This document summarizes pharmacotherapy options for common ENT conditions. It discusses various drug classes used to treat conditions like otitis externa, otitis media, allergic rhinitis, sinusitis, and cough. These include decongestants, antihistamines, mast cell stabilizers, corticosteroids, antifungals, antibiotics, antitussives, analgesics, and ceruminolytics. Specific drug examples are provided for each class. Administration techniques are described for nasal drops and sprays. Side effects and interactions are outlined for several drug classes.
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
This document summarizes pharmacotherapy options for common ENT conditions. It discusses various drug classes used to treat conditions like otitis externa, otitis media, allergic rhinitis, sinusitis, and cough. These include decongestants, antihistamines, mast cell stabilizers, corticosteroids, antifungals, antibiotics, antitussives, analgesics, and ceruminolytics. Specific drug examples are provided for each class. Administration techniques are described for nasal drops and sprays. Side effects and interactions are outlined for several drug classes.
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Dokumen tersebut membahas tentang asma, termasuk definisi, faktor risiko, patofisiologi, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit, gejala, pencegahan, dan program pengendalian asma menurut kementerian kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
Laboratorium patologi anatomi adalah laboratorium klinik khusus yang melakukan pemeriksaan spesimen jaringan dan sel untuk mendukung diagnosis penyakit. Laboratorium ini dibantu oleh tenaga analis kesehatan yang memiliki kompetensi khusus dalam mempersiapkan dan memeriksa spesimen.
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi yang mempelajari efek zat beracun terhadap organisme hidup, meliputi toksikologi obat, makanan, pestisida, dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam toksikologi seperti LC50, LD50, akut, kronis, serta cara menentukan tingkat toksisitas suatu zat.
Dokumen ini memberikan informasi mengenai cara menghitung tetesan infus dan contoh soal latihan terkait perhitungan kecepatan tetesan, volume cairan, dan waktu yang dibutuhkan. Terdapat juga rumus dan faktor tetes yang digunakan untuk perhitungan infus pada berbagai jenis set infus.
Kegawatdaruratan di bidang THT-KL mencakup kondisi yang membutuhkan diagnosis dan penanganan segera seperti otitis media supuratif kronik dengan komplikasi intratemporal atau intrakranial, vertigo perifer akibat penyakit Meniere atau BPPV, tuli mendadak, serta rinosinusitis akut dengan komplikasi seperti orbital selulitis atau abses intrakranial untuk mencegah morbiditas dan mortalitas.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Dokumen tersebut membahas tentang pertimbangan penggunaan obat pada pediatrik. Beberapa poin kuncinya adalah: (1) Anak bukan miniatur dewasa dan memiliki perbedaan farmakokinetik, (2) Dosis obat harus diperhitungkan berdasarkan usia dan berat badan, (3) Bentuk sediaan dan cara pemberian obat juga perlu dipertimbangkan.
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Dokumen tersebut membahas tentang asma, termasuk definisi, faktor risiko, patofisiologi, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit, gejala, pencegahan, dan program pengendalian asma menurut kementerian kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
Laboratorium patologi anatomi adalah laboratorium klinik khusus yang melakukan pemeriksaan spesimen jaringan dan sel untuk mendukung diagnosis penyakit. Laboratorium ini dibantu oleh tenaga analis kesehatan yang memiliki kompetensi khusus dalam mempersiapkan dan memeriksa spesimen.
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi yang mempelajari efek zat beracun terhadap organisme hidup, meliputi toksikologi obat, makanan, pestisida, dan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam toksikologi seperti LC50, LD50, akut, kronis, serta cara menentukan tingkat toksisitas suatu zat.
Dokumen ini memberikan informasi mengenai cara menghitung tetesan infus dan contoh soal latihan terkait perhitungan kecepatan tetesan, volume cairan, dan waktu yang dibutuhkan. Terdapat juga rumus dan faktor tetes yang digunakan untuk perhitungan infus pada berbagai jenis set infus.
Kegawatdaruratan di bidang THT-KL mencakup kondisi yang membutuhkan diagnosis dan penanganan segera seperti otitis media supuratif kronik dengan komplikasi intratemporal atau intrakranial, vertigo perifer akibat penyakit Meniere atau BPPV, tuli mendadak, serta rinosinusitis akut dengan komplikasi seperti orbital selulitis atau abses intrakranial untuk mencegah morbiditas dan mortalitas.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Dokumen tersebut membahas tentang pertimbangan penggunaan obat pada pediatrik. Beberapa poin kuncinya adalah: (1) Anak bukan miniatur dewasa dan memiliki perbedaan farmakokinetik, (2) Dosis obat harus diperhitungkan berdasarkan usia dan berat badan, (3) Bentuk sediaan dan cara pemberian obat juga perlu dipertimbangkan.
La rinitis es la inflamación de la mucosa nasal que causa síntomas como irritación, estornudos y congestión nasal. Puede ser alérgica, causada por la exposición a alérgenos como el polen, o no alérgica. La rinitis alérgica implica una respuesta inflamatoria mediada por histamina y otros mediadores. El diagnóstico se basa en la historia clínica, exámen físico e pruebas cutáneas o de sangre. El tratamiento incluye evitar alérgenos, medicamentos como
Dokumen tersebut membahas tentang swamedikasi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). ISPA didefinisikan sebagai radang akut saluran pernafasan atas dan bawah yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Apoteker memiliki peranan penting dalam memfasilitasi akses obat bagi masyarakat untuk pengobatan sendiri.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
1. Dokumen tersebut merupakan pedoman pelaksanaan Gerakan Keluarga Sadar Obat yang disusun oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia pada tahun 2014. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penggunaan obat yang aman, bermanfaat, dan berkualitas.
2. Beberapa strategi yang digunakan antara lain advokasi, keterpaduan, dan tanggung jawab berjenjang untuk melibatkan seluruh pi
Antibiotik seringkali diresepkan oleh dokter untuk pengobatan infeksi. Hal yang palling penting diperhatikan dalam penggunaan antibiotik adalah kepatuhan penggunaannya.
The document discusses the anatomy, functions, and disorders of the Eustachian tube. It begins by describing the anatomy of the Eustachian tube in infants versus adults. It then covers the functions of the Eustachian tube in ventilating the middle ear and protecting it. Common disorders discussed include tubal blockage, retraction pockets, patulous Eustachian tube, and otitis media with effusion. Tests to evaluate Eustachian tube function and potential causes of dysfunction are also summarized.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat membahayakan ibu dan janin. Terdapat beberapa klasifikasi hipertensi dalam kehamilan seperti hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi yang paling berbahaya dan dapat memiliki gejala berat seperti gangguan ginjal dan saraf. Pengelolaan dan hasilnya bergantung pada ting
TOGA (Tanaman Obat Keluarga) memberikan informasi tentang tanaman obat keluarga yang dapat dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan obat keluarga. Dokumen ini menjelaskan pengertian TOGA, tujuan membudidayakan TOGA, dan manfaat TOGA serta memberikan contoh tanaman TOGA seperti lidah buaya, kumis kucing, mahkota dewa, sirih merah, kencur dan kitolod beserta cara budidaya dan penggunaannya sebagai obat.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas tentang cara pemakaian obat yang tepat, mencakup petunjuk pemakaian berbagai jenis obat seperti tetes mata, tetes hidung, semprot hidung, inhalasi, vaginal, tetes telinga, kumur, dan suppositoria. Dokumen lain membahas tentang penyebab dan penatalaksanaan demam, serta contoh obat demam parasetamol dan ibuprofen. Terakhir membahas tentang penyebab dan gejala influenza.
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat respiratori yang meliputi definisi, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, efek samping dan dosisnya. Jenis-jenis obat respiratori yang dijelaskan antara lain obat antitussif, ekspektoran, mukolitik, bronkodilator untuk asma, dan kortikosteroid.
Dokumen tersebut membahas tentang Rhinitis Medikamentosa yang merupakan kelainan hidung akibat pemakaian obat tetes hidung dalam jangka panjang. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan mukosa hidung akibat pemakaian vasokonstriktor secara berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Penatalaksanaannya meliputi hentikan pemakaian tetes hidung, kortikosteroid oral untuk mengurangi bengkak, serta dekong
Berikut adalah ringkasan singkat dalam 3 kalimat tentang cara penggunaan insulin dengan pena insulin:
1. Cuci tangan dan siapkan peralatan seperti pena insulin, jarum, dan alkohol. 2. Atur dosis insulin sesuai anjuran dokter dan pilih lokasi penyuntikan. 3. Suntikkan insulin secara perlakuan dengan mencubit kulit terlebih dahulu dan tekan tombol dosis pada pena.
Pedoman ini memberikan panduan untuk pelaksanaan konseling pasien oleh tenaga farmasi di fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat dan hasil terapi.
Sistem pernafasan terdiri dari saluran udara mulai dari hidung hingga paru-paru. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan digunakan untuk mengobati gangguan seperti rhinitis, batuk, dan bronkodilatasi. Rhinitis ditandai dengan bersin, hidung tersumbat dan diobati dengan antihistamin dan dekongestan. Batuk diobati dengan mukolitik, ekspektoran, dan antitusif yang bekerja dengan meredakan irit
Dokumen tersebut membahas tentang irigasi telinga dan mata. Irigasi telinga bertujuan untuk membersihkan liang telinga dari nanah, serumen dan benda asing, sedangkan irigasi mata bertujuan untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dalam mata. Kedua prosedur memerlukan peralatan steril dan langkah-langkah khusus untuk menghindari komplikasi seperti infeksi, cedera, atau kehilangan pendengaran/
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran pernapasan dan dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, asma, atau benda asing yang masuk. Ada dua jenis batuk, yaitu batuk kering dan batuk berdahak, serta dua jenis obat untuk mengobati batuk, yaitu antitusif untuk menekan batuk dan ekspektoran untuk merangsang pengeluaran dahak.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian batuk, jenis-jenis batuk, penyebab, gejala, dan pengobatan batuk. Batuk dibedakan menjadi batuk akut dan kronis, serta batuk berdahak dan kering. Penyebab batuk meliputi infeksi, iritasi mekanis, kimiawi, dan suhu. Pengobatan batuk meliputi terapi non-obat seperti minum air putih, serta obat golongan ekspektoran dan antitusif sesuai
Dokumen tersebut membahas berbagai penyakit sistem pernafasan dan obat-obatannya, mulai dari influenza, batuk, faringitis, tonsilitis, laringitis, asma bronkial, bronkitis akut, dan pneumonia. Penjelasan mencakup gejala, diagnosa, patofisiologi, dan penatalaksanaan berbagai penyakit tersebut dengan menggunakan obat-obatan seperti antipiretik, antihistamin, dekongestan, antibiotik, steroid, dan lainny
Dokumen tersebut membahas tentang pengajaran patofisiologi, prinsip farmakoterapi, dan penerapan pengobatan diabetes melitus. Topik utama yang dibahas meliputi definisi, kategori, mekanisme, komplikasi, tujuan pengobatan, dan berbagai obat-obatan untuk diabetes melitus tipe 1 dan 2 seperti insulin, sulfonylurea, biguanide, glitazone, dan inhibitor alfa-glukosidase.
The document discusses exploring thesis topics through various tools including Mendeley Reference Manager for organizing references, Google Scholar for searching keywords and operators, ChatGPT for AI exploration, Publish or Perish for collecting literature, and VOSviewer for analyzing topic novelty. The document encourages practicing with these tools to aid in thesis topic exploration.
1. Obat selama kehamilan mempengaruhi farmakokinetika ibu dan janin karena perubahan fisiologi.
2. Beberapa obat berpotensi menimbulkan efek teratogenik jika diberikan pada trimester pertama kehamilan.
3. Pemilihan obat harus mempertimbangkan manfaat dan risiko terhadap ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang imunofarmokologi yang mencakup pengertian sistem imun, respons imun normal dan abnormal seperti hipersensitivitas dan autoimun, serta pengaturan sistem imun melalui imunosupresan dan imunostimulan.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang Mendeley, yaitu aplikasi yang berguna untuk membuat sitasi dan daftar pustaka secara otomatis. Dokumen ini juga menjelaskan cara menginstal, menggunakan, dan berbagi dokumen melalui Mendeley.
The document discusses several medicinal herbs that are commonly used in jamu formulations in Indonesia. It provides information on the parts used and main benefits of fennel, purple leaves, sitting leaves, iler, ginger, Dutch teak, Chinese teak, black seed, dandelion, kepel, cat's whiskers, turmeric, meniran, centella, hole grass, sappan wood, celery, balsam, tea, and temulawak. It also discusses regulations for jamu from the Indonesian Ministry of Health and the process of scientific verification that jamu undergoes.
The document discusses various aspects of ocular pharmacology including:
1) Drug delivery methods to the eye including topical drops, ointments, periocular and intraocular injections, and systemic administration.
2) Factors that influence drug penetration into ocular tissues including concentration, viscosity, lipid solubility, and molecular size.
3) Common classes of ocular drugs like antibiotics, antivirals, antifungals, glaucoma medications, anti-inflammatories, and their indications.
4) Side effects of long-term ocular steroid use and potential toxic effects of certain systemic drugs on ocular tissues.
Dokumen tersebut membahas tentang midriatikum dan miotikum. Midriatikum adalah agen yang memperlebar pupil, seperti fenilefrin dan atropin. Sedangkan miotikum adalah agen yang mengecilkan pupil, seperti pilocarpin dan fisostigmin. Dokumen ini juga membahas sistem saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatis dan parasimpatis, serta obat-obatan yang bekerja pada kedua sistem tersebut.
This document discusses various types of depression and bipolar disorder, their symptoms, and treatments. It covers unipolar depression, also known as major depression, and bipolar disorder, also called manic-depressive illness. The symptoms of depression include changes in mood, sleep, cognition, as well as feelings of worthlessness, guilt, fatigue and suicidal thoughts. Mania symptoms include abnormally and persistently elevated mood, inflated self-esteem, decreased need for sleep, and excessive involvement in pleasurable activities. The document outlines various antidepressant medications including tricyclic antidepressants, monoamine oxidase inhibitors, selective serotonin reuptake inhibitors, norepinephrine reuptake inhibitors, and mixed serotonin-norepine
The document discusses schizophrenia and antipsychotic drugs. It defines schizophrenia and lists its structural brain abnormalities and dopamine hypothesis. It describes first and second generation antipsychotics, including their mechanisms of action, side effects, and issues with long term use such as tardive dyskinesia and neuroleptic malignant syndrome.
This document discusses pain management through pharmacological therapies. It defines pain and describes the physiological mechanisms of pain. It discusses the types and causes of pain such as nociceptive, neuropathic, acute, and chronic pain. The pathways of pain transmission and modulation are explained. Various classes of pain medications are described including non-opioid analgesics like NSAIDs, opioids, and adjuvant analgesics. The mechanisms of action, effects, and side effects of different analgesic drugs are provided. Multimodal analgesia combining different classes of analgesics to improve pain relief and reduce side effects is also mentioned.
Dokumen tersebut membahas tentang plagiarisme, termasuk definisi, klasifikasi, contoh, alasan, pencegahan, sanksi, dan undang-undang hak cipta terkait plagiarisme."
Dokumen tersebut merangkum materi praktikum farmakologi blok kardiovaskular yang meliputi eksperimen ion kalsium, potasium, dan natrium menggunakan jantung Langendorff serta obat-obatan seperti simpatomimetik, parasimpatomimetik, glikosida, vasodilator, dan adrenalin beserta digoxin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Obat antelmintik adalah senyawa yang digunakan untuk melawan parasit cacing dengan berbagai mekanisme kerja seperti merusak atau membunuh cacing secara langsung, melumpuhkan cacing, atau mengganggu metabolisme cacing. Beberapa obat antelmintik umum meliputi mebendazol, albendazol, dan prazikuantel.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
3. Farmakoterapi THT
Analgetika (AINS)
Antibiotika: tidak disarankan pada
awal OMA
Lini I Amoksisilin,etc
Lini II Amoksisilin + Asam
klavulanat
Golongan beta laktam
4. Anti inflamasi
Melunakkan serumen :
Hidrogen peroksida 3 %
Fenolgliserin
Histamin & anti histamin
5. Beta histin
Mekanisme kerja:
1. Memperlebar spinchte r prekapiler
sehingga meningkatkan aliran darah
pada telinga bagian dalam.
2.Mengatur permeabilitas kapiler pada
telinga bagian dalam.
3.Memperbaiki sirkulasi serebral
&meningkatkan aliran darah arteri karotis
interna.
8. Efek samping
Saluran cerna : Mual, muntah dll
Reaksi hipersensitivitas
Hati- hati pada ulkus lambung,
urtikaria dan Asma Bronkial
Keamanan pd wanita hamil belum
terbukti, obat hanya diberikan bila
manfaat lebih bsr dari resiko
(Kategori C)
9. Obat tetes telinga
Dibuat dalam bentuk sediaankhusus untuk
telinga dgn pembawa yang mudah
menyebar ke dalam liang telinga.
Obat telinga tidak boleh digunakan untuk
jangka panjang karena bisa menimbulkan
ototoksikdansuperinfeksi.
Bila infeksi disebabkan oleh jamur/virus
tidak boleh menggunakan obat telinga
yang mengandung antibiotika karena bisa
menimbulkan superinfeksi.
19. Penggunaan Tetes Hidung
1. Blow the nose.
2. Sit down and tilt head backward strongly or
lie down with a pillow under the shoulders;
keep head straight.
3. Insert the dropper one centimeter into the
nostril.
4. Apply the amount of drops prescribed.
20. 5. Immediately afterward tilt head forward
strongly (head between knees).
6. Sit up after a few seconds, the drops will
then drip into the pharynx.
7. Repeat the procedure for the other nostril,
if necessary.
8. Rinse the dropper with boiled water.
21. Penggunaan Nasal Spray
1. Blow the nose.
2. Sit with the head slightly tilted forward.
3. Shake the spray.
4. Insert the tip in one nostril.
5. Close the other nostril and mouth.
6. Spray by squeezing the vial (flask,
container) and sniff slowly
22. 7. Remove the tip from the nose and bend
the head forward strongly (head between the
knees).
8. Sit up after a few seconds; the spray will
drip down the pharynx.
9. Breathe through the mouth.
10. Repeat the procedure for the other nostril,
if necessary.
11. Rinse the tip with boiled water