1. MAKALAH
Naskah sebagai objek kajian filologi
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filologi
Dosen pengampu: Uswatun Hasanah,M Hum.
Disusun Oleh:
1. Aldo Riski Ramadan (2061010140)
2. Rita Susanti. (2061010056)
3. Lin okmalinda. (
ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
FAKULTAS ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021
2. KATA PENGANTAR
Asalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swr,Tuhan semesta alam .atas karunia-nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyekesaikan tugas makalah
tepat waktu.Tidak lupa shalawat beserta salam kami haturkan kepa junjungan nabi agung kita
,nabi muhhamad saw.risalah beliau lqh yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk
menjalani kehidupan.Makalah yang berjudul
”NASKAH SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILOLOGI” ini dibuat untuk memnuhi tugas
matakuliah basis data dan jaringan komputer.5kami menyadari sepenuh hati bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat didalam makalah ini.Kami mengharapkan kritik dan saran
para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam membuat makalah berikutnya .
Bandar Lampung
penulis
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar belakang...................................................................................................
BAB II
1.2 PEMBAHASAN MATERI....................................................................................
2.Naskah sebagai objek kajian filologi.........................................................................
BAB II PENUTUP
KESIMPULAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB 1
4. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2 Filologi sebagai Studi Teks Filologi dipakai juga untuk menyebut ‘ilmu yang berhubungan
dengan teks-teks klasik’. Studi terhadap karya tulis masa lampau dilakukan karena adanya
anggapan bahwa di dalam peninggalan tulisan mempunyai kandungan isi (disebut ‘teks’)
tentang masa lampau suatu masyarakat. Filologi disebut sebagai studi teks karena studi yang
dilakukan itu dalam rangka mengungkapkan hasil budaya yang tersimpan di dalamnya. Studi ini
dilakukan baik untuk aspek kebahasaannya maupun untuk aspek pernaskahan dan perteksan.
Sasaran studi filologi adalah karya tulisan masa lampau yang ada pada kertas,lontar, kulit kayu,
papyrus, kulit binatang, bambu, dan sebagainya. Bahan yang menjadi media menyajikan teks
tersebut disebut ‘naskah’ atau ‘manuskrip’ dalam bahasa Indonesia manuscript dalam bahasa
Inggris, manuscrit dalam bahasa Prancis, atau handschrift dalam bahasa Belanda. Pengertian
filologi sebagai studi teks antara lain dapat dijumpai pada filologi di Negeri Belanda. Sejalan
dengan pengertian ini, di Prancis, filologi mendapat pengertian sebagai “studi suatu bahasa
melalui dokumen tertulis dan studi mengenai teks lama beserta penurunan
(transmisi)nya.Kembali kita kepada batasan istilah filologi. Di samping batasan menurut arti
kata tadi, masih ada batasan lain, yakni bahwa filologi itu
2.1 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian tentang naskah
2. Bagaimana pemahaman tentang naskah serta,teks dan matan?
2.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang naskah
2. Untuk mengetahui pemahaman naskah,teks dan matan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian tentang naskah
Naskah merupakan salah satu sumber primer yang paling otentik, yang dapat mendekatkan jarak
antara masa lalu dan masa kini. Naskah juga merupakan sumber yang sangat menjanjikan bagi suatu
penelitian, tentunya bagi mereka yang tahu cara membaca dan menafsirkannya. Naskah bisa disebut
juga sebuah „jalan pintas‟ istimewa (privileged shotcut access), untuk mengetahui khazanah
5. intelektual dan sejarah sosial, kehidupan
masyarakat di masa lalu.1Naskah pun, banyak merekam informasi dan pengetahuan masyarakat
lampau yang diturunkan secara turun-temurun dari dulu hingga sekarang. Warisan budaya berupa
naskah tersebut bermacam-macambentuknya dan tersebar di seluruh Indonesia, ditulis dengan
berbagai bahasa dan aksara. Bahasa yang dipergunakan terkadang identik dengan tempat naskah
ditulis, seperti bahasa Sunda di wilayah Jawa Barat, bahasa Melayu di sekitar wilayah Sumatera Utara
dan Kalimantan Utara, dan bahasa lainnya
yang disesuaikan dengan bahasa di wilayah masyarakatnya.2Setiap penelitian yang dilakukan
tentunya harus menggunakan sumber, dan sumber dari segala sumber adalah naskah atau manuskrip.
2.2 pemahaman tentang naskah
Setelah masyarakat mengenal tulisan aksara, barulah mulai menuliskan dokumen atau karangan yang
berupa karya sastra. karya sastra tersebut ditulis, dari hasil tulisan tangan inilah yang dinamakan
naskah. Naskah-naskah itu disalin karena keinginan orang untuk memiliki cerita tersebut atau naskah
asli sudah rusak, sehingga diperlukan adanya pembaruan. Namun demikian, naskah jenis ini pada
umumnya terdapat banyak perbedaan mulai dari tulisan, kertas, dan tinta yang digunakan (Djamaris,
2002: 6). Naskah merupakan peninggalan tertulis pada sebuah kertas yang berbentuk bahan cetak,
tulisan tangan atau cap.Sebuah tulisanitu berisi tentang ungkapan perasaan, pemikiran dan informasi-
informasi sebagai hasil budaya masa lampau. Oleh karena itu, filologi mengkaji masa lalu melalui
naskah yang ada.Di Indonesia sendiri pada era masa lampau, dalam menulis naskah memakai media
yang sederhana sesuai dengan daerah masing-masing seperti lontar (biasanya naskah yang berasal
dari Bali/Lombok), kayu, kulit, rotan, dluwang, dan bambu. Namun demikian, setelah pengaruh Eropa
pada abad ke-18 dan ke-19 kertas Eropa pun muncul untuk menggantikan bahan biasanya yang
digunakan di Indonesia karena dianggap lebih baik kualitasnya (Wurianto, 2000: 12).Naskah
merupakan makna serapan dari bahasa Arab. Di dalam sebuah naskah terdapat teks-teks yang ditulis
yang merupakan symbol-simbol bahasa untuk mengekspresikan dan menyampaikan informasi.
Naskah berupa buku,
kertas dan sejenisnya. Oleh karena itu naskah wujudnya konkrit, nyata, dapat dipegang dan dilihat.
Semua naskah yang berupa bahan tulis tangan disebut handschrift atau “manuskrip”(Sudardi,
2003:10).Secara umum, naskah atau manuskrip biasanya digunakan untuk menyebutkan media benda
kertas seperti inskripsi yang didalamnya terdapat informasi. namun secara harfiah naskah atau
manuskrip merupakan sebuah dokumen yang penulisannya dengan tulis tangan. Tulisan tangan ini
menyimpan berbagai ungkapan pemikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lampau. Istilah
manuskrip biasanya disingkat menjadi MS (naskah tunggal) dan MSS (naskah jamak) (Tjandrasasmita
6. dalam Yuanita, 20013:5).Naskah dan prasasti harus dibedakan walaupun keduanya memuat
informasi, tulisan dan hasil peninggalan sejarah, akan tetapi naskah dan prasasti berbeda.
2.3 teks dan matan
Teks merupakan kandungan atau pun substansi naskah. Sebuah naskah jika dibaca di dalamnya
terdapat teks yang dapat dipahami isinya atau maknanya. Teks mengarahkan kepada kandungan
naskah yang bersifat abstrak. Teks terdiri dari isi, yaitu ide-ide yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembacanya. Selain itu, teks juga memiliki beberapa bentuk yang mengandung berbagai cerita
atau pelajaran yang hendak dibaca dan dipelajari mengikuti pendekatan yang ingin digunakan
merupakan perwujudan dari kehendak, keinginan, serta pemikiran dari penulisnya. Agar bisa menulis,
di samping memiliki pengetahuan tentang tulisan (aksara) sebagai lambing bahasa bunyi, juga
diperlukan adanya khazanah pengetahuan sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat yang memiliki
tulisan adalah masyarakat yang berbudaya (Yazid, 2003: 50).
Dalam konteks keilmuan agama islam, teks tersebut dibagi menjadi tiga macam, yaitumatan (matan),
komentar (syarh) dan penjelasan (hasyiyah) (Fathurrahman, 2015: 28). Matan ialah teks dasar yang
dijadikan bahan utama dalam sebuah naskah yang menjelaskan tentang permasalahan yang
dibubuhkan oleh pengarang. Hal tersebut mengangkat dari permasalah penulis itu sendiri ataupun
orang lain. Sedangkan syarah dan hasiyah umumnya ditulis untuk
memberikan komentar dan penjelasan. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengarang yang merasa isi yang
dijelaskan pada matan belum cukup memenuhi syarat pembacanya sehingga memerlukan penjelasan
lebih rinci dan mendalam.Teks tidak luput dari proses perubahan seperti perusakan, penyesuaian, dan
sering diperbarui. Dalam hal ini, bukan hanya teks yang dituturkan secara lisan dan tulis tangan saja,
akan tetapi teks cetak pun mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena sebuah naskah sering
dilakukan penyalinan sehingga
banyak sekali terjadi perubahan pada naskah asli. Akibatnya banyak variasi dalam naskah. oleh karena
itu, di zaman sekarang ini jarang sekali ditemukan teks yang berbentuk asli dan utuh.
7. BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Naskah merupakan salah satu sumber primer yang paling otentik, yang dapat mendekatkan jarak
antara masa lalu dan masa kini. Naskah juga sumber yang sangat menjanjikan bagi suatu penelitian,
tentunya bagi mereka yang tahu cara membaca dan menafsirkannya. Sebuah naskah jika dibaca di
dalamnya terdapat teks yang dapat dipahami isinya atau maknanya.sedangkan Matan ialah teks
dasar yang dijadikan bahan utama dalam sebuah naskah yang menjelaskan tentang permasalahan
yang dibubuhkan oleh pengarang.
DAFTAR PUSTAKA
Fathurahman, Oman. 2015. Filologi Indonesia: Teori dan Metode. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Lubis, Nabilah. 2007. Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta:
Penerbit Yayasan Media Alo Indonesia.