SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Teori dan Konsep
Keuangan Daerah
Drs. Achmad Lutfi, M. Si.
Azas-azas Pemerintahan
1. Azas Sentralisasi
Penyelengaraan kewenangan pemerintahan dilaksanakan
oleh pemerintah pusat sendiri, tidak didelegasikan kepada
pemerintah daerah.
2. Azas Desentralisasi
Terjadi pendelegasian atau penyerahan kewenangan untuk
penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan tertentu
kepada daerah atau tingkat pemerintahan yang lebih
rendah sehingga urusan tersebut kemudian sepenuhnya
menjadi urusan rumah tangga daerah yang bersangkutan
dan tidak lagi menjadi kewenangan pemerintah pusat atau
tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi.
3. Azas Dekonsentrasi
Dengan azas ini berarti urusan-urusan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat dalam pelaksanaannya
ditangani oleh aparat pemerintah pusat yang berada di
daerah, instansi vertikal.
4. Azas Tugas Perbantuan (Madebewind)
Dalam azas tugas perbantuan berarti pelaksanaan urusan-
urusan tertentu, yang seharusnya menjadi urusan tingkat
pemerintahan yang lebih tinggi, oleh tingkat pemerintah an
yang berada di bawahnya.
Konsep desentralisasi erat kaitannya dengan penyelenggaraan
sistem pemerintahan dan pelaksanaan proses pembangunan.
Pelaksanaan desentralisasi yang berwujud pada otonomi
daerah, merupakan gejala yang tidak terhindarkan dan
diimplementasikan oleh hampir seluruh negara di dunia dengan
segala variasinya sesuai kondisi dan karekteristiknya.
Sistem pemerintahan disusun sebagai konsekuensi
diterapkannya azas-azas pemerintahan di suatu negara.
Sistem pemerintahan merupakan mekanisme bagaimana
fungsi pemerintahan dijalankan, dimana bentuk
operasionalnya adalah bagaimana suatu urusan/kewenangan
diselenggarakan oleh pemerintah, siapa yang
menjalankannya, kepada siapa harus
dipertanggungjawabkan, termasuk siapa yang harus
menyediakan pendanaannya.
Untuk menjalankan kewenangan/kekuasaan yang diberikan
ini, tentunya pemerintah daerah memerlukan sumber daya
yang cukup. Menurut analisis Nellis (1983) dan Mathur
(1983) pada pelaksanaan kewenangan/kekuasaan yang
telah didesentralisasikan di Afrika Utara dan Asia, yang
penting diperhatikan agar desentralisasi dapat berjalan
dengan baik adalah the importance of financial resources,
administrative capacity, and technical support to success full
development planning and management at the regional and
local level.
Pendekatan yang Memadukan Pembagian Fungsi
Pemerintahan dan Sumber Pembiayaannya
1. Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan terlebih
dahulu, baru berdasarkan sumber-sumber keuangan yang
telah dimilikinya kepada daerah diserahkan fungsi-fungsi
atau tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan (function
follow money).
2. Fungsi-fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih
dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumber-
sumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu (money
follow function).
Pembagian Daerah di Indonesia
1. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam
daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota yang
bersifat otonom.
2. Daerah Propinsi berkedudukan juga sebagai Wilayah
Administrasi.
Dalam rangka Pelaksanaan asas Desentralisasi dibentuk
dan disusun Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan
Daerah Kota yang berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat. Daerah-daerah yang ada
(Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota)
berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan hirarki satu sama
lain.
Perspektif Hubungan Keuangan Pusat - Daerah
1. Pengertian yang didasari oleh pengalaman sejarah atau
ideologi yang melihat bahwa keberadaan daerah sudah ada
sejak negara didirikan. Negara merupakan kumpulan atau
terdiri dari daerah-daerah dan daerah dianggap sebagai
unit/unsur yang sangat penting. Maka hubungan pusat -
daerah dilihat sebagai bagian dari keuangan daerah secara
menyeluruh, karena lebih mementingkan daerah-daerah
(daerah otonom).
2. Pengertian yang dilatarbelakangi oleh konsep negara
kesatuan. Sebuah negara dibagi-bagi menjadi beberapa
daerah yang lebih kecil. Kekuasaan terletak di pusat, jika
memungkinkan dapat dibagi ke daerah. Keuangan daerah
merupakan bagian hubungan keuangan pusat - daerah.
Konsep Hubungan Keuangan Pusat - Daerah dan
Perimbangan Keuangan Pusat - Daerah
Hubungan Keuangan
Pusat-Daerah
Konsep Perimbangan Keuangan
Pusat-Daerah
īŽAda multi-level
pemerintah.
īŽPeran daerah sebagai
perpanjangan pusat untuk
pelayanan penduduk
setempat (Wilayah
Administrasi).
īŽFungsi dan sumber
keuangan.
īŽPeran daerah sebagai
lembaga penyalur aspirasi
dan ungkapan identitas
penduduk setempat
(Daerah Otonom).
Hubungan Keuangan
Pusat-Daerah
Konsep Perimbangan Keuangan
Pusat-Daerah
īŽDengan batas
menentukan tarif.
īŽ Diberi keleluasaan untuk
menghimpun pajak
daerah dan retribusi
daerah sendiri untuk
memperoleh penerimaan
dan keleluasaan dan
untuk menentukan
tarifnya sendiri.
Hubungan Keuangan
Pusat-Daerah
Konsep Perimbangan Keuangan
Pusat-Daerah
īŽBantuan spesifik. īŽBagi hasil pajak.
īŽBantuan untuk
mengimbangi
kekurangan berdasarkan
perkiraan Pusat.
īŽBlock grant tanpa
pengendalian.
Penerimaan Pokok Daerah
1. Psl. 2, UU No. 32/1956
Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah;
Pendapatan Negara yang diserahkan ke daerah; Ganjaran;
Subsidi; Bantuan.
2. Psl. 3, UU No. 25/1999
PAD; Dana Perimbangan; Pinjaman; Lain-lain penerimaan
yang sah.
3. Psl. 5, UU No. 33/2004
Pendapatan Daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-
lain Pendapatan) dan Pembiayaan (sisa lebih perhitungan
anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana
cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan).
Pendapatan Asli Daerah
1. UU No. 32/1956
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan daerah;
Pendapatan sah yang diatur undang-undang; (Pendapatan
dinas)
2. UU No. 25/1999
Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan milik
daerah; Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
3. UU No. 33/2004
Pajak daerah; Retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan; lain-lain PAD yang sah (hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa
giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).
Penyerahan Pajak kepada Daerah
UU No. 32/1956 (Psl. 3) dan PP No. 3/1967
īŽ Daerah Tingkat I (Pajak Verponding Pajak Jalan Pajak
Potong Hewan).
īŽ Daerah Tingkat II (Pajak Verponding Indonesia, Pajak Jalan,
Pajak Potong Hewan, Pajak Kopra, Pajak Pembangunan I ).
UU No. 16/1968
īŽ Pajak Bangsa Asing.
īŽ Pajak Restoran.
īŽ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
UU No. 28/2009
īą Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
īą Bea Pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Beberapa Jenis Alokasi Keuangan Pusat - Daerah
1. Alokasi Anggaran (Budget Allocation or Vote).
2. Penambahan Modal (Capitalization).
3. Bagi hasil pajak (Tax Sharing).
4. Pinjaman (Loan).
5. Hibah atau bantuan (Grant/subsidize).
Bagi Hasil Pajak
1. Dimungkinkan terjadi tax sharing antara pajak yang
dipungut oleh pemerintah pusat kepada daerah.
2. Tidak tertutup kemungkinan terjadi tax sharing, baik secara
vertikal maupun horizontal, dalam praktek pemingutan pajak
oleh pemerintah daerah.
Metode Pemberian Alokasi
Keuangan Pusat - Daerah
īŽ By Formula
Alokasi diberikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kriteria ditetapkan oleh pemerintah pusat. Setelah
kriteria ini ditetapkan, selanjutnya kriteria ini diberi bobot untuk
selanjutnya diperhitungkan dengan suatu rumusan tertentu
untuk selanjutnya dijadikan dasar dalam pemberian alokasi
keuangan kepada suatu daerah.
īŽ By Origin
Alokasi diberikan ke daerah berdasarkan penerimaan yang
diperoleh daerah tersebut dan/atau sumbangan yang diberikan
oleh daerah tersebut kepada pemerintah yang ada diatasnya.
Besarnya perolehan ini selanjutnya jadikan tolak ukur untuk
menetukan berapa besar alokasi yang akan diterima.
Jenis-jenis Alokasi Keuangan di Indonesia
īŽ Alokasi keuangan yang diberikan oleh Pemerintah pusat
kepada daerah disebut dengan Dana Perimbangan.
īŽ Dana Perimbangan terdiri dari : Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus.
Dana Bagi Hasil
1. Bersumber dari Pajak
īŽ Pajak Bumi dan Bangunan.
īŽ Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(dikecualikan PBB Sektor Perkotaan dan Pedesaan).
īŽ Pajak penghasilan (Pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29).
2. Bersumber dari Sumber Daya Alam
īŽ Kehutanan (IHPH, PSDH).
īŽ Perikanan.
īŽ Pertambangan umum.
īŽ Pertambangan minyak.
īŽ Pertambangan gas alam.
īŽ Pertambangan panas bumi.

More Related Content

Similar to Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx

Makalah sia sisdur klp vii
Makalah sia sisdur klp viiMakalah sia sisdur klp vii
Makalah sia sisdur klp vii
Herman Bagindo
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
Muhammad Amri
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
RAMASYAFARADI
 
Resume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahResume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearah
Eka Arif
 
Pemekaran wilayah
Pemekaran wilayahPemekaran wilayah
Pemekaran wilayah
Lisa SYP
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
Yadhi Muqsith
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
Setiadi Haris
 

Similar to Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx (20)

slide 2.pptx
slide 2.pptxslide 2.pptx
slide 2.pptx
 
Makalah sia sisdur klp vii
Makalah sia sisdur klp viiMakalah sia sisdur klp vii
Makalah sia sisdur klp vii
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
 
Resume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearahResume administrasi keuangan daearah
Resume administrasi keuangan daearah
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
#HackJak2016: Bahan bacaan struktur apbd
 
Pemekaran wilayah
Pemekaran wilayahPemekaran wilayah
Pemekaran wilayah
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
 
Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
 

Recently uploaded

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
FarhanPerdanaRamaden1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
rizalhabib4
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx

  • 1. Teori dan Konsep Keuangan Daerah Drs. Achmad Lutfi, M. Si.
  • 2. Azas-azas Pemerintahan 1. Azas Sentralisasi Penyelengaraan kewenangan pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah pusat sendiri, tidak didelegasikan kepada pemerintah daerah. 2. Azas Desentralisasi Terjadi pendelegasian atau penyerahan kewenangan untuk penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan tertentu kepada daerah atau tingkat pemerintahan yang lebih rendah sehingga urusan tersebut kemudian sepenuhnya menjadi urusan rumah tangga daerah yang bersangkutan dan tidak lagi menjadi kewenangan pemerintah pusat atau tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi.
  • 3. 3. Azas Dekonsentrasi Dengan azas ini berarti urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dalam pelaksanaannya ditangani oleh aparat pemerintah pusat yang berada di daerah, instansi vertikal. 4. Azas Tugas Perbantuan (Madebewind) Dalam azas tugas perbantuan berarti pelaksanaan urusan- urusan tertentu, yang seharusnya menjadi urusan tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, oleh tingkat pemerintah an yang berada di bawahnya.
  • 4. Konsep desentralisasi erat kaitannya dengan penyelenggaraan sistem pemerintahan dan pelaksanaan proses pembangunan. Pelaksanaan desentralisasi yang berwujud pada otonomi daerah, merupakan gejala yang tidak terhindarkan dan diimplementasikan oleh hampir seluruh negara di dunia dengan segala variasinya sesuai kondisi dan karekteristiknya.
  • 5. Sistem pemerintahan disusun sebagai konsekuensi diterapkannya azas-azas pemerintahan di suatu negara. Sistem pemerintahan merupakan mekanisme bagaimana fungsi pemerintahan dijalankan, dimana bentuk operasionalnya adalah bagaimana suatu urusan/kewenangan diselenggarakan oleh pemerintah, siapa yang menjalankannya, kepada siapa harus dipertanggungjawabkan, termasuk siapa yang harus menyediakan pendanaannya.
  • 6. Untuk menjalankan kewenangan/kekuasaan yang diberikan ini, tentunya pemerintah daerah memerlukan sumber daya yang cukup. Menurut analisis Nellis (1983) dan Mathur (1983) pada pelaksanaan kewenangan/kekuasaan yang telah didesentralisasikan di Afrika Utara dan Asia, yang penting diperhatikan agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik adalah the importance of financial resources, administrative capacity, and technical support to success full development planning and management at the regional and local level.
  • 7. Pendekatan yang Memadukan Pembagian Fungsi Pemerintahan dan Sumber Pembiayaannya 1. Kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan terlebih dahulu, baru berdasarkan sumber-sumber keuangan yang telah dimilikinya kepada daerah diserahkan fungsi-fungsi atau tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan (function follow money). 2. Fungsi-fungsi atau tugas-tugas pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibagi terlebih dahulu baru kemudian kepada daerah diberikan sumber- sumber keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi yang telah diberikan terlebih dahulu (money follow function).
  • 8. Pembagian Daerah di Indonesia 1. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota yang bersifat otonom. 2. Daerah Propinsi berkedudukan juga sebagai Wilayah Administrasi.
  • 9. Dalam rangka Pelaksanaan asas Desentralisasi dibentuk dan disusun Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Daerah-daerah yang ada (Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan Daerah Kota) berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan hirarki satu sama lain.
  • 10. Perspektif Hubungan Keuangan Pusat - Daerah 1. Pengertian yang didasari oleh pengalaman sejarah atau ideologi yang melihat bahwa keberadaan daerah sudah ada sejak negara didirikan. Negara merupakan kumpulan atau terdiri dari daerah-daerah dan daerah dianggap sebagai unit/unsur yang sangat penting. Maka hubungan pusat - daerah dilihat sebagai bagian dari keuangan daerah secara menyeluruh, karena lebih mementingkan daerah-daerah (daerah otonom). 2. Pengertian yang dilatarbelakangi oleh konsep negara kesatuan. Sebuah negara dibagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil. Kekuasaan terletak di pusat, jika memungkinkan dapat dibagi ke daerah. Keuangan daerah merupakan bagian hubungan keuangan pusat - daerah.
  • 11. Konsep Hubungan Keuangan Pusat - Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat - Daerah Hubungan Keuangan Pusat-Daerah Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah īŽAda multi-level pemerintah. īŽPeran daerah sebagai perpanjangan pusat untuk pelayanan penduduk setempat (Wilayah Administrasi). īŽFungsi dan sumber keuangan. īŽPeran daerah sebagai lembaga penyalur aspirasi dan ungkapan identitas penduduk setempat (Daerah Otonom).
  • 12. Hubungan Keuangan Pusat-Daerah Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah īŽDengan batas menentukan tarif. īŽ Diberi keleluasaan untuk menghimpun pajak daerah dan retribusi daerah sendiri untuk memperoleh penerimaan dan keleluasaan dan untuk menentukan tarifnya sendiri.
  • 13. Hubungan Keuangan Pusat-Daerah Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah īŽBantuan spesifik. īŽBagi hasil pajak. īŽBantuan untuk mengimbangi kekurangan berdasarkan perkiraan Pusat. īŽBlock grant tanpa pengendalian.
  • 14. Penerimaan Pokok Daerah 1. Psl. 2, UU No. 32/1956 Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah; Pendapatan Negara yang diserahkan ke daerah; Ganjaran; Subsidi; Bantuan. 2. Psl. 3, UU No. 25/1999 PAD; Dana Perimbangan; Pinjaman; Lain-lain penerimaan yang sah. 3. Psl. 5, UU No. 33/2004 Pendapatan Daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain- lain Pendapatan) dan Pembiayaan (sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan).
  • 15. Pendapatan Asli Daerah 1. UU No. 32/1956 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan daerah; Pendapatan sah yang diatur undang-undang; (Pendapatan dinas) 2. UU No. 25/1999 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan milik daerah; Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; Lain-lain pendapatan daerah yang sah. 3. UU No. 33/2004 Pajak daerah; Retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; lain-lain PAD yang sah (hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).
  • 16. Penyerahan Pajak kepada Daerah UU No. 32/1956 (Psl. 3) dan PP No. 3/1967 īŽ Daerah Tingkat I (Pajak Verponding Pajak Jalan Pajak Potong Hewan). īŽ Daerah Tingkat II (Pajak Verponding Indonesia, Pajak Jalan, Pajak Potong Hewan, Pajak Kopra, Pajak Pembangunan I ). UU No. 16/1968 īŽ Pajak Bangsa Asing. īŽ Pajak Restoran. īŽ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. UU No. 28/2009 īą Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) īą Bea Pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
  • 17. Beberapa Jenis Alokasi Keuangan Pusat - Daerah 1. Alokasi Anggaran (Budget Allocation or Vote). 2. Penambahan Modal (Capitalization). 3. Bagi hasil pajak (Tax Sharing). 4. Pinjaman (Loan). 5. Hibah atau bantuan (Grant/subsidize).
  • 18. Bagi Hasil Pajak 1. Dimungkinkan terjadi tax sharing antara pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat kepada daerah. 2. Tidak tertutup kemungkinan terjadi tax sharing, baik secara vertikal maupun horizontal, dalam praktek pemingutan pajak oleh pemerintah daerah.
  • 19. Metode Pemberian Alokasi Keuangan Pusat - Daerah īŽ By Formula Alokasi diberikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria ditetapkan oleh pemerintah pusat. Setelah kriteria ini ditetapkan, selanjutnya kriteria ini diberi bobot untuk selanjutnya diperhitungkan dengan suatu rumusan tertentu untuk selanjutnya dijadikan dasar dalam pemberian alokasi keuangan kepada suatu daerah. īŽ By Origin Alokasi diberikan ke daerah berdasarkan penerimaan yang diperoleh daerah tersebut dan/atau sumbangan yang diberikan oleh daerah tersebut kepada pemerintah yang ada diatasnya. Besarnya perolehan ini selanjutnya jadikan tolak ukur untuk menetukan berapa besar alokasi yang akan diterima.
  • 20. Jenis-jenis Alokasi Keuangan di Indonesia īŽ Alokasi keuangan yang diberikan oleh Pemerintah pusat kepada daerah disebut dengan Dana Perimbangan. īŽ Dana Perimbangan terdiri dari : Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus.
  • 21. Dana Bagi Hasil 1. Bersumber dari Pajak īŽ Pajak Bumi dan Bangunan. īŽ Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (dikecualikan PBB Sektor Perkotaan dan Pedesaan). īŽ Pajak penghasilan (Pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29). 2. Bersumber dari Sumber Daya Alam īŽ Kehutanan (IHPH, PSDH). īŽ Perikanan. īŽ Pertambangan umum. īŽ Pertambangan minyak. īŽ Pertambangan gas alam. īŽ Pertambangan panas bumi.