Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik nonlinier yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenuhnya sistem enzim dan pembawa, serta adanya perubahan patologis dalam proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa contoh perhitungan waktu eliminasi obat dengan menggunakan persamaan Michaelis-Menten dan kapasitas terbatas.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
Laporan praktikum mengenai absorpsi dan ekskresi obat melalui saliva dan urin. Mahasiswa melakukan uji klinik dengan memberikan kapsul KI kepada probandus dan mengukur kadar KI dalam saliva dan urin setiap 15 menit selama 90 menit. Hasil menunjukkan puncak kadar KI tereliminasi melalui saliva dan urin terjadi pada menit ke-75.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik nonlinier yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenuhnya sistem enzim dan pembawa, serta adanya perubahan patologis dalam proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa contoh perhitungan waktu eliminasi obat dengan menggunakan persamaan Michaelis-Menten dan kapasitas terbatas.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Laporan praktikum ini membahas tentang formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma yang mengandung salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Dokumen ini menjelaskan teori umum tentang larutan, komposisi larutan, dan faktor yang mempengaruhi kelarutan. Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara formulasi dan pembuatan larutan obat batuk asma.
Laporan praktikum mengenai absorpsi dan ekskresi obat melalui saliva dan urin. Mahasiswa melakukan uji klinik dengan memberikan kapsul KI kepada probandus dan mengukur kadar KI dalam saliva dan urin setiap 15 menit selama 90 menit. Hasil menunjukkan puncak kadar KI tereliminasi melalui saliva dan urin terjadi pada menit ke-75.
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk membuat suspensi antibiotik yang berisi informasi tentang komposisi, perhitungan dosis per botol dan per batch, serta cara pembuatan suspensi tersebut."
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRhiza Amalia
Asam askorbat adalah nama kimia dari Vitamin C, asam askorbat merupakan vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting untuk biosintesis kolagen, karnitin dan berbagai neurotransmiter.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitatzipiklan
Dokumen ini membahas perhitungan dosis dan takaran terkecil sediaan suspensi kloramfenikol palmitat untuk anak-anak berusia 1-12 tahun. Dosis kloramfenikol palmitat dihitung berdasarkan konversi dari dosis kloramfenikol base, dan ditentukan takarannya dalam 1 sendok takar yang berisi 250 mg. Kemasan terkecil ditetapkan sebesar 60 ml untuk memenuhi kebutuhan 3 hari.
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
Praktikum anatomi dan fisiologi manusia melibatkan penanganan hewan coba mencit. Laporan ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan prosedur penanganan mencit sebagai hewan percobaan, termasuk cara memegang dan memberikan obat secara oral, intravena, intramuscular, subkutan, dan intraperitoneal.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas tentang diuretik, termasuk sejarah, definisi, klasifikasi, mekanisme kerja, dan contoh diuretik seperti manitol dan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk membuat suspensi antibiotik yang berisi informasi tentang komposisi, perhitungan dosis per botol dan per batch, serta cara pembuatan suspensi tersebut."
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRhiza Amalia
Asam askorbat adalah nama kimia dari Vitamin C, asam askorbat merupakan vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting untuk biosintesis kolagen, karnitin dan berbagai neurotransmiter.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitatzipiklan
Dokumen ini membahas perhitungan dosis dan takaran terkecil sediaan suspensi kloramfenikol palmitat untuk anak-anak berusia 1-12 tahun. Dosis kloramfenikol palmitat dihitung berdasarkan konversi dari dosis kloramfenikol base, dan ditentukan takarannya dalam 1 sendok takar yang berisi 250 mg. Kemasan terkecil ditetapkan sebesar 60 ml untuk memenuhi kebutuhan 3 hari.
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
Praktikum anatomi dan fisiologi manusia melibatkan penanganan hewan coba mencit. Laporan ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan prosedur penanganan mencit sebagai hewan percobaan, termasuk cara memegang dan memberikan obat secara oral, intravena, intramuscular, subkutan, dan intraperitoneal.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut membahas tentang diuretik, termasuk sejarah, definisi, klasifikasi, mekanisme kerja, dan contoh diuretik seperti manitol dan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16. HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik. 1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+. Diuretik modern semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine.Terkecuali spironolakton, diuretik kebanyakan berkembang secara empiris, tanpa mengetahui mekanisme sistem transpor spesifik di nephron. Diuretik adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif, namun memiliki efek samping yang banyak pula.
Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang berkemih atau merangsang pengeluaran urin. Dengan kata lain diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air.
Diuretik adalah suatu sediaan yang dapat meningkatkan laju urinasi dan volume air seni. Penggunaan diuretik dalam pengobatan medis dilakukan untuk menurunkan volume cairan ekstraseluler, khususnya pada penyakit yang berhubungan dengan edema dan hipertensi. Diuretik juga dilaporkan dapat dijadikan sebagai terapi sirosis hati, asites , sindrom nefritis, dan toksemia gagal ginjal. Sediaan diuretik dapat berasal dari senyawa kimia sintetik (buatan) dan alami (sumber hayati).
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang urine, aktivitas diuretik, dan furosemide.
2. Furosemide bekerja dengan memblokir absorpsi garam dan cairan di ginjal sehingga meningkatkan ekskresi urine.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan dosis furosemide terhadap aktivitas diuretik pada tikus.
Teks tersebut membahas tentang hemodialisa sebagai pengobatan untuk gagal ginjal. Hemodialisa digunakan untuk mengeluarkan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh dengan cara memisahkan darah pasien dari cairan dialisis melalui membran semipermeabel. Proses ini mengeluarkan zat-zat seperti urea dan kreatinin dari darah melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi."
Tugas ilmu biomedis ini memberikan ringkasan singkat tentang struktur dan fungsi nefron ginjal dalam 3 kalimat. Nefron adalah unit struktural dan fungsional dasar ginjal yang terdiri atas renal korpuskula dan tubulus. Renal korpuskula berfungsi menyaring darah menjadi filtrat, sedangkan berbagai bagian tubulus melakukan reabsorpsi dan sekresi untuk membentuk urine. Fungsi utama nefron adalah mengatur konsentrasi cairan dan z
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Diuretik
1. LAPORAN PRATIKUM
FARMAKOLOGI II
DIURETIK
Oleh :
Sri Merlia Jasril ( 1101101 )
Kelompok : 4B Ganjil
Tanggal : 22 April 2013
Dosen : Andriani Susanti M. Farm, Apt
Asisten dosen : 1. Thahriani c
2. Ulfa turrohmah
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
PEKANBARU
2013
2. DIURETIK
I. Tujuan
1. Memahami teknik evaluasi obat diuretic
2. Memahami manifestasi dari obat diuretic dan penggunaannya secara klinis
II. Tinjauan pustaka
Pengertian
Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis)
dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus
ginjal. Dengan demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi free
load. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung. Pada
gagal jantung, diuretik akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan yang
terakumulasi di jaringan dan paru paru . di samping itu berkurangnya volume darah akan
mengurangi kerja jantung.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretic :
1. Tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi
natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak.
2. Status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal
ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap
diuretik.
3. Interaksi antara obat dengan reseptor .Kebanyakan bekerja dengan mengurangi
reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan juga air
diperbanyak.
Mekanisme kerja diuretika :
Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga
pengeluarannya lewat kemih dan demikian juga dari air-diperbanyak. Obat-obat ini
bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga ditempat lain, yakni :
3. 1. Tubuli proksimal.
Ultra filtrat mengandung sejumlah besar garam yang disini direabsorpsi
secera aktif untuk 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan
ureum. Karena reabsopsi belangsung secara proporsional, maka susunan filtrat
tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plama. Diuretik osmosis bekerja di
tubulus proksimal dengan merintangi rabsorpsi air dan natrium.
2. Lengkungan Henle.
Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi
direabsorpsi secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi
tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan bekerja terutama
di sini dengan merintangi transpor Cl- begitu pula reabsorpsi Na+, pengeluaran air
dan K+diperbanyak .
3. Tubuli distal.
Dibagian pertmanya, Na+ dirabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrat
menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa tiazida dan klortalidon bekerja di
tempat ini dengan memperbanyak eksresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Pada
bagian keduanya, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+ proses ini
dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron dan zat-
zat penghemat kalium bekerja di sini dengan mengekskresi Na+ dan retensi K+ .
4. Saluran Pengumpul.
Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja disini dengan
mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini.
Penggolongan diuretic :
Diuretik dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yakni :
1. Diuretik Kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian
dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium,
dan klorida.Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6).
Banyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru.
Memiliki kurva dosis-efek curam, yaitu bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa
4. bertambah. Contoh obatnya adalah furosemida yang merupakan turunan
sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat hipertensi. Mekanisme kerjanya
dengan menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari loop Henle
(lengkungan Henle) dan tubulus distal, mempengaruhi sistem kontrasport Cl-
binding, yang menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg, dan Ca. Contoh obat
paten: frusemide, lasix, impugan. Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam
etakrinat, furosemid dan bumetamid.
2. Diuretic hemat kalium
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus
koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan
sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara
langsung (triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini lemah dan khusus
digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya untuk menghemat kalium.
Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat secara
kompetitif oleh antagonis alosteron. Contoh obatnya adalah spironolakton yang
merupakan pengambat aldosteron mempunyai struktur mirip dengan hormon
alamiah. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai beberap hari setelah
pengobatan dihentikan. Daya diuretisnya agal lemah sehingga dikombinasikan
dengan diuretika lainnya. Efek dari kombinasi ini adalah adisi. Pada gagal jantung
berat, spironolakton dapat mengurangi resiko kematian sampai 30%. Resorpsinya
di usus tidak lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam hati, zat ini diubah
menjadi metabolit aktifnya, kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan
tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20 jam.
Efek sampingnya pada penggunaan lama dan dosis tinggi akan mengakibatkan
gangguan potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada wanita. Contoh
obat paten: Aldacton, Letonal.
3. Diuretik golongan tiazid
Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat, juga
lebih lama, terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan
kelemahan jantung. Memiliki kurva dosis-efek datar yaitu jika dosis optimal
5. dinaikkan, efeknya (diuresis dan penurunan tekanan darah) tidak
bertambah. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid,
hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,
siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
hidroklorthiazida adalah senyawa sulfamoyl dari turunan klorthiazida yang
dikembangkan dari sulfonamid. Bekerja pada tubulus distal, efek diuretiknya lebih
ringan daripada diuretika lengkungan tetapi lebih lama yaitu 6-12 jam. Banyak
digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang
karenadaya hipitensifnya lebih kuat pada jangka panjang. Resorpsi di usus sampai
80% dengan waktu paruh 6-15 jam dan diekskresi lewat urin secara utuh. Contoh
obat patennya adalah Lorinid, Moduretik, Dytenzide (Aidan, 2008).
4. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat
reabsorpsi bikarbonat. Zat ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli
proksimal, sehingga disamping karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih
banyak, bersamaan dengan air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah beberapa hari
terjadi tachyfylaxie maka perlu digunakan secara berselang-
seling. Asetozolamidditurunkan r sulfanilamid. Efek diuresisnya berdasarkan
penghalangan enzim karboanhidrase yang mengkatalis reaksi berikut:
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
+
Akibat pengambatan itu di tubuli proksimal, maka tidak ada cukup ion H+
lagi untuk ditukarkan dengan Na sehingga terjadi peningkatan ekskresi Na, K,
bikarbonat, dan air. Obat ini dapat digunakan sebagai obat antiepilepsi.
Resorpsinya baik dan mulai bekerja dl 1-3 jam dan bertahan selama 10 jam.
Waktu paruhnya dalam plasma adalah 3-6 jam dan diekskresikan lewat urin
secara utuh. Obat patennya adalah Miamox. Yang termasuk golongan diuretik ini
adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
5. Diuretik osmotik
Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang
mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic
osmotic apabila memenuhi 4 syarat:
6. 1. difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.
2. tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal.
3. secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan
4. umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolic.
Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotic dapat diberikan dalam
jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat osmolalitas plasma, filtrate
glomerulus dan cairan tubuli
Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
1. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.
2. Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah
medula menurun.
3. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out,
kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh tubuli sehingga reabsorpsi
air juga terbatas. Efeknya al diuresis osmotik dengan ekskresi air tinggi
dan eksresi Na sedikit. Istilah diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk zat
bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal. Contoh dari
diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.
Mannitol adalah alkohol gula yang terdapat dalam tumbuh
tumbuhan dan getahnya. Efek diuresisnya pesat tetapi singkat an dapat
melintasi glomeruli secara lengkap, praktis tanpa reabsorpsi pada tubuli,
sehingga penyerapan kembali air dapat dirintangi secara osmotik.
Terutama digunakan sebagai infus untuk menurunkan tekanan intraokuler
pada glaucoma.
7. Beberapa Mekanisme aksi dari kerja Manitol sekarang ini adalah
segagai berikut:
1. Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi haematokrit,
yang penting untuk mengurangi tahanan pada pembuluh darah otak
dan meningkatkan aliran darahj keotak, yang diikuti dengan cepat
vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola dan menurunkan
volume darah otak. Efek ini terjadi dengan cepat (menit).
2. Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan kandungan air dalam
jaringan otak yang mengalami injuri, manitol menurunkan
kandungan air pada bagian otak yang yang tidak mengalami injuri,
yang mana bisa memberikan ruangan lebih untuk bagian otak yang
injuri untuk pembengkakan (membesar).
3. Cepatnya pemberian dengan Bolus intravena lebih efektif dari pada
infuse lambat dalam menurunkan Peningkatan Tekanan intra
cranial.
4. Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa menimbulkan
gagal ginjal. ini dikarenakan efek osmolalitas yang segera
merangsang aktivitas tubulus dalam mensekresi urine dan dapat
menurunkan sirkulasi ginjal.
5. Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid) mengalami efek
yang sinergis dalam menurunkan PTIK. Respon paling baik akan
terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum Lasik diberikan.
Hal ini harus diikuti dengan perawatan managemen status volume
cairan dan elektrolit selama terapi Diuretik.
Obat diuretic
1. Diuretik hemat kalium
Diuretik yang mempertahankan kalium menyebabkan diuresis tanpa
kehilangan kalium dalam urine. Yang termasuk dalam klompok ini antara lain
aldosteron, traimteren dan amilorid.
a) Antagonis Aldosteron
8. Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat.
Peranan utama aldosteron ialah memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida
di tubuli serta memperbesar ekskresi kalium. Yang merupakan antagonis
aldosteron adalah spironolakton dan bersaing dengan reseptor tubularnya
yang terletak di nefron sehingga mengakibatkan retensi kalium dan
peningkatan ekskresi air serta natrium. Obat ini juga meningkatkan kerja
tiazid dan diuretik loop. Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya
termasuk amilorida, yang bekerja pada duktus pengumpul untuk menurunkan
reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium dengan memblok saluran natrium,
tempat aldosteron bekerja. Diuretik ini digunakan bersamaan dengan diuretik
yang menyebabkan kehilangan kalium serta untuk pengobatan edema pada
sirosis hepatis. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.
Mekanisme kerja :
Penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Bekerja di tubulus
renalis rektus untuk menghambat reabsorpsi Na+, sekresi K+ dan sekresi H+
Farmakokinetik :
70% spironolakton oral diserap di saluran cerna, mengalami sirkulasi
enterohepatik dan metabolisme lintas pertama. Metabolit utamanya
kankrenon. Kankrenon mengalami interkonversi enzimatik menjadi kakreonat
yang tidak aktif.
Efek samping :
Efek toksik yang paling utama dari spironolakton adalah hiperkalemia
yang sering terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan
kalium yang berlebihan. Tetapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis
yang biasa diberikan bersama dengan tiazid pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal yang berat. Efek samping yang lebih ringan dan reversibel
diantaranya ginekomastia, dan gejala saluran cerna
Indikasi :
Antagonis aldosteron digunakan secara luas untuk pengobatan
hipertensi dan udem yang refrakter. Biasanya obat ini dipakai bersama
9. diuretik lain dengan maksud mengurangi ekskresi kalium, disamping
memperbesar diuresis.
Sediaan dan dosis :
Spironolakton terdapat dalam bentuk tablet 25, 50 dan 100 mg. Dosis
dewasa berkisar antara 25-200mg, tetapi dosis efektif sehari rata-rata 100mg
dalam dosis tunggal atau terbagi.Terdapat pula sediaan kombinasi tetap antara
spironolakton 25 mg dan hidraoklortiazid 25mg, serta antara spironolakton 25
mg dan tiabutazid 2,5 mg.
b) Triamteren dan Amilorid
Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida,
sedangkan eksresi kalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami
perubahan. Triamteren menurunkan ekskresi K+ dengan menghambat sekresi
kalium di sel tubuli distal. Dibandingkan dengan triamteren, amilorid jauh
lebih mudah larut dalam air sehingga lebih mudah larut dalam air sehingga
lebih banyak diteliti. Absorpsi triamteren melalui saluran cerna baik sekali,
obat ini hanya diberikan oral. Efek diuresisnya biasanya mulai tampak setelah
1 jam. Amilorid dan triameteren per oral diserap kira-kira 50% dan efek
diuresisnya terlihat dalam 6 jam dan berkahir sesudah 24 jam.
Efek samping :
Efek toksik yang paling berbahaya dari kedua obat ini adalah
hiperkalemia. Triamteren juga dapat menimbulkan efek samping yang berupa
mual, muntah, kejang kaki, dan pusing. Efek samping amilorid yang paling
sering selain hiperkalemia yaitu mual, muntah, diare dan sakit kepala.
Indikasi :
Bermanfaat untuk pengobatan beberapa pasien udem. Tetapi obat ini
akan bermanfaat bila diberikan bersama dengan diuretik golongan lain,
misalnya dari golongan tiazid.
Sediaan :
Triamteren tersedia sebagai kapsul dari 100mg. Dosisnya 100-300mg
sehari. Untuk tiap penderita harus ditetapkan dosis penunjang
tersendiri.Amilorid terdapat dalam bentuk tablet 5 mg. Dosis sehari sebesar 5-
10. 10mg. Sediaan kombinasi tetap antara amilorid 5 mg dan hidroklortiazid 50
mg terdapat dalam bentuk tablet dengan dosis sehari antara 1-2 tablet.
2. Diuretik kuat
Tempat kerja utamanya dibagian epitel ansa Henle bagian asenden, karena
itu kelompok ini disebut juga sebagai loop diuretics. Termasuk dalam kelompok ini
adalah asam etakrinat, furosemid, dan bumetanid.
a) Furosemid
Farmakokinetik :
Obat furosemid mudah diserap melalui saluran cerna. Bioavabilitas
furosemid 65% diuretik kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif
sehingga tidak difiltrasi di glomerolus tetapi cepat sekali disekresi melalui
system transport asam organik ditubuli proksimal. Dengan cara ini obat ini
terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin sekali ditempat kerja didaerah
yang lebih distal lagi.
Mula kerja Furosemid pesat, oral 0,5 – 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam,
intravena dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya reabsorbsinya dari usus
± 50%.
III. Alat dan bahan
a) Alat yang digunakan :
1) Kandang metabolisme
2) Alat suntik oral dan untuk subkutan
3) Gelas ukur
4) Stopwatch
5) Alat gelas lainnya
b) Bahan yang digunakan :
1) Furosemid 0,5 mg ; 0,75 mg ; dan 1 mg/kgBB
2) Kopi 5 ml dan 10 ml/ 200 gBB
3) NaCl fisiologis
11. IV. Cara kerja
1) Timbang berat tikus
2) Hitung dosis untuk tikus ( air hangat dan obat )
3) Suntikkan secara oral air hangat sesuai dosis, dan tunggu 15 menit
4) Setelah itu suntikkan secara subkutan obat sesuai dosis yg di cari.
5) Ukur volume urin yang dikeluarkan setiap 15 menit selama 1 jam.
V. Hasil dan pembahasan
a) Hasil pengamatan
Berat baab tikus : 151 g
Air hangat :
151 𝑔
200 𝑔
× 10 𝑚𝑙 = 7,55 𝑚𝑙
VAO :
0,151 𝐾𝑔 ×1 𝑚𝑔/𝐾𝑔𝐵𝐵
1 𝑚𝑔/𝑚𝑙
= 0,151 𝑚𝑙
Kel Obat Volume urin
15’ 30’ 45’ 60’
1 Furosemid 0,5 mg/KgBB - 1 ml - -
2 Control - - - -
3 Furosemid 0,75 mg/KgBB - - - -
4 Furosemid 1 mg/KgBB - - - O,5 ml
5 Kopi 5 ml/200gBB - - - -
6 Kopi 10 ml/200gBB - 0,75 ml 1,25 ml 0,1
12. b) Pembahasan
Praktikum kali ini berkaitan dengan diuretik. Diuretik adalah obat yang
dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian
rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.
Proses pengerjaan praktikum ini adalah, dengan hewan uji (tikus) dengan
BB 151 yang diinjeksikan menggunakan furosemid dengan dosis1 mg/ KgBB.
Furosemid termasuk kedalam golongan diuretik kuat. Mekanisme kerjanya dengan
menyebabkan ginjal untuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari
tubuh melalui urin.
Sebelum diberi obat, tikus terlebih dahulu diberi air hangat menggunakan
sonde. Tujuannya adalah untuk membantu mempercepat atau memperbanyak urin
yang dikeluarkan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pada pemberian obat
diuretika menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Kelompok kontrol, tikus diberi
NaCl fisiologis pada hewan control ini tidak menunjukkan terjadinya dieresis.
Sedangkan pada pemberian obat furosemid 1mg/KgBB pada mencit kelompok 4,
tampak terjadi diuresis pada menit ke 60, volume total urinenya adalah 0,5 ml.
Menurut literatur, Furosemid merupakan obat diuretik yang bekerja pada
bagian ansa henle asenden dengan efek yang cepat dan volume urin yang banyak
pula. Cara kerja obat furosemid, karena furosemid adalah diuretik kuat yang
digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh. Pada ginjal, bahan-
bahan seperti garam,air dan molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring
keluar dari darah dan masuk kedalam tubulus ginjal. Akhirnya cairan yang disaring
menjadi air seni. Sebagian besar natrium, klorida dan air yang disaring dari darah
diserap kedalam darah sebelum cairan disaring menjadi air kencing dan dihilangkan
dari tubuh. Furosemid bekerja menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air
dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
mendalam output urin.
Dari hasil pengamatan tersebut, menunjukkan bahwa Furosemid bekerja
lebih lambat dan volume diuresisnya lebih sedikit. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap hewan uji ini, dengan hasil pengamatan yang tidak sesuai
13. dengan literature. Pada saat pretikum mungkin terjadi kesalahan dalam pemberian
obat misalnya karena konsntrasi obat atau volume pemberian obat yang belum
cukup.
Kesalahan lain pada prraktikum diantaranya, beberapa obat tidak menimbulkan
efek yang diinginkan pada hewan coba yaitu diuresis. Hal tersebut mungkin
disebabkan karena kesalahan pada saat pembuatan sediaan obat sebelum diberikan
kepada hewan coba, obat yang sudah tidak layak pakai, atau kesalahan cara
pemberian dan karena tikus sudah diperlakukan sebelumnya.
VI. Kesimpulan
1. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
2. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstra sel kembali menjadi normal.
3. Diuretik dapat di golongkan menjadi beberapa golongan : diuretik kuat,
diuretik hemat kalium, diuretik golongan tiazid, golongan penghambat enzim
karbonik anhidrase, diuretik osmotik
4. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik :
a) tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yangbekerja pada daerah yang
reabsorbsi natrium sedikit, akanmemberi efek yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan diure-tik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi
natrium banyak.
b) status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasijantung, sirosis hati,
gagal ginjal. Dalam keadaan ini akanmemberikan respon yang berbeda
terhadap diuretik.
c) interaksi antara obat dengan reseptor.
5. Obat furesamid memiliki efek diuresis kuat. Obat furosemid mudah diserap
melalui saluran cerna. Bioavabilitas furosemid 65% diuretik kuat terikat pada
protein plasma secara ekstensif sehingga tidak difiltrasi di glomerolus tetapi
cepat sekali disekresi melalui system transport asam organik ditubuli
proksimal. Dengan cara ini obat ini terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin
14. sekali ditempat kerja didaerah yang lebih distal lagi. Mula kerja Furosemid
pesat, oral 0,5 – 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam, intravena dalam beberapa menit
dan 2,5 jam lamanya reabsorbsinya dari usus ± 50%
VII. Jawaban pertanyaan-pertanyaan
1. Gambarkanlah sebuah nefron dan tunjukkan tempat kerja obat-obat diuretic.
Berikan contoh obat masing-masingnya dengan mekanisme kerja yang berbeda !
Jawab :
Mekanisme kerja diuretik
Kebanyakan diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorbsi ion - ion Na+,
sehingga pengeluarannya bersama air diperbanyak. Obat - obat diuretik bekerja
khusus terhadap tubulus ginjal di tempat yang berlainan.
1. pada tubulus proksimal , Disini 70% ultra filtrat seperti glukosa, ureum, ion
Na+ dan Cl- diserap kembali, Filtrat tidak berubah dan tetap isotonik terhadap
plasma . Diuretik osmotik seperti manitol, sorbitol, dan gliserol juga bekerja
disini dengan mengurangi reabsorbsi ion Na+ dan Cl-.
2. Pada lengkung Henle, disini 20% ion Cl- diangkut secara aktif kedalam sel
tubulus dan disusul dengan pengangkutan Na+ secara pasif, tetapi tanpa air
sehingga filtrat menjadi hipotonik terhadap plasma. Diuretik yang bekerja di
lengkung Henle biasanya adalah diuretik dengan kerja kuat seperti
Furosemid, asam etakrinat dengan merintangi transport Cl- .
3. pada tubulus distal bagian depan ujung lengkung Henle dalam cortex, disini
ion Na+ diserap kembali secara aktiv tanpa penarikan air, sehingga filtrat
menjadi lebih cair dan hipotonik.Zat - zat seperti thiazid, clortalidon,
mefrusid bekerja disini dengan merintangi reabsorbsi ion Na+ dan Cl- .
4. Pada tubulus distal bagian belakang, disini ino Na+ diserap kembali secara
aktiv, dan terjadi pertukaran dengan ion K+, H+, NH4+ . proses ini
dikendalikan oleh hormon anak ginjal, aldosteron. Zat- zat penghemat kalium
seperti Spironolacton, dan triamteren bekerja disini dengan mengurangi
pertukaran ion K+ dengan ion Na+, yang berakibat retensi kalium (antagonis
15. aldosteron), Reabsorbsi air terutama terjadi di ductus colligens, dan disini
juga tempat bekerjanya hormon anti diuretik vasopresin.
2. Denagn memahami mekanisme kerja obat diuretic, kemukakan efek samping yang
dapat muncul akibat penggunaanya !
Jawab :
a) Diuretic osmotic
Efek samping : GGA,sakit kepala,mual,muntah.
b) Penghambat Karbonik anhidrase
Efek samping : diorientasi mental pada CH.
c) Benzotiadiazide
Efek samping :
Purpura, dermatitis disertai fotosensitivitas, Penggunaan lama menjadi
hiperglikemia :
Sekresi insulin << (respon dr glukosa drh me meningkat).
Glikogenolisis meningkat.
Glikogenesis menurun.
Kadar kolesterol meningkat dan TG meningkat.
Hipokalemia.
Depresi mental dan koma pad CH ok pembentukan ion H terganggu
menjadi NH3 menjadi NH4+.
d) Diuretic hemat kalium
Efek samping : Hiperkalemia, ginekomastia.
16. 3. Bagaimana pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengetahui bahwa penggunaan
suatu obat sadah membahayakan ?
Jawab :
4. Untuk penyakit apa diuretic digunakan secara klinis, jelaskan !
Jawab :
Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung.
Pada gagal jantung, diuretik akan mengurangi atau bahkan menghilangkan cairan
yang terakumulasi di jaringan dan paru paru . di samping itu berkurangnya volume
darah akan mengurangi kerja jantung.
5. Sebutkan penggolongan diuretic berdasarkan mekanisme kerjanya !
Jawab :
1. Diuretik Kuat
2. Diuretic hemat kalium
3. Diuretik golongan tiazid
4. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
5. Diuretik osmotik
6. Apa yang dimaksud dengan renal clearance ? bagaimana cara menentukannya ?
kesimpulan apa yang dapat ditarik dari hasil renal clearance ?
Jawab :
17. VIII. Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Diuretik, di akses pada tanggal 28 November 2011
http://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/obat_diuretik.htm, di akses pada
tanggal 28 November 2011
http://www.scribd.com/doc/33046836/DiuRetiK, di akses pada tanggal 28 November
2011
Mary.J, Miycek, Richard A. Harvey, Pamela C. Champe ; alih bahasa, Azwar Agoes.
2001. Farmakologi Ulasan bergambar edisi 2. Jakarta : Widya Medika