Laporan ini berisi tentang alat-alat kesehatan berupa : Infuse Pump, Automatic Processing Film (APF), Meja Operasi, Blood Bank, Microwave Diathermy, dan Doppler.
Disini disertakan spesifikasi, blok diagram serta cara kerja alat.
Selamat menikmati :)
Jangan lupa tinggalkan komentar positifnya ya sob :*
Laporan ini berisi tentang alat-alat kesehatan berupa : Infuse Pump, Automatic Processing Film (APF), Meja Operasi, Blood Bank, Microwave Diathermy, dan Doppler.
Disini disertakan spesifikasi, blok diagram serta cara kerja alat.
Selamat menikmati :)
Jangan lupa tinggalkan komentar positifnya ya sob :*
[Project Workshop] Simulasi untuk mengontrol lampu operasi dengan menggunakan IR remote sebagai main control dan dilengkapi motion detector control sebagai kontrol tanpa kontak langsung dengan perangkat
[Project Workshop] Simulasi untuk mengontrol lampu operasi dengan menggunakan IR remote sebagai main control dan dilengkapi motion detector control sebagai kontrol tanpa kontak langsung dengan perangkat
This wonderful yet educational picture book is aimed to create awareness on epilepsy for kids of the age 7-12 years old. The beautifully hand-drawn picture book is prepared by Group 20 as a part of continuous assessment under FAR344. This is an abridged version.
Copyright, H'ng Kee Khai, Madihah Iman Ellias, Michelle Yeoh Yenn Lynn, Nur Afiza Mohamad Hanapiah, Nurul Hani Rosli and Zuhaili Zakaria, 2015.
This booklet project is performed under the supervision of Dr Aisyah Saad Abdul Rahim, School of Pharmaceutical Sciences, Universiti Sains Malaysia. Enquiries are welcome.
#epilepsi #creativity #farmasi #pharmacy #children #picturebook #student
7 Ocak 2017 tarihinde düzenlediğimiz "Profesyonellik: İğneyi Size Çuvaldızı Yöneticilere" isimli eğitimimizden görüntüler.
Gösterdiğiniz ilgiye teşekkür ediyor, sizler için faydalı olmasını diliyoruz.
Eğitimimizin sunumuna buradan ulaşabilirsiniz:
Eğitimlerimizden haberdar olmak için bizi sosyal medyada takip etmeyi unutmayın.
Web - https://goo.gl/zGnNZZ
Facebook - https://goo.gl/8bVmp8
Twitter - https://goo.gl/EZ1WSV
LinkedIn - https://goo.gl/cnQW68
2. Otak manusia merupakan sumber dari segala
pikiran, emosi, persepsi dan tingkah laku. Otak
terdiri dari jutaan elemen mikroskopik yang
disebut saraf yang menggunakan bahan kimia
dalam mengatur aktivitas listrik di dalam otak.
Untuk merekam aktivitas listrik tersebut, dapat
menggunakan Elektroensafalografi (EEG).
EEG adalah sebuah pemeriksaan penunjang
yang berbentuk rekaman gelombang elektrik sel
saraf yang berada di otak yang memiliki tujuan
untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi
fungsi otak. Alat ini dapat mendeteksi adanya
kelainan pada sel saraf , misalnya alzheimer dan
epylepsi
3. 1. Mendiagnosis suatu penyakit dan gejalanya
2. Mengecek permasalahan pada orang yang mengalami
kehilangan kesadaran.
3. Mencari tahu apakah seseorang dalam keadaan koma.
4. Mempelajari penyebab susah tidur.
5. Melihat aktivitas otak ketika seseorang menerima obat
anestesi selama operasi otak.
6. Membantu orang yang memiliki masalah psikis, seperti
rasa gugup, dan kesehatan mental.
4. Eeg harus ditempatkan di ruang yang jauh
dri peralatan yang menimbulkan noise, seperti
diatermi.tread mill,kompresor,peralatan yang
menggunakan motor listrik,pemancar radio/tv
5. Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG.
Elektroda EEG dapat diletakkan secara terpisah pada kulit
kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat
diletakkan pada kepala pasien.
Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit
kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda
yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam
dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif
pada kulit kepala dengan elektroda referensi umumnya pada
daun telinga. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe
merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan
antara dua elektroda pada kulit kepala.
6.
7.
8.
9.
10. Normal
A. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari
aktivitas elektrik
B. Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari
aktivitas elektrik dan tidak ada gelombang yang
lambat
C. Jika pasien dirangsang
dengan cahaya (photic) selama test maka
hasil gelombang tetap normal.
11. Abnormal
A. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas
elektrik
B. EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang cepat atau
lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor otak,
infeksi/peradangan, injuri, strok, atau epilepsi. Ketika seseorang
mempunyai epilepsi dengan pemeriksaan EEG ini bisa diketahui
daerah otak bagian mana yang aktivitas listriknya tidak normal.
disebabkan kelainan di dalam otak yang tidak hanya terbatas pada
satu area khusus di otak, misalnya intoksikasi obat, infeksi otak
(ensefalitis), atau penyakit metabolisme (Diabetik ketoasidosis)
C. EEG menunjukkan grlombang delta atau gelombang teta pada orang
dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya injuri otak
D. EEG tidak menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak ( a “ flat/”
atau “ garis lurus” ). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang
mana pada umumnya disebabkan oleh tidak adanya (penurunan)
aliran darah atau oksigen di dalam otak. Dalam beberapa hal,
pemberian obat penenang dapat menyebabkan gambaran EEG flat.
Hal ini juga dapat dilihat di status epilepsi setelah pengobatan
diberikan.
13. 1. Memakai minimal 17 elektrode pada titik-titik bagian sel saraf otak
2. Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus
digunakan secara rutin.
3. Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas ini dapat memberi informasi
tentang fungsi abnormal otak.
4. Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan
setting alat selama perekaman harus dicatat.
5. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada
prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman
harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan
waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu
kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena
itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk
menemukan abnormalitasnya.
14. Alat Instrumentasi Medis Electroenchephalograph (EEG)
Oleh : Jayadhi Wenardo Rusli, Ponco Siwindarto, Nurussa’adah
15. Penyadapan sinyal EEG dilakukan dengan mengambil selisih potensial antara dua
electrode yang berbeda tempat. Elektroda tersebut ditempelkan pada permukaan kulit
kepala dan kemudian masing-masing dihubungkan ke rangkaian proteksi untuk
meminimalisir interferensi gelombang radio/Radio Frequecy Interference (RFI) dari kabel
elektrode yang bisa bersifat sebagai antena dan mencegah high voltage yang
membahayakan pasien dan instrument. Sinyal dihubungkan ke penguat instrumentasi dan
diperkuat, kemudian masuk ke rangkaian penguat AC untuk memperkuat sinyal serta
menghilangkan efek dari tegangan offset sinyal DC yang ditimbulkan, offset internal op-amp
maupun offset karena efek non-polarisasi yang kurang ideal dari elektroda.
Sedangkan rangkaian Right Leg Driver dipakai sebagai umpan balik ke elektrode referensi
supaya mengurangi tegangan mode common.
Selanjutnya sinyal EEG akan masuk ke rangkaian filter, yaitu rangkaian filter low pass dan
rangkaian notch filter. Kedua filter tersebut akan meredam sinyal-sinyal yang tak
dikehendaki termasuk sinyal noise. Pada tahap akhir sistem EEG ini keluaran filter
dihubungkan dengan penguat akhir sehingga sinyal yang dihasilkan sesuai dengan daerah
operasi masukan ADC.
Selanjutnya sinyal analog diubah menjadi digital oleh ADC. Data digital ini diolah dan
dikirimkan mikrokontroller ke PC dan kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.
16. Desain Alat Instrumentasi Medis Electroenchephalograph (EEG)
Oleh : Jayadhi Wenardo Rusli, Ponco Siwindarto, Nurussa’adah
17. Desain rangkaian Proteksi merupakan susunan dari R
dan C yang membentuk rangkaian low pass filter. Untuk
mencegah terjadinya error, maka nilai dari komponen R
dan C di setiap elektrode haruslah sama. Untuk
mengurangi terjadinya ketidaksamaan ini, ditambahkan
kapasitor yang menghubungkan kedua elektrode. Filter
RF dirancang mempunyai frekuensi cut-off 3450 Hz.
Desain rangkaian proteksi High Voltage adalah rangkaian
clipping memakai transistor npn dan pnp.
18. RIGHT LEG DRIVER (RLD)
Sebuah resistor dipasang seri dengan keluaran op-amp inverting
sebagai pembatas arus untuk safety bila terjadi short circuit. Nilai RO yang
bisa dipakai sekitar 10 KΩ hingga 10 MΩ.
Desain RLD dengan menambahkan kapasitor C1 1nF pada
feedbacknya untuk menghindari osilasi. Sebuah kapasitor C2 1nF
dipasangkan secara pararel pada RO digunakan untuk menambahkan
impedansi total sehingga akan semakin aman bila terjadi short circuit. Dari
percobaan mendalam, antara C1 dan C2 harus sama sehingga dapat
bekerja normal pada frekuensi rendah.
19. PENGUAT INSTRUMENTASI
Komponen yang digunakan
sebagai penguat instrumentasi adalah
IC tipe AD620. Dengan menggunakan
rangkaian penguat instrumentasi ini
beda potensial dengan dua masukan
akan dikuatkan.
Penentuan gain hanya
menggunakan satu resistor saja, yaitu
resistor RG. Gain diinginkan besarnya
12,23. Memang tidak terlalu besar
karena mempertimbangkan offset DC
yang dihasilkan oleh elektrode.
Resistor R1 dan R2
digunakan sebagai pembatas arus yang
masuk ke dalam op-amp instrumentasi.
20. RANGKAIAN PENGUAT AC
Desain rangkaian ini berupa
sebuah kapasitor C digunakan untuk
memblok tegangan DC, dan
melewatkan sinyal AC. Kombinasi C-
R akan membentuk filter High Pass.
Untuk rangkaian Penguat AC
ditentukan frekuensi cut-off nya
sekecil mungkin, yaitu 0,15 Hz. Nilai
C1 dipilih 1uF.
Desain rangkaian ini
memperhatikan spesifikasi op-amp,
khususnya offset voltage internal op-
amp. Oleh karena itu akan
ditambahkan kombinasi rangkaian R-
C High Pass orde 1 yang sama untuk
menghilangkan offset DC hasil dari
penguatan.
21. LOW PASS FILTER
Low Pass Filter (LPF)
adalah jenis filter yang
melewatkan frekuensi rendah
serta meredam atau
menahan frekuensi tinggi.
Bentuk respon LPF seperti
memperlemah tegangan
keluaran untuk semua
frekuensi di atas frekuensi
cut off fc.
22. NOTCH FILTER
Notch Filter dirancang
untuk meredam sinyal noise
akibat dari interferensi jala-
jala pada frekuensi 50 Hz.
23. RANGKAIAN LAST AMP
Sistem instrumentasi EEG
ini dirancang sedemikian
rupa sehingga keluaran
rangkaian bersesuaian
dengan masukan minimum
dan maximum dari ADC yaitu
0-5 volt.
24. UNTUK PEMELIHARAAN ELEKTRODE
1. Ketika perangkat EEG selesai digunakan, elektrode harap dibersihkan
dari sisa gel dengan air hangat
2. Ketika elektrode tidak digunakan harap di taruh pada alas yang steril
untuk menghindari kontak dengan bakteri yang berlebihan
3. Untuk mendeteksi adanya gangguan pada elektrode, elektrode dapat
dicelupkan ke dalam air untuk men-groundkan elektrode agar terdeteksi
sinyal netral (referensi)
UNTUK PEMELIHARAAN KABEL PENGHUBUNG ELEKTRODE (FO)
4. Karena kabel FO memiliki struktur Yang Berbeda dengan kabel tembaga
pada umumnya sehingga kabel FO tidak boleh di lipat ketika akan
merapikannya. Kabel FO harus tergulung demi menghindari kerusakan
kabel
25. UNTUK PC
1. Untuk merawat komponen keras dan lunak pada PC,
maka dapat dioperasikan minimal sekali dalam sehari
2. Untuk menjaga dari serangan virus , PC dapat di instal
anti virus untuk mencegah virus yang masuk ketika PC
berinterkasi dengan device/jaringan luara agar
perangkat lunak untuk EEG dapat dioperasikan dengan
lancar pada PC ,
26. Apabila output sinyal yang dikeluarkan tidak jelas
1. Mengecek sambungan kabel elektroda
2. Mengecek kembali sambungan elektroda pada
kulit kepala
3. Menggunakan gel agar dapat
menangkapsinyal otaklebih jelas
4. Menganjurkan pasien agar tenang , mengurangi
pergerakan pada pasien agar tidak
mempengaruhi output sinyal