[Ringkasan]
Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan sistematis untuk mengumpulkan informasi dan memberikan pertimbangan mengenai nilai dan makna kurikulum mulai dari pengembangan ide, dokumen, implementasi, hingga dampaknya. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas kurikulum dan memberikan masukan untuk perbaikan.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
MAKALAH: http://management-administer.blogspot.co.id/2016/09/inovasi-tentang-pengembangan-kurikulum.html
Pendidikan sebagai salah satu elemen penting dalam mendidik bangsa harus benar-benar dikelola dengan baik agar mampu membenahi akhlak bangsa. Hal ini dikarenakan hakikan pendidikan itu sebenarnya bukan hanya mengajar (transfer of knowlage) saja, tetapi lebih dari itu, yaitu mendidik agar berakhlak. Hal ini sebenarnya menjadi orientasi pendidikan dalam islam yang belum tergambar pada masa jahiliyah. Hal senada juga di ungkapkan oleh Baidowi dalam Said Ismail Ali bahwa pendidikan itu bertujuan untuk memperbaiki akhlak atau dikenal dengan istilah Ta’dib.
Pendidikan agama memang dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki akhlakul karimah. Melalui PAI, peserta didik diharapkan memiliki karakter-karakter tersebut. Pemahaman yang mendalam tentang ajaran dan nilai-nilai agama Islam diharapkan mampu menjiwai prilaku dan tindakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengembangan PAI yang berorientasi dalam pendidikan karakter diharapkan mampu membenahi kualitas pembelajaran PAI, sehingga mampu memberikan kontribusi dalam pembenahan akhlak gerenarasi penerus bangsa.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji. Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani yaitu, Gymno =terbuka atau telanjang dan sperma=biji. Anggota Gymnospermae memiliki ciri utama berupa bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporafil (daun buah). Tumbuhan ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabangcabang. Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk stabilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
Angiospermae, tumbuhan yang tergolong dalam anak divisi ini
berupa pohon-pepohonan, semak-semak maupun terna dengan batang yang bercabang monopodial atau simpodial. Berkas pengangkutan kolateral terbuka atau tertutup. Ada pula yang bokolateral, dalam akar selalu radikal. Dalam xilem selalu terdapat trakea dan trakeida.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa masalah yaitu:
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
1. PENGEMBANGAN KURIKULUM
• Pengembangan Kurikulum merupakan
kegiatan sistematis dan terencana yang terdiri
atas kegiatan pengembangan ide kurikulum,
penyusunan dokumen kurikulum,
implementasi kurikulum, dan evaluasi
kurikulum.
• Keempat dimensi pengembangan kurikulum
ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan
keseluruhan proses pengembangan
2. Prinsip Evaluasi Kurikulum
Bersifat Objektif, dalam arti berpijak
pada keadaan yang sebenarnya,
bersumber dari data yang nyata dan
akurat, yang diperoleh melalui
instrumen yang andal.
Bersifat komprehensif, mencakup
semua dimensi atau aspek yang
terdapat dalam ruang lingkup
kurikulum.
3. Prinsip Evaluasi Kurikulum
Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
Pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum
merupakan tanggung jawab bersama pihak pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan seperti guru, kepala sekolah, orang tua,
bahkan siswa itu sendiri, disamping merupakan tanggung jawab
utama lembaga penelitian dan pengembangan.
Efesien, khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan
peralatan yang menjadi unsur penunjang.
Berkesinambungan, Hal ini diperlukan mengingat tuntunan dari
dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta diadakannya
perbaikan kurikulum.
4. Permasalahan Kurikulum 2006
Konten kurikulum masih terlalu padat yang
ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan
banyak materi yang keluasan dan tingkat
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan
usia anak.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi
sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara
holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran
4
5. Permasalahan Kurikulum 2006
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global.
Standar proses pembelajaran belum
menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang
beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran
yang berpusat pada guru.
Standar penilaian belum mengarahkan pada
penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil)
dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum
yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
5
7. D. Model Evaluasi Kurikulum
1. CIPP
2. EPIC
3. CEMREL
4.Atkinson
5.Stake
(1) Model
Education System
Evaluation
8. 1. Model CIPP
Context adalah penilaian yang berkaitan dengan usaha-usaha penemuan kebutuhan-
kebutuhan murid dengan berbagai masalah yang bersifat deskriptif dan komparatif.
Input yakni penilaian yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
bagaimana menggunakan sumber-sumber untuk mencapai tujuannya.
Proses yaitu penilaian yang dilakukan pada saat program berlangsung, sehingga mampu
menggambarkan kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan prosedur untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan desain pembelajaran.
Product yakni penilaian yang berupa untuk mengukur dan menafsirkan pencapaian suatu
program. Hasilnya dipergunakan bahan perbandingan antara harapan dan dan hasil
aktual.
9. 2. Model EPIC
Perilakuyang meliputi aspek penilaian terhadap kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Pembelajaran adalah penilaian terhadap organisasi, isi metode, fasilitas,
dan biaya.
Institusi yakni penilaian yng berkaitan dengan siswa, guru, administrator,
spesialisasi pendidikan, keluaraga, dan masyarakat.
10. 3.Model CEMREL
Fokus evaluasi yang menekankan penilian terhadap siswa mediator dan
material.
Peranan evaluasi adalah evaluasi yang berkaitan dengan kegiatan yang
berjalan dan evaluasi pada akhir kegiatan.
Data yakni penilaian yang bersumber pada skala respons kuestioner dan
observasi.
11. 4. Model Atkinson
Struktur adalah penilaian yang berhubungan dengan masalah
perencanaan sekolah dan organisasi sekolah.
Proses yakni penilaian yang berkaitan dengan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung.
Produk yaktu penilaian yang mencakup perilaku sebagai hasil belajar
siswa
12. 5. Model Stake
Antecedents (pendahuluan) merupakan kondisi yang mendahului
proses pembelajran yang mencakup karakter siswa dan guru, isi
kurikulum, materi pembelajaran, organisasi sekolah, dan konteks
masyarakat.
Transaction (transaksi) merupakan proses pembelajaran yang meliputi
komunikasi, alokasi waktu, urutan kegiatan, dan suasana sosial.
Outcomes(hasil) adalah hasil yang dicapai oleh program, meliputi
prestasi siswa, sikap, keterampilan, efek pada guru dan lembaga.
14. 1. Model
Measurement
Model evaluasi kurikulum ini dikembangkan oleh Thorndike dan Ebel. Mereka
menyatakan bahwa evaluasi pada dasarnya adalah sebagai pengukuran perilaku
siwa untuk mengungkapkan perbedaan-perbedaan individual maupun kelompok.
Objek evaluasi mencakup hasil belajar siswa, terutama yang dapat diukur melalui
“paper dan pencil test”. Dengan demikian, data yang dipergunakan dalam model ini
hanya terbatas pada data objektif, khususnya skor hasil test.
Hasil evaluasi digunakan untuk kepentingan evaluasi atau seleksi (pemilihan)
siswa dan untuk membandingkan efektivitas antara dua atau lebih program atau
kurikulum.
Pendekatan yang digunakan dalam evaluasi ini terdiri: (1) Penentuan kedudukan
individu dalam kelompok, (2) Perbandingan hasil belajar antara dua atau lebih dari
kelompok yang menggunakan program kurikulum yang berbeda, dimana teknik
penilaian yang digunakan dengan test, khususnya test objektif.
15. 2. Model
Congruence
Model Congruence dikemukakan oleh Tyler, Carol, dan Cronbach. Mereka
menyatakan, evaluasi merupakan kegiatan untuk memeriksa kesesuaian
(congruence) antara tujuan dan hasil belajar yang dicapai.
Hasil evaluasi dipergunakan untuk keperluan penyempurnaan program dan
informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan.
Objek evaluasi meliputi semua hasil belajar siswa yang mencakup aspek kognitif,
afektif,, dan psikomotorik. Dengan demikian, data yang dipergunakan dalam
model ini cenderung pada data objektif berupa skor test dan teknik lainnya.
Pendekatan yang dipakai dalam modelini adalah prosedur pre dan post assesment
(tugas awal dan akhir). Dalam pengumpulan data mempergunakan test maupun
teknik-teknik lainnya yang sesuai.
16. 3. Model
Iluminatif
Model Iluminatif diikemukakan oleh Parlet dan Haamilton. Menurut model ini,
evaluasi adalah studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh lingkungan, serta
pengaruh program terhadap hasil belajar.
Hasil evaluasi ini digunakan untuk keperluan penyempurnaan program.
Objek evaluasinya mencakup latar belakang, proses pelaksanaan, hasil belajar dan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Data yang digunakan dalam model ini lebih
banyak merupakan data subjektif hasil keputusan (judgment) dari berbagai pihak.
Pendekatannya melalui berbagai tahap,mulai dari orientasi,pengaatan sampai
dengan analisa. Untuk pengumpulan data digunakan observasi, wawancara, angket,
dan dokumentasi.
19. Kurikulum 2013 (K13) Dihentikan Dikembalikan
Ke Kurikulum 2006 KTSP
• Menurut Anies,
pendidikan Indonesia
menghadapi masalah
yang tidak sederhana
karena Kurikulum 2013
diproses secara amat
cepat dan bahkan sudah
ditetapkan untuk
dilaksanakan di seluruh
Indonesia sebelum
kurikulum tersebut
pernah dievaluasi secara
lengkap dan menyeluruh.
20. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pembuatan pertimbangan berdasarkan
seperangkat keriteria yang disepakati dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Suatu proses/kegiatan untuk mengetahui atau
menentukan efektivitas dan efisiensi program
pendidikan, implementasi dan hasil yg dicapai.
21. Lanjutan
Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk
mengetahui dan memutuskan apakah
program yang telah ditentukan sesuai dengan
tujuan semula.
“penerapan prosedur ilmiah yang sistematis
untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program”.
29. EVALUASI KURIKULUM
(Permendikbud 81 a Th 2013)
Masalah yang perlu dipecahkan/ditelaah masing-
masing kelomp:
1. Definisi Evaluasi Kurikulum
2. Fokus Evaluasi Kurikulum
3. Aspek Evaluasi Kurikulum
4. Pendekatan Evaluasi Kurikulum
5. Mekanisme Evaluasi Kurikulum
Catatan:
Hasil telaah dan diskusi di buat presentasi dg power
poin
Setelah dipresentasikan di uploud di internet lewat
google atau slideshare.com
30. EVALUASI KURIKULUM
(Permendikbud 81 a Th 2013)
• Evaluasi kurikulum adalah serangkaian
tindakan sistematis dalam mengumpulkan
informasi, pemberian pertimbangan dan
keputusan mengenai nilai dan makna
kurikulum.
– Pertimbangan dan keputusan mengenai nilai
berkenaan dengan keajekan ide, desain,
implementasi, dan hasil kurikulum.
– Pertimbangan dan keputusan mengenai arti
berkenaan dengan dampak kurikulum terhadap
masyarakat.
31. EVALUASI KURIKULUM
(Permendikbud 81 a Th 2013)
• evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang
dilakukan sejak awal pengembangan ide
kurikulum, pengembangan dokumen,
implementasi, dan sampai kepada saat di
mana hasil kurikulum sudah memiliki dampak
di masyarakat
33. EVALUASI KURIKULUM
(Permendikbud 81 a Th 2013)
• Evaluasi dalam proses pengembangan ide
dan dokumen kurikulum dilakukan untuk
mendapatkan masukan mengenai
kesesuaian ide dan desain kurikulum
untuk mengembangkan kualitas yang
dirumuskan dalam Standar Kompetensi
lulusan (SKL).
34. EVALUASI KURIKULUM
(Permendikbud 81 a Th 2013)
• Evaluasi terhadap implementasi dilakukan
untuk memberikan masukan terhadap
proses pelaksanaan kurikulum agar sesuai
dengan apa yang telah dirancang dalam
dokumen.
• Evaluasi terhadap hasil memberikan
keputusan mengenai dampak kurikulum
terhadap individu warga negara,
masyarakat, dan bangsa.
35. DASAR EVALUASI KURIKULUM
• Pasal 57 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyatakan bahwa evaluasi dilakukan
terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan.
• Pasal 77Q ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan:
“Evaluasi kurikulum merupakan upaya mengumpulkan
dan mengolah informasi dalam rangka meningkatkan
efektivitas pelaksanaan kurikulum pada tingkat nasional,
daerah, dan satuan pendidikan”