Dokumen tersebut menjelaskan tentang film badge sebagai alat ukur radiasi untuk proteksi radiasi. Film badge dapat mencatat dosis radiasi yang terakumulasi selama periode tertentu, ringan dan mudah digunakan. Proses pembacaan film badge melibatkan proses pengembangan, pembentukan citra laten, dan pencucian untuk menghasilkan daerah terang dan gelap yang merepresentasikan dosis radiasi yang diterima. Hasil interkomparasi antar laboratorium
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANMartindra K
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1014/MENKES/SK/XI/2008
TENTANG
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANMartindra K
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1014/MENKES/SK/XI/2008
TENTANG
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Smart Buoy untuk Pemantauan Kolam Akuakultur.pptxJafarShiddiq7
Kebutuhan pangan merupakan salah satu aspek krusial
dalam kehidupan manusia, dan seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk global, permintaan akan pangan terus meningkat. Salah
satu sumber protein hewani yang penting adalah ikan, namun
produksi ikan dari tangkapan alamiah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang semakin meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya untuk meningkatkan produksi ikan secara efisien melalui
pengembangan sektor akuakultur. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, dibutuhkan penggunaan perangkat canggih Smart Buoy
agar dapat meningkatkan efisiensi sektor akuakultur yang
membutuhkan lebih sedikit tenaga manusia. Dengan
memanfaatkan sensor-sensor yang terpasang pada Smart Buoy,
informasi terkait suhu air, kondisi kolam, dan lingkungan kolam,
sehingga memberikan representasi fisik kolam secara real-time.
Metode penelitian ini adalah dengan rancang bangun sistem dan
dilakukan pengujian alternatif pada kolam pancing ikan untuk
menguji performa sistem. Hasilnya, telah dapat dirancang sebuah
prototipe dari sebuah Smart Buoy yang dapat memonitor
representasi fisik dari kolam dan menampilkan datanya
menggunakan protokol komunikasi LoRa pada website yang telah
dirancang. Sehingga data-data hasil dari pemantauan real-time
dapat diakses melalui website dari browser. Data-data ini menjadi
landasan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efektif
dalam pengelolaan tambak. Oleh karena itu, penggunaan Smart
Buoy menjadi sangat penting dalam transformasi menuju
akuakultur yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
2. Dalam bidang proteksi radiasi berkaitan dengan
nilai batas dosis (NBD), alat ukur radiasi – proteksi
radiasi dibagi menjadi dua:
1. Alat Ukur Pasif.
Alat ukur yang mana pembacaan hasil
pengukurannya tidak dapat dibaca langsung
melainkan harus melalui proses terlebih dahulu.
Contoh: Film badge, TLD badge.
2. Alat Ukur Aktif.
Alat ukur yang dapat menunjukkan secara
langsung hasil pengukuran radiasi yang
diterima. Contoh: survey meter, dosimeter saku.
3. Karakteristik Film Badge :
Film Badge merupakan salah satu alat
ukur radiasi yang digunakan untuk
mencatat dosis radiasi yang terakumulasi
selama periode tertentu. Film badge ini
ringan, mudah dibawa dan mudah
penggunaannya. Disamping itu juga kuat ,
dapat mengukur radiasi dari 10 mRem
sampai dengan 20 Rem ( dan dapat
dibaca ulang (Meredith, 1977).
7. Proses pembentukan gambaran
Emulsi terdiri dari kristal ionik Ag+ dan Br- dalam kisi kubus. Kehadiran
impuritas mengganggu permukaan kubus yang membentuk sensitivity
speck (bintik sensitif).
Br- + hf → Br + e-
Atom Br diserap oleh gelatin yang mengakibatkan emulsi melekat pada
dasar film. Elektron terperangkap oleh sensitivity speck dan menarik
muatan positif ion Ag+ sehingga menjadi atom Ag .Kristal dengan atom Ag
pada permukaannya disebut latent image. Proses pengembangan film
dengan cairan alkaline mengurangi Ag+ dan meninggalkan Ag yang
membentuk noda grain pada film. Film difiksasi dan diperkuat dengan
larutan asam lemah. Kristal yang tidak mengandung latent image dicuci dan
menghasilkan daerah terang dalam film.
Bila waktu antara pembentukan latent image dengan pengembangan terlalu
lama, maka beberapa kristal kembali ke kondisi semula, mengakibatkan
citra “faded” (meluruh). Bila developer sangat kuat, kristal tanpa latent
image ikut dikembangkan. Film yang tidak terkena paparan bila
dikembangkan, beberapa kristal menimbulkan kehitaman disebut fog
(kabut). Tingkat fog meningkat dengan kondisi pengembangan yang tidak
sesuai (suhu, developer terlalu kuat).
14. Kesimpulan :
Dengan tahap-tahap tersebut diatas, maka
hasil perhitungan film badge masih dapat
digunakan sebagai indikator penerimaan dosis
radiasi pada pekerja radiasi.
Film Badge dengan segala keterbatasannya
sampai saat ini masih dipakai dan diakui sebagai
salah satu alat ukur radiasi (proteksi radiasi)
oleh lembaga regulator (BAPETEN).