SlideShare a Scribd company logo
Nama                       : Dadang Solihin
   Tempat/Tgl Lahir           : Bandung 6 November 1961
   Pekerjaan                  : Direktur Evaluasi Kinerja
                                Pembangunan Daerah
                                P b            D     h
                                Bappenas
   Alamat Kantor              : Jl. Taman Suropati No. 2
                                Jakarta 10310
   Telp/Fak Kantor            : (021) 392 6248
   HP                         : 0812 932 2202
   Email                      : dadangsol@yahoo.com
   Website                    :
      http://dadang-solihin.blogspot.com


dadang-solihin.blogspot.com                           2
Materi
•   Anggaran P
    A        Pemerintah d N
                  i h dan Negara
•   Desentralisasi Fiskal
•   Pilar-Pilar
    Pilar Pilar Desentralisasi Fiskal
•   Pertimbangan Cost dan Benefit
•   Syarat Desentralisasi Fiskal
     y
•   Persoalan Fiscal Sustainability
•   Masalah yang Mengancam Kesinambungan
    Fiskal
•   Dana Alokasi Umum
•   Dana Alokasi Khusus
•   Dana Bagi Hasil


                            dadang-solihin.blogspot.com   3
Anggaran Pemerintah
       • T d
         Terdapat tiga cara pengorganisasian d
                   i                  i   i dan
         penganggaran sektor pemerintah pada
         negara-negara desentralisasi yaitu:
          1. Dekonsentrasi (deconcentration),
          2. Delegasi (delegation), dan
          3. Devolusi (devolution).




     dadang-solihin.blogspot.com                4
Anggaran Negara
•   Dekonsentrasi adalah proses pemindahan k
    D k            i d l h             i d h kewenangan
    pengambilan keputusan (shifting decision-making power) dalam
    struktur pemerintahan pusat, dari pemerintah pusat ibukota negara
    ke pemerintahan pusat yang ada di daerah (propinsi).
•   Delegasi adalah proses pemindahan tanggung jawab pengeluaran
    dari pemerintah pusat ke badan pemerintah yang semi-otonom
                                                     semi-otonom,
    organisasi pihak ketiga yang tidak sepenuhnya dikontrol oleh
    pemerintah pusat, namun akuntabel untuk melaksanakannya.
•   Devolusi adalah proses pemindahan fungsi-fungsi kewenangan
    pemerintahan dan pengeluaran (shifting responsibility for
    g
    government functions and expenditures) dari p
                               p          )     pemerintah p  pusat ke
    pemerintah daerah



                          dadang-solihin.blogspot.com                    5
Desentralisasi Fiskal
•   Desentralisasi fi k l adalah k
    D        li   i fiskal d l h konsep penentuan k
                                                  kewenangan
    pengambilan keputusan fiskal, pengaturan tanggung jawab pada
    pemerintahan yang lebih rendah pada sistem pemerintahan
    desentralisasi.
    – Dengan demikian, maka pemerintah daerah memiliki
      kewenangan tertentu dalam otonomi fiskal
•   Desentralisasi fiskal adalah kewenangan daerah untuk mengurus
    penganggaranya sendiri dari sumber-sumber kapasitas fiskal
    masing-masing.
    – Setiap daerah memiliki kapasitas fiskal yang berbeda-beda;
      Daerah daerah
      Daerah-daerah yang mempunyai fiscal gap memerlukan
      bantuan dari pemerintah pusat, yang selanjutnya bantuan ini
      disebut sebagai dana perimbangan keuangan.

                         dadang-solihin.blogspot.com                6
Pilar-
Pilar-Pilar Desentralisasi Fiskal
1. Tanggung Jawab P
1 T          J    b Pengeluaran
                          l
   (Expenditure Responsibility)
2. Pendapatan Penugasan (Revenue
   Assignment)
3. Transfer antar pemerintahan
   (Intergovernmental Fiscal Transfer)
   (I t            t l Fi  lT     f )
4. Pinjamanan Daerah
   (
   (Subnational/Regional Borrowing)
                  g              g)




                         dadang-solihin.blogspot.com   7
Expenditure Responsibility
•   Fungsi d tanggung j
    F     i dan            jawab apa yang di b oleh setiap tingkatan
                                 b           diemban l h     i    i k
    pemerintahan ?
•   Kunci utama dalam menjawab p
                              j       pertanyaan tersebut adalan p
                                            y                    prinsip
                                                                       p
    subsidi (subsidiarity principle).
•   Dalam “subsidiarity principle” menyebutkan bahwa terdapat 3 jenis
    fungsi pemerintah pusat dapat dilakukan atau 3 aktifitas utama yang
    dibiayai oleh pemerintah pusat yaitu:
     1. Penentuan barang dan jasa publik yang bermanfaat langsung
         secara nasional.
     2. Redistribusi pendapatan atau kebijakan yang berkaitan
         dengan kebijakan sosial
     3. Kegiatan-kegiatan pemerintah yang           mempunyai spillover
         antar daerah

                          dadang-solihin.blogspot.com                  8
Revenue Assignment
              •   Sumber-sumber pendapatan yang
                  S b        b     d
                  mana untuk membiayai pengeluran
              •   Penganggaran semestinya sesuai
                  dengan program/proyek
                  pembangunan yang telah
                  ditetapkan (finance should follow
                  function)




     dadang-solihin.blogspot.com                      9
Intergovernmental Fiscal Transfer
•   Disamping sumber-sumber penerimaan asli d
    Di      i     b        b         i        li daerah sebagai sumber
                                                      h b     i    b
    penganggaran pembangunan di daerah, pemerintah pusat melalui
    intergovernmental transfer atau grants sebagai sumber penganggaran.
•   Transfers dapat digunakan untuk berbagai tujuan; vertical fiscal balance,
    horizontal fiscal balance, tujuan spesific nasional
     – Vertical fiscal balance ditujukan untuk menjamin keseimbangan antara
                                   j               j               g
       kebutuhan fiskal dengan sumber-sumber fiskal pada berbagai tingkat
       pemerintah
     – Horizontal fiscal balance ditujukan untuk menjamin keseimbangan
                                      j              j                g
       sumber-sumber alokasi antara unit-unit pemerintah pada tingkat
       pemerintah yang sama.
     – Tujuan spesifik nasional ditujukan untuk menjamin keseimbangan fiskal
       akibat adanya spillover atau externalitas yang ditimbulkan oleh program
       pembangunan yang dilaksanakan.


                             dadang-solihin.blogspot.com                        10
Subnational/Regional Borrowing
•   Keseimbangan fi k l pemerintah d
    K     i b       fiskal       i h daerah dh dapat did fi i ik sebagai
                                                     didefinisikan b   i
    selisih antara expenditure responsibility dengan pendapatan asli
    daerah dan transfer.
•   Jika anggaran pengeluaran tidak cukup dari sumber pendapatan
    asli daerah dan sumber transfer, maka akan mengkibatkan defisit
    anggaran daerah dan untuk menutupi defisit ini sumber pinjaman
              daerah,                           ini,
    merupakan suatu alternatif.




                          dadang-solihin.blogspot.com                 11
1/2
                                 1/2
    Pertimbangan Cost dan Benefit
•   Potensi keuntungan dari desentralisasi fi k l antara l i (
    P t   ik    t       d id      t li   i fiskal t      lain: (moving
                                                                   i
    government closer to the people)
    1. Pelayanan publik yang lebih baik, karena sesuai dengan kebutuhan
       lokal.
    2. Akuntabilitas pemerintah daerah yang lebih baik, pelayanan publik yang
       baik.
    3. Kesedian membayar atas jasa pelayanan (willingness to pay for
       service), karena pelayanan publik yang diberikan sesuai dengan
       preferensi lokal.
    4. Mendukung pembangunan dari bawah.
    5. Meningkatkan mobilisasi penerimaan daerah, karena pemerintah
       daerah berada dalam posisi yang baik dalam meningkatkan sumber
       penerimaan t t t di daerah.
             i      tertentu d     h
    6. Inovasi dalam kegiatan ekonomi, karena dengan desentralisasi
       memungkinkan daerah dapat melakukan eksperimen fiskal.

                             dadang-solihin.blogspot.com                   12
2/2
     Pertimbangan Cost dan Benefit
Disisi lain desentralisasi fi k l melahirkan potensi k
Di i i l i d        li   i fiskal   l hi k         i kerugian:
                                                          i
1.    Kontrol pemerintah pusat melahirkan kontrol yang lebih ketat
      terhadap kebijakan fiskal, stabilitas ekonomi, kondisi-kondisi
                                                     kondisi kondisi
      ekonomi makro.
2.    Pemerintah pusat harus mempunyai kemampuan untuk
      melakukan di t ib i pendapatan.
        l k k distribusi     d   t
3.    Secara politik, desentralisasi fiskal dapat mendorong
      merenggangkan p
            gg g        persatuan nasional ( (discourage national unity),
                                                      g               y),
      memerlukan otonomi daerah yang luas (possibly regional
      independence).




                           dadang-solihin.blogspot.com                      13
1/2
                                                                  1/2
  Syarat Desentralisasi Fiskal
1. Desentralisasi fi k l h
1 D         li   i fiskal harus di
                                dipandang sebagai sebuah sistem yang
                                      d     b   i b h i
   komprehensif
2. Finance follows function
3. Harus ada kemampuan yang kuat oleh pemerintah pusat untuk
   memonitor dan mengevaluasi desentralisasi
4. Satu i t
4 S t intergovernmental system tidak akan sesuai d
                          t l   t   tid k k        i dengan
   kebutuhan kota dan desa”, membutuhkan berbagai variasi
   intergovernmental system
5. Desentralisasi fiskal memerlukan local government taxing powers
   yang signifikan
6.
6 Pemerintah pusat harus dapat menjalankan dan menjaga aturan
   yang dibuatnya


                        dadang-solihin.blogspot.com               14
2/2
  Syarat Desentralisasi Fiskal
7.
7 KIS (Keep it simple)
        (K      i i l )
8. Desain intergovernmental transfer system harus sesuai dengan
    tujuan reformasi desentralisasi
      j
9. Desentralisasi fiskal harus mempertimbangkan tiga tingkatan
    pemerintah (pusat, propinsi, dan kabupaten/kota)
10. Jalankan i t
10 J l k sistem penganggaran “ h d b d t constraint”
                                      “a hard budget  t i t”
11. Kenali bahwa intergovernmental system selalu dalam posisi
    transisi, dan untuk itu buatlah rencana
            ,
12. must be a champion for fiscal decentralization




                        dadang-solihin.blogspot.com               15
Persoalan Fiscal Sustainability
•   Persoalan mendasar d l
    P      l      d     dalam pengeluaran d k bij k fi k l
                                     l     dan kebijakan fiskal
    adalah pemerintah dibatasi oleh anggaran yang tersedia (budget
    constraint)
•   Bilamana selisih antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan
    pengeluaran adalah negatif, maka pemerintah menghadapi defisit
    anggaran (budget deficit), dan sebaliknya positif maka pemerintah
                       deficit)               positif,
    memiliki kelebihan anggaran (budget surplus)




                         dadang-solihin.blogspot.com                 16
Masalah yang Mengancam                                1/2
                                                               1/2
          Kesinambungan Fiskal
1. Penyerahan tanggung j
1 P        h             jawab pengeluaran, bil i i tidak j l maka
                             b       l      bila ini id k jelas k
   ada kemungkinan timbulnya pengeluaran tambahan untuk
   menjamin kewajiban pemerintah seperti ketersediaan bahan pangan
   utama, pendidikan, dan kesehatan.
2. Dalam waktu yang bersamaan daerah memiliki keterbatasan untuk
   meningkatkan penerimaan terutama yang bersumber dari pajak
                                                        pajak.
3. Krisis, bersama dengan bencana elnino, menyebabkan
   meningkatnya kemiskinan, akibatnya:
   – Munculnya kebutuhan penyediaan jaring pengaman sosial.
   – Biaya pengurangan kemiskinan 5 kali lipat dibandingkan
     sebelum krisis
   – Subsidi meningkat


                         dadang-solihin.blogspot.com            17
Masalah yang Mengancam                                     2/2
           Kesinambungan Fiskal
4. Kebutuhan
4 K b h good governance untuk mengurangi k
                   d                  k            i korupsi d
                                                           i dan
   perbaikan pelayanan publik yang memerlukan reformasi pada
   sektor publik, implikasinya perlu ada perbaikan kesejahteraan
   pegawai negeri.
5. Jika pemulihan ekonomi berjalan lambat, sedangkan faktor
   ketidakpastian besar akan menyebabkan tingkat pertumbuhan riil
                  besar,
   lebih rendah dari tingkat suku bunga rill, akibatnya rasio pinjaman
   terhadap PDB meningkat




                         dadang-solihin.blogspot.com                 18
Sumber Penerimaan Daerah dalam
        Rangka Desentralisasi
   Pendapatan A li D
    P d        Asli Daerah (PAD)
                         h (PAD);
   Dana Perimbangan yang terdiri atas
       DAU,
        DAU
       DAK, dan
       Dana Bagi Hasil.
               g
   Pinjaman Daerah dan Lain-lain Penerimaan yang Sah


                                                         UU No. 33/2004 Pasal 5




                           dadang-solihin.blogspot.com                       19
Pelaksanaan Perimbangan Keuangan
1. Untuk
1 U k mengatasi masalah vertical imbalance dil k k melalui
                    i     l h    i li b l      dilakukan   l l i
   bagi hasil dari penerimaan perpajakan dan penerimaan sumber
   daya alam;
2. Untuk mengatasi masalah horizontal imbalance dilakukan melalui
   Dana Alokasi Umum (DAU);
3. Untuk kebutuhan kh
3 U t k k b t h khusus Daerah dan kepentingan Nasional
                             D     hd k       ti N i l
   dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).




                        dadang-solihin.blogspot.com                20
1/2
                                                                      1/2
            Dana Alokasi Umum
   Dana Al k i U
    D    Alokasi Umum (DAU) adalah d
                              d l h dana yang bbersumber d i
                                                      b dari
    pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
    kemampuan keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan
    Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi
   Sebagai instrumen untuk mengatasi horizontal imbalance, yang
    dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
    antar-Daerah dimana pengunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh
    Daerah (block grant)
   DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan
    alokasi dasar




                         dadang-solihin.blogspot.com                  21
2/2
            Dana Alokasi Umum
   Celah fiskal d l h kebutuhan fiskal dikurangi d
    C l h fi k l adalah k b h fi k l dik        i dengan k
                                                         kapasitas
                                                              i
    fiskal daerah
   Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil
    Daerah.
   Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah
    untuk melaksanakan fungsi layanan d
      t k   l k      k f     il       dasar umum
 Kebutuhan pendanaan diukur dengan jumlah penduduk, luas
  wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, produk Domestik Regional
      y ,                             ,p                  g
  Bruto per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia
 Kapasitas fiskal daerah merupakan sumber pendanaan daerah
  yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil
 Pembagian besaran DAU antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
  ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara Provinsi dan
  Kabupaten/Kota
                          dadang-solihin.blogspot.com                22
Dana Alokasi Khusus
 D
  Dana Al k i Kh
        Alokasi Khusus (DAK) adalah d
                                d l h dana yang b
                                                bersumber d i
                                                      b dari
  Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
  dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
  menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai
  dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan
  dibidang tertentu, khususnya dalam upaya p
         g         ,        y          p y pemenuhan kebutuhan
  sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat.
 Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana
  Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran yang bersangkutan
                                               bersangkutan.
 RKP merupakan hasil musyawarah Perencanaan Pembangunan
  Nasional yang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara Menteri,
           y g                           p y     gg
  Gubernur, dan Bupati/Walikota.



                       dadang-solihin.blogspot.com                23
Kondisi yang Diharapkan (DAU)

•   DAU h harus mampu mengatasi k ii ketimpangan h i
                                                 horizontal yang sampai
                                                          l           i
    saat ini masih cukup tinggi, sebagai akibat adanya kebijakan-
    kebijakan yang justru mendistorsi formulasi DAU untuk mencapai
    tujuan tersebut, seperti holdharmless policy dan penggunaan
    belanja pegawai sebagai variabel.
•   Penilaian kebutuhan fiskal dalam formulasi DAU tidak lagi
    menggunakan proxy, namun telah menggunakan alat ukur yang
    lebih mencerminkan kebutuhan riil tiap-tiap daerah.
•   Penghitungan DAU dilakukan oleh l b
    P     hit           dil k k      l h lembaga yang i d
                                                      independen yang
                                                               d
    terlepas dari berbagai macam kepentingan politik. Pembagian DAU
    bukan dari kepentingan politik tetapi kepentingan daerah dalam
    pengertian yang sebenarnya yaitu kepentingan pemenuhan
    kebutuhan pelayanan minimum.


                          dadang-solihin.blogspot.com                 24
Arah Kebijakan DAK
1. Diprioritaskan t k
1 Di i it k untuk membantu d
                          b t daerah-daerah d
                                       hd     h dengan k
                                                       kemampuan
   keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan
   penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar yang sudah
   merupakan r san daerah;
   mer pakan urusan daerah
2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah
   pesisir dan kepulauan, perbatasan darat dengan negara lain, daerah
   tertinggal/terpencil, serta termasuk k
       i    l/       il               k kategori d
                                               i daerah k h
                                                      h ketahanan pangan;
3. Mendorong penyediaan lapangan kerja, mengurangi jumlah penduduk
   miskin, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan sel-sel
   pertumbuhan di daerah;
4. Menghindari tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengan
   kegiatan yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga;
     g      y g                 gg                      g ;
5. Mengalihkan kegiatan-kegiatan yang didanai dari dekonsentrasi dan tugas
   pembantuan yang telah menjadi urusan daerah secara bertahap ke DAK


                           dadang-solihin.blogspot.com                      25
1/2
                                                               1/2
     Kriteria Pengalokasian DAK
1.
1    Kriteria U
     K i i Umum
     Ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
     daerah.
     Kriteria umum dihitung untuk melihat kemampuan APBD untuk
     membiayai kebutuhan-kebutuhan dalam rangka pembangunan
     daerah yang di
     d      h     dicerminkan d i penerimaan umum APBD dik
                         i k dari       i               dikurangi
                                                                i
     belanja pegawai.




                       dadang-solihin.blogspot.com             26
2/2
 Kriteria Pengalokasian DAK
2. Kriteria Kh
2 K i i Khusus
   Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-
   undangan dan karakteristik daerah.
    Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Daerah Tertinggal/
     Terpencil
    Karakteristik Wilayah: daerah pesisir dan kepulauan, daerah
     perbatasan dengan negara lain, daerah yang masuk kategori
     ketahanan pangan, dan daerah p
                 p g ,               pariwisata.
3. Kriteria Teknis
   Dirumuskan oleh kementerian negara/departemen teknis terkait
   dengan menggunakan i dik
   d                 k indikator-indikator yang d
                                 i dik          dapat
   menggambarkan kondisi sarana/prasarana pada masing-masing
   bidang/kegiatan yang akan didanai oleh DAK.

                      dadang-solihin.blogspot.com                  27
Pengembangan DAK
•   Dalam jangka panjang d
    D l    j    k    j    dana d k
                               dekonsentrasi d d
                                           i dan dana tugas
    pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian
    negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang
    menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan daerah
    akan dialihkan menjadi DAK
                                                      UU 33/2004 Pasal 107


•   Dana yang digunakan untuk melaksanakan urusan y g menurut
          y g g                                   yang
    peraturan perundang-undangan menjadi urusan daerah, secara
    bertahap dialihkan menjadi DAK.
                                                      UU 33/2004 Pasal 108



                        dadang-solihin.blogspot.com                     28
Pengembangan DAK
•   Sebagian dari
    S b i d i anggaran k  kementerian/lembaga yang di
                                   i /l b           digunakan
                                                          k
    untuk mendanai urusan pemerintahan yang merupakan
    kewenangan daerah, dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus
    (DAK).
•   Kegiatan tugas pembantuan yang dialokasikan untuk urusan yang
    sudah menjadi kewenangan daerah dapat diusulkan untuk dialihkan
    menjadi DAK.
                                                   PP 7/2008 pasal 76 ayat 1




                         dadang-solihin.blogspot.com                      29
Kondisi Yang Diharapkan (DAK)

• bahwa DAK menjadi instrumen utama dalam rangka
  mendorong pembangunan daerah untuk memenuhi
  berbagai prioritas pembangunan nasional
                                   nasional.
• Besarnya alokasi DAK seyogyanya meningkat secara
  signifikan.
  signifikan
• Bila porsi DAK dalam dana perimbangan saat ini hanya
  se a
  sekitar 8,05%, maka d masa mendatang, u u dapa
                   a a di asa e da a g, untuk dapat
  menjadi alokasi DAK yang efektif bagi pemenuhan
  prioritas nasional, diharapkan dapat meningkat porsinya
  menjadi setidak-tidaknya 30% terhadap total dana
  perimbangan.

                    dadang-solihin.blogspot.com         30
Dana Bagi Hasil (DBH)
•   Dana b i h il merupakan d
    D     bagi hasil     k dana perimbangan yang strategis b i
                                        i b                  i bagi
    daerah-daerah yang memiliki sumber-sumber penerimaan pusat di
    daerahnya, meliputi:
•   Penerimaan pajak pusat yaitu pajak penghasilan perseorangan
    (PPh perseorangan),
•   Pajak bumi dan bangunan (PBB)
                             (PBB),
•   Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan
•   Penerimaan dari sumber daya alam (Minyak Bumi, Gas Alam,
                              y        (    y       ,         ,
    Pertambangan Umum, Kehutanan dan Perikanan).

    Berdasarkan UU N 33/2004 b i d
    B d      k      No.33/2004, bagian daerah d i pajak maupun
                                              h dari j k
    sumber daya alam tersebut telah ditetapkan besarnya berdasarkan
    suatu persentase tertentu.

                         dadang-solihin.blogspot.com                  31
dadang-solihin.blogspot.com   32

More Related Content

What's hot

PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptMAHMUN SYARIF
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalDahlan Tampubolon
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Yudhi Aldriand
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Dadang Solihin
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Magdalena Palma Renia
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanSiti Sahati
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahFKP2B Cikarang
 
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201Dadang Solihin
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Maiya Maiya
 
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...Dadang Solihin
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017noldy HP
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaInspektorat
 

What's hot (20)

PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
JFP
JFPJFP
JFP
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
Fungsi DPRD dalam Pengawasan Sesuai Kepmendagri 13/201
 
Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6Perbendaharaan negara presentasi 6
Perbendaharaan negara presentasi 6
 
Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)
 
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
 
Badan layanan umum
Badan layanan umumBadan layanan umum
Badan layanan umum
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
 

Similar to Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.pptANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.pptSeptylytaRahmitaPutr
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan DekonsentrasiRekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan DekonsentrasiTri Widodo W. UTOMO
 
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxPERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxahenggtsas
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomiPertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomimahasiswaunida
 
Lesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyLesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyBeta Uliansyah
 
Perkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran DaerahPerkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran Daerahbarita
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaragravity1992
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negararaniasma
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnwandranatuna
 

Similar to Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH (20)

Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.pptANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER.ppt
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan DekonsentrasiRekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
 
slide 2.pptx
slide 2.pptxslide 2.pptx
slide 2.pptx
 
Kd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbdKd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbd
 
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxPERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomiPertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
 
Lesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyLesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcy
 
Perkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran DaerahPerkembangan Pemekaran Daerah
Perkembangan Pemekaran Daerah
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFERPEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
 
Bab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbdBab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbd
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
 
Sutoto mkn 01
Sutoto mkn 01Sutoto mkn 01
Sutoto mkn 01
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 

More from Dadang Solihin

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaDadang Solihin
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRADadang Solihin
 

More from Dadang Solihin (20)

Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfPermohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdf
 
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...
 
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...
 
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...
 
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...
 
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...
 
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...
 
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurStatus Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta Timur
 
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di IndonesiaLaporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
Laporan Akhir the Carter Center untuk Pemilu Legislatif di Indonesia
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023 Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
Laporan Pelaksanaan Tugas Taprof Lemhannas RI Tahun II 2023
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL TB 350
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IV
 
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction Book
 
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRAROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL BULLET ELECTRA
 

Reformulasi Desentralisasi Fiskal dalam Instrumen DAU, DAK, dan DBH

  • 1.
  • 2. Nama : Dadang Solihin Tempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961 Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah P b D h Bappenas Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310 Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248 HP : 0812 932 2202 Email : dadangsol@yahoo.com Website : http://dadang-solihin.blogspot.com dadang-solihin.blogspot.com 2
  • 3. Materi • Anggaran P A Pemerintah d N i h dan Negara • Desentralisasi Fiskal • Pilar-Pilar Pilar Pilar Desentralisasi Fiskal • Pertimbangan Cost dan Benefit • Syarat Desentralisasi Fiskal y • Persoalan Fiscal Sustainability • Masalah yang Mengancam Kesinambungan Fiskal • Dana Alokasi Umum • Dana Alokasi Khusus • Dana Bagi Hasil dadang-solihin.blogspot.com 3
  • 4. Anggaran Pemerintah • T d Terdapat tiga cara pengorganisasian d i i i dan penganggaran sektor pemerintah pada negara-negara desentralisasi yaitu: 1. Dekonsentrasi (deconcentration), 2. Delegasi (delegation), dan 3. Devolusi (devolution). dadang-solihin.blogspot.com 4
  • 5. Anggaran Negara • Dekonsentrasi adalah proses pemindahan k D k i d l h i d h kewenangan pengambilan keputusan (shifting decision-making power) dalam struktur pemerintahan pusat, dari pemerintah pusat ibukota negara ke pemerintahan pusat yang ada di daerah (propinsi). • Delegasi adalah proses pemindahan tanggung jawab pengeluaran dari pemerintah pusat ke badan pemerintah yang semi-otonom semi-otonom, organisasi pihak ketiga yang tidak sepenuhnya dikontrol oleh pemerintah pusat, namun akuntabel untuk melaksanakannya. • Devolusi adalah proses pemindahan fungsi-fungsi kewenangan pemerintahan dan pengeluaran (shifting responsibility for g government functions and expenditures) dari p p ) pemerintah p pusat ke pemerintah daerah dadang-solihin.blogspot.com 5
  • 6. Desentralisasi Fiskal • Desentralisasi fi k l adalah k D li i fiskal d l h konsep penentuan k kewenangan pengambilan keputusan fiskal, pengaturan tanggung jawab pada pemerintahan yang lebih rendah pada sistem pemerintahan desentralisasi. – Dengan demikian, maka pemerintah daerah memiliki kewenangan tertentu dalam otonomi fiskal • Desentralisasi fiskal adalah kewenangan daerah untuk mengurus penganggaranya sendiri dari sumber-sumber kapasitas fiskal masing-masing. – Setiap daerah memiliki kapasitas fiskal yang berbeda-beda; Daerah daerah Daerah-daerah yang mempunyai fiscal gap memerlukan bantuan dari pemerintah pusat, yang selanjutnya bantuan ini disebut sebagai dana perimbangan keuangan. dadang-solihin.blogspot.com 6
  • 7. Pilar- Pilar-Pilar Desentralisasi Fiskal 1. Tanggung Jawab P 1 T J b Pengeluaran l (Expenditure Responsibility) 2. Pendapatan Penugasan (Revenue Assignment) 3. Transfer antar pemerintahan (Intergovernmental Fiscal Transfer) (I t t l Fi lT f ) 4. Pinjamanan Daerah ( (Subnational/Regional Borrowing) g g) dadang-solihin.blogspot.com 7
  • 8. Expenditure Responsibility • Fungsi d tanggung j F i dan jawab apa yang di b oleh setiap tingkatan b diemban l h i i k pemerintahan ? • Kunci utama dalam menjawab p j pertanyaan tersebut adalan p y prinsip p subsidi (subsidiarity principle). • Dalam “subsidiarity principle” menyebutkan bahwa terdapat 3 jenis fungsi pemerintah pusat dapat dilakukan atau 3 aktifitas utama yang dibiayai oleh pemerintah pusat yaitu: 1. Penentuan barang dan jasa publik yang bermanfaat langsung secara nasional. 2. Redistribusi pendapatan atau kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan sosial 3. Kegiatan-kegiatan pemerintah yang mempunyai spillover antar daerah dadang-solihin.blogspot.com 8
  • 9. Revenue Assignment • Sumber-sumber pendapatan yang S b b d mana untuk membiayai pengeluran • Penganggaran semestinya sesuai dengan program/proyek pembangunan yang telah ditetapkan (finance should follow function) dadang-solihin.blogspot.com 9
  • 10. Intergovernmental Fiscal Transfer • Disamping sumber-sumber penerimaan asli d Di i b b i li daerah sebagai sumber h b i b penganggaran pembangunan di daerah, pemerintah pusat melalui intergovernmental transfer atau grants sebagai sumber penganggaran. • Transfers dapat digunakan untuk berbagai tujuan; vertical fiscal balance, horizontal fiscal balance, tujuan spesific nasional – Vertical fiscal balance ditujukan untuk menjamin keseimbangan antara j j g kebutuhan fiskal dengan sumber-sumber fiskal pada berbagai tingkat pemerintah – Horizontal fiscal balance ditujukan untuk menjamin keseimbangan j j g sumber-sumber alokasi antara unit-unit pemerintah pada tingkat pemerintah yang sama. – Tujuan spesifik nasional ditujukan untuk menjamin keseimbangan fiskal akibat adanya spillover atau externalitas yang ditimbulkan oleh program pembangunan yang dilaksanakan. dadang-solihin.blogspot.com 10
  • 11. Subnational/Regional Borrowing • Keseimbangan fi k l pemerintah d K i b fiskal i h daerah dh dapat did fi i ik sebagai didefinisikan b i selisih antara expenditure responsibility dengan pendapatan asli daerah dan transfer. • Jika anggaran pengeluaran tidak cukup dari sumber pendapatan asli daerah dan sumber transfer, maka akan mengkibatkan defisit anggaran daerah dan untuk menutupi defisit ini sumber pinjaman daerah, ini, merupakan suatu alternatif. dadang-solihin.blogspot.com 11
  • 12. 1/2 1/2 Pertimbangan Cost dan Benefit • Potensi keuntungan dari desentralisasi fi k l antara l i ( P t ik t d id t li i fiskal t lain: (moving i government closer to the people) 1. Pelayanan publik yang lebih baik, karena sesuai dengan kebutuhan lokal. 2. Akuntabilitas pemerintah daerah yang lebih baik, pelayanan publik yang baik. 3. Kesedian membayar atas jasa pelayanan (willingness to pay for service), karena pelayanan publik yang diberikan sesuai dengan preferensi lokal. 4. Mendukung pembangunan dari bawah. 5. Meningkatkan mobilisasi penerimaan daerah, karena pemerintah daerah berada dalam posisi yang baik dalam meningkatkan sumber penerimaan t t t di daerah. i tertentu d h 6. Inovasi dalam kegiatan ekonomi, karena dengan desentralisasi memungkinkan daerah dapat melakukan eksperimen fiskal. dadang-solihin.blogspot.com 12
  • 13. 2/2 Pertimbangan Cost dan Benefit Disisi lain desentralisasi fi k l melahirkan potensi k Di i i l i d li i fiskal l hi k i kerugian: i 1. Kontrol pemerintah pusat melahirkan kontrol yang lebih ketat terhadap kebijakan fiskal, stabilitas ekonomi, kondisi-kondisi kondisi kondisi ekonomi makro. 2. Pemerintah pusat harus mempunyai kemampuan untuk melakukan di t ib i pendapatan. l k k distribusi d t 3. Secara politik, desentralisasi fiskal dapat mendorong merenggangkan p gg g persatuan nasional ( (discourage national unity), g y), memerlukan otonomi daerah yang luas (possibly regional independence). dadang-solihin.blogspot.com 13
  • 14. 1/2 1/2 Syarat Desentralisasi Fiskal 1. Desentralisasi fi k l h 1 D li i fiskal harus di dipandang sebagai sebuah sistem yang d b i b h i komprehensif 2. Finance follows function 3. Harus ada kemampuan yang kuat oleh pemerintah pusat untuk memonitor dan mengevaluasi desentralisasi 4. Satu i t 4 S t intergovernmental system tidak akan sesuai d t l t tid k k i dengan kebutuhan kota dan desa”, membutuhkan berbagai variasi intergovernmental system 5. Desentralisasi fiskal memerlukan local government taxing powers yang signifikan 6. 6 Pemerintah pusat harus dapat menjalankan dan menjaga aturan yang dibuatnya dadang-solihin.blogspot.com 14
  • 15. 2/2 Syarat Desentralisasi Fiskal 7. 7 KIS (Keep it simple) (K i i l ) 8. Desain intergovernmental transfer system harus sesuai dengan tujuan reformasi desentralisasi j 9. Desentralisasi fiskal harus mempertimbangkan tiga tingkatan pemerintah (pusat, propinsi, dan kabupaten/kota) 10. Jalankan i t 10 J l k sistem penganggaran “ h d b d t constraint” “a hard budget t i t” 11. Kenali bahwa intergovernmental system selalu dalam posisi transisi, dan untuk itu buatlah rencana , 12. must be a champion for fiscal decentralization dadang-solihin.blogspot.com 15
  • 16. Persoalan Fiscal Sustainability • Persoalan mendasar d l P l d dalam pengeluaran d k bij k fi k l l dan kebijakan fiskal adalah pemerintah dibatasi oleh anggaran yang tersedia (budget constraint) • Bilamana selisih antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan pengeluaran adalah negatif, maka pemerintah menghadapi defisit anggaran (budget deficit), dan sebaliknya positif maka pemerintah deficit) positif, memiliki kelebihan anggaran (budget surplus) dadang-solihin.blogspot.com 16
  • 17. Masalah yang Mengancam 1/2 1/2 Kesinambungan Fiskal 1. Penyerahan tanggung j 1 P h jawab pengeluaran, bil i i tidak j l maka b l bila ini id k jelas k ada kemungkinan timbulnya pengeluaran tambahan untuk menjamin kewajiban pemerintah seperti ketersediaan bahan pangan utama, pendidikan, dan kesehatan. 2. Dalam waktu yang bersamaan daerah memiliki keterbatasan untuk meningkatkan penerimaan terutama yang bersumber dari pajak pajak. 3. Krisis, bersama dengan bencana elnino, menyebabkan meningkatnya kemiskinan, akibatnya: – Munculnya kebutuhan penyediaan jaring pengaman sosial. – Biaya pengurangan kemiskinan 5 kali lipat dibandingkan sebelum krisis – Subsidi meningkat dadang-solihin.blogspot.com 17
  • 18. Masalah yang Mengancam 2/2 Kesinambungan Fiskal 4. Kebutuhan 4 K b h good governance untuk mengurangi k d k i korupsi d i dan perbaikan pelayanan publik yang memerlukan reformasi pada sektor publik, implikasinya perlu ada perbaikan kesejahteraan pegawai negeri. 5. Jika pemulihan ekonomi berjalan lambat, sedangkan faktor ketidakpastian besar akan menyebabkan tingkat pertumbuhan riil besar, lebih rendah dari tingkat suku bunga rill, akibatnya rasio pinjaman terhadap PDB meningkat dadang-solihin.blogspot.com 18
  • 19. Sumber Penerimaan Daerah dalam Rangka Desentralisasi  Pendapatan A li D P d Asli Daerah (PAD) h (PAD);  Dana Perimbangan yang terdiri atas  DAU, DAU  DAK, dan  Dana Bagi Hasil. g  Pinjaman Daerah dan Lain-lain Penerimaan yang Sah UU No. 33/2004 Pasal 5 dadang-solihin.blogspot.com 19
  • 20. Pelaksanaan Perimbangan Keuangan 1. Untuk 1 U k mengatasi masalah vertical imbalance dil k k melalui i l h i li b l dilakukan l l i bagi hasil dari penerimaan perpajakan dan penerimaan sumber daya alam; 2. Untuk mengatasi masalah horizontal imbalance dilakukan melalui Dana Alokasi Umum (DAU); 3. Untuk kebutuhan kh 3 U t k k b t h khusus Daerah dan kepentingan Nasional D hd k ti N i l dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). dadang-solihin.blogspot.com 20
  • 21. 1/2 1/2 Dana Alokasi Umum  Dana Al k i U D Alokasi Umum (DAU) adalah d d l h dana yang bbersumber d i b dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi  Sebagai instrumen untuk mengatasi horizontal imbalance, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah dimana pengunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh Daerah (block grant)  DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar dadang-solihin.blogspot.com 21
  • 22. 2/2 Dana Alokasi Umum  Celah fiskal d l h kebutuhan fiskal dikurangi d C l h fi k l adalah k b h fi k l dik i dengan k kapasitas i fiskal daerah  Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.  Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan d t k l k k f il dasar umum  Kebutuhan pendanaan diukur dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, produk Domestik Regional y , ,p g Bruto per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia  Kapasitas fiskal daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil  Pembagian besaran DAU antara Provinsi dan Kabupaten/Kota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dadang-solihin.blogspot.com 22
  • 23. Dana Alokasi Khusus  D Dana Al k i Kh Alokasi Khusus (DAK) adalah d d l h dana yang b bersumber d i b dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu, khususnya dalam upaya p g , y p y pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat.  Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran yang bersangkutan bersangkutan.  RKP merupakan hasil musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara Menteri, y g p y gg Gubernur, dan Bupati/Walikota. dadang-solihin.blogspot.com 23
  • 24. Kondisi yang Diharapkan (DAU) • DAU h harus mampu mengatasi k ii ketimpangan h i horizontal yang sampai l i saat ini masih cukup tinggi, sebagai akibat adanya kebijakan- kebijakan yang justru mendistorsi formulasi DAU untuk mencapai tujuan tersebut, seperti holdharmless policy dan penggunaan belanja pegawai sebagai variabel. • Penilaian kebutuhan fiskal dalam formulasi DAU tidak lagi menggunakan proxy, namun telah menggunakan alat ukur yang lebih mencerminkan kebutuhan riil tiap-tiap daerah. • Penghitungan DAU dilakukan oleh l b P hit dil k k l h lembaga yang i d independen yang d terlepas dari berbagai macam kepentingan politik. Pembagian DAU bukan dari kepentingan politik tetapi kepentingan daerah dalam pengertian yang sebenarnya yaitu kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan minimum. dadang-solihin.blogspot.com 24
  • 25. Arah Kebijakan DAK 1. Diprioritaskan t k 1 Di i it k untuk membantu d b t daerah-daerah d hd h dengan k kemampuan keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar yang sudah merupakan r san daerah; mer pakan urusan daerah 2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan kepulauan, perbatasan darat dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, serta termasuk k i l/ il k kategori d i daerah k h h ketahanan pangan; 3. Mendorong penyediaan lapangan kerja, mengurangi jumlah penduduk miskin, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan sel-sel pertumbuhan di daerah; 4. Menghindari tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga; g y g gg g ; 5. Mengalihkan kegiatan-kegiatan yang didanai dari dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang telah menjadi urusan daerah secara bertahap ke DAK dadang-solihin.blogspot.com 25
  • 26. 1/2 1/2 Kriteria Pengalokasian DAK 1. 1 Kriteria U K i i Umum Ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Kriteria umum dihitung untuk melihat kemampuan APBD untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan dalam rangka pembangunan daerah yang di d h dicerminkan d i penerimaan umum APBD dik i k dari i dikurangi i belanja pegawai. dadang-solihin.blogspot.com 26
  • 27. 2/2 Kriteria Pengalokasian DAK 2. Kriteria Kh 2 K i i Khusus Ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang- undangan dan karakteristik daerah.  Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Daerah Tertinggal/ Terpencil  Karakteristik Wilayah: daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang masuk kategori ketahanan pangan, dan daerah p p g , pariwisata. 3. Kriteria Teknis Dirumuskan oleh kementerian negara/departemen teknis terkait dengan menggunakan i dik d k indikator-indikator yang d i dik dapat menggambarkan kondisi sarana/prasarana pada masing-masing bidang/kegiatan yang akan didanai oleh DAK. dadang-solihin.blogspot.com 27
  • 28. Pengembangan DAK • Dalam jangka panjang d D l j k j dana d k dekonsentrasi d d i dan dana tugas pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan daerah akan dialihkan menjadi DAK UU 33/2004 Pasal 107 • Dana yang digunakan untuk melaksanakan urusan y g menurut y g g yang peraturan perundang-undangan menjadi urusan daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK. UU 33/2004 Pasal 108 dadang-solihin.blogspot.com 28
  • 29. Pengembangan DAK • Sebagian dari S b i d i anggaran k kementerian/lembaga yang di i /l b digunakan k untuk mendanai urusan pemerintahan yang merupakan kewenangan daerah, dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus (DAK). • Kegiatan tugas pembantuan yang dialokasikan untuk urusan yang sudah menjadi kewenangan daerah dapat diusulkan untuk dialihkan menjadi DAK. PP 7/2008 pasal 76 ayat 1 dadang-solihin.blogspot.com 29
  • 30. Kondisi Yang Diharapkan (DAK) • bahwa DAK menjadi instrumen utama dalam rangka mendorong pembangunan daerah untuk memenuhi berbagai prioritas pembangunan nasional nasional. • Besarnya alokasi DAK seyogyanya meningkat secara signifikan. signifikan • Bila porsi DAK dalam dana perimbangan saat ini hanya se a sekitar 8,05%, maka d masa mendatang, u u dapa a a di asa e da a g, untuk dapat menjadi alokasi DAK yang efektif bagi pemenuhan prioritas nasional, diharapkan dapat meningkat porsinya menjadi setidak-tidaknya 30% terhadap total dana perimbangan. dadang-solihin.blogspot.com 30
  • 31. Dana Bagi Hasil (DBH) • Dana b i h il merupakan d D bagi hasil k dana perimbangan yang strategis b i i b i bagi daerah-daerah yang memiliki sumber-sumber penerimaan pusat di daerahnya, meliputi: • Penerimaan pajak pusat yaitu pajak penghasilan perseorangan (PPh perseorangan), • Pajak bumi dan bangunan (PBB) (PBB), • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan • Penerimaan dari sumber daya alam (Minyak Bumi, Gas Alam, y ( y , , Pertambangan Umum, Kehutanan dan Perikanan). Berdasarkan UU N 33/2004 b i d B d k No.33/2004, bagian daerah d i pajak maupun h dari j k sumber daya alam tersebut telah ditetapkan besarnya berdasarkan suatu persentase tertentu. dadang-solihin.blogspot.com 31