Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH Dadang Solihin
Dadang Solihin adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Bappenas. Dokumen ini memberikan ringkasan tentang konsep dan prinsip-prinsip desentralisasi fiskal di Indonesia, termasuk pilar-pilar, pertimbangan biaya dan manfaat, serta sumber-sumber pendanaan bagi pemerintah daerah.
Dokumen tersebut menjelaskan sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (pajak daerah, retribusi daerah), Dana Perimbangan (dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam, dana alokasi umum, dana alokasi khusus), pinjaman daerah, dan penerimaan lain-lain seperti hasil penjualan aset, hibah, serta dana darurat.
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan anggaran daerah dan pengelolaan keuangan daerah. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), tujuan dan fungsi APBD, serta pedoman penyusunan APBD termasuk prinsip penganggaran terpadu dan kerangka pengeluaran jangka menengah.
Sumber pandapatan dan pengeluaran DaerahZidni Ilma K.
Dokumen tersebut membahas sumber pendapatan dan pengeluaran daerah. Sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan. PAD berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, alokasi umum, dan alokasi khusus. Pengeluaran daerah terdiri atas belanja langsung, belanja tidak langsung, dan pengel
Undang-undang ini mengatur tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Ada beberapa sumber pendanaan pemerintah daerah seperti Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan pinjaman daerah. Undang-undang ini menetapkan prinsip-prinsip kebijakan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah serta dasar pendanaan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, dekonsentrasi,
Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH Dadang Solihin
Dadang Solihin adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Bappenas. Dokumen ini memberikan ringkasan tentang konsep dan prinsip-prinsip desentralisasi fiskal di Indonesia, termasuk pilar-pilar, pertimbangan biaya dan manfaat, serta sumber-sumber pendanaan bagi pemerintah daerah.
Dokumen tersebut menjelaskan sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (pajak daerah, retribusi daerah), Dana Perimbangan (dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam, dana alokasi umum, dana alokasi khusus), pinjaman daerah, dan penerimaan lain-lain seperti hasil penjualan aset, hibah, serta dana darurat.
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan anggaran daerah dan pengelolaan keuangan daerah. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), tujuan dan fungsi APBD, serta pedoman penyusunan APBD termasuk prinsip penganggaran terpadu dan kerangka pengeluaran jangka menengah.
Sumber pandapatan dan pengeluaran DaerahZidni Ilma K.
Dokumen tersebut membahas sumber pendapatan dan pengeluaran daerah. Sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan. PAD berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, alokasi umum, dan alokasi khusus. Pengeluaran daerah terdiri atas belanja langsung, belanja tidak langsung, dan pengel
Undang-undang ini mengatur tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Ada beberapa sumber pendanaan pemerintah daerah seperti Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan pinjaman daerah. Undang-undang ini menetapkan prinsip-prinsip kebijakan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah serta dasar pendanaan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, dekonsentrasi,
Teks tersebut menjelaskan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dana Alokasi Umum dan Khusus, serta jenis-jenis belanja langsung dan tidak langsung seperti belanja pegawai, bunga, subsidi, dan hibah.
Undang-undang ini mengatur tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Beberapa poin utama meliputi: (1) prinsip dasar perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, (2) sumber pendanaan pemerintahan daerah meliputi APBD, APBN untuk dekonsentrasi dan tugas pembantuan, (3) sumber penerimaan daerah meliputi PAD, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan h
Dokumen tersebut merangkum tentang administrasi keuangan daerah. Secara singkat, administrasi keuangan daerah meliputi pengelolaan anggaran daerah yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi. Sumber pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan pemerintah pusat, serta hibah. Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan pedoman pengelolaan keuangan daerah.
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianIsnu Rahadi Wiratama
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi fiskal di Indonesia sejak reformasi 1998, termasuk pencapaian dan permasalahannya. Desentralisasi fiskal memberi kewenangan keuangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien dan meningkatkan pelayanan masyarakat. Namun, pelaksanaannya menghadapi tantangan seperti pengelolaan belanja daerah dan korupsi. Dokumen ini juga membahas
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008taufanfahri
Dokumen tersebut membahas tentang teori desentralisasi dan otonomi daerah, termasuk pengertian, asas, jenis, dan implementasi desentralisasi di Indonesia serta prospek otonomi daerah di masa depan."
1. Pemberian sumber Penerimaan Daerah berupa Pajak dan Retribusi serta pengelolaan Transfer ke Daerah seperti Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus merupakan bagian penting dari Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan ekonomi era otonomi daerah di Indonesia, termasuk latar belakang, definisi, landasan hukum, pembagian urusan, dan tantangan pelaksanaan otonomi daerah."
Teks tersebut menjelaskan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Dana Alokasi Umum dan Khusus, serta jenis-jenis belanja langsung dan tidak langsung seperti belanja pegawai, bunga, subsidi, dan hibah.
Undang-undang ini mengatur tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Beberapa poin utama meliputi: (1) prinsip dasar perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, (2) sumber pendanaan pemerintahan daerah meliputi APBD, APBN untuk dekonsentrasi dan tugas pembantuan, (3) sumber penerimaan daerah meliputi PAD, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan h
Dokumen tersebut merangkum tentang administrasi keuangan daerah. Secara singkat, administrasi keuangan daerah meliputi pengelolaan anggaran daerah yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi. Sumber pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan pemerintah pusat, serta hibah. Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan pedoman pengelolaan keuangan daerah.
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianIsnu Rahadi Wiratama
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi fiskal di Indonesia sejak reformasi 1998, termasuk pencapaian dan permasalahannya. Desentralisasi fiskal memberi kewenangan keuangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien dan meningkatkan pelayanan masyarakat. Namun, pelaksanaannya menghadapi tantangan seperti pengelolaan belanja daerah dan korupsi. Dokumen ini juga membahas
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008taufanfahri
Dokumen tersebut membahas tentang teori desentralisasi dan otonomi daerah, termasuk pengertian, asas, jenis, dan implementasi desentralisasi di Indonesia serta prospek otonomi daerah di masa depan."
1. Pemberian sumber Penerimaan Daerah berupa Pajak dan Retribusi serta pengelolaan Transfer ke Daerah seperti Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus merupakan bagian penting dari Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan ekonomi era otonomi daerah di Indonesia, termasuk latar belakang, definisi, landasan hukum, pembagian urusan, dan tantangan pelaksanaan otonomi daerah."
“Untuk itu, ciptakan suatu kadensi (: peningkatan) akuntabilitas.
Pemimpin yang sukses secara tertib dan berkala membuat
pertanggunggugatan komitmen yang telah dibuatnya,” demikian kata
Stephen R. Covey. Pertanggunggugatan (akuntabilitas) adalah disiplin
atau roadmap keempat yang ditawarkan Covey bagi para pemimpin
atau eksekutif dalam kondisi dunia yang sedang berubah cepat.
Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk mempertanggung gugat
(obligation to answer) apa saja yang telah dicapai, termasuk
pertanggungjawaban (responsibility) untuk menentukan tindakan
(obligation to act) apa yang akan dilakukan. Demikian pula,
pemerintahan daerah harus mempertanggung-gugatkan pelaksanaan
urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada mereka baik
pemerintah provinsi, kabupaten maupun kota sesuai dengan amanat
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Pertanggunggugatan pemerintah daerah
menyangkut pelaksanaan desentralisasi politik, administratif dan
fiskal. Melalui tulisan ini penulis ingin mengupas sedikit gambaran
dinamika implementasi dan upaya yang dapat ditempuh dalam
pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia.
Buku ini membahas tentang desentralisasi dan pemerintahan daerah dalam konteks model demokrasi lokal dan efisiensi struktural. Secara umum desentralisasi bertujuan meningkatkan efisiensi pemerintahan dan partisipasi masyarakat. Terdapat beberapa jenis desentralisasi yaitu dekonsentrasi, devolusi, dan tugas pembantuan yang melibatkan penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah. Tujuan desentralisasi mel
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah, desentralisasi, dan beberapa isu terkait seperti pemekaran wilayah. Dibahas pula perbedaan konsep seperti desentralisasi dan dekonsentrasi, otonomi daerah dan daerah otonom, serta manfaat dan tantangan pelaksanaan otonomi daerah."
PEMBAGIAN FUNGSI PUSAT-DAERAH, SUMBER KEUANGAN, HUBUNGAN KEUANGAN ANTAR PEMERINTAHAN DI INDONESIA, Kebijakan Transfer ke Daerah , Kriteria Desain Transfer Pusat ke Daerah, KEWENANGAN FISKAL, KEBIJAKAN KONVERSI DBH DAN/ATAU DAU KE DALAM SBN, Penundaan penyaluran DAU
Dokumen tersebut membahas tentang konsep desentralisasi, definisi, alasan dan tujuan desentralisasi, bentuk negara dan sistem pemerintahan di dunia, bentuk-bentuk desentralisasi, kelebihan dan kelemahan desentralisasi, serta dasar hukum desentralisasi di Indonesia dalam kurang dari 3 kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi di Indonesia pasca reformasi. Secara garis besar, dokumen menjelaskan latar belakang dan tujuan dilaksanakannya desentralisasi di Indonesia, yaitu untuk meningkatkan pelayanan publik dan pengelolaan sumber daya lokal melalui pengalihan wewenang dan keuangan dari pemerintah pusat ke daerah. Dokumen juga membahas definisi desentralisasi dan pentingnya pemerintahan daerah d
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, dimana pemerintah pusat memegang kekuasaan penuh namun harus disentralisasi ke daerah. Disentralisasi merupakan penyerahan sebagian kewenangan pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengurus urusan lokal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi dan otonomi daerah dalam konteks NKRI. Ia menjelaskan definisi, prinsip, dan peran pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai undang-undang dan landasan hukum yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar perpajakan bagi perorangan dan perusahaan, jenis-jenis pajak yang ada beserta pengertian pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai, serta strategi untuk membayar pajak secara efisien.
1. Modul ini membahas pengertian perpajakan, fungsi, jenis, sistem, dan asas pemungutan pajak di Indonesia.
2. Terdapat tiga sistem pemungutan pajak yaitu self assessment system, official assessment system, dan withholding system.
3. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan dapat berfungsi sebagai alat pengaturan ekonomi.
Pertanyaan terkait berbagai aspek penerapan UU HPP terbaru, seperti perlakuan pajak atas berbagai fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan seperti tunjangan transportasi, asuransi kesehatan, fasilitas makan dan minum, serta aset tetap seperti rumah dinas dan kendaraan dinas. Termasuk juga pertanyaan mengenai perlakuan pajak untuk direksi dan tunjangan pendidikan.
This document contains questions and comments from multiple individuals regarding Indonesia's tax regulations and the implementation of the Job Creation Law (UU Cipta Kerja). Some of the topics discussed include the benefits of the tax amnesty program, the treatment of value-added tax on certain services, concerns about increasing tax rates amid an economic recovery from the pandemic, and how the new law addresses small businesses and improving tax compliance. Clarification is sought on several technical aspects of the new regulations as well.
Dokumen tersebut membahas tentang Balanced Scorecard (BSC) sebagai sistem manajemen strategik yang menetapkan aktivitas-aktivitas dalam suatu strategi dan memonitor kinerja strategi tersebut untuk mencapai tujuannya. BSC menggunakan empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan untuk mengukur kinerja organisasi secara menyeluruh."
Cost-benefit analysis requires discounting future costs and benefits to present value in order to compare projects. This involves selecting a discount rate and applying a discount factor to future cash flows. For government projects, the social discount rate is typically used instead of private market rates. Valuing both tangible and intangible costs and benefits, such as consumer surplus, time savings, and statistical lives saved, requires estimation techniques since not all impacts are traded in markets.
Organizational success factors in the era of globalization include benchmarking, business process reengineering, six sigma, knowledge management, and blue ocean strategy. Great companies can fail if they do not change with the times and act with outdated logic. External drivers like deregulation and global competition as well as internal drivers like new technologies require companies to reinvent themselves. A learning organization is one that continually transforms itself through processes like systems thinking, personal mastery, mental models, shared vision, and team learning. Organizational knowledge is created through the SECI model of socialization, externalization, combination, and internalization.
1. The document discusses quantitative decision making methods, including expected value, decision trees, and expected value of perfect and sample information.
2. It provides an example of a restaurant choosing between three models based on expected number of customers. It calculates expected values and shows the optimal choice is Model C.
3. It then calculates the expected value of perfect information as $2,000, the increase in profit if the true customer number was known for certain. Obtaining a marketing survey costs $1,000 but only provides an expected value of sample information of $900.88, so the survey should not be purchased.
Dokumen tersebut membahas tentang teori organisasi dan tantangan abad ke-21. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain mengenai perspektif makro dan mikro dalam pengembangan teori organisasi, pendekatan klasik, neo-klasik, dan modern dalam teori organisasi, serta adaptasi organisasi terhadap lingkungan eksternal.
The document discusses problem solving and decision making using the McKinsey 7S framework. It begins by explaining the 7S framework, which includes strategy, structure, staff, skills, shared values, style, and systems. An example is then provided to illustrate how to define a problem statement. A good problem statement should be specific, measurable, action-oriented, relevant, and time-bound. It provides context, potential challenges, success criteria, stakeholders, and information sources. Structuring the problem is also discussed, including using an issue tree to break down a complex problem into discrete parts. This helps ensure a thorough and logical problem solving process.
Teori dan Aplikasi Organisasi memberikan penjelasan tentang:
1. Teori U yang membahas proses perpindahan struktur perhatian dalam mengenali sudut pandang yang berbeda.
2. Empat halangan yang membuat organisasi sulit berubah yaitu pola pikir, pola kerja, fokus pada inti organisasi, dan hanya untuk kepentingan organisasi.
3. Proses kristalisasi yang menghasilkan identitas dan cara baru bagi kelompok untuk masa depan
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip administrasi publik klasik, perbedaan antara birokrasi dan demokrasi, serta sistem kepegawaian negara. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya sistem merit dalam rekrutmen pegawai negeri dan perlunya reformasi ke arah profesionalisme dalam birokrasi.
1) Public administration is closely related to public policy management. Some experts even identify public administration as public policy management.
2) Public policy management is controlled by the ruling government wherever it is.
3) In a narrow sense, public administration is the administration of government. Therefore, it is never in an empty political space.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
2. AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
(1)
1. Azas Sentralisasi
Penyelengaraan kewenangan pemerintahan dilaksanakan oleh
pemerintah pusat sendiri, tidak didelegasikan kepada
pemerintah daerah.
2. Azas Desentralisasi
Terjadi pendelegasian atau penyerahan kewenangan untuk
penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan tertentu
kepada daerah atau tingkat pemerintahan yang lebih rendah
sehingga urusan tersebut kemudian sepenuhnya menjadi
urusan rumah tangga daerah yang bersangkutan dan tidak
lagi menjadi kewenangan pemerintah pusat atau tingkatan
pemerintahan yang lebih tinggi.
3. AZAS-AZAS PEMERINTAHAN
(2)
3. Azas Dekonsentrasi
Dengan azas ini berarti urusan-urusan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat dalam pelaksanaannya
ditangani oleh aparat pemerintah pusat yang berada di
daerah, instansi vertikal.
4. Azas Tugas Perbantuan (Madebewind)
Dalam azas tugas perbantuan berarti pelaksanaan
urusan-urusan tertentu, yang seharusnya menjadi urusan
tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, oleh tingkat
pemerintah an yang berada di bawahnya.
5. UP- OR DOWN- STREAM ?
Bottom up approach.
Emphasizes participation and efficiency.
Top down approach.
Shift problem (deficit) from central government.
Decentralization.
Bottom up requires genuine democracy.
6. POTENTIAL PROBLEM
Decentralization may cause an unstable macro economy
(Argentina, Brazil, China).
This occurs when revenue and expenditure decentralized
are unbalance.
But : south Africa and Columbia managed these problem.
7. DESENTRALISASI DAN
OTONOMI DAERAH
Konsep desentralisasi erat kaitannya dengan penyelenggaraan
sistem
pemerintahan dan pelaksanaan proses pembangunan.
Pelaksanaan
desentralisasi yang berwujud pada otonomi daerah,
merupakan gejala
yang tidak terhindarkan dan diimplementasikan oleh hampir
seluruh negara
di dunia dengan segala variasinya sesuai kondisi dan
karekteristiknya.
8. DESENTRALISASI DAN
FUNGSI/ KEWENANGAN
Sistem pemerintahan disusun sebagai konsekuensi diterapkannya
azas-azas
pemerintahan di suatu negara. Sistem pemerintahan merupakan
mekanisme
bagaimana fungsi pemerintahan dijalankan, dimana bentuk
operasionalnya
adalah bagaimana suatu urusan/kewenangan diselenggarakan
oleh
pemerintah, siapa yang menjalankannya, kepada siapa harus
dipertanggungjawabkan, termasuk siapa yang harus menyediakan
9. KEWENANGAN DAN
PEMBIAYAAN
Untuk menjalankan kewenangan/kekuasaan yang diberikan
ini, tentunya
pemerintah daerah memerlukan sumber daya yang cukup.
Menurut analisis
Nellis (1983) dan Mathur (1983) pada pelaksanaan
kewenangan/
kekuasaan yang telah didesentralisasikan di Afrika Utara dan
Asia, yang
penting diperhatikan agar desentralisasi dapat berjalan
dengan baik
adalah the importance of financial resources, administrative
capacity, and
10. FUNGSI PEMERINTAHAN DAN
SUMBER PEMBIAYAANNYA
1. Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan
terlebih dahulu, baru berdasarkan sumber-sumber
keuangan yang telah dimilikinya kepada daerah
diserahkan fungsi-fungsi atau tugas-tugas tertentu untuk
dilaksanakan (function follow money).
2. Fungsi-fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih
dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumber-
sumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu (money
follow function).
11. KEMAMPUAN KEUANGAN
DAN DESENTRALISASI
Kemampuan keuangan merupakan komponen penting dari
desentralisasi.
Jika pemerintah daerah ingin melakukan menjalankan
desentralisasi secara efektif, maka harus memiliki
kemampuan keuangan yang cukup, menggali PAD atau
memperoleh transfer dari tingkatan yang lebih tinggi.
12. DESENTRALISASI FISKAL
Desentralisasi fiskal ini dapat didefinisikan sebagai devolusi
(penyerahan) tanggung jawab fiskal dari pemerintah pusat
kepada tingkatan pemerintahan yang ada dibawahnya, sub-
national levels of government, seperti negara bagian,
daerah, propinsi, distrik, dan kota.
Pada kenyataannya, isu yang berkembang dan menarik
dalam kajian desentralisasi fiskal adalah pemberian
tanggung jawab fiskal yang lebih jelas pada tingkatan
pemerintahan yang tepat.
13. DEFINITIONS
Fiscal Decentralization refers to an intergovernmental system
where the balance of power moves toward the sub national
government sector.
Intergovernmental Fiscal Relations refers generally to
division of fiscal powers and responsibilities among levels of
government.
14. ADVANTAGES OF FISCAL
DECENTRALIZATION
Move Government closer to the people.
Broaden the Tax Base.
Allow for alternative service delivery in social services.
15. COMPONENTS OF SYSTEM
OF FISCAL
DECENTRALIZATION (1)
Necessary Conditions.
Elected Local Council.
Locally Appointed Chief Officers.
Significant Local Government Revenue Capacity.
Significant Local Government Expenditure Responsibility.
Budget Autonomy.
Hard Budget Constraint.
Transparency.
16. COMPONENTS OF SYSTEM
OF FISCAL
DECENTRALIZATION (2)
Desirable Conditions.
Freedom from Excessive Central Expenditure Mandates.
Unconditional Transfers from Higher Level Governments.
Borrowing Powers.
17. OBSTACLES TO FISCAL
DECENTRALIZATION
Increase in Number of Local Units of Government.
Unfunded Mandates.
Failure to Devise Expenditure Assignment.
Too Few Tax Sources for Local Units.
Failure to Develop Credit and Borrowing System.
Financial Controls Retained by Central Level.
Lack of Intergovernmental Fiscal System based on Transparency
Rather than Negotiation and Political Influence.
18. FORMS OF FISCAL
DECENTRALIZATION
1. Self-financing or cost recovery through user charges.
2. Co-financing or coproduction, in which users participate in
providing services and infrastructure through monetary or labor
contributions.
3. Expansion of local revenues through property or sales taxes or
indirect charges.
4. Intergovernmental transfers of general revenues from taxes
collected by the central government to local governments for
general or specific uses.
5. Authorization of municipal borrowing and mobilization of national
or local government resources through loan guarantees.
19. LOCAL BORROWING
Advantage: Capital investments.
Problems:
moral hazard.
expectations of bailing out.
can increase instability (expenditures far exceed tax revenue).
20. SOLUTIONS
Increased tax powers to LG (many rich countries).
Allow LGs to bankrupt (Morocco).
Use fungible transfers as collateral (Tunisia, South
Africa, Argentina)…
•…but this requires high predictability of transfers (through law
or the constitution).
21. LOCAL TAXING POWERS
Local capacity.
Upstream accountability (Uganda).
Downstream accountability (information to voters and tax payers).
High autonomy can work (Colombia, Pakistan).
22. PROBLEM WITH LOCAL
TAXES
Vertical imbalance:
CG collects taxes more efficiently.
Solution: residents pay for what they get - and no more (no tax
exporting).
Horizontal imbalance:
Some regions are richer than others.
Solution: transfers (Nordic countries).
23. TRANSFERS
Targeted transfers are often used for infrastructure (Morocco,
Tunisia).
Fungible transfers may also work (Colombia, rich countries)…
…but require high local capacity.
Alternative may be Social Investment Funds (SIFs).
24. PENERIMAAN POKOK
DAERAH DI INDONESIA (1)
1. Psl. 2, UU No. 32/1956
Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah;
Pendapatan Negara yang diserahkan ke daerah; Ganjaran;
Subsidi; Bantuan.
2. Psl. 3, UU No. 25/1999
PAD; Dana Perimbangan; Pinjaman; Lain-lain penerimaan
yang sah.
25. PENERIMAAN POKOK
DAERAH DI INDONESIA (2)
3. Psl. 5, UU No. 33/2004
Pendapatan Daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan) dan Pembiayaan (sisa lebih perhitungan
anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana
cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan).
4. Psl. 285, UU No. 23/2014
Pendapatan Asli Daerah; Pendapatan Transfer; dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah.
26. PENDAPATAN ASLI DAERAH
(1)
1. UU No. 32/1956
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan daerah;
Pendapatan sah yang diatur undang-undang; (Pendapatan
dinas).
2. UU No. 25/1999
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan milik
daerah; Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
27. PENDAPATAN ASLI DAERAH
(2)
3. UU No. 33/2004
Pajak daerah; Retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan; lain-lain PAD yang sah (hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa
giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).
4. UU No. 23/2014
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil pengelolaan kekayaan
Daerah yang dipisahkan; lain-lain pendapatan Daerah yang
sah.
28. PENYERAHAN PAJAK KEPADA
DAERAH (1)
UU No. 32/1956 (Psl. 3) dan PP No. 3/1967
• Daerah Tingkat I (Pajak Verponding Pajak Jalan Pajak
Potong Hewan).
• Daerah Tingkat II (Pajak Verponding Indonesia, Pajak Jalan,
Pajak Potong Hewan, Pajak Kopra, Pajak Pembangunan I ).
UU No. 16/1968
• Pajak Bangsa Asing.
• Pajak Restoran.
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
29. PENYERAHAN PAJAK KEPADA
DAERAH (2)
UU No. 28/2009
• Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
30. PENDAPATAN TRANSFER
ANTAR PEMERINTAHAN DI
INDONESIA
a. Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangan.
Dana Otonomi Khusus.
Dana Keistimewaan.
Dana Desa.
b.Transfer antar Daerah
Pendapatan Bagi Hasil.
Bantuan Keuangan.