Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas evaluasi kurikulum pendidikan kejuruan dan teknik.
2. Terdapat beberapa tujuan evaluasi kurikulum seperti untuk perbaikan program, pertanggungjawaban, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
3. Terdapat beberapa prinsip evaluasi kurikulum seperti keterpaduan, keterlibatan peserta didik, dan akuntabilitas.
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kedudukan Evaluasi Kurikulum
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum
Objek Evaluasi Kurikulum
Prinsip, jenis dan desain Evaluasi Kurikulum
Model-model Evaluasi Kurikulum
Peranan Evaluasi Kurikulum
(Zainal Arifin, 2011)
by Ani Mahisarani PGSD STKIP Sebelas April Sumedang
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kedudukan Evaluasi Kurikulum
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum
Objek Evaluasi Kurikulum
Prinsip, jenis dan desain Evaluasi Kurikulum
Model-model Evaluasi Kurikulum
Peranan Evaluasi Kurikulum
(Zainal Arifin, 2011)
by Ani Mahisarani PGSD STKIP Sebelas April Sumedang
Pada dasarnya proses evaluasi kurikulum ditunjukan untuk mengevaluasi sejauhmana program-program pembelajaran yang mencakup intrakurikuler, ekstrakurikuler dan ko-kurikuler telah terealisasikan dalam pembelajaran yang dikembangkan guru atau belum. Lebih jauh bahwa output yang dihasilkan dari realisasi program kurikulum dalam bentuk pembelajaran tersebut harus menggambarkan tujuan-tujuan semula yang dirumuskan dalam kurikulum.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji. Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani yaitu, Gymno =terbuka atau telanjang dan sperma=biji. Anggota Gymnospermae memiliki ciri utama berupa bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporafil (daun buah). Tumbuhan ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabangcabang. Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk stabilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
Angiospermae, tumbuhan yang tergolong dalam anak divisi ini
berupa pohon-pepohonan, semak-semak maupun terna dengan batang yang bercabang monopodial atau simpodial. Berkas pengangkutan kolateral terbuka atau tertutup. Ada pula yang bokolateral, dalam akar selalu radikal. Dalam xilem selalu terdapat trakea dan trakeida.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa masalah yaitu:
Evaluasi adalah proses yang menentukan kondisi di mana satu tujuan dapat di capai, sedangkan evaluasi pembelajaran adalah merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar bagi seorang guru dan ada juga yang menyatakan media yang terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Tugas kelompok evaluasi pendidikan
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak diragukan bahwa bentuk kurikulum yang direncanakan dan
dijalankan memiliki dampak yang besar pada kualitas peserta didik. Namun,
proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menentukan kualitas sama
pentingnya. Peran evaluasi dalam pengembangan kurikulum tidak bisa terlalu
dipaksakan. Ketika dilakukan dengan benar, evaluasi dapat membantu
memastikan bahwa kurikulum memiliki kualitas tinggi dan kekurangannya dapat
segera diidentifikasi sebelum masalah yang lebih besar muncul pada saat
implementasi.
Evaluasi kurikulum pendidikan kejuruan dan teknik sering ditakuti dan
dihindari. Alasan untuk ini cukup sederhana. Pendidik sering merasa mereka tidak
memiliki waktu, keahlian, maupun kecenderungan untuk melaksanakan jenis
evaluasi menyeluruh yang benar-benar diperlukan. Para profesional di tingkat
pemerintah/dinas terkait serta perguruan tinggi dan universitas/fakultas dengan
posisi masing-masing perlu memberikan dukungan dalam menjalankan rencana
evaluasi kurikulum. Administrator, dekan, divisi, ketua, supervisor, kepala
departemen, dan guru, semuanya harus menyadari bahwa nilai evaluasi penting
diintegrasikan ke dalam upaya pengembangan dan perbaikan kurikulum yang
berkelanjutan.
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu
dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum. Sebagai seorang guru anda
1
2. tentunya harus memahami betul mengapa suatu kurikulum harus dievaluasi dan
apa yang menjadi tujuan dari evaluasi kurikulum.
Dengan adanya evaluasi kurikulum, kita mendapat informasi tentang
tingkat kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan
yang ingin dicapai dan disesuaikan dengan sumber daya yang ada, yang mana
informasi ini memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan apakah
kurikulum tersebut tetap dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut
harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga dilakukan
untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menjawab dan memenuhi kebutuhan dunia usaha/industri.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami menentukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Tujuan evaluasi kurikulum
2. Konsep/ model evaluasi kurikulum
3. Model yang disarankan berdasarkan kelebihan dari masing-masing model
evaluasi.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
antara lain untuk mengetahui:
1. Model-model evaluasi kurikulum
2
3. 2. Jenis-jenis strategi evaluasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas
dan menjadi alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi
keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya.
Sedangkan evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan
kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang
ada atau penyempurnaannya. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat
diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan yang efektif dan
bermakna. Hasil evaluasi menjadi dasar bagi para pihak pengembang untuk
mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut
disebarluaskan secara nasional. Menurut Hamid Hasan (1988:13) evaluasi adalah
suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan. Jadi dengan demikian, evaluasi kurikulum adalah suatu proses
evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau
ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual
curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Salah satu cara terintegrasi yang dapat dilakukan adalah melalui penerimaan
dan penggunaan kerangka evaluasi menyeluruh. Termasuk kegiatan
pengembangan kurikulum harus sistematis, evaluasi kurikulum juga harus
3
4. menggunakan sejenis struktur yang relevan dan teruji. karena kurikulum masa
kini cukup komprehensif.
B. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian
tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan,
yaitu:
1. Untuk perbaikan program
Sifatnya konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi
perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang
dikembangkan.
2. Pertanggungjawaban dari/kepada berbagai pihak
Adanya pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada
berbagai pihak yang berkepentingan. Baik yang mensponsori kegiatan
pengembangan kurikulum maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari
kurikulum yang telah dikembangkan. Tujuan ini merupakan suatu keharusan
bukan kebutuhan.
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas
dua kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah kurikulum baru tersebut
akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua,
dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara apa kurikulum baru tersebut
akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Sehingga untuk menjawab
pertanyaan tersebut diperlukan kegiatan evaluasi kurikulum.
4
5. C. Cakupan Proses Evaluasi Kurikulum
1. Judgement (penetapan suatu nilai)
- Subjektif
- Objektif (berdasar kriteria yang disepakati)
2. Kriteria
- Internal (program)
- Eksternal (luar program)
3. Objek penilaian
- Luas (program pendidikan)
- Terbatas (program belajar-mengajar)
D. Kerangka kerja Evaluasi Kurikulum
Gambar 2.1. Diagram Evaluasi Kurikulum
1. Penilaian Konteks (Context Evaluation)
Tujuan:
- Untuk menentukan konteks operasi
5
CONTEXT
EVALUATION
CONTEXT
EVALUATION
CURRICULUM INITIATION
AND STRUCTURING
CURRICULUM INITIATION
AND STRUCTURING
PRODUCT
EVALUATION
N
PRODUCT
EVALUATION
N
PROCESS
EVALUATION
PROCESS
EVALUATION
INPUT
EVALUATION
INPUT
EVALUATION
CURRICULUM OPERATIONCURRICULUM OPERATION
6. − Untuk mengidentifikasi dan menilai kebutuhan dan peluang dalam
konteks
− Untuk mendiagnosis masalah yang mendasari kebutuhan dan metode
kesempatan.
− Dengan membandingkan aktual dan input dan output, kaitannya dengan
pengambilan keputusan yang dimaksudkan:
a. Untuk memutuskan pengaturan untuk dilayani
b. Untuk perubahan yang diperlukan dalam perencanaan
2. Penilaian Input (Input Evaluation)
− Tujuan
Untuk mengidentifikasi dan menilai kemampuan sistem, strategi input
yang tersedia dan desain untuk mengimplementasikan strategi.
− Metode:
Menganalisis sumber daya, strategi solusi, desain prosedural untuk
relevansi, kelayakan dan ekonomi
− Kaitannya dengan pengambilan keputusan:
Untuk memilih sumber strategi solusi dan desain prosedural untuk
struktur kegiatan mengubah:
a. Kemampuan awal siswa
b. Tujuan kurikulum
c. Isi kurikulum
d. Metode dan media
e. Kompetensi tenaga pengajar
6
7. f. Ketepatan sumber daya pengajaran/pembelajaran
3. Penilaian Proses (Process Evaluation)
- Tujuan:
Untuk mengidentifikasi cacat proses dalam desain prosedural atau
pelaksanaannya
- Metode
Dengan memonitor kendala prosedural dan waspada terhadap orang-
orang yang tidak berkepentingan serta menjelaskan proses yang
sebenarnya
- Kaitannya dengan pengambilan keputusan:
Untuk menyempurnakan desain dan prosedur program pengendalian
yang efektif
- Umpan balik untuk menilai
a. Efektivitas metode belajar-mengajar
b. Pemanfaatan fasilitas fisik
c. Pemanfaatan proses belajar mengajar
d. Efektivitas sistem evaluasi kinerja siswa
3. Penilaian Hasil (Product Evaluation)
- Tujuan:
a. Untuk menghubungkan informasi hasil dengan tujuan dan konteks
b. Untuk memasukkan dan memproses informasi
- Metode: Pengukuran Vs Standar penafsiran hasilnya
- Kaitannya dengan pengambilan keputusan:
7
8. Untuk memutuskan untuk melanjutkan, mengakhiri, memodifikasi,
membangun atau memfokuskan kembali perubahan aktivitas.
E. Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum
Sebuah evaluasi kurikulum harus mengacu pada kurikulum atau silabi dan
dirancang secara jelas yaitu apa yang harus dinilai, materi penilaian, alat
penilaian, dan bagaimana hasil penilaian akan diinterpretasikan.
Beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam suatu pelaksanaan
evaluasi kurikulum:
1. Keterpaduan.
Evaluasi tersebut harus memegang pada prinsip-prinsip keterpaduan
atau keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan intruksional
pengajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode
pembelajaran.
2. Keterlibatan peserta didik
Sebuah proses evaluasi kurikulum, keterlibatan peserta didik
merupakan suatu hal yang mutlak.
3. Koherensi
Proses evaluasi kurikulum harus berkaitan dengan materi
pembelajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah
kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Harus ada keselarasan
antara peseta didik dengan pembelajaran.
8
9. 4. Pedagogis
Pedagogis adalah seni dalam mengajar. Prinsip evaluasi kurikulum
perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat
perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi
mampu menjadi motivator bagi diri siswa atau peserta didik.
5. Akuntabel
Hasil evaluasi harus menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua
siswa, sekolah, dan pihak-pihak terkait dalam pendidikan.
Yang harus diperhatikan agar mendapat informasi yang akurat,
diantaranya:
1. Dirancang secara jelas abilitas
2. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar
mengajar.
3. Agar hasil penilaian obyektif, harus menggunakan penilaian yang
komprehensif.
4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
5. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian
(grading)
6. Penilaian harus bersifat komparabel, artinya dapat dibandingkan antara
satu tahap penilaian dengan tahap penilaian lainnya.
7. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelasyang mana bagi siswa
dan yang mana bagi guru.
9
10. Secara sederhana dalam penggambaran prinsip-prinsip evaluasi
menyangkut beberapa hal yang mesti diperhatikan diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Kejelasan tujuan adalah menjabarkan segala proses dan hasil
pembelajaran yang dicapai
b. Realistik dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi kondisi dan
kemampuan para siswa
c. Ekologi adalah memperhitungkan situasi dimana kurikulum yang akan
dilaksanakan
d. Operasional adalah merumuskan secara spesifik dan terperinci segala
sesuatu yang harus diukur
e. Klasifikasi merupakan Jenjang atau tingkatan, jenis pendidikan, daya
dukung, dan geografis
f. Keseimbangan merupakan Penilaian kurikulum yang ideal dan aktual,
mengenai komponen kurikulum yang mesti diperhatikan
g. Kontinuitas merupakan penilaian yang harus dilakukan secara
menyeluruh terhadap semua program yang akan dilaksanakan.
G. FUNGSI EVALUASI KURIKULUM
1. Evaluasi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk
memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan.
2. Evaluasi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai
pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum).
10
11. H. PROSEDUR EVALUASI KURIKULUM
Prosedur adalah langkah-langkah teratur dan tertib yang harus ditempuh
sesorang evaluator pada waktu melakukan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah
tersebut merupakan tindakan yang harus dilakukan evaluator sejak dari awal
sampai akhir suatu kegiatan evaluasi. Prosedur yang dikemukakan disini adalah
hasil revisi dari prosedur, model, PSP yang dikemukakan Storeange dan Helm
(1992).
1. Kajian terhadap evaluan
Langkah pertama yang harus dilakukan evaluator terhadap kurikulum atau
bentuk kurikulum yang menjadi evaluannya. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan pemahaman terhadap karakterisitk kurikulum. Evaluator harus
mempelajari secara mendalam latar belakang kelahiran suatu kurikulum, landan
filsofi fan teoritis kurikulum tersebut, ide kurikulum, model kurikulum yang
digunakan untuk dokumen kurikulum, proses pengembangan dokumen
kurikulum, proses impelemtasi kurikulum, dan evaluasi hasil belajar.
2. Pengembangan proposal
Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator
kemudian mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan
pendekatan dan jenis evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan
apakah yang akan digunakannya adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi
kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya seeprti pendidikan dan pandangan
keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi yang akan
digunakan.
3. Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi
11
12. Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi
merupakan langkah penting dan menentukan. Hasil diskusi dengan pengguna jasa
akan menentukan apakah proposal yang diajukan akan dapat ditindak lanjuti atau
tidak. Jika evaluator berhasil meyakinkan calon pengguna jasa evaluasi maka
proposal yang diajukan mungkin akan disetujui dan pekerjaan evaluasi akan dapat
dilaksanakan. Artinya, tidak ada pekerjaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan
proposal tersebut
4. Revisi Proposal
Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna
jas evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut
berbagai kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk
melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada
pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu
tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak
diperlukan.
5. Rekruitmen personalia
Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan
ketika proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen
dianggap sudah terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang,
nama serta kualifikasi harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan
nilai lebih pada proposal.
6. Pengurusan persyaratan administrasi
Setiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan
berbagai formalitas administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari
12
13. pengguna kurikulum, pimpinan sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari
pejabat yang terkait dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu
diperlukan berbagai surat seperti surat izin melakukan evaluasi, surat permohonan
kesediaan menjadi responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya.
Keberadaan surat ini sangan penting dan sangat mutlak diperlukan.
7. Pengorganisasian pelaksanaan
Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang
tingkat kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan
jumlah evaluator yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan
semakin banyak evaluator yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula
pekerjaan management yang harus dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan
oleh seorang maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari
sebuah tim.
8. Analisis data
Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses
pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan
adalah model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data
kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model
kuatitatif harus dilaksanakan.
9. Penulisan pelaporan
Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan
laporan harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus
disesuaikan dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.
10. Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa
13
14. Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam
pembahasan ini jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang
memang tercantum dalam kontrak maka adalah kewajiban evaluator untuk
melengkapi laporan tersebut.
11. Penulisan laporan akhir
Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus
dilakukan evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa.
BAB III
KESIMPULAN
14
15. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum
secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di
evaluasi adalah efektifitas, relevansi, evisiensi, dan kelaiakan ( feasibillty )
program.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan : perbaikan program,
pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan. Model evaluasi digolongkan kedalam lima model yaitu :
a. Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi terutama
digunakan untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan
perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program / metode pendidikan.
Obyek evaluasi model ini menitik beratkan pada aspek kognitif dan khususnya
yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan.
b. Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan
pendidikan dan hasil belajar yang telah dicapai, untuk melihat sejauh mana
perubahan atau keberhasilan pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi
diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Pada model ini obyek
evaluasi menitik beratkan dalam bentuk kognitif, psikomotorik, maupun nilai dan
sikap. Jenis datayang dikumpulkan adalah data obyektif khsusunya skor hasil test.
c. Illumination
15
16. Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksaan program,
pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta
pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Pada model ini evaluasi
lebih didasarkan pada jugment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Obyek evaluasi pada model ini mencakup latar
belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan
kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya
data subyektif (judgement data) dalam kegiatan evaluasi.
d. Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap
dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan
judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan
penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input
(bahan, rencana, peralatan), proses, dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih
luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif maupun data
subyektif (judgment data) dalam kegiatan evaluasi.
e. Model CIPP
Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Karakteristik peserta
didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta
prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum
pada model ini dimaksudkan untuk membandinghkan performance atau kinerja
dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk
menimbulkan pertimbangan.
16
18. DAFTAR PUSTAKA
Hasan, P. D. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hermawan, A. H. (2009). Kurikulum dan Pebelajaran. Bandung: Jurusan
kurtekpen.
http://sauronaqila.blogspot.com/2013/04/makalah-evaluasi-kurikulum.html
https://www.google.com/#q=stufflebeam%27s+model+curriculum+evaluation
18