SlideShare a Scribd company logo
Chapter Eight 1 
® 
BAB 8 
Pertumbuhan Ekonomi II 
Tutorial PowerPoint 
Sebagai pendamping 
MAKROEKONOMI, edisi ke-6. 
N. Gregory Mankiw 
oleh 
Mannig J. Simidian
Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi, 
menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana 
interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan 
ekonomi. 
Chapter Eight 2
Untuk memeriksa bagaimana kebijakan publik suatu negara dapat 
mempengaruhi tingkat dan pertumbuhan standar kehidupan warga 
negara, kita harus menayakan lima pertanyaan. 
1) Apakah sebaiknya masyarakat menabung lebih banyak atau sedikit? 
2) Bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat tabungan ? 
3) Adakah beberapa tipe investasi yang kebijakan sebaiknya dorong? 
4) Apa institusi yang memastikan sumber-sumber daya ekonomi 
dimanfaatkan sebaik-baiknya ? 
5) Bagaimana kebijakan dapat meningkatkan tingkat kemajuan teknologi? 
Model Solow menyediakan bingkai teoretis di mana di dalamnya 
kita mempertimbangkan isu-isu ini. 
Chapter Eight 3
Untuk memasukkan kemajuan teknologi, 
Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai : 
Y = F (K, L  E) 
L  E mengukur jumlah pekerja. 
Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E. 
Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan 
pekerja L  E. Esensi model ini adalah kenaikan E (efisiensi) 
analog dengan kenaikan L (jumlah pekerja). Dengan kata lain, 
seorang pekerja (jika dua kali lebih produktif) 
dapat dianggap sebagai dua pekerja. L  E berlipat ganda dan 
perekonomian diuntungkan dari produksi barang dan jasa yang 
meningkat. 
Chapter Eight 4
Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada tingkat g, dan L 
tumbuh pada tingkat n jadi jumlah pekerja L  E tumbuh pada 
tingkat n + g. Sekarang, perubahan persediaan modal per pekerja : 
Dk = i –(d+n +g)k, di mana i sama dengan s f(k). 
Kondisi Mapan 
Chapter Eight 5 Modal 
per pekerja, k 
k* 
Investasi, 
sf(k) 
(d + n + g)k 
Catat : k = K/LE dan y=Y/(L  E). 
Jadi, y = f(k) sekarang berbeda. 
Juga, bila g ditambahkan, 
gk diperlukan untuk menyediakan 
modal pada “pekerja efektif” baru 
muncul oleh kemajuan teknologi. 
sf(k)
Penting… 
Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja pada tingkat g 
mempengaruhi model pertumbuhan Solow dengan cara yang hampir 
sama sebagaimana dilakukan pertumbuhan populasi pada tingkat n. 
Sekarang karena k didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja 
efektif, kenaikan jumlah pekerja efektif karena kemajuan teknologi 
cenderung mengurangi k. Pada kondisi mapan, investasi sf(k) mengatasi 
dengan tepat penurunan pada k karena depresiasi, pertumbuhan populasi, 
dan kemajuan teknologi. 
Chapter Eight 6
Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. 
Karena y = f(k), output per pekerja efektif juga konstan. Namun 
efisiensi tiap pekerja aktual tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per 
pekerja, (Y/L = y  E) juga tumbuh pada tingkat g. Output total 
Y = y  (E  L) tumbuh pada tingkat n + g. 
Chapter Eight 7
Pengenalan kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk 
Kaidah Emas. Tingkat modal Kaidah Emas sekarang didefinisikan 
sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja 
efektif. Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi-mapan 
per pekerja efektif adalah : 
c*= f (k*) - (d + n + g) k* 
Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika 
MPK = d + n + g, 
disusun ulang, MPK - d = n + g. 
Yakni, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto, 
MPK - d, sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena 
perekonomian aktual mengalami baik pertumbuhan populasi dan 
kemajuan teknologi, kita harus menggunakan kriteria ini untuk 
mengevaluasi apakah perekonomian aktual ini memiliki modal lebih 
banyak atau sedikit daripada perekonomian kondisi mapan Kaidah Emas. 
Chapter Eight 8
Modal per pekerja efektif k = K/(E  L) 0 
Output per pekerja efektif y = Y/ (E  L) = f(k) 0 
Output per pekerja Y/L = y  E g 
Output total Y = y  (E  L) n + g 
Chapter Eight 9
Sejauh ini kita telah memperkenalkan kemajuan teknologi ke dalam 
model Solow untuk menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan pada 
standar kehidupan. 
Mari kita sekarang mendiskusikan apa yang terjadi ketika teori 
menemui kenyataan. 
Chapter Eight 10
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak 
variabel untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan. 
Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced growth). 
Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per 
pekerja, K/L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat 
kemajuan teknologi. Ini konsisten dengan data AS di mana g bernilai 
sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu. 
Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor. 
Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa 
modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi, selama 50 tahun terakhir, upah 
riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir sama dengan 
GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi 
persediaan modal) telah sekitar sama. 
Chapter Eight 11
Sifat mengejar ketertinggalan disebut konvergensi. 
Jika tidak ada konvergensi, negara yang awalnya miskin 
akan tetap miskin. 
Model Solow membuat prediksi tentang kapan 
konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua 
perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa 
mereka berbeda pada awalnya (yaitu, tingkat tabungan, 
tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi human capital). 
Chapter Eight 12
Perbedaan pendapatan adalah hasil dari : 
1) Faktor-faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan human 
capital 
2) Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi 
Secara sederhana, pekerja di negara miskin tidak memiliki alat dan 
keterampilan, atau mereka tidak memanfaatkan alat dan keterampilan-nya 
secara optimal. 
Chapter Eight 13
Dalam model Solow, pertanyaan sentralnya adalah 
apakah kesenjangan besar antara kaya dan miskin 
disebabkan oleh perbedaan akumulasi modal, atau 
perbedaan fungsi produksi. 
Chapter Eight 14
Tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output kondisi-mapan. 
Suatu tingkat tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah 
Emas, yang memaksimumkan konsumsi per pekerja. Mari kita gunakan 
Kaidah Emas untuk menganalisis tingkat tabungan AS. 
Produk marjinal modal 
neto dari depresiasi 
(MPK – d) 
Tingkat pertumbuhan 
output total 
(n + g) 
Ingat bahwa pada kondisi mapan Kaidah Emas, (MPK – d) = (n + g) 
Chapter Eight 15
Jika perekonomian beroperasi 
dengan modal lebih banyak daripada 
kondisi mapan Kaidah Emas, 
maka (MPK – d < n + g) 
Jumlah modal pada kondisi mapan Kaidah Emas 
Jika perekonomian beroperasi 
dengan modal lebih sedikit daripada 
kondisi mapan Kaidah Emas, 
maka (MPK – d > n + g) 
Chapter Eight 16
Produk marjinal modal 
neto setelah depresiasi 
(MPK – d) 
Tingkat pertumbuhan 
output total 
(n + g) 
Untuk membuat perbandingan ini di perekonomian AS, kita perlu 
menaksir tingkat pertumbuhan output (n + g) dan produk marjinal 
modal neto (MPK – d). GDP AS tumbuh sekitar 3 persen per tahun, 
jadi, n + g = 0.03. Kita dapat menaksir produk marjinal modal neto 
dari fakta-fakta berikut : 
Chapter Eight 17
1) Persediaan modal sekitar 2,5 kali GDP satu tahun, atau k = 2.5y 
2) Depresiasi modal sekitar 10 persen GDP, atau dk = 0.1y 
3) Pendapatan modal sekitar 30 persen GDP, atau MPK  k = 0.3y 
Kita menyelesaikan tingkat depresiasi d dengan 
membagi persamaan 2 dengan persamaan 1: 
dk/k = (0.1y)/(2.5y) 
d = 0.04 
Dan kita menyelesaikan produk marjinal modal (MPK) 
dengan membagi persamaan 3 dengan persamaan 1: 
(MPK  k)/k = (0.3y)/(2.5y) 
MPK = 0.12 
Jadi, sekitar 4 persen persediaan modal terdepresiasi tiap tahun, dan 
produk marjinal modal sekitar 12 persen per tahun. Produk marjinal 
modal neto, MPK – d, sekitar 8 persen per tahun. 
Chapter Eight 18
Kita sekarang dapat melihat bahwa pengembalian modal 
(MPK – d = 8 persen per tahun) jauh di atas tingkat pertumbuhan 
perekonomian (n + g = 3 persen per tahun). 
Ini mengindikasikan bahwa persediaan modal pada perekonomian AS 
jauh di bawah tingkat Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika AS 
menabung dan menginvestasikan bagian yang lebih banyak dari 
pendapatannya, ia akan tumbuh lebih cepat dan akhirnya mencapai 
kondisi mapan dengan 
konsumsi lebih tinggi. 
Chapter Eight 19
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah 
terima dalam pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. 
Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran 
 
Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran 
 
Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga 
dan perusahaan. 
Chapter Eight 20
Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas 
sebagian karena mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur 
alokasi sumber daya mereka yang langka. 
Sebagai contoh, tradisi legal suatu negara adalah institusi. Contoh 
lain adalah kualitas pemerintah sendiri dan tingkat korupsi yang 
ada dalam infrastruktur politik. 
Chapter Eight 21
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan 
dalam pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. 
Model Solow, namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai 
variabel eksogen, dan karenanya tidak menjelaskannya. 
Chapter Eight 22
? 
Teori Pertumbuhan Endogen menolak 
asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi 
eksogen (yang berasal dari luar). 
Chapter Eight 23
Mulai dengan fungsi produksi sederhana : Y = AK, di mana Y adalah 
output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang 
mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal (perhatikan 
fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian 
menurun). Satu unit modal tambahan menghasilkan A unit output 
tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal 
yang kian menurun ini merupakan perbedaan kunci antara model 
pertumbuhan endogen ini dan model Solow. 
Kita gambarkan akumulasi modal dengan persamaan yang mirip dengan 
yang telah kita gunakan : DK = sY - dK. Persamaan ini menyatakan bahwa 
perubahan persediaan modal (DK) sama dengan investasi (sY) dikurangi 
depresiasi (dK). Kita gabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi, 
susun ulang, dan mendapat : DY/Y = DK/K = sA – d. 
Chapter Eight 24
DY/Y = DK/K = sA - d 
Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan 
output DY/Y. Perhatikan bahwa sepanjang sA > d, pendapatan 
perekonomian tumbuh selamanya, bahkan tanpa asumsi kemajuan 
teknologi eksogen. 
Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi 
pengembalian modal yang kian menurun akhirnya mendorong 
perekonomian mendekati kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya 
bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. 
Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi 
bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan. 
Chapter Eight 25
Penghancuran Kreatif 
Schumpeter menyatakan bahwa kemajuan ekonomi berasal dari 
proses penghancuran kreatif. Menurut Schumpter, penggerak 
kemajuan adalah pengusaha dengan ide untuk produk baru, cara 
baru menhasilkan produk lama atau beberapa inovasi lain. 
Chapter Eight 26
Efisiensi tenaga kerja (Efficiency of labor) 
Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja 
(Labor-augmenting technological progress) 
Teori pertumbuhan endogen ( Endogenous growth theory) 
Chapter Eight 27

More Related Content

What's hot

Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
universitas negeri padang
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
Mirza Syah
 
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Yesica Adicondro
 
Perekonomian terbuka
Perekonomian terbukaPerekonomian terbuka
Perekonomian terbuka
9elevenStarUnila
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Quinta Nursabrina
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme
Juni Effendi
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Irma Asyatun
 
Tenaga kerja mankiw06
Tenaga kerja mankiw06Tenaga kerja mankiw06
Tenaga kerja mankiw06
munahar_hambali
 
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
mahasiswaunida
 
Teori perdagangan internasional modern
Teori perdagangan internasional modernTeori perdagangan internasional modern
Teori perdagangan internasional modern
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
Judianto Nugroho
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
Judianto Nugroho
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barang
Sukma Kenangan
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
Sudirman Jie
 

What's hot (20)

Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
Modul Makroekonomi Mankiw Bab 5
 
Perekonomian terbuka
Perekonomian terbukaPerekonomian terbuka
Perekonomian terbuka
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme3 teori merkantilisme
3 teori merkantilisme
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Tenaga kerja mankiw06
Tenaga kerja mankiw06Tenaga kerja mankiw06
Tenaga kerja mankiw06
 
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
 
Teori perdagangan internasional modern
Teori perdagangan internasional modernTeori perdagangan internasional modern
Teori perdagangan internasional modern
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barang
 
Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 

Similar to economic growth II

Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Pertumbuhan EkonomiKonsep Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Economic growth resumes
Economic growth resumesEconomic growth resumes
Economic growth resumes
Dissa MeLina
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
Judianto Nugroho
 
Resume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi iResume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi iHaiRina Sukesti
 
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptxmankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
fuzifasters
 
Sumber sumber pertumbuhan ekonomi
Sumber sumber pertumbuhan ekonomiSumber sumber pertumbuhan ekonomi
Sumber sumber pertumbuhan ekonomi
Yousuf Kurniawan
 
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusiaResume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusiaOpissen Yudisyus
 
Ekonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smith
Ekonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smithEkonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smith
Ekonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smith
Nur Az
 
Homework
HomeworkHomework
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
Indra Jaya
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomediani lupitasari
 
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
WindaAprilia12
 
Keseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptx
Keseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptxKeseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptx
Keseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptx
SusanSanti20
 
Teori investasi
Teori investasiTeori investasi
Teori investasi
NurulHuda719747
 
6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi
6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi
6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi
Haniatur Rohmah
 

Similar to economic growth II (20)

Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Pertumbuhan EkonomiKonsep Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Pertumbuhan Ekonomi
 
Economic growth resumes
Economic growth resumesEconomic growth resumes
Economic growth resumes
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Resume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi iResume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi i
 
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptxmankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
mankiw-chapter-3-national-income(2).pptx
 
Sumber sumber pertumbuhan ekonomi
Sumber sumber pertumbuhan ekonomiSumber sumber pertumbuhan ekonomi
Sumber sumber pertumbuhan ekonomi
 
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusiaResume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
 
Ekonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smith
Ekonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smithEkonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smith
Ekonomi - teori pembangunan ekonomi-adam smith
 
Homework
HomeworkHomework
Homework
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
 
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
 
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
 
Keseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptx
Keseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptxKeseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptx
Keseimbangan Ekonomi pada bidang Sektor.pptx
 
6 mankiw02
6 mankiw026 mankiw02
6 mankiw02
 
Teori investasi
Teori investasiTeori investasi
Teori investasi
 
6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi
6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi
6 7.model2-pertumbuhan-ekonomi
 

More from Dissa MeLina

Enterprenuer
EnterprenuerEnterprenuer
Enterprenuer
Dissa MeLina
 
Netherlands
NetherlandsNetherlands
Netherlands
Dissa MeLina
 
exercise
exerciseexercise
exercise
Dissa MeLina
 
open economy
open economyopen economy
open economy
Dissa MeLina
 
Capital flows and international goods
Capital flows and international goodsCapital flows and international goods
Capital flows and international goods
Dissa MeLina
 
ekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanekonomi kependudukan
ekonomi kependudukan
Dissa MeLina
 
Perekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka KecilPerekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka Kecil
Dissa MeLina
 
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk BelandaMengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
Dissa MeLina
 
Factor-factor migrasi
Factor-factor migrasiFactor-factor migrasi
Factor-factor migrasi
Dissa MeLina
 
PENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKROPENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKRO
Dissa MeLina
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
Dissa MeLina
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
Dissa MeLina
 
pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1Dissa MeLina
 
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapPengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapDissa MeLina
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employees
Dissa MeLina
 
management chapter 11
management chapter 11management chapter 11
management chapter 11
Dissa MeLina
 
The habits of people very right time
The habits of people very right timeThe habits of people very right time
The habits of people very right time
Dissa MeLina
 
Ekonomi Koperasi
Ekonomi KoperasiEkonomi Koperasi
Ekonomi Koperasi
Dissa MeLina
 

More from Dissa MeLina (20)

Pembukaan
PembukaanPembukaan
Pembukaan
 
Enterprenuer
EnterprenuerEnterprenuer
Enterprenuer
 
Netherlands
NetherlandsNetherlands
Netherlands
 
exercise
exerciseexercise
exercise
 
open economy
open economyopen economy
open economy
 
Capital flows and international goods
Capital flows and international goodsCapital flows and international goods
Capital flows and international goods
 
ekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanekonomi kependudukan
ekonomi kependudukan
 
Perekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka KecilPerekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka Kecil
 
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk BelandaMengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
 
Factor-factor migrasi
Factor-factor migrasiFactor-factor migrasi
Factor-factor migrasi
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
PENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKROPENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKRO
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1
 
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapPengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employees
 
management chapter 11
management chapter 11management chapter 11
management chapter 11
 
The habits of people very right time
The habits of people very right timeThe habits of people very right time
The habits of people very right time
 
Ekonomi Koperasi
Ekonomi KoperasiEkonomi Koperasi
Ekonomi Koperasi
 

Recently uploaded

PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
AryaMahardhika3
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 

Recently uploaded (20)

PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 

economic growth II

  • 1. Chapter Eight 1 ® BAB 8 Pertumbuhan Ekonomi II Tutorial PowerPoint Sebagai pendamping MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian
  • 2. Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi, menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan ekonomi. Chapter Eight 2
  • 3. Untuk memeriksa bagaimana kebijakan publik suatu negara dapat mempengaruhi tingkat dan pertumbuhan standar kehidupan warga negara, kita harus menayakan lima pertanyaan. 1) Apakah sebaiknya masyarakat menabung lebih banyak atau sedikit? 2) Bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat tabungan ? 3) Adakah beberapa tipe investasi yang kebijakan sebaiknya dorong? 4) Apa institusi yang memastikan sumber-sumber daya ekonomi dimanfaatkan sebaik-baiknya ? 5) Bagaimana kebijakan dapat meningkatkan tingkat kemajuan teknologi? Model Solow menyediakan bingkai teoretis di mana di dalamnya kita mempertimbangkan isu-isu ini. Chapter Eight 3
  • 4. Untuk memasukkan kemajuan teknologi, Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai : Y = F (K, L  E) L  E mengukur jumlah pekerja. Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E. Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan pekerja L  E. Esensi model ini adalah kenaikan E (efisiensi) analog dengan kenaikan L (jumlah pekerja). Dengan kata lain, seorang pekerja (jika dua kali lebih produktif) dapat dianggap sebagai dua pekerja. L  E berlipat ganda dan perekonomian diuntungkan dari produksi barang dan jasa yang meningkat. Chapter Eight 4
  • 5. Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n jadi jumlah pekerja L  E tumbuh pada tingkat n + g. Sekarang, perubahan persediaan modal per pekerja : Dk = i –(d+n +g)k, di mana i sama dengan s f(k). Kondisi Mapan Chapter Eight 5 Modal per pekerja, k k* Investasi, sf(k) (d + n + g)k Catat : k = K/LE dan y=Y/(L  E). Jadi, y = f(k) sekarang berbeda. Juga, bila g ditambahkan, gk diperlukan untuk menyediakan modal pada “pekerja efektif” baru muncul oleh kemajuan teknologi. sf(k)
  • 6. Penting… Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja pada tingkat g mempengaruhi model pertumbuhan Solow dengan cara yang hampir sama sebagaimana dilakukan pertumbuhan populasi pada tingkat n. Sekarang karena k didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja efektif, kenaikan jumlah pekerja efektif karena kemajuan teknologi cenderung mengurangi k. Pada kondisi mapan, investasi sf(k) mengatasi dengan tepat penurunan pada k karena depresiasi, pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi. Chapter Eight 6
  • 7. Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f(k), output per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja aktual tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per pekerja, (Y/L = y  E) juga tumbuh pada tingkat g. Output total Y = y  (E  L) tumbuh pada tingkat n + g. Chapter Eight 7
  • 8. Pengenalan kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidah Emas. Tingkat modal Kaidah Emas sekarang didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja efektif. Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi-mapan per pekerja efektif adalah : c*= f (k*) - (d + n + g) k* Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika MPK = d + n + g, disusun ulang, MPK - d = n + g. Yakni, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto, MPK - d, sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena perekonomian aktual mengalami baik pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, kita harus menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi apakah perekonomian aktual ini memiliki modal lebih banyak atau sedikit daripada perekonomian kondisi mapan Kaidah Emas. Chapter Eight 8
  • 9. Modal per pekerja efektif k = K/(E  L) 0 Output per pekerja efektif y = Y/ (E  L) = f(k) 0 Output per pekerja Y/L = y  E g Output total Y = y  (E  L) n + g Chapter Eight 9
  • 10. Sejauh ini kita telah memperkenalkan kemajuan teknologi ke dalam model Solow untuk menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan pada standar kehidupan. Mari kita sekarang mendiskusikan apa yang terjadi ketika teori menemui kenyataan. Chapter Eight 10
  • 11. Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan. Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced growth). Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per pekerja, K/L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat kemajuan teknologi. Ini konsisten dengan data AS di mana g bernilai sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor. Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi, selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir sama dengan GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi persediaan modal) telah sekitar sama. Chapter Eight 11
  • 12. Sifat mengejar ketertinggalan disebut konvergensi. Jika tidak ada konvergensi, negara yang awalnya miskin akan tetap miskin. Model Solow membuat prediksi tentang kapan konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa mereka berbeda pada awalnya (yaitu, tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi human capital). Chapter Eight 12
  • 13. Perbedaan pendapatan adalah hasil dari : 1) Faktor-faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan human capital 2) Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi Secara sederhana, pekerja di negara miskin tidak memiliki alat dan keterampilan, atau mereka tidak memanfaatkan alat dan keterampilan-nya secara optimal. Chapter Eight 13
  • 14. Dalam model Solow, pertanyaan sentralnya adalah apakah kesenjangan besar antara kaya dan miskin disebabkan oleh perbedaan akumulasi modal, atau perbedaan fungsi produksi. Chapter Eight 14
  • 15. Tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output kondisi-mapan. Suatu tingkat tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah Emas, yang memaksimumkan konsumsi per pekerja. Mari kita gunakan Kaidah Emas untuk menganalisis tingkat tabungan AS. Produk marjinal modal neto dari depresiasi (MPK – d) Tingkat pertumbuhan output total (n + g) Ingat bahwa pada kondisi mapan Kaidah Emas, (MPK – d) = (n + g) Chapter Eight 15
  • 16. Jika perekonomian beroperasi dengan modal lebih banyak daripada kondisi mapan Kaidah Emas, maka (MPK – d < n + g) Jumlah modal pada kondisi mapan Kaidah Emas Jika perekonomian beroperasi dengan modal lebih sedikit daripada kondisi mapan Kaidah Emas, maka (MPK – d > n + g) Chapter Eight 16
  • 17. Produk marjinal modal neto setelah depresiasi (MPK – d) Tingkat pertumbuhan output total (n + g) Untuk membuat perbandingan ini di perekonomian AS, kita perlu menaksir tingkat pertumbuhan output (n + g) dan produk marjinal modal neto (MPK – d). GDP AS tumbuh sekitar 3 persen per tahun, jadi, n + g = 0.03. Kita dapat menaksir produk marjinal modal neto dari fakta-fakta berikut : Chapter Eight 17
  • 18. 1) Persediaan modal sekitar 2,5 kali GDP satu tahun, atau k = 2.5y 2) Depresiasi modal sekitar 10 persen GDP, atau dk = 0.1y 3) Pendapatan modal sekitar 30 persen GDP, atau MPK  k = 0.3y Kita menyelesaikan tingkat depresiasi d dengan membagi persamaan 2 dengan persamaan 1: dk/k = (0.1y)/(2.5y) d = 0.04 Dan kita menyelesaikan produk marjinal modal (MPK) dengan membagi persamaan 3 dengan persamaan 1: (MPK  k)/k = (0.3y)/(2.5y) MPK = 0.12 Jadi, sekitar 4 persen persediaan modal terdepresiasi tiap tahun, dan produk marjinal modal sekitar 12 persen per tahun. Produk marjinal modal neto, MPK – d, sekitar 8 persen per tahun. Chapter Eight 18
  • 19. Kita sekarang dapat melihat bahwa pengembalian modal (MPK – d = 8 persen per tahun) jauh di atas tingkat pertumbuhan perekonomian (n + g = 3 persen per tahun). Ini mengindikasikan bahwa persediaan modal pada perekonomian AS jauh di bawah tingkat Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika AS menabung dan menginvestasikan bagian yang lebih banyak dari pendapatannya, ia akan tumbuh lebih cepat dan akhirnya mencapai kondisi mapan dengan konsumsi lebih tinggi. Chapter Eight 19
  • 20. Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran  Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran  Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga dan perusahaan. Chapter Eight 20
  • 21. Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas sebagian karena mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur alokasi sumber daya mereka yang langka. Sebagai contoh, tradisi legal suatu negara adalah institusi. Contoh lain adalah kualitas pemerintah sendiri dan tingkat korupsi yang ada dalam infrastruktur politik. Chapter Eight 21
  • 22. Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dalam pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Model Solow, namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai variabel eksogen, dan karenanya tidak menjelaskannya. Chapter Eight 22
  • 23. ? Teori Pertumbuhan Endogen menolak asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi eksogen (yang berasal dari luar). Chapter Eight 23
  • 24. Mulai dengan fungsi produksi sederhana : Y = AK, di mana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal (perhatikan fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian menurun). Satu unit modal tambahan menghasilkan A unit output tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun ini merupakan perbedaan kunci antara model pertumbuhan endogen ini dan model Solow. Kita gambarkan akumulasi modal dengan persamaan yang mirip dengan yang telah kita gunakan : DK = sY - dK. Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan persediaan modal (DK) sama dengan investasi (sY) dikurangi depresiasi (dK). Kita gabungkan persamaan ini dengan fungsi produksi, susun ulang, dan mendapat : DY/Y = DK/K = sA – d. Chapter Eight 24
  • 25. DY/Y = DK/K = sA - d Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan output DY/Y. Perhatikan bahwa sepanjang sA > d, pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, bahkan tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi pengembalian modal yang kian menurun akhirnya mendorong perekonomian mendekati kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan. Chapter Eight 25
  • 26. Penghancuran Kreatif Schumpeter menyatakan bahwa kemajuan ekonomi berasal dari proses penghancuran kreatif. Menurut Schumpter, penggerak kemajuan adalah pengusaha dengan ide untuk produk baru, cara baru menhasilkan produk lama atau beberapa inovasi lain. Chapter Eight 26
  • 27. Efisiensi tenaga kerja (Efficiency of labor) Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja (Labor-augmenting technological progress) Teori pertumbuhan endogen ( Endogenous growth theory) Chapter Eight 27