1. Kelompok Khawarij lahir dari kekisruhan politik setelah kematian khalifah Utsman bin Affan dan perselisihan antara Ali dan Muawiyah pada Perang Siffin.
2. Berdirinya Khawarij tidak hanya karena perbedaan politik tetapi juga perbedaan teologis yang tidak dapat disatukan.
3. Pemikiran Khawarij bersifat ekstrim dalam hal khalifah, fatwa kafir, dosa, iman dan ibadah.
3. Faktor – faktor Timbulnya Perbedaan Aliran dalam Aqidah Islam
Menurut Harun Nasution, persoalan yang pertama kali timbul dalam Islam adalah persoalan dalam bidang politik bukannya
dalam bidang teologi. Tapi persoalan politik segera meningkat menjadi persoalan teologi sehingga muncul berbagai aliran
teologi.1 Jadi, menurut Harun Nasution penyebab timbulnya berbagai aliran teologi dalam Islam adalah politik. Namun
apabila dikaji lebih seksama, munculnya aliran-aliran teologi dalam Islam tidak mesti disebabkan oleh faktor politik. Ayat-ayat
Al-Qur‟an sendiri sangat memungkinkan untuk memunculkan perbedaan adanya pendapat ketika ditafsirkan oleh orang
yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda yang pada akhirnya dapat melahirkan berbagai aliran
teologi.dengan kata lain, tidak semua aliran kalam ditimbulkan oleh persoalan politis,namun ada beberapa aliran kalam yang
memang berawal dari persoalan teologis
Muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam. Adapun khawarij dalam terminology ilmu kalam adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang siffin pada tahun 37 H/657 M, dengan kelompok bughat
(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.
Harun Nasution menyebutkan bahwa nama Khawarij berasal dari kata Kharaja yang berarti keluar. Nama itu sendiri
diberikan kepada mereka karena mereka keluar dari barisan Ali.5 Tetapi ada pendapat lain mengatakan pemberian nama itu
didasarkan atas ayat Al-Qur‟an surat an-Nisa‟: 100
4. sejarah persisnya khawarij ini terlahir para ulama berbeda pendapat, seperti penjelasan
berikut ini:
1. Bahwasanya Khawarij muncul pada zaman Rasulullah Saw. Yaitu ketika seseorang yang dikenal dengan nama Dzul Khuwaishiroh
at- Tamimi mengatakan kepada Rasulullah Saw. –yang ketika itu beliau sedang membagikan harta rampasan perang-, “Berlaku adil lah
wahai Rasulullah!”. Maka Rasulullah Saw. pun menjawab, “Celaka engkau, siapa lagi yang akan berlaku adil kalau aku tidak berlaku
adil”. Melihat hal tersebut, Umar bin Khattab pun berkata, “Biarkan saya membunuhnya wahai Rasulullah”. Rasulullah Saw. pun
bersabda, “Biarkan dia! Sesungguhnya dia memiliki pengikut yang sholat, kalian terasa remeh dibandingkan sholatnya, puasa kalian
terasa remeh dibandingkan dengan puasanya, mereka terlepas dari agama sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya ...”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang membaca al-Qur’an tapi tidak sampai melewati
kerongkongannya, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana
anak panah yang terlepas dari busurnya kalau aku menjumpai mereka sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi
kaum ‘Ad.”[4]
2. Pendapat lain, menyebutkan bahwa khawarij muncul pada zaman kekhilafahan Utsman bin Affan, yaitu mereka para pemberontak
yang mengepung rumah Utsman untuk kemudian membunuh beliau radhiyallahu ‘anhu.[5]
3. Ada juga yang mengatakan, khawarij muncul ketika mereka membelot dan keluar (khuruj) dari pasukan Ali bin Abi Thalib ketika
terjadi peristiwa tahkim antara Ali dan Muawiyah radhiyallahu anhuma.[6]
5. Ciri – ciri Kaum Khawarij
1. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka, walaupun orang tersebut adalah penganut agama Islam.
2. yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan. Islam sebagaimana yang dipahami dan diamalkan golongan Islam
lain tidak benar
3. Orang-orang Islam yang tersesat dan telah menjadi kafir itu perlu dibawa kembali ke Islam yang sebenarnya, yaitu Islam seperti
yang mereka pahami dan amalkan.
4. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan mereka adalah sesat, maka mereka memilih imam dari golongan
mereka sendiri. Imam dalam arti pemuka agama dan pemuka pemerintahan.
5. bersikap fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka.
6. Pokok-pokok ajaran khawarij
a. Khalifah atau iman harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
b. Khalifah tidak harus berasalh dari keturunan Arab. dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi khalifah
apabila sudah memenuhi syarat.
c. Khalifah dipilh secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syari’at Islam. Ia harus
dijatuhkan bahkan dibunuh jika melakukan kedzaliman.
d. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun ketujuh dari masa kekhalifahan
Utsman ra dianggap telah menyeleweng.
e. Kahlifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap telah menyeleweng,
f. Muawiyah dan Amr bin Ah serta Abu Musa al Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
g. Pasukan perang jawal yang melawan Ali juga Kafir.
h. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis (kacau) lagi,
mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim yang lain yang
telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula.
7. i. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. bila tidak mau bergabung, ia wajib
diperangi karna hidup dalam dar harb (negara musuh), sedang golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar
Islam (Negara Islam).
j. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
k. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan orang yang jahar harus masuk neraka).
l. Amar ma’ruf nahyi mungkar.
m. Memalingkan ayat-ayat al Qur’an yang tampak mutasyabihat (samar)
n. Al Qur’an adalah makhluk
o. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
Dalam bukunya pengantar Ilmu Kalam. Salihin A. Nasir menjelaskan ajaran-ajaran pokok Khawarij ialah Khalifah, dosa,
dan Iman. Mereka menghendaki kedudukan Khalifa dipiluh secara demokrasi melalui pemilihan bebas. Mereka juga
berpendapat. Dosa yang ada hanyalah dosa besar tidak ada pembagian dosa besar. Lalu persoalan iman, menurut
Khawarij iman itu bukan hanya membenarkan dalam hati dan ikrar lisan saja, tetapi amal Ibadah menjadi bagian dari
Iman. Barang siapa tidak mengamalkan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan lain-lain, maka hafirlah dia.
8. KESIMPULAN
Dari pembahasan kami di atas, bahwa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kelompok khawarij lahir dari kekisruhan politik yang terjadi setelah mangkirnya khalifah
Usman bin Affan, yaitu terjadi perselisihan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah
pada perang siffin;
2. Berdirinya kelompok khawarij bukan hanya berdampak pada perbedaan politik, akan tetapi
juga berkembang pada permasalahan teologis yang memiliki perbedaan yang tidak mungkin
untuk disatukan;
3. Pemikiran-pemikiran kelompok khawarij merupakan doktrin-dokrin yang bersifat ekstrim
yang berkaitan dengan persoalan-persoalan seperti tentang khalifah, fatwa kafir, dosa serta
iman dan ibadah;