SlideShare a Scribd company logo
LOGO
2
Penyelenggaraan Otonomi Daerah
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Penyerahan, pelimpahan,
penugasan urusan
Pengaturan, Pembagian, dan
Pemanfaatan Sumber Daya Nasional
secara adil, termasuk perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah
Note :
 Prinsip partisipasi adalah mendorong setiap warga menggunakan hak
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Analisis partisipatif ini dilakukan untuk memahami suara
masyarakat miskin, laki-laki dan perempuan, tentang masalah
kemiskinan yang mereka hadapi serta mengakomodasikan suara
masyarakat miskin dalam kebijakan perumusan.
 Prinsip akuntabilitas adalah batasan dalam menentukan apakah hal
tersebut benar termasuk dalam akuntabilitas atau tidak. Akuntabilitas
yang dilaksanakan dengan baik berarti sudah menuruti prinsip tersebut
dengan benar.
 Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang diambil oleh pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan
kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
4
Pengelolaan
Diserahkan
(desentralisasi)
Menteri/pimp lembaga
sbg pengguna
Dekonsentrasi
Instansi vertikal
di Daerah
Gubernur
Tugas
Pembantuan
Keuangan Negara
PUSAT
Dikelola dlm APBN
DAERAH
Dikelola dlm APBD
Presiden
Sbg Kep.
Pemerintahan
Bupati Walikota
/ /
Menkeu
sbg pengelola
Dikuasakan
Kekayaan Neg yg
dipisahkan:
BUMN /
penyertaan
modal lainnya
Kekayaan Daerah yg
dipisahkan:
BUMD / penyertaan
modal lainnya
Dikelola dlm
Agr Dekon
Dikelola secara
otonom oleh BUMN /
pihak swasta
Dikelola secara
otonom oleh BUMD /
pihak swasta
Dikelola dlm
Agr Tugas Pemb
Pimp
Lembaga
Tinggi Negara
sbg pengguna
Pembantu Presiden
Note :
 Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah
dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota
dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa
untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Contoh : pembangunan pasar
 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, desentralisasi
adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam
sistem negara Kesatuan Republik Indonesia. Contoh : pemerintah daerah
yang membantu tugas pemerintah pusat agar pekerjaan lebih efisien
dengan cakupan yang lebih meluas.
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau
kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada
pejabat-pejabat di daerah. Contoh : Presiden melimpahkan wewenang
untuk melaksanakan ASEAN GAMES yang akan diselenggarakan di
daerah kepada Gubernur setempat.
Note
Penyertaan Modal adalah penanaman dana Bank
dalam bentuk saham pada perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan, termasuk penanaman
dalam bentuk surat utang. Contoh : bentuk investasi
pemerintah daerah pada badan usaha dengan
mendapat hak kepemilikan
7
sumber pendanaan
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
PAD
Dana
Perimbangan
Lain-lain
Pendapatan
Belanja
Surplus/Defisit
Penerimaan
Pembiayaan
Desentralisasi
Dekonsentrasi
Tugas
Pembantuan
Pemerintah
Pusat kepada
Daerah/Desa
APBN
APBN
BHP & BP
DAU
DAK
SILPA Tahun Lalu
Dana Cadangan
Penjualan
Kekayaan
Daerah yang
dipisahkan
Pinjaman
Daerah
KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL
kewenangan
APBD
Pelaksanaan
Kewenangan
Note :
 Dana perimbangan adalah dana yang ada kaitannya dengan dana yang
dialirkan dari APBN untuk kebutuhan daerah otonom.
 Dana Alokasi Umum (DAU), adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Contoh : belanja pegawai,
pembiayaan pembangunan infrastruktur, dll
 Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Contoh : Air Minum,
Industri Kecil dan Menengah (IKM), Irigasi, Jalan, Perikanan.
Note :
 Pinjaman daerah dilakukan untuk memberikan alternatif sumber pembiayaan
bagi pemerintah daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka pemerintah daerah dapat
melakukan pinjaman. Namun demikian, mengingat pinjaman memiliki berbagai
risiko seperti risiko kesinambungan fiskal, risiko tingkat bunga, risiko pembiayaan
kembali, risiko kurs, dan risiko operasional, maka Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal nasional menetapkan batas-batas dan rambu-rambu pinjaman
daerah.
 Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk
keperluan tempat di dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
didiksusetyo
10
Formula DAU (UU No.33/2004)
DAU = AD + Celah Fiskal (CF)
AD = Alokasi Dasar
CF = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF)
Dimana :
DAU : Dana Alokasi Umum ;
AD : Alokasi Dasar dihitung berdasarkan gaji PNS Daerah ;
CF : Celah Fiskal ;
11
Pelaksanaan Kewenangan
Kewenangan Daerah :
• Kewenangan Wajib
• Kewenangan Lainnya
Tujuan Otda dan Desentralisasi Fiskal :
• Mempercepat terwujudnya
kesejahteraan dan keadilan masyarakat
• Mengurangi kesenjangan
• Mendorong investasi daerah
Melalui :
• Peningkatan Pelayanan (Public
Service Obligation/PSO)
• Pemberdayaan Masyarakat
(partisipasi dan demokrasi)
• Peningkatan daya saing Daerah
Sarana :
• Good Governance
• Reformasi Sistem Pengelolaan
Keuangan Daerah (Anggaran kinerja
dan pelaporan mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan/SAP)
• Standar Pelayanan Minimum (SPM)
• SAP
12
. Pasal 1 UU 33/2004
Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
adalah
Suatu sistem pembagian keuangan yang adil,
proporsional, demokratis, transparan, dan efisien
dalam rangka pendanaan penyelenggaraan
desentralisasi, dengan mempertimbangkan
potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta
besaran pendanaan penyelenggaraan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
13
PRINSIP KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN
 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah merupakan subsistem keuangan negara sebagai
konsekuensi tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah
 Pemberian sumber keuangan negara kepada Pemerintahan
Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas
penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah
dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal
 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka
pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi,
dan Tugas Pembantuan
14
Prinsip ”Money Follow Function”
Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan dilakukan berdasarkan
pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pusat
Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah
A P B N A P B D
didanai
dari
didanai
dari
Termasuk kegiatan dekonsentrasi
dan tugas pembantuan
3
4
Pengeluara
n
APBN
untuk
Daerah
5
1
Transfer Daerah (DBH, DAU, DAK, Dana
Otsus dan Dana Penyesuaian)
Subsidi (Energi : BBM dan Listrik, dan
Non Energi : Pangan, Pupuk, Benih,
lainnya)
Dana Dekonsentrasi dan Dana
Tugas Pembantuan
Dana Vertikal di Daerah
Bantuan Langsung ke Masyarakat
(PNPM, BOS, Jamkesmas dan BLT)
Jenis Pengeluaran APBN untuk Daerah
2
www.djpk.depkeu.go.id 15
Note :
 Dana Bagi Hasil merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
 Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai
pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah.
 Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah
dalam rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan membantu
mendukung percepatan pembangunan di daerah
 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan — merupakan
salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan
PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan.
 Desentralisasi adalah suatu bentuk pemberian kewenangan kepada unit-unit atau
pengelola-pengelola dengan tingkat kewenangan yang lebih rendah di dalam
suatu struktur organisasi. Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004, desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus pemerintahan dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia.
Melalui
Angg K/L
Belanja
Pemerintah
Pusat
Transfer
Ke Daerah
Daerah
Pemerintah Pusat
Mendanai
kewenangan
di luar 6 Urusan
Mendanai
kewenangan 6
Urusan
Melalui
Angg
Non K/L
PENDAPATAN
BELANJA
PEMBIAYAAN
APBN
Alur Belanja APBN ke Daerah
DanaVertikal
di Daerah
Hibah
Pinjaman
• Dana Perimbangan
• Dana Otsus dan
Penyesuaian
Dana Dekonsentrasi
DanaTgs Pembantuan
PNPM, BOS, Jamkesmas
Subsidi dan Bantuan
Masuk APBD
17
Mendanai
kewenangan
Daerah
(Desentralisasi)
MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY
Note :
6 Urusan Pemerintah Pusat adalah
1. Politik Luar Negeri;. 2.
Pertahanan;. 3. Keamanan;. 4.
Yustisi;. 5. Moneter dan 6 Fiskal
Nasional;
LOGO
www.djpk.depkeu.go.id 19
1.Dana Insentif Daerah (DID) diberikan kepada daerah yang memiliki kinerja
keuangan dan kinerja ekonomi & kesejahteraan yang baik, serta tetap
mengupayakan terwujudnya good governance dan clean government.
a. Kinerja Keuangan Daerah:
•Persentase peningkatan PAD > rata2 Nasional.
•Peningkatan Opini BPK atas LKPD.
•Ketepatan Waktu Penyampaian APBD.
•Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) < rata2 Nasional dan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) > rata2 Nasional.
b. Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan:
•Pertumbuhan Ekonomi > pertumbuhan ekonomi Nasional.
•Pengurangan Tingkat Kemiskinan > rata2 Nasional .
•Pengurangan Tingkat Pengangguran > rata2 Nasional.
•Tingkat Inflasi < rata2 Nasional.
Dana Insentif Daerah
20
2.Terdapat 54 daerah yang memperoleh DID, terdiri dari 9 provinsi dan
45 kabupaten/kota.
LOGO
www.djpk.depkeu.go.id 21
Hibah ke Daerah
1. Pemerintah dapat memberikan Hibah kepada daerah yang bersumber
dari pendapatan APBN, penerusan pinjaman luar negeri dan/atau
hibah luar negeri.
2. Hibah diprioritaskan untuk menunjang peningkatan fungsi
pemerintahan dan layanan dasar umum, serta pemberdayaan aparatur
daerah.
3. Hibah yang telah dan akan dilaksanakan :
• Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) System Project – JBIC.
• Local Basic Education Capacity (L-BEC – Belanda & UE.
• Hibah Air Minum dan Air Limbah – AusAID.
22
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga
oleh Pemerintah kepada PDAM (1)
1.Pencapaian tujuan peningkatan jumlah penduduk atas akses
sumber air minum yang aman dan berkelanjutan pada tahun 2015.
2.Pemerintah berupaya memperluas akses PDAM terhadap kredit
investasi (Perpres No.29/2009) melalui pemberian:
a.Jaminan sebesar 70% atas kewajiban pembayaran kembali kredit
investasi PDAM kepada bank. Apabila terjadi default/gagal bayar,
selanjutnya dilakukan pembebanan:
Pemerintah menanggung 40% yang selanjutnya diperhitungkan
sebagai pinjaman kepada PDAM.
Pemda menanggung 30%, baik yang berasal dari APBD
dan/atau konversi beban sebagai utang kepada Pemerintah
(apabila Pemda tidak membayar utang tersebut dapat dipotong
dengan DAU dan/atau DBH). Tanggungan tersebut selanjutnya
dapat diperhitungkan sebagai penyertaan
modal/pinjaman/hibah kepada PDAM.
23
b. Subsidi atas bunga yang dikenakan oleh bank.
Penetapan tingkat bunga kredit sebesar BI rate
ditambah paling tinggi 5 %, dengan ketentuan:
Tingkat bunga sebesar BI rate akan ditanggung
PDAM.
Selisih bunga di atas BI rate paling tinggi
sebesar 5% menjadi subsidi yang ditanggung
Pemerintah.
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga
oleh Pemerintah kepada PDAM (2)
24
Pokok-Pokok Kebijakan
UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
25
No. TUJUAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Memperbaiki
Sistem
Pemungutan
Membatasi jenis
pungutan daerah
Closed list
2 Penguatan Local
Taxing Power
Memperluas basis
pungutan daerah
1. Memperluas objek
2. Menambah jenis
3. Menaikkan tarif
maksimum
4. Diskresi
penetapan tarif
3 Meningkatkan
efektivitas
Pengawasan
Mengubah sistem
pengawasan
1. Pengawasan preventif dan
korektif
2. Sanksi
4 Memperbaiki
Sistem
Pengelolaan
Meningkatkan
kualitas penggunaan
hasil pajak daerah
1. Memperbaiki bagi hasil
pajak
2. Mempertegas earmarking
3. Memperbaiki sistem
insentif pemungutan
• Sifat kegiatan non-fisik yaitu
kegiatan yang menghasilkan
keluaran yang tidak menambah
aset tetap.
• Kegiatan non-fisik, antara lain
berupa: sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, fasilitasi, bimbingan
teknis, pelatihan, penyuluhan,
supervisi, penelitian & survey,
pembinaan & pengawasan, serta
pengendalian.
• Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang
menghasilkan keluaran yang menambah aset
tetap.
• Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah,
bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi
dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan
yang bersifat fisik lainnya
- Kegiatan bersifat fisik lainnya antara
lain pengadaan barang habis pakai,
seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan
bibit dan pupuk, atau sejenisnya,
termasuk barang bansos yang diserahkan
kepada masyarakat, serta pemberdayaan
masyarakat.
DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN
• Sebagian kecil Dana Dekon dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas
administratif dan/atau pengadaan input berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap.
• Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis,
dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L.
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
26
Program dan kegiatan yang didanai tertuang dalam RKA-K/L, dan
sepenuhnya dibiayai dari APBN melalui DIPA K/L.
K/L tidak diperkenankan mensyaratkan dana pendamping.
 Dana Dekon dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang
Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur.
 Dana TP (Tugas pembantuan) dilaksanakan setelah adanya
penugasan wewenang Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur/
Bupati/Walikota dan/atau Desa.
Pembebanan APBD hanya digunakan untuk mendanai urusan daerah
yang disinergikan dengan program dan kegiatan yang akan
didekonsentrasikan dan/atau ditugaskan.
27
Prinsip Pendanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
BAPPEDA
(Koordinator)
BADAN KEUANGAN/
KEKAYAAN DAERAH
(Koordinator wilayah)
GUBERNUR
SKPD (DINAS)
LAP. ASPEK MANAJERIAL
(PP 39/2006)
 Perkembangan realisasi
penyerapan dana
 Pencapaian target keluaran
 Kendala yang dihadapi
 Saran tindak lanjut
LAP. ASPEK AKUNTABILITAS
(PP 8/2006 dan PP 6/2006)
 Laporan Realisasi Anggaran
 Neraca
 CatatanAtas Laporan
Keuangan
 Laporan Barang (BMN)
KEMENTERIAN/ LEMBAGA
KEMENTERIAN/ LEMBAGA
KEMENTERIAN/ LEMBAGA
Penggabungan laporan Penggabungan laporan
Bahan Laporan
kepada DPRD
BAPPENAS, KEMKEU,
& KEMDAGRI PRESIDEN
(MELALUI MENKEU)
Bahan LKPP
Bahan Evaluasi
dan Perencanaan
Ketertiban dan Percepatan Laporan Pertanggungjawaban dibutuhkan dalam rangka
Transparansi dan Akuntabilitas LKPP
Koordinasi
Alur Pertanggungjawaban
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
28
29
DANA DEKON  Kegiatan Non Fisik, namun sebagian kecil dananya dapat digunakan untuk mengadakan aset
tetap sebagai penunjang kegiatan
DANA TP  Kegiatan Fisik, dapat ditunjang dengan kegiatan non-fisik
BARANG MILIK
NEGARA (BMN)
Dapat menghasilkan output berupa barang
Sistem
Informasi
dan
akuntansi
BMN
Neraca
Pemerintah
Pusat
DAPAT DIHIBAHKAN KEPADA PEMDA
BARANG
MILIK
DAERAH
(BMD)
Sistem
akuntansi
BMD
Neraca
Pemerintah
Daerah
Berita Acara
Serah terima
Barang
Hapus BMN
Ditatausahakan K/L
Ditatausahakan Pemda
Ketidaktertiban penatausahaan barang hasil Dekon/TP merupakan salah
satu faktor diberikannya opini disclaimer oleh BPK atas LKPP
Apabila dihibahkan
Besarnya dana penunjang memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis dan efisien serta sesuai karakterisitik kegiatan
Pengelolaan
Kekayaan Negara oleh Menkeu
Syarat-syarat Penghibahan:
• Bukan barang rahasia Negara
• Tidak menguasai hajat hidup
orang banyak
• Tidak digunakan lagi oleh K/L
Status Barang Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
LOGO
30
I. Bantuan dan
Perlindungan Sosial
II. Pemberdayaan
Masyarakat/
PNPM Mandiri
III. Pemberdayaan
Usaha Mikro dan
Kecil (UMK)
Tujuan: untuk melakukan pemenuhan hak-hak
dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan
kualitas hidup masyarakat miskin.
Sasaran: Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin,
dan Hampir Miskin
Tujuan: untuk mengembangkan potensi dan
memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin
untuk terlibat dalam pembangunan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan
masyarakat.
Sasaran: Kelompok Rumah Tangga Miskin dan
Hampir Miskin
Tujuan: untuk memberikan akses dan penguatan
ekonomi bagi pelaku usaha skala mikro dan kecil.
Sasaran: Pelaku Usaha Mikro dan Kecil
31
Kelompok Program Penanggulangan
Kemiskinan (Perpres No.13 Tahun 2009)
LOGO
32

More Related Content

Similar to slide 2.pptx

Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahEfry Ghani
 
APBN & APBD 20. Monetary policy can increase employment opportunities by .pptx
APBN & APBD 20.	Monetary policy can increase employment opportunities by  .pptxAPBN & APBD 20.	Monetary policy can increase employment opportunities by  .pptx
APBN & APBD 20. Monetary policy can increase employment opportunities by .pptx
vinatahara1
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Isnu Rahadi Wiratama
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontangMuhammad Amri
 
Expose Dekon Rev
Expose Dekon   RevExpose Dekon   Rev
KEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARAKEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARA
dedikurnia kurnia
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
Ermianus Samaley
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Researcher Syndicate68
 
310 314-2-pb
310 314-2-pb310 314-2-pb
310 314-2-pb
mursal alhakim
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaprimahendra
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
Ary Efendi
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
PPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptx
PPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptxPPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptx
PPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptx
hijrah27
 
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptxTeori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
MuhammadRizky297200
 
APBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptx
APBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptxAPBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptx
APBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptx
indridesiyanti
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
safiq1
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
safiq1
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
STISIPOL Raja Haji
 

Similar to slide 2.pptx (20)

Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
APBN & APBD 20. Monetary policy can increase employment opportunities by .pptx
APBN & APBD 20.	Monetary policy can increase employment opportunities by  .pptxAPBN & APBD 20.	Monetary policy can increase employment opportunities by  .pptx
APBN & APBD 20. Monetary policy can increase employment opportunities by .pptx
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
 
Expose Dekon Rev
Expose Dekon   RevExpose Dekon   Rev
Expose Dekon Rev
 
KEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARAKEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARA
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
 
310 314-2-pb
310 314-2-pb310 314-2-pb
310 314-2-pb
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desa
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 
PPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptx
PPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptxPPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptx
PPT Belanja Kelompok 4 PPKN.pptx
 
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptxTeori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
Teori dan Konsep Keuangan Daerah New 9 September 2011.pptx
 
APBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptx
APBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptxAPBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptx
APBN_APBD_Fungsi_Tujuannya_Serta_Tingkat.pptx
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
 

More from Wawan Kurniadi

Materi 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdf
Materi 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdfMateri 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdf
Materi 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdf
Wawan Kurniadi
 
Kelompok 1 EB-Kasus.pptx
Kelompok 1 EB-Kasus.pptxKelompok 1 EB-Kasus.pptx
Kelompok 1 EB-Kasus.pptx
Wawan Kurniadi
 
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanBab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Wawan Kurniadi
 
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanjaLampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Wawan Kurniadi
 
Topik i
Topik iTopik i

More from Wawan Kurniadi (8)

7.ppt
7.ppt7.ppt
7.ppt
 
2.ppt
2.ppt2.ppt
2.ppt
 
Materi 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdf
Materi 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdfMateri 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdf
Materi 5 AKUNTANSI-PERSEDIAAN.pdf
 
Kelompok 1 EB-Kasus.pptx
Kelompok 1 EB-Kasus.pptxKelompok 1 EB-Kasus.pptx
Kelompok 1 EB-Kasus.pptx
 
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanBab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
 
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanjaLampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
 
Topik i
Topik iTopik i
Topik i
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 

Recently uploaded

bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 

Recently uploaded (17)

bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 

slide 2.pptx

  • 2. 2 Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Penyerahan, pelimpahan, penugasan urusan Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional secara adil, termasuk perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
  • 3. Note :  Prinsip partisipasi adalah mendorong setiap warga menggunakan hak menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis partisipatif ini dilakukan untuk memahami suara masyarakat miskin, laki-laki dan perempuan, tentang masalah kemiskinan yang mereka hadapi serta mengakomodasikan suara masyarakat miskin dalam kebijakan perumusan.  Prinsip akuntabilitas adalah batasan dalam menentukan apakah hal tersebut benar termasuk dalam akuntabilitas atau tidak. Akuntabilitas yang dilaksanakan dengan baik berarti sudah menuruti prinsip tersebut dengan benar.  Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
  • 4. 4 Pengelolaan Diserahkan (desentralisasi) Menteri/pimp lembaga sbg pengguna Dekonsentrasi Instansi vertikal di Daerah Gubernur Tugas Pembantuan Keuangan Negara PUSAT Dikelola dlm APBN DAERAH Dikelola dlm APBD Presiden Sbg Kep. Pemerintahan Bupati Walikota / / Menkeu sbg pengelola Dikuasakan Kekayaan Neg yg dipisahkan: BUMN / penyertaan modal lainnya Kekayaan Daerah yg dipisahkan: BUMD / penyertaan modal lainnya Dikelola dlm Agr Dekon Dikelola secara otonom oleh BUMN / pihak swasta Dikelola secara otonom oleh BUMD / pihak swasta Dikelola dlm Agr Tugas Pemb Pimp Lembaga Tinggi Negara sbg pengguna Pembantu Presiden
  • 5. Note :  Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Contoh : pembangunan pasar  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam sistem negara Kesatuan Republik Indonesia. Contoh : pemerintah daerah yang membantu tugas pemerintah pusat agar pekerjaan lebih efisien dengan cakupan yang lebih meluas.  Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat di daerah. Contoh : Presiden melimpahkan wewenang untuk melaksanakan ASEAN GAMES yang akan diselenggarakan di daerah kepada Gubernur setempat.
  • 6. Note Penyertaan Modal adalah penanaman dana Bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, termasuk penanaman dalam bentuk surat utang. Contoh : bentuk investasi pemerintah daerah pada badan usaha dengan mendapat hak kepemilikan
  • 7. 7 sumber pendanaan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Belanja Surplus/Defisit Penerimaan Pembiayaan Desentralisasi Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah/Desa APBN APBN BHP & BP DAU DAK SILPA Tahun Lalu Dana Cadangan Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Pinjaman Daerah KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL kewenangan APBD Pelaksanaan Kewenangan
  • 8. Note :  Dana perimbangan adalah dana yang ada kaitannya dengan dana yang dialirkan dari APBN untuk kebutuhan daerah otonom.  Dana Alokasi Umum (DAU), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Contoh : belanja pegawai, pembiayaan pembangunan infrastruktur, dll  Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Contoh : Air Minum, Industri Kecil dan Menengah (IKM), Irigasi, Jalan, Perikanan.
  • 9. Note :  Pinjaman daerah dilakukan untuk memberikan alternatif sumber pembiayaan bagi pemerintah daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman. Namun demikian, mengingat pinjaman memiliki berbagai risiko seperti risiko kesinambungan fiskal, risiko tingkat bunga, risiko pembiayaan kembali, risiko kurs, dan risiko operasional, maka Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal nasional menetapkan batas-batas dan rambu-rambu pinjaman daerah.  Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk keperluan tempat di dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
  • 10. didiksusetyo 10 Formula DAU (UU No.33/2004) DAU = AD + Celah Fiskal (CF) AD = Alokasi Dasar CF = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF) Dimana : DAU : Dana Alokasi Umum ; AD : Alokasi Dasar dihitung berdasarkan gaji PNS Daerah ; CF : Celah Fiskal ;
  • 11. 11 Pelaksanaan Kewenangan Kewenangan Daerah : • Kewenangan Wajib • Kewenangan Lainnya Tujuan Otda dan Desentralisasi Fiskal : • Mempercepat terwujudnya kesejahteraan dan keadilan masyarakat • Mengurangi kesenjangan • Mendorong investasi daerah Melalui : • Peningkatan Pelayanan (Public Service Obligation/PSO) • Pemberdayaan Masyarakat (partisipasi dan demokrasi) • Peningkatan daya saing Daerah Sarana : • Good Governance • Reformasi Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah (Anggaran kinerja dan pelaporan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan/SAP) • Standar Pelayanan Minimum (SPM) • SAP
  • 12. 12 . Pasal 1 UU 33/2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah adalah Suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
  • 13. 13 PRINSIP KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN  Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah  Pemberian sumber keuangan negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal  Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan
  • 14. 14 Prinsip ”Money Follow Function” Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan dilakukan berdasarkan pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pusat Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah A P B N A P B D didanai dari didanai dari Termasuk kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
  • 15. 3 4 Pengeluara n APBN untuk Daerah 5 1 Transfer Daerah (DBH, DAU, DAK, Dana Otsus dan Dana Penyesuaian) Subsidi (Energi : BBM dan Listrik, dan Non Energi : Pangan, Pupuk, Benih, lainnya) Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Dana Vertikal di Daerah Bantuan Langsung ke Masyarakat (PNPM, BOS, Jamkesmas dan BLT) Jenis Pengeluaran APBN untuk Daerah 2 www.djpk.depkeu.go.id 15
  • 16. Note :  Dana Bagi Hasil merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi  Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah.  Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan membantu mendukung percepatan pembangunan di daerah  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan — merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan.  Desentralisasi adalah suatu bentuk pemberian kewenangan kepada unit-unit atau pengelola-pengelola dengan tingkat kewenangan yang lebih rendah di dalam suatu struktur organisasi. Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia.
  • 17. Melalui Angg K/L Belanja Pemerintah Pusat Transfer Ke Daerah Daerah Pemerintah Pusat Mendanai kewenangan di luar 6 Urusan Mendanai kewenangan 6 Urusan Melalui Angg Non K/L PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN APBN Alur Belanja APBN ke Daerah DanaVertikal di Daerah Hibah Pinjaman • Dana Perimbangan • Dana Otsus dan Penyesuaian Dana Dekonsentrasi DanaTgs Pembantuan PNPM, BOS, Jamkesmas Subsidi dan Bantuan Masuk APBD 17 Mendanai kewenangan Daerah (Desentralisasi) MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY
  • 18. Note : 6 Urusan Pemerintah Pusat adalah 1. Politik Luar Negeri;. 2. Pertahanan;. 3. Keamanan;. 4. Yustisi;. 5. Moneter dan 6 Fiskal Nasional;
  • 20. 1.Dana Insentif Daerah (DID) diberikan kepada daerah yang memiliki kinerja keuangan dan kinerja ekonomi & kesejahteraan yang baik, serta tetap mengupayakan terwujudnya good governance dan clean government. a. Kinerja Keuangan Daerah: •Persentase peningkatan PAD > rata2 Nasional. •Peningkatan Opini BPK atas LKPD. •Ketepatan Waktu Penyampaian APBD. •Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) < rata2 Nasional dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) > rata2 Nasional. b. Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan: •Pertumbuhan Ekonomi > pertumbuhan ekonomi Nasional. •Pengurangan Tingkat Kemiskinan > rata2 Nasional . •Pengurangan Tingkat Pengangguran > rata2 Nasional. •Tingkat Inflasi < rata2 Nasional. Dana Insentif Daerah 20 2.Terdapat 54 daerah yang memperoleh DID, terdiri dari 9 provinsi dan 45 kabupaten/kota.
  • 22. Hibah ke Daerah 1. Pemerintah dapat memberikan Hibah kepada daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, penerusan pinjaman luar negeri dan/atau hibah luar negeri. 2. Hibah diprioritaskan untuk menunjang peningkatan fungsi pemerintahan dan layanan dasar umum, serta pemberdayaan aparatur daerah. 3. Hibah yang telah dan akan dilaksanakan : • Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) System Project – JBIC. • Local Basic Education Capacity (L-BEC – Belanda & UE. • Hibah Air Minum dan Air Limbah – AusAID. 22
  • 23. Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah kepada PDAM (1) 1.Pencapaian tujuan peningkatan jumlah penduduk atas akses sumber air minum yang aman dan berkelanjutan pada tahun 2015. 2.Pemerintah berupaya memperluas akses PDAM terhadap kredit investasi (Perpres No.29/2009) melalui pemberian: a.Jaminan sebesar 70% atas kewajiban pembayaran kembali kredit investasi PDAM kepada bank. Apabila terjadi default/gagal bayar, selanjutnya dilakukan pembebanan: Pemerintah menanggung 40% yang selanjutnya diperhitungkan sebagai pinjaman kepada PDAM. Pemda menanggung 30%, baik yang berasal dari APBD dan/atau konversi beban sebagai utang kepada Pemerintah (apabila Pemda tidak membayar utang tersebut dapat dipotong dengan DAU dan/atau DBH). Tanggungan tersebut selanjutnya dapat diperhitungkan sebagai penyertaan modal/pinjaman/hibah kepada PDAM. 23
  • 24. b. Subsidi atas bunga yang dikenakan oleh bank. Penetapan tingkat bunga kredit sebesar BI rate ditambah paling tinggi 5 %, dengan ketentuan: Tingkat bunga sebesar BI rate akan ditanggung PDAM. Selisih bunga di atas BI rate paling tinggi sebesar 5% menjadi subsidi yang ditanggung Pemerintah. Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah kepada PDAM (2) 24
  • 25. Pokok-Pokok Kebijakan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) 25 No. TUJUAN STRATEGI KEBIJAKAN 1 Memperbaiki Sistem Pemungutan Membatasi jenis pungutan daerah Closed list 2 Penguatan Local Taxing Power Memperluas basis pungutan daerah 1. Memperluas objek 2. Menambah jenis 3. Menaikkan tarif maksimum 4. Diskresi penetapan tarif 3 Meningkatkan efektivitas Pengawasan Mengubah sistem pengawasan 1. Pengawasan preventif dan korektif 2. Sanksi 4 Memperbaiki Sistem Pengelolaan Meningkatkan kualitas penggunaan hasil pajak daerah 1. Memperbaiki bagi hasil pajak 2. Mempertegas earmarking 3. Memperbaiki sistem insentif pemungutan
  • 26. • Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap. • Kegiatan non-fisik, antara lain berupa: sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian & survey, pembinaan & pengawasan, serta pengendalian. • Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah aset tetap. • Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya - Kegiatan bersifat fisik lainnya antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya, termasuk barang bansos yang diserahkan kepada masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat. DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN • Sebagian kecil Dana Dekon dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap. • Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 26
  • 27. Program dan kegiatan yang didanai tertuang dalam RKA-K/L, dan sepenuhnya dibiayai dari APBN melalui DIPA K/L. K/L tidak diperkenankan mensyaratkan dana pendamping.  Dana Dekon dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur.  Dana TP (Tugas pembantuan) dilaksanakan setelah adanya penugasan wewenang Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur/ Bupati/Walikota dan/atau Desa. Pembebanan APBD hanya digunakan untuk mendanai urusan daerah yang disinergikan dengan program dan kegiatan yang akan didekonsentrasikan dan/atau ditugaskan. 27 Prinsip Pendanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
  • 28. BAPPEDA (Koordinator) BADAN KEUANGAN/ KEKAYAAN DAERAH (Koordinator wilayah) GUBERNUR SKPD (DINAS) LAP. ASPEK MANAJERIAL (PP 39/2006)  Perkembangan realisasi penyerapan dana  Pencapaian target keluaran  Kendala yang dihadapi  Saran tindak lanjut LAP. ASPEK AKUNTABILITAS (PP 8/2006 dan PP 6/2006)  Laporan Realisasi Anggaran  Neraca  CatatanAtas Laporan Keuangan  Laporan Barang (BMN) KEMENTERIAN/ LEMBAGA KEMENTERIAN/ LEMBAGA KEMENTERIAN/ LEMBAGA Penggabungan laporan Penggabungan laporan Bahan Laporan kepada DPRD BAPPENAS, KEMKEU, & KEMDAGRI PRESIDEN (MELALUI MENKEU) Bahan LKPP Bahan Evaluasi dan Perencanaan Ketertiban dan Percepatan Laporan Pertanggungjawaban dibutuhkan dalam rangka Transparansi dan Akuntabilitas LKPP Koordinasi Alur Pertanggungjawaban Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 28
  • 29. 29 DANA DEKON  Kegiatan Non Fisik, namun sebagian kecil dananya dapat digunakan untuk mengadakan aset tetap sebagai penunjang kegiatan DANA TP  Kegiatan Fisik, dapat ditunjang dengan kegiatan non-fisik BARANG MILIK NEGARA (BMN) Dapat menghasilkan output berupa barang Sistem Informasi dan akuntansi BMN Neraca Pemerintah Pusat DAPAT DIHIBAHKAN KEPADA PEMDA BARANG MILIK DAERAH (BMD) Sistem akuntansi BMD Neraca Pemerintah Daerah Berita Acara Serah terima Barang Hapus BMN Ditatausahakan K/L Ditatausahakan Pemda Ketidaktertiban penatausahaan barang hasil Dekon/TP merupakan salah satu faktor diberikannya opini disclaimer oleh BPK atas LKPP Apabila dihibahkan Besarnya dana penunjang memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis dan efisien serta sesuai karakterisitik kegiatan Pengelolaan Kekayaan Negara oleh Menkeu Syarat-syarat Penghibahan: • Bukan barang rahasia Negara • Tidak menguasai hajat hidup orang banyak • Tidak digunakan lagi oleh K/L Status Barang Hasil Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
  • 31. I. Bantuan dan Perlindungan Sosial II. Pemberdayaan Masyarakat/ PNPM Mandiri III. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Tujuan: untuk melakukan pemenuhan hak-hak dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin. Sasaran: Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin Tujuan: untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. Sasaran: Kelompok Rumah Tangga Miskin dan Hampir Miskin Tujuan: untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha skala mikro dan kecil. Sasaran: Pelaku Usaha Mikro dan Kecil 31 Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan (Perpres No.13 Tahun 2009)