Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis ragam bahasa serta perbedaan antara ragam bahasa lisan dan tulis. Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, hukum, agama, bisnis, sosial, sastra, kedokteran, dan psikologi.
Dokumen tersebut membahas berbagai ragam bahasa yang digunakan dalam percakapan atau tulisan untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung atau untuk mengkritik seseorang. Termasuk di antaranya bahasa sindiran, menggiur, mengejek, terbalik, merajuk, tempelak, herdik, besar, kecil, naik, turun, ingkar, seruan, berulang, bertimbal, jenaka dan bukan.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika dan apresiasi bahasa kebangsaan. Terdapat diskusi mengenai ragam bahasa formal dan tak formal, variasi bahasa seperti dialek daerah dan sosial, serta jenis-jenis laras bahasa seperti bahasa perniagaan, sastera, agama dan lain-lain.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis ragam bahasa serta perbedaan antara ragam bahasa lisan dan tulis. Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, hukum, agama, bisnis, sosial, sastra, kedokteran, dan psikologi.
Dokumen tersebut membahas berbagai ragam bahasa yang digunakan dalam percakapan atau tulisan untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung atau untuk mengkritik seseorang. Termasuk di antaranya bahasa sindiran, menggiur, mengejek, terbalik, merajuk, tempelak, herdik, besar, kecil, naik, turun, ingkar, seruan, berulang, bertimbal, jenaka dan bukan.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika dan apresiasi bahasa kebangsaan. Terdapat diskusi mengenai ragam bahasa formal dan tak formal, variasi bahasa seperti dialek daerah dan sosial, serta jenis-jenis laras bahasa seperti bahasa perniagaan, sastera, agama dan lain-lain.
Fungsi-fungsi Ragam Bahasa memberikan berbagai cara untuk menyampaikan makna melalui penggunaan kata dan kalimat, seperti menggunakan bahasa berlebihan, berulang, keluhan, sindiran, herdik, menggiat, mengejek, terbalik, merajuk, tempelak, kecil, naik, turun, pertanyaan ingkar, bertimbal, jenaka, dan bukan.
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia KeilmuanYunita Siswanti
Ragam formal adalah ragam bahasa yang mengikuti aturan kebahasaan dan digunakan dalam situasi resmi seperti komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Ciri ragam formal antara lain penggunaan kosakata dan bentuk kata yang lebih baku serta kejelasan unsur kalimat.
Dokumen tersebut membahas berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam penyampaian pidato, meliputi kesalahan dalam pengelolaan pidato, kesalahan organisatoris, kesalahan penampilan dan sikap, kesalahan berbicara, serta kesalahan hubungan dengan pendengar dan kesalahan pribadi.
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)deywoon
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan penggunaan kata baku dan non baku dalam bahasa Indonesia. Diksi didefinisikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan agar diperoleh efek tertentu. Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sedangkan kata non baku tidak memenuhi standar baku. Dokumen ini memberikan contoh perbedaan penggunaan kata baku dan non baku
Dokumen ini membahas tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi formal. Dokumen menjelaskan bahwa sering terjadi kesalahan penggunaan bahasa di berbagai aspek kebahasaan seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Kesalahan-kesalahan ini perlu dianalisis untuk melakukan perbaikan penggunaan b
Dokumen tersebut membahas berbagai ragam bahasa yang digunakan dalam karangan atau percakapan untuk memperkuat maksud, seperti sindiran, ejekan, terbalik, dan merajuk. Ragam-ragam bahasa tersebut memiliki konsep dan contohnya masing-masing.
Dokumen ini membahas tentang memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat. Terdapat penjelasan tentang tujuan pembelajaran, indikator, contoh kalimat perkenalan dalam forum resmi, kalimat sapaan, ragam bahasa resmi dan tidak resmi, serta latihan memperkenalkan diri sebagai moderator dalam diskusi.
Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berbahasa yang sering terjadi saat berpidato, termasuk definisi pidato dan tujuannya, jenis-jenis kesalahan berbahasa seperti kontaminasi, pleonasme, dan hiperkorek beserta contohnya. Dokumen ini juga memberikan tugas untuk menjawab bagaimana mengatasi kesalahan berbahasa dan metode berpidato yang baik.
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam FormalYunita Siswanti
Dokumen tersebut membahas tentang ciri kebahasaan ragam formal dalam bahasa Indonesia keilmuan. Terdapat beberapa ciri ragam formal seperti penggunaan kosakata, bentukan kata, dan kalimat yang formal. Ragam formal memiliki kosakata yang resmi dan bentukan kata serta kalimat yang lengkap dan sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah memiliki beberapa karakteristik seperti cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten. Karakteristik tersebut mencakup penggunaan kata dan kalimat yang tepat, jelas, dan menghindari unsur subjektivitas untuk dapat menyampaikan informasi secara ilmiah.
Pragmatik mempelajari konteks dalam berbahasa dan arti. Ini meliputi teori tindakan pidato, implikatur percakapan, dan pendekatan lain untuk perilaku bahasa dalam interaksi sosial. Keterampilan pragmatis penting untuk berkomunikasi secara efektif, dan anak-anak serta orang dewasa dengan keterampilan pragmatis yang lemah sering salah mengartikan maksud orang lain. Bahasa isyarat juga dipelajari se
Dokumen tersebut membahas tiga jenis ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaiannya: ragam bahasa resmi/formal, semi formal, dan non formal/santai. Ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi resmi dan mengikuti aturan bahasa baku, sedangkan ragam non formal digunakan dalam situasi tidak resmi seperti pergaulan. Ragam semi formal memiliki ciri antara resmi dan non formal.
Fungsi-fungsi Ragam Bahasa memberikan berbagai cara untuk menyampaikan makna melalui penggunaan kata dan kalimat, seperti menggunakan bahasa berlebihan, berulang, keluhan, sindiran, herdik, menggiat, mengejek, terbalik, merajuk, tempelak, kecil, naik, turun, pertanyaan ingkar, bertimbal, jenaka, dan bukan.
Ciri Kebahasaan Ragam Formal Bahasa Indonesia KeilmuanYunita Siswanti
Ragam formal adalah ragam bahasa yang mengikuti aturan kebahasaan dan digunakan dalam situasi resmi seperti komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Ciri ragam formal antara lain penggunaan kosakata dan bentuk kata yang lebih baku serta kejelasan unsur kalimat.
Dokumen tersebut membahas berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam penyampaian pidato, meliputi kesalahan dalam pengelolaan pidato, kesalahan organisatoris, kesalahan penampilan dan sikap, kesalahan berbicara, serta kesalahan hubungan dengan pendengar dan kesalahan pribadi.
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)deywoon
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan penggunaan kata baku dan non baku dalam bahasa Indonesia. Diksi didefinisikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan agar diperoleh efek tertentu. Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sedangkan kata non baku tidak memenuhi standar baku. Dokumen ini memberikan contoh perbedaan penggunaan kata baku dan non baku
Dokumen ini membahas tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi formal. Dokumen menjelaskan bahwa sering terjadi kesalahan penggunaan bahasa di berbagai aspek kebahasaan seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Kesalahan-kesalahan ini perlu dianalisis untuk melakukan perbaikan penggunaan b
Dokumen tersebut membahas berbagai ragam bahasa yang digunakan dalam karangan atau percakapan untuk memperkuat maksud, seperti sindiran, ejekan, terbalik, dan merajuk. Ragam-ragam bahasa tersebut memiliki konsep dan contohnya masing-masing.
Dokumen ini membahas tentang memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat. Terdapat penjelasan tentang tujuan pembelajaran, indikator, contoh kalimat perkenalan dalam forum resmi, kalimat sapaan, ragam bahasa resmi dan tidak resmi, serta latihan memperkenalkan diri sebagai moderator dalam diskusi.
Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berbahasa yang sering terjadi saat berpidato, termasuk definisi pidato dan tujuannya, jenis-jenis kesalahan berbahasa seperti kontaminasi, pleonasme, dan hiperkorek beserta contohnya. Dokumen ini juga memberikan tugas untuk menjawab bagaimana mengatasi kesalahan berbahasa dan metode berpidato yang baik.
Ciri Kebahasaan Bahasa Indonesia Keilmuan Ragam FormalYunita Siswanti
Dokumen tersebut membahas tentang ciri kebahasaan ragam formal dalam bahasa Indonesia keilmuan. Terdapat beberapa ciri ragam formal seperti penggunaan kosakata, bentukan kata, dan kalimat yang formal. Ragam formal memiliki kosakata yang resmi dan bentukan kata serta kalimat yang lengkap dan sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah memiliki beberapa karakteristik seperti cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten. Karakteristik tersebut mencakup penggunaan kata dan kalimat yang tepat, jelas, dan menghindari unsur subjektivitas untuk dapat menyampaikan informasi secara ilmiah.
Pragmatik mempelajari konteks dalam berbahasa dan arti. Ini meliputi teori tindakan pidato, implikatur percakapan, dan pendekatan lain untuk perilaku bahasa dalam interaksi sosial. Keterampilan pragmatis penting untuk berkomunikasi secara efektif, dan anak-anak serta orang dewasa dengan keterampilan pragmatis yang lemah sering salah mengartikan maksud orang lain. Bahasa isyarat juga dipelajari se
Dokumen tersebut membahas tiga jenis ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaiannya: ragam bahasa resmi/formal, semi formal, dan non formal/santai. Ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi resmi dan mengikuti aturan bahasa baku, sedangkan ragam non formal digunakan dalam situasi tidak resmi seperti pergaulan. Ragam semi formal memiliki ciri antara resmi dan non formal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bahasa baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia, ciri-ciri bahasa baku, penggunaan kata-kata, ejaan, dan lafal yang baku, serta analisis contoh kalimat baku dan tidak baku. Dokumen ini bertujuan untuk memahami definisi bahasa baku dan tidak baku serta mengenali ciri-ciri bahasa baku dalam bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar didasarkan pada tiga prinsip dasar, yaitu prinsip terpadu, fungsional, dan kontekstual. Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya mengintegrasikan empat keterampilan berbahasa, menggunakan bahasa secara fungsional dalam komunikasi, serta mempelajari bahasa dalam konteks yang relevan.
Modul ini membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus dalam memahami fungsi dan tata bahasa bahasa, meliputi penjelasan mengenai fungsi bahasa sebagai alat ekspresi diri, komunikasi, integrasi sosial, dan kontrol sosial, serta penjelasan tentang tata bahasa yang mencakup tata bentuk dan makna."
Makalah ini membahas tentang sifat-sifat bahasa. Beberapa sifat bahasa yang dijelaskan antara lain bahasa sebagai sistem yang terdiri dari unsur-unsur dan aturan-aturan, bersifat lambang berupa bunyi, bermakna, bersifat arbitrer namun konvensional, universal, dinamis, bervariasi, manusiawi, dan produktif.
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingSantos Tos
Dokumen tersebut membahas tentang ragam bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Ragam bahasa dibedakan berdasarkan media (lisan dan tulis), cara pandang penutur (dialek, terpelajar, resmi, tak resmi), dan topik pembicaraan (ilmiah, hukum, bisnis, agama, sosial, kedokteran, sastra). Dokumen juga membahas hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah serta pengaruh pen
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa Indonesia, termasuk aspek-aspek bahasa, fungsi bahasa, tujuan kemahiran bahasa, manfaat tambahan kemahiran bahasa, kesimpulan tentang pentingnya kemahiran berbahasa, kesalahan umum pemakaian bahasa lisan dan tulis, serta jenis-jenis pungtuasi dan penggunaannya.
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
Buku ini memberikan panduan lengkap tentang cara merangkum tiga jenis tulisan ilmiah yaitu resensi, proposal, dan laporan. Mulai dari pengertian, struktur, contoh sampai pedoman penulisan."
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dalam bahasa Indonesia, termasuk pengertian, persyaratan, jenis, dan penerapan kata yang tepat sesuai konteks."
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Gejala Bahasa Indonesia
1. Kelompok 5:
1. Asti Nurhayati Nurjaman
2. Ayu Anggia
3. Rubi Siti Tarbiyah
4. Wina Ernia
A. Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar
B. Timbulnya Gejala Bahasa
C. Macam-macam Gejala
Bahasa
2. Gejala bahasa adalah masuknya unsur-unsur asing atau yang tidak sesuai
dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar memasuki sebuah bahasa dan
lambat laun menjadi bagian dari bahasa tersebut karena proses pembudayaan
di masyarakat.
3. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata baik bermakna:
Elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dsb): karangan bunga itu ---
sekali;
Jadi, bahasa yang baik adalah bahasa yang teratur rapi dan tidak ada celanya.
Menurut KBBI kata benar memiliki makna:
Sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: jawabannya ---
semua;
Jadi, bahasa yang benar bermakna bahasa yang sesuai sebagaimana adanya
(seharusnya); atau bahasa yang betul atau tidak salah.
Dari keterangan makna dalam KBBI itu, kalau dirangkum ungkapan bahasa
yang baik dan benar akan bermakna ‘bahasa yang teratur rapi, tidak ada celanya,
serta betul atau tidak salah.’
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi membudayanya
gejala bahasa:
1. Sesuai dengan telaah sosiolinguistik, gejala
bahasa timbul karena penyesuaian dalam
berkomunikasi sesuai dengan situasi dan kondisi
yang tengah dihadapi.
2. Gejala bahasa juga merupakan akibat dari kurang
luasnya pengetahuan tentang berbahasa Indonesia
yang baik dan benar di masyarakat.
3. Gejala bahasa timbul karena unsur-unsur asing
atau tidak sesuai kaidah yang memasuki dan
menjadi budaya dalam keseharian.
4. Gejala bahasa timbul akibat kesalahan yang tidak
disadari dan terus menerus terulang sehingga
menjadi bagian dari bahasa tersebut.
5. Gejala bahasa timbul akibat ketidaksengajaan.
5. Gejala bahasa terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1. Gejala bahasa secara leksikal. Terdiri dari: generalisasi, spesialisasi,
ameliorasi, peyorasi, asosiasi, sinestesia, analogi.
2. Gejala bahasa secara gramatikal, seperti masuknya unsur-unsur baru ke
dalam suatu tatanan kata.
3. Gejala bahasa secara semantik, seperti timbulnya bahasa-bahasa yang tidak
sesuai bahasa Indonesia baku.
6. Spesialisasi adalah perupahan makna kata yang pada awal penggunaannya bisa dipakai
untuk berbagai hal umum, tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu
keadaan saja. Contoh: sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas
atau umum, sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.
Ameliorasi adalah berubahnya makna kata yang pada awalnya memiliki makna kurang
baik, kurang positif, tidak menguntungkan, akan tetapi, pada akhirnya mengandung
pengertian makna yang baik, positif, dan menguntungkan.
Peyorasi adalah makna kata yang sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata
daripada makna kata pada awal pemakaiannya. Contoh, kawin, gerombolan, dan
oknum terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
7. Asosiasi tergolong ke dalam perubahan makna pada kata-kata dengan
makna-makna yang muncul karena persamaan sifat.
Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran
tanggapan antara dua indera, misalnya dari indera pengecap ke indera
penglihatan. Contoh, ‘gadis itu berwajah manis.’ Kata manis
mengandung makna enak, biasanya dirasakan oleh alat pengecap,
berubah menjadi bagus, dirasakan oleh indera penglihatan.
8. Lebay
Lebay memiliki arti berlebihan, baik berlebihan dalam berbuat maupun dalam
berbicara. Lebay popular pada tahun 2006, saat itu didukung dengan keluarnya
Hit Single T2 yang berjudul jangan Lebay.
Alay
Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak.
Alay sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
Alay adalah gejala bahasa yang mendapat rating paling besar pada gejala bahasa.
Gejala Alay yang paling mudah diidentifikasi adalah sebagai berikut:
Kalau mengetik pesan biasa dikombinasiin huruf dengan angka. Contohnya:
Kamu sekarang lagi apa?? tulisan Alay nya kM sKr9 9y ngapZ??
9. Jargon, Kata Percakapan, dan Slang
Jargon mempunyai beberapa pengertian diantaranya kata-kata teknis yang
dipergunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi atau kelompok
tertentu, contoh: ‘wakwaw...bapak mana bapak?’ yang digunakan dalam
sinetron EINH.
Dalam percakapan informal, kaun terpelajar bisa menggunakan kata-kata
percakapan. Kelompok kata-kata ini mencakup kata-kata populer, kata-kata
kajian dan slang yang hanya dipakai oleh kaum terpelajar, contoh: sikon
(situasi dan kondisi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok
(dokter), pnk (suntik).
Pada waktu-waktu tertentu banyak terdengar slang yaitu kata-kata
nonbaku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan akan sesuatu
yang baru. Kata-kata ini bersifat sementara kalau sudah terasa usang, hilang
atau menjadi kata-kata biasa, contoh asoy, mana tahan, bahenol, cemungut.