Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi batu bata, termasuk definisi, ukuran, pasangan, dan persyaratan pekerjaan pasangan bata. Diberikan pula contoh perhitungan jumlah batu bata yang dibutuhkan untuk 1 meter persegi dinding berdasarkan ukuran batu bata tertentu.
2. Konstruksi batu bata adalah penyusunan
batu bata yang saling dilekatkan
sehingga membentuk sebuah bangunan
yang diharapkan. Adapun pelaksanaan
konstruksi batu bata ini sangat
bergantung dari gambar konstruksi yang
dibuat.
3. Bagian dari batu bata yang terdiri dari 6 sisi
mempunyai nama sendiri-sendiri. Bagian yang lebar
dikatakan bidang datar, yang memanjang dikatakan
strek, yang melebar dikatakan kop dan tinggi
dikatakan tebal batu bata. Sedangkan spesi untuk
melapisi/merekatkan batu bata yang satu dan lainnya
dikatakan 1 voeg, dimana ketebalannya ± 1 cm.
4. Satuan ukuran batu bata adalah
1 batu = streek
½ batu = kop
Ukuran mutlak : 1 strek = 2 kop + 1 voeg
Ukuran tidak mutlak : 1 kop = 2 tebal + 1
voeg.
Untuk bangunan, ukuran standard yang
biasa dipergunakan adalah :
Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal
52 mm
Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal
50 mm
5.
6.
7. Pasangan batu bata adalah bahan batuan
yang disusun dengan menggunakan adukan
sebagai perekat sehingga membentuk
konstruksi bangunan tertentu.
Pasangan bata atau ikatan bata adalah
susunan beberapa buah bata yang diikat
menjadi satu kesatuan dengan
menggunakan bahan perekat yang di sebut
spasi.Tebal perekat pasangan bata
umumnya tipis, yaitu antara 1 –1,5 cm.
8. Perekat untuk pasangan bata dapat
dibuat dari campuran bahan-bahan
sebagai berikut:
a. untuk pasangan bata biasa
1 kapur : 1 semen merah : 2 pasir
b. untuk pasangan bata keras
1 semen (PC) : 5 pasir
c. untuk pasangan bata kedap air
1 semen (PC) : 2 pasir
9. Plesteran adalah lapisan penutup pada
pasangan bata yang telah selesai dipasang.
Plesteran berguna untuk melindungi bata-bata
dari kerusakan oleh alam maupun benturan-
benturan dan juga untuk keindahan.
Sponneng adalah plesteran di sekitar gagang
pintu atau jendela dan pada ujung-ujung
tembok.
Transraam adalah pasangan bata paling
bawah yang kedap air untuk mencegah
naiknya air dari bawah secara kapiler ke atas.
Transraam dipasang setinggi 40 cm, yaitu 20
cm di bawah lantai dan 20 cm di atas lantai.
10. Dinding 1/2 batu: tebal dinding = L,
paling sering dilaksanakan
Dinding 1 batu: tebal dinding = 2 L = P
Dinding 1 1/2 batu: tebal dinding = 3 L =
P+L
Dinding 2 batu: tebal dinding = 4 L = 2P
Dinding 2 1/2 batu: tebal dinding = 5 L =
2P+L, dst.
11.
12. syarat yang harus diperhatikan untuk pekerjaan pasangan
bata sebagai berikut :
a. bata yang akan dipasang dibasahi dulu dengan air sampai
kenyang atau sampai gelembung udara dalam bata keluar
semua,
b. pecahan bata yang kurang dari separo tidak boleh digunakan,
c. pemasangan bata harus dimulai dari sudut-sudut pertemuan,
persilangan atau kolom-kolom beton, supaya ikatan dan
susunannya dapat tepat menurut peraturan,
d. tidak boleh ada perekat-tegak yang merupakan satu garis lurus
menerus dari bawah sampai atas,
e. pekerjaan pasangan bata dalam 1 hari sebaiknya tidak lebih
dari 1 meter tinggi, hal ini untuk mencegah agar perekat datar
yang berada di bawah yang belum mengeras, tidak melorot
keluar, dan
f. pasangan bata yang masih baru harus selalu dibasahi dengan air
selama 1 minggu setelah bata dipasang, hal ini untuk mencegah
susut pengerasan dari bahan perekat secara cepat.
13. Contoh : ukuran panjang 230 mm, lebar 110 mm dan
tebal 50 mm.
Jawab :
Panjang batu bata merah didapat = 230 mm, tebal /
tinggi = 50 mm. misalnya spesi mortalnya 20 mm
Nilai efisiensi 1 buah batu bata merah yang telah
dilapisi spesi mortal tersebut menjadi panjang = 230
mm + 20 mm = 250 mm dan tinggi = 50 mm + 20 mm =
70 mm
Luas efisiensi 1 buah batu bata merah = panjang x
tinggi = 0,25 x 0,07 ( satuan diubah menjadi meter ) =
0,0175 m2
Jadi jumlah batu bata merah per m2 = 1 m2 / 0,0175 m2
= 58 buah.