SlideShare a Scribd company logo
C. Mendeteksi autokorelasi
1. Metode Grafik
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana untuk mendeteksi autokorelasi.
Sekaligus merupakan langkah awal untuk mendeteksi autokorelasi. Dengan metode grafik,
untuk mendeteksi autokorelasi pada data time series dilakukan dengan cara memplotkan ๐‘’ ๐‘ก
terhadap waktu (t) atau ๐‘’ ๐‘ก dengan ๐‘’ ๐‘กโˆ’1. Nilai ๐‘’ ๐‘ก ini merupakan pendekatan untuk melihat
gangguan atau disturbansi populasi, yang tidak dapat diamati secara langsung.
Apa itu ๐‘’ ๐‘ก? ๐‘’ ๐‘ก adalah nilai residual yang dapat diperoleh dari prosedur OLS yang
biasa. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada contoh dibawah.
Setelah memplotkan ๐‘’ ๐‘ก terhadap t atau ๐‘’ ๐‘ก dengan ๐‘’ ๐‘กโˆ’1, amati pola yang terjadi. Jika
terdapat pola-pola yang sistematis, maka diduga ada autokorelasi. Sebaliknya, jika tidak
terdapat pola yang sistematis (atau bersifat acak), maka tidak ada autokorelasi.
Ada beberapa pola et ini, diantaranya sebagai berikut:
- Gambar (a) menunjukkan pola siklus
dari plot residual terhadap waktu, pada suatu
periode, ketika ๐‘’ ๐‘ก meningkat diikuti oleh
peningkatan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya, dan pada
periode lainnya ketika et menurun diikuti oleh
penurunan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya. Ini
menunjukkan adanya autokorelasi positif.
- Gambar (b) menunjukan pola kuadratis
dari plot residual terhadap waktu. Sama
dengan gambar (a) ini juga menunjukkan
adanya autokorelasi positif.
- Gambar (c) menunjukkan pola gerakan
kebawah dan ke atas secara konstan. Ini
menunjukkan adanya autokorelasi negatif.
- Gambar (d) menunjukkan pola yang
tidak beraturan, yang menunjukkan tidak
adanya autokorelasi
- Gambar (e) dan (f) adalah plot antara ๐‘’ ๐‘ก dengan ๐‘’ ๐‘กโˆ’1.
o Gambar (e) menunjukkan pergerakan dari kiri bawah ke kanan atas yang
menunjukkan autokorelasi positif (jika data pada gambar a atau b diplot
terhadap ๐‘’ ๐‘กโˆ’1, bukan terhadap waktu, akan
menghasilkan gambar e ini).
o Gambar (f) menunjukkan pergerakan dari
kiri atas ke kanan bawah yang
menunjukkan adanya autokorelasi negatif
(jika data pada gambar c diplot terhadap et-
1, bukan terhadap waktu, akan
menghasilkan gambar f ini).
Contoh:
Misalnya kita ingin melihat pengaruh tingkat bunga (X
dalam persen) terhadap investasi (Y dalam milyar Rp).
Data yang kita gunakan selama 16 tahun, mulai dari tahun
1993 sampai 2008, seperti yang terlihat pada tabel berikut
ini (kolom 2 untuk Y dan kolom 3 untuk X)
Tahap-tahap yang kita lakukan adalah sebagai berikut:
- Tahap 1. Bentuk persamaan regresi tersebut dengan variabel bebas adalah tingkat
bunga dan variabel terikat adalah investasi. Hasil persamaan regresinya sebagai
berikut
o Y = 403,212 โ€“ 14,421X
- Tahap 2. Hitung ลถ. Hasil perhitungan ลถ untuk seluruh tahun diberikan pada kolom
(4).
- Tahap 3. Hitung nilai residual. Hasil perhitungan ๐‘’ ๐‘ก untuk seluruh tahun diberikan
pada kolom (5).
- Tahap 4. Plot ๐‘’ ๐‘ก terhadap tahun, dengan ๐‘’ ๐‘ก pada sumbu vertikal dan tahun pada
sumbu horizontal (sebenarnya bisa juga dipertukarkan, hanya agak susah melihatnya).
Grafik yang didapatkan grafik sebagai berikut:
Perhatikan pola yang terjadi pada plot residual
ini. Terlihat adanya pola siklus. Pada suatu
periode, ketika ๐‘’ ๐‘ก meningkat diikuti oleh
peningkatan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya, dan pada
periode lainnya ketika ๐‘’ ๐‘ก menurun diikuti oleh
penurunan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya. Ini
menunjukkan adanya autokorelasi positif
Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, selain memplotkan ๐‘’ ๐‘ก
terhadap tahun, kita juga dapat mendeteksi autokorelasi dengan cara
memplot ๐‘’ ๐‘ก terhadap ๐‘’ ๐‘กโˆ’1. Plot ๐‘’ ๐‘ก terhadap ๐‘’ ๐‘กโˆ’1artinya kita memplotkan
antara e tahun ini dengan e tahun sebelumnya. Misalnya e tahun 1997
dipasangkan dengan e tahun 1996. Demikian juga e tahun 1998 dipasangkan
dengan e tahun 1997, seperti tabel berikut:
Setelah itu lakukan plot seperti plot antara et dengan tahun. Perbedaannya
adalah, jika sebelumnya sumbu horizontal dari plot kita adalah tahun, maka
sekarang sumbu horizontalnya adalah ๐‘’ ๐‘กโˆ’1 .
Perhatikan pola yang terjadi pada plot residual ini,
yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Ini
menunjukkan adanya autokorelasi positif.
Tahap-tahap dalam SPSS sebagai berikut:
1. Buka program SPSS, kemudian input data pada
worksheetnya sebagai berikut:
2. Klik Analyze > Regression >
Linear. Akan muncul tampilan
berikut:
Masukkan variabel Y dalam kotak
Dependent dan variabel X dalam
kotak Independent
3. Klik Save, akan muncul tampilan
berikut:
Centang Unstandarized pada
Predicted Values dan pada
Residuals. Kemudian klik
Continue. Klik OK.
Perhatikan pada worksheet kita
akan bertambah dua variabel baru
dengan nama PRE_1 dan RES_1.
Variabel PRE_1 adalah nilai Y
prediksi dan RES_1 adalah nilai
residual, sebagaimana yang pernah
kita hitung sebelumnya. Sedangkan
pada halaman output akan keluar
hasil regresi kita seperti biasanya (tidak
ditampilkan disini untuk menghemat halaman,
dan untuk menjaga fokus pembahasan hanya
pada deteksi autokorelasi)
Selanjutnya untuk mendapatkan plot antara
residual (et) terhadap tahun, klik Graphs >
Interactive > Line. Akan muncul tampilan
berikut: (catatan: anda juga bisa mengganti
Line dengan Dot atau Scatterplot. Hanya agak
susah melihat secara visual pola residualnya).
Pilih 2-D Coordinate yang ada disudut kanan.
Masukkan
Unstandarized Residual pada kotak sumbu
vertikal. Masukkan Tahun pada kotak sumbu
Horizontal.
Selanjutnya klik Dots and Lines, akan keluar
tampilan berikut:
Centang Dots pada Display dan klik OK. Maka akan keluar output sebagai berikut:
Hasil yang kita peroleh, sama dengan cara manual yang kita lakukan sebelumnya.
Selain secara manual dan dengan SPSS, kita bisa juga menggunakan Excel, dengan tahapan:
1. Inputkan data tahun di worksheet Excel mulai dari sel A1
sampai A17 (range A2:A17).. Sel A1 untuk judul Inputkan
data investasi pada range B1:B17 (sel B1 untuk judul) dan
data tingkat bungan pada range C1:C17 (sel C1 untuk
judul).
2. Klik menu Tool kemudian klik Data Analysis. (Catatan:
jika setelah mengklik Tool, ternyata tidak muncul pilihan
Data Analysis, berarti menu tersebut belum diaktifkan di
program Excel Anda. Untuk mengaktifkannya, klik Tool,
kemudian klik Add ins, selanjutnya conteng pada pilihan
Analysis Toolpak, setelah itu klik ok. Lalu ulangi tahap 2
ini).
Tampilan yang muncul setelah mengklik Data Analysis
adalah seperti dibawah ini. Selanjutnya klik Regression
dan klik OK.
3. Selanjutnya akan muncul
tampilan berikut:
Isi Input Y Range (bisa dengan
mengetikkan ke dalam kotak putihnya
atau memblok data). Input Y Range
adalah variabel yang menjadi
variabel terikat (dependent
variable). Kemudian isikan Input X
Range. Input X Range adalah
variabel yang menjadi variabel
bebas (independent variable).
Semua variabel bebas diblok
sekaligus. Catatan: Baik Y range
maupun X range, didalamnya
termasuk judul/nama variabel.
Selanjutnya conteng kotak Labels.
Ini artinya, memerintahkan Excel
untuk membaca baris pertama dari
data kita sebagai nama variabel.
Anda juga bisa menconteng
Constant is Zero, jika
menginginkan output regresi
dengan konstanta bernilai 0. Anda
juga bisa menconteng Confidence
Level jika ingin mengganti nilai
confidence level (jika tidak
diconteng, Excel akan memberikan
confidence level 95%). Dalam
latihan kita kedua pilihan tersebut
tidak kita conteng.
Selanjutnya pada Output Option
kita bisa menentukan penempatan
output/hasilnya. Bisa pada
worksheet baru atau workbook
baru. Katakanlah kita
menempatkan output di worksheet
yang sama dengan data kita. Conteng Output Range dan isi kotak putihnya dengan sel
pertama dimana output tersebut akan ditempatkan. Dalam contoh ini, misalnya
ditempatkan pada sel A20.
Pada pilihan Residual, terdapat 4 pilihan. Anda bisa menconteng sesuai dengan
keinginan. Dalam kasus ini kita conteng saja pilihan Residuals dan Residuals Plots.
Pilihan lain diabaikan.
Setelah itu, klik OK. Maka akan muncul hasil regresi berikut:
Ada empat tabel hasil yang ditampilkan (yang tergantung pada pilihan yang kita buat
sebelumnya), yaitu SUMMARY OUTPUT, ANOVA, RESIDUAL OUTPUT. Pada
SUMARY OUTPUT ditampilkan nilai multiple R, R square, adjusted R square,
standard error dan jumlah observasi. Pada ANOVA ditampilkan analisis variance dan
nilai F serta pengujiannya. Selanjutnya ditampilkan perhitungan regresi kita yang
mencakup intercept (konstanta) dan koefisien-koefisien regresi untuk masing-masing
variabel. Dari hasil ini kita bisa membentuk persamaan regresi menjadi:
Y = 403,212 โ€“ 14,421X
Selanjutnya, pada tabel tersebut juga dimunculkan standard error, t stat, P-value,
confidence level untuk 95% (karena kita tidak mengganti default nilai ini pada tahap
sebelumnya).
Pada RESIDUAL
OUTPUT diberikan
nilai Y prediksi dan
nilai residual (et) yang
menjadi fokus
perhatian kita dalam
mendeteksi
autokorelasi.
Selain itu, karena tadi
kita menconteng
pilihan residuals plots,
maka akan ditampilkan plot residual sebagai berikut
Jika dilihat grafik diatas, agak rumit untuk mengambil kesimpulan mengenai pola
residualnya (apalagi karena contoh datanya sedikit). Untuk itu, kita bisa merubah
grafik tersebut menjadi
grafik garis dengan
cara klik kanan grafik
tersebut. Kemudian
klik Change Chart
Type, dan Klik Line.
Selanjutnya pilih jenis
grafik garis yang
diinginkan. Hasilnya
akan menjadi seperti
ini
Terlihat hasil yang kita peroleh, sama dengan cara manual dan dengan menggunakan
SPSS sebelumnya.
2. Uji Durbin Watson
Metode grafik diatas masih memiliki permasalahan. Pada metode tersebut, adanya
autokorelasi agak sulit untuk ditentukan karena hanya melalui subjektifitas peneliti. Sehingga,
kemungkinan tiap peniliti memiliki pandangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengujian formal yang dapat dipercaya secara ilmiah. Salah satu cara untuk
mengetahui adanya autokorelasi adalah uji durbin-watson.
hipotesis:
๐ป0: ๐œŒ = 0 (tidak ada autokorelasi)
๐ป1: ๐œŒ > 0 (ada autokorelasi)
Statistik Uji :
Setelah mendapatkan statistik uji. Langkah selanjutnya
adalah membandingkan dengan tabel DW. Tabel DW
tediri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dL) dan batas atas(dl) dan batas bawah(du). Berikut
beberapa keputusan setelah membandingkan DW.
๏‚ท Bila d < dL รž tolak H0; Berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya r= 1
๏‚ท Bila dL < d < dU รž kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa
๏‚ท Bila dU < d < 4 โ€“ dU รž jangan tolak H0; Artinya tidak ada korelasi positif maupun
negatif
๏‚ท Bila 4 โ€“ dU < d < 4 โ€“ dL รž kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa
๏‚ท Bila d > 4 โ€“ dL รž tolak H0; Berarti ada korelasi negatif
tabel durbin-watson
Perhatikan tabel berikut untuk aplikasi rumusnya.
- Kolom (1) adalah nilai residual (et)
pada cara grafis.
- Kolom (2) adalah et-1. Copy saja
data et pada kolom 1, tetapi urutkan
satu baris kebawahnya. Dengan
demikian data terakhir yaitu et =
69.06 jadi hilang
- Kolom (3) adalah pengurangan dari
et dengan et-1. Baris pertama
dihilangkan/diabaikan
- Kolom (4) adalah kuadrat dari kolom
3. Kemudian jumlahkan kolom 4 ini.
Jumlah kolom 4 akan jadi pembilang
dalam rumus kita
- Kolom (5) adalah kuadrat dari kolom
1. Kemudian jumlahkan kolom 5 ini.
Jumlah kolom 5 akan jadi penyebut
dalam rumus kita.
- Dengan demikian didapatkan statistik d dari Durbin-Watson sebagai berikut:
- Setelah mendapatkan nilai d ini, bandingkan nilai d dengan nilai-nilai kritis dari dL
dan dU dari tabel statistik Durbin-Watson. Tabel statistik Durbin-Watson ini biasanya
ada pada lampiran-lampiran buku statistik.
- Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
o Jika 0 < d < dL, berarti ada autokorelasi positif
o 4 โ€“ dL < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif
o Jika 2 < d < 4 โ€“ dU atau dU < d < 2, berarti tidak ada autokorelasi positif atau
negatif
o Jika dL โ‰ค d โ‰ค dU atau 4 โ€“ dU โ‰ค d โ‰ค 4 โ€“ dL, pengujian tidak meyakinkan.
(sumber: Pyndick & Rubinfeld,1998)
o Dari tabel statistik Durbin-Watson dengan N=16 , jumlah variabel bebas = 1
dan taraf pengujian (ฮฑ) = 5%, didapatkan nilai kritis dL = 1.10 dan nilai kritis
dU = 1.37
o Dengan membandingkan nilai d yang kita peroleh dari perhitungan terhadap
dL atau dU dari tabel didapatkan bahwa:
d= 0.3423 < dL=1.10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
autokorelasi positif dari model regresi ini.
- Berbagai program statistik juga sudah menyediakan perhitungan untuk statisik d dari
Durbin-Watson ini. Diantaranya , program SPSS.
o Untuk mendapatkan
nilai d dari program
SPSS, setelah anda
memasukkan variabel
Dependent dan
Variabel Independent
seperti berikut ini:
o Selanjutnya klik Statistics,
maka akan muncul tampilan
berikut:
Pada bagian Residuals,
centang kotak Durbin-
Watson dan klik Continue.
maka dalam output SPSS
akan disertakan nilai d dari
Durbin-Watson. (catatan:
jika anda mencoba dengan
data latihan kita, mungkin
hasilnya akan sedikit berbeda. Hal tersebut terjadi karena proses pembulatan)
4. Uji Run
Uji durbin Watson juga memiliki kelemahan ketika berada antara nilai dL dan dU atau
antara (4-dU) dan (4-dL) maka keputusannya autokorelasi tidak bisa diketahui mempunyai
autokorelasi apa tidak. Sehingga dilakukan uji lain bisa dengan metode grafik atau metode
formal lainnya. Salah satu uji formal yaitu uji run.
Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat digunakan untuk menguji
apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run
Test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara random atau tidak.
Menurut pemahaman saya, uji run test akan memberikan kesimpulan yang lebih pasti jika
terjadi masalah pada Durbin Watson Test yaitu nilai d terletak antara dL dan dU atau
diantara (4-dU) dan (4-dL) yang akan menyebabkan tidak menghasilkan kesimpulan yang
pasti atau pengujian tidak meyakinkan jika menggunakan DW test. Seperti contoh dibawah
ini.
Dengan T=27, K=5, dL = 1.08364, dU = 1.75274. artinya dL < d < dU = Tidak ada
kesimpulan yang pasti.
Perinsip kerja uji run sangat sederhana yaitu dengan melihat tanda nilai residual negtaif
atau positif(+) atau negatif (-), tanpa memperhatikan nilainya. Sehingga run yang dimaksud
disini adalah sekelompok nilai residual yang mempunyai tanda sama secara bertusut-turut.
Contoh: (++++++)(-----)(+++++)(----)
Hipotesis:
๐ป0=residual random (tidak ada autokorelasi)
๐ป1=residual tidak random (ada autokorelasi)
Untuk menghitungnya digunakan beberapa fungsi berikut:
Dimana:
N=jumlah observasi
N1=jumlah run positif(+)
N2=jumlah run negatif(-)
Dalam melakukan pengujian hipotesis, digunakan analisis interval kepercayaan :
E(run)-1,96 <= run <= E(run)+1,96 run
Keputusan:
Apabila nilai Run berada diantara interval tersebut maka terima H0sehingga disimpulkan
residualnya random dan tidak adanya unsur autokorelasi.
Contoh soal (lain)
Studi Kasus...
Data Jumlah Penduduk Miskin dan Faktor-faktor Penyebabnya
pada setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
NO
Jumlah
Penduduk
Miskin
(Ribu Jiwa)
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
Jumlah
Pengangguran
(Jiwa)
Angka
Rata-rata
Lama
Sekolah
(Tahun)
NO
Jumlah
Penduduk
Miskin
(Ribu Jiwa)
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
Jumlah
Pengangguran
(Jiwa)
Angka
Rata-rata
Lama
Sekolah
(Tahun)
1 105.4 6.52 3031 6.79 20 80.2 5.83 9217 7.62
2 113 6.13 18898 6.73 21 149.1 6.19 21476 6.43
3 107.8 6.1 8312 7.32 22 227.2 12.26 20723 6.65
4 105.4 6.82 19021 7.99 23 225.8 6.62 17116 6.36
5 135.5 6.81 13276 7.41 24 220.5 6.9 21615 7.12
6 232.8 6.53 28634 7.61 25 193.8 6.93 45199 8.63
7 306.7 6.22 56425 6.86 26 255.6 5.44 25008 5.19
8 140.8 5.92 15459 6.1 27 285.4 5.33 7868 4.03
9 311.4 6.16 31472 6.65 28 179.2 5.84 15471 5.81
10 175.1 6.63 32415 6.91 29 256.6 5.73 11343 5.31
11 131.9 5.64 645 5.6 30 24.9 5.91 9923 10.19
12 105.2 5.62 11289 6.17 31 10.1 6.33 4371 9.84
13 276.6 6.46 1219 5.15 32 48.4 6.52 34085 11.12
14 199.3 6.76 27678 6.4 33 41.4 6.04 5444 8.46
15 145.4 6.19 83603 9.87 34 168.8 6.33 5956 8.9
16 125.4 6.81 26381 7.93 35 8.9 6.56 4623 9.76
17 166.4 6.31 32175 7.87 36 10.4 6.92 8342 10.5
18 151.6 6.75 18364 7.21 37 195.6 7.08 9139 10.01
19 102.3 5.92 19282 7.07 38 9.7 7.06 5418 8.44
1. Pada Data View SPSS, Pilih menu
Analyze โ€“ Regression โ€“ Linear,
pada kotak Dependent, isikan
variabel dependent (Jumlah
Penduduk Miskin) dan pada kotak
Independent, isikan variabel X1,
X2, (Jumlah Pengangguran, Angka
Rata2 Lama Sekolah)
2. Pilih metode Enter, kemudian klik
Button Save.
3. Berikan centang pada Unstandardized pada kolom Residuals, lalu klik Continue,
kemudian pilih OK.
4. Selanjutnya pada Data View SPSS,
akan muncul kolom baru dengan
nama kolom RES_1, ini merupakan
residual regresi.
5. Pilih menu Analyze -
Nonparametric Test - Legacy
Dialogs โ€“ Runs, kemudian Pindahkan
RES_1 ke kolom Test Variable List
di sebelah kanan, centang pada
Median, lalu klik OK.
Sekarang Perhatikan output runs test
berikut ini, nilai yang dibandingkan adalah
Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,869.
Hasil run test menunjukkan bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) > 0.05 yang berarti Hipotesis nol
gagal ditolak. Dengan demikian, data yang
dipergunakan cukup random sehingga tidak
terdapat masalah autokorelasi pada data yang
diuji.
4. Uji Breusch-Godfrey(BG)/Lagrange Multiplier(LM)
Jika data observasi di atas 100 data sebaiknya ujin ini.
Uji ini dikembangkan oleh breusch-bodfrey.
Berdasarkan model tersebut Breusch-bodfrey mengasumsikan bahwa Ut mengikuti
autoregresif ordo p(AR(p)), sehingga membentuk model berikut:

More Related Content

What's hot

Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
yunisarosa
ย 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
gadis sriyamti
ย 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
ย 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
gadis sriyamti
ย 
Regresi dummy
Regresi dummyRegresi dummy
Regresi dummy
deni123456789
ย 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
Ceria Agnantria
ย 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiM. Jainuri, S.Pd., M.Pd
ย 
Historis
HistorisHistoris
Historis
Nuruludin10
ย 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
Perum Perumnas
ย 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
Eko Mardianto
ย 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
M Abdul Aziz
ย 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
ย 
Analisis korelasi-berganda
Analisis korelasi-bergandaAnalisis korelasi-berganda
Analisis korelasi-berganda
Mitha Viani
ย 
K5 model fungsional
K5 model fungsionalK5 model fungsional
K5 model fungsional
Supri yono, MM, Ak, CiPP, CA
ย 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
Eko Mardianto
ย 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
eyepaste
ย 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barangYusron Blacklist
ย 
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Agung Handoko
ย 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Aditya Panim
ย 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Cinduane Gilang Fridarahma
ย 

What's hot (20)

Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
ย 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
ย 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
ย 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
ย 
Regresi dummy
Regresi dummyRegresi dummy
Regresi dummy
ย 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
ย 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
ย 
Historis
HistorisHistoris
Historis
ย 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
ย 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
ย 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
ย 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
ย 
Analisis korelasi-berganda
Analisis korelasi-bergandaAnalisis korelasi-berganda
Analisis korelasi-berganda
ย 
K5 model fungsional
K5 model fungsionalK5 model fungsional
K5 model fungsional
ย 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
ย 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
ย 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
ย 
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
ย 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
ย 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
ย 

Viewers also liked

Translate "Industrial Statistics"
Translate "Industrial Statistics"Translate "Industrial Statistics"
Translate "Industrial Statistics"
Titis Setya Wulandari
ย 
Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15
Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15 Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15
Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15
Titis Setya Wulandari
ย 
Metode Statistika Penerapan Regresi
Metode Statistika Penerapan RegresiMetode Statistika Penerapan Regresi
Metode Statistika Penerapan Regresi
cika09
ย 
Metode sekuens
Metode sekuensMetode sekuens
Metode sekuens
Andra Hartono
ย 
Laporan riset pemasaran
Laporan riset pemasaranLaporan riset pemasaran
Laporan riset pemasaran
cika09
ย 
Analisis konsumsi produksi tanaman pangan
Analisis konsumsi produksi tanaman panganAnalisis konsumsi produksi tanaman pangan
Analisis konsumsi produksi tanaman pangan
Titis Setya Wulandari
ย 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
Titis Setya Wulandari
ย 
Contoh Tabulasi SD3K
Contoh Tabulasi SD3KContoh Tabulasi SD3K
Contoh Tabulasi SD3K
Titis Setya Wulandari
ย 
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Indonesia
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta IndonesiaModul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Indonesia
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Indonesia
Titis Setya Wulandari
ย 
Tugas 1 statistika multivariat31102011
Tugas 1 statistika multivariat31102011Tugas 1 statistika multivariat31102011
Tugas 1 statistika multivariat31102011Bram Styawan
ย 
Bank Rumus
Bank RumusBank Rumus
Bank Rumus
Fauzi Nugroho
ย 
Soal UTS Analisis Regresi
Soal UTS Analisis Regresi Soal UTS Analisis Regresi
Soal UTS Analisis Regresi
Titis Setya Wulandari
ย 
Rangkuman Matematika
Rangkuman MatematikaRangkuman Matematika
Rangkuman Matematika
Isti Radhista
ย 

Viewers also liked (13)

Translate "Industrial Statistics"
Translate "Industrial Statistics"Translate "Industrial Statistics"
Translate "Industrial Statistics"
ย 
Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15
Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15 Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15
Pengerjaan Buku "Applied Linear Regression Model " Soal 7.12 7.14 7.15
ย 
Metode Statistika Penerapan Regresi
Metode Statistika Penerapan RegresiMetode Statistika Penerapan Regresi
Metode Statistika Penerapan Regresi
ย 
Metode sekuens
Metode sekuensMetode sekuens
Metode sekuens
ย 
Laporan riset pemasaran
Laporan riset pemasaranLaporan riset pemasaran
Laporan riset pemasaran
ย 
Analisis konsumsi produksi tanaman pangan
Analisis konsumsi produksi tanaman panganAnalisis konsumsi produksi tanaman pangan
Analisis konsumsi produksi tanaman pangan
ย 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
ย 
Contoh Tabulasi SD3K
Contoh Tabulasi SD3KContoh Tabulasi SD3K
Contoh Tabulasi SD3K
ย 
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Indonesia
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta IndonesiaModul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Indonesia
Modul UAS Sosiometri Semester 5 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Indonesia
ย 
Tugas 1 statistika multivariat31102011
Tugas 1 statistika multivariat31102011Tugas 1 statistika multivariat31102011
Tugas 1 statistika multivariat31102011
ย 
Bank Rumus
Bank RumusBank Rumus
Bank Rumus
ย 
Soal UTS Analisis Regresi
Soal UTS Analisis Regresi Soal UTS Analisis Regresi
Soal UTS Analisis Regresi
ย 
Rangkuman Matematika
Rangkuman MatematikaRangkuman Matematika
Rangkuman Matematika
ย 

Similar to Deteksi autokorelasi

Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanyaAnalisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
natnitnet nitnot
ย 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
desi prawita
ย 
Korelasi dan regresi
Korelasi dan regresiKorelasi dan regresi
Korelasi dan regresi
Vande Joe
ย 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi LogistikLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Shofura Kamal
ย 
Linearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfaLinearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfa
Lisfa Nuraini U.I
ย 
Modul Perkuliahan Research on ELT.pdf
Modul Perkuliahan Research on ELT.pdfModul Perkuliahan Research on ELT.pdf
Modul Perkuliahan Research on ELT.pdf
BisnisDigitalMTU
ย 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraRosti Hidayah
ย 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non LinearLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Shofura Kamal
ย 
Cara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresiCara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresiUniv. Kahuripan Kediri
ย 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
mery gita
ย 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf
ย 
Materi_SPSS.ppt
Materi_SPSS.pptMateri_SPSS.ppt
Materi_SPSS.ppt
Setrireski
ย 
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.pptAnalisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Wan Na
ย 
Perbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linierPerbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linier
Niken_af
ย 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi SederhanaLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Shofura Kamal
ย 
Aminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logisticAminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logistic
Aminullah Assagaf
ย 
Aminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logisticAminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logistic
Aminullah Assagaf
ย 
27 model logistic
27 model logistic27 model logistic
27 model logistic
Aminullah Assagaf
ย 

Similar to Deteksi autokorelasi (20)

Deteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasiDeteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasi
ย 
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanyaAnalisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
ย 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
ย 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
ย 
Korelasi dan regresi
Korelasi dan regresiKorelasi dan regresi
Korelasi dan regresi
ย 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi LogistikLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul VI-Regresi Logistik
ย 
Linearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfaLinearisasi UTS lisfa
Linearisasi UTS lisfa
ย 
Modul Perkuliahan Research on ELT.pdf
Modul Perkuliahan Research on ELT.pdfModul Perkuliahan Research on ELT.pdf
Modul Perkuliahan Research on ELT.pdf
ย 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
ย 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non LinearLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul V-Regresi Non Linear
ย 
Cara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresiCara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresi
ย 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
ย 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
ย 
Materi_SPSS.ppt
Materi_SPSS.pptMateri_SPSS.ppt
Materi_SPSS.ppt
ย 
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.pptAnalisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
ย 
Perbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linierPerbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linier
ย 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi SederhanaLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan-Regresi Sederhana
ย 
Aminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logisticAminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logistic
ย 
Aminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logisticAminullah assagaf model logistic
Aminullah assagaf model logistic
ย 
27 model logistic
27 model logistic27 model logistic
27 model logistic
ย 

More from Titis Setya Wulandari

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafis
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafisStatistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafis
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafis
Titis Setya Wulandari
ย 
Accountability / Akuntabilitas
Accountability / AkuntabilitasAccountability / Akuntabilitas
Accountability / Akuntabilitas
Titis Setya Wulandari
ย 
Health commitment
Health commitmentHealth commitment
Health commitment
Titis Setya Wulandari
ย 
Orientasi Mutu
Orientasi MutuOrientasi Mutu
Orientasi Mutu
Titis Setya Wulandari
ย 
Hak & kewajiban asn
Hak & kewajiban asnHak & kewajiban asn
Hak & kewajiban asn
Titis Setya Wulandari
ย 
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Titis Setya Wulandari
ย 
Indeks Kemahalan Konsumsi 2017
Indeks Kemahalan Konsumsi 2017Indeks Kemahalan Konsumsi 2017
Indeks Kemahalan Konsumsi 2017
Titis Setya Wulandari
ย 
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Titis Setya Wulandari
ย 
Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016
Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016
Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016
Titis Setya Wulandari
ย 
Leaflet Sosialisasi PMTB
Leaflet Sosialisasi PMTBLeaflet Sosialisasi PMTB
Leaflet Sosialisasi PMTB
Titis Setya Wulandari
ย 
Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Titis Setya Wulandari
ย 
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Titis Setya Wulandari
ย 
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017
Titis Setya Wulandari
ย 
Funstatistic
FunstatisticFunstatistic
Funstatistic
Titis Setya Wulandari
ย 
Satu Data untuk Semua
Satu Data untuk SemuaSatu Data untuk Semua
Satu Data untuk Semua
Titis Setya Wulandari
ย 
Survival Analysis
Survival AnalysisSurvival Analysis
Survival Analysis
Titis Setya Wulandari
ย 
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Titis Setya Wulandari
ย 
Autokorelasi
AutokorelasiAutokorelasi
Autokorelasi
Titis Setya Wulandari
ย 
Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)
Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)
Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)Titis Setya Wulandari
ย 

More from Titis Setya Wulandari (20)

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafis
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafisStatistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafis
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016 dalam motiongrafis
ย 
Accountability / Akuntabilitas
Accountability / AkuntabilitasAccountability / Akuntabilitas
Accountability / Akuntabilitas
ย 
Health commitment
Health commitmentHealth commitment
Health commitment
ย 
Orientasi Mutu
Orientasi MutuOrientasi Mutu
Orientasi Mutu
ย 
Hak & kewajiban asn
Hak & kewajiban asnHak & kewajiban asn
Hak & kewajiban asn
ย 
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
Indeks Pembangunan Manusia kabupaten jayapura 2017
ย 
Indeks Kemahalan Konsumsi 2017
Indeks Kemahalan Konsumsi 2017Indeks Kemahalan Konsumsi 2017
Indeks Kemahalan Konsumsi 2017
ย 
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
ย 
Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016
Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016
Indikator kemiskinan kab jayapura 2012 2016
ย 
Leaflet Sosialisasi PMTB
Leaflet Sosialisasi PMTBLeaflet Sosialisasi PMTB
Leaflet Sosialisasi PMTB
ย 
Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Indikator Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
ย 
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2016
ย 
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017
Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jayapura Tahun 2017
ย 
Funstatistic
FunstatisticFunstatistic
Funstatistic
ย 
Satu Data untuk Semua
Satu Data untuk SemuaSatu Data untuk Semua
Satu Data untuk Semua
ย 
Survival Analysis
Survival AnalysisSurvival Analysis
Survival Analysis
ย 
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
ย 
Autokorelasi
AutokorelasiAutokorelasi
Autokorelasi
ย 
Makalah Korelasi
Makalah KorelasiMakalah Korelasi
Makalah Korelasi
ย 
Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)
Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)
Game Theory (Pengantar Teknologi Informasi)
ย 

Recently uploaded

Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
ย 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
ย 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
ย 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
ย 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
ย 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
ย 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
ย 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
ย 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
ย 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
ย 

Recently uploaded (10)

Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ย 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ย 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
ย 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
ย 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
ย 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
ย 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
ย 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
ย 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
ย 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
ย 

Deteksi autokorelasi

  • 1. C. Mendeteksi autokorelasi 1. Metode Grafik Metode ini merupakan metode yang paling sederhana untuk mendeteksi autokorelasi. Sekaligus merupakan langkah awal untuk mendeteksi autokorelasi. Dengan metode grafik, untuk mendeteksi autokorelasi pada data time series dilakukan dengan cara memplotkan ๐‘’ ๐‘ก terhadap waktu (t) atau ๐‘’ ๐‘ก dengan ๐‘’ ๐‘กโˆ’1. Nilai ๐‘’ ๐‘ก ini merupakan pendekatan untuk melihat gangguan atau disturbansi populasi, yang tidak dapat diamati secara langsung. Apa itu ๐‘’ ๐‘ก? ๐‘’ ๐‘ก adalah nilai residual yang dapat diperoleh dari prosedur OLS yang biasa. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada contoh dibawah. Setelah memplotkan ๐‘’ ๐‘ก terhadap t atau ๐‘’ ๐‘ก dengan ๐‘’ ๐‘กโˆ’1, amati pola yang terjadi. Jika terdapat pola-pola yang sistematis, maka diduga ada autokorelasi. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang sistematis (atau bersifat acak), maka tidak ada autokorelasi. Ada beberapa pola et ini, diantaranya sebagai berikut: - Gambar (a) menunjukkan pola siklus dari plot residual terhadap waktu, pada suatu periode, ketika ๐‘’ ๐‘ก meningkat diikuti oleh peningkatan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya, dan pada periode lainnya ketika et menurun diikuti oleh penurunan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya. Ini menunjukkan adanya autokorelasi positif. - Gambar (b) menunjukan pola kuadratis dari plot residual terhadap waktu. Sama dengan gambar (a) ini juga menunjukkan adanya autokorelasi positif. - Gambar (c) menunjukkan pola gerakan kebawah dan ke atas secara konstan. Ini menunjukkan adanya autokorelasi negatif. - Gambar (d) menunjukkan pola yang tidak beraturan, yang menunjukkan tidak adanya autokorelasi - Gambar (e) dan (f) adalah plot antara ๐‘’ ๐‘ก dengan ๐‘’ ๐‘กโˆ’1. o Gambar (e) menunjukkan pergerakan dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan autokorelasi positif (jika data pada gambar a atau b diplot terhadap ๐‘’ ๐‘กโˆ’1, bukan terhadap waktu, akan menghasilkan gambar e ini). o Gambar (f) menunjukkan pergerakan dari kiri atas ke kanan bawah yang menunjukkan adanya autokorelasi negatif (jika data pada gambar c diplot terhadap et- 1, bukan terhadap waktu, akan menghasilkan gambar f ini). Contoh: Misalnya kita ingin melihat pengaruh tingkat bunga (X dalam persen) terhadap investasi (Y dalam milyar Rp). Data yang kita gunakan selama 16 tahun, mulai dari tahun 1993 sampai 2008, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini (kolom 2 untuk Y dan kolom 3 untuk X) Tahap-tahap yang kita lakukan adalah sebagai berikut:
  • 2. - Tahap 1. Bentuk persamaan regresi tersebut dengan variabel bebas adalah tingkat bunga dan variabel terikat adalah investasi. Hasil persamaan regresinya sebagai berikut o Y = 403,212 โ€“ 14,421X - Tahap 2. Hitung ลถ. Hasil perhitungan ลถ untuk seluruh tahun diberikan pada kolom (4). - Tahap 3. Hitung nilai residual. Hasil perhitungan ๐‘’ ๐‘ก untuk seluruh tahun diberikan pada kolom (5). - Tahap 4. Plot ๐‘’ ๐‘ก terhadap tahun, dengan ๐‘’ ๐‘ก pada sumbu vertikal dan tahun pada sumbu horizontal (sebenarnya bisa juga dipertukarkan, hanya agak susah melihatnya). Grafik yang didapatkan grafik sebagai berikut: Perhatikan pola yang terjadi pada plot residual ini. Terlihat adanya pola siklus. Pada suatu periode, ketika ๐‘’ ๐‘ก meningkat diikuti oleh peningkatan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya, dan pada periode lainnya ketika ๐‘’ ๐‘ก menurun diikuti oleh penurunan ๐‘’ ๐‘ก tahun berikutnya. Ini menunjukkan adanya autokorelasi positif Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, selain memplotkan ๐‘’ ๐‘ก terhadap tahun, kita juga dapat mendeteksi autokorelasi dengan cara memplot ๐‘’ ๐‘ก terhadap ๐‘’ ๐‘กโˆ’1. Plot ๐‘’ ๐‘ก terhadap ๐‘’ ๐‘กโˆ’1artinya kita memplotkan antara e tahun ini dengan e tahun sebelumnya. Misalnya e tahun 1997 dipasangkan dengan e tahun 1996. Demikian juga e tahun 1998 dipasangkan dengan e tahun 1997, seperti tabel berikut: Setelah itu lakukan plot seperti plot antara et dengan tahun. Perbedaannya adalah, jika sebelumnya sumbu horizontal dari plot kita adalah tahun, maka sekarang sumbu horizontalnya adalah ๐‘’ ๐‘กโˆ’1 . Perhatikan pola yang terjadi pada plot residual ini, yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Ini menunjukkan adanya autokorelasi positif. Tahap-tahap dalam SPSS sebagai berikut: 1. Buka program SPSS, kemudian input data pada worksheetnya sebagai berikut:
  • 3. 2. Klik Analyze > Regression > Linear. Akan muncul tampilan berikut: Masukkan variabel Y dalam kotak Dependent dan variabel X dalam kotak Independent 3. Klik Save, akan muncul tampilan berikut: Centang Unstandarized pada Predicted Values dan pada Residuals. Kemudian klik Continue. Klik OK. Perhatikan pada worksheet kita akan bertambah dua variabel baru dengan nama PRE_1 dan RES_1. Variabel PRE_1 adalah nilai Y prediksi dan RES_1 adalah nilai residual, sebagaimana yang pernah kita hitung sebelumnya. Sedangkan pada halaman output akan keluar hasil regresi kita seperti biasanya (tidak ditampilkan disini untuk menghemat halaman, dan untuk menjaga fokus pembahasan hanya pada deteksi autokorelasi) Selanjutnya untuk mendapatkan plot antara residual (et) terhadap tahun, klik Graphs > Interactive > Line. Akan muncul tampilan berikut: (catatan: anda juga bisa mengganti Line dengan Dot atau Scatterplot. Hanya agak susah melihat secara visual pola residualnya). Pilih 2-D Coordinate yang ada disudut kanan. Masukkan Unstandarized Residual pada kotak sumbu vertikal. Masukkan Tahun pada kotak sumbu Horizontal. Selanjutnya klik Dots and Lines, akan keluar tampilan berikut:
  • 4. Centang Dots pada Display dan klik OK. Maka akan keluar output sebagai berikut: Hasil yang kita peroleh, sama dengan cara manual yang kita lakukan sebelumnya. Selain secara manual dan dengan SPSS, kita bisa juga menggunakan Excel, dengan tahapan: 1. Inputkan data tahun di worksheet Excel mulai dari sel A1 sampai A17 (range A2:A17).. Sel A1 untuk judul Inputkan data investasi pada range B1:B17 (sel B1 untuk judul) dan data tingkat bungan pada range C1:C17 (sel C1 untuk judul). 2. Klik menu Tool kemudian klik Data Analysis. (Catatan: jika setelah mengklik Tool, ternyata tidak muncul pilihan Data Analysis, berarti menu tersebut belum diaktifkan di program Excel Anda. Untuk mengaktifkannya, klik Tool, kemudian klik Add ins, selanjutnya conteng pada pilihan Analysis Toolpak, setelah itu klik ok. Lalu ulangi tahap 2 ini). Tampilan yang muncul setelah mengklik Data Analysis adalah seperti dibawah ini. Selanjutnya klik Regression dan klik OK. 3. Selanjutnya akan muncul tampilan berikut: Isi Input Y Range (bisa dengan mengetikkan ke dalam kotak putihnya atau memblok data). Input Y Range adalah variabel yang menjadi variabel terikat (dependent variable). Kemudian isikan Input X Range. Input X Range adalah variabel yang menjadi variabel bebas (independent variable). Semua variabel bebas diblok sekaligus. Catatan: Baik Y range maupun X range, didalamnya termasuk judul/nama variabel.
  • 5. Selanjutnya conteng kotak Labels. Ini artinya, memerintahkan Excel untuk membaca baris pertama dari data kita sebagai nama variabel. Anda juga bisa menconteng Constant is Zero, jika menginginkan output regresi dengan konstanta bernilai 0. Anda juga bisa menconteng Confidence Level jika ingin mengganti nilai confidence level (jika tidak diconteng, Excel akan memberikan confidence level 95%). Dalam latihan kita kedua pilihan tersebut tidak kita conteng. Selanjutnya pada Output Option kita bisa menentukan penempatan output/hasilnya. Bisa pada worksheet baru atau workbook baru. Katakanlah kita menempatkan output di worksheet yang sama dengan data kita. Conteng Output Range dan isi kotak putihnya dengan sel pertama dimana output tersebut akan ditempatkan. Dalam contoh ini, misalnya ditempatkan pada sel A20. Pada pilihan Residual, terdapat 4 pilihan. Anda bisa menconteng sesuai dengan keinginan. Dalam kasus ini kita conteng saja pilihan Residuals dan Residuals Plots. Pilihan lain diabaikan. Setelah itu, klik OK. Maka akan muncul hasil regresi berikut: Ada empat tabel hasil yang ditampilkan (yang tergantung pada pilihan yang kita buat sebelumnya), yaitu SUMMARY OUTPUT, ANOVA, RESIDUAL OUTPUT. Pada SUMARY OUTPUT ditampilkan nilai multiple R, R square, adjusted R square, standard error dan jumlah observasi. Pada ANOVA ditampilkan analisis variance dan nilai F serta pengujiannya. Selanjutnya ditampilkan perhitungan regresi kita yang mencakup intercept (konstanta) dan koefisien-koefisien regresi untuk masing-masing variabel. Dari hasil ini kita bisa membentuk persamaan regresi menjadi: Y = 403,212 โ€“ 14,421X Selanjutnya, pada tabel tersebut juga dimunculkan standard error, t stat, P-value, confidence level untuk 95% (karena kita tidak mengganti default nilai ini pada tahap sebelumnya). Pada RESIDUAL OUTPUT diberikan nilai Y prediksi dan nilai residual (et) yang menjadi fokus perhatian kita dalam mendeteksi autokorelasi. Selain itu, karena tadi kita menconteng pilihan residuals plots,
  • 6. maka akan ditampilkan plot residual sebagai berikut Jika dilihat grafik diatas, agak rumit untuk mengambil kesimpulan mengenai pola residualnya (apalagi karena contoh datanya sedikit). Untuk itu, kita bisa merubah grafik tersebut menjadi grafik garis dengan cara klik kanan grafik tersebut. Kemudian klik Change Chart Type, dan Klik Line. Selanjutnya pilih jenis grafik garis yang diinginkan. Hasilnya akan menjadi seperti ini Terlihat hasil yang kita peroleh, sama dengan cara manual dan dengan menggunakan SPSS sebelumnya. 2. Uji Durbin Watson Metode grafik diatas masih memiliki permasalahan. Pada metode tersebut, adanya autokorelasi agak sulit untuk ditentukan karena hanya melalui subjektifitas peneliti. Sehingga, kemungkinan tiap peniliti memiliki pandangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian formal yang dapat dipercaya secara ilmiah. Salah satu cara untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji durbin-watson. hipotesis: ๐ป0: ๐œŒ = 0 (tidak ada autokorelasi) ๐ป1: ๐œŒ > 0 (ada autokorelasi) Statistik Uji : Setelah mendapatkan statistik uji. Langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan tabel DW. Tabel DW tediri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dL) dan batas atas(dl) dan batas bawah(du). Berikut beberapa keputusan setelah membandingkan DW. ๏‚ท Bila d < dL รž tolak H0; Berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya r= 1 ๏‚ท Bila dL < d < dU รž kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa ๏‚ท Bila dU < d < 4 โ€“ dU รž jangan tolak H0; Artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif ๏‚ท Bila 4 โ€“ dU < d < 4 โ€“ dL รž kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa ๏‚ท Bila d > 4 โ€“ dL รž tolak H0; Berarti ada korelasi negatif
  • 7. tabel durbin-watson Perhatikan tabel berikut untuk aplikasi rumusnya. - Kolom (1) adalah nilai residual (et) pada cara grafis. - Kolom (2) adalah et-1. Copy saja data et pada kolom 1, tetapi urutkan satu baris kebawahnya. Dengan demikian data terakhir yaitu et = 69.06 jadi hilang - Kolom (3) adalah pengurangan dari et dengan et-1. Baris pertama dihilangkan/diabaikan - Kolom (4) adalah kuadrat dari kolom 3. Kemudian jumlahkan kolom 4 ini. Jumlah kolom 4 akan jadi pembilang dalam rumus kita - Kolom (5) adalah kuadrat dari kolom 1. Kemudian jumlahkan kolom 5 ini. Jumlah kolom 5 akan jadi penyebut dalam rumus kita. - Dengan demikian didapatkan statistik d dari Durbin-Watson sebagai berikut: - Setelah mendapatkan nilai d ini, bandingkan nilai d dengan nilai-nilai kritis dari dL dan dU dari tabel statistik Durbin-Watson. Tabel statistik Durbin-Watson ini biasanya ada pada lampiran-lampiran buku statistik. - Kriteria pengujiannya sebagai berikut: o Jika 0 < d < dL, berarti ada autokorelasi positif o 4 โ€“ dL < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif
  • 8. o Jika 2 < d < 4 โ€“ dU atau dU < d < 2, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif o Jika dL โ‰ค d โ‰ค dU atau 4 โ€“ dU โ‰ค d โ‰ค 4 โ€“ dL, pengujian tidak meyakinkan. (sumber: Pyndick & Rubinfeld,1998) o Dari tabel statistik Durbin-Watson dengan N=16 , jumlah variabel bebas = 1 dan taraf pengujian (ฮฑ) = 5%, didapatkan nilai kritis dL = 1.10 dan nilai kritis dU = 1.37 o Dengan membandingkan nilai d yang kita peroleh dari perhitungan terhadap dL atau dU dari tabel didapatkan bahwa: d= 0.3423 < dL=1.10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi positif dari model regresi ini. - Berbagai program statistik juga sudah menyediakan perhitungan untuk statisik d dari Durbin-Watson ini. Diantaranya , program SPSS. o Untuk mendapatkan nilai d dari program SPSS, setelah anda memasukkan variabel Dependent dan Variabel Independent seperti berikut ini: o Selanjutnya klik Statistics, maka akan muncul tampilan berikut: Pada bagian Residuals, centang kotak Durbin- Watson dan klik Continue. maka dalam output SPSS akan disertakan nilai d dari Durbin-Watson. (catatan: jika anda mencoba dengan data latihan kita, mungkin hasilnya akan sedikit berbeda. Hal tersebut terjadi karena proses pembulatan) 4. Uji Run Uji durbin Watson juga memiliki kelemahan ketika berada antara nilai dL dan dU atau antara (4-dU) dan (4-dL) maka keputusannya autokorelasi tidak bisa diketahui mempunyai
  • 9. autokorelasi apa tidak. Sehingga dilakukan uji lain bisa dengan metode grafik atau metode formal lainnya. Salah satu uji formal yaitu uji run. Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah residual terjadi secara random atau tidak. Menurut pemahaman saya, uji run test akan memberikan kesimpulan yang lebih pasti jika terjadi masalah pada Durbin Watson Test yaitu nilai d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL) yang akan menyebabkan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau pengujian tidak meyakinkan jika menggunakan DW test. Seperti contoh dibawah ini. Dengan T=27, K=5, dL = 1.08364, dU = 1.75274. artinya dL < d < dU = Tidak ada kesimpulan yang pasti. Perinsip kerja uji run sangat sederhana yaitu dengan melihat tanda nilai residual negtaif atau positif(+) atau negatif (-), tanpa memperhatikan nilainya. Sehingga run yang dimaksud disini adalah sekelompok nilai residual yang mempunyai tanda sama secara bertusut-turut. Contoh: (++++++)(-----)(+++++)(----) Hipotesis: ๐ป0=residual random (tidak ada autokorelasi) ๐ป1=residual tidak random (ada autokorelasi) Untuk menghitungnya digunakan beberapa fungsi berikut: Dimana: N=jumlah observasi N1=jumlah run positif(+) N2=jumlah run negatif(-) Dalam melakukan pengujian hipotesis, digunakan analisis interval kepercayaan : E(run)-1,96 <= run <= E(run)+1,96 run Keputusan: Apabila nilai Run berada diantara interval tersebut maka terima H0sehingga disimpulkan residualnya random dan tidak adanya unsur autokorelasi. Contoh soal (lain) Studi Kasus... Data Jumlah Penduduk Miskin dan Faktor-faktor Penyebabnya
  • 10. pada setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur NO Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Jumlah Pengangguran (Jiwa) Angka Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) NO Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Jumlah Pengangguran (Jiwa) Angka Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 1 105.4 6.52 3031 6.79 20 80.2 5.83 9217 7.62 2 113 6.13 18898 6.73 21 149.1 6.19 21476 6.43 3 107.8 6.1 8312 7.32 22 227.2 12.26 20723 6.65 4 105.4 6.82 19021 7.99 23 225.8 6.62 17116 6.36 5 135.5 6.81 13276 7.41 24 220.5 6.9 21615 7.12 6 232.8 6.53 28634 7.61 25 193.8 6.93 45199 8.63 7 306.7 6.22 56425 6.86 26 255.6 5.44 25008 5.19 8 140.8 5.92 15459 6.1 27 285.4 5.33 7868 4.03 9 311.4 6.16 31472 6.65 28 179.2 5.84 15471 5.81 10 175.1 6.63 32415 6.91 29 256.6 5.73 11343 5.31 11 131.9 5.64 645 5.6 30 24.9 5.91 9923 10.19 12 105.2 5.62 11289 6.17 31 10.1 6.33 4371 9.84 13 276.6 6.46 1219 5.15 32 48.4 6.52 34085 11.12 14 199.3 6.76 27678 6.4 33 41.4 6.04 5444 8.46 15 145.4 6.19 83603 9.87 34 168.8 6.33 5956 8.9 16 125.4 6.81 26381 7.93 35 8.9 6.56 4623 9.76 17 166.4 6.31 32175 7.87 36 10.4 6.92 8342 10.5 18 151.6 6.75 18364 7.21 37 195.6 7.08 9139 10.01 19 102.3 5.92 19282 7.07 38 9.7 7.06 5418 8.44 1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze โ€“ Regression โ€“ Linear, pada kotak Dependent, isikan variabel dependent (Jumlah Penduduk Miskin) dan pada kotak Independent, isikan variabel X1, X2, (Jumlah Pengangguran, Angka Rata2 Lama Sekolah) 2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Save. 3. Berikan centang pada Unstandardized pada kolom Residuals, lalu klik Continue, kemudian pilih OK.
  • 11. 4. Selanjutnya pada Data View SPSS, akan muncul kolom baru dengan nama kolom RES_1, ini merupakan residual regresi. 5. Pilih menu Analyze - Nonparametric Test - Legacy Dialogs โ€“ Runs, kemudian Pindahkan RES_1 ke kolom Test Variable List di sebelah kanan, centang pada Median, lalu klik OK. Sekarang Perhatikan output runs test berikut ini, nilai yang dibandingkan adalah Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,869. Hasil run test menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 yang berarti Hipotesis nol gagal ditolak. Dengan demikian, data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.
  • 12. 4. Uji Breusch-Godfrey(BG)/Lagrange Multiplier(LM) Jika data observasi di atas 100 data sebaiknya ujin ini. Uji ini dikembangkan oleh breusch-bodfrey. Berdasarkan model tersebut Breusch-bodfrey mengasumsikan bahwa Ut mengikuti autoregresif ordo p(AR(p)), sehingga membentuk model berikut: