RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
6. Mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat/
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan,
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar
kosakata/perbendaharaan kata bahasa itu.
7. •Diksi yang baik : Pilihan kata secara efektif dan tepat
di dalam makna serta sesuai bentuk
pokok masalah atau peristiwa
Mengungkapkan gagasan
Sesuai dengan konteks
8. 1. Melambangkan gagasan secara verbal
2. Menciptakan komunikasi yang efektif
3. Menciptakan susasana yang tepat
4. Mencegah perbedaan penafsiran/salah Paham
5. Membentuk gaya ekspresi gagasan secara
tepat (formal, informal, atau nonformal)
9. Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dicapai
apabila pilihan kata/diksi diperhatikan dengan baik.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu ketepatan
dan kesesuaian.
Ketepatan artinya kata-kata yang dipilih itu dapat
mengungkap-kan dengan tepat apa yang ingin
diungkapkan, sehingga tafsiran pembaca sesuai
dengan apa yang dimaksud penulis.
Kesesuaian artinya menuntut kecocokan antara
kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan
keadaan pembaca.
Persyaratan Diksi
10. Membedakan secara cermat denotasi dan
konotasi.
Membedakan dengan cermat kata-kata yang
hampir bersinonim.
Membedakan kata-kata yang mirip dengan
ejaan.
Menghindari pemakaian kata-kata ciptaan
sendiri (subjektif).
Memperhatikan perubahan makna pada kata
yang sudah dikenal.
Memakai kata penghubung yang berpasangan
dengan tepat
Membedakan kata umum dan kata khusus.
Selalu waspada terhadap penggunaan kata
asing.
Menghindari jargon dalam tulisan untuk
pembaca umum.
Menggunakan kata-kata ilmiah dalam situasi
khusus.
Menghindari kata-kata slang.
Tidak menggunakan kata percakapan dalam
tulisan.
Menggunakan kata berpasangan (idiomatik)
dan berlawanan makna dengan cermat.
13. - Legalisir diganti degan
legalisasi
- Standarisasi diganti
dengan standardisasi
14.
15. MAKNA ASOSIATIF
KONOTATIF REFLEKTIF STILISTIK KOLOKATIF
Merupakan sikap emosi
pribadi, emosi lingkungan/
sikap sosial yang dikenakan
terhadap makna denotatif
sebuah kata.
Contoh : -
mati; meninggal; wafat -
bunting; hamil; duduk perut
Menghubungkan denotatif
suatu kata dengan makna
denotatif yang lain, biasanya
cenderung pada yang bersifat
tabu/kurang sopan.
Contoh : Kata “butuh”
(berasal dari Kalimantan);
kata “semangat” (berasal
dari Malaysia).
Berhubungan dengan gaya
mengarang, lingkungan
masyarakat pemakai bahasa.
Contoh : bahasa profesi (iklan,
manajemen, hukum); status
bahasa (bahasa per-cakapan,
bahasa sopan); modalitas
bahasa (bahasa memorandum,
bahasa kuliah); gaya pribadi
(gaya Soekarno, Suharto, Sutan
Takdir Alisyahbana, Taufik
Ismail)
Lebih banyak berhubungan
dengan makna dan frasa sebuah
bahasa.
Contoh :
1. indah, bagus, cantik, molek.
2. kencang, keras, deras,
cepat, lekas, laju.
3. dara, gadis, perawan.
4. penelitian, pemeriksaan,
pengawasan, penilaian.
5. medan, forum, gelanggang,
arena.
Gejala Semantis pada kata atau konstruksi yang
hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan
memperhatikan situasi pembicaraan.
Contoh : a. Kita harus berangkat sekarang.
b. Harga barang naik semua sekarang.
c. Sekarang pemalsuan barang terjadi di mana-mana.
PERUBAHAN MAKNA
16. KATA-KATA
ILMIAH
JARGON
Kata dan frasa khusus yang digunakan oleh
kelompok orang tertentu
Inflasi Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
OTW on the way yang artinya dalam perjalanan
Kep Kapten
Situasi dan kondisi yang
mempengaruhi pemilihan
kata-kata yang akan
digunakan.
Kata Ilmiah Kata Populer
Harmonis – Sesuai
Fraksi – Pecahan
Eksentrik – Aneh
Argumen – Bukti
Konklusi – Kesimpulan
17. Anjir Kepo Woles
SLANGKATA
• Ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman,
dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk
komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok
tidak mengerti (bahasa gaul).
Bokap Gokil Baper
BERPASANGANIDIOMATIK
• Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna
dengan cermat
sesuai bagi
bukan hanya
bukan hanya
SALAH
sesuai dengan
Melainkan juga
tidak hanya
BENAR
18. PENERAPAN KATA
Kata Masing-
masing
SALAH • Masing-masing penduduk diwajibkan membayar pajak.
BENAR • Pajak wajib dibayarkan oleh penduduk masing-masing.
Kata
dan lain-lain
SALAH
• Jenis-jenis sayuran seperti bayam, kangkong, dan
toge, dan lain-lain.
BENAR
• Jenis-jenis sayuran seperti bayam, kangkong, toge,
dan lain-lain.
Kata
Pukul dan Jam
SALAH • Masuk sekolah mulai jam 07.30 hingga 13.00 wib.
BENAR • Masuk sekolah mulai pukul 07.30 hingga 13.00 wib.
19. Kata Sesuatu
dan Suatu
SALAH • Putri sedang mencari sesuatu benda.
BENAR • Putri sedang mencari sesuatu.
Kata
dari dan daripada
SALAH
• Gubernur yang terjerat kasus korupsi itu berasal
daripada Provinsi Banten.
BENAR
• Gubernur yang terjerat kasus korupsi itu berasal dari
Provinsi Banten.
Kata Di mana
dan bahwa
SALAH
• Merupakan kebahagiaan bagi kami di mana telah
lahir anak pertama kami berjenis kelamin laki-laki.
BENAR
• Merupakan kebahagiaan bagi kami bahwa telah lahir
anak pertama kami berjenis kelamin laki-laki.
20. Polisemi
Kepala Sekolah
Kepala Desa
Kepala Rusun
Hipernim
Burung
Transportasi
Warna
Beo, Merpati, pipit
Mobil, Motor, Becak
Merah, Putih, Biru
Hiponim
Bentuk dan
Konteks Kata
Homonim
Bisa=Bisa
Kali =Kali
Akar=Akar
Homograf
Apel=Apel
Teras=Teras
Sedan=Sedan
Homofon
Bank=Bang
Tank=Tang
Massa=masa
21. PENGGUNAAN
MAKNA KATA
: Berhubungan erat dengan masyarakat pemakai
bahasa. Makna kata berkembang sesuai dengan
keperluan pemakai bahasa.
Makna kata dapat menyempit dan meluas.
Makna
menyempit
Cakupan makna dahulu lebih luas dari
makna sekarang.
Contoh : Makna Dahulu Makna Sekarang
a. Sarjana - orang yang banyak - gelar lulusan
ilmu pengetahuan perguruan tinggi
(cendikiawan)
b. Madrasah - sekolah - sekolah Agama
Islam
Makna
meluas
Cakupan makna sekarang lebih luas dari
makna dahulu.
Contoh : - Bapak - Ibu
- saudara - Putra-putri
22. Kesalahan Pembentukan Kata
Penanggalan
Awalan/Imbuhan meng-
Menpora umumkan pembekuan PSSI tadi malam. (SALAH)
Presiden Joko Widodo hadiri pertandingan final Piala Jenderal Sudirman di Gelora Bung
Karno. (SALAH)
Menpora mengumumkan pembekuan PSSI tadi malam. (BENAR)
Presiden Joko Widodo menghadiri pertandingan final Piala Jenderal Sudirman di Gelora Bung
Karno. (BENAR)
KETERANGAN:
Penanggalan imbuhan meng- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam
teks beritanya awalan meng- harus eksplisit. Di bawah ini diperlihatkan bentuk yang salah dan
bentuk yang benar.
23. Penanggalan Awalan/
Imbuhan ber-
Sampai jumpa lagi. (SALAH)
Pendapat saya beda dengan pendapat yang telah diungkapkan olehnya. (SALAH)
Kami tidak keberatan untuk membantu Anda untuk belajar. (SALAH)
Sampai berjumpa lagi. (BENAR)
Pendapat saya berbeda dengan pendapat yang telah diungkapkan olehnya. (BENAR)
Kami tidak berkeberatan untuk membantu Anda untuk belajar. (BENAR)
KETERANGAN:
Penanggalan imbuhan ber- kerap kali muncul dalam pemakaiannya, terutama dalam bahasa lisan.
Padahal, imbuhan atau awalan ber- harus dieksplisitkan secara jelas
Ocid sedang menyuci sepeda. (SALAH)
Munaroh menyubit Siti karena gemas akan keluguannya. (SALAH)
Ocid sedang mencuci sepeda. (BENAR)
Munaroh mencubit Siti karena gemas akan keluguannya. (BENAR)
Peluluhan Bunyi /c/
24. Penyengauan Kata Dasar
Sengau itu sendiri merupakan suara yang diucapkan melalui hidung, seperti yang dihasilkan oleh orang yang sedang
influenza. Gejala penyengauan ini terjadi pada awal kata dasar. Kita sering menemukan penggunaan kata-kata dengan
bentuk yang salah, seperti mandang, nyubit, nyolek, nyukur, nyesal, nyabut, nyuap, nyari, nyuri, nolak, nutup, notok,
nyusu, dan nyobek. Dalam bahasa Indonesia bentuk tulis, yaitu memandang, mencubit, mencolek, mencukur, menyesal,
menyabut, menyuap, mencari, mencuri, menolak, menutup, menotok, menyusu, dan menyobek.
Gejala tersebut pada dasar merupakan pengaruh kebiasaan ragam lisan yang diaplikasikan dalam penggunaan ragam tulis.
Akhirnya, pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam
pemakaiannya.
25. Kesalahan Imbuhan ke-
Bentuk Salah
Pejalan kaki itu ketabrak bus Trans-Jakarta saat melintasi jalur Busway.
Bajunya ketukar dengan bajuku saat acara persami Minggu lalu.
Bentuk Benar
Pejalan kaki itu tertabrak bus Trans-Jakarta saat melintasi jalur Busway.
Bajunya tertukar dengan bajuku saat acara persami Minggu lalu.
Penggunaan akhiran –ir
Penggunaan akhiran –ir sangat sering kita temui dalam penggunaan bahasa Indonesia saat ini.
Padahal, dalam kaidah bahasa Indonesia baku, akhiran –ir tidak ada. Kata yang sepadan dengan
akhiran –ir adalah –asi atau –isasi yang artinya ‘proses’. Selain itu, akhiran ini hanya bisa digunakan
pada kata serapan dari bahasa asing.
26. Imbuhan meng- dan peng- terhadap Fonem /k/, /t/, /s/, dan /p/
(SALAH)
Pak Sahrul sedang mengkoreksi hasil UTS siswanya.
Polisi sedang mentelaah semua kesaksiannya.
Rigfa merupakan pensuplai ayam terbesar di daerahnya.
Puting beliung itu memporak-porandakan ribuan rumah warga. Menpora mengumumkan pembekuan PSSI tadi
malam.
(BENAR)
Pak Sahrul sedang mengoreksi hasil UTS siswanya.
Polisi sedang menelaah semua kesaksiannya.
Rigfa merupakan penyuplai ayam terbesar di daerahnya.
Puting beliung itu memorak-porandakan ribuan rumah warga.
27. Contoh:
Bentuk Salah Bentuk Benar
Legalisir
Koordinir
Proklamir
Netralisir
Akomodir
Intimidir
Realisir
Lokalisir
Blokir
Generalisir
legalisasi
koordinasi
proklamasi
netralisasi
akomodasi
intimidasi
realisasi
Lokalisasi
Blokdisasi
Generalisasi
Perlu kita ingat bahwa yang bisa ditambahkan unsur –asi atau –
isasi hanya kata serapan, artinya jika kata selain kata serapan
(bahasa Inggris) tidak bisa ditambahkan unsur tersebut. Sebagai
contoh, kata “hijau” bukan merupakan kata serapan. Walaupun
terdapat makna proses untuk mengijaukan sesuatu, tetap saja kata
“hijau” ini tidak bisa diubah menjadi “hijauisasi”.
28. Boros Hemat
sejak dari Sejak atau dari
agar supaya Agar atau supaya
Demi untuk Demi atau untuk
Adalah merupakan Adalah atau merupakan
Seperti … dan sebagainya seperti atau dan sebagainya
Misalnya … dan lai-lain Misalnya atau dan lain-lain
Antara lain … dan seterusnya Antara lain atau dan seterusnya
Tujuan daripada itu Tujuan itu
Membahas tentang pembagian Membahas pembagian
Berbagai faktor-faktor Berbagai faktor
Daftar nama-nama peserta Daftar nama peserta
Penggunaan Kata yang Hemat
29. Mengadakan penelitian Meneliti
Dalam rangka untuk mencapai
tujuan
untuk mencapai tujuan
Berusaha untuk memberikan
nafkah
Berusaha menafkahi
Mempunyai pendirian Berpendirian
Melakukan pembinaan Membina
Menyatakan pendapat Berpendapat
Apabila …, maka Apabila …, tanpa kata maka atau maka tanpa
apabila
Walaupun …, namun Walaupun …, tanpa kata namun atau namun tanpa
walaupun
Berdasarkan …, maka Berdasarkan …, tanpa kata maka
Karena … sehingga Karena … tanpa kata sehingga atau kata sehingga
tanpa kata karena
Namun demikian Namun, tanpa demikan atau walaupun demikian
Sangat … sekali Sangat tanpa sekali atau sekali tanpa sangat
30. Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia
Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dengan cara sebagai berikut:
Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan, seperti nama-nama, buku-buku, dan meja-
meja.
Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan, seperti beberapa meja, tamu sekalian, sepuluh pensil dan semua
bangku.
Bentuk jamak dengan penambahan kata bantu jamak, seperti para tamu.
Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang, seperti mereka, kami, kita, dan kalian.
Ungkapan Idiomatik
Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam bahasa Indonesia.
Ungkapan idiomatik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
31. Contoh:
Salah Benar
Terdiri Terdiri atas/dari
Terbuat dari
Terhindar dari
Terlepas dari
Berasal dari
Terjadi atas Terjadi karena
Disebabkan karena Disebabkan oleh
Membicarakan tentang Berbicara tentang
Tergantung kepada Tergantung pada
Bergantung kepada
Berdasar pada
Baik … ataupun Baik … maupun
Antara … dengan Antara … dan
Bukan … tetapi Bukan … melainkan
Tidak … melainkan Tidak … tetapi
Menemui kesalahan Menemukan kesalahan
Menjalankan hukuman Menjalani hukuman
Sehubungan pada Sehubungan dengan
Berhubungan pada Berhubungan dengan
Sesuai pada Sesuai dengan
Bertepatan pada Bertepatan dengan
Sejalan pada Sejalan dengan
Bertemu pada Bertemu dengan
34. KALIMAT DASAR
Kalimat dasar adalah kalimat yang sudah
mempunyai unsur sekurang-kurangnya
subjek (S) dan predikat (P). Dengan kata
lain, kalimat dasar adalah yang
mempunyai satu klausa, dan unsur-
unsurnya sudah lengkap.
CONTOH:
1. Dani datang.
S P
2. Anak itu pandai.
S P
3. Gina berasal dari Bandung.
S P K
4. Marisa Kehilangan jejak hidup.
S P O Pel
5. Agus membaca buku.
S P O
6. Tarwanto mengirim dokumen.
S P O
7. Inah menjahit baju di kamar.
S P O K
35. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas
sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara
tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan)
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat
menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah
dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi)
Kalimat efektif merupakan kalimat yang tersusun atas kaidah yang
berlaku, seperti unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek
dan predikat), memperhatikan ejaan yang disempurnakan dan juga
cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat.
37. • Kalimat memiliki subjek Tidak terdapat Predikat kalimat
Dan predikat yang jelas Subjek ganda tidak didahului
kata “yang”
– Di dalam buku ini akan membahas cara-cara menjadi penyunting yang baik
dan profesinal.
– Bagi mahasiswa yang berkeinginan menjadi seorang penyunting harus
membaca dan memahami buku ini dengan seksama.
Perbaikannya:
• Buku ini akan membahas cara-cara menjadi penyunting yang baik dan
profesinal.
• Mahasiswa yang berkeinginan menjadi seorang penyunting harus membaca
dan memahami buku ini dengan seksama.
KESEPADANAN
Keparalelan : Kesamaan bentuk kata (bentuk pertama nomina,
seterusnya juga nomina)
Contoh : Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Perbaikan:
Kenaikan diganti dengan dinaikkan (kata kerja)
38. Kehematan yaitu mempergunakan kata,
frase, atau bentuk lain secara hemat.
Contoh:
1. Karena ia tidak diundang, ia tidak datang (salah)
Karena tidak diundang, ia tidak datang (benar)
2. Penonton serentak berdiri setelah mereka melihat
idolanya datang.
Penonton serentak berdiri setelah melihat idolanya
datang.
Kecermatan:kalimat itu tidak menafsirkan
tafsiran ganda.
Contoh:
1. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.(salah)
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribu. (benar)
2. Suntingan ini saya akan laporkan kepada redaksi.(salah)
Suntingan ini akan saya laporkan kepada redaksi. (benar)
39. Kelogisan:kalimat itu bisa diterima
akal sehat.
Contoh 1:
Waktu dan tempat kami persilakan
(salah)
Kepada bapak…kami persilahkan
(benar)
Contoh 2:
Orang yang membeli ayam
harus diikat kakinya. (salah)
Ayam yang dibeli seseorang
harus diikat kakinya. (benar)
40. Soal Diksi
Di bawah ini terdapat penggunaan diksi yang belum tepat. Temukan dan perbaikilah
kesalahan tersebut!
1. Masing-masing penduduk diwajibkan membayar pajak.
2. Jenis-jenis sayuran seperti bayam, kangkung, dan tauge, dan lain-lain.
3. Masuk sekolah mulai jam 07.30 hingga 13.00 wib.
4. Putri sedang mencari sesuatu benda.
5. Telah terjadi pertikaian antara tentara India dengan tentara Tiongkok
6. Rapat itu tidak dilaksanakan di Ruang Nusantara, melainkan di Ruang Garuda
7. Baik mahasiswa lama ataupun mahasiswa baru, keduanya wajib mengikuti upacara Hari
Kebangkitan Nasional tahun 2020.
8. Banyak alumni yang meminta ijazahnya untuk dilegalisir
9. Kampus UPN Veteran Jakarta telah menerapkan standarisasi berpakaian bagi mahasiswa
10.Setiap keluhan mahasiswa telah diinventarisir oleh pihak rektorat.
41. Soal Kalimat Efektif
Perbaiki kalimat berikut menjadi lebih efektif!
1. Apabila anak bisa diibaratkan sebagai benih, maka kerja keras orang tua untuk mengemburkan lahan maupun
rajin memupuk dan menyiramnya.
2. Banyak orang-orang sukses berkat kecerdasan emosi yang dimilikinya.
3. Meskipun anak masih kecil dan egosentris, sedikit demi sedikit anak pun perlu diarahkan untuk meninggalkan
sifat egosentris tersebut.
4. Beras ini hanya dibagikan untuk keluarga miskin saja.
5. Dalam Undang-undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa
Indonesia.
6. Soal itu saya belum jelas, Pak.
7. Jembatan layang itu belum selesai seperti yang sudah direncanakan disebabkan karena dananya belum dapat
dicairkan semua.
8. Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan rahmat pada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
9. Karena jarang mengikuti kuliah, soal-soal yang mudah tidak mampu diselesaikannya.
10. Bagi mereka yang tidak memiliki syarat yang cukup untuk terjundi bidang politik maka tidak perlu
memaksakan diri untuk coba-coba masuk partai politik.