SlideShare a Scribd company logo
DESENTRALISASI
FISKAL
Achmad Lutfi, S. Sos.,
M. Si.
AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
(1)
1. Azas Sentralisasi
Penyelengaraan kewenangan pemerintahan dilaksanakan oleh
pemerintah pusat sendiri, tidak didelegasikan kepada
pemerintah daerah.
2. Azas Desentralisasi
Terjadi pendelegasian atau penyerahan kewenangan untuk
penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan tertentu
kepada daerah atau tingkat pemerintahan yang lebih rendah
sehingga urusan tersebut kemudian sepenuhnya menjadi
urusan rumah tangga daerah yang bersangkutan dan tidak
lagi menjadi kewenangan pemerintah pusat atau tingkatan
pemerintahan yang lebih tinggi.
AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
(2)
3. Azas Dekonsentrasi
Dengan azas ini berarti urusan-urusan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat dalam pelaksanaannya
ditangani oleh aparat pemerintah pusat yang berada di
daerah, instansi vertikal.
4. Azas Tugas Perbantuan (Madebewind)
Dalam azas tugas perbantuan berarti pelaksanaan
urusan-urusan tertentu, yang seharusnya menjadi urusan
tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, oleh tingkat
pemerintah an yang berada di bawahnya.
DEPTH OF
DECENTRALIZATION
 Deconcentration.
Responsibilities are moved downstream.
 Delegation.
Local government are agent of central government.
 Devolution.
Power to decide is moved downstream.
UP- OR DOWN- STREAM ?
 Bottom up approach.
 Emphasizes participation and efficiency.
 Top down approach.
 Shift problem (deficit) from central government.
 Decentralization.
 Bottom up requires genuine democracy.
POTENTIAL PROBLEM
 Decentralization may cause an unstable macro economy
(Argentina, Brazil, China).
 This occurs when revenue and expenditure decentralized
are unbalance.
 But : south Africa and Columbia managed these problem.
DESENTRALISASI DAN
OTONOMI DAERAH
Konsep desentralisasi erat kaitannya dengan penyelenggaraan
sistem
pemerintahan dan pelaksanaan proses pembangunan.
Pelaksanaan
desentralisasi yang berwujud pada otonomi daerah,
merupakan gejala
yang tidak terhindarkan dan diimplementasikan oleh hampir
seluruh negara
di dunia dengan segala variasinya sesuai kondisi dan
karekteristiknya.
DESENTRALISASI DAN
FUNGSI/ KEWENANGAN
Sistem pemerintahan disusun sebagai konsekuensi diterapkannya
azas-azas
pemerintahan di suatu negara. Sistem pemerintahan merupakan
mekanisme
bagaimana fungsi pemerintahan dijalankan, dimana bentuk
operasionalnya
adalah bagaimana suatu urusan/kewenangan diselenggarakan
oleh
pemerintah, siapa yang menjalankannya, kepada siapa harus
dipertanggungjawabkan, termasuk siapa yang harus menyediakan
KEWENANGAN DAN
PEMBIAYAAN
Untuk menjalankan kewenangan/kekuasaan yang diberikan
ini, tentunya
pemerintah daerah memerlukan sumber daya yang cukup.
Menurut analisis
Nellis (1983) dan Mathur (1983) pada pelaksanaan
kewenangan/
kekuasaan yang telah didesentralisasikan di Afrika Utara dan
Asia, yang
penting diperhatikan agar desentralisasi dapat berjalan
dengan baik
adalah the importance of financial resources, administrative
capacity, and
FUNGSI PEMERINTAHAN DAN
SUMBER PEMBIAYAANNYA
1. Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan
terlebih dahulu, baru berdasarkan sumber-sumber
keuangan yang telah dimilikinya kepada daerah
diserahkan fungsi-fungsi atau tugas-tugas tertentu untuk
dilaksanakan (function follow money).
2. Fungsi-fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih
dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumber-
sumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu (money
follow function).
KEMAMPUAN KEUANGAN
DAN DESENTRALISASI
 Kemampuan keuangan merupakan komponen penting dari
desentralisasi.
 Jika pemerintah daerah ingin melakukan menjalankan
desentralisasi secara efektif, maka harus memiliki
kemampuan keuangan yang cukup, menggali PAD atau
memperoleh transfer dari tingkatan yang lebih tinggi.
DESENTRALISASI FISKAL
 Desentralisasi fiskal ini dapat didefinisikan sebagai devolusi
(penyerahan) tanggung jawab fiskal dari pemerintah pusat
kepada tingkatan pemerintahan yang ada dibawahnya, sub-
national levels of government, seperti negara bagian,
daerah, propinsi, distrik, dan kota.
 Pada kenyataannya, isu yang berkembang dan menarik
dalam kajian desentralisasi fiskal adalah pemberian
tanggung jawab fiskal yang lebih jelas pada tingkatan
pemerintahan yang tepat.
DEFINITIONS
Fiscal Decentralization refers to an intergovernmental system
where the balance of power moves toward the sub national
government sector.
Intergovernmental Fiscal Relations refers generally to
division of fiscal powers and responsibilities among levels of
government.
ADVANTAGES OF FISCAL
DECENTRALIZATION
 Move Government closer to the people.
 Broaden the Tax Base.
 Allow for alternative service delivery in social services.
COMPONENTS OF SYSTEM
OF FISCAL
DECENTRALIZATION (1)
 Necessary Conditions.
Elected Local Council.
Locally Appointed Chief Officers.
Significant Local Government Revenue Capacity.
Significant Local Government Expenditure Responsibility.
Budget Autonomy.
Hard Budget Constraint.
Transparency.
COMPONENTS OF SYSTEM
OF FISCAL
DECENTRALIZATION (2)
 Desirable Conditions.
Freedom from Excessive Central Expenditure Mandates.
Unconditional Transfers from Higher Level Governments.
 Borrowing Powers.
OBSTACLES TO FISCAL
DECENTRALIZATION
 Increase in Number of Local Units of Government.
 Unfunded Mandates.
 Failure to Devise Expenditure Assignment.
 Too Few Tax Sources for Local Units.
 Failure to Develop Credit and Borrowing System.
 Financial Controls Retained by Central Level.
 Lack of Intergovernmental Fiscal System based on Transparency
Rather than Negotiation and Political Influence.
FORMS OF FISCAL
DECENTRALIZATION
1. Self-financing or cost recovery through user charges.
2. Co-financing or coproduction, in which users participate in
providing services and infrastructure through monetary or labor
contributions.
3. Expansion of local revenues through property or sales taxes or
indirect charges.
4. Intergovernmental transfers of general revenues from taxes
collected by the central government to local governments for
general or specific uses.
5. Authorization of municipal borrowing and mobilization of national
or local government resources through loan guarantees.
LOCAL BORROWING
 Advantage: Capital investments.
 Problems:
 moral hazard.
expectations of bailing out.
can increase instability (expenditures far exceed tax revenue).
SOLUTIONS
 Increased tax powers to LG (many rich countries).
 Allow LGs to bankrupt (Morocco).
 Use fungible transfers as collateral (Tunisia, South
 Africa, Argentina)…
•…but this requires high predictability of transfers (through law
or the constitution).
LOCAL TAXING POWERS
 Local capacity.
 Upstream accountability (Uganda).
 Downstream accountability (information to voters and tax payers).
 High autonomy can work (Colombia, Pakistan).
PROBLEM WITH LOCAL
TAXES
 Vertical imbalance:
CG collects taxes more efficiently.
Solution: residents pay for what they get - and no more (no tax
exporting).
 Horizontal imbalance:
Some regions are richer than others.
Solution: transfers (Nordic countries).
TRANSFERS
 Targeted transfers are often used for infrastructure (Morocco,
Tunisia).
 Fungible transfers may also work (Colombia, rich countries)…
…but require high local capacity.
 Alternative may be Social Investment Funds (SIFs).
PENERIMAAN POKOK
DAERAH DI INDONESIA (1)
1. Psl. 2, UU No. 32/1956
Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah;
Pendapatan Negara yang diserahkan ke daerah; Ganjaran;
Subsidi; Bantuan.
2. Psl. 3, UU No. 25/1999
PAD; Dana Perimbangan; Pinjaman; Lain-lain penerimaan
yang sah.
PENERIMAAN POKOK
DAERAH DI INDONESIA (2)
3. Psl. 5, UU No. 33/2004
Pendapatan Daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan) dan Pembiayaan (sisa lebih perhitungan
anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana
cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan).
4. Psl. 285, UU No. 23/2014
Pendapatan Asli Daerah; Pendapatan Transfer; dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(1)
1. UU No. 32/1956
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan daerah;
Pendapatan sah yang diatur undang-undang; (Pendapatan
dinas).
2. UU No. 25/1999
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan milik
daerah; Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(2)
3. UU No. 33/2004
Pajak daerah; Retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan; lain-lain PAD yang sah (hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa
giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).
4. UU No. 23/2014
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil pengelolaan kekayaan
Daerah yang dipisahkan; lain-lain pendapatan Daerah yang
sah.
PENYERAHAN PAJAK KEPADA
DAERAH (1)
UU No. 32/1956 (Psl. 3) dan PP No. 3/1967
• Daerah Tingkat I (Pajak Verponding Pajak Jalan Pajak
Potong Hewan).
• Daerah Tingkat II (Pajak Verponding Indonesia, Pajak Jalan,
Pajak Potong Hewan, Pajak Kopra, Pajak Pembangunan I ).
UU No. 16/1968
• Pajak Bangsa Asing.
• Pajak Restoran.
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
PENYERAHAN PAJAK KEPADA
DAERAH (2)
 UU No. 28/2009
• Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
PENDAPATAN TRANSFER
ANTAR PEMERINTAHAN DI
INDONESIA
a. Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan.
Dana Otonomi Khusus.
Dana Keistimewaan.
Dana Desa.
b.Transfer antar Daerah
Pendapatan Bagi Hasil.
Bantuan Keuangan.
Nama_NPM_Makalah Eko Publk_Jum’at
achlutfi@yahoo.com

More Related Content

What's hot

#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
hackjak
 
Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004
tamihakim
 
Resume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahResume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearah
Eka Arif
 
Kajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tpKajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tpHerry Prananto
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahEfry Ghani
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Isnu Rahadi Wiratama
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
Ike Hanisyah
 
Buku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerahBuku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerah
Dadang Solihin
 
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Kementerian Dalam Negeri
 

What's hot (13)

#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
 
Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004
 
Manajemen Investasi Pemerintah
Manajemen Investasi PemerintahManajemen Investasi Pemerintah
Manajemen Investasi Pemerintah
 
138 293-1-pb
138 293-1-pb138 293-1-pb
138 293-1-pb
 
Resume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahResume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearah
 
Kajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tpKajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tp
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 
Buku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerahBuku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerah
 
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
 

Similar to Desentralisasi Fiskal 12

Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptxTeori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
MuhammadRizky297200
 
KEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARAKEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARA
dedikurnia kurnia
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Septian Muna Barakati
 
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
taufanfahri
 
Keuangan Pemerintah Daerah.pptx
Keuangan Pemerintah Daerah.pptxKeuangan Pemerintah Daerah.pptx
Keuangan Pemerintah Daerah.pptx
HatabFaizu
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
arievv
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptx
Reisdro
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Researcher Syndicate68
 
Tugas 2 kwarganegaraan
Tugas 2 kwarganegaraanTugas 2 kwarganegaraan
Tugas 2 kwarganegaraan
Safrial Amri
 
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
fathir fajar sidiq
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
Ihrom Lestari
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
Dahlan Tampubolon
 
Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3
Fly E
 
PEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxPEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptx
Reisdro
 
Denis anggun
Denis anggunDenis anggun
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
Bertha Evania
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
jenis6575
 
hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
 hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
ggoniegon
 

Similar to Desentralisasi Fiskal 12 (20)

Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptxTeori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
 
KEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARAKEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARA
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
 
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
 
slide 2.pptx
slide 2.pptxslide 2.pptx
slide 2.pptx
 
Keuangan Pemerintah Daerah.pptx
Keuangan Pemerintah Daerah.pptxKeuangan Pemerintah Daerah.pptx
Keuangan Pemerintah Daerah.pptx
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
PEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptxPEMDA OTDA 6.pptx
PEMDA OTDA 6.pptx
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
 
Tugas 2 kwarganegaraan
Tugas 2 kwarganegaraanTugas 2 kwarganegaraan
Tugas 2 kwarganegaraan
 
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 
Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3
 
PEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxPEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptx
 
Denis anggun
Denis anggunDenis anggun
Denis anggun
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
 hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
 

More from Lili Fajri Dailimi

Silabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docxSilabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docx
Lili Fajri Dailimi
 
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdfModul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Lili Fajri Dailimi
 
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021 List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
Lili Fajri Dailimi
 
Qn a uu hpp
Qn a uu hppQn a uu hpp
Qn a uu hpp
Lili Fajri Dailimi
 
Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010
Lili Fajri Dailimi
 
Review jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiahReview jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiah
Lili Fajri Dailimi
 
Balance Score Card Concept
Balance Score Card ConceptBalance Score Card Concept
Balance Score Card Concept
Lili Fajri Dailimi
 
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Lili Fajri Dailimi
 
Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan ManfaatAnalisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan Manfaat
Lili Fajri Dailimi
 
Cost benefit analysis
Cost benefit analysis Cost benefit analysis
Cost benefit analysis
Lili Fajri Dailimi
 
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Lili Fajri Dailimi
 
Decision analysis
Decision analysis Decision analysis
Decision analysis
Lili Fajri Dailimi
 
Teori organisasi s dan aplikasinya
Teori organisasi s  dan aplikasinyaTeori organisasi s  dan aplikasinya
Teori organisasi s dan aplikasinya
Lili Fajri Dailimi
 
7's mc kinsey
7's mc kinsey7's mc kinsey
7's mc kinsey
Lili Fajri Dailimi
 
Theory U
Theory UTheory U
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu admPengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
Lili Fajri Dailimi
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publik
Lili Fajri Dailimi
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
Lili Fajri Dailimi
 
Birokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil serviceBirokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil service
Lili Fajri Dailimi
 
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publikSap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
Lili Fajri Dailimi
 

More from Lili Fajri Dailimi (20)

Silabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docxSilabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docx
 
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdfModul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
 
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021 List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
 
Qn a uu hpp
Qn a uu hppQn a uu hpp
Qn a uu hpp
 
Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010
 
Review jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiahReview jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiah
 
Balance Score Card Concept
Balance Score Card ConceptBalance Score Card Concept
Balance Score Card Concept
 
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
 
Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan ManfaatAnalisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan Manfaat
 
Cost benefit analysis
Cost benefit analysis Cost benefit analysis
Cost benefit analysis
 
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
 
Decision analysis
Decision analysis Decision analysis
Decision analysis
 
Teori organisasi s dan aplikasinya
Teori organisasi s  dan aplikasinyaTeori organisasi s  dan aplikasinya
Teori organisasi s dan aplikasinya
 
7's mc kinsey
7's mc kinsey7's mc kinsey
7's mc kinsey
 
Theory U
Theory UTheory U
Theory U
 
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu admPengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publik
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Birokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil serviceBirokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil service
 
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publikSap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
 

Recently uploaded

MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
nugrohoaditya12334
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
azfikar96
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
ssuser781f6d1
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 

Recently uploaded (15)

MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 

Desentralisasi Fiskal 12

  • 2. AZAS-AZAS PEMERINTAHAN (1) 1. Azas Sentralisasi Penyelengaraan kewenangan pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah pusat sendiri, tidak didelegasikan kepada pemerintah daerah. 2. Azas Desentralisasi Terjadi pendelegasian atau penyerahan kewenangan untuk penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan tertentu kepada daerah atau tingkat pemerintahan yang lebih rendah sehingga urusan tersebut kemudian sepenuhnya menjadi urusan rumah tangga daerah yang bersangkutan dan tidak lagi menjadi kewenangan pemerintah pusat atau tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi.
  • 3. AZAS-AZAS PEMERINTAHAN (2) 3. Azas Dekonsentrasi Dengan azas ini berarti urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dalam pelaksanaannya ditangani oleh aparat pemerintah pusat yang berada di daerah, instansi vertikal. 4. Azas Tugas Perbantuan (Madebewind) Dalam azas tugas perbantuan berarti pelaksanaan urusan-urusan tertentu, yang seharusnya menjadi urusan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, oleh tingkat pemerintah an yang berada di bawahnya.
  • 4. DEPTH OF DECENTRALIZATION  Deconcentration. Responsibilities are moved downstream.  Delegation. Local government are agent of central government.  Devolution. Power to decide is moved downstream.
  • 5. UP- OR DOWN- STREAM ?  Bottom up approach.  Emphasizes participation and efficiency.  Top down approach.  Shift problem (deficit) from central government.  Decentralization.  Bottom up requires genuine democracy.
  • 6. POTENTIAL PROBLEM  Decentralization may cause an unstable macro economy (Argentina, Brazil, China).  This occurs when revenue and expenditure decentralized are unbalance.  But : south Africa and Columbia managed these problem.
  • 7. DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH Konsep desentralisasi erat kaitannya dengan penyelenggaraan sistem pemerintahan dan pelaksanaan proses pembangunan. Pelaksanaan desentralisasi yang berwujud pada otonomi daerah, merupakan gejala yang tidak terhindarkan dan diimplementasikan oleh hampir seluruh negara di dunia dengan segala variasinya sesuai kondisi dan karekteristiknya.
  • 8. DESENTRALISASI DAN FUNGSI/ KEWENANGAN Sistem pemerintahan disusun sebagai konsekuensi diterapkannya azas-azas pemerintahan di suatu negara. Sistem pemerintahan merupakan mekanisme bagaimana fungsi pemerintahan dijalankan, dimana bentuk operasionalnya adalah bagaimana suatu urusan/kewenangan diselenggarakan oleh pemerintah, siapa yang menjalankannya, kepada siapa harus dipertanggungjawabkan, termasuk siapa yang harus menyediakan
  • 9. KEWENANGAN DAN PEMBIAYAAN Untuk menjalankan kewenangan/kekuasaan yang diberikan ini, tentunya pemerintah daerah memerlukan sumber daya yang cukup. Menurut analisis Nellis (1983) dan Mathur (1983) pada pelaksanaan kewenangan/ kekuasaan yang telah didesentralisasikan di Afrika Utara dan Asia, yang penting diperhatikan agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik adalah the importance of financial resources, administrative capacity, and
  • 10. FUNGSI PEMERINTAHAN DAN SUMBER PEMBIAYAANNYA 1. Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan terlebih dahulu, baru berdasarkan sumber-sumber keuangan yang telah dimilikinya kepada daerah diserahkan fungsi-fungsi atau tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan (function follow money). 2. Fungsi-fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumber- sumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu (money follow function).
  • 11. KEMAMPUAN KEUANGAN DAN DESENTRALISASI  Kemampuan keuangan merupakan komponen penting dari desentralisasi.  Jika pemerintah daerah ingin melakukan menjalankan desentralisasi secara efektif, maka harus memiliki kemampuan keuangan yang cukup, menggali PAD atau memperoleh transfer dari tingkatan yang lebih tinggi.
  • 12. DESENTRALISASI FISKAL  Desentralisasi fiskal ini dapat didefinisikan sebagai devolusi (penyerahan) tanggung jawab fiskal dari pemerintah pusat kepada tingkatan pemerintahan yang ada dibawahnya, sub- national levels of government, seperti negara bagian, daerah, propinsi, distrik, dan kota.  Pada kenyataannya, isu yang berkembang dan menarik dalam kajian desentralisasi fiskal adalah pemberian tanggung jawab fiskal yang lebih jelas pada tingkatan pemerintahan yang tepat.
  • 13. DEFINITIONS Fiscal Decentralization refers to an intergovernmental system where the balance of power moves toward the sub national government sector. Intergovernmental Fiscal Relations refers generally to division of fiscal powers and responsibilities among levels of government.
  • 14. ADVANTAGES OF FISCAL DECENTRALIZATION  Move Government closer to the people.  Broaden the Tax Base.  Allow for alternative service delivery in social services.
  • 15. COMPONENTS OF SYSTEM OF FISCAL DECENTRALIZATION (1)  Necessary Conditions. Elected Local Council. Locally Appointed Chief Officers. Significant Local Government Revenue Capacity. Significant Local Government Expenditure Responsibility. Budget Autonomy. Hard Budget Constraint. Transparency.
  • 16. COMPONENTS OF SYSTEM OF FISCAL DECENTRALIZATION (2)  Desirable Conditions. Freedom from Excessive Central Expenditure Mandates. Unconditional Transfers from Higher Level Governments.  Borrowing Powers.
  • 17. OBSTACLES TO FISCAL DECENTRALIZATION  Increase in Number of Local Units of Government.  Unfunded Mandates.  Failure to Devise Expenditure Assignment.  Too Few Tax Sources for Local Units.  Failure to Develop Credit and Borrowing System.  Financial Controls Retained by Central Level.  Lack of Intergovernmental Fiscal System based on Transparency Rather than Negotiation and Political Influence.
  • 18. FORMS OF FISCAL DECENTRALIZATION 1. Self-financing or cost recovery through user charges. 2. Co-financing or coproduction, in which users participate in providing services and infrastructure through monetary or labor contributions. 3. Expansion of local revenues through property or sales taxes or indirect charges. 4. Intergovernmental transfers of general revenues from taxes collected by the central government to local governments for general or specific uses. 5. Authorization of municipal borrowing and mobilization of national or local government resources through loan guarantees.
  • 19. LOCAL BORROWING  Advantage: Capital investments.  Problems:  moral hazard. expectations of bailing out. can increase instability (expenditures far exceed tax revenue).
  • 20. SOLUTIONS  Increased tax powers to LG (many rich countries).  Allow LGs to bankrupt (Morocco).  Use fungible transfers as collateral (Tunisia, South  Africa, Argentina)… •…but this requires high predictability of transfers (through law or the constitution).
  • 21. LOCAL TAXING POWERS  Local capacity.  Upstream accountability (Uganda).  Downstream accountability (information to voters and tax payers).  High autonomy can work (Colombia, Pakistan).
  • 22. PROBLEM WITH LOCAL TAXES  Vertical imbalance: CG collects taxes more efficiently. Solution: residents pay for what they get - and no more (no tax exporting).  Horizontal imbalance: Some regions are richer than others. Solution: transfers (Nordic countries).
  • 23. TRANSFERS  Targeted transfers are often used for infrastructure (Morocco, Tunisia).  Fungible transfers may also work (Colombia, rich countries)… …but require high local capacity.  Alternative may be Social Investment Funds (SIFs).
  • 24. PENERIMAAN POKOK DAERAH DI INDONESIA (1) 1. Psl. 2, UU No. 32/1956 Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah; Pendapatan Negara yang diserahkan ke daerah; Ganjaran; Subsidi; Bantuan. 2. Psl. 3, UU No. 25/1999 PAD; Dana Perimbangan; Pinjaman; Lain-lain penerimaan yang sah.
  • 25. PENERIMAAN POKOK DAERAH DI INDONESIA (2) 3. Psl. 5, UU No. 33/2004 Pendapatan Daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan) dan Pembiayaan (sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan). 4. Psl. 285, UU No. 23/2014 Pendapatan Asli Daerah; Pendapatan Transfer; dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
  • 26. PENDAPATAN ASLI DAERAH (1) 1. UU No. 32/1956 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan daerah; Pendapatan sah yang diatur undang-undang; (Pendapatan dinas). 2. UU No. 25/1999 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan milik daerah; Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
  • 27. PENDAPATAN ASLI DAERAH (2) 3. UU No. 33/2004 Pajak daerah; Retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; lain-lain PAD yang sah (hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah). 4. UU No. 23/2014 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; lain-lain pendapatan Daerah yang sah.
  • 28. PENYERAHAN PAJAK KEPADA DAERAH (1) UU No. 32/1956 (Psl. 3) dan PP No. 3/1967 • Daerah Tingkat I (Pajak Verponding Pajak Jalan Pajak Potong Hewan). • Daerah Tingkat II (Pajak Verponding Indonesia, Pajak Jalan, Pajak Potong Hewan, Pajak Kopra, Pajak Pembangunan I ). UU No. 16/1968 • Pajak Bangsa Asing. • Pajak Restoran. • Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
  • 29. PENYERAHAN PAJAK KEPADA DAERAH (2)  UU No. 28/2009 • Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
  • 30. PENDAPATAN TRANSFER ANTAR PEMERINTAHAN DI INDONESIA a. Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan. Dana Otonomi Khusus. Dana Keistimewaan. Dana Desa. b.Transfer antar Daerah Pendapatan Bagi Hasil. Bantuan Keuangan.