SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
BAB III
JENIS - JENIS KURIKULUM

• Disain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian dari unsurUnsur komponen kurikulum
• Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi , yaitu:
Horizontal dan vertical
• Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum, lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar
Dan mengajarnya
• Dimensi vertical menyangkut penyusunan sekuens bahan
berdasarkan urutan tingkat kesukaran
Tiga pola disain pengajaran yaitu :

1. Subjected centered design, suatu
disain kurikulum yang berpusat
pada bahan ajaran
2. Learner centered design, suatu
disain yang mengutamakan peranan
siswa
3. Problems centered design, disain
kurikulum yang bertolak dari
masalah-masalah yang dihadapi
dalam masyarakat
1. Subject centered design
•

•

Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata
pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut
diajarkan secara terpisah –pisah, karena terpisahpisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga
separate subject curriculum.
Disain ini berkembang dari konsep pendidikan
klasik yang menekankan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai masa lalu dan
berupaya untk mewariskannya kepada generasi
berikutnya, karena mengutamakan isi atau bahan
ajaran atau subject matter tersebut maka model
kurikulumnya disebut subject academic.
Kelebihan dan kelemahan
subjected centered design

Kelemahannya :

Kelebihannya
adalah : mudah
disusun, dilaksanakan,
dievaluasi dan
disempurnakan. Para
pengajarnya pun tidak
perlu disiapkan khusus,
asal menguasai materi
seringkali dipandang
sudah dapat
menyampaikannya.

Pertama, karena
pengetahuan diberikan
secara terpisah-pisah hal itu
bertentanagan dengan
kenyataan dalam
kenyataaan pengetahuan itu
merupakan satu kesatuan.
Kedua, karena
mengutamakan bahan
ajaran maka peran siswa
sangat aktif
Ketiga, pengajaran lebih
menekannkan pengetahuan
dan kehidupan masa lalu
dengan demikian
pengajaran bersifat
verbalistis dan tidak praktis
The subjected design
Isi dari pelajaran diambil dari pengetahuan keterampilan,
Atau nilai-nilai yang lebih ditemukan oleh ahli-ahli
terdahulu . Para siswa dituntut untuk menguasai semua
pengetahuan yang telah diberikan, apakah mereka
menyenangi atu tidak, membutuhkannya atau tidak.
Karena pelajaran –pelajaran tersebut diberikannya secara
terpisah- pisah, maka siswa menguasainya pun terpisahpisah pula. Tidak jarang siswa menguasai bahan hanya
pada tahap hafalan bahan dikuasai secara verbalistis.
Kelebihan dan kelemahannya
The subject design
Kelebihannya:
1.

Kelemahannya:
1.

Kurikulum memberikan
pengetahuan terpisah-pisah,
satu terlepas dari yang lainnya
2.
isi kurikulum di ambil dari
masa lalu, terlepas dari
kejadian-kejadian yang hangat,
sedang berlangsung saat
sekarang
3. Kurikulum ini kurang
memperhatikan minat,
kebutuhan dan pengalaman
para siswa sebagi nak didik
4. Isikurikulum disusun
berdasarkan sistematika ilmu
seringkali menimbulkan
kesukaran di dalam
mempelajari dan
menggunakannya
5. Kurikulum lebih mengutamkan
isi dan kurang sekali
memperhatikan cara
penyampaiannya.

Karena materi pelajaran
diambil dari ilmu yang sudah
tersimpan secara sistematis
logis, maka penyusunannya
cukup mudah
2. Bentuk ini sudah kenal lama
baik oleh guru-guru maupun
orang tua, sehingga mudah
dilaksanakan
3. Bentuk ini memudahkan
siswa untuk mengikuti
pendidikan diperguruan
tinggi sebab diperguruan
tinggi umumnya digunkan
bentuk ini
4. Bentuk ini dapat
dilaksanakan secara efisien
karena metode utamanya
adalah metode ekspositori
yang dikenal tingkat
efisiennya cukup tinggi
5. Bentuk ini sngat ampuh
sebagai alat untuk
melestarikan dan
mewariskan budaya masa
lalu.
The disiplines design
Pada disiplines design kriteria tersebut telah tegas, yang
membedakan apakah suatu pengetahuan itu ilmu/ subject
atau bukan adalah batang tubuh keilmuan. Batang tubuh
keilmuan menentukan apakah sesuatu bahan pelajaran itu
disiplin ilmu atau bukan. Untuk itu mereka menggunakan
istilah disiplin.
Perbedaan lain yang membedakan adalah dalm tingkat
kepuasan, disiplines design tidakseperti subject design yang
menekankan pada penguasaan fakta-fakta dan informasi
kepada pemahaman (understanding).
Proses belajarnya tidak menggunakan lagi pendekatan
ekspositori yang menyebabkan siswa lebih banyak pasif, tetapi
menggunakan pendekatan inkuiri dan diskaveri.
Kelebihan dan kelemahan
The diciplines design

Kelebihannya:
Pertama, Kurikulum ini
bukan hanya memiliki
organisasi yang sistematik
dan efektif, tetapi juga
dapat memelihara
integritas intelektual dari
pegetahuan manusia
Kedua, para siswa tidak
hanya menguasai
serentetan fakta, prinsip
hasil hafalan tetapi
menguasai konsep,
hubungan dan prosesproses intelektual yang
berkembang dari siswa
sendiri.

Kelemahannya:
Pertama, belum dapat
memberikan pengetahuan
yang terintegrasi
Kedua, belum mampu
mengintegrasikan sekolah
dengan masyarakat atau
kehidupan
Ketiga, belum bertolak dari
minat dan kebutuhan atau
pengalaman siswa
Keempat, susunan kurikulum
belum efisien baik untuk
kegiatan belajar maupun
untuk penggunaannya
Kelima, meskipun sudah lebih
luas dibandingkan dengan
subject design tetapi secara
akademis dan intelekjtual
masih cukup sempit.
The Broad Fields Design
Yang menjadi tujuan mereka mengembangkan kurikulum
broad field adalah menyiapkan para siswa yang dewasa
ini hidu dalam dunia informasi yang sifatnya spesialistis,
suatu pemahaman yang menyeluruh. Bentuk kurikulun
ini banyak digunakan disekolah dasar dan sekolah
menengah pertama di sekolah menengah atas
penggunaannya agak terbatas apalagi di perguruan tinggi
sedikit sekali.
Kelebihan dan kelemahannya
The broad fields design

Kelebihannya:
Pertama, karena dasarnya
bahan yang terpisahpisah,
walaupun sudah terjadi
penyatuan beberapa mata
pelajaran masih
memungkinkan
penyusunan warisanwarisan budatya secara
sistematis dan teratur
Kedua, karena
mengintegrasikan beberapa
mata pelajaran
memungkinkan siswa
melihat hubungan antara
berbagai hal

Kelemhannya :
Pertama, untuk tingkat sekolah
dasar guru mampu menguasai
bidang yang luas tetapi untuk
tingkat lebih tinggi apalagi di
perguruan tinggi sukar sekali
Kedua, karena bidang yang
dipelajari itu luas maka tidak dapat
diberikan secara mendalam yang
diajarkan permukaannya saja
Ketiga, pengintegrasian bahan
ajaran terbatas sekali, tidak
menggambarkan kenyataan, tidak
memberikan pengalaman yang
sesungguhnya bagi siswa dan
dengan demikian kurang
membangkitkan minat belajar
Keempat, meskipun kadarnya lebih
rendah dibandingkan dengan
subject design, tetai model ini tetap
menekankan tujuan penguasaan
informsi.
2. Learner centered design
• Sebagai reaksi dan sekaligus merupakan usaha
penyempurnaan terhadap beberapa kelemahn
subject centerted design berkembang learner
centered design. Disain ini berbeda dengan subject
centered yang bertolak dari cita-cita untuk
melestarikan dan mewariskan budaya dan
eksperimen dan kebutuhan untuk berekspresi dan
keindahan.
• Untuk kurikulum sekolah dasar memusatkan
pada observasi, permainan, kriteria dan kerajinan
tangan. Kemudian berkembang pengorganisasian
kurikulum dengan dasar pada apa yang disebut
“pusat-pusat minat” (center of interest), yaitu
kehidupan dalam keluarga, masyarakat, makanan
dan sebagainya.
• kritik keempat terhadap model desain kurikulum
ini adalah model ini tidak dapat dilaksanakan oleh
guru biasa atau guru bidang studi /mata pelajaran.
3. Problem centered design
Problem centered design berpangkal pada filsafat yang
mengutamakan manusia atau anak secara individual,
problem centered design menekankan manusia dalam
kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat.
Problem centered design menekankan baik pada isi
maupun perkembangan siswa.berbeda dengan learner
centered, kurikulum mereka disusun sebelumnya
(preplanned). Isi kurikulum berupa masalah-masalah
sosial yang dihadapi anak-anak sekarang dan yang akan
datang serta sekuens bahan disusun berdasarkan
kebutuhan, kepentingan dan kemampuan siswa.
Minimal ada dua variasi model disain kurikulum ini
yaitu : the areas living design and the core design.
The areas living
design
Menurut spencer ada
lima bidang kehidupan
yang penting bagi semua
kehidupan
bermasyarakat yaitu : 1.
pemeliharaan diri, 2.
pemeliharaan diri yang
tidak langsung (sandang
pangan , papan), 3.
keluarga, 4.
kewarganegaraan
negara, dan 5. kegiatan
waktu senggang

Areas of living design seperti
learner centered design
menekankan prosedur
belajar melalui pemecahan
masalah. Dalm prosedur
belajar ini tujuan yang
bersifat proses (proses
objectives) dan yang bersifat
isi (content objectives)
diintegrasikan. Ciri lain dari
model disain ini adalah
menggunakan pengalaman
dan situasi-situasi nyata dari
siswa sebagai pembuka jalan
bagi mempelajari bidangbidang kehidupan.
Kelebihan dan kelemahannya
The areas of living design

Pertama, the areas living design
merupakan suatu the subject matter
tetapi dalm bentuk yang terintegrasi.
Pemisahan antara subject dihilangkan
oleh probleme-problema kehidupan
sosial
Kedua, karena kurikulum di
organisasikan disekitar problemaproblema individu anak dalam
kehidupan sosial maka disain ini
mendorong prosedur belajar pemecahan
masalah
Ketiga, menyajikan bahan ajaran dalam
bentuk yang relevan yaitu untuk
memecahkan masalah-masalah
kehidupan yang nyata
Keempat, disain tersebut menyajikan
bahan ajaran dalam bentuk yang
fungsional, sebaba diarahkan pada
pemecahan masalah siswa secara
langsung dipraktekkan dalam kehidupan

Pertama, penentuan lingkup dan
sekuens dari bidang-bidang
kehidupan yang sangat
esensial(penting0 sangat sukar,
timbul organisasi isikurikulum yang
berbeda-beda
Kedua, sebagai akibat dari kesulitan
pertama, maka lemahnya atau
kurangnya integritas dan
kontuinuitas organisasi isi kurikulum
Ketiga, design tersebut sama sekali
mengabdikan warisan budaya,
padahal apa yang ditemukan pada
masa lalu penting untuk memahami
dan memecahkan masalah-masalah
masa kini.
Keempat, karena kurikulum hanya
memusatkan perhatiannya pada
pemecahan masalah sosial pada saat
sekarang, ada kecendrungan untuk
mendoktrin asi siswa engan kondisi
yang ada, siswa melihat alternative
lain baik mengenai masa lalu maupun
masa yang akan datang, design
tersebut akanmempertahankan status
quo.
Kelima, sama halnya dengan kritik
terhadap learner centered design,
baik guru maupun buku ,media lain
tidak banyak yang disiapkan untuk
model tersebut sehingga
pelaksanaannya akan mengalami
Ada beberapa variasi disain core curriculum yaitu: 1.
the separate subject core, 2. the correlated core , 3.
the fused core, 4. the activity/experience core, 5. the
areas of living core, 6. the social problem core

1. The separate subjects core, salah satu usaha untuk mengatasi
keterpisahan antara mata pelajaran, beberapa mata pelajaran
yang dipandang mendasari atau menjadi inti dari mata pelajaran
lainnya dijadikan core, umpamanya bahasa dan studi-studi
social.mata pelajaran core ini diberikan oleh seorang guru dalam
suatuperiode(blok) waktu tertentu.dengan demikian mata
pelajaran core mrupakan mata pelajaran wajib untuk semua siswa
2. The correlated core , ada dua pola pelaksanaan disain ini.
Pertama, bahan pelajaran dari dua atau lebih mata pelajaran yang
berhubungan diberikan pada waktu yang sama atau berurutan.
Kedua, baha-bahan pelajaran yang esensial dikumpul atau
disusun kembali dalam suatu tema yang umum/luas membentuk
unit-unit masalah. Correlated core pola kedua ini biasanya
diberikan oleh guru-guru spesialis dalam blok waktu tertentu.
3. The fused core. Kurikulum ini juga berpangkal dari separate
subject, pengintegrasiannya bukan hanya antara dua atua tiga
pelajran tetapi lebih banyak sejarah,geografi,
ekonomi,antropologi,sosiologi diintegrasikan menjadi studi
kemasyarakatan.the fused core bermaksud mengdakan integrasi
penuh,tetapi dalam kenyataannya tidak semua pelajaran masih
terpadu dalm bentuk correlated core
4. The activity/experience core, disain kurikulumnya tidak
memiliki struktur formaldan tidak dirancang sebelumnya. Isi
dan organisasi kirikulum dissusun oleh guru bersama kelasnya.
Dibandingkan dengan model-model lain model ini sedikit sekali
digunakan , mungkin karean sifatnya tidak terstruktur model ini
sulit digunakan.
5. The areas of living core , bentuk design ini dipandang sebagia
core design yang paling murni dan cocok untuk program
pendididkan umum. Hal itu disebabkan oleh beberapa factor 1.
berpusat pada masalah,bukan pada bahan atu siswa 2. dirancang
sebelumnya 3. berbentuk program umum dan integral 4.
dilaksankan oleh guru yang juga brperan sebagai pembimbing
dalam suatu blok waktu 5. memperhatikan minat kebutuhan
masalah anak sebagai bagian dari masyarakat.
6. The social problems core, model disain ini merupakan produk
dari pendidikan progresif. Dalam beberapa hal model ini sama
dengan the areas of living core didasarkan tas kegiatan –kegiatan
manusia yang universal core didasarkan atas kegiatan-kegiatan
manusia yang universal yang tidak berisi kontroversial,sedang the
social problems core didasarkan atas problema-problema yang
mendasar dan bersifat controversial.
Kurikulum the social problems core bersifat kaku, terbuka
untuk penyempurnaan pada setiap saat, agar tetap muktahir dan
relevan dengan perkembangan masyarakat. Sekuens kurikulum
disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip psikologis, seperti:
kematangan, minat, tingkat kesukaran, pengalaman, dan
penguasaan sebelumnya.
terhadap keenam model disain di atas dapat ditambahkan
dua model disain lain yang juga menekankan pendidikan umum
yaitu: the unencapsulation design dan beckers humanistid design
• The unencapsulation design. Model ini merupakan reaksi
terhadap encapsulation. Menurut konsep encapsulation manusia
memiliki kemampuan untuk mengamati dan memahami seluruh
yang ada di dunia ini, tetapi dalam kenyataannya karena adanya
berbagai hambatan dan rintangan hanya sebagian kecil yang
mereka kuasai. Serta diarahkan pada pengembangan manusia
yang lebih baik, yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang lebih lengkap, tepat dan seimbang.

• Beaker’s humanistic design . Desain ini juga sama –sama
dengan unencapsulation menekankan pendidikan umum.
Beaker juga i gin mengembangkan suatu model pendidikan yang
dapat menghilangkan “keterasingan” . Desain kurikulum dari
beaker lebih menekankan pada isi daripada proses. Isi
kurikulumnya dipusatkan pada tiga bidang yaitu: 1. dimensi
individu 2. dimensi social dan histories dan 3. dimensi teologis .
Sekian dan terima kasih
Nama : Novi Yanthy
Nim
: 812 6141 013
Prody : Pend. Kimia
Reguler A

Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan
2013

More Related Content

What's hot

Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanlinda_rosalina
 
Makalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinanMakalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinanMJM Networks
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
 
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiriKelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiriAulia Musyarofah
 
BIMBINGAN DAN KONSELING di SD
BIMBINGAN DAN KONSELING di SDBIMBINGAN DAN KONSELING di SD
BIMBINGAN DAN KONSELING di SDPUSPITA RATNA
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaPPS Universitas Sriwijaya
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanPotpotya Fitri
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisDiana Amelia Bagti
 
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Mitha Ye Es
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranrofieamirasyka
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
 
Model Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal FreeModel Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal FreeAmbar Fidianingsih
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Abdulr0hman
 
Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...
Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...
Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...Ganesha Aulia
 

What's hot (20)

Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanPpt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikan
 
Studi kepustakaan
Studi kepustakaanStudi kepustakaan
Studi kepustakaan
 
Makalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinanMakalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinan
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiriKelebihan dan kekurangan metode inkuiri
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri
 
BIMBINGAN DAN KONSELING di SD
BIMBINGAN DAN KONSELING di SDBIMBINGAN DAN KONSELING di SD
BIMBINGAN DAN KONSELING di SD
 
Telaah kurikulum ppt
Telaah kurikulum pptTelaah kurikulum ppt
Telaah kurikulum ppt
 
9 pedoman observasi
9 pedoman observasi9 pedoman observasi
9 pedoman observasi
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
 
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
Gaya penulisan jurnal ilmiah
Gaya penulisan jurnal ilmiahGaya penulisan jurnal ilmiah
Gaya penulisan jurnal ilmiah
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
 
Model Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal FreeModel Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal Free
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
 
Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...
Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...
Manajemen kinerja (pendekatan dalam penilaian kinerja & Pengukuran ekonomi, e...
 

Viewers also liked

Mindshare Social Letter Kasım
Mindshare Social Letter KasımMindshare Social Letter Kasım
Mindshare Social Letter KasımMindshare Turkey
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikannoviyanty
 
Ppt bab 5 pengembangan kurikulum
Ppt bab 5 pengembangan kurikulumPpt bab 5 pengembangan kurikulum
Ppt bab 5 pengembangan kurikulumnoviyanty
 
Mindshare Social Letter Nisan Sayısı
Mindshare Social Letter Nisan SayısıMindshare Social Letter Nisan Sayısı
Mindshare Social Letter Nisan SayısıMindshare Turkey
 
Ppt bab 4 materi kurikulum
Ppt bab 4 materi kurikulumPpt bab 4 materi kurikulum
Ppt bab 4 materi kurikulumnoviyanty
 
Stereotypical audiences
Stereotypical audiencesStereotypical audiences
Stereotypical audiences30073371
 
Stereotypical audiences
Stereotypical audiencesStereotypical audiences
Stereotypical audiences30073371
 
Bab i pengantar kurikulum (1)
Bab i pengantar kurikulum (1)Bab i pengantar kurikulum (1)
Bab i pengantar kurikulum (1)noviyanty
 
Stereotypical audiences
Stereotypical audiencesStereotypical audiences
Stereotypical audiences30073371
 
Bab ii rancangan (disain) kurikulum
Bab ii rancangan (disain) kurikulumBab ii rancangan (disain) kurikulum
Bab ii rancangan (disain) kurikulumnoviyanty
 
Bab i pengantar kurikulum
Bab i pengantar kurikulumBab i pengantar kurikulum
Bab i pengantar kurikulumnoviyanty
 
Student centered learning scl
Student centered learning sclStudent centered learning scl
Student centered learning sclnoviyanty
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumnoviyanty
 
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)noviyanty
 
Ppt bab 6 evaluasi kurikulum
Ppt bab 6 evaluasi kurikulumPpt bab 6 evaluasi kurikulum
Ppt bab 6 evaluasi kurikulumnoviyanty
 

Viewers also liked (16)

Mindshare Social Letter Kasım
Mindshare Social Letter KasımMindshare Social Letter Kasım
Mindshare Social Letter Kasım
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Ppt bab 5 pengembangan kurikulum
Ppt bab 5 pengembangan kurikulumPpt bab 5 pengembangan kurikulum
Ppt bab 5 pengembangan kurikulum
 
Mindshare Social Letter Nisan Sayısı
Mindshare Social Letter Nisan SayısıMindshare Social Letter Nisan Sayısı
Mindshare Social Letter Nisan Sayısı
 
Ppt bab 4 materi kurikulum
Ppt bab 4 materi kurikulumPpt bab 4 materi kurikulum
Ppt bab 4 materi kurikulum
 
Stereotypical audiences
Stereotypical audiencesStereotypical audiences
Stereotypical audiences
 
Dossier jinn-info
Dossier jinn-infoDossier jinn-info
Dossier jinn-info
 
Stereotypical audiences
Stereotypical audiencesStereotypical audiences
Stereotypical audiences
 
Bab i pengantar kurikulum (1)
Bab i pengantar kurikulum (1)Bab i pengantar kurikulum (1)
Bab i pengantar kurikulum (1)
 
Stereotypical audiences
Stereotypical audiencesStereotypical audiences
Stereotypical audiences
 
Bab ii rancangan (disain) kurikulum
Bab ii rancangan (disain) kurikulumBab ii rancangan (disain) kurikulum
Bab ii rancangan (disain) kurikulum
 
Bab i pengantar kurikulum
Bab i pengantar kurikulumBab i pengantar kurikulum
Bab i pengantar kurikulum
 
Student centered learning scl
Student centered learning sclStudent centered learning scl
Student centered learning scl
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratorium
 
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
 
Ppt bab 6 evaluasi kurikulum
Ppt bab 6 evaluasi kurikulumPpt bab 6 evaluasi kurikulum
Ppt bab 6 evaluasi kurikulum
 

Similar to Bab iii jenis jenis kurikulum

Jenis jenis desain kurikulum
Jenis jenis desain kurikulumJenis jenis desain kurikulum
Jenis jenis desain kurikulumMolani Hasibuan
 
Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulumOrganisasi kurikulum
Organisasi kurikulumsadirun
 
TEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptxTEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptxbejoj
 
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumOrganisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumChiaRha
 
PPT MODUL 9 DAN 10.pptx
PPT MODUL 9 DAN 10.pptxPPT MODUL 9 DAN 10.pptx
PPT MODUL 9 DAN 10.pptxKaista Glow
 
Model dan desain kurikulum
Model dan desain kurikulumModel dan desain kurikulum
Model dan desain kurikulumidhessara
 
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptxPembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptxelsidaaritonang1
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulumCHANNELAL
 
PPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptx
PPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptxPPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptx
PPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptxSintyaAsiah1
 
model-model-kurikulum-pembelajaran.ppt
model-model-kurikulum-pembelajaran.pptmodel-model-kurikulum-pembelajaran.ppt
model-model-kurikulum-pembelajaran.pptwahyudiirawan2
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumAmbar Fidianingsih
 

Similar to Bab iii jenis jenis kurikulum (20)

Jenis jenis desain kurikulum
Jenis jenis desain kurikulumJenis jenis desain kurikulum
Jenis jenis desain kurikulum
 
tematik sd
tematik sdtematik sd
tematik sd
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulum
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulum
 
Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulumOrganisasi kurikulum
Organisasi kurikulum
 
Fragmented
FragmentedFragmented
Fragmented
 
TEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptxTEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptx
 
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumOrganisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
 
PPT MODUL 9 DAN 10.pptx
PPT MODUL 9 DAN 10.pptxPPT MODUL 9 DAN 10.pptx
PPT MODUL 9 DAN 10.pptx
 
Model dan desain kurikulum
Model dan desain kurikulumModel dan desain kurikulum
Model dan desain kurikulum
 
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptxPembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptx
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulum
 
PPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptx
PPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptxPPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptx
PPT MODEL FRAGMENTED_KELOMPOK 1.pptx
 
Disain kurikulum (10)
Disain kurikulum (10)Disain kurikulum (10)
Disain kurikulum (10)
 
model-model-kurikulum-pembelajaran.ppt
model-model-kurikulum-pembelajaran.pptmodel-model-kurikulum-pembelajaran.ppt
model-model-kurikulum-pembelajaran.ppt
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
1946956.ppt
1946956.ppt1946956.ppt
1946956.ppt
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 

Bab iii jenis jenis kurikulum

  • 1. BAB III JENIS - JENIS KURIKULUM • Disain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian dari unsurUnsur komponen kurikulum • Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi , yaitu: Horizontal dan vertical • Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum, lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar Dan mengajarnya • Dimensi vertical menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran
  • 2. Tiga pola disain pengajaran yaitu : 1. Subjected centered design, suatu disain kurikulum yang berpusat pada bahan ajaran 2. Learner centered design, suatu disain yang mengutamakan peranan siswa 3. Problems centered design, disain kurikulum yang bertolak dari masalah-masalah yang dihadapi dalam masyarakat
  • 3. 1. Subject centered design • • Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah –pisah, karena terpisahpisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga separate subject curriculum. Disain ini berkembang dari konsep pendidikan klasik yang menekankan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai masa lalu dan berupaya untk mewariskannya kepada generasi berikutnya, karena mengutamakan isi atau bahan ajaran atau subject matter tersebut maka model kurikulumnya disebut subject academic.
  • 4. Kelebihan dan kelemahan subjected centered design Kelemahannya : Kelebihannya adalah : mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi dan disempurnakan. Para pengajarnya pun tidak perlu disiapkan khusus, asal menguasai materi seringkali dipandang sudah dapat menyampaikannya. Pertama, karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah hal itu bertentanagan dengan kenyataan dalam kenyataaan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan. Kedua, karena mengutamakan bahan ajaran maka peran siswa sangat aktif Ketiga, pengajaran lebih menekannkan pengetahuan dan kehidupan masa lalu dengan demikian pengajaran bersifat verbalistis dan tidak praktis
  • 5. The subjected design Isi dari pelajaran diambil dari pengetahuan keterampilan, Atau nilai-nilai yang lebih ditemukan oleh ahli-ahli terdahulu . Para siswa dituntut untuk menguasai semua pengetahuan yang telah diberikan, apakah mereka menyenangi atu tidak, membutuhkannya atau tidak. Karena pelajaran –pelajaran tersebut diberikannya secara terpisah- pisah, maka siswa menguasainya pun terpisahpisah pula. Tidak jarang siswa menguasai bahan hanya pada tahap hafalan bahan dikuasai secara verbalistis.
  • 6. Kelebihan dan kelemahannya The subject design Kelebihannya: 1. Kelemahannya: 1. Kurikulum memberikan pengetahuan terpisah-pisah, satu terlepas dari yang lainnya 2. isi kurikulum di ambil dari masa lalu, terlepas dari kejadian-kejadian yang hangat, sedang berlangsung saat sekarang 3. Kurikulum ini kurang memperhatikan minat, kebutuhan dan pengalaman para siswa sebagi nak didik 4. Isikurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu seringkali menimbulkan kesukaran di dalam mempelajari dan menggunakannya 5. Kurikulum lebih mengutamkan isi dan kurang sekali memperhatikan cara penyampaiannya. Karena materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersimpan secara sistematis logis, maka penyusunannya cukup mudah 2. Bentuk ini sudah kenal lama baik oleh guru-guru maupun orang tua, sehingga mudah dilaksanakan 3. Bentuk ini memudahkan siswa untuk mengikuti pendidikan diperguruan tinggi sebab diperguruan tinggi umumnya digunkan bentuk ini 4. Bentuk ini dapat dilaksanakan secara efisien karena metode utamanya adalah metode ekspositori yang dikenal tingkat efisiennya cukup tinggi 5. Bentuk ini sngat ampuh sebagai alat untuk melestarikan dan mewariskan budaya masa lalu.
  • 7. The disiplines design Pada disiplines design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan apakah suatu pengetahuan itu ilmu/ subject atau bukan adalah batang tubuh keilmuan. Batang tubuh keilmuan menentukan apakah sesuatu bahan pelajaran itu disiplin ilmu atau bukan. Untuk itu mereka menggunakan istilah disiplin. Perbedaan lain yang membedakan adalah dalm tingkat kepuasan, disiplines design tidakseperti subject design yang menekankan pada penguasaan fakta-fakta dan informasi kepada pemahaman (understanding). Proses belajarnya tidak menggunakan lagi pendekatan ekspositori yang menyebabkan siswa lebih banyak pasif, tetapi menggunakan pendekatan inkuiri dan diskaveri.
  • 8. Kelebihan dan kelemahan The diciplines design Kelebihannya: Pertama, Kurikulum ini bukan hanya memiliki organisasi yang sistematik dan efektif, tetapi juga dapat memelihara integritas intelektual dari pegetahuan manusia Kedua, para siswa tidak hanya menguasai serentetan fakta, prinsip hasil hafalan tetapi menguasai konsep, hubungan dan prosesproses intelektual yang berkembang dari siswa sendiri. Kelemahannya: Pertama, belum dapat memberikan pengetahuan yang terintegrasi Kedua, belum mampu mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan Ketiga, belum bertolak dari minat dan kebutuhan atau pengalaman siswa Keempat, susunan kurikulum belum efisien baik untuk kegiatan belajar maupun untuk penggunaannya Kelima, meskipun sudah lebih luas dibandingkan dengan subject design tetapi secara akademis dan intelekjtual masih cukup sempit.
  • 9. The Broad Fields Design Yang menjadi tujuan mereka mengembangkan kurikulum broad field adalah menyiapkan para siswa yang dewasa ini hidu dalam dunia informasi yang sifatnya spesialistis, suatu pemahaman yang menyeluruh. Bentuk kurikulun ini banyak digunakan disekolah dasar dan sekolah menengah pertama di sekolah menengah atas penggunaannya agak terbatas apalagi di perguruan tinggi sedikit sekali.
  • 10. Kelebihan dan kelemahannya The broad fields design Kelebihannya: Pertama, karena dasarnya bahan yang terpisahpisah, walaupun sudah terjadi penyatuan beberapa mata pelajaran masih memungkinkan penyusunan warisanwarisan budatya secara sistematis dan teratur Kedua, karena mengintegrasikan beberapa mata pelajaran memungkinkan siswa melihat hubungan antara berbagai hal Kelemhannya : Pertama, untuk tingkat sekolah dasar guru mampu menguasai bidang yang luas tetapi untuk tingkat lebih tinggi apalagi di perguruan tinggi sukar sekali Kedua, karena bidang yang dipelajari itu luas maka tidak dapat diberikan secara mendalam yang diajarkan permukaannya saja Ketiga, pengintegrasian bahan ajaran terbatas sekali, tidak menggambarkan kenyataan, tidak memberikan pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa dan dengan demikian kurang membangkitkan minat belajar Keempat, meskipun kadarnya lebih rendah dibandingkan dengan subject design, tetai model ini tetap menekankan tujuan penguasaan informsi.
  • 11. 2. Learner centered design • Sebagai reaksi dan sekaligus merupakan usaha penyempurnaan terhadap beberapa kelemahn subject centerted design berkembang learner centered design. Disain ini berbeda dengan subject centered yang bertolak dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya dan eksperimen dan kebutuhan untuk berekspresi dan keindahan. • Untuk kurikulum sekolah dasar memusatkan pada observasi, permainan, kriteria dan kerajinan tangan. Kemudian berkembang pengorganisasian kurikulum dengan dasar pada apa yang disebut “pusat-pusat minat” (center of interest), yaitu kehidupan dalam keluarga, masyarakat, makanan dan sebagainya. • kritik keempat terhadap model desain kurikulum ini adalah model ini tidak dapat dilaksanakan oleh guru biasa atau guru bidang studi /mata pelajaran.
  • 12. 3. Problem centered design Problem centered design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan manusia atau anak secara individual, problem centered design menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat. Problem centered design menekankan baik pada isi maupun perkembangan siswa.berbeda dengan learner centered, kurikulum mereka disusun sebelumnya (preplanned). Isi kurikulum berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak sekarang dan yang akan datang serta sekuens bahan disusun berdasarkan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan siswa. Minimal ada dua variasi model disain kurikulum ini yaitu : the areas living design and the core design.
  • 13. The areas living design Menurut spencer ada lima bidang kehidupan yang penting bagi semua kehidupan bermasyarakat yaitu : 1. pemeliharaan diri, 2. pemeliharaan diri yang tidak langsung (sandang pangan , papan), 3. keluarga, 4. kewarganegaraan negara, dan 5. kegiatan waktu senggang Areas of living design seperti learner centered design menekankan prosedur belajar melalui pemecahan masalah. Dalm prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses (proses objectives) dan yang bersifat isi (content objectives) diintegrasikan. Ciri lain dari model disain ini adalah menggunakan pengalaman dan situasi-situasi nyata dari siswa sebagai pembuka jalan bagi mempelajari bidangbidang kehidupan.
  • 14. Kelebihan dan kelemahannya The areas of living design Pertama, the areas living design merupakan suatu the subject matter tetapi dalm bentuk yang terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh probleme-problema kehidupan sosial Kedua, karena kurikulum di organisasikan disekitar problemaproblema individu anak dalam kehidupan sosial maka disain ini mendorong prosedur belajar pemecahan masalah Ketiga, menyajikan bahan ajaran dalam bentuk yang relevan yaitu untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang nyata Keempat, disain tersebut menyajikan bahan ajaran dalam bentuk yang fungsional, sebaba diarahkan pada pemecahan masalah siswa secara langsung dipraktekkan dalam kehidupan Pertama, penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sangat esensial(penting0 sangat sukar, timbul organisasi isikurikulum yang berbeda-beda Kedua, sebagai akibat dari kesulitan pertama, maka lemahnya atau kurangnya integritas dan kontuinuitas organisasi isi kurikulum Ketiga, design tersebut sama sekali mengabdikan warisan budaya, padahal apa yang ditemukan pada masa lalu penting untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah masa kini. Keempat, karena kurikulum hanya memusatkan perhatiannya pada pemecahan masalah sosial pada saat sekarang, ada kecendrungan untuk mendoktrin asi siswa engan kondisi yang ada, siswa melihat alternative lain baik mengenai masa lalu maupun masa yang akan datang, design tersebut akanmempertahankan status quo. Kelima, sama halnya dengan kritik terhadap learner centered design, baik guru maupun buku ,media lain tidak banyak yang disiapkan untuk model tersebut sehingga pelaksanaannya akan mengalami
  • 15.
  • 16. Ada beberapa variasi disain core curriculum yaitu: 1. the separate subject core, 2. the correlated core , 3. the fused core, 4. the activity/experience core, 5. the areas of living core, 6. the social problem core 1. The separate subjects core, salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan antara mata pelajaran, beberapa mata pelajaran yang dipandang mendasari atau menjadi inti dari mata pelajaran lainnya dijadikan core, umpamanya bahasa dan studi-studi social.mata pelajaran core ini diberikan oleh seorang guru dalam suatuperiode(blok) waktu tertentu.dengan demikian mata pelajaran core mrupakan mata pelajaran wajib untuk semua siswa 2. The correlated core , ada dua pola pelaksanaan disain ini. Pertama, bahan pelajaran dari dua atau lebih mata pelajaran yang berhubungan diberikan pada waktu yang sama atau berurutan. Kedua, baha-bahan pelajaran yang esensial dikumpul atau disusun kembali dalam suatu tema yang umum/luas membentuk unit-unit masalah. Correlated core pola kedua ini biasanya diberikan oleh guru-guru spesialis dalam blok waktu tertentu.
  • 17. 3. The fused core. Kurikulum ini juga berpangkal dari separate subject, pengintegrasiannya bukan hanya antara dua atua tiga pelajran tetapi lebih banyak sejarah,geografi, ekonomi,antropologi,sosiologi diintegrasikan menjadi studi kemasyarakatan.the fused core bermaksud mengdakan integrasi penuh,tetapi dalam kenyataannya tidak semua pelajaran masih terpadu dalm bentuk correlated core 4. The activity/experience core, disain kurikulumnya tidak memiliki struktur formaldan tidak dirancang sebelumnya. Isi dan organisasi kirikulum dissusun oleh guru bersama kelasnya. Dibandingkan dengan model-model lain model ini sedikit sekali digunakan , mungkin karean sifatnya tidak terstruktur model ini sulit digunakan. 5. The areas of living core , bentuk design ini dipandang sebagia core design yang paling murni dan cocok untuk program pendididkan umum. Hal itu disebabkan oleh beberapa factor 1. berpusat pada masalah,bukan pada bahan atu siswa 2. dirancang sebelumnya 3. berbentuk program umum dan integral 4. dilaksankan oleh guru yang juga brperan sebagai pembimbing dalam suatu blok waktu 5. memperhatikan minat kebutuhan masalah anak sebagai bagian dari masyarakat.
  • 18. 6. The social problems core, model disain ini merupakan produk dari pendidikan progresif. Dalam beberapa hal model ini sama dengan the areas of living core didasarkan tas kegiatan –kegiatan manusia yang universal core didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia yang universal yang tidak berisi kontroversial,sedang the social problems core didasarkan atas problema-problema yang mendasar dan bersifat controversial. Kurikulum the social problems core bersifat kaku, terbuka untuk penyempurnaan pada setiap saat, agar tetap muktahir dan relevan dengan perkembangan masyarakat. Sekuens kurikulum disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip psikologis, seperti: kematangan, minat, tingkat kesukaran, pengalaman, dan penguasaan sebelumnya. terhadap keenam model disain di atas dapat ditambahkan dua model disain lain yang juga menekankan pendidikan umum yaitu: the unencapsulation design dan beckers humanistid design
  • 19. • The unencapsulation design. Model ini merupakan reaksi terhadap encapsulation. Menurut konsep encapsulation manusia memiliki kemampuan untuk mengamati dan memahami seluruh yang ada di dunia ini, tetapi dalam kenyataannya karena adanya berbagai hambatan dan rintangan hanya sebagian kecil yang mereka kuasai. Serta diarahkan pada pengembangan manusia yang lebih baik, yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih lengkap, tepat dan seimbang. • Beaker’s humanistic design . Desain ini juga sama –sama dengan unencapsulation menekankan pendidikan umum. Beaker juga i gin mengembangkan suatu model pendidikan yang dapat menghilangkan “keterasingan” . Desain kurikulum dari beaker lebih menekankan pada isi daripada proses. Isi kurikulumnya dipusatkan pada tiga bidang yaitu: 1. dimensi individu 2. dimensi social dan histories dan 3. dimensi teologis .
  • 20. Sekian dan terima kasih Nama : Novi Yanthy Nim : 812 6141 013 Prody : Pend. Kimia Reguler A Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan 2013