Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ZSCORE
1. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 39
Analisa Proyeksi Kinerja Keuangan PT. XL Axiata
dengan Menggunakan Z-Score
Heppy1
, Desy Puspita2
, Sri Winarsih3
, Agustina4
1
Manajemen Keuangan Sektor Publik, Politeknik Kutaraja, Banda Aceh, Indonesia
2
Manajemen Keuangan Sektor Publik, Politeknik Kutaraja, Banda Aceh, Indonesia
3
Akuntansi, Politeknik Kutaraja, Banda Aceh, Indonesia
4
Analis Keuangan, Politeknik Kutaraja, Banda Aceh, Indonesia
Email: 1*
heppy@poltekkutaraja.ac.id , 2
desypuspita@poltekkutaraja.ac.id,
3
sriwinarsih@poltekkutaraja.ac.id, 4
agustina@poltekkutaraja.ac.id,
(* heppy@poltekkutaraja.ac.id )
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadi atau tidaknya financial distress pada PT. Axiata Tbk. Metode
yang digunakan adalah Altman Z-Score karena dapat menelaah hubungan dan tendensi atau kecendrungan untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang diteliti yaitu PT XL Axiata. Z Score adalah metode yg digunakan
untuk mengukur potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Batasan variable yang digunakan meliputi; working capital, retained earning,
earning before interest tax, market value of equity, sales. Batasan masalah pada penelitian ini dengan memperhitungan Z Score Altman
dari laporan keuangan 2013 – 2015.
Kata Kunci: Analisa Proyeksi, Kinerja, Keuangan, Zscore, Axiata
1. PENDAHULUAN
Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, setiap perusahaan dituntut harus mampu
meningkatkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Hal ini mendorong sperusahaan agar mampu mengevaluasi setiap proses
bisnis maupun merencanakan kinerja dimasa akan datang, untuk mencapai tujuan perusahaan salah satu alat evaluasi
sekaligus menjadi alat prediksi kinerja adalah laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai produk akuntansi mampu
menjelaskan apa yang telah dicapai peusahaan, dari laporan keuangan juga dapat memberikan gambaran (proyeksi)
dimasa akan datang dengan cara menganalisanya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Nugroho and Mawardi 2012), Analisis Prediksi Kebrangkutan Pada Perusahaan
Perbankan Go Publik di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode Altman Z-Score menyimpulkan bahwa
penelitian yang menggunakan metode Altman’s Z-Score dapat memprediksikan keadaan perusahaan perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri yang memiliki persaingan yang ketat sehingga menuntut
agar setiap perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya secara terus menurus. PT. XL Axiata Tbk sebagai salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi seluler, selama ini bidang telekomunikasi selalu dikuasai oleh PT.
Telkomsel. Berdasarkan hal tersebut, penulisan jurnal terhadap prediksi kinerja PT. XL Axiata dengan judul analisa
proyeksi kinerja keuangan PT. XL Axiata dengan menggunakan metode Z-Score Altman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya financial distress pada PT XL Axiata.
2. KERANGKA TEORI
Menurut pendapat (Dwi et al. 2016), “laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan,
penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan
usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan”. Berdasarkan pendapat (Suteja 2018), Laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan dataatau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut (García Reyes 2013), “pengertian laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
keputusan, terutama di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Laporan keuangan terdiri
dari Neraca, Perhitungan Laba-Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan
Perubahan Posisi Keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya, sebagai Laporan Arus Kas atau
Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan itu meliputi dua hal pokok, yaitu:
Neraca dan Laporan Laba-Rugi. Neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada saat tertentu. Laporan
Laba-Rugi mencerminkan hasil-hasil yangdicapai selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun.
2. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 40
Laporan keuangan dapat memberikan informasi lebih komplit dan kualitatif dari sekedar angkat-angka yang
tertera didalamnya. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara menganalisa laporan keuangan baik laporan posisi
keuangan, laporan laba-rugi maupun laporan arus kas. Menurut (GISSELLA 2016) “analisis laporan keuangan adalah
analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan”.
Pengertian yang sama juga diberikan oleh ( الكندي
2017 ), yang menyebutkan bahwa “analisis laporan keuangan
berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun
data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat”. Sedangkan menurut (Dwi et al. 2016), “analisis laporan keuangan perusahaan pada
dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan
kemungkinannya di masa depan”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari
data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat
dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-
rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu
keputusan yang akan diambil.
Proses analisis terhadap laporan keuangan seperti yang dikemukakan di atas dapat memberikan informasi yang
lebih detil terkait dengan kondisi perusahaan terkini dan dimasa yang akan datang termasuk dalam menilai kesehatan
sebuah perusahaan. Hal ini seperti diungkapkan oleh (GISSELLA 2016), “media yang dapat dipakai untuk meneliti
kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang
ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi”.
Menurut (RISWAN and Kesuma 2014), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat di kemukakan sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau
yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan
keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang dapat
di lapangan seperti untuk memprediksi, peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusann. Dengan perkataan lain
yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara
lain :
a. Dapat menilai prestasi perusahaan
b. Dapat memproyeksi laporan perusahaan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari asepek waktu tertentu.
d. Menilai perkembangan dari waktu kewaktu
e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia
bisnis.
Financial Distress
Menurut (Tjahjono and Novitasari 2017), “Financial distressatau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan
kebangkrutan perusahaan”. Financial distress juga didefinisikan oleh (Rahmayanti and Hadromi 2017), “sebagai tahap
penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum kebangkrutan atau likuidasi”.
Kesulitan keuangan bisa digambarkan di antara dua titik ekstrim yaitu kesulitan likuiditas jangka pendek (yang
paling ringan) sampai insolvency (yang paling parah). Kesulitan keuangan jangka pendek biasanya bersifat sementara,
tetapi bisa berkembang menjadi parah.(García Reyes 2013), menyebutkan “pengelolaan kesulitan keuangan jangka
pendek (tidak mampu membayar kewajiban pada saat jatuh tempo) yang tidak tepat akan menimbulkan permasalahan
yang lebih besar yaitu menjadi tidak solvabel (jumlah utang lebih besar daripada jumlah aset) dan akhirnya mengalami
kebangkrutan”. Dari beberpa pengertian yang telah dikemukakan di atas financial distress atau kesulitan keuangan adalah
keadaan dimana adanya kemungkinan sebuah perusahaa mengalami kebangkrutan.
3. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 41
Z-Score Menggunakan Metode Altman
Z-Score Altman merupakan indikator untuk mengukur potensi kebangkrutan suatu perusahaan yang ditemukan
oleh Edward I. Altman pada tahun 1968. Altman berpendapat bahwa pengukuran rasio likuiditas, profitabilitas, leverage,
solvabilitas, dan aktivitasmerupakan rasio yang paling signifikan dari beberapa rasio keuangan untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, Altman mengembangkan model prediksi kebangkrutan dengan
menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis pada lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total assets,
retained earnings to total assets, earnings before interest and taxes to total assets, market value of equity to book value of
total debts, dan sales to total assets Z-Score adalah skor yang ditentukan dari perhitungan rasio keuangan yang
menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Nugroho and Mawardi 2012). Menurut (Suteja 2018) Z-
Score dihitung dengan rumus :
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
Keterangan:
Z = bankruptcy index
X1 = working capital / total assets
X2 = retained earnings / total assets
X3 = earnings before interest and taxes / total assets
X4 = market value of equity / book value of debt
X5 = sales / total assets
Dari hasil perhitungan model Altman diperoleh nilai Z-Score yang dibagi dalam tiga kategori. Menurut
(Harahap, 2013:313):
Nilai Z-Score diartikan:
a. Jika nilai Z > 2,99 maka perusahaan termasuk dalam kategori tidak pailit.
b. Jika nilai 1,80 < Z < 2,99 maka perusahaan termasuk dalam kategori grey area(tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan mengalami kepailitan atau tidak).
Jika nilai Z < 1,80 maka perusahaan termasuk dalam kategori pailit.
3. METODE PENELITIAN
Pengambilan data dalam penulisan ini di dilaksanakan pada Tahun 2013, dengan lokasi yang dilaksanakan
di wilayah Banda Aceh, pada perusahaan swasta di Aceh yang berskala nasional yaitu PT. XL Axiata Tbk. Pemilihan
perusahaan ini dilakukan karena hingga saat ini untuk industri telekomunikasi di Aceh masih di kuasai oleh PT.
Telkomsel. Diantara beberapa perusahaan telekomunikasi yang terdapat di Aceh selain PT. Telkomsel, peringkat PT.
XL Axiata berada di bawahnya.
Data yang disajikan dijurnal ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
dan telah disajikan oleh perusahaan untuk menjadi acuan informasi. Jurnal ini menggunakan data internal berupa data
keuangan tahun 2013-2015 diperoleh dari website PT. XL Axiata Tbk. Data yang digunakan adalah data yang telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan telah dipublikasikan kepada masyarakat.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan (Library Research) dan metode
ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan konsep yang berhubungan dengan masalah yang diteliti pada buku,
makalah dan jurnal guna memperoleh landasan teoritis untuk melakukan pembahasan.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Altman Z-score yang menurut
(Nugroho and Mawardi 2012), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari
penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
4. HASIL
4.1. Laporan Keuangan PT XL Axiata Tbk
Laporan Keuangan PT XL Axita, Tbk tahun 2013-2015 secara ringkas dapat disajikan pada table berikut:
Tabel 4.1 Laporan Posisi Keuangan PT. XL Axiata, Tbk Tahun 2013-2015
Pos 31/12/2015 31/12/2014 31/12/2013
Jumlah aset lancar 10.151.586 Rp13.309.762 5.844.114
Jumlah aset tidak lancar 48.692.734 Rp50.321.122 34.433.512
Jumlah aset 58.844.320 Rp63.630.884 40.277.626
Jumlah liabilitas jangka pendek 15.748.214 Rp15.398.292 7.931.046
Jumlah liabilitas jangkapanjang 29.004.471 Rp34.184.618 17.046.433
4. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 42
Jumlah ekuitas 14.091.635 Rp14.047.974 15.300.147
Jumlah liabilitas dan ekuitas 58.844.320 Rp63.630.884 40.277.626
Laporan Laba Rugi PT XL Axiata disajikan dalam table berikut:
Tabel 4.2 Ringkasan Laporan Laba Rugi PT. XL Axiata, Tbk Tahun 2013-2015
Pendapatan 22,876,182 23,460,015 21,265,060
Jumlah beban Usaha (19,736,905) (21,873,433) (18,632,576)
Laba usaha 3,139,277 1,586,582 2,632,484
Pendapatan (Beban) Non Operasional (3,769,803) (2,590,009) (1,257,586)
(Rugi)/ laba sebelum pajak penghasilan -630,526 (1,003,427) 1,374,898
Manfaat/ (beban) pajak penghasilan 605,188 199,713 -342,081
(Rugi)/ laba tahun berjalan -25,338 -803,714 1,032,817
4.2. Perhitungan Z-Score Altman atas Laporan Keuangan PT. XL Axiata, Tbk
1. Perhituangan Z-Score Altman PT. XL Axiata. Tbk tahun 2013
Berikut disajikan data yang digunakan untuk menghitung Z-Score tahun 2013:
Tabel 4.3 Data Perhitungan Nilai Z-Zcore Tahun 2013
No Pos Jumlah
1 Modal Kerja/Working Capital Rp (2.086.902)
2 Total Aset Rp 40.277.626
3 Laba Ditahan Rp 7.605.052
4 EBIT Rp 1.177.242
5 Modal Rp 15.300.147
6 Hutang Jangka Panjang Rp 17.046.433
7 Penjualan Rp 21.265.060
Sumber: Data, diolah (2016)
Dari tabel diatas dapat dihitung masing-masing varibel dari rumus Z-Zcore sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perhitungan Variabel Nilai Z-Zcore Tahun 2013
Variabel Rumus Hasil
X1
working capital
total assets
=
Rp (2.086.902)
𝑅𝑝 40.277.626
(0,052)
X2
retained earning
total assets
=
Rp 7.605.052
𝑅𝑝 40.277.626
0,1888
X3
EBIT
total assets
=
Rp 7.605.052
𝑅𝑝 40.277.626
0,029
X4
value of equity
book value of debttotal assets
=
15.300.147
17.046.433
0,8976
X5
Sales
total assets
=
21.265.060
𝑅𝑝 40.277.626
0,528
Dari perhitungan masing-masing variable di atas, maka dihitung Z-Score sebagai berikut:
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
= 1,2 (-0,052) + 1,4 (0,188) + 3,3 (0,897) + 0,6 (0,8976) + 0,999(0,528)
= 4,226932
5. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 43
2. Perhituangan Z-Score Altman PT. XL Axiata. Tbk tahun 2014
Berikut disajikan data yang digunakan untuk menghitung Z-Score tahun 2014
Tabel 4.5 Data Perhitungan Nilai Z-Zcore Tahun 2014
No Pos Jumlah
1 Modal Kerja/Working Capital Rp (2.088.530)
2 Total Aset Rp 63.630.884
3 Laba Ditahan Rp 7.597.181
4 EBIT Rp 693.823
5 Modal Rp 14.047.974
6 Hutang Jangka Panjang Rp 34.184.618
7 Penjualan Rp 23.460.015
Sumber: Data, diolah (2016)
Dari tabel diatas dapat dihitung masing-masing varibel dari rumus Z-Zcore sebagai berikut:
Tabel 4.6 Perhitungan Variabel Nilai Z-Zcore Tahun 2014
Variabel Rumus Hasil
X1
working capital
total assets
=
Rp (2.088.530)
𝑅𝑝 63.630.884
(0,033)
X2
retained earning
total assets
=
Rp 7.597.181
𝑅𝑝 63.630.884
0,1194
X3
EBIT
total assets
=
Rp 693.823
𝑅𝑝 63.630.884
0,011
X4
value of equity
book value of debt
=
Rp 14.047.974
Rp 34.184.618
0,4109
X5
Sales
total assets
=
Rp 23.460.015
𝑅𝑝 63.630.884
0,369
Dari perhitungan masing-masing variable di atas, maka dihitung Z-Score sebagai berikut:
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
= 1,2 (-0,033 ) + 1,4 (0,1194) + 3,3 (0,011) + 0,6 (0,4109) + 0,999(0,369)
= 0,779031
3. Perhituangan Z-Score Altman PT. XL Axiata. Tbk tahun 2015
Berikut disajikan data yang digunakan untuk menghitung Z-Score tahun 2015
Tabel 4.7 Data Perhitungan Nilai Z-Zcore Tahun 2015
No Pos Jumlah
1 Modal Kerja/Working Capital Rp (5.632.628)
2 Total Aset Rp 58.844.320
3 Laba Ditahan Rp 8.966.866
4 EBIT Rp 2.419.730
5 Modal Rp 14.091.635
6 Hutang Jangka Panjang Rp 29.004.471
7 Penjualan Rp 22.876.182
Sumber: Data, diolah (2016)
Dari tabel diatas dapat dihitung masing-masing varibel dari rumus Z-Zcore sebagai berikut
Tabel 4.8 Perhitungan Variabel Nilai Z-Zcore Tahun 2014
Variabel Rumus Hasil
X1 working capital
total assets
=
Rp (5.632.628)
𝑅𝑝 58.844.320
(0,096)
6. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 44
X2 retained earning
total assets
=
Rp 8.966.866
𝑅𝑝 58.844.320
0,1524
X3 EBIT
total assets
=
Rp 2.419.730
𝑅𝑝 58.844.320
0,041
X4 value of equity
book value of debttotal assets
=
Rp 14.091.635
Rp 29.004.471
0,4858
X5 Sales
total assets
=
Rp 22.876.182
𝑅𝑝 58.844.320
0,389
Dari perhitungan masing-masing variable di atas, maka dihitung Z-Score sebagai berikut:
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
= 1,2 (-0,096) + 1,4 (0,1524) + 3,3 (0,041) + 0,6 (0,4858) + 0,999(0,389)
= 0,913551
4.3 Pembahasan
1. Analisis Pertumbuhan Z-Score Altman
Dari perhitungan nilai Z-score pada sub bab sebelumnya dapat dilihat terjadinya perubahan dari tahun ke
tahun. Perubahan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.9 Nilai Z-score PT. XL Axiata. Tbk tahun 2013-2015
No Tahun Nilai Z-Score
1 2013 4,227
2 2014 0,779
3 2015 0,914
Dari tabel diatas perubahan siknifikan dari tahun 2013-2014,yaitu terjadi penurunan dari 4,227 menjadi
0,779 atau turun sebesar 82%, pada tahun 2015 terjadi kenaikan namun tidak siknifikan, yaitu sebesar 17%.
2. Analisis Financial Distress
Seperti dikemukakan pada landasan teoritis bahwa financial distress adalah kondisi dimana sebuah
perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang ditandai dengan, penurunan kondisi keuangan yang terjadi
sebelum kebangkrutan atau likuidasi. Dari nilai Z-Score yang telah dihitung dimana pada tahun 2013
diperoleh nilai Z-Score sebesar 4,227, dimana angka ini menunjukkan kondisi perusahaan termasuk dalam
kategori tidak pailit. Dengan kata lain pada tahun 2013 perusahaan dalam kondisi sehat dan tidak berada
dalam kondisi adanya kemungkinan kebangkrutan. Kondisi ini juga bisa diartikan bahwa perusahaan tidak
mengalami financial distress.
Pada tahun 2014 kinerja keuangan tidak dapat dipertahankan seperti hal nya yang telah dilakukan pada tahun
2013. Perusahaan mengalami penurunan kinerja yang ditandai dengan turunya nilai Z-Score sebesar 82%
atau menjadi 0,779. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Terjadinya kenaikan kewajiban lancar sebesar Rp7.467.246. 000.000 atau sebesar 94% dibandingkan
dari tahun 2013. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penurunan nilai modal kerja bersih. Walaupun
perusahaan mampu meningkatkan nilai aset lancarnya namun peningkatan yang terjadi tidak sebanding
dengan penambahan kewajiban lancar
2. Kerugian yang dialami oleh perusahaan menjadi sebesar Rp 803.714, 000.000 merupakan penyebab
utama turunnya nilai Z-Score memngingat pada tahun sebelumnya perusahaan masih membekukan laba
sebesar Rp 1,032,817,000.
3. Terjadinya kenaikan terhadap kewajiban jangka panjang dari tahun 2013 sebesar Rp 17.046.433.
000.000 Menjadi Rp 34.184.618.000.000 atau naik sebesar Rp17.138.185.000.000
Dari 3 kondisi diatas terlihat adanya kinerja keuangan yang menyebabkan nilai Z-Score nya berda
pada angka 0,779 yang menunjukkan bahwa perusahaan termasuk dalam kategori pailit. Maka dapat
dikatakan pada tahun 2014 perusahaan berada dalam kondisi financial distress. Kondisi ini mengharuskan
manajemen harus mampu meningkatkan kinerjanya untuk menyelamatkan perusahaan.
Pada tahun 2015 kinerja keuangan tidak dapat dipertahankan seperti hal nya yang telah dilakukan
pada tahun 2014. Perusahaan mengalami penurunan kinerja yang ditandai dengan turunya nilai Z-Score
sebesar 17% atau menjadi 0,779. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Terjadinya penurunan kewajiban jangka panjang sebesar Rp 5.180.147.000.000 atau sebesar -15%
dibandingkan dari tahun 2014. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penurunan nilai modal kerja bersih.
Walaupun perusahaan mampu meningkatkan nilai aset lancarnya namun peningkatan yang terjadi tidak
sebanding dengan penambahan kewajiban lancar
7. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan dan Akuntansi (MEKA)
Vol. 2, No. 1, Mei 2021, pp. 39-45
p-ISSN 2686-1372, e-ISSN 2686-4363
http://ejurnal.poltekkutaraja.ac.id/index.php/meka
Heppy | Page 45
2. Terjadi penurunan kerugian Kerugian yang dialami oleh perusahaan menjadi sebesar Rp -
25,338.000.000 merupakan penyebab utama turunnya nilai Z-Score mengingat pada tahun sebelumnya
perusahaan masih membekukan laba sebesar Rp 803.714.000.000
Walaupun terjadi kenaikan nilai Z-Score namun perusahaan masih berada dalam kondisi
kemungkinan terjadinya pailit karena nilai Z-Score masih berada dibawah 1,80. Dengan kata lain pada
tahun 2015 perusahaan masih mengalami kesulitan keuangan.
5. KESIMPULAN
1. Tahun 2013 perusahaan dalam kondisi sehat dan tidak berada dalam kondisi adanya kemungkinan kebangkrutan.
Kondisi ini juga bisa diartikan bahwa perusahaan tidak mengalami financial distress yang ditunnjukkan dengan
nilai Z-Score sebesar 4,227.
2. Tahun 2014 perusahaan berada dalam kondisi financial distress yang ditandai dengan kondisi perusahaan berada
dalam kemungkinan pailit. Dengan nilai Z-Score sebesar 0,779
3. Tahun 2015 perusahaan masih berada dalam kondisi financial distress yang ditandia dengan kondisi perusahaan
berada dalam kemungkinan pailit.Dengan nilai Z-Score sebesar 0,914.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Kurnia et al. 2016. “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Perusahan Pada Pt. Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Group)
Jambi.” 2(2): 190–207.
García Reyes, Luis Enrique. 2013. “済無No Title No Title.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
GISSELLA, MACIAS VARGAS EVELYN. 2016. “No Title’회선진화법’ 에 관한 보론.” 입법학연구 제13집 1호(2): 31–48.
Nugroho, Mokhamad, and Wisnu Mawardi. 2012. “Analisis Prediksi Financial Distress Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi
1995.” Journal of Management 1995: 1–11.
Rahmayanti, Sri, and Ulil Hadromi. 2017. “Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal
Akuntansi & Ekonomika 7(1): 54–63.
RISWAN, Riswan, and Yolanda Fatrecia Kesuma. 2014. “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan PT. Budi
Satria Wahana Motor.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan 5(1).
Suteja, I gede Novian. 2018. “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Altman Z-Score Pada PT Ace Hardware Indonesia Tbk.” Moneter V(1):
12–17.
Tjahjono, Achmad, and Intan Novitasari. 2017. “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Menufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.” Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha 24(2): 131–43.
الكندي
.
2017 . “No Title سلطنه
عمان .” Occupational Medicine 53(4): 130.