SlideShare a Scribd company logo
RIRIN WULANDARY
DITA AKHMALA
RONY GULMA
MUH. ANSHAR UMAR
ANDI MARDIYANI
Pokok Bahasan
Demam Typhoid?
Demam tifoid atau thypoid fever atau thypus
abdominalis merupakan penyakit infeksi akut
pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhii, ditandai gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan.
Klasifikasi
klasifikasi bakteri salmonella typhi :
Kerajaan : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi
Morfologi
Bentuk : batang
Sifat : Gram-negatif,
enterobacteria non-spora
Diameter : ± 0,7-1,5 pm
Panjang : 2-5 pm, flagela
yang berproyek di segala
penjuru (yaitu peritrichous).
Enterobacteria dan patogen
sejati.
Patogenesis dan Patologi
Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman
yang terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus
mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama
plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah
menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat
pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju
organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa.
Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit
retikuloendotelial sistem (RES) dan kuman yang tidak
difagosit berkembang biak.
Gejala
1. Suhu tinggi yang mencapai 39-40◦C hingga
seminggu
2. Sakit Kepala
3. Nyeri otot
4. Mual berat hingga muntah
5. Sakit perut
6. Perasaan sakit
7. Kehilangan nafsu makan
8. Diare atau mencret
9. Ruam terdiri dari bintik-bintik merah muda kecil
10. kelelahan
Penularan
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis
berupa demam, gangguan gastroentestinal, dan
mungkin disertai perubahan atau gangguan
kesadaran, dengan kriteria ini maka seorang klinisi
dapat membuat diagnosis tersangka tifoid.
Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi S. typhi
dari darah.
Epidemiologi
Di Asia diperkirakan sebanyak 13 juta kasus setiap
tahunnya. Suatu laporan di Indonesia diperoleh sekitar
310 – 800 per 100.000 sehingga setiap tahun
didapatkan antara 620.000 – 1.600.000 kasus. Demam
tifoid di Indonesia masih merupakan penyakit
endemik, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.
Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan
konon anak perempuan lebih sering terserang.
Peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5
tahun.
Pencegahan
Penyediaan sumber air minum yang baik
Penyediaan jamban yang sehat
Sosialisasi budaya cuci tangan
merebus air sampai mendidih sebelum diminum
Pemberantasan lalat
Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman
Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui
Imunisasi
Pengobatan
Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan
mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian,
faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus
berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun,
kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan. Beberapa
dokter ada yang memilih obat antibiotika seperti ampicillin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin,
dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan
menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan
Infus.
Disentri?
Disentri merupakan peradangan pada usus
besar oleh bakteri Shigella dysentriae.
Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan
mengakibatkan pembengkakan hingga
menimbulkan luka dan peradangan pada
dinding usus besar.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Species : Shigella dysentriae
Morfologi
Bentuk: Batang ramping,
bulat, transparan dengan
pinggir-pinggir utuh
Sifat : tidak berkapsul, tidak
bergerak, tidak membentuk
spora, gram negatif.
Diameter : 2mm dalam 24
jam
Patogenesis dan Patologi
Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai
gangguan yang ditandai dengan peradangan usus ,
terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan
buang air besar yang sering mengandung darah dan
lender. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus
besar manusia, dimana kuman tersebut dapat
menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis
selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam
darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit
yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103
organisme.
Gejala
 Diare mendadak yang disertai darah dan lendir
dalam tinja.
 Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
 Muntah-muntah.
 Anoreksia.
 Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
 Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai
ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi,
kaku kuduk, halusinasi).
Penularan
Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi
melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh
tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan,
permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan
oleh seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang
menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella
seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari-
jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi.
Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat
yang kontak dengan tinja yang terinfeksi.
Diagnosis
Diagnosis penyakit disentri dapat di tegakkan dengan pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaa ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat
penting.Biasanya tinja berbau busuk,berlendir dan bercampur darah.
Pemeriksaan ini meliputi :
Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk
tropozoit dan kista dalam tinja
Benzidin test
Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal
2. Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD)
3. Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-kadang di
temukan leukopenia
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah.
Setiap tahunnya kurang dari 500.000 kasus yang
dilaporkan ke Centers for Disease Control (CDC). Di
Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun
(1990-1992) tercatat di catatan medis, dari 748 kasus yang
dirawat karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh
disentri basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
di beberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni 1998 sampai
dengan Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare
berat, ditemukan 5% Shigella.
Pencegahan
 Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci
tangan dengan sabun secara teratur dan teliti.
 Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
 Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak
menyiapkan makanan.
 Memasak makanan sampai matang.
 Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
 Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
 Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
Pengobatan
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit
akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk
menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap
dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral .
Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan
menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-
sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa
Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi
karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk
melawan shigellosis ringan
Difteri?
Difteri adalah penyakit menular akut yang
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Difteri ini dapat menular melalui droplet
pernafasan (seperti ketika batuk atau bersin) dari
orang yang terinfeksi apabila dihirup oleh orang sehat
maka orang tersebut dapat tertular. Difteri ini juga
dapat ditularkan melalui benda-benda yang
terkontaminasi dari makanan seperti susu yang
terkontaminasi.
Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Famili : Corynebacteriaceae
Genus : Corynebacterium
Spesies : C. diphtheriae
Morfologi
Kuman ini berbentuk
batang gram negatif,
berukuran 2 – 4π x
0,6π, bergerak. Tidak
bersimpai dan tidak
berspora, tetapi
memiliki fimbria.
Patogenesis dan Patologi
Penyakit difteri timbul dimulai dengan
masuknya basil Corynebacterium diphteriae ke
dalam hidung atau mulut, dan bekembang pada
mukosa saluran napas bagian atas terutama
daerah tonsil, kadang-kadang di daerah kulit,
konjungtiva, atau genital. Basil kemudian akan
memproduksi eksotoksin.
Gejala
Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi
tenggorokan dan tonsil ( ciri khas )
Sakit tenggorokan dan suara serak
Sakit ketika menelan
Kelenjar getah bening di leher membengkak
Kesulitan bernafas dan nafas cepat
Keluar cairan dari hidung
Demam dan menggigil
Malaise
Penularan
Diagnosis
Diagnosis pasti berdasarkan ditemukannya
Corynebacterium diphteriae baik dalam
pemeriksaan mikroskopis secara langsung ataupun
perkembangbiakan dari lesinya. Kelainan
laboratorium yang dapat membantu diagnosis
adalah adanya anemia, leukositosis, hipoglikemia,
glikosuria. Pemeriksaan terhadap imunitas : shick
test. Bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
antibody terhadap toksin difteri.
Epidemiologi
Distribusi penyakit ini di seluruh dunia, terutama di Negara-
negara miskin, yang penduduknya tinggal pada tempat-tempat
yang hygiene dan sanitasinya jelek, dan fasilitas kesehatannya
kurang.
Golongan umur yang sering terserang adalah 2-10 tahun.
Penularan terjadi jika terkena kontak dengan penderita difteri
atau carrier difteri. Basil ditularkan dengan kontak secara
langsung melalui batuk, bersin atau berbicara, dan kontak tak
langsung melalui debu, baju, buku atau makanan yang
terkontaminasi. Carrier difteri merupakan sumber penularan
yang berbahaya karena bersifat silent dan tidak dikenal.
Pencegahan
Cara yang paling baik untuk pencegahan yaitu pemberian
imunisasi aktif. Cara pemberian adalah sebagai berikut;
Imunisasi primer :
Berdasarkan umur anak dibagi atas 2 bagian, yaitu
Anak berumur 6 minggu sampai 6 tahun
Anak berumur 7 tahun atau lebih
Imunisasi booster:
Anak berumur 6 minggu sampai 6 bulan
Anak berumur 7 tahun atau lebih diberi booster setiap 10
tahun.
Pengobatan
Isolasi
Istirahat di tempat tidur minimal 2-3 minggu
Makan lunak,cair
Kebersihan jalan napas dan pengisapan lendir
biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan antitoksin, yaitu:
Eritromisin (oral atau dengan suntikan) selama 14 hari (40 mg /
kg per hari dengan maksimum 2 g / d), atau
Prokain penisilin G diberikan intramuskuler selama 14 hari
(300.000 U / hari untuk pasien dengan berat <10 kg dan 600.000
U / hari untuk orang dengan berat> 10 kg). Pasien dengan alergi
terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan
rifampisin atau klindamisin.
Contoh Penderita Difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri

More Related Content

What's hot

Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesMulkan Fadhli
 
213941431 mc farland
213941431 mc farland213941431 mc farland
213941431 mc farland
premaysari
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
dewisetiyana52
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systempdspatologikliniksby
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
jundizg
 
Ppt virologi
Ppt virologiPpt virologi
Ppt virologi
Ratnauli Sianturi
 
Pengendalian vektor
Pengendalian vektorPengendalian vektor
Pengendalian vektor
Ine Dwi Juniar Kurniawati
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
Ratna Kristiani
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
gusti dani
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Google
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Rukmana Suharta
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
hersu12345
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
pure chems
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
Valentina Frebianti
 
Materi imun MHC
Materi imun MHCMateri imun MHC
Materi imun MHC
Siskha Noor Komala
 
Soal hipersensitivitas aulia
Soal hipersensitivitas auliaSoal hipersensitivitas aulia
Soal hipersensitivitas aulia
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
213941431 mc farland
213941431 mc farland213941431 mc farland
213941431 mc farland
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
 
Ppt virologi
Ppt virologiPpt virologi
Ppt virologi
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Pengendalian vektor
Pengendalian vektorPengendalian vektor
Pengendalian vektor
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Materi imun MHC
Materi imun MHCMateri imun MHC
Materi imun MHC
 
Soal hipersensitivitas aulia
Soal hipersensitivitas auliaSoal hipersensitivitas aulia
Soal hipersensitivitas aulia
 

Viewers also liked

Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
Anjani Hidayah
 
Salmonella
SalmonellaSalmonella
Salmonella
jugheadbar
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
octo zulkarnain
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidNova Ci Necis
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
Sri Nala
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
Della Marlis
 
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruriKuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Febriyudhaak
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
Sri Nala
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoidejjariza
 
Demam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaDemam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthia
Cynthia Natalia
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
Nur Djufry
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
Kusuma Wijayanti
 
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
Daniel Manaog
 

Viewers also liked (17)

Pa disentri
Pa   disentriPa   disentri
Pa disentri
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Leaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoidLeaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoid
 
Salmonella
SalmonellaSalmonella
Salmonella
 
Difteri miguel
Difteri miguel Difteri miguel
Difteri miguel
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruriKuliah pendahuluan 234 dr. ruri
Kuliah pendahuluan 234 dr. ruri
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 
Demam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaDemam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthia
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
 
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
K-12 Module in T.L.E. Grade 8 Second Grading (Handicrafts)
 

Similar to Demam Typhoid, disentri, difteri

Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Emir Firdaus
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
Desiana Ika Listiani
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksi
Emmy Kardinasari
 
Penyakit bakteri
Penyakit bakteriPenyakit bakteri
Penyakit bakteri
Pia Rohdina
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
Silky Tanaffasya
 
INFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIRINFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIR
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptxPenyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
isnainulfahmi
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
Ida Djafar
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
andrikhakim2
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Aries Kuncoro
 
Pwr Point Penyakit
Pwr Point PenyakitPwr Point Penyakit
Pwr Point Penyakitezy eina
 
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyakit Yang Disebabkan Oleh BakteriPenyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Jasmine Rahma Amalia
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
FELIXDEO
 
Psikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anakPsikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anakadzanika
 
Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Infeksi asal air (mikrobiologi air)Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Yusril Bagindo
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
Encepal Cere
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusDuniaShare
 
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdfscribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
IipAhmad
 
Tifoid
TifoidTifoid

Similar to Demam Typhoid, disentri, difteri (20)

Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksi
 
Penyakit bakteri
Penyakit bakteriPenyakit bakteri
Penyakit bakteri
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
INFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIRINFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIR
 
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptxPenyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
Penyakit menular persentasi untuk berbagi.pptx
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
 
Pwr Point Penyakit
Pwr Point PenyakitPwr Point Penyakit
Pwr Point Penyakit
 
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyakit Yang Disebabkan Oleh BakteriPenyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
Psikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anakPsikologi penyakit anak
Psikologi penyakit anak
 
IKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadiIKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadi
 
Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Infeksi asal air (mikrobiologi air)Infeksi asal air (mikrobiologi air)
Infeksi asal air (mikrobiologi air)
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
 
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdfscribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
scribd.vdownloaders.com_penyakit-yang-sering-pada-anak (2).pdf
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 

Recently uploaded

CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 

Recently uploaded (20)

CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 

Demam Typhoid, disentri, difteri

  • 1. RIRIN WULANDARY DITA AKHMALA RONY GULMA MUH. ANSHAR UMAR ANDI MARDIYANI
  • 3. Demam Typhoid? Demam tifoid atau thypoid fever atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhii, ditandai gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan.
  • 4. Klasifikasi klasifikasi bakteri salmonella typhi : Kerajaan : Bakteria Filum : Proteobakteria Kelas : Gamma proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Genus : Salmonella Spesies : Salmonella typhi
  • 5. Morfologi Bentuk : batang Sifat : Gram-negatif, enterobacteria non-spora Diameter : ± 0,7-1,5 pm Panjang : 2-5 pm, flagela yang berproyek di segala penjuru (yaitu peritrichous). Enterobacteria dan patogen sejati.
  • 6. Patogenesis dan Patologi Kuman Salmonella masuk bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit retikuloendotelial sistem (RES) dan kuman yang tidak difagosit berkembang biak.
  • 7. Gejala 1. Suhu tinggi yang mencapai 39-40◦C hingga seminggu 2. Sakit Kepala 3. Nyeri otot 4. Mual berat hingga muntah 5. Sakit perut 6. Perasaan sakit 7. Kehilangan nafsu makan 8. Diare atau mencret 9. Ruam terdiri dari bintik-bintik merah muda kecil 10. kelelahan
  • 9. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastroentestinal, dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran, dengan kriteria ini maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis tersangka tifoid. Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi S. typhi dari darah.
  • 10. Epidemiologi Di Asia diperkirakan sebanyak 13 juta kasus setiap tahunnya. Suatu laporan di Indonesia diperoleh sekitar 310 – 800 per 100.000 sehingga setiap tahun didapatkan antara 620.000 – 1.600.000 kasus. Demam tifoid di Indonesia masih merupakan penyakit endemik, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang. Peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.
  • 11. Pencegahan Penyediaan sumber air minum yang baik Penyediaan jamban yang sehat Sosialisasi budaya cuci tangan merebus air sampai mendidih sebelum diminum Pemberantasan lalat Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui Imunisasi
  • 12. Pengobatan Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan. Beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
  • 13. Disentri? Disentri merupakan peradangan pada usus besar oleh bakteri Shigella dysentriae. Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar.
  • 14. Klasifikasi Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Shigella Species : Shigella dysentriae
  • 15. Morfologi Bentuk: Batang ramping, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh Sifat : tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora, gram negatif. Diameter : 2mm dalam 24 jam
  • 16. Patogenesis dan Patologi Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lender. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103 organisme.
  • 17. Gejala  Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja.  Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.  Muntah-muntah.  Anoreksia.  Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.  Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
  • 18. Penularan Shigellosis sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan, permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh seseorang yang terinfeksi. Misalnya, anak-anak yang menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh shigella seperti toilet atau mainan dan kemudian memasukkan jari- jari mereka di mulut maka mereka bisa menjadi terinfeksi. Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja yang terinfeksi.
  • 19. Diagnosis Diagnosis penyakit disentri dapat di tegakkan dengan pemeriksaan penunjang: 1. Pemeriksaan tinja Pemeriksaa ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting.Biasanya tinja berbau busuk,berlendir dan bercampur darah. Pemeriksaan ini meliputi : Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk tropozoit dan kista dalam tinja Benzidin test Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal 2. Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD) 3. Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-kadang di temukan leukopenia
  • 20. Epidemiologi Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya kurang dari 500.000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease Control (CDC). Di Bagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun (1990-1992) tercatat di catatan medis, dari 748 kasus yang dirawat karena diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan 5% Shigella.
  • 21. Pencegahan  Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti.  Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.  Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan.  Memasak makanan sampai matang.  Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.  Mengatur pembuangan sampah dengan baik.  Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
  • 22. Pengobatan Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral . Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim- sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan
  • 23. Difteri? Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri ini dapat menular melalui droplet pernafasan (seperti ketika batuk atau bersin) dari orang yang terinfeksi apabila dihirup oleh orang sehat maka orang tersebut dapat tertular. Difteri ini juga dapat ditularkan melalui benda-benda yang terkontaminasi dari makanan seperti susu yang terkontaminasi.
  • 24. Klasifikasi Kerajaan : Bacteria Filum : Actinobacteria Ordo : Actinomycetales Famili : Corynebacteriaceae Genus : Corynebacterium Spesies : C. diphtheriae
  • 25. Morfologi Kuman ini berbentuk batang gram negatif, berukuran 2 – 4π x 0,6π, bergerak. Tidak bersimpai dan tidak berspora, tetapi memiliki fimbria.
  • 26. Patogenesis dan Patologi Penyakit difteri timbul dimulai dengan masuknya basil Corynebacterium diphteriae ke dalam hidung atau mulut, dan bekembang pada mukosa saluran napas bagian atas terutama daerah tonsil, kadang-kadang di daerah kulit, konjungtiva, atau genital. Basil kemudian akan memproduksi eksotoksin.
  • 27. Gejala Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil ( ciri khas ) Sakit tenggorokan dan suara serak Sakit ketika menelan Kelenjar getah bening di leher membengkak Kesulitan bernafas dan nafas cepat Keluar cairan dari hidung Demam dan menggigil Malaise
  • 29. Diagnosis Diagnosis pasti berdasarkan ditemukannya Corynebacterium diphteriae baik dalam pemeriksaan mikroskopis secara langsung ataupun perkembangbiakan dari lesinya. Kelainan laboratorium yang dapat membantu diagnosis adalah adanya anemia, leukositosis, hipoglikemia, glikosuria. Pemeriksaan terhadap imunitas : shick test. Bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap toksin difteri.
  • 30. Epidemiologi Distribusi penyakit ini di seluruh dunia, terutama di Negara- negara miskin, yang penduduknya tinggal pada tempat-tempat yang hygiene dan sanitasinya jelek, dan fasilitas kesehatannya kurang. Golongan umur yang sering terserang adalah 2-10 tahun. Penularan terjadi jika terkena kontak dengan penderita difteri atau carrier difteri. Basil ditularkan dengan kontak secara langsung melalui batuk, bersin atau berbicara, dan kontak tak langsung melalui debu, baju, buku atau makanan yang terkontaminasi. Carrier difteri merupakan sumber penularan yang berbahaya karena bersifat silent dan tidak dikenal.
  • 31. Pencegahan Cara yang paling baik untuk pencegahan yaitu pemberian imunisasi aktif. Cara pemberian adalah sebagai berikut; Imunisasi primer : Berdasarkan umur anak dibagi atas 2 bagian, yaitu Anak berumur 6 minggu sampai 6 tahun Anak berumur 7 tahun atau lebih Imunisasi booster: Anak berumur 6 minggu sampai 6 bulan Anak berumur 7 tahun atau lebih diberi booster setiap 10 tahun.
  • 32. Pengobatan Isolasi Istirahat di tempat tidur minimal 2-3 minggu Makan lunak,cair Kebersihan jalan napas dan pengisapan lendir biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan antitoksin, yaitu: Eritromisin (oral atau dengan suntikan) selama 14 hari (40 mg / kg per hari dengan maksimum 2 g / d), atau Prokain penisilin G diberikan intramuskuler selama 14 hari (300.000 U / hari untuk pasien dengan berat <10 kg dan 600.000 U / hari untuk orang dengan berat> 10 kg). Pasien dengan alergi terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan rifampisin atau klindamisin.