SlideShare a Scribd company logo
TUGAS AKHIR SEMESTER
MEKANISASI DAN ALAT - ALAT PERTANIAN
ALAT DAN MESIN PANEN
DPP/ DPJ : Ir. SIXTUS HUTAURUK, M.P
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
BESTARI YA'ADUHU HALAWA
130420010
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mesin pemamanen umumnya mempunyai komplesitas yang paling tinggi
dibadingkan mesin-mesin pertanian lapangan lainnya. Dewasa ini pertanian
modern sudah menggunakan berbagai teknik pemanenan dengan menggunakan
alat panen mesin, walaupun masih menggunakan dan membutuhkan alat panen
manual.
Pada awalnya alat panen yang banyak ditemui adalah alat panen padi,
namun seiring perkembangan teknologi alat panen lainnnya juga tersedia.
Banyak keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan alat panen mesin seperti
buah hasil panen dapat dipasarkan dalam keadaan segar maupun dalam kemasan
setelah diproses.
Untuk penjualan segar, umumnya buah masih dipanen secara manual
menggunakan manusia, sedangkan untuk diproses lebih lanjut misalnya menjadi
jus ataupun buah kaleng, buah dipanen secara mekanis menggunakan mesin.
Walaupun saat ini telah dikembangkan mesin memanenan buah secara langsung
satu per satu secara otomatis dengan robot, namun penggunaannya untuk
pertanian komersial masih sangat terbatas. Berdasarkan uraian diatas, penulis
membahas tentang alat panen untuk umbi, sayuran, buah - buahan serta serialia
atau sering disebut alat panen kombinasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebai salah satu tugas akhir
semester genap mata kuliah Mekanisasi dan Alat - alat pertanian yang diampu
oleh dosen Ir. Sixtus Hutauruk,M.P dan untuk mahasiswa pertanian agar
mengenal dan mengetahui alat panen pertanian pada berbagai jenis tumbuhan,
baik serealia maupun sayuran, buah – buahan, umbi – umbian dan tanaman
pangan lainnya.
1.3 Rumusan masalah
Berikut beberapa rumusan masalah dalam tulisan ini :
1. Apa yang dimaksud dengan alat dan mesin panen pertanian
2. Apa saja jenis dan fungsi alat dan mesin panen pertanian
3. Bagaimana cara kerja alat dan mesin panen pertanian tersebut
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing - masing alat dan mesin secara
konvensional dan mekanis
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Saat dan Cara Panen
Periode pasca panen dimulai dari saat panen, yaitu pengambilan tanaman
atau bagian yang dianggap sebagai produk sampai produk tersebut habis
dikonsumsi atau dijual. Pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan
dan penjualan produk ini akan menentukan kepuasan yang dapat dicapai dari
produk pertanian tersebut.
Saat panen yang tepat dapat mempengaruhi kualitas produk. Sekelompok
tanaman kualitas produknya cenderung lebih baik kalau lebih awal daripada lebih
lambat dari saat yang tepat, misalnya untuk sayuran dan beberapa buahan yang
segar, sedang kelompok lain sebaliknya, seperti tanaman yang produknya berupa
biji tua atau kering. Kelompok tanaman seperti tebu jika panen lebih awal atau
lebih lambat dari pada semestinya akan menurunkan hasil (Soetriono dkk, 2002).
Panen produk pertanian dapat dilakukan dengan cara manual satu persatu
atau mekanis. Pada cara manual peranan tenaga manusia lebih menonjol daripada
alat yang digunakan, sedang pada cara mekanis peranan alat yang digunakan lebih
menonjol dari pada tenaga manusianya.
Umumnya kualitas produk yang dipanen secara manual lebih baik, tetapi
memerlukan tenaga manusia dan waktu lebih banyak. Panen secara mekanis
menggunakan mesin jauh lebih menghemat tenaga manusia dan lebih cepat,
sehingga cocok untuk hamparan pertanaman yang luas, pada lahan yang datar, dan
tenaga kerja sedikit (Soetriono dkk, 2002).
2.3 Alat Tradisional dalam Pasca Panen
1. Arit
Arit adalah alat untuk menuai padi yang dibuat dari besi dan bentuk melengkung
serta diberi tangkai dari kayu, digunakan baik laki-laki maupun perempuan.
2. Gribing
Gribing adalah alat untuk mengumpulkan padi gedengan maupun padi curah
(gabah) pada saat panen sebelum dibawa kerumah. Dibuat dari anyaman bambu
dibentuk seperti tikar yang buatanya agak kasar.
3. Rancatan
Rancatan adalah alat pemikul untuk mengangkut padi gedengan dan padi curah
(gabah) dari sawah kerumah. Dibuat dari bahan bambu yang diraut sedemikian
rupa sehungga cocok diletakkan diatas bahu.
4. Salang
Salang adalah tali pemikul yang merupakan bagian alat pemikul. Dibuat dari
kulitpohon waru yang dipintal sedemikian rupa sehingga kuat menahan bebean
berat. Kadang-kadang ada juga yang dibuatdari serat sabut kelapa (Abu
dkk,1990).
2.4 Mesin Pasca Panen
1. Thresher
Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian
integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah layak
dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja
thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-
bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk dipasarkan,
biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-
padian dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, kacang tanah
harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan
dari rambutnya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai
tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda (Aidia, 2011).
Gambar.1 Thresher
2. Alat Pemipil Jagung
Kebanyakan jagung dipipil sebagai bagian operasi pemanenan. Petani
yang menanam padi-padian dan jagung menggunakan kelengkapan pemanen
jagung pada pemanen terpadu dan menggunakan unit perontok untuk memipil
jagung. Petani jagung kini menggunakan kelengkapan pemipil dalam kombinasi
dengan pemetik jagung. Bilamana jagung dipanen dengan kelobot masih terdapat
pada tongkol atau dihilangkan, diperlukan pemipil jagung guna penyiapan jagung
untuk pemasaran dalam keadaan terpipil. Pemipil pegas mempunyai sebuah
lempeng dibawah tekanan pegas untuk menahan tongkol pada suatu piringan yang
berputar yang melepas dan memisahkan butir-butir jagung dari janggelnya. Butir-
butir tadi jatuh ke bawah melalui unit pembersih, sedang janggel dilemparkan
keluar oleh konveyor (BPPP, 2009).
Gambar.2 Alat pemipil jagung
2.5 Metoda dan peralatan panen umbi, buah dan sayuran
Mesin panen kubis
Mesin pemanen kubis ini bekerja dengan cara manarik kubis dari tanaman
menggunakan kontra twin auger, yang kemudian dipotong sebatas daun terluar,
dan kemudian dialirkan ke kontainer menggunakan ban berjalan. Sistem
pemindahan container dilakukan menggunakan fork-lift. Mesin ini dapan
memanen 1 kubis setiap 2 detik. Kapasitas kontainernya 150 kubis, mempunyai
kapasitas lapang 3 are per jam, atau sekitar 33 jam perhektar.
Gambar 3. Mesin Pemanen Kubis (IAM, Japan)
Mesin pemanen akar gobo
Akar gobo merupakan salah jenis sayuran yang digunakan dalam masakan
di Jepang. Akar gobo sangat spesifik karena panjangnya dapat mencapai 2 meter
ke dalam tanah. Mesin ini beroperasi pada kecepatan maju sampai 2.3 cm/detik.
Mesin ini bekerja dengan cara menggemburkan tanah sampai kedalaman 1-1.2 m
menggunakan oscilatting digger, pangkal akar gobo menudian dijepit
menggunakan belt sambil ditarik keatas. Alat ini mempunyai kapasitas
pemanenan 2.6 are perjam.
Gambar 4. Mesin pemanen akar gobo
Mesin pemanen umbi
Mesin panen kentang ini dilengkapi dengan kemampuan untuk menggali
umbi, mangambil dan memisahkan daun dengan batang, mensortasi manual (oleh
pekerja) dan memasukkan umbi kedalam wadah penyimpan. Mesin ini bisa
dipergunakan untuk kentang, ketela rambat, wortel dan taro. Mesin ini
mempunyai kapasitas lapang 7 are/jam untuk pemanenan kentang, 10 are/jam
untuk pemanenan ketela rambat, 5 are/jam untuk pemanenan taro, dan 6 are per
jam untuk pemanenan wortel.
Gambar 5. Mesin pemanen kentang (IAM Japan)
Mesin pemanen buah dalam rumah kaca
Ada dua jenis pemanen buah dalam rumah kaca yaitu, jenis 3 roda dengan
satu penggerak dan jenis 4 roda dengan dua roda penggerak. Mesin ini dilengkapi
dengan kemudi otomatis (otomatic steering) yang dikendalikan melalui mikro-
komputer. Jenis roda 3 mempunyai kecepatan maju maksimum 5 cm/detik. Pada
saat memanen, pekerja duduk sambil memanen. Pada pengoperasian untuk
pemetikan strawberi alat ini dilengkapi dengan kontainer dengan kapasitas sampai
60 kg.
(3 tiga dengan satu roda penggerak) (4 roda dengan 2 roda penggerak)
Gambar. 6 Mesin panen buah dalam rumah kaca
2.6 Proses fungsional mesin
Karena keberagaman bentuk dan karakteristik produk yang akan dipanen
maka bentuk mesin panen umumnya sangat spesifik. Buah saja banyak ragam
bentuknya misalnya strawberi, apel, mangga, rambutan, nanas, pisang, dan
sebagainya. Zona perhatian suatu produk yang akan dipanen sangat beragam, ada
umbi yang di dalam tanah, ada tanaman perdu, ada tanaman semak, ada tanaman
pohon seperti ditunjukkan pada gambar, walaupun beberapa komoditi dapat
berada pada beberapa zone sekaligus.
Gambar.7 Zona perhatian suatu produk yang akan dipanen
Pemanen umbi-umbian
1. Driving Seat
2. Leading roller
3. Digging knife
7.Small taro separating
conveyer
8. First snapping roller
13. Forward feeding
conveyer
14. Second snapping
4. Colter
5. Soil separating
conveyer
6. Vibrator
9. Stalk leaf guide
10. Small potato tank
11. Damping conveyer
12. Rotary conveyer
roller
15. Small potato
removing roller
16. Sorting conveyer
17. Unloading tank
18. Rubber crawler
Gambar 8. Skema mesin pemanen umbi
Di Amerika umbi yang biasa dibudidayakan secara massal adalah wortel,
beet, bawang bombai (onion), kacang tanah, kentang, ketela rambat. Mesin panen
kentang adalah mesin yang bekerja secara curah. Dalam prinsip kerjanya, mesin
ini akan menggali sejumlah besar tanah yang mengandung umbi, kemudian umbi
dan tanah ini akan dipisahkan dengan cara dialirkan sambil digetarkan sehingga
tanah dan kotoran rontok kebawah, sedangkan umbi dibawa ke suatu tempat
penampungan seperti diilustrasikan dalam skema pada gambar.
Seringkali umbi dipanen dengan mengikut sertakan porsi tanaman bagian
atas sebelum menggali bagian akar. Seperti ditunjukkan pada Gambar, misalnya,
tanaman (P) dengan bagian atas (F) dan bagian akar (RC) dipegang sebelum
bagian pengangkat umbi (1) mengambilnya dari dalam tanah.
Gambar 9 Mesin panen umbi US Patent #4,416,334 (Srivastava, 1994)
Pada mesin pemanen kacang tanah misalnya, pemanenan dilaksanakan
dalam 2 tingkat. Pemanenan tingkat pertama adalah memanen seluruh tanaman
kacang tanah bersama polongnya diangkat dengan menggunakan beberapa disc
coulter seperti pada Gambar 13.8 (kiri).
Gambar 9. Mesin panen kacang tanah US Patent #4,934,461 dan Mesin combine
kacang tanah US Paten #4,166,505 (Srivastava, 1994)
Pada tahap awal 4 disk coulter difungsikan untuk menggemburkan tanah
dan memecah tanah dari polong kacang. Dua buah dis coulter yang berhadapan
(1) berfungsi untuk mengangkat dan membalik sambil menempatkan tanaman
kacang pada windrowing dan bagian pemisah tanah yang ada dibagian belakang
mesin. Bagian pemisah ini digetarkan menggunakan pto traktor, untuk
meningkatkan efisiensi pemisahan tanah dan membantu menempatkan tanaman
hasil panen di tengah-tengah windrowing. Pada saat kelembaban telah cukup
rendah, maka tanaman yang ditempatkan pada windrowing ini dipanen lagi
menggunakan peanut combine harvester, yang berfungsi untuk memisahkan
kacang tanah dari tanaman dan selanjutnya dipisahkan polongnya. Mekanisme
selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 13.8 (kanan). Seluruh tanaman
digerakkan melewati saringan (7) oleh aksi dorongan dari tine (1). Pemisahan
selanjutnya dilaksanakan oleh pengayak (5) dan (6) dan fan (3) seperti straw
walker pada combine padi. Akhirnya polong bersih di kumpulkan dalam
konveyor (4) untuk dipindahkan ke bagian pengumpul/pengangkut.
2.7 Pemanenan tanaman di permukaan
Pada pemanen kubis seperti ditunjukkan pada Gambar. Pada mesin panen
ini roller feeder berbentuk spiral helik (1 dan 2) harus disinkronkan kecepatannya
antara kecepatan horisontal putaran feeder dan kecepatan maju mesin
panen. Untuk itu mesin ini harus diperasikan oleh traktor yang mempunyai
putaran pto yang dapat disinkronisasikan dengan kecepatan majunya, atau
sinkronisasi melalui ground wheel (3 dan 5).
Gambar 10. Alat pemanen kubis US Paten #3,858,660
Kemiringan feeder ini meningkat saat kubis hasil panen bergerak ke
bagian belakang mesin. Tahanan dari tanaman untuk tidak tercabut menyebabkan
kepala kubis dan daun terbawah untuk terjepit diantara roller feeder sampai
tersedia cukup gaya untuk mengambil hanya kepala kubisnya saja. Tercabutnya
seluruh tanaman merupakah hal yang tidak dikehendaki pada mesin panen
ini. Dua buah roller feeder yang berputar berlawanan arah dan bergerak kearah
bawah juta menyebabkan kepala kubis didudukkan secara tepat pada saat
pemotong disk (6 dan 7) mendekatinya. Potongan kepala kubis ini kemudian di
pindahkan ke elevator (4) menuju ke wadah penampungan atau ke kendaraan
pengangkut (Srivastava, 1994).
2.8 Pemanenan pohon
Pemanen buah dari pohon secara mekanis umumnya dilakukan dengan
menggetarkan pohon sehingga buah rontok. Buah yang rontok tersebut
ditampung dengan dua cara, 1) dikumpulkan dengan bidang pengumpul yang
berbentuk seperti payung besar (lihat gambar dibawah), atau untuk buah-buah
berkulit keras dibiarkan jatuh ketanah. Mesin pemanen buah umumnya
mempunyai dua komponen utama yaitu penggetar pohon (tree shaker) and sistem
pemungut (pick-up system).
Gambar 11. Mesin pemanen pohon US Paten 3,896,612 (Srivastava, 1994)
Untuk mengumpulkan buah yang jatuh, terdapat bidang pengumpul (1 and
2) yang ditempatkan dibawah kanopi pohon yang di getarkan. Bagian pengumpul
ini dibuat miring agar buah yang jatuh dapat menggelinding sendiri mendekati
bagian pengumpul Sementara decelerator strip (3) menjaga agar buah yang jatuh
tidak secara langsung menghantam pengumpul (4), untuk selanjutnya dibwa ke
konveyor (6) ke wadah penampung (5)
Pada dasarnya menggetarkan pohon berarti memberikan energi dalam
jumlah besar ke struktur pohon. Masa yang diputar secara eksentrik dapat
dijadikan sebagai sumber getar, dengan konstruksi seperti apada gambar.
Gambar 12. Konstruksi penggetar eksentrik variabel US Patent #4,776,156 dan
penggetar multi pola (US Patent #4,409,782 (Srivastava, 1994)
Pada pemanenan jeruk untuk jus dan pemanenan kacang pohon (nut) unit
penggetar pohon dan unit pengumpul terpisah, seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah. Penggetaran dilaksanakan dengan unit penggetar pohon (tree shaker),
dimana buah yang rontok dibiarkan jatuh ketanah. Buah yang jatuh ini kemudian
dikumpulkan menggunakan mesin pengumpul (gathering machine). Pada mesin
pamanen pohon jenis ini, digunakan mesin penggetar yang dapat menghasilkan
amplitudu getar dengan pola yang berbeda, sejalan dengan pemahaman bahwa
hasil perpindahan dari semua penggetar inersial adalah merupakan fungsi dari
masa dan resonsi karakteristik getaran struktur dari pohon yang digetarkan.
Gambar 13. Unit penggetar pohon US Paten #4,409,782 dan unit pengumpul US
Patent #4,364,222 (Srivastava, 1994)
2.9 Evaluasi kinerja
Kinerja suatu mesin panen dikatakan baik jika produk yang dipanen
mempunyai kerusakan yang minimal. Biasanya kerusakan panen mekanis adalah
memar (bruising) karena proses deselerasi atau adanya impak saat proses
pemanenan. Suatu produk cenderung rusak jika mendapatkan tekanan yang
melebihi nilai critical shear stress atau melebihi nilai compressive stress. Sering
kali beberapa bagian dari mesin panen yang didesain untuk menyalurkan energi
vibrasi kepada bahan yang akan dipanen menyebabkan memar. Impak dari buah
yang jatuh bebas saat dipanen atau pada permukaan pengumpul juga sering
menjadi sumber kerusakan.
Kerusakan (damage)
Produk yang memar, terpotong, lecet, dan kerusakan langsung pada
tanaman yang panen adalah akibat yang harus dihindari dari operasi
pemanenan. Kerusakan produk secara langsung akan menurunkan mutu produk,
dan selanjutnya akan menurunkan nilai jual produk.
Kerusakan sering berhubungan langsung dengan total energi yang diterma
oleh jaringan komoditi yang dipanen. Misalnya blueberry akan menimbulkan
kerusakan yang sama jika dijatuhkan 16 x dipermukaan datar pada ketinggian 2
cm, atau 8x pada ketinggian 4 cm atau 4x pada ketinggian 8 cm. Pada prinsipnya
untuk mengurangi memar maka jumlah energi kinetik yang diterima oleh
komoditi yang dipanen harus diminimumkan.
Efisiensi (efficiency)
Efisiensi lapang juga merupakan kajian yang penting pada operasi mesin
pemanen. Biasanya efisiensi lapang ini dibandingkan dengan operasi sejenis yang
sudah ada atau dibandingkan dengan standard. Sampai saat ini tida ada suatu
definisi yang pasti mengenai efisiensi lapang pemanenan. Biasanya
diterjemahkan sebagai nilai ekonomis yang didapat dari produk sebagai
prosentase dari total yang bisa dipanen.
Sering nilai total yang bisa dipanen di setarakan dengan nilai jika dipanen
secara manual menggunakan tangan. Walaupun pemanenan dengan tangan juga
mempunyai kuantitas tidak terpanen dan kehilangan saat panen. Kehilangan saat
panen (ground loss) merupakan komponen kinerja yang penting pada suatu mesin
panen. Kehilangan saat panen dinyatakan dalam prosentase terhadap total
panenan atau hasil bersih. Ini berbeda dengan kehilangan di lahan saat sebelum
panen yang mungkin disebabkan oleh kondisi cuaca atau keterlambatan panen.
Kehandalan (reliability)
Komoditi yang akan dipanen menggunakan mesin umumnya komoditi
berharga mahal, seperti buah-buahan, sayuran, umbi-umbian dan kacang. Karena
itu mesin panen hendaknya dirancang agar mempunyai MBTF (mean time before
failure) yang tinggi, karena waktu panen sering kali sangat singkat
waktunya. Karena itu mesin panen harus mendapatkan perawatan dan
pemeliharaan preventif setiap tahun sebelum masa panen. Desain mesin panen
harus menggunakan komponen standard dan mempertimbangkan ketersediaannya
sebagai suku cadang di pasar lokal (Jurnal IPB, 2016).
Karena produk yang dipanen akan dikonsumsi oleh manusia, maka
kontaminasi terhadap oli atau cairan kimia mesin lainnya harus dihindarkan
selama panen. Disamping itu, harus dipikirkan cara yang paling efektif agar
beberapa bagian mesin tidak tertumpuk sisa-sisa hasil panen. Mesin panen perlu
dibersihkan secara periodik, untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur
yang dapat menurunkan mutu hasil panen.
Keamanan terhadap manusia yang bekerja harus menjadi perhatian saat
mengoperasikan mesin panen. Hal ini karena sering kali bagian pemanen yang
bergerak tidak bisa ditutupi oleh pengaman karena mengganggu akses terhadap
komoditi dalamproses panen. Operasi standar yang harus selalu dilakukan adalah
bahwa sumber tenaga (enjin, atau aki) harus selalu dimatikan saat operasi
perawatan dan pemeliharaan. Untuk itu semua standar desain teknik yang aman
dan memungkinkan harus diterapkan dalam desain mesin panen ini (Anonim,
2016).
2.10 Pemanen kombinasi
Diagram pemanen kombinasi konvensional
1) Kumparan penarik
2) Batang pemotong
3) Kepala auger
4) Konveyor biji-bijian
5) Perangkap batu
6) Drum perontok
7) Cekungan
8) Pembawa jerami
9) Nampan biji-bijian
10) Kipas
11) Ayakan yang dapat diatur
12) Ayakan utama
13) Konveyor tongkol
14) Pendaur ulang tongkol
15) Auger biji-bijian
16) Tangki biji-bijian
17) Penekan jerami
18) Kabin pengemudi
19) Mesin
20) Auger pengeluaran
21) Impeller
Pemanen kombinasi (combine harvester) adalah mesin yang memanen
tanaman serealia. Mesin ini, seperti namanya, merupakan kombinasi dari tiga
operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu
rangkaian operasi. Di antara serealia yang dipanen antara lain gandum, oat, rye,
barley, jagung, kedelai, dan flax. Batang serealia atau jerami ditinggalkan di lahan
untuk memberikan nutrisi dan menambah kadar organik bagi tanah, atau
dikumpulkan kembali dengan mesin baler (pembuat bale, gulungan jerami) dan
dipadatkan untuk diberikan ke hewan ternak (Wikipedia, 2016).
Pemanen kombinasi adalah salah satu penemuan penting di bidang
pertanian karena mampu menghemat biaya tenaga kerja dan mengefisiensikan
usaha tani. Perhatikan diagram di atas. Tanaman yang akan dipanen masuk ke
nomor (2) dengan dipotong batang bawahnya menggunakan batang pemotong.
Setelah itu dialirkan ke perontok (6) menggunakan auger (3) dan konveyor (4).
Biji-bijian yang rontok akan jatuh ke nampan di bawahnya (9), dengan
memanfaatkan getaran yang dihasilkan mesin, biji-bijian mengalir ayakan (11)
dan ayakan utama (12) lalu jatuh ke kaki auger biji-bijian (15) untuk dibawa ke
tangki biji-bijian (16). Sementara jerami yang mungkin masih mengandung biji-
bijian dibawa sambil digetarkan di pembawa jerami (8). Biji-bijian yang tersisa
akan jatuh ke ayakan (11) dan mengikuti aliran biji-bijian utama. Tongkol atau
kepala biji-bijian berukuran cukup besar sehingga tidak dapat lolos ayakan utama.
Tongkol akan kembali ke perontok (6) untuk dirontokkan kembali.
Jerami akan dikeluarkan melalui penekan jerami (chaffer) (17)

Pemanen kabin terbuka Lely

Pemanenan gandum
Rostselmash Torum 740
mesin dengan perontok
berputar (rotary thresher) ,
dilengkapi kabin tertutup dan
berpendingin udara

"Old Style Harvester" di
Henty, Australia

Pemanenan oat dengan mesin
Claas case 570

John Deere Combine 9870
STS dengan 625D

Bagian bawah John Deere
9870 STS

Pemanen kombinasi aliran
aksial Case IH

John Deere 9410 dengan
landasan biji-bijian terpasang

John Deere Titan Series
memanen jagung dengan
bantuan truk penampung

Massey Ferguson dengan
pengatur kemiringan untuk
menanen di lahan yang tidak
rata

McCormick 141, sekitar
tahun 1950an

Pemanen kombinasi untuk
padi (Wikipedia, 2016).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada landasan teori, maka alat panen pertanian terdiri
dari berbagai macam dan jenis serta digunakan pada komoditas yang berbeda.
Alat Tradisional dalam Pasca Panen diantaranya Arit, Gribing, Rancatan dan
Salang. Sedangkan Mesin Pasca Panen diantaranya Thresher dan Alat Pemipil
Jagung pada alat dan mesin panen suku serealia, ada juga tipe mesin atau alat
panen kombinasi. Dilain sisi peralatan panen umbi, buah dan sayuran diantaranya
adalah Mesin panen kubis, Mesin pemanen buah dalam rumah kaca, Mesin
pemanen akar gobo serta Mesin pemanen umbi.
Karena keberagaman bentuk dan karakteristik produk yang akan dipanen
maka bentuk mesin panen umumnya sangat spesifik. Pemanen buah dari pohon
secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggetarkan pohon sehingga buah
rontok. Kinerja suatu mesin panen dikatakan baik jika produk yang dipanen
mempunyai kerusakan yang minimal. Biasanya kerusakan panen mekanis adalah
memar (bruising) karena proses deselerasi atau adanya impak saat proses
pemanenan.
Suatu produk cenderung rusak jika mendapatkan tekanan yang melebihi
nilai critical shear stress atau melebihi nilai compressive stress. Produk yang
memar, terpotong, lecet, dan kerusakan langsung pada tanaman yang panen adalah
akibat yang harus dihindari dari operasi pemanenan. Kerusakan produk secara
langsung akan menurunkan mutu produk, dan selanjutnya akan menurunkan nilai
jual produk.
Efisiensi lapang juga merupakan kajian yang penting pada operasi mesin
pemanen. Biasanya efisiensi lapang ini dibandingkan dengan operasi sejenis yang
sudah ada atau dibandingkan dengan standard. Walaupun pemanenan dengan
tangan juga mempunyai kuantitas tidak terpanen dan kehilangan saat
panen. Kehilangan saat panen (ground loss) merupakan komponen kinerja yang
penting pada suatu mesin panen. Kehilangan saat panen dinyatakan dalam
prosentase terhadap total panenan atau hasil bersih. Berbeda dengan kehilangan di
lahan saat sebelum panen yang mungkin kondisi cuaca atau keterlambatan panen.
Komoditi yang akan dipanen menggunakan mesin umumnya komoditi
berharga mahal, seperti buah-buahan, sayuran, umbi-umbian dan
kacang. Keamanan terhadap manusia yang bekerja harus menjadi perhatian saat
mengoperasikan mesin panen. Hal ini karena sering kali bagian pemanen yang
bergerak tidak bisa ditutupi oleh pengaman karena mengganggu akses terhadap
komoditi dalamproses panen. Operasi standar yang harus selalu dilakukan adalah
bahwa sumber tenaga (enjin, atau aki) harus selalu dimatikan saat operasi
perawatan dan pemeliharaan.
3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa pertanian lebih mengenal dan mengetahui berbagai
macam jenis dan tipe alat – alat dan mesin pemanenan dalam pertanian agar tidak
salah informasi jika dijelaskan kepada masyarakat khususnya petani.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Wahyuningsih, Siregar, Galba, dan Saadah. 1990. Teknologi Pertanian
Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan
di Cianjur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Obyek
Inventaris dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya.
Admin. 2011. Mendalami Traktor Tangan. [serial on line].
http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailbe
rita/450diakses pada 13 februari 2016`
Aidia. 2011. Alat Mesin Pertanian Prapanen Dan Pascapanen. [serial on line].
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/alat-mesin-pertanian-pra-anen-
dan.html. diakses pada 13 januari 2016
Anonym. 2012. Alat Pertanian Lalandak. [serial on line]. http://foto-
urangkampoeng.blogspot.com/2012/05/alat-pertanian-lalandak.html.diakse
pada 15 januari 2016.
BPPP. 2009. Mesin Pemipil Jagung Tipe Flaxible Concave dengan Hasil Pipilan
Sesuai Standar SNI. [serial on line]
http://eproduk.litbang.deptan.go.id/product.php?id_product=98.diakses
pada 18 januari 2016.
Damiri, A. 2012. Caplak Roda. [serial on line].
http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&
view=article&id=324:caplak-roda&catid=14:alsin, diakses 19 januari
2016.
Heryawan, 2012. Berkah Kejujuran. [serial on line].
http://gudangnyacerita.blogspot.com/2012/10/berkah-kejujuran.html.
Diakses pada 31 januari 2016.
Jurnal IPB. 2016. http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin
%20Budidaya%20Pertanian/Panen%20Umbi%20Buah%20dan%20Sayur
n.htm, diakses 12 januari 2016.
Rindang, A. 2010. Alat dan Mesin Pengolahan Tanah. [serial on line].
http://gadogadobumbukacanginginberbagi.blogspot.com/2010_03_01_arc
hive.html diakses 13 februari 2016
Srivastava, A. K., C. E. Goering, R. P. Rohrbach. 1993. Enginering Principles of
Agricultural Machines. ASAE Texbook Number 6, American Society of
Agriculutural Engineers.
Stout, B.A. and B. Cheze. 1999 . CIGR handbook of agricultural engineering,
volume III : Plant production engineering. Published by ASAE.
Soetriono, Rijanto, dan Suwandari, A. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember:
Universitas Jember.
Teken, IGB. 1983. Aplikasi Teknologi Pertanian, Intensifikasi Tanaman Pangan,
dan Pola Usaha Tani. Jakarta: Biro Pusat Statistik.

More Related Content

What's hot

Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Tidar University
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Rina Riannur
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
Moh Masnur
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
Repository Ipb
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
Google
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
Pematangan buah 8
Pematangan buah 8Pematangan buah 8
Pematangan buah 8
Andrew Hutabarat
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
University of Lampung
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
Google
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
agronomy
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
Agustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)SyaRif Damput
 

What's hot (20)

Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Pematangan buah 8
Pematangan buah 8Pematangan buah 8
Pematangan buah 8
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhan
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)
 

Similar to Feb

Alat – alat mekanisasi pertanian
Alat – alat mekanisasi pertanianAlat – alat mekanisasi pertanian
Alat – alat mekanisasi pertaniandedidarmaandrians
 
Laporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docx
Laporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docxLaporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docx
Laporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docx
priyamohanisyahputri
 
Laporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 payLaporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 pay
Nilna Arohmah
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
Sebelas Maret University
 
1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt
1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt
1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt
henny15
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Tidar University
 
PENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdf
PENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdfPENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdf
PENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdf
arsyadi syadi
 
Kelapa sawit nunung
Kelapa sawit nunungKelapa sawit nunung
Kelapa sawit nunung
SukardiEddie
 
Akrimna fibiya
Akrimna fibiyaAkrimna fibiya
Akrimna fibiya
PutriSetyaning
 
Akrimna fibiya
Akrimna fibiyaAkrimna fibiya
Akrimna fibiya
PutriSetyaning
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelaiafifauliya
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
Eki argiansyah
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumrizky hadi
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Muasyaroh
 
Bab i
Bab iBab i
Prodben fix
Prodben fixProdben fix
Prodben fix
wirdiyanah khalida
 
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
Ana Puja Prihatin
 
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptxPohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
RizkalFadli1
 

Similar to Feb (20)

Alat – alat mekanisasi pertanian
Alat – alat mekanisasi pertanianAlat – alat mekanisasi pertanian
Alat – alat mekanisasi pertanian
 
Laporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docx
Laporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docxLaporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docx
Laporan Praktikum Mesin&Peralatan KEL.5.docx
 
Laporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 payLaporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 pay
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt
1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt
1. Peranan Mekanisasi Pertanian tttt.ppt
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
PENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdf
PENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdfPENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdf
PENANAMAN PADI DENGAN RICE PLANTER.pdf
 
Kelapa sawit nunung
Kelapa sawit nunungKelapa sawit nunung
Kelapa sawit nunung
 
Akrimna fibiya
Akrimna fibiyaAkrimna fibiya
Akrimna fibiya
 
Akrimna fibiya
Akrimna fibiyaAkrimna fibiya
Akrimna fibiya
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelai
 
Tpt semangka
Tpt semangkaTpt semangka
Tpt semangka
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas pembuatan tempe
Tugas pembuatan tempeTugas pembuatan tempe
Tugas pembuatan tempe
 
Prodben fix
Prodben fixProdben fix
Prodben fix
 
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
 
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptxPohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
Pohon Industri dan Proses Pengolahan Jagung.pptx
 

More from Febrina Tentaka

PLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGYPLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGY
Febrina Tentaka
 
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Febrina Tentaka
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
Febrina Tentaka
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Febrina Tentaka
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Febrina Tentaka
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
Febrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Febrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Febrina Tentaka
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
Febrina Tentaka
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
Febrina Tentaka
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
Febrina Tentaka
 
Paper Kultur
Paper KulturPaper Kultur
Paper Kultur
Febrina Tentaka
 
Bab i2
Bab i2Bab i2
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
Febrina Tentaka
 
Data praktikum ekologi air tawar 1
 Data praktikum ekologi air tawar 1 Data praktikum ekologi air tawar 1
Data praktikum ekologi air tawar 1
Febrina Tentaka
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Febrina Tentaka
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Febrina Tentaka
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
Febrina Tentaka
 

More from Febrina Tentaka (20)

PLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGYPLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGY
 
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
 
Paper Kultur
Paper KulturPaper Kultur
Paper Kultur
 
Bab i2
Bab i2Bab i2
Bab i2
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Data praktikum ekologi air tawar 1
 Data praktikum ekologi air tawar 1 Data praktikum ekologi air tawar 1
Data praktikum ekologi air tawar 1
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
biokimia
biokimia biokimia
biokimia
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 

Feb

  • 1. TUGAS AKHIR SEMESTER MEKANISASI DAN ALAT - ALAT PERTANIAN ALAT DAN MESIN PANEN DPP/ DPJ : Ir. SIXTUS HUTAURUK, M.P OLEH : FEBRINA SINAGA 130420017 BESTARI YA'ADUHU HALAWA 130420010 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Mesin pemamanen umumnya mempunyai komplesitas yang paling tinggi dibadingkan mesin-mesin pertanian lapangan lainnya. Dewasa ini pertanian modern sudah menggunakan berbagai teknik pemanenan dengan menggunakan alat panen mesin, walaupun masih menggunakan dan membutuhkan alat panen manual. Pada awalnya alat panen yang banyak ditemui adalah alat panen padi, namun seiring perkembangan teknologi alat panen lainnnya juga tersedia. Banyak keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan alat panen mesin seperti buah hasil panen dapat dipasarkan dalam keadaan segar maupun dalam kemasan setelah diproses. Untuk penjualan segar, umumnya buah masih dipanen secara manual menggunakan manusia, sedangkan untuk diproses lebih lanjut misalnya menjadi jus ataupun buah kaleng, buah dipanen secara mekanis menggunakan mesin. Walaupun saat ini telah dikembangkan mesin memanenan buah secara langsung satu per satu secara otomatis dengan robot, namun penggunaannya untuk pertanian komersial masih sangat terbatas. Berdasarkan uraian diatas, penulis membahas tentang alat panen untuk umbi, sayuran, buah - buahan serta serialia atau sering disebut alat panen kombinasi. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebai salah satu tugas akhir semester genap mata kuliah Mekanisasi dan Alat - alat pertanian yang diampu oleh dosen Ir. Sixtus Hutauruk,M.P dan untuk mahasiswa pertanian agar mengenal dan mengetahui alat panen pertanian pada berbagai jenis tumbuhan, baik serealia maupun sayuran, buah – buahan, umbi – umbian dan tanaman pangan lainnya. 1.3 Rumusan masalah Berikut beberapa rumusan masalah dalam tulisan ini : 1. Apa yang dimaksud dengan alat dan mesin panen pertanian 2. Apa saja jenis dan fungsi alat dan mesin panen pertanian
  • 3. 3. Bagaimana cara kerja alat dan mesin panen pertanian tersebut 4. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing - masing alat dan mesin secara konvensional dan mekanis
  • 4. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saat dan Cara Panen Periode pasca panen dimulai dari saat panen, yaitu pengambilan tanaman atau bagian yang dianggap sebagai produk sampai produk tersebut habis dikonsumsi atau dijual. Pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan dan penjualan produk ini akan menentukan kepuasan yang dapat dicapai dari produk pertanian tersebut. Saat panen yang tepat dapat mempengaruhi kualitas produk. Sekelompok tanaman kualitas produknya cenderung lebih baik kalau lebih awal daripada lebih lambat dari saat yang tepat, misalnya untuk sayuran dan beberapa buahan yang segar, sedang kelompok lain sebaliknya, seperti tanaman yang produknya berupa biji tua atau kering. Kelompok tanaman seperti tebu jika panen lebih awal atau lebih lambat dari pada semestinya akan menurunkan hasil (Soetriono dkk, 2002). Panen produk pertanian dapat dilakukan dengan cara manual satu persatu atau mekanis. Pada cara manual peranan tenaga manusia lebih menonjol daripada alat yang digunakan, sedang pada cara mekanis peranan alat yang digunakan lebih menonjol dari pada tenaga manusianya. Umumnya kualitas produk yang dipanen secara manual lebih baik, tetapi memerlukan tenaga manusia dan waktu lebih banyak. Panen secara mekanis menggunakan mesin jauh lebih menghemat tenaga manusia dan lebih cepat, sehingga cocok untuk hamparan pertanaman yang luas, pada lahan yang datar, dan tenaga kerja sedikit (Soetriono dkk, 2002). 2.3 Alat Tradisional dalam Pasca Panen 1. Arit Arit adalah alat untuk menuai padi yang dibuat dari besi dan bentuk melengkung serta diberi tangkai dari kayu, digunakan baik laki-laki maupun perempuan. 2. Gribing Gribing adalah alat untuk mengumpulkan padi gedengan maupun padi curah (gabah) pada saat panen sebelum dibawa kerumah. Dibuat dari anyaman bambu dibentuk seperti tikar yang buatanya agak kasar.
  • 5. 3. Rancatan Rancatan adalah alat pemikul untuk mengangkut padi gedengan dan padi curah (gabah) dari sawah kerumah. Dibuat dari bahan bambu yang diraut sedemikian rupa sehungga cocok diletakkan diatas bahu. 4. Salang Salang adalah tali pemikul yang merupakan bagian alat pemikul. Dibuat dari kulitpohon waru yang dipintal sedemikian rupa sehingga kuat menahan bebean berat. Kadang-kadang ada juga yang dibuatdari serat sabut kelapa (Abu dkk,1990). 2.4 Mesin Pasca Panen 1. Thresher Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir- bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi- padian dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan dari rambutnya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda (Aidia, 2011). Gambar.1 Thresher
  • 6. 2. Alat Pemipil Jagung Kebanyakan jagung dipipil sebagai bagian operasi pemanenan. Petani yang menanam padi-padian dan jagung menggunakan kelengkapan pemanen jagung pada pemanen terpadu dan menggunakan unit perontok untuk memipil jagung. Petani jagung kini menggunakan kelengkapan pemipil dalam kombinasi dengan pemetik jagung. Bilamana jagung dipanen dengan kelobot masih terdapat pada tongkol atau dihilangkan, diperlukan pemipil jagung guna penyiapan jagung untuk pemasaran dalam keadaan terpipil. Pemipil pegas mempunyai sebuah lempeng dibawah tekanan pegas untuk menahan tongkol pada suatu piringan yang berputar yang melepas dan memisahkan butir-butir jagung dari janggelnya. Butir- butir tadi jatuh ke bawah melalui unit pembersih, sedang janggel dilemparkan keluar oleh konveyor (BPPP, 2009). Gambar.2 Alat pemipil jagung 2.5 Metoda dan peralatan panen umbi, buah dan sayuran Mesin panen kubis Mesin pemanen kubis ini bekerja dengan cara manarik kubis dari tanaman menggunakan kontra twin auger, yang kemudian dipotong sebatas daun terluar, dan kemudian dialirkan ke kontainer menggunakan ban berjalan. Sistem pemindahan container dilakukan menggunakan fork-lift. Mesin ini dapan memanen 1 kubis setiap 2 detik. Kapasitas kontainernya 150 kubis, mempunyai kapasitas lapang 3 are per jam, atau sekitar 33 jam perhektar.
  • 7. Gambar 3. Mesin Pemanen Kubis (IAM, Japan) Mesin pemanen akar gobo Akar gobo merupakan salah jenis sayuran yang digunakan dalam masakan di Jepang. Akar gobo sangat spesifik karena panjangnya dapat mencapai 2 meter ke dalam tanah. Mesin ini beroperasi pada kecepatan maju sampai 2.3 cm/detik. Mesin ini bekerja dengan cara menggemburkan tanah sampai kedalaman 1-1.2 m menggunakan oscilatting digger, pangkal akar gobo menudian dijepit menggunakan belt sambil ditarik keatas. Alat ini mempunyai kapasitas pemanenan 2.6 are perjam. Gambar 4. Mesin pemanen akar gobo Mesin pemanen umbi Mesin panen kentang ini dilengkapi dengan kemampuan untuk menggali umbi, mangambil dan memisahkan daun dengan batang, mensortasi manual (oleh pekerja) dan memasukkan umbi kedalam wadah penyimpan. Mesin ini bisa dipergunakan untuk kentang, ketela rambat, wortel dan taro. Mesin ini
  • 8. mempunyai kapasitas lapang 7 are/jam untuk pemanenan kentang, 10 are/jam untuk pemanenan ketela rambat, 5 are/jam untuk pemanenan taro, dan 6 are per jam untuk pemanenan wortel. Gambar 5. Mesin pemanen kentang (IAM Japan) Mesin pemanen buah dalam rumah kaca Ada dua jenis pemanen buah dalam rumah kaca yaitu, jenis 3 roda dengan satu penggerak dan jenis 4 roda dengan dua roda penggerak. Mesin ini dilengkapi dengan kemudi otomatis (otomatic steering) yang dikendalikan melalui mikro- komputer. Jenis roda 3 mempunyai kecepatan maju maksimum 5 cm/detik. Pada saat memanen, pekerja duduk sambil memanen. Pada pengoperasian untuk pemetikan strawberi alat ini dilengkapi dengan kontainer dengan kapasitas sampai 60 kg. (3 tiga dengan satu roda penggerak) (4 roda dengan 2 roda penggerak) Gambar. 6 Mesin panen buah dalam rumah kaca
  • 9. 2.6 Proses fungsional mesin Karena keberagaman bentuk dan karakteristik produk yang akan dipanen maka bentuk mesin panen umumnya sangat spesifik. Buah saja banyak ragam bentuknya misalnya strawberi, apel, mangga, rambutan, nanas, pisang, dan sebagainya. Zona perhatian suatu produk yang akan dipanen sangat beragam, ada umbi yang di dalam tanah, ada tanaman perdu, ada tanaman semak, ada tanaman pohon seperti ditunjukkan pada gambar, walaupun beberapa komoditi dapat berada pada beberapa zone sekaligus. Gambar.7 Zona perhatian suatu produk yang akan dipanen Pemanen umbi-umbian 1. Driving Seat 2. Leading roller 3. Digging knife 7.Small taro separating conveyer 8. First snapping roller 13. Forward feeding conveyer 14. Second snapping
  • 10. 4. Colter 5. Soil separating conveyer 6. Vibrator 9. Stalk leaf guide 10. Small potato tank 11. Damping conveyer 12. Rotary conveyer roller 15. Small potato removing roller 16. Sorting conveyer 17. Unloading tank 18. Rubber crawler Gambar 8. Skema mesin pemanen umbi Di Amerika umbi yang biasa dibudidayakan secara massal adalah wortel, beet, bawang bombai (onion), kacang tanah, kentang, ketela rambat. Mesin panen kentang adalah mesin yang bekerja secara curah. Dalam prinsip kerjanya, mesin ini akan menggali sejumlah besar tanah yang mengandung umbi, kemudian umbi dan tanah ini akan dipisahkan dengan cara dialirkan sambil digetarkan sehingga tanah dan kotoran rontok kebawah, sedangkan umbi dibawa ke suatu tempat penampungan seperti diilustrasikan dalam skema pada gambar. Seringkali umbi dipanen dengan mengikut sertakan porsi tanaman bagian atas sebelum menggali bagian akar. Seperti ditunjukkan pada Gambar, misalnya, tanaman (P) dengan bagian atas (F) dan bagian akar (RC) dipegang sebelum bagian pengangkat umbi (1) mengambilnya dari dalam tanah. Gambar 9 Mesin panen umbi US Patent #4,416,334 (Srivastava, 1994) Pada mesin pemanen kacang tanah misalnya, pemanenan dilaksanakan dalam 2 tingkat. Pemanenan tingkat pertama adalah memanen seluruh tanaman
  • 11. kacang tanah bersama polongnya diangkat dengan menggunakan beberapa disc coulter seperti pada Gambar 13.8 (kiri). Gambar 9. Mesin panen kacang tanah US Patent #4,934,461 dan Mesin combine kacang tanah US Paten #4,166,505 (Srivastava, 1994) Pada tahap awal 4 disk coulter difungsikan untuk menggemburkan tanah dan memecah tanah dari polong kacang. Dua buah dis coulter yang berhadapan (1) berfungsi untuk mengangkat dan membalik sambil menempatkan tanaman kacang pada windrowing dan bagian pemisah tanah yang ada dibagian belakang mesin. Bagian pemisah ini digetarkan menggunakan pto traktor, untuk meningkatkan efisiensi pemisahan tanah dan membantu menempatkan tanaman hasil panen di tengah-tengah windrowing. Pada saat kelembaban telah cukup
  • 12. rendah, maka tanaman yang ditempatkan pada windrowing ini dipanen lagi menggunakan peanut combine harvester, yang berfungsi untuk memisahkan kacang tanah dari tanaman dan selanjutnya dipisahkan polongnya. Mekanisme selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 13.8 (kanan). Seluruh tanaman digerakkan melewati saringan (7) oleh aksi dorongan dari tine (1). Pemisahan selanjutnya dilaksanakan oleh pengayak (5) dan (6) dan fan (3) seperti straw walker pada combine padi. Akhirnya polong bersih di kumpulkan dalam konveyor (4) untuk dipindahkan ke bagian pengumpul/pengangkut. 2.7 Pemanenan tanaman di permukaan Pada pemanen kubis seperti ditunjukkan pada Gambar. Pada mesin panen ini roller feeder berbentuk spiral helik (1 dan 2) harus disinkronkan kecepatannya antara kecepatan horisontal putaran feeder dan kecepatan maju mesin panen. Untuk itu mesin ini harus diperasikan oleh traktor yang mempunyai putaran pto yang dapat disinkronisasikan dengan kecepatan majunya, atau sinkronisasi melalui ground wheel (3 dan 5). Gambar 10. Alat pemanen kubis US Paten #3,858,660 Kemiringan feeder ini meningkat saat kubis hasil panen bergerak ke bagian belakang mesin. Tahanan dari tanaman untuk tidak tercabut menyebabkan kepala kubis dan daun terbawah untuk terjepit diantara roller feeder sampai
  • 13. tersedia cukup gaya untuk mengambil hanya kepala kubisnya saja. Tercabutnya seluruh tanaman merupakah hal yang tidak dikehendaki pada mesin panen ini. Dua buah roller feeder yang berputar berlawanan arah dan bergerak kearah bawah juta menyebabkan kepala kubis didudukkan secara tepat pada saat pemotong disk (6 dan 7) mendekatinya. Potongan kepala kubis ini kemudian di pindahkan ke elevator (4) menuju ke wadah penampungan atau ke kendaraan pengangkut (Srivastava, 1994). 2.8 Pemanenan pohon Pemanen buah dari pohon secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggetarkan pohon sehingga buah rontok. Buah yang rontok tersebut ditampung dengan dua cara, 1) dikumpulkan dengan bidang pengumpul yang berbentuk seperti payung besar (lihat gambar dibawah), atau untuk buah-buah berkulit keras dibiarkan jatuh ketanah. Mesin pemanen buah umumnya mempunyai dua komponen utama yaitu penggetar pohon (tree shaker) and sistem pemungut (pick-up system). Gambar 11. Mesin pemanen pohon US Paten 3,896,612 (Srivastava, 1994) Untuk mengumpulkan buah yang jatuh, terdapat bidang pengumpul (1 and 2) yang ditempatkan dibawah kanopi pohon yang di getarkan. Bagian pengumpul ini dibuat miring agar buah yang jatuh dapat menggelinding sendiri mendekati bagian pengumpul Sementara decelerator strip (3) menjaga agar buah yang jatuh tidak secara langsung menghantam pengumpul (4), untuk selanjutnya dibwa ke konveyor (6) ke wadah penampung (5)
  • 14. Pada dasarnya menggetarkan pohon berarti memberikan energi dalam jumlah besar ke struktur pohon. Masa yang diputar secara eksentrik dapat dijadikan sebagai sumber getar, dengan konstruksi seperti apada gambar. Gambar 12. Konstruksi penggetar eksentrik variabel US Patent #4,776,156 dan penggetar multi pola (US Patent #4,409,782 (Srivastava, 1994) Pada pemanenan jeruk untuk jus dan pemanenan kacang pohon (nut) unit penggetar pohon dan unit pengumpul terpisah, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah. Penggetaran dilaksanakan dengan unit penggetar pohon (tree shaker), dimana buah yang rontok dibiarkan jatuh ketanah. Buah yang jatuh ini kemudian dikumpulkan menggunakan mesin pengumpul (gathering machine). Pada mesin pamanen pohon jenis ini, digunakan mesin penggetar yang dapat menghasilkan amplitudu getar dengan pola yang berbeda, sejalan dengan pemahaman bahwa hasil perpindahan dari semua penggetar inersial adalah merupakan fungsi dari masa dan resonsi karakteristik getaran struktur dari pohon yang digetarkan. Gambar 13. Unit penggetar pohon US Paten #4,409,782 dan unit pengumpul US Patent #4,364,222 (Srivastava, 1994)
  • 15. 2.9 Evaluasi kinerja Kinerja suatu mesin panen dikatakan baik jika produk yang dipanen mempunyai kerusakan yang minimal. Biasanya kerusakan panen mekanis adalah memar (bruising) karena proses deselerasi atau adanya impak saat proses pemanenan. Suatu produk cenderung rusak jika mendapatkan tekanan yang melebihi nilai critical shear stress atau melebihi nilai compressive stress. Sering kali beberapa bagian dari mesin panen yang didesain untuk menyalurkan energi vibrasi kepada bahan yang akan dipanen menyebabkan memar. Impak dari buah yang jatuh bebas saat dipanen atau pada permukaan pengumpul juga sering menjadi sumber kerusakan. Kerusakan (damage) Produk yang memar, terpotong, lecet, dan kerusakan langsung pada tanaman yang panen adalah akibat yang harus dihindari dari operasi pemanenan. Kerusakan produk secara langsung akan menurunkan mutu produk, dan selanjutnya akan menurunkan nilai jual produk. Kerusakan sering berhubungan langsung dengan total energi yang diterma oleh jaringan komoditi yang dipanen. Misalnya blueberry akan menimbulkan kerusakan yang sama jika dijatuhkan 16 x dipermukaan datar pada ketinggian 2 cm, atau 8x pada ketinggian 4 cm atau 4x pada ketinggian 8 cm. Pada prinsipnya untuk mengurangi memar maka jumlah energi kinetik yang diterima oleh komoditi yang dipanen harus diminimumkan. Efisiensi (efficiency) Efisiensi lapang juga merupakan kajian yang penting pada operasi mesin pemanen. Biasanya efisiensi lapang ini dibandingkan dengan operasi sejenis yang sudah ada atau dibandingkan dengan standard. Sampai saat ini tida ada suatu definisi yang pasti mengenai efisiensi lapang pemanenan. Biasanya diterjemahkan sebagai nilai ekonomis yang didapat dari produk sebagai prosentase dari total yang bisa dipanen. Sering nilai total yang bisa dipanen di setarakan dengan nilai jika dipanen secara manual menggunakan tangan. Walaupun pemanenan dengan tangan juga mempunyai kuantitas tidak terpanen dan kehilangan saat panen. Kehilangan saat panen (ground loss) merupakan komponen kinerja yang penting pada suatu mesin
  • 16. panen. Kehilangan saat panen dinyatakan dalam prosentase terhadap total panenan atau hasil bersih. Ini berbeda dengan kehilangan di lahan saat sebelum panen yang mungkin disebabkan oleh kondisi cuaca atau keterlambatan panen. Kehandalan (reliability) Komoditi yang akan dipanen menggunakan mesin umumnya komoditi berharga mahal, seperti buah-buahan, sayuran, umbi-umbian dan kacang. Karena itu mesin panen hendaknya dirancang agar mempunyai MBTF (mean time before failure) yang tinggi, karena waktu panen sering kali sangat singkat waktunya. Karena itu mesin panen harus mendapatkan perawatan dan pemeliharaan preventif setiap tahun sebelum masa panen. Desain mesin panen harus menggunakan komponen standard dan mempertimbangkan ketersediaannya sebagai suku cadang di pasar lokal (Jurnal IPB, 2016). Karena produk yang dipanen akan dikonsumsi oleh manusia, maka kontaminasi terhadap oli atau cairan kimia mesin lainnya harus dihindarkan selama panen. Disamping itu, harus dipikirkan cara yang paling efektif agar beberapa bagian mesin tidak tertumpuk sisa-sisa hasil panen. Mesin panen perlu dibersihkan secara periodik, untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menurunkan mutu hasil panen. Keamanan terhadap manusia yang bekerja harus menjadi perhatian saat mengoperasikan mesin panen. Hal ini karena sering kali bagian pemanen yang bergerak tidak bisa ditutupi oleh pengaman karena mengganggu akses terhadap komoditi dalamproses panen. Operasi standar yang harus selalu dilakukan adalah bahwa sumber tenaga (enjin, atau aki) harus selalu dimatikan saat operasi perawatan dan pemeliharaan. Untuk itu semua standar desain teknik yang aman dan memungkinkan harus diterapkan dalam desain mesin panen ini (Anonim, 2016). 2.10 Pemanen kombinasi
  • 17. Diagram pemanen kombinasi konvensional 1) Kumparan penarik 2) Batang pemotong 3) Kepala auger 4) Konveyor biji-bijian 5) Perangkap batu 6) Drum perontok 7) Cekungan 8) Pembawa jerami 9) Nampan biji-bijian 10) Kipas 11) Ayakan yang dapat diatur 12) Ayakan utama 13) Konveyor tongkol 14) Pendaur ulang tongkol 15) Auger biji-bijian 16) Tangki biji-bijian 17) Penekan jerami 18) Kabin pengemudi 19) Mesin 20) Auger pengeluaran 21) Impeller Pemanen kombinasi (combine harvester) adalah mesin yang memanen tanaman serealia. Mesin ini, seperti namanya, merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi. Di antara serealia yang dipanen antara lain gandum, oat, rye, barley, jagung, kedelai, dan flax. Batang serealia atau jerami ditinggalkan di lahan untuk memberikan nutrisi dan menambah kadar organik bagi tanah, atau dikumpulkan kembali dengan mesin baler (pembuat bale, gulungan jerami) dan dipadatkan untuk diberikan ke hewan ternak (Wikipedia, 2016). Pemanen kombinasi adalah salah satu penemuan penting di bidang pertanian karena mampu menghemat biaya tenaga kerja dan mengefisiensikan usaha tani. Perhatikan diagram di atas. Tanaman yang akan dipanen masuk ke nomor (2) dengan dipotong batang bawahnya menggunakan batang pemotong. Setelah itu dialirkan ke perontok (6) menggunakan auger (3) dan konveyor (4). Biji-bijian yang rontok akan jatuh ke nampan di bawahnya (9), dengan memanfaatkan getaran yang dihasilkan mesin, biji-bijian mengalir ayakan (11) dan ayakan utama (12) lalu jatuh ke kaki auger biji-bijian (15) untuk dibawa ke tangki biji-bijian (16). Sementara jerami yang mungkin masih mengandung biji- bijian dibawa sambil digetarkan di pembawa jerami (8). Biji-bijian yang tersisa akan jatuh ke ayakan (11) dan mengikuti aliran biji-bijian utama. Tongkol atau
  • 18. kepala biji-bijian berukuran cukup besar sehingga tidak dapat lolos ayakan utama. Tongkol akan kembali ke perontok (6) untuk dirontokkan kembali. Jerami akan dikeluarkan melalui penekan jerami (chaffer) (17)  Pemanen kabin terbuka Lely  Pemanenan gandum Rostselmash Torum 740 mesin dengan perontok berputar (rotary thresher) , dilengkapi kabin tertutup dan berpendingin udara  "Old Style Harvester" di Henty, Australia  Pemanenan oat dengan mesin Claas case 570  John Deere Combine 9870 STS dengan 625D  Bagian bawah John Deere 9870 STS  Pemanen kombinasi aliran aksial Case IH  John Deere 9410 dengan landasan biji-bijian terpasang  John Deere Titan Series memanen jagung dengan bantuan truk penampung  Massey Ferguson dengan pengatur kemiringan untuk menanen di lahan yang tidak rata
  • 19.  McCormick 141, sekitar tahun 1950an  Pemanen kombinasi untuk padi (Wikipedia, 2016).
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada landasan teori, maka alat panen pertanian terdiri dari berbagai macam dan jenis serta digunakan pada komoditas yang berbeda. Alat Tradisional dalam Pasca Panen diantaranya Arit, Gribing, Rancatan dan Salang. Sedangkan Mesin Pasca Panen diantaranya Thresher dan Alat Pemipil Jagung pada alat dan mesin panen suku serealia, ada juga tipe mesin atau alat panen kombinasi. Dilain sisi peralatan panen umbi, buah dan sayuran diantaranya adalah Mesin panen kubis, Mesin pemanen buah dalam rumah kaca, Mesin pemanen akar gobo serta Mesin pemanen umbi. Karena keberagaman bentuk dan karakteristik produk yang akan dipanen maka bentuk mesin panen umumnya sangat spesifik. Pemanen buah dari pohon secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggetarkan pohon sehingga buah rontok. Kinerja suatu mesin panen dikatakan baik jika produk yang dipanen mempunyai kerusakan yang minimal. Biasanya kerusakan panen mekanis adalah memar (bruising) karena proses deselerasi atau adanya impak saat proses pemanenan. Suatu produk cenderung rusak jika mendapatkan tekanan yang melebihi nilai critical shear stress atau melebihi nilai compressive stress. Produk yang memar, terpotong, lecet, dan kerusakan langsung pada tanaman yang panen adalah akibat yang harus dihindari dari operasi pemanenan. Kerusakan produk secara langsung akan menurunkan mutu produk, dan selanjutnya akan menurunkan nilai jual produk. Efisiensi lapang juga merupakan kajian yang penting pada operasi mesin pemanen. Biasanya efisiensi lapang ini dibandingkan dengan operasi sejenis yang sudah ada atau dibandingkan dengan standard. Walaupun pemanenan dengan tangan juga mempunyai kuantitas tidak terpanen dan kehilangan saat panen. Kehilangan saat panen (ground loss) merupakan komponen kinerja yang penting pada suatu mesin panen. Kehilangan saat panen dinyatakan dalam prosentase terhadap total panenan atau hasil bersih. Berbeda dengan kehilangan di lahan saat sebelum panen yang mungkin kondisi cuaca atau keterlambatan panen.
  • 21. Komoditi yang akan dipanen menggunakan mesin umumnya komoditi berharga mahal, seperti buah-buahan, sayuran, umbi-umbian dan kacang. Keamanan terhadap manusia yang bekerja harus menjadi perhatian saat mengoperasikan mesin panen. Hal ini karena sering kali bagian pemanen yang bergerak tidak bisa ditutupi oleh pengaman karena mengganggu akses terhadap komoditi dalamproses panen. Operasi standar yang harus selalu dilakukan adalah bahwa sumber tenaga (enjin, atau aki) harus selalu dimatikan saat operasi perawatan dan pemeliharaan. 3.2 Saran Sebaiknya mahasiswa pertanian lebih mengenal dan mengetahui berbagai macam jenis dan tipe alat – alat dan mesin pemanenan dalam pertanian agar tidak salah informasi jika dijelaskan kepada masyarakat khususnya petani.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Abu, Wahyuningsih, Siregar, Galba, dan Saadah. 1990. Teknologi Pertanian Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan di Cianjur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Obyek Inventaris dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya. Admin. 2011. Mendalami Traktor Tangan. [serial on line]. http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailbe rita/450diakses pada 13 februari 2016` Aidia. 2011. Alat Mesin Pertanian Prapanen Dan Pascapanen. [serial on line]. http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/alat-mesin-pertanian-pra-anen- dan.html. diakses pada 13 januari 2016 Anonym. 2012. Alat Pertanian Lalandak. [serial on line]. http://foto- urangkampoeng.blogspot.com/2012/05/alat-pertanian-lalandak.html.diakse pada 15 januari 2016. BPPP. 2009. Mesin Pemipil Jagung Tipe Flaxible Concave dengan Hasil Pipilan Sesuai Standar SNI. [serial on line] http://eproduk.litbang.deptan.go.id/product.php?id_product=98.diakses pada 18 januari 2016. Damiri, A. 2012. Caplak Roda. [serial on line]. http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content& view=article&id=324:caplak-roda&catid=14:alsin, diakses 19 januari 2016. Heryawan, 2012. Berkah Kejujuran. [serial on line]. http://gudangnyacerita.blogspot.com/2012/10/berkah-kejujuran.html. Diakses pada 31 januari 2016. Jurnal IPB. 2016. http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin %20Budidaya%20Pertanian/Panen%20Umbi%20Buah%20dan%20Sayur n.htm, diakses 12 januari 2016. Rindang, A. 2010. Alat dan Mesin Pengolahan Tanah. [serial on line]. http://gadogadobumbukacanginginberbagi.blogspot.com/2010_03_01_arc hive.html diakses 13 februari 2016
  • 23. Srivastava, A. K., C. E. Goering, R. P. Rohrbach. 1993. Enginering Principles of Agricultural Machines. ASAE Texbook Number 6, American Society of Agriculutural Engineers. Stout, B.A. and B. Cheze. 1999 . CIGR handbook of agricultural engineering, volume III : Plant production engineering. Published by ASAE. Soetriono, Rijanto, dan Suwandari, A. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember: Universitas Jember. Teken, IGB. 1983. Aplikasi Teknologi Pertanian, Intensifikasi Tanaman Pangan, dan Pola Usaha Tani. Jakarta: Biro Pusat Statistik.