Makalah ini membahas tentang penerapan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) di sekolah-sekolah, masalah yang dihadapi, dan solusi untuk menerapkannya. KTSP sulit diterapkan karena kurang sistematis, tidak fungsional, kurang sosialisasi, dan kurang sarana prasarana pendukung. Solusinya adalah penentuan kelulusan oleh guru, pemerintah hanya menetapkan kerangka umum, sosialisasi
BAB I membahas latar belakang masalah KTSP dan rumusan masalahnya. KTSP adalah kurikulum terbaru di Indonesia yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. BAB II membahas hakikat, karakteristik, tujuan, landasan penyusunan, prinsip pengembangan, dan strategi pengembangan KTSP.
Panduan ini memberikan pedoman bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta memperhatikan potensi dan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. KTSP disusun secara beragam dan terpadu serta tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan relevan dengan kebutuhan kehidupan.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dari BSNP. KTSP memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai kondisi sekolah. Tujuan KTSP adalah memandirikan satuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian sekolah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)An Rachma
KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi luas kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat dengan memperhatikan standar nasional pendidikan. KTSP menitikberatkan pada peningkatan mutu pendidikan, partisipasi masyarakat, dan kepemimpinan sekolah yang profesional.
Makalah ini membahas tentang penerapan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) di sekolah-sekolah, masalah yang dihadapi, dan solusi untuk menerapkannya. KTSP sulit diterapkan karena kurang sistematis, tidak fungsional, kurang sosialisasi, dan kurang sarana prasarana pendukung. Solusinya adalah penentuan kelulusan oleh guru, pemerintah hanya menetapkan kerangka umum, sosialisasi
BAB I membahas latar belakang masalah KTSP dan rumusan masalahnya. KTSP adalah kurikulum terbaru di Indonesia yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. BAB II membahas hakikat, karakteristik, tujuan, landasan penyusunan, prinsip pengembangan, dan strategi pengembangan KTSP.
Panduan ini memberikan pedoman bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta memperhatikan potensi dan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. KTSP disusun secara beragam dan terpadu serta tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan relevan dengan kebutuhan kehidupan.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dari BSNP. KTSP memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai kondisi sekolah. Tujuan KTSP adalah memandirikan satuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian sekolah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)An Rachma
KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi luas kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat dengan memperhatikan standar nasional pendidikan. KTSP menitikberatkan pada peningkatan mutu pendidikan, partisipasi masyarakat, dan kepemimpinan sekolah yang profesional.
1. KTSP merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang mengacu pada pencapaian kompetensi dan menyempurnakan KBK.
2. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, tujuan, dasar penyusunan, dan komponen KTSP.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membandingkan kurikulum 1952, KTSP, dan kurikulum 2013 dalam hal penyebab, komponen, dan perbedaannya.
Kurikulum 2013 dirancang untuk mengembangkan kualitas pribadi peserta didik agar mampu menjawab tantangan masa depan, beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, dan menjadi warga negara yang baik. Kurikulum ini mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Instrumen validasi ktsp dok 1 & 2 baruNanang Yusup
Dokumen tersebut merupakan instrumen validasi dokumen KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang berisi pedoman pengisian lembar validasi dan daftar aspek-aspek yang akan divalidasi untuk memastikan kesesuaian KTSP dengan peraturan dan standar yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang model kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP. Ringkasannya adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan struktur dan muatan kurikulum SMP termasuk mata pelajaran wajib, muatan lokal, dan pengaturan beban belajar.
2. Visi, misi dan tujuan sekolah dijabarkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan sekolah.
3. Komponen kurikulum SMP terdi
Dokumen tersebut membahas pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia. Terdapat 3 poin utama: 1) Landasan pengembangan kurikulum berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan UU Sisdiknas 2003 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) Struktur kurikulum untuk SD, SMP, dan SMA; 3) Strategi implementasi kurikulum melalui pelatihan guru, pengembangan bahan ajar, dan evaluasi kurikulum.
Dokumen 1 K13 Prodi Multimedia SMK Islam Hang Tuah Batam Jogie Suaduon
Berdasarkan dokumen tersebut, ringkasannya adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Islam Hang Tuah untuk tahun pelajaran 2014-2015 dengan memperhatikan peraturan pemerintah terkait kurikulum dan standar nasional pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengatur tentang sistem pendidikan nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan tujuan membentuk manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. UU ini mengatur tentang prinsip, hak dan kewajiban peserta didik, jenjang pendidikan termasuk anak usia dini, dasar, men
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpNandang Sukmara
Buku saku ini memberikan informasi mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Menengah Pertama, mencakup komponen-komponen KTSP, kerangka pengembangan KTSP, dan tujuan penyusunan KTSP.
Makalah ini membahas tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Indonesia. SNP merupakan acuan untuk penyelenggaraan pendidikan dan terdiri atas delapan standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Makalah ini menjelaskan pengertian dan ruang lingkup masing-masing standar tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penyempurnaan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan undang-undang dan landasan filosofis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik. Kurikulum ini menitikberatkan pada peningkatan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
1. The document discusses first and second language acquisition in children. It notes that a child's first language is influenced by their family and environment, while their second language is influenced by instruction and schooling after age 5.
2. Theories of language acquisition discussed include behaviorism, innatism, and interactionism. Behaviorism focuses on observable behaviors, innatism posits an innate language acquisition device, and interactionism considers social and psychological factors.
3. Factors like learner characteristics, learning conditions, and the teacher's approach can influence second language acquisition according to the theories presented.
1. KTSP merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang mengacu pada pencapaian kompetensi dan menyempurnakan KBK.
2. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, tujuan, dasar penyusunan, dan komponen KTSP.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membandingkan kurikulum 1952, KTSP, dan kurikulum 2013 dalam hal penyebab, komponen, dan perbedaannya.
Kurikulum 2013 dirancang untuk mengembangkan kualitas pribadi peserta didik agar mampu menjawab tantangan masa depan, beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, dan menjadi warga negara yang baik. Kurikulum ini mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Instrumen validasi ktsp dok 1 & 2 baruNanang Yusup
Dokumen tersebut merupakan instrumen validasi dokumen KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang berisi pedoman pengisian lembar validasi dan daftar aspek-aspek yang akan divalidasi untuk memastikan kesesuaian KTSP dengan peraturan dan standar yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang model kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP. Ringkasannya adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan struktur dan muatan kurikulum SMP termasuk mata pelajaran wajib, muatan lokal, dan pengaturan beban belajar.
2. Visi, misi dan tujuan sekolah dijabarkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan sekolah.
3. Komponen kurikulum SMP terdi
Dokumen tersebut membahas pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia. Terdapat 3 poin utama: 1) Landasan pengembangan kurikulum berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan UU Sisdiknas 2003 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) Struktur kurikulum untuk SD, SMP, dan SMA; 3) Strategi implementasi kurikulum melalui pelatihan guru, pengembangan bahan ajar, dan evaluasi kurikulum.
Dokumen 1 K13 Prodi Multimedia SMK Islam Hang Tuah Batam Jogie Suaduon
Berdasarkan dokumen tersebut, ringkasannya adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Islam Hang Tuah untuk tahun pelajaran 2014-2015 dengan memperhatikan peraturan pemerintah terkait kurikulum dan standar nasional pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengatur tentang sistem pendidikan nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan tujuan membentuk manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. UU ini mengatur tentang prinsip, hak dan kewajiban peserta didik, jenjang pendidikan termasuk anak usia dini, dasar, men
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) smpNandang Sukmara
Buku saku ini memberikan informasi mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Menengah Pertama, mencakup komponen-komponen KTSP, kerangka pengembangan KTSP, dan tujuan penyusunan KTSP.
Makalah ini membahas tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Indonesia. SNP merupakan acuan untuk penyelenggaraan pendidikan dan terdiri atas delapan standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Makalah ini menjelaskan pengertian dan ruang lingkup masing-masing standar tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penyempurnaan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan undang-undang dan landasan filosofis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik. Kurikulum ini menitikberatkan pada peningkatan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
1. The document discusses first and second language acquisition in children. It notes that a child's first language is influenced by their family and environment, while their second language is influenced by instruction and schooling after age 5.
2. Theories of language acquisition discussed include behaviorism, innatism, and interactionism. Behaviorism focuses on observable behaviors, innatism posits an innate language acquisition device, and interactionism considers social and psychological factors.
3. Factors like learner characteristics, learning conditions, and the teacher's approach can influence second language acquisition according to the theories presented.
[Ringkasan]
Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan sistematis untuk mengumpulkan informasi dan memberikan pertimbangan mengenai nilai dan makna kurikulum mulai dari pengembangan ide, dokumen, implementasi, hingga dampaknya. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas kurikulum dan memberikan masukan untuk perbaikan.
Silabus pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI semester 1 ini memuat 5 standar kompetensi yaitu (1) mengartikan Alquran surah pendek pilihan, (2) meyakini adanya hari akhir, (3) menceritakan kisah Abu Lahab, Abu Jahal dan Musailamah Al Kazzab, (4) menghindari perilaku tercela, dan (5) mengenal ibadah bulan Ramadan. Setiap standar kompetensi terdiri atas beber
Kelas Aves merupakan kelas hewan yang memiliki bulu dan mampu terbang. Ciri khasnya adalah tubuh berbulu, memiliki sayap untuk terbang, dan bertelur. Aves dikelompokkan ke dalam berbagai ordo seperti Galliformes, Psittaciformes, dan Passeriformes.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan IPS, karakteristik pembelajaran IPS SD, rasional mempelajari IPS, dan tujuan pembelajaran IPS SD. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) IPS merupakan integrasi ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk menganalisis masalah sosial, (2) pembelajaran IPS SD menitikberatkan pada pengalaman peserta didik, dan (3) tujuan pembelajaran IPS adalah
MAKALAH: http://management-administer.blogspot.co.id/2016/09/inovasi-tentang-pengembangan-kurikulum.html
Pendidikan sebagai salah satu elemen penting dalam mendidik bangsa harus benar-benar dikelola dengan baik agar mampu membenahi akhlak bangsa. Hal ini dikarenakan hakikan pendidikan itu sebenarnya bukan hanya mengajar (transfer of knowlage) saja, tetapi lebih dari itu, yaitu mendidik agar berakhlak. Hal ini sebenarnya menjadi orientasi pendidikan dalam islam yang belum tergambar pada masa jahiliyah. Hal senada juga di ungkapkan oleh Baidowi dalam Said Ismail Ali bahwa pendidikan itu bertujuan untuk memperbaiki akhlak atau dikenal dengan istilah Ta’dib.
Pendidikan agama memang dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki akhlakul karimah. Melalui PAI, peserta didik diharapkan memiliki karakter-karakter tersebut. Pemahaman yang mendalam tentang ajaran dan nilai-nilai agama Islam diharapkan mampu menjiwai prilaku dan tindakan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengembangan PAI yang berorientasi dalam pendidikan karakter diharapkan mampu membenahi kualitas pembelajaran PAI, sehingga mampu memberikan kontribusi dalam pembenahan akhlak gerenarasi penerus bangsa.
This document provides teaching materials for junior high school English including standard competencies, examples of activities for listening, speaking, reading and writing skills. It outlines four standard competencies - listening, speaking, reading and writing. For listening, it provides examples of conversations and instructions for activities to improve pronunciation. For speaking, it gives examples of greetings and introductions. Examples of short reading texts like announcements and notices are also included. Finally, it discusses functional writing texts like instructions, shopping lists and greeting cards.
This document discusses techniques for teaching vocabulary, including:
1) It recommends using games like Bingo to motivate students to learn vocabulary.
2) It explains that mastering vocabulary is essential for learning a language.
3) It describes the procedure for playing Bingo to teach vocabulary, which involves students making Bingo boards, calling out words, and marking them off as they are learned.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia, termasuk konsep dasar, tujuan, landasan, dan strategi pengembangannya. KTSP dirancang untuk memberikan otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat.
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).pdfZukét Printing
Makalah ini membahas perbedaan antara kurikulum KTSP, K13, dan kurikulum merdeka belajar. KTSP adalah kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, K13 adalah kurikulum nasional berbasis kompetensi, sedangkan kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan belajar bagi siswa."
Perbedaan Kurikulum 13 dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (Dim).docxZukét Printing
Makalah ini membahas perbedaan antara kurikulum KTSP, K13, dan kurikulum merdeka belajar. KTSP adalah kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, K13 adalah kurikulum nasional berbasis kompetensi, sedangkan kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan belajar bagi siswa."
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp)Abdul Lathif
Dokumen tersebut membahas tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan otonomi kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat setempat. Dokumen tersebut juga membahas landasan hukum, karakter
KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dari BSNP. KTSP memberi otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya serta memberdayakan partisipasi masyarakat dalam pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan SD Negeri Pondok Bambu 14 yang mencakup latar belakang, tujuan, prinsip pengembangan, dan struktur kurikulum sekolah tersebut. Dokumen ini menjabarkan upaya sekolah dalam menyusun kurikulum sendiri berdasarkan otonomi pendidikan daerah dan standar nasional pendidikan.
Makalah ini membahas tentang pengelolaan kurikulum, mulai dari konsep dasar kurikulum, prinsip-prinsip pengelolaan kurikulum, ruang lingkup pengelolaan kurikulum, bentuk kegiatan pengelolaan kurikulum, alur kebijakan kurikulum, dan struktur kurikulum."
Dokumen tersebut merupakan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan ini memberikan pedoman bagi sekolah dalam mengembangkan KTSP berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta memperhatikan prinsip-prinsip seperti berpusat pada peserta didik, beragam dan terpad
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfHasanBasri321358
Dokumen tersebut membahas tentang visi pendidikan Indonesia yaitu menciptakan pelajar pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global guna mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Dokumen ini juga membahas mengenai komponen-komponen kurikulum operasional sekolah seperti karak
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di Indonesia. 2. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan standar nasional tetapi disesuaikan dengan kondisi sekolah. 3. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP antara lain relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, dan efektivitas.
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran kelompok 4IRMA HERDIANTI
Makalah ini membahas pentingnya prinsip-prinsip pengembangan KTSP dan implementasi kurikulum dalam sistem pembelajaran di sekolah. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain perbaikan dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, pentingnya visi dan misi sekolah dalam pengembangan kurikulum, serta tantangan dalam implementasi KTSP di sekolah."
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. MAKALAH
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing :
Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh:
Abdul Lathif Ar Rosyid (20154711024)
Ahmad Tamami (20154711025)
KELOMPOK VII
MADIN/PAI SEMESTER III B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG
Oktober 2016
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Pengembangan Kurikulum PAI”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang memberikan pencerahan pada kita semua. Tak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Nurul Amin, M.Ag Ketua STAI Muhammadiyah Tulugagung
2. Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I, selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu terselesainya
tugas makalah ini.
Kami sadar sepenuhnya makalah ini masih banyak mengalami
kekurangan.
Oleh karena itu, kepada para audiens kami persilahkan untuk memberikan
saran dan kritik demi pengembangan yang lebih baik dari penyusunan makalah
ini.
Akhirnya semoga tugas ini benar-benar bermanfaat dan memperoleh ridho
Alloh SWT. Aamiin.
Tulungagung, Oktober 2016
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
KATAPENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 1
C. Tujuan Masalah................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian KTSP ............................................................... 2
B. Konsep Dasar KTSP.......................................................... 3
C. Tujuan KTSP..................................................................... 4
D. Landasan KTSP................................................................. 5
E. Karakteristik KTSP ........................................................... 7
F. Faktor Pendukung KTSP ................................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan zaman yang demikian cepat, menuntut kita untuk
menyesuaikan diri termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan
pendidikan tidak terlepas dengan kurikulum sebagai salah satu faktor yang
dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Tahun pelajaran 2006/2007 pemerintah Republik Indonesia melalui
Departemen Pendidikan Nasional mulai memberlakukan kurikulum baru,
dengan kurikulum 2006. KTSP dirancang untuk menggantikan kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2004, yang sebenarnya lebih tepat sebagai
penyempurnaan dan pengembangan daripada penggantian.
Perubahan kurikulum dimasa mendatang akan lebih dititikberatkan
pada penetapan kompetensi dasar peserta didik sehingga apapun bentuk
kurikulum pada satuan pendidikan, ukuran yang terpenting dan prestasi
peserta didik adalah penguasaan mereka terhadap standar kompetensi yang
dituntut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian KTSP?
2. Apa Konsep Dasar KTSP?
3. Apa Tujuan KTSP?
4. Apa Landasan KTSP?
5. Apa Karakteristik KTSP?
6. Apa Faktor Pendukung KTSP?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian KTSP
2. Mengetahui Konsep Dasar KTSP
3. Mengetahui Tujuan KTSP
4. Mengetahui Landasan yang mendasari KTSP
5. Mengetahui Karakteristik KTSP
6. Mengetahui Faktor Pendukung KTSP
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KTSP
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah
Kurikulum, karena kurikulum merupakan acuan oleh satuan pendidikan yang
dijadikan acuan oleh satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah.1
Pengertian dari Kurikulum sendiri adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Salah satu kurikulum yang ada di Indonesia adalah KTSP yang
merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
karakteristik peserta didik.2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.3
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih
familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki
tanggungjawab yang memadai. Penyempurnaan kurilulum yang berkelanjutan
merupakan keharusan agar sistem Pendidikan Nasional selalu relevan dan
1 Dr. E. Mulyasa, M.Pd. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. PT Rosdakarya Offset -
Bandung. 2007 hal. 4.
2 Ibid. hal 8
3 http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-ktsp.html/. diakses pada 15 Oktober
2016. Pukul 15.09
6. 3
kompetitif. Hal itu juga sejalan dengan Undang-Undang Nomer 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya
peningatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara
berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
B. Konsep Dasar KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15)
dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan
dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi
dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang
Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1),
dan 2) sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP
merupakan paradigm baru pengembangan kurikulum, yang memberikan
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam
rangka mengefektifkan potensi belajar mengajar di sekolah. Otonomi
diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan
dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalolasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat.
Dalam KTSP pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta komite sekolah dewan pendidikan. Badan ini merupakan
7. 4
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah
setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD),
pejabat pendidikan daereah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan
orangtua peserta didik dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang
menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan
tentang pendidikan yan berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu
merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah dengan berbagai
implikasinya terhadap program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
sekolah.
C. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah tnuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi
daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu
diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan
hal sebagai berikut:
8. 5
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman
bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta
didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu
apa yagn terbaik bagi sekolahnya
4. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat
5. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada
umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk
melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yagn sehat dengan sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya inovatif dengan dukungan
orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan
yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasinya dalam KTSP.
D. Landasan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang
dan peraturan pemerintah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar
Nasional Pendidikan (SNP) teridiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
9. 6
berencana dan berkala. SNP digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan
pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan
oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang
standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan criteria minimal
tentang system pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP
adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
mengatur tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi
lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 23 Tahun 2006
mengatur Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Standar Kopetensi Lulusan meliputi standar
kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran dan standar
10. 7
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada
kompetensi dasar.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006
mengatur tentang pelaksanaan SKL dan Standar isi. Dalam peraturan ini
dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah
mengembangkan dan menetepkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang
bersangkutan, berdasarkan pada:
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentnag Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 sampai dengan Pasal 38
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan pasal 5 sampai dengan pasal 18 dan pasal 25 sampai pasal
27
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang
standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah
E. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam
konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan salama ini. Karakteristik
KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan
pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP
sebagai berikut:
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan
pendidikan, disertai seperangkat tanggungjawab untuk mengembangakan
kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu sekolah dan satuan
11. 8
pendidikan juga diberkan kewenangan untuk mengali dan engelola sumber
dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat dan Orang tua yang Tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi
masyarakat dan orangtua peserta didik yang tinggi, bukan hanya
mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite
sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembang-
kan program-program yagn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Dalam KTSP, pengembangan danpelaksanaan kurikulum didukung
oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional.
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas
professional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan professional yang
direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
4. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan
pemelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari
berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan
dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama
secara harmonis sesuaidengan posisinya masing-masing utnuk
mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak.
Disamping beberapa karakteristik di atas, terdapat beberapa faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan KTSP, terutama
berkaitan dengan sistem informasi serta sistem penghargaan dan hukuman.
F. Faktor Pendukung KTSP
Melalui KTSP, sekolah dan satuan pendidikan perlu dikembangkan
menjadi lembaga yang diberi wewenang dan tanggung jawab secara luas
12. 9
untuk mandiri, maju dan berkembang berdasarkan strategi kebijakan
manajemen pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Persoalan yang muncul
adalah apakah kondisi aktual satuan pendidikan dan sekolah di Indonesia
beserta sumber dayanya sudah memiliki kesiapan untuk mengembangkan dan
melaksanakan KTSP yang akan mengubah pola dan sistem pengembangan
kurikulum. Sehubungan dengan itu, agar pengembangan dan penerapan KTSP
mampu mendongkrak kualitas pendidikan, perlu didukung oleh beberapa
faktor dalam kebijakan pengelolaan sekolah yang menyangkut aspek berikut:
1. Iklim Pembelajaran yang Kondusif
Pengembangan KTSP perlu didukung oleh iklim pembelajaran
yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman dan tertib,
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan
menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan bermakna; yang lebih
menekankan pada belajar mengetahui, belajar berkarya, belajar menjadi
diri sendiri dan belajar hidup bersama secara harmonis.
2. Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan
Dalam pengembangan kurikulum sentralesasi, sekolah dan satuan
pendidikan sebagai pelaksana kurikulum, hampir tidak pernah diberi
kewenangan untuk menentukan kurikulum atau sistem evaluasi
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi dan kebutuhan peserta
didik secara aktual. Sekolah hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
dari pusat, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan peserta didik.
3. Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP yang menawarkan keleluasaan dalam pengembangan
kurikulum, memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala
sekolah, guru dan pengelola satuan pendidikan secara professional. Oleh
karena itu, pelaksanaan KTSP perlu disertai seperangkat kewajiban serta
monitoring dan tuntutan pertanggung jawaban yang relative tinggi, untuk
menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai
13. 10
kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan
masyarakat. Dengan demikian sekolah dan satuan pendidikan dituntut
mampu mengembangkan kurikulum dan mengelola sumber daya secara
transparan, demokratis, dan bertanggung jawab baik terhadap masyarakat
mampu pemerintah, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan dan
kualitas terhadap peserta didik.
4. Kepemimpinan Sekolah yang Demokratis dan Profesional
Pelaksanaan KTSP memerlukan sosok kepala sekolah yang
memiliki kemampuan manajerial dan integritas professional yang tinggi,
serta demokratis dalam proses pengambilan keputusan-keputusan
mendasar. Dalam implemantasi KTSP, kepala sekolah menuntut untuk
memiliki visi dan wawasan yang luas tentang pembelajaran yang efektif
seta kemampuan professional yagn memadai dalam bidang perencanaan,
kepemimpinan, manajerial dan supervise pendidikan. Ia juga harus
memiliki kemampuan untuk mengembangkan kerjasama yang harmonis
dengan berbagai pihak yang terkait dengan kurikulum.
5. Revitalisasi Partisipasi masyarakat dan Orangtua
Secara historis sekolah merupakan system pendidikan yagn
berkembeng dari, oleh dan utnuk masyarakat, sehingga masyarakat
memiliki tanggungjawab yang sangat besar terhadap eksisiensinya. Namun
dalam perkembangan berikutnya, terutama sekolah yang dikelola oleh
pemerintah seolah-olah berada di luar masyarakat dan orang tua sehingga
partisipasi mereka menjadi pudar. Dalam pengembangan KTSP,
partisipasi aktif berbagai kelompok masyarakat dan pihak orang tua dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program
sekolah perlu dibangkitkan kembali. Wujud keterlibatan, bukan hanya
dalam bantuan finansial, tetapi lebih dari itu dalam pemikiran untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
6. Menghidupkan serta Meluruskan KKG dan MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Musyawarah
Guru Bidang Studi (MGBS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan
14. 11
organisasi guru, yang pada saat ini keberadaannya pada sebagian sekolah
dan satuan pendidikan sudah mati suri. Dikatakan demikian, karena
kebanyakan organisasi tersebut pada saat ini sudah tidak memiliki dan
tidak melakukan program kerja sesuai dengan tujuan awalnya. Tujuan
MGMP dan KKG terutama adalah untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu kegiatan MGMP dan KKG yang dilakukan dengan intensif,
dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan diri guru untuk
menignkatkan kapasitas dan kemampuan guru serta menambah
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang diajarkan.
7. Kemandirian Guru
Dalam KTSP guru juga harus mampu bekerja mandiri untuk
memperbaiki diri dalam pembelajaran. Hal ini penting agar ia benar-benar
menjadi guru yang mampu digugu dan ditiru. Sehingga tidak saja mampu
mengembangkan KTSP tetapi juga melaksanakannya dalam pembelajaran
secara efektif dan menyenangkan. Kemandirian guru terutama diperlukan
dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problema yang sering
muncul dalam pembelajaran. Guru harus mampu mengambil tindakan
terhadap berbagai permasalahan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Kemandirian guru juga akan menjadi figur bagi peserta didik, sehingga
mereka terbiasa untuk memecahkan masalah secara mandiri dan
professional. Dengan demikian implementasi KTSP yang ditunjang
dengan kemandirian guru diharapkan dapat menciptakan pemebelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), yang akan
bermuara pada peningkatan prestasi belajar peserta didik dan prestasi
sekolah secara keseluruan.
15. 12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi dan kompetansi dasar yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengambangan KTSP deserahkan kepada
para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan
sekolah)untuk mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan,
keterampilan dan sikap) pada setiap satuan pendidikan di sekolah dan daerah
masing-masing.
Mengingat penyusunan KTSP diperlukan oleh sekolah dan satuan
pendidikan, diharapkan guru, kepala sekolah, komite sekolah dan dewan
pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Dikatakan
demikian karena mereka terlibat secara langsung dalam proses penyusunannya,
dan mereka (guru) yang akan melaksanakannya dalam proses pembelajarannya di
kelas, sehingga memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran,
sehubungan dengan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity) dan tantangan (threat) yang dimiliki oleh sekolah dan setiap satuan
pendidikan di daerah masing-masing.
Sehubungan KTSP pula, kita punya hajat bersama untuk memajukan
pendidikan dan pembelajaran, kita punya tanggungjawab terhadap kemajuan
sekoah dan prestasi belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah pentingnya
menghembuskan isu yang dapat memotivasi kinerja guru dan jajaran pendidikan
di sekolah, serta mengeliminasi dan membuang jauh-jauh is-isu rendahan yang
dapat melecehkan dan mengurangi kinerja guru dan tenaga kependidikan lain di
sekolah
16. 13
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
2006
Mulyasa, Enco. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya
Offset. 2007
http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-ktsp.html/