SlideShare a Scribd company logo
TAFSIR, TAKWIL DAN TERJEMAH
Kelompok 8
TAFSIR
Secara Bahasa : Kata “tafsir” diambil dari kata
ََ‫ر‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ت‬–َُ‫ر‬ِ‫س‬َ‫ف‬ُ‫ي‬- ََ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ف‬
yang berarti keterangan atau uraian. Dan secara
bahasa, “tafsir” berarti “penjelasan, penyingkapan
(yang tersembunyi), menampakan makna yang logis”.
Secara Istilah : Tafsir adalah suatu hasil usaha
tanggapan, penalaran, dan ijtihad manusia untuk
menyingkap nilai-nilai samawi yang terdapat di
dalam Al-Qur’an.
Macam-macam Tafsir
Secara umum tafsir dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu:
1. Tafsir bi al-Ma’tsur (bi al-Riwayah).
Tafsir bi al-Ma’tsur (bi al-Riwayah) adalah suatu tafsir
yang berasal dari Al-Qur’an sunnah Nabi atau perkataan
sahabat yang menjadi penjelasan bagi kehendak Allah
SWT.
Diantara kitab yang dipandang menempuh corak bi Al-
ma’tsur adalah:
• Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karya Ibn Jarir
Ath-Thabari
• Anwar At-Tanzil, karya Al-Baidhawi
• Al-Durr Al-Mantsur fi At-Tafsir bi Al-Ma’tsur, karya
Jalal Ad-Din As-Suyuthi
• Tanwir Al-Miqbas fi Tafsir Ibn Abbas, karya Fairuz
Zabadi
- Tafsir bil al-Ra’yi (bi al-Dirayah).
Tafsir bil al-Ra’yi adalah suatu tafsir yang dilakukan
dengan ijtihad dari seorang mufasir yang mempunyai
pengetahuan luas dalam bidang bahasa Arab maupun
ilmu agama serta memiliki persyaratan-persyaratan
yang diperlukan oleh seorang mufassir.
Diantara sebab yang memicu kemunculan “corak”
tafsir bi Al-ra’yi adalah semakin majunya ilmu-ilmu
keislaman yang diwarnai dengan kemunculan ragam
disipilin ilmu, karya-karya para ulama, aneka warna
metode penafsiran, dan pakar-pakar dibidangnya
masing-masing.
Mengenai keabsahan tafsir bi Al-ra’yi para ulama tebagi menjadi
ke dalam dua kelompok, yaitu :
• Kelompok yang melarangnya. Ulama yang
menolak penggunaan “corak” tafsir ini mengemukakan
argumentasi berikut ini:
• Menafsirkan Al-Quran berdasarkan ra’yi berarti
membicarakan (firman) Allah tanpa pengetahuan. Dengan
demikian, hasil penafsirannya hanya bersifat perkiraan
semata. Padahal Allah berfirman:
“”Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.
Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan
diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 17: 36)
• Yang berhak menjelaskan Al-Quran hanyalah Nabi, berdasarkan
firman Allah :
َۤ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬
َِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ََ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ت‬ِ‫ل‬ََ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ََالذ‬َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬
َ
َ‫ت‬َ‫ي‬ََُِّْْ‫ل‬َََ‫ل‬ َ‫َو‬ِِْْْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬َََ ِ
‫ز‬ُ‫ن‬َ‫ا‬َََ
ََ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ك‬َ‫ف‬ ...
“..Dan Kami turunkan Ad-Zikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar
engkaumenerangkankepadamanusiaapa yang
telahditurunkankepadamerekadan agar merekamemikirkan."(QS.
An-Nahl 16: 44)
• Rasulullah bersabda : “siapa saja menfasirkan Al-Quran atas
dasar pikirannya semata, atas dasar sesuatu yang belum
diketahuinya, maka persiapkanlah mengambil tempat
dineraka.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An Nasa’i dan Abu
Daud)
Kelompok yang mengizinkannya. Mereka mengemukakan argumentasi-
argumentasi berikut:
• Di dalam Al-Quran banyak ditemukan ayat-ayat yang menyerukan
untuk mendalami kandungan-kandungan Al-Quran. Misalnya firman
Allah :
َ َ
‫َل‬َ‫ف‬َ‫ا‬
َ
‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ََْْ‫ا‬ََ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫َال‬َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َّر‬‫ب‬َ‫د‬َ‫ت‬َ‫ي‬
‫ا‬َُِ‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ا‬
"Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an, ataukah hati
mereka sudah terkunci?”(QS. Muhammad 47: 24)
• “...Dan apabilamerekamenyerahkannyakepadaRasuldanulilamri di
antaramereka, tentulah orang-orang yang
inginmengetahuikebenarannya (akandapat) mengetahuinya
(secararesmi) darimereka (Rasuldanulilamri)...”(QS. An-Nisa' 4:
Ayat 83)
Ayat pertama, kata mereka, jelas menyuruh kita untuk
merenungkan dan memikirkan Al-Quran. Ayat kedua
menjelaskan bahwa di dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat
yang maksudnya dapat ditangkap oleh hasil ijtihad orang-orang
pandai.
• Para sahabat sudah biasa berselisih pendapat
mengenai penafsiran suatu ayat. Ini menunjukan
bahwa mereka pun menafsirkan Al-Quran denan ra’yi-
nya. Seandainya tafsir bi Al-ra’yi dilarang, tentunya
tindakan para sahabat itu keliru.
Selanjutnya para ulama membagi “corak” tafsir bi Al-
ra’yi pada dua bagian: ada tafsir bi Al-ra’yi yang dapat
diterima/ terpuji (maqbul/mahmudah) dan ada pula
yang ditolak/tercela (mardud/madzmum).
Tafsir bi Al-ra’yi dapat diterima selama menghindari hal-hal
berikut:
• Memaksakan diri mengetahui makna yang dikehendaki Allah
pada suatu ayat, sedangkan ia tidak memenuhi syarat untuk
itu.
• Mencoba menafsirkan ayat-ayat yang maknanya hanya
diketahui Allah (otoritas Allah semesta)
• Menafsirkan Al-Quran dengan disertai hawa nafsu dan
sikap istihsan (menilai bahwa sesuatu itu baik semata-mata
berdasarkan presepsinya)
• Menafsirkan ayat-ayat untuk mendukung suatu madzhab
yang salah dengan cara menjadikan paham madzhab sebagai
dasar, sedangkan penafsirannya mengikuti paham madzhab
tersebut.
• Menafsirkan Al-Quran dengan memastikan bahwa makna
Diantara contoh tafsir bi Al-ra’yi yang tidak dapat
diterima adalah sebagai berikut :
• Penafsiran golongan Syi’ah terhadap kata “Al-
Baqarah” (Q.S. Al-Baqarah 2:67) dengan ‘Aisyah r.a
Penafsiran sebagian mufassir terhadap surat Al-
Baqarah 2: ayat 74. “ padahal diantara batu-batu itu
sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya
dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu
keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya
sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada
Allah. Mereka menduga ada batu yang dapat berpikir,
berbicara, dan jatuh karena takut kepada Allah.
• Penafsiran sebagian mufassir terhadap surat An-Nahl
16: 68. “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah,
Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit , di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.”
Mereka berpendapat bahwa diantara lebah-lebah itu,
ada yang diangkat sebagai nabi-nabi yang diberi wahyu
oleh Allah, dan mereka mengemukakan cerita-cerita
yang bohong tentang kenabian lebah. Sementara itu
sebagian lain berpendapat bahwa ada tetesan lilin
jatuh ke pohon, kemudian tetesan itu dipindahkan oleh
lebah yang dengannya ia membuat sarang-sarang dan
madu
Diantara karya tafsir bi Al-ra’yi yang dapat
dipercaya adalah :
• Mafatih Al-Ghaib, karya Fakhr Ar-Razi
• Anwar At-Tanzil wa Asrar at-Takwil, karya
Al-Baidhawi
• Madarik At-Tanzil wa Haqa’iq Al-Takwil, karya
An-Nasafi
• Lubab At-Takwil fi Ma’ani At-Tanzil, karya Al-
Khazin
Syarat-Syarat Menjadi Mufassir (Ahli Tafsir).
Beberapa syarat menjadi ahli tafsir ( mufassir )antara
lain :
• Memiliki akidah yang bersih
• Tidak mengikuti hawa nafsu
• Ahli tafsir ( Mufassir ) memahami ushul at-tafsir
• Cerdas dalam ilmu riwayat dan dirayah hadits
• Mufassir memahami ushuluddin
• Ahli tafsir ( Mufassir ) mengerti ushul fiqh
• Menguasai bahasa arab dan ilmunya
• Para ulama salaf senantiasa berhati-hati dalam
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, maka dengan syarat
ketat tersebut diharapkan sebagai media untuk
mengetahui pengertian dan kekhususan susunan
Takwil
• Menurut Bahasa :
Takwil menurut lughat adalah menerangkan,
menjelaskan. Diambil dari kata
‫اول‬
-
‫ياول‬
-
‫تكول‬
“awwala-yu’awwilu-takwila“
• Menurut Istilah :
Secara istilah adalah suatu usaha untuk
memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Qur’an
melalui pendekatan memahami arti atau
maksud sebagai kandungan dari lafazh itu.
Syarat-Syarat Takwil.
Adapun syarat-syarat takwil adalah :
• Lafaz itu dapat menerima takwil seperti lafaz
zhabir (menunjukkan maksud) dan lafaz hash
(menunjukan makna) serta tidak berlaku untuk
muhkam dan mufassar.
• Lafaz itu mengandung kemungkinan untuk di-
ta’wil-kan karena lafaz tersebut memiliki
jangkauan yang luas dan dapat diartikan untuk
di-ta’wail. Serta tidak asing dengan pengalihan
kepada makna lain tersebut.
Menurut bahasa :
Terjemah adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa
lain. Atau berarti mengganti, menyalin memindahkan
kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain
Terjemah
Sedangkan menurut Ash-Shabuni,
terjemah Al-Qur’an adalah :
• “Memindahkan Al-Qur’an kepada bahasa
lain yang bukan bahasa Arab dan
mencetak terjemah ini kedalam
beberapa naskah agar dibaca orang yang
tidak mengerti bahasa Arab sehingga ia
dapat memahami kitab Allah SWT.
Dengan perantaraan terjemahan ini.”
Macam-macam terjemah
Pada dasarnya, ada tiga corak penerjemah yaitu :
• Terjemah maknawiyyah tafsiriyyah, adalah menerangkan
makna atau kalimat dan mensyarahkanya, tidak terikat oleh
leterlek-nya, melainkan oleh makna dan tujuan kalimat
aslinya.
• Terjemah harfiyah bi Al-mitsli, yaitu menyalin atau
mengganti kata-kata dari bahasa asli dengan kata-kata
sinonimnya (muradif)-nya ke dalam bahasa baru dan terikat
oleh bahasa aslinya.
• Terjemah harfiyah bi dzuni Al-mistli, yaitu menyalin atau
mengganti kata-kata bahasa asli kedalam bahasa lain
dengan memerhatikan urutan makna dan segi sastranya,
menurut kemampuan bahasa baru itu dan sejauh
kemampuan penerjemahnya.
Syarat-Syarat Penterjemah.
– Penterjemah haruslah bersifat jujur dalam kegiatanya.
– Mempunyai kemampuan yang sama terhadap kedua bahasa
dalam hal kosa kata, kaedah-kaedah dan rasa bahasa.
– Mendalami dan menguasai uslub-uslub dan keistimewaan-
keistimewaan bahasa yang diterjemahkan.
– Hendaknya sighat (bentuk) terjemah itu benar dan apabila
dituangkan kembali ke dalam bahasa aslinya tidak terdapat
kesalahan.
– Terjemahan itu harus dapat mewakili semua arti dan maksud
bahasa asli dengan lengkap dan sempurna.
– Penterjemah haruslah mempunyai ilmu pengetahuan agama
dan umum yang luas (persyaratanya mendekati persyaratan
seorang musafir).
Hukum Menterjemahkan Al-Quran
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat
dismpulkan bahwa dari hasil terjemah harfiyah, jelas
bahwa hukumnya haram. Karena selain bisa mengaburkan
makna yang semestinya, juga tidak bisa dipahami.
Sedangkan terjemahan maknawiyah, jelas terjemahan ini
banyak dilakukan, guna penyebaran agama Islam, dan
banyak memberikan manfaat bagi umat Islam lainya.
Maka hukumnya fardhu kifayah, bahkan fardhu ‘ain bagi
seorang ulama yang ditokohkan.
Perbedaan Tafsir, Takwil dan Terjemah
Perbedaan tafsir dan takwil di satu pihak dan terjemah
di pihak lain adalah bahwa yang pertama berupaya
menjelaskan makna-makna setiap kata di dalam Al-
Quran, sedangkan yang kedua hanya mengalihkan bahasa
Al-Quran yang nota bene bahasa Arab ke dalam bahasa
non-Arab.
TAFSIR TAKWIL
• Al-Raghif Al-Bashrani : Lebih
umum dan lebih banyak
digunakan untuk lafazh dan
kosa kata dalam kitab-kitab
yang diturunkan Allah dan
kitab-kitabnya
• Menerangkan makna lafazh
yang tak menerima selain dari
satu arti
• Al-Maturidi : menetapkan apa
yang dikehendaki ayat dan
menetapkan demikianlah yang
dikehendaki Allah
• Abu Thalib Ats-Tsa’labi : lebih
menerangkan makna lafazh,
baik berupa hakikat atau
majaz
Al-Raghif Al-Bashrani : lebih banyak
dipergunakan untuk makna dan
kalimat dalam kitab-kitab yang
diturunkan Allah saja.
Menetapkan makna yang dikehendaki
suatu lafazh yang dapat diterima
menerima banyak makna karena ada
dalil-dalil yang mendukungnya
Menyeleksi salah satu mekna yang
mungkin diterima oleh suatu ayat
dengan tidak meyakini bahwa itulah
yang dikehendaki Allah
Abu Thalib Ats-Tsa’labi:
menafsirkan batin lafazh
SESI PERTANYAAN
Kesimpulan
Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan “hudan-lilmuttaqin”, maka
untuk memahami kandungan al-Qur`an agar mudah diterapkan dalam
pengamalan hidup sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam
mengetahui arti/maknanya, takwil, dan tafsirnya sesuai dengan yang
dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga kehendak tujuan ayat al-
Qur`an tersebut tepat sasarannya.
Tafsir, takwil dan terjemah diperlukan dalam memahami isi
kandungan ayat-ayat al-Qur`an yang mulia. Pengertian terjemah
lebih simple dan ringkas karena hanya merubah arti dari bahasa
yang satu ke bahasa yang lainnya. Sedangkan istilah tafsir lebih luas
dari kata terjemah dan takwil , dimana segala sesuatu yang
berhubungan dengan ayat, surat, asbaabun nuzul, dan lain
sebagainya dibahas dalam tafsir yang bertujuan untuk memberikan
kepahaman isi ayat atau surat tersebut, sehingga mengetahui
maksud dan kehendak firman-firman Allah SWT tersebut.

More Related Content

What's hot

ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
Helmi Wahidi
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
Yulan Afriani
 
3.2 sifat2 rasul
3.2 sifat2 rasul3.2 sifat2 rasul
3.2 sifat2 rasul
wk_aiman
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Marhamah Saleh
 
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Aisyah Revolusioner
 
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahPresentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Marhamah Saleh
 
PPT Salat rawatib
PPT Salat rawatibPPT Salat rawatib
PENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMANPENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMAN
Mandiri Sekuritas
 
KB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan Mutasyabihat
KB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan MutasyabihatKB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan Mutasyabihat
KB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan Mutasyabihat
Istna Zakia Iriana
 
Materi sholat
Materi sholatMateri sholat
Materi sholat
ardy33
 
Muhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabihMuhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabih
YS YS
 
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab   kitab hadis al- mu’tabarahKitab   kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
Utami Rahmawati
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
MythaChan
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
Bhayu Sulistiawan
 
Al Farabi
Al FarabiAl Farabi
Al Farabi
ani anjaswati
 
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad sawKepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Muhammad Ade Riza
 

What's hot (20)

Nuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’AnNuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’An
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
3.2 sifat2 rasul
3.2 sifat2 rasul3.2 sifat2 rasul
3.2 sifat2 rasul
 
Adab Terhadap Kalam Allah SWT
Adab Terhadap Kalam Allah SWTAdab Terhadap Kalam Allah SWT
Adab Terhadap Kalam Allah SWT
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
Sholat
SholatSholat
Sholat
 
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
 
tayammum
tayammumtayammum
tayammum
 
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnahPresentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
Presentasi fiqh 5 shalat-shalat sunnah
 
PPT Salat rawatib
PPT Salat rawatibPPT Salat rawatib
PPT Salat rawatib
 
PENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMANPENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMAN
 
KB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan Mutasyabihat
KB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan MutasyabihatKB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan Mutasyabihat
KB 1 Tafsir, Takwil, Terjemah, Ayat-Ayat Muhkamat Dan Mutasyabihat
 
Materi sholat
Materi sholatMateri sholat
Materi sholat
 
Muhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabihMuhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabih
 
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab   kitab hadis al- mu’tabarahKitab   kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
Al Farabi
Al FarabiAl Farabi
Al Farabi
 
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad sawKepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
Kepemimpinan sifat dan nabi muhammad saw
 

Similar to TAFSIR, TAKWIL DAN TERJEMAH.pptx

Method of Tafsir
Method of TafsirMethod of Tafsir
Method of Tafsir
Hakim Ahma
 
exah.pdf
exah.pdfexah.pdf
exah.pdf
ssuser9c1a00
 
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptxkelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
FanySpesial
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Khusnul Kotimah
 
Pengertian tafsir
Pengertian tafsirPengertian tafsir
Pengertian tafsir
4n9ry_61rd5
 
Konsep ulum al quran
Konsep ulum al quranKonsep ulum al quran
Konsep ulum al quran
AliahNadhirah1
 
Tafsir
TafsirTafsir
tafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptx
tafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptxtafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptx
tafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptx
didiktika
 
TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
MAKALAH TAFSIR TAHLI
MAKALAH TAFSIR TAHLIMAKALAH TAFSIR TAHLI
MAKALAH TAFSIR TAHLI
Rijalul Wal Jalali
 
Terjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsirTerjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsir
azzahra93
 
Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2
kasmuddin nanang
 
PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2
PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2
PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2
qoida malik
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Marhamah Saleh
 
PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...
PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...
PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
Tafsiran Al-Qur'an
Tafsiran Al-Qur'anTafsiran Al-Qur'an
Tafsiran Al-Qur'an
sahrul48
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
PP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptxPP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptx
PutriAyuLestari36
 

Similar to TAFSIR, TAKWIL DAN TERJEMAH.pptx (20)

Method of Tafsir
Method of TafsirMethod of Tafsir
Method of Tafsir
 
exah.pdf
exah.pdfexah.pdf
exah.pdf
 
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptxkelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Pengertian tafsir
Pengertian tafsirPengertian tafsir
Pengertian tafsir
 
Konsep ulum al quran
Konsep ulum al quranKonsep ulum al quran
Konsep ulum al quran
 
Tafsir
TafsirTafsir
Tafsir
 
tafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptx
tafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptxtafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptx
tafsir Kabir Mafatih Al Ghaib Fahrurrazi.pptx
 
TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS TAFSIR TEMATIK-2 OLEH Agung Setiawan. SM IV-B FDK UINSU 2019/2020
 
MAKALAH TAFSIR TAHLI
MAKALAH TAFSIR TAHLIMAKALAH TAFSIR TAHLI
MAKALAH TAFSIR TAHLI
 
Terjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsirTerjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsir
 
Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2
 
PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2
PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2
PP PSI1ETafsir, taqwil dan terjemah 2
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
 
PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...
PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...
PENGANTAR TAFSIR-1 OLEH Ahmad Mutawalli Nasution. SM MD IV-C. FDK UINSU 2019/...
 
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-2 TAFSIR TEMATIK OLEH Nurul Aulia. SM IV MD-B FDK UINSU 2019/2020
 
Tafsiran Al-Qur'an
Tafsiran Al-Qur'anTafsiran Al-Qur'an
Tafsiran Al-Qur'an
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmad Nur Munthe. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
 
PP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptxPP Skripsi Albaqir.pptx
PP Skripsi Albaqir.pptx
 

TAFSIR, TAKWIL DAN TERJEMAH.pptx

  • 1. TAFSIR, TAKWIL DAN TERJEMAH Kelompok 8
  • 2. TAFSIR Secara Bahasa : Kata “tafsir” diambil dari kata ََ‫ر‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ت‬–َُ‫ر‬ِ‫س‬َ‫ف‬ُ‫ي‬- ََ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ف‬ yang berarti keterangan atau uraian. Dan secara bahasa, “tafsir” berarti “penjelasan, penyingkapan (yang tersembunyi), menampakan makna yang logis”. Secara Istilah : Tafsir adalah suatu hasil usaha tanggapan, penalaran, dan ijtihad manusia untuk menyingkap nilai-nilai samawi yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
  • 3. Macam-macam Tafsir Secara umum tafsir dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu: 1. Tafsir bi al-Ma’tsur (bi al-Riwayah). Tafsir bi al-Ma’tsur (bi al-Riwayah) adalah suatu tafsir yang berasal dari Al-Qur’an sunnah Nabi atau perkataan sahabat yang menjadi penjelasan bagi kehendak Allah SWT. Diantara kitab yang dipandang menempuh corak bi Al- ma’tsur adalah: • Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karya Ibn Jarir Ath-Thabari • Anwar At-Tanzil, karya Al-Baidhawi • Al-Durr Al-Mantsur fi At-Tafsir bi Al-Ma’tsur, karya Jalal Ad-Din As-Suyuthi • Tanwir Al-Miqbas fi Tafsir Ibn Abbas, karya Fairuz Zabadi
  • 4. - Tafsir bil al-Ra’yi (bi al-Dirayah). Tafsir bil al-Ra’yi adalah suatu tafsir yang dilakukan dengan ijtihad dari seorang mufasir yang mempunyai pengetahuan luas dalam bidang bahasa Arab maupun ilmu agama serta memiliki persyaratan-persyaratan yang diperlukan oleh seorang mufassir. Diantara sebab yang memicu kemunculan “corak” tafsir bi Al-ra’yi adalah semakin majunya ilmu-ilmu keislaman yang diwarnai dengan kemunculan ragam disipilin ilmu, karya-karya para ulama, aneka warna metode penafsiran, dan pakar-pakar dibidangnya masing-masing.
  • 5. Mengenai keabsahan tafsir bi Al-ra’yi para ulama tebagi menjadi ke dalam dua kelompok, yaitu : • Kelompok yang melarangnya. Ulama yang menolak penggunaan “corak” tafsir ini mengemukakan argumentasi berikut ini: • Menafsirkan Al-Quran berdasarkan ra’yi berarti membicarakan (firman) Allah tanpa pengetahuan. Dengan demikian, hasil penafsirannya hanya bersifat perkiraan semata. Padahal Allah berfirman: “”Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 17: 36)
  • 6. • Yang berhak menjelaskan Al-Quran hanyalah Nabi, berdasarkan firman Allah : َۤ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫و‬ َِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ََ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ت‬ِ‫ل‬ََ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ََالذ‬َ‫ْك‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ َ َ‫ت‬َ‫ي‬ََُِّْْ‫ل‬َََ‫ل‬ َ‫َو‬ِِْْْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬َََ ِ ‫ز‬ُ‫ن‬َ‫ا‬َََ ََ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ك‬َ‫ف‬ ... “..Dan Kami turunkan Ad-Zikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkaumenerangkankepadamanusiaapa yang telahditurunkankepadamerekadan agar merekamemikirkan."(QS. An-Nahl 16: 44) • Rasulullah bersabda : “siapa saja menfasirkan Al-Quran atas dasar pikirannya semata, atas dasar sesuatu yang belum diketahuinya, maka persiapkanlah mengambil tempat dineraka.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An Nasa’i dan Abu Daud)
  • 7. Kelompok yang mengizinkannya. Mereka mengemukakan argumentasi- argumentasi berikut: • Di dalam Al-Quran banyak ditemukan ayat-ayat yang menyerukan untuk mendalami kandungan-kandungan Al-Quran. Misalnya firman Allah : َ َ ‫َل‬َ‫ف‬َ‫ا‬ َ ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ََْْ‫ا‬ََ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫َال‬َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َّر‬‫ب‬َ‫د‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ا‬َُِ‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ا‬ "Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an, ataukah hati mereka sudah terkunci?”(QS. Muhammad 47: 24) • “...Dan apabilamerekamenyerahkannyakepadaRasuldanulilamri di antaramereka, tentulah orang-orang yang inginmengetahuikebenarannya (akandapat) mengetahuinya (secararesmi) darimereka (Rasuldanulilamri)...”(QS. An-Nisa' 4: Ayat 83)
  • 8. Ayat pertama, kata mereka, jelas menyuruh kita untuk merenungkan dan memikirkan Al-Quran. Ayat kedua menjelaskan bahwa di dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang maksudnya dapat ditangkap oleh hasil ijtihad orang-orang pandai.
  • 9. • Para sahabat sudah biasa berselisih pendapat mengenai penafsiran suatu ayat. Ini menunjukan bahwa mereka pun menafsirkan Al-Quran denan ra’yi- nya. Seandainya tafsir bi Al-ra’yi dilarang, tentunya tindakan para sahabat itu keliru. Selanjutnya para ulama membagi “corak” tafsir bi Al- ra’yi pada dua bagian: ada tafsir bi Al-ra’yi yang dapat diterima/ terpuji (maqbul/mahmudah) dan ada pula yang ditolak/tercela (mardud/madzmum).
  • 10. Tafsir bi Al-ra’yi dapat diterima selama menghindari hal-hal berikut: • Memaksakan diri mengetahui makna yang dikehendaki Allah pada suatu ayat, sedangkan ia tidak memenuhi syarat untuk itu. • Mencoba menafsirkan ayat-ayat yang maknanya hanya diketahui Allah (otoritas Allah semesta) • Menafsirkan Al-Quran dengan disertai hawa nafsu dan sikap istihsan (menilai bahwa sesuatu itu baik semata-mata berdasarkan presepsinya) • Menafsirkan ayat-ayat untuk mendukung suatu madzhab yang salah dengan cara menjadikan paham madzhab sebagai dasar, sedangkan penafsirannya mengikuti paham madzhab tersebut. • Menafsirkan Al-Quran dengan memastikan bahwa makna
  • 11. Diantara contoh tafsir bi Al-ra’yi yang tidak dapat diterima adalah sebagai berikut : • Penafsiran golongan Syi’ah terhadap kata “Al- Baqarah” (Q.S. Al-Baqarah 2:67) dengan ‘Aisyah r.a Penafsiran sebagian mufassir terhadap surat Al- Baqarah 2: ayat 74. “ padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Mereka menduga ada batu yang dapat berpikir, berbicara, dan jatuh karena takut kepada Allah.
  • 12. • Penafsiran sebagian mufassir terhadap surat An-Nahl 16: 68. “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit , di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” Mereka berpendapat bahwa diantara lebah-lebah itu, ada yang diangkat sebagai nabi-nabi yang diberi wahyu oleh Allah, dan mereka mengemukakan cerita-cerita yang bohong tentang kenabian lebah. Sementara itu sebagian lain berpendapat bahwa ada tetesan lilin jatuh ke pohon, kemudian tetesan itu dipindahkan oleh lebah yang dengannya ia membuat sarang-sarang dan madu
  • 13. Diantara karya tafsir bi Al-ra’yi yang dapat dipercaya adalah : • Mafatih Al-Ghaib, karya Fakhr Ar-Razi • Anwar At-Tanzil wa Asrar at-Takwil, karya Al-Baidhawi • Madarik At-Tanzil wa Haqa’iq Al-Takwil, karya An-Nasafi • Lubab At-Takwil fi Ma’ani At-Tanzil, karya Al- Khazin
  • 14. Syarat-Syarat Menjadi Mufassir (Ahli Tafsir). Beberapa syarat menjadi ahli tafsir ( mufassir )antara lain : • Memiliki akidah yang bersih • Tidak mengikuti hawa nafsu • Ahli tafsir ( Mufassir ) memahami ushul at-tafsir • Cerdas dalam ilmu riwayat dan dirayah hadits • Mufassir memahami ushuluddin • Ahli tafsir ( Mufassir ) mengerti ushul fiqh • Menguasai bahasa arab dan ilmunya • Para ulama salaf senantiasa berhati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, maka dengan syarat ketat tersebut diharapkan sebagai media untuk mengetahui pengertian dan kekhususan susunan
  • 15. Takwil • Menurut Bahasa : Takwil menurut lughat adalah menerangkan, menjelaskan. Diambil dari kata ‫اول‬ - ‫ياول‬ - ‫تكول‬ “awwala-yu’awwilu-takwila“ • Menurut Istilah : Secara istilah adalah suatu usaha untuk memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Qur’an melalui pendekatan memahami arti atau maksud sebagai kandungan dari lafazh itu.
  • 16. Syarat-Syarat Takwil. Adapun syarat-syarat takwil adalah : • Lafaz itu dapat menerima takwil seperti lafaz zhabir (menunjukkan maksud) dan lafaz hash (menunjukan makna) serta tidak berlaku untuk muhkam dan mufassar. • Lafaz itu mengandung kemungkinan untuk di- ta’wil-kan karena lafaz tersebut memiliki jangkauan yang luas dan dapat diartikan untuk di-ta’wail. Serta tidak asing dengan pengalihan kepada makna lain tersebut.
  • 17. Menurut bahasa : Terjemah adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain. Atau berarti mengganti, menyalin memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain Terjemah
  • 18. Sedangkan menurut Ash-Shabuni, terjemah Al-Qur’an adalah : • “Memindahkan Al-Qur’an kepada bahasa lain yang bukan bahasa Arab dan mencetak terjemah ini kedalam beberapa naskah agar dibaca orang yang tidak mengerti bahasa Arab sehingga ia dapat memahami kitab Allah SWT. Dengan perantaraan terjemahan ini.”
  • 19. Macam-macam terjemah Pada dasarnya, ada tiga corak penerjemah yaitu : • Terjemah maknawiyyah tafsiriyyah, adalah menerangkan makna atau kalimat dan mensyarahkanya, tidak terikat oleh leterlek-nya, melainkan oleh makna dan tujuan kalimat aslinya. • Terjemah harfiyah bi Al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata dari bahasa asli dengan kata-kata sinonimnya (muradif)-nya ke dalam bahasa baru dan terikat oleh bahasa aslinya. • Terjemah harfiyah bi dzuni Al-mistli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata bahasa asli kedalam bahasa lain dengan memerhatikan urutan makna dan segi sastranya, menurut kemampuan bahasa baru itu dan sejauh kemampuan penerjemahnya.
  • 20. Syarat-Syarat Penterjemah. – Penterjemah haruslah bersifat jujur dalam kegiatanya. – Mempunyai kemampuan yang sama terhadap kedua bahasa dalam hal kosa kata, kaedah-kaedah dan rasa bahasa. – Mendalami dan menguasai uslub-uslub dan keistimewaan- keistimewaan bahasa yang diterjemahkan. – Hendaknya sighat (bentuk) terjemah itu benar dan apabila dituangkan kembali ke dalam bahasa aslinya tidak terdapat kesalahan. – Terjemahan itu harus dapat mewakili semua arti dan maksud bahasa asli dengan lengkap dan sempurna. – Penterjemah haruslah mempunyai ilmu pengetahuan agama dan umum yang luas (persyaratanya mendekati persyaratan seorang musafir).
  • 21. Hukum Menterjemahkan Al-Quran Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat dismpulkan bahwa dari hasil terjemah harfiyah, jelas bahwa hukumnya haram. Karena selain bisa mengaburkan makna yang semestinya, juga tidak bisa dipahami. Sedangkan terjemahan maknawiyah, jelas terjemahan ini banyak dilakukan, guna penyebaran agama Islam, dan banyak memberikan manfaat bagi umat Islam lainya. Maka hukumnya fardhu kifayah, bahkan fardhu ‘ain bagi seorang ulama yang ditokohkan.
  • 22. Perbedaan Tafsir, Takwil dan Terjemah Perbedaan tafsir dan takwil di satu pihak dan terjemah di pihak lain adalah bahwa yang pertama berupaya menjelaskan makna-makna setiap kata di dalam Al- Quran, sedangkan yang kedua hanya mengalihkan bahasa Al-Quran yang nota bene bahasa Arab ke dalam bahasa non-Arab.
  • 23. TAFSIR TAKWIL • Al-Raghif Al-Bashrani : Lebih umum dan lebih banyak digunakan untuk lafazh dan kosa kata dalam kitab-kitab yang diturunkan Allah dan kitab-kitabnya • Menerangkan makna lafazh yang tak menerima selain dari satu arti • Al-Maturidi : menetapkan apa yang dikehendaki ayat dan menetapkan demikianlah yang dikehendaki Allah • Abu Thalib Ats-Tsa’labi : lebih menerangkan makna lafazh, baik berupa hakikat atau majaz Al-Raghif Al-Bashrani : lebih banyak dipergunakan untuk makna dan kalimat dalam kitab-kitab yang diturunkan Allah saja. Menetapkan makna yang dikehendaki suatu lafazh yang dapat diterima menerima banyak makna karena ada dalil-dalil yang mendukungnya Menyeleksi salah satu mekna yang mungkin diterima oleh suatu ayat dengan tidak meyakini bahwa itulah yang dikehendaki Allah Abu Thalib Ats-Tsa’labi: menafsirkan batin lafazh
  • 25. Kesimpulan Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan “hudan-lilmuttaqin”, maka untuk memahami kandungan al-Qur`an agar mudah diterapkan dalam pengamalan hidup sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam mengetahui arti/maknanya, takwil, dan tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga kehendak tujuan ayat al- Qur`an tersebut tepat sasarannya. Tafsir, takwil dan terjemah diperlukan dalam memahami isi kandungan ayat-ayat al-Qur`an yang mulia. Pengertian terjemah lebih simple dan ringkas karena hanya merubah arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lainnya. Sedangkan istilah tafsir lebih luas dari kata terjemah dan takwil , dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan ayat, surat, asbaabun nuzul, dan lain sebagainya dibahas dalam tafsir yang bertujuan untuk memberikan kepahaman isi ayat atau surat tersebut, sehingga mengetahui maksud dan kehendak firman-firman Allah SWT tersebut.