Dokumen ini berisi evaluasi pertemuan ke-12 mata kuliah Pendidikan Agama Kristen. Isinya meliputi penjelasan tentang kepelbagaian dan kebersamaan di Indonesia dari aspek bahasa, ras, dan agama. Juga dibahas bentuk dialog antar umat beragama seperti dialog kehidupan, percakapan, dan aksi bersama. Dijelaskan pula faktor pendukung dan penghambat dialog antar umat beragama serta pengalaman mahasiswa bekerja sama menye
1. TUGAS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
EVALUASI PERTEMUAN 12
Nama : Abner Edy Sutjipto
NIM : G1F011021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN INDONESIA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2011
2. 1. Jelaskan unsur-unsur yang membentuk kepelbagaian dan kebersamaan yang terjadi di
Indonesia.
a. Aspek linguistik dan rasial. Dari aspek bahasa, Indonesia memiliki satu bahasa
Nasional yakni bahasa Indonesia yang berdasarkan atas bahasa Melayu. Secara
rasional (kecuali Irian) penduduk Indonesia mempunyai akar rasial yang sama
yakni kelompok Deuturo-Melayu.
b. Aspek agama, Islam telah memberikan suatu dasar Religio-kultural yang agak
homogen dengan ciri-ciri yang agak khas.
c. Aspek adaptasi ekonomi dan bentuk-bentuk sosialnya, sistem sawah, ladang, serta
“desa” sebagai bentuk kehidupan sosial yang mendasar.
2. Jelaskan bentuk-bentuk ciri hidup yang dialogis antar umat beragama di Indonesia.
a. Dialog kehidupan, terjadi sebagai bentuk pertukaran pengalaman keagamaan,
saling membagi nilai-nilai dan kaidah-kaidah keagamaan yang dapat memperkaya
hidup mereka yang terlihat didalamnya, dan untuk memberi sumbangan bagi
tercapainya sikap saling mempercayai.
b. Dialog melalui percakapan, pertemuan dari para ahli dari masing-masing agama
untuk mempercakapkan ajaran agama mereka masing-masing.
c. Dialog dalam tindakan/aksi, menjurus pada kerjasama, bertindak bersama dan
hidup bersama sebagai jalan untuk membawa keharmonisan dan kesatuan. Slogan
yang sering digunakan “Ajaran memecahbelah, tetapi pelayanan mempersatukan”.
Ajaran-ajaran agama (dogma, doktrin) dan lain-lain dapat dikesampingkan ketika
secara bersama-sama menanggulangi sebuah persoalan sosial yang kongkrit.
3. Jelaskan faktor-faktor pendukung dan penghambat dialog kerja sama antar umat
beragama di Indonesia.
Faktor pendukung : melalui Departemen Agama menetapkan “Tri Kerukunan” umat
beragama, yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antara umat beragama,
kerukunan umat beragama dengan Pemerintah. Faktor penghambatnya berupa konflik
dan benturan-benturan yang terjadi, dimana tidak ada rasa toleransi antar umat
beragama.
3. 4. Ceritakan pengalaman keagamaan saudara dalam lingkungan pergaulan dengan rekan
mahasiswa yang berbeda agama ketika saudara bersama menggulangi sebuah
persoalan sosial.
Pengalaman saya adalah ketika ada permasalahan kami akan membicarakan dan
menyelesaikannya tanpa memandang perbedaan agama yang ada. Sebisa mungkin
kami memandang secara umum dan saling menghormati perbedaaan yang ada.