I-A*3)-1 Dengan demikian, penghitungan tadi dapat ditulis menjadi: Ma = I + (Ma1-I) + (Ma2-I) Ma1+(Ma3-I)Ma2Ma1 = I + Ta + Oa + Ca Sehingga: Y= Ma3.Ma2.Ma1X Ma Matrik I merupakan dampak awal injeksi neraca eksogen terhadap neraca endogen
  • 64. Interpretasi Dekomposisi Pengganda Neraca • Terdapat kenaikan permintaan komodias batik (industri batik) dari perdagangan luar negeri (ekspor). Kenaikan permintaan ini disebut sebagai injeksi awal. • Kenaikan permintaan terhadap komoditas batik menyebabkan kenaikan output sektor industri batik itu sendiri dan sektor-sektor industri yang lain  transfer multiplier • Kenaikan permintaan terhadap sektor industri batik menyebabkan peningkatan permintaan terhadap jumlah tenaga kerja  open loop multiplier • Akibat kenaikan terhadap permintaan sektor industri batik maka outputnya akan meningkat. Untuk memenuhi kenaikan output sektor tersebut, maka diperlukan tambahan sejumlah tenaga kerja. Dengan demikian penerimaan upah tenaga kerja akan bertambah, yang berarti pendapatan rumah tangga juga akan meningkat. Dengan kenaikan pendapatan rumah tangga tersebut, maka konsumsi barang dan jasa rumah tangga juga akan meningkat. Sehingga pada akhirnya, output sektor industri batik dan sektor-sektor lainnya juga ikut meningkat  close loop multiplier
  • 66. Financial Social Accounting Matrix Indonesia 2005 oleh Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia The Financial Social Accounting Matrix for China, 2002, and Its Application to a Multiplier Analysis oleh Jia Li, 2008 MPRA Paper No. 8174 A Financial Social Accounting Matrix for the Integrated Macroeconomic Model for Poverty Analysis, Application to Cameroon with a Fixed-Price Multiplier Analysis. oleh Emini & Fofack, 2004, World Bank Research Paper ini yang dijadikan bahan replikasi.
  • 67. The Financial Social Accounting Matrix for China, 2002, and Its Application to a Multiplier Analysis oleh Jia Li, 2008 MPRA Paper No. 8174 Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara sektor riil dan sektor keuangan ekonomi Cina. Memanfaatkan FSAM Cina 2002 yang baru selesai dibangun studi saat ini ingin menyediakan sistem accounting dan permodelan ekonomi yang konsisten untuk ekonomi Cina. Latar Belakang & Tujuan Hasil Penelitian Pengembangan sistem keuangan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Sektor keuangan juga telah memainkan peran sentral dalam mobilisasi dan alokasi pendapatan, meskipun pemerintah mempertahankan intervensi melalui transfer modal ke perusahaan non-keuangan. Terakhir, deposito & pinjaman bank adalah instrumen keuangan yang signifikan dalam proses mobilisasi & alokasi pendapatan.
  • 68. Macroeconomic Model for Poverty Analysis Application to Cameroon with a Fixed-Price Multiplier Analysis oleh Christian A. Emini and Hippolyte Fofack World Bank Policy Research 2004 Kamerun ada dalam proses Poverty Reduction Strategy Paper (PRSP), yang memfokuskan perumusan desain dan pemodelan dalam upaya strategi penurunan kemiskinan. Terjadi penurunan investasi selama periode krisis dalam periode pasca- devaluasi pada akhir 1990-an. Melihat dampak penurunan investasi ke perekonomian dengan menggunakan FSAM Latar Belakang & Tujuan Hasil Penelitian Dengan melakukan pendekatan dengan FSAM didapatkan hasil bahwa Investasi rendah yang berkelanjutan memiliki implikasi terhadap tingginya tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang kian buruk.
  • 69. Pada replikasi ini, digunakan SNSFE tahun 2005. Sementara itu, guna melihat dampak dari shock pemberian KUR terhadap perubahan sektor riil, digunakan data realisasi KUR tahun 2007 hingga 2010, yang bernilai 34.416 Miliar rupiah. Sementara itu, merujuk pada Emini dan Fofack (2004), variabel eksogen yang ditetapkan dalam simulasi ini adalah institusi pemerintah, kapital pemerintah, pajak tak langsung, subsidi, kredit modal kerja, asset pengembalian pemerintah, obligasi, sertifikat BI, dan rest of the world. Analisis yang digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu: Menggambarkan struktur ekonomi dan kontribusi sektor industri, alokasi pendapatan, serta kesenjangan antara tabungan dan investasi. 1. Analisis Deskriptif 3. Analisis Dekomposisi Dampak Pengganda Dilakukan untuk melihat proses pengaruh/dampak secara bertahap dari perubahan neraca endogen yang diakibatkan oleh perubahan neraca eksogen2. Analisis Dampak Pengganda
  • 70. Analisis dengan menggunakan SNSEF secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahapan (BPS-BI, 2008) Pengumpulan Data (Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi dan IT, ketekunan) Analisis dan interpretasikan data penelitian (Pengetahuan penelitian, keterampilan IT, motivasi) Penulisan karya ilmiah (Pengetahuan penelitian, keterampilan komunikasi, motivasi, ketekunan) Analisis dari Hasil SNSEF
  • 72. Structural Path Analysis (SPA)  Dekomposisi multiplier yang konvensional hanya mampu menguraikan pengaruh–pengaruh dalam & antara neraca endogen saja.  Dalam penugasan ini, akan dilakukan analisis jalur dengan SPA untuk memperkaya hasil analisis.  SPA merupakan sebuah metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh interaksi yang berisi jalur yang menghubungkan pengaruh suatu sektor pada sektor lainnya dalam dalam suatu sistem kerangka data sosial ekonomi (SAM atau FSAM).  Keunggulan SPA dibanding metode dekomposisi konvensional:  Mampu melacak interaksi dalam perekonomian dari suatu sektor ke sektor lainnya  Mampu menunjukkan transmisi pengaruh suatu sektor ke sektor  Masing-masing elemen pada multiplier SAM dapat dikomposisi ke dalam pengaruh langsung, total & global
  • 73. Structural Path Analysis (SPA)  Jalur dasar (elementary path) Disebut jalur dasar apabila jalur tersebut melalui sebuah sektor tidak lebih dari satu kali. Contoh: atau • Pengaruh suatu sektor ke sektor lainnya i j i x y j
  • 74. Structural Path Analysis (SPA) • Pengaruh suatu sektor ke sektor lainnya  Sirkuit (circuit) Suatu sektor mempengaruhi sektor lain dan pada akhirnya kembali mempengaruhi sektor itu sendiri Contoh:  Setiap sektor dilalui hanya satu kali, kecuali i. Sektor i dilalui pada awal dan akhir jalur. x y i z j
  • 75.  Pengaruh (influence) yang ditunjukkan dalam besaran kecenderungan pengeluaraan rata-rata/ average expenditure propensity (𝑎𝑗𝑖), yang menunjukkan kekuatan dari pengaruh transmisi sektor i ke sektor j Elemen penting dalam metodologi SPA Pengaruh (𝑎𝑗𝑖) Pengaruh langsung (direct influence) Pengaruh total (total influence) Pengaruh global (global influence) Structural Path Analysis (SPA)
  • 76. Structural Path Analysis (SPA) PowerPoint Presentation  Pengaruh langsung (direct influence)  Pengaruh langsung dari i ke j (𝐼𝐷𝑖→𝑗) menunjukkan perubahan pendapatan/ produksi j disebabkan oleh perubahan satu unit i.  Rata-rata pengaruh langsung (𝐼𝐷𝑖→𝑗) : ID (i j) = 𝑎𝑗𝑖 (jalur dasar memiliki panjang 1) ID (i ….j) = 𝑎𝑗𝑛 … 𝑎 𝑚𝑖 (jalur dasar memiliki panjang lebih dari 1)  Contoh: ID (i  j) = ID (i, x, y, j) = 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦 i x y j 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦
  • 77. Structural Path Analysis (SPA)  Pengaruh total (total influence)  Pengaruh total (IT) dari i ke j adalah perubahan yang dibawa dari i ke j baik melalui jalur dasar maupun sirkuit yang menghubungkannya.  IT (i j) = ID (i j) Mp  IT (i j) = 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦[1- 𝑎 𝑦𝑥 (𝑎 𝑥𝑦 + 𝑎 𝑧𝑦 𝑎 𝑥𝑧)]-1 Dimana : Mp = 𝑎 𝑥𝑖 𝑎 𝑦𝑥 𝑎𝑗𝑦[1- 𝑎 𝑦𝑥 (𝑎 𝑥𝑦 + 𝑎 𝑧𝑦 𝑎 𝑥𝑧)]-1  multiplier sepanjang jalur p azy axz ajyaxy ayx axi i x y jz
  • 78. Structural Path Analysis (SPA)  Pengaruh Global (Global influence)  Contoh dalam gambar keterkaitan antara dua sektor: i dan j mempunyai tiga jalur dasar (i, x, y, j), (i, s, j) dan (i, v, j). Pada ketiga jalur kita beri inisial 1, 2, dan 3  Pengaruh global dari lintasan tersebut: IG (i  j) = 𝑚 𝑎𝑗𝑖 = IT (i, x, y, j) + IT (i, s, j) + IT (i, v, j) = IT (i  j)1 + IT (i  j)2 + IT (i – j)3 = ID (i  j)1 M1 + 𝑎 𝑠𝑖 𝑎𝑗𝑠 + (𝑎 𝑣𝑖 𝑎𝑗𝑣) 𝐼 − 𝑎 𝑣𝑣 − 1 = ID (i j)1 M1 + ID (i  j)2 + ID (i  j)3 M3 avv ajs ajv avi asi azy axz ajyaxy ayx axi i x y jz s v
  • 79. Penggunaan Aplikasi SimSIP Simulator  Untuk mengidentifikasi jalur dampak pemberian KUR terhadap variabel-variabel destination (faktor produksi dan pendapatan rumah tangga) digunakan software pengolahan: “Simulation for Social Indicators and Poverty: IO and SAM Analysis” (SimSIP_SAM) 2010 yang dikembangkan oleh World Bank. Adapun matriks yang digunakan sebagai input pengolahan SimSIP_SAM adalah matriks yang sama (kerangka FSAM) pada saat melakukan analisis pengganda/multiplier, dimana variabel eksogennya berjumlah 9 (merujuk pada penelitian Emini dan Fofack, 2004), yang kemudian disesuaikan dengan susunan neraca yang ada pada SimSIP_SAM.
  • 81. Struktur Ekonomi Indonesia Uraian Nilai (Miliar Rp) Kontribusi (%) Input Antara 2.760.764,18 48,97 Pendapatan Faktor Produksi TK 1.486.178,61 26,36 Pendapatan Faktor Produksi Bukan TK 1.344.174,90 23,85 Pajak Tak Langsung 112.164,41 1,99 Subsidi Domestik -65.926,29 -1,17 Total Output 5.637.655,81 100,00
  • 82. Struktur Ekonomi IndonesiaStruktur Produksi Menurut Lapangan Usaha Indonesia (Persen) Uraian Biaya Antara NTB Total 1. Pertanian 26,41 73,59 100,00 2. Pertambangan dan Penggalian 18,73 81,27 100,00 3. Industri Pengolahan 62,63 37,37 100,00 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 64,40 35,60 100,00 5. Bangunan 65,08 34,92 100,00 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 41,69 58,31 100,00 7. Transportasi 51,53 48,47 100,00 8. Keuangan 32,49 67,51 100,00 9. Lainnya 40,73 59,27 100,00 Jumlah 49,38 50,62 100,00
  • 83. Alokasi Pendapatan menurut Institusi Institusi Faktor Produksi TK (Miliar Rp) Faktor Produksi Bukan TK (Miliar Rp) Transfer (Miliar Rp) Jumlah Rumah Tangga 1,484,023.61 435,954.19 271,330.92 2,191,308.73 1. RT. Desa Miskin 23,508.13 11,792.22 11,430.64 46,730.99 2. RT. Desa Tidak Miskin 526,301.47 176,616.44 52,661.49 755,579.41 3. RT. Kota Miskin 10,977.56 8,264.35 6,478.31 25,720.23 4. RT. Kota Tidak Miskin 923,236.44 239,281.18 200,760.48 1,363,278.11 Perusahaan 802,001.56 202,068.90 1,004,070.46 1. Lembaga Keuangan 63,612.72 144,138.65 207,751.37 2. Perusahaan bukan keuangan 738,388.84 57,930.25 796,319.09 Bank Sentral 17,046.83 13,746.18 30,793.02 Pemerintah 0.00 655,317.84 655,317.84 Jumlah 1,484,023.61 1,255,002.58 1,142,463.85 3,881,490.04
  • 84. Proporsi Alokasi Pendapatan menurut Institusi Institusi Faktor Produksi TK (%) Faktor Produksi Bukan TK (%) Transfer (%) Jumlah Rumah Tangga 67.72 19.89 12.38 100.00 1. RT. Desa Miskin 50.31 25.23 24.46 100.00 2. RT. Desa Tidak Miskin 69.66 23.37 6.97 100.00 3. RT. Kota Miskin 42.68 32.13 25.19 100.00 4. RT. Kota Tidak Miskin 67.72 17.55 14.73 100.00 Perusahaan 79.88 20.12 100.00 1. Lembaga Keuangan 30.62 69.38 100.00 2. Perusahaan bukan keuangan 92.73 7.27 100.00 Bank Sentral 55.36 44.64 100.00 Pemerintah 0.00 100.00 100.00 Jumlah 38.23 32.33 29.43 100.00
  • 85. Tabungan menurut Institusi Institusi Tabungan (Miliar Rupiah) Pendapatan (Miliar Rupiah) Persentase Rumah Tangga (RT) 191,768.17 2,191,308.73 8.75 1. RT Miskin di Desa 173.42 46,730.99 0.37 2. RT Tidak Miskin di Desa 45,570.82 755,579.41 6.03 3. RT Miskin di Kota 203.09 25,720.23 0.79 4. RT Tidak Miskin di Kota 145,820.83 1,363,278.11 10.70 Perusahaan 489,115.58 1,004,070.46 48.92 1. Lembaga Keuangan 56,311.40 207,751.37 27.11 2. Perusahaan Bukan Keuangan 432,804.18 796,319.09 54.35 Bank Sentral 17,137.93 30,793.02 55.66 Pemerintah 108,812.95 655,317.84 16.60 Jumlah 806,834.63 3,881,490.04 20.79
  • 86. Tingkat tabungan yang dihasilkan oleh seluruh institusi mencapai 20,79%. Penciptaan tabungan bruto paling besar dikontribusikan dari perusahaan (lebih dari 50%) Rumah tangga yang memiliki tingkat tabungan terendah adalah rumah tangga miskin di desa. Pendapatan yang dihasilkan  menciptakan tabungan  potensi untuk melakukan investasi  peningkatan kapasitas ekonomi  pertumbuhan ekonomi Tabungan menurut Institusi
  • 87. Tabungan & Investasi Fisik Institusi Tabungan (Miliar Rupiah) Investasi Fisik (Miliar Rupiah) (S) – (I) Rumah Tangga (RT) 191,768.17 33,424.98 158,343.19 1. RT Miskin di Desa 173.42 534.24 (360.81) 2. RT Tidak Miskin di Desa 45,570.82 6,934.93 38,635.89 3. RT Miskin di Kota 203.09 649.66 (446.57) 4. RT Tidak Miskin di Kota 145,820.83 25,306.15 120,514.68 Perusahaan 489,115.58 610,699.06 -121,583.48 1. Lembaga Keuangan 56,311.40 5,349.89 50,961.51 2. Perusahaan Bukan Keuangan 432,804.18 605,349.17 (172,544.99) Bank Sentral 17,137.93 555.74 16,582.19 Pemerintah 108,812.95 90,212.89 18,600.06 Jumlah 806,834.63 734,892.66 71,941.96
  • 88. Sebagian besar investasi berasal dari sektor perusahaan keuangan dan yaitu sebesar Rp610,7 triliun RT miskin di kota dan di desa memiliki net borrowing masing- masing sebesar Rp0,36 triliun dan Rp0,45 triliun Sektor rumah tangga tidak miskin di kota merupakan penyumbang terbesar surplus yang terjadi Tabungan bruto domestik yang terbentuk sebesar Rp806,8 triliun  investasi fisik mencapai Rp734,9 triliun  ada net lending sebesar Rp71,9 triliun atau 8,92 persen dari tabungan domestik yang terbentuk. Tabungan dan Investasi
  • 89. Hasil & Pembahasan Analisis Dampak Pengganda
  • 90. Total Multiplier (Miliar Rupiah) Production Factors Labor 19,153.37 Non-Labor 16,742.84 Institutional Sectors Central Bank 215.81 Corporation 11,470.34 Households Rural Poor 461.80 Non-Poor 9,135.64 Urban Poor 254.47 Non-Poor 15,414.93 Industrial Sectors Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery 6,089.01 Mining and Quarrying 3,097.33 Manufacturing Industry 23,430.70 Electricity, Gas and Water Supply 963.69 Construction 21,527.98 Trade, Hotel and Restaurant 8,293.72 Transport and Communication 4,184.16 Finance, Real Estate and Business Services 4,356.77 Other Services 4,469.22
  • 92. I II III Multiplier Pendapatan RT Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Trade, Hotel and Restaurant Other Services Multiplier Nilai Tambah Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Trade, Hotel and Restaurant Mining and Quarrying
  • 93. Dekomposisi Ta (Miliar Rupiah) Capital Central Bank 3,198.36 Corporation Financial Corporation Bank 13,230.98 Non-Bank 2,916.82 Non-Financial Corporation 24,132.60 Households 4,868.85 Financial Instrument Currencies 1,273.48 Demand Deposits 1,090.20 Saving Deposits 731.84 Time Deposits 14,953.19 Other Long Term Securities 3,010.72 Short Term Securities 482.38 Investment Credits 1,034.37 Consumption Credits 3,671.28 Non-Bank Credits 67.76 Trade Credits 2,184.53 Shares and Equities 9,176.75 Insurance and Pension Fund Reserves 2,261.58 Others 17,000.41
  • 94. Dekomposisi Oa (Miliar Rupiah) Production Factors Labor 7.646.36 Non-Labor 7.825.37 Industrial Sector Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Formal 798.65 Informal 665.37 Mining and Quarrying Oil Formal 1,811.14 Informal 42.34 Non-Oil Formal 1,118.03 Informal - Manufacturing Industry Formal 7,249.68 Informal 1,496.86 Electricity, Gas and Water Supply Formal 219.39 Informal 0.05 Construction Formal 16,097.18 Informal 484.96 Trade, Hotel and Restaurant Formal 1,584.07 Informal 1,090.94 Transport and Communication Formal 965.10 Informal 126.65 Finance, Real Estate and Business Services Formal 1,129.27 Informal 243.81 Other Services Formal 442.21 Informal 215.58
  • 95. Dekomposisi Ca (Miliar Rupiah) Production Factors Labor 11,507.01 Non-Labor 8,917.47 Capital Central Bank 215.81 Corporation Financial Corporation Bank 1,407.83 Non-Bank 475.15 Non-Financial Corporation 9,587.35 Industrial Sector Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery Formal 798.65 Informal 665.37 Mining and Quarrying Oil Formal 1,811.14 Informal 42.34 Non-Oil Formal 1,118.03 Informal - Manufacturing Industry Formal 7,249.68 Informal 1,496.86 Electricity, Gas and Water Supply Formal 219.39 Informal 0.05 Construction Formal 16,097.18 Informal 484.96 Trade, Hotel and Restaurant Formal 1,584.07 Informal 1,090.94 Transport and Communication Formal 965.10 Informal 126.65 Finance, Real Estate and Business Services Formal 1,129.27 Informal 243.81 Other Services Formal 442.21 Informal 215.58
  • 96. Lanjutan Dekomposisi Ca (Miliar Rupiah) Capital Central Bank 534.97 Corporation Financial Corporation Bank 1,522.48 Non-Bank 378.13 Non-Financial Corporation 8,501.75 Households 2,798.38 Financial Instrument Currencies 163.58 Demand Deposits 205.73 Saving Deposits 182.97 Time Deposits 1,360.12 Other Long Term Securities 414.49 Short Term Securities 78.33 Investment Credits 119.54 Consumption Credits 423.11 Non-Bank Credits 0.55 Trade Credits 364.00 Shares and Equities 1,284.73 Insurance and Pension Fund Reserves 168.92 Others 2,208.49
  • 97. Simulasi Penyaluran KUR KUR ke Ruta Miskin di Kota (Miliar Rp) KUR ke Ruta Non Miskin di Kota (Miliar Rp) KUR ke Ruta Non Miskin di Desa (Miliar Rp) Faktor produksi 1.214 1.061 957 Tenaga kerja 652 566 511 Bukan tenaga kerja 562 495 446 Pendapatan rumah tangga 858 748 674 Miskin Desa 16 14 12 Miskin Kota 9 8 7 Tidak Miskin Desa 310 270 244 Tidak Miskin Kota 523 456 411
  • 99. Analisis Jalur KUR (C56) ke Faktor Produksi Tenaga (L1) Kerja Origin Destination Global Influence Elementary Paths Direct Influence Path Multiplier Total Influence Total/Global (in %) C56 L1 0.5328 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / L1 0.0136 3.2046 0.0436 8.1847 C56 / CD37 / S22 / L1 0.0165 2.4991 0.0413 7.7551 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / L1 0.0109 3.4209 0.0371 6.9699 C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 / L1 0.0037 3.2313 0.0120 2.2457 C56 / CD37 / S22 / CD35 / S18 / L1 0.0032 3.5257 0.0112 2.1000 C56 / FI76 / C54 / CD35 / S18 / L1 0.0013 4.4270 0.0058 1.0938
  • 100. Analisis Jalur KUR (C56) ke Faktor Produksi Non Tenaga Kerja (NL2) Origin Destination Global Influence Elementary Paths Direct Influence Path Multiplier Total Influence Total/Global (in %) C56 NL2 0.4658 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / NL2 0.0130 2.2353 0.0291 6.2506 C56 / CD37 / S22 / NL2 0.0158 1.7783 0.0281 6.0418 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / NL2 0.0104 2.3862 0.0248 5.3228 C56 / CD37 / S22 / CD35 / S18 / NL2 0.0038 2.8853 0.0110 2.3605 C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 / NL2 0.0035 2.2540 0.0080 1.7150 C56 / CD37 / S22 / CD34 / S14 / NL2 0.0040 1.9321 0.0077 1.6521
  • 101.  Tampak bahwa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi rumah tangga melalui jalur tidak langsung yang sangat panjang untuk dapat memberikan dampak pada faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.  Efek KUR terhadap pendapatan tenaga kerja sebesar 8 persen, lebih besar dibanding efeknya terhadap pendapatan bukan tenaga kerja yang sebesar 6 persen.  Dua sektor produksi yang dilalui oleh jalur KUR ke pendapatan faktor produksi adalah konstruksi dan industri manufaktur.
  • 102. Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Desa (I8) Origin Destination Global Influence Elementary Paths Direct Influence Path Multiplier Total Influence Total/Global (in %) C56 I8 0.0128 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I8 0.0002 3.2198 0.0007 5.3906 C56 / CD37 / S22 / L1 / I8 0.0003 2.5111 0.0007 5.1080 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I8 0.0002 3.4370 0.0006 4.5905 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I8 0.0001 2.2663 0.0003 2.0122 C56 / CD37 / S22 / NL2 / I8 0.0001 1.8030 0.0002 1.9450 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I8 0.0001 2.4192 0.0002 1.7135 C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I8 0.0001 3.2466 0.0002 1.4791
  • 103. Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Non-Miskin di Desa (I9) Origin Destination Global Influence Elementary Paths Direct Influence Path Multiplier Total Influence Total/Global (in %) C56 I9 0.2541 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I9 0.0048 3.3449 0.0161 6.3377 C56 / CD37 / S22 / L1 / I9 0.0059 2.6107 0.0153 6.0101 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I9 0.0038 3.5706 0.0137 5.3970 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I9 0.0017 2.7368 0.0047 1.8397 C56 / CD37 / S22 / NL2 / I9 0.0021 2.1777 0.0045 1.7786 C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I9 0.0013 3.3727 0.0044 1.7389 C56 / CD37 / S22 / CD35 / S18 / L1 / I9 0.0011 3.5958 0.0040 1.5889 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I9 0.0014 2.9215 0.0040 1.5667
  • 104. Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Kota (I10) Origin Destination Global Influence Elementary Paths Direct Influence Path Multiplier Total Influence Total/Globa l (in %) C56 I10 0.0071 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I10 0.0001 3.2238 0.0003 4.5740 C56 / CD37 / S22 / L1 / I10 0.0001 2.5142 0.0003 4.3340 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I10 0.0001 3.4414 0.0003 3.8950 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I10 0.0001 2.2561 0.0002 2.5477 C56 / CD37 / S22 / NL2 / I10 0.0001 1.7949 0.0002 2.4626 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I10 0.0001 2.4084 0.0002 2.1695 C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I10 0.0000 3.2507 0.0001 1.2550
  • 105. Analisis Jalur KUR (C56) ke Pendapatan Rumah Tangga Non-Miskin di Kota (I11) Origin Destination Global Influence Elementary Paths Direct Influence Path Multiplier Total Influence Total/Global (in %) C56 I11 0.4288 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I11 0.0084 3.4164 0.0289 6.7297 C56 / CD37 / S22 / L1 / I11 0.0103 2.6673 0.0274 6.3837 C56 / FI78 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I11 0.0067 3.6469 0.0246 5.7308 C56 / FI69 / C54 / CD37 / S22 / L1 / I11 0.0023 3.4448 0.0079 1.8465 C56 / CD37 / S22 / CD35 / S18 / L1 / I11 0.0020 3.6419 0.0072 1.6730 C56 / FI76 / C54 / CD37 / S22 / NL2 / I11 0.0023 3.0328 0.0070 1.6369 C56 / CD37 / S22 / NL2 / I11 0.0028 2.4136 0.0068 1.5828
  • 106.  Tampak bahwa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi rumah tangga memiliki jalur tidak langsung yang sangat panjang untuk dapat berdampak pada pendapat rumah tangga. Temuan ini mengindikasikan bahwa KUR tidak berdampak secara instan pada perekonomian, khususnya pada perekonomian masyarakat.  Untuk rumah tangga di wilayah perdesaan, KUR mempengaruhi pendapatan rumah tangga miskin sebesar 5 persen, sedangkan pendapatan rumah tangga tidak miskin sebesar 6 persen. Sementara untuk rumah tangga di wilayah perkotaan, efek KUR terhadap pendapatan rumah tangga miskin perkotaan sebesar 4 persen, sedangkan pada pendapatan rumah tangga tidak miskinnya sebesar 6 persen.  Umumnya perubahan pendapatan rumah tangga melalui anggota rumah tangga yang bekerja di sektor konstruksi.
  • 107. K e s i m p u l a n Dari tiga skema penyaluran KUR ke rumah tangga miskin di daerah kota memiliki dampak multiplier nilai tambah dan pendapatan rumah tangga terbesar. Dengan demikian, agar penyaluran KUR lebih efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran maka penyaluran KUR diprioritaskan pada RT miskin di perkotaan. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisis jalur, ada indikasi bahwa pemberian KUR tidak berdampak secara instan pada perekonomian, khususnya pada perekonomian masyarakat. Kesimpulan 2