Kodikologi merupakan ilmu yang mempelajari segala aspek mengenai naskah klasik, termasuk bahan, umur, tempat penulisan, dan penulisnya. Tujuannya adalah menganalisis naskah untuk mengetahui teknik pembuatannya dan kapan dibuat. Ilmu ini mempelajari berbagai hal seperti judul, bahan, tulisan, hiasan, dan penyimpanan naskah.
2. DEFINISI KODIKOLOGI
Kodikologi atau berasal dari dua
bahasa codex (Latin) dan logia
(Yunani)
Alphonse Dain kodikologi adalah
ilmu mengenai naskah-naskah
dan tidak mempelajari apa yang
tertulis di dalam naskah
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
mengatakan kata ’caudex’ atau
‘codex’ dalam bahasa Latin
menunjukkan hubungan
pemanfaatan kayu sebagai alas
tulis yang pada dasarnya kata itu
berarti ‘teras batang pohon’
Barried (1985:55) kodekologi
merupakan mempelajari seluk-
beluk atau semua aspek naskah
Kodekologi merupakan ilmu yang mempelajari
segala hal tentang naskah klasik yang di
dalamnya mempelajari seluk-beluk semua
aspek naskah, antara lain seperti bahan, umur,
tempat penulisan, dan perkiraan penulis
naskah (Lubis, 2001:38)
4. Tujuan ilmu KODIKOLOGI
Tujuan dari ilmu Kodikologi adalah
menganalisa sebuah manuskrip jenis
codex agar diketahui dengan jelas
bagaimana teknik pembuatan
manuskrip tersebut dan kapan ia
dibuat
5. Naskah dan Teks
Naskah adalah semua
dokumen tertulis yang
ditulis tangan yang
menyimpan berbagai
ungkapan pikiran dan
perasaan sebagai hasil
budaya bangsa masa
lampau.
6. Aspek analisis Kodikologi
Judul Naskah
Nomor
Naskah
Bahan
Naskah
Watermar
k (Cap
Air)
Tempat
Penyimpa
n Naskah
Asal
Naskah
Keadaan
Naskah
Ukuran
Naskah
Tebal
Naskah
Jumlah
Baris
Dalam
Naskah
Cara
Penulisan
Bentuk
Teks
Ilminasi
Dan
Ilustrasi
Umur
Naskah
Isi
Naskah Catatan Lain
7. Judul Naskah
Cara pertama yaitu dengan
membaca atau meneliti
bagian teks yang
menyebutkan secara langsung
maupun tidak langsung.
Cara kedua yaitu berdasarkan
isi naskah yang bersangkutan,
biasanya dikaitkan dengan
tokoh atau latar cerita
8. Nomor Naskah / Katalog
(1) Nomor
naskah
dilengkapi
dengan nama
pemilik asal
(2) Nomor
naskah
dilengkapi
dengan
identitas
perpustakaan
atau museum
(3) Nomor naskah
dilengkapi dengan nama
(singkata) perpustakaan
museum dan identitas
bahasa naskah,
(4) Nomor
naskah
dilengkapi
dengan
identitas
kolektor dan
bahasa naskah
10. Watermark (cap air)
• Lambang
yang terdapat
di dalam
kertas
Watermark
• Bangsa Eropa
Asal naskah
• Membantu
memberi
petunjuk
umur naskah
Manfaat
• Direntangkan
pada cahaya
Cara melihatnya
• garis tebal
(chain line)
dan garis tipis
(laid line).
2 macam garis
pada watermark
11. Tempat Menyimpan Naskah
Tempat
penyimpanan
naskah di sini yang
dimaksudkan
adalah
perustakaan atau
museum tempat
peyimpanan
naskah
misalnya: PNRI,
Sonobudoyo,
Reksopustoko.
Adapun naskah
yang tersimpan
pada pribadi
dituliskan nama
pemilik naskah
bersangkutan.
12. Asal Naskah
Pribadi
(1) warisan, harta
pusaka, atau
peninggalan dari
leluhur,
(2) pemberian
seseorang,
(3) pembelian dari
seseorang,
(4) titipan dari
seseorang,
(5) salinan,
terjemahan, saduran
dari naskah milik
orang lain.
Perpustakaan
(1) hibah dari pemilik
naskah atau kolektor
naskah,
(2) pembelian dari pemilik
naskah pribadi,
(3) salinan dari naskah
induk milik pribadi atau
milik
perpustakaan/museum,
(4) pengembalian atau
penyerahan dari
perpustakaan atau
museum suatu negara.
13. Keadaan Naskah
Naskah Utuh
• naskah yang
keadaannya
sempurna
sebagai
semula, yaitu
lengkap tidak
ada lembaran
hilang atau
rusak
Naskah Baik
• naskah yang
wujud fisiknya
memang baik,
maksudnya
tidak sobek
atau dimakan
ngengat atau
hal-hal lainnya
14. Ukuran Naskah
Ukuran lembar kertas dan ukuran teks
Ukuran dinyatakan dalam centimeter (cm).
Penulisan ukuran naskah dan teks biasanya
berdampingan dengan dipisah garis miring,
misalnya 17,5 X 22 cm/11,5 X 16,5 cm.
Misalnya: Ukuran naskah 17,5 X 21,5 cm;
ukuran teks a. 11 X 16 (15 hlm.), b. 9 X 13
cm (32 hlm.) dan c. 8 X 11 cm (54 hlm.).
15. Tebal Naskah
(1) Lembaran kosong pada awal
dan akhir tidak dihitung tetapi
perlu dijelasan. biasanya diberi
tanda dengan huruf romawi
kecil, misalnya viii + 89.
(2) Lembaran kosong di tengah
naskah turut dihitung tetapi
dijelaskan dalam deskripsi,
misalnya tebal 100 hlm. (
hlm. 80-82 kosong).
(3) Lembaran yang hilang perlu
disebutkan.
(4) Naskah yang tidak bernomor
halaman disebutkan julah
halamannya saja, bila ada
lembaran yang hilang disebutkan
tidak lengkap.
(5) Bila naskah terdiri beberapa
jilid jumlah jilid dan halaman
disebutkan.
(6) Bila naskah berupa bunga
rampai perlu dijelaskan masing-
masing judul
(7) Bila naskah tersebut lepas-
lepas (surat atau daftar silsilah)
dan tersimpan dalam satu
amplop portepel, tebal halaman
tak perlu disebutkan, cukup
jumah dan ukuran amplop
17. Cara Penulisan
(1) pemakaian lembaran naskah untuk
tulisan (satu muka atau bolak-balik),
(2) penempata tulisan pada lembaran
naskah, sejajar panjangnya atau
sejajar lebarnya atau melingkar,
(3) pengaturan ruang tulisan
(berkaitan dengan bentuk teks, prosa
atau puisi),
(4) penomoran halaman.
18. Bentuk teks
Bentuk teks ini bisa berupa
prosa bisa puisi atau prosa
lirik. Bentuk ini perlu
diungkapkan juga dalam
deskripsi naskah.
19. Iluminasi dan Ilustrasi
• hiasan atau gambar yang
terdapat pada halaman awal
atau halaman akhir. Hiasan atau
gambar itu membingkai teks dan
tidak berkaitan dengan isi teks.
Iluminasi
• gambar yang mendukung teks,
jadi berkaitan dengan isi teks.
Ilustrasi
20. Umur Naskah
Naskah yang
dapat ditelusuri
keterangan dari
dalam teks dan
keterangan luar
teks
Naskah yang
tidak dapat
ditelusuri
dituliskan tua
atau relatif tua
dan muda atau
relatif muda
21. Cara menentuka umur naskah
Pertama
• dengan mencari informasi pada kolofon
Kedua
• Berdasarkan bentuk atau macam tulisan naskah.
Ketiga
• berdasarkan bahasa naskah
Keempat
• berdasarkan isi naskah
Kelima
• berdasarkan bahan naskah
Keenam
• berdasarkan cap air (watermark).
Ketujuh
• berdasarkan catatan di dalam naskah
Kedelapan
• berdasarkan asal mula pemilikan naskah
22. Isi Naskah
• Isi naskah atau teksnya dapat diuraikan
secara singkat atau panjang lebar.
Catatan Lain
• Catatan lain-lain ini berisi bermacam-
macam keterangan di luar naskah yang
berkaitan dengan naskah. Catatan itu
antara lain mengenai tulisan yang pernah
membicarakan teks yang bersangkutan,
naskah-naskah sejudul yang tersimpan di
tempat lain, sudah ada mikrofilm maupun
mikrofisnya atau belum