Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan Kristiani yang autentik, dengan menguraikan model-model pemimpin Kristiani seperti Paulus dan karakteristiknya, serta pemikiran John Stott mengenai isu kepemimpinan Kristiani.
2. Spiritau
@manusiapembelajarofficial
Sebuah Pengakuan di Awal
Saya adalah orang yang belajar. Karenanya saya lebih banyak memiliki
pertanyaan daripada jawaban. Saya mulai dengan bertanya ini dan itu.
Kemudian, saya mencoba memberikan jawaban-jawaban SEMENTARA, dan
terus membawa pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mencari jawaban
yang LEBIH BAIK atau MEMPERBAIKI PERTANYAAN yang berangkat dari pola
pikir yang salah. Oleh sebab itu, saya tidak berpretensi memiliki jawaban
apapun yang bersifat final.
Harap pengakuan ini selalu diingat!
5. (Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan
oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya!)
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Aku adalah pembelajar, sebab
aku harus mengalami
perubahan dan pembaruan
budi, agar aku tidak menjadi
serupa dengan dunia ini.
Jika aku belajar sungguh-
sungguh, dan mengalami
pembaruan budi, maka aku
akan dapat membedakan (aku
akan jadi pintar), tidak tertipu,
manakah kehendak Allah:
dengan 3 cirinya.
Pembelajar Kristiani: Roma 12-1-2
6. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan
kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di
antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-
hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu
pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu
rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut
ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada
kamu masing-masing. Sebab sama seperti pada
satu tubuh kita mempunyai banyak anggota,
tetapi tidak semua anggota itu mempunyai
tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun
banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;
tetapi kita masing-masing adalah anggota yang
seorang terhadap yang lain.
Pembelajaranku membuat aku
tahu diri dan menguasai
diriku, menurut ukuran iman
yang dikaruniakan kepadaku.
Dan karunia yang diberikan
kepadaku itu, bukan untuk
diriku sendiri, melainkan untuk
diletakkan dalam konteks
tubuh Kristus, dimana aku
hanyalah salah satu
anggotanya.
Roma 12: 3-5
7. Demikianlah kita mempunyai karunia yang
berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu
adalah untuk bernubuat baiklah kita
melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika
karunia untuk melayani, baiklah kita melayani;
jika karunia untuk mengajar, baiklah kita
mengajar; jika karunia untuk menasihati,
baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-
bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya
dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi
pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan
rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Dalam teks ini disebutkan
berbagai karunia, seperti
bernubuat, melayani, mengajar,
menasihat, berbagi dengan
ikhlas, memimpin dengan rajin,
menunjukkan kemurahan
dengan sukacita.
Aku dikaruniai karunia
mengajar, maka aku mengajar
dan akan terus mengajar;
memimpin dan akan terus
memimpin, agar Bapa
dipermuliakan.
Roma 12: 6-8
8. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu
menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan
diinjak orang. Kamu adalah terang dunia.
Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya
dibawah gantang, melainkan di atas kaki
dian sehingga menerangi semua orang di
dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga.
Aku bukanlah “akan menjadi” garam;
bukan “akan menjadi terang”, tetapi
aku adalah garam dan terang. Itu
kata Alkitab, bukan pendapatku.
Aku “tidak dapat tidak” memberikan
pengaruh, mencegah kebusukan,
mengusir kegelapan, aku “tidak
dapat tidak” demikian, sebab aku
adalah.
Tetapi tujuannya bukan aku!
Pemimpin: Garam dan Terang—Matius 5:13-16
9. Seorang murid tidak lebih dari pada
gurunya, atau seorang hamba dari
pada tuannya. Cukuplah bagi
seorang murid jika ia menjadi sama
seperti gurunya dan bagi seorang
hamba jika ia menjadi sama seperti
tuannya . Jika tuan rumah disebut
Beelzebul, apalagi seisi rumahnya .
Kamu menyebut Aku Guru dan
Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab
memang Akulah Guru dan Tuhan.
Jadi jika kalau aku membasuh
kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan
Gurumu, maka kamu pun wajib
saling membasuh kakimu, sebab aku
telah memberikan suatu teladan
kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah
kuperbuat kepadamu.
Guru Kristiani: Matius 10:24-25; Yoh 13:13-14
10. Spiritau
@manusiapembelajarofficial
1. Makin serupa, Yesus Tuhanku,
Inilah sungguh kerinduanku;
Makin bersabar, lembut dan merendah
Makin setia dan rajin bekerja
Refrein:
Ya Tuhanku, ku b’rikan pada-Mu
Hidup penuh dan hatiku seg’nap
Hapuskanlah semua dosaku,
Jadikanlah ‘ku milik-Mu tetap
NKB 138 : Makin Serupa, Yesus Tuhanku
2. Makin serupa, Yesus Tuhanku
Setiap hari ini doaku
Makin bergiat menjadi murid-Nya
Makin berani menjadi saksi-Nya
Ke Refrein …
3. Makin serupa, Yesus Tuhan-Ku
Ini selalu cita-cita-Ku;
Makin bertambah di dalam kasihku
Makin bersunguh menyangkal diriku
12. Proses kelahiran Kembali
Berbagai model kelahiran kembali:
1. Model murid-murid Yesus
2. Model Farisi Nikodemus
3. Model Saulus menjadi Paulus
4. Model Santo Agustinus
5. Model Santo Thomas Aquinas
6. Model lainnya di sekitar kita
13. Tiga Kemungkinan Pilihan setelahnya
1. Kembali kepada kehidupan Pra-Kristiani
2. Menyadari kelemahan, memilih bertobat dan mencari
bimbingan dari kakak dan orang tua rohani, untuk
kemudian bertumbuh sampai menjadi matang.
3. Menjadi “orang baik” seperti tuntutan dunia ini, melayani
tanpa sukacita, merasa Kristiani dan takut dibilang
munafik; menuduh orang munafik.
14. Paulus: Model Pemimpin Kristiani Autentik
Lima Tanda Yang Tak Bisa Salah [Ray C. Stedman]:
1. Optimisme yang tak terpadamkan.
2. Keberhasian yang pasti.
3. Dampak yang tak terlupakan.
4. Integritas yag tidak dapat dihancurkan.
5. Fakta-fakta berbicara tak terbantahkan.
16. Tidaklah mungkin
membahas semua
pemikiran orang besar
sekaliber John Stott
dalam forum sederhana
kita. Namun kita tentu
bisa belajar sedikit
bagaimana teolog besar
ini menguraikan seputar
isu Kepemimpinan
Kristiani bagi kita.