SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Disusun oleh: 
1. Dhea Rizki Ramadhanti (13) 
2. Dika Wahyu Pratama (14) 
3. Frida Anastasia (15) 
4. Ganar Afrian (16) 
5. Gilang Bagus Abadi (17) 
6. Inkaana Bi Haqqi (18)
 Pengertian IBG 
 Pengertian ilmu bangunan adalah suatu cabang ilmu 
pengetahuan yang khusus mempelajari tentang 
bagaimana mendata, mendesain, melaksanakan dan 
memelihara bangunan. Intinya ialah mencaritahu 
bagaimana cara membangun dengan mudah,kuat, 
murah, kualitas bagus dan tahan lama.
Jenis bangunan dapat dibedakan menjadi: 
a. Bangunan teknik sipil kering, antara lain meliputi: 
bangunan rumah, gedung-gedung,monumen, pabrik, 
gereja, masjid dan sebagainya. 
b. Bangunan teknik sipil basah, antara lain meliputi: 
bendungan, bangunan irigasi, saluran air, dermaga 
pelabuhan, turap-turap, jembatan dan sebagainya.
 Fungsi pembuatan bangunan yang terpenting ialah 
agar setiap bangunan : 
1)kuat 
2)tidak mudah rusak 
3)sehat untuk ditempati 
4)biayanya relatif murah. 
 Untuk mendapatkan bangunan kuat dan murah tidak 
perlu konstruksinya terlalu berlebihan. Bila demikian 
tidak sesuai dengan tujuan dan merupakan 
pemborosan.
Ditinjau dari sisi susunannya, bagunan gedung 
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu 
sebaga iberikut: 
1. Bagian bawah 
Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak 
dibawah permukaan lantai atau bagian 
bangunan yang ada di dalam tanah, seperti balok 
beton (sloof ), kolom beton dan pondasi. 
Bangunan bagian bawah ini berfungsi untuk 
menahan semua beban bangunan yang berada 
diatasnya termasuk beratnya sendiri. 
2. Bagian tengah 
Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas 
balok beton (sloof ), seperti dinding, pintu dan 
jendela. 
3. Bagian atas 
Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas 
dinding (pasangan bata), seperti plafond, balok 
cincin (ring balk), rangka atap dan penutup atap.
 Pondasi adalah bagian dari konstruksi bangunan yang 
mempunyai bidang kontak langsung dengan dasar 
tanah keras dibawahnya. 
 Hal-hal yang harus diperhatikan: 
1. jenis tanah 
2. daya dukung tanah
1.Pondasi telapak 
(untuk Rumah Panggung) 
 Pondasi telapak merupakan jenis pondasi 
sederhana yang telah digunakan oleh 
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. 
Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang 
yang dicetak membentuk limas segi empat 
seperti pada gambar disamping. Sistem 
kerja pondasi ini menerapkan sistem 
tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan 
kolom yang tertanam di dalamnya sehingga 
tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya 
ketika kita menggunakan sebuah ganjalan 
yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar 
untuk standar motor ketika di tempatkan 
pada tanah yang lembek.
 2. Pondasi Batu Kali (untuk 
Bangunan Sederhana 1-2 lantai) 
 Pondasi batu kali merupakan 
pondasi penahan dinding yang 
digunakan pada bangunan 
sederhana. Pondasi ini terdiri 
dari batu kali dan perekat yang 
berupa campuran pasir dan 
semen. Biasanya campuran 
agregat untuk merekatkan batu 
kali ini menggunakan 
perbangingan 1 : 3 karena batu 
kali akan selalu menerima 
rembesan air yang berasal dari 
tanah. Sehingga membutuhkan 
campuran yang lebih kuat 
menahan rembesan.
Jenis-jenis tanah menurut susunan 
 Tanah batu : tanah dengan ketebalan kurang lebih 2,5m yang 
didalamnya terdapat macam-macam jenis batuan. 
 Tanah padas : merupakan hasil pemanasan dari tanah yang kadang 
terdapat tanah lembej didalamnya. 
 Tanah kerikil : tanah yang didalamnya terdiri dari butiran-butiran 
batuan andesit dengan ukuran 2-20mm. Kerikil halus dengan ukuran 
2-5mm,kerikil sedang dengan ukuran 5-20mm,kerikil dasat dengan 
ukuran 20m. 
 Tanah pasir : tanah yang didalamnya terdapt butiran-butiran pasir 
yang terbentuk bulat dengan ukuran 0,1-2mm. Pasir halus dengan 
ukuran 0-0,1m,pasir sedang dengan ukuran 0,2-0,5mm,pasir kasar 
dengan ukuran 0,5-2mm.
 Tanah liat : tanah yang berasal dari endapan bagian mineral yang 
lembut sekali dan memiliki butiran yang rapat.Karakteristik 
tanah liat: 
1.Butiran sangat liat 
2.Sukar ditembus air 
3.Mudah menerima air 
 Tanah geluh : tanah yang terdiri dari campuran tanh liat dan 
tanah pasir. 
 Tanah napal : tanah yang terdiri dari tanah liat,pasir,dan 
kapur.Karakteristik tanah napal yaitu baik sebagai dasar 
bangunan asal mempunyai tebal lapisan yang cukup besar. 
 Tanah lus : tanah yang terdiri dari butiran-butiran halus dan rata 
susunannya /tanah halus.Tanah lus sebenarnya baik untuk bagian 
pondasi asal tidak ada kandungan air. 
 Tanah gambut : tanah yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan 
dan telah lama mengendap didalam air dan membusuk. Tanah 
gambut tidak baik untk dasar bangunan.
Pengertian Berat Jenis Kayu: 
“Kekokohan/kekuatan kayu berdasarkan berat jenis(BJ)”: 
semakin besar nilai berat jenis kayu,semakin besar pula 
kekuatan/kuat tekan yang dihasilkan 
Cara menentuan Berat Jenis Kayu 
1.Potong kayu (missal kayu jati) ukuran 10cm x 10cm x 10cm 
2.Siapkan ember dan diisi denagn air 
3.Missal kayu jati kondisi kering angin,dicelupkan ke air 
maka terbaca yang tenggelam dalam air 
sebesar 7cm
1. Lapuk,busuk 
2. Berlubang 
3. Berserabut porak-parik 
4. Pangkal dahan akan lepas 
5. Berserabut miring 30◦ atau lebih 
6. Kayu muda
*Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang 
disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu 
batang kayu yang panjang. 
*Sambungan kayu secara garis besar dapat dibedakan 
menjadi 3 kelompok : 
1)Sambungan memanjang 
2)Sambungan melebar 
3)Sambungan menyudut. 
*Hubungan Kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang 
dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian 
konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun 
dalam satu ruang berdemensi tiga
 Untuk memenuhi syarat kekokohan sambungan dan hubungan kayu 
maka sambungan dan hubungan kayu harus memenuhi syarat sebagai 
berikut : 
a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan 
besar dan dalam. 
b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu terutama sifat menyusut, 
mengembang dan menarik. 
c. Hindari menakik kayu terlalu dalam, karena dapat sebelum 
hubungan kayu disatukan ( dipaku atau diberi mur ), lebih baik di 
Lood Manie ( cat dasar ) agar hubungan tahan lembab dan awet 
d. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu 
secara merata atau ditempat-tempat tertentu karena akan 
mempengaruhi posisi.kedudukan balok itu sendiri dalam keadaan 
rebah atau berdiri ( diletakan pada bidang sisi )
Sedangkan gaya-gaya yang harus 
diperhatikan adalah sebagai berikut: 
1.Gaya Tarik 
Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus 
saling mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir 
miring berkait. 
2.Gaya Desak (Tekan) 
Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan 
agar permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya 
memakai sambungan lurus tekan. 
3.Gaya Lintang dan Momen 
Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan 
menyebabkan sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan 
suatu lenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai 
sambungan pengunci. 
4. Gaya Puntir 
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua 
batang kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya 
memakai sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen 
dan lubang untuk hubungan sudut.
1. Sambungan bibir lurus 
a. Merupakan jenis sambungan yang paling sederhana, kekuatan sambungan lemah 
karena masing-masing ditakik separo, sehingga digunakan untuk batang yang 
seluruh permukaannya tertahan (contoh balok tembok/murplat). Sambungan 
diperkuat dengan paku atau baut 
b. Jenis sambungan BIBIR LURUS ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu 
pada arah memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi 
bangunan ).
2. Sambungan kait lurus 
Jenis sambungan ini digunakan 
apabila ada gaya tarik yang 
timbul pada batang, dan 
seluruh permukaan batang 
tertahan. Sambungan 
diperkuat dengan paku atau 
baut. 
3. Sambungan lurus miring 
Sambungan ini digunakan untuk 
menyambung gording yang dipikul oleh 
kuda-kuda. Letak didekatkan kuda-kuda, 
bukan bibir penutup.
4. Sambungan kait miring 
Hampir sama dengan bibir 
miring, sambungan digunakan 
jika gaya tarik bekerja pada 
batang. 
5.Sambungan memanjang kunci sesisi 
· Jenis sambungan ini digunakan untuk 
konstruksi kuda-kuda baik balok tarik 
maupun kaki kuda-kuda, karena 
menghasilkan kekuatan tarik maupun 
desak yang baik. 
· Letak pengunci pada balok tarik berada 
diatas, sedangkan pada pada kaki kuda-kuda 
berada di atas. 
· Pengunci akan menyebabkan momen 
sekunder pada sambungan, oleh karena 
tidak diperkenankan menggunakan 
sambungan miring.
6. Sambungan memanjang tegak 
lurus 
Digunakan untuk tiang-tiang 
tinggi, yang dimensinya sulit 
didapatkan di pasaran.
Ada 4 macam : 
1. Hubungan Penyiku 
2. Hubungan Kayu silang/lintang 
3. Hubungan pen lobang 
4. Hubungan Kayu Serong
 Hubungan 
penyiku:sering 
digunakan untuk 
sambungan kusen 
jendela maupun kusen 
pintu 
 Hubungan penyiku 
dibagi menjadi 3 yaitu 
Takikan ½ porus 
terbuka,Slobok, dan 
Lobang
 Hubungan silang dan 
lintang 
 Hubungan silang, 
digunakan untuk 
menghubungkan kayu 
yang saling silang 
(vertikal dan horisontal). 
Sambungan lintang 
digunakan untuk 
pemasangan 
bubungan/nok.
 Hubungan Pen Lobang 
Hubungan Pen lobang, 
digunakan untuk 
hubungan ambang atas 
dengan tiang daun pintu. 
• Hubungan Serong 
Hubungan serong, 
digunakan untuk 
hubungan antara 
kaki kuda-kuda 
dengan balok tarik.
Sekian Terima 
Kasih

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi100790414 makalah-pondasi
100790414 makalah-pondasi
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 
KONSTRUKSI PONDASI
KONSTRUKSI PONDASIKONSTRUKSI PONDASI
KONSTRUKSI PONDASI
 
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag SelatanKonstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
Pondasi 1
Pondasi 1Pondasi 1
Pondasi 1
 
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Pondasi bendungan
Pondasi bendunganPondasi bendungan
Pondasi bendungan
 
PLAT LANTAI
PLAT LANTAIPLAT LANTAI
PLAT LANTAI
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
Tugas power point pondasi bangunan
Tugas power point pondasi bangunanTugas power point pondasi bangunan
Tugas power point pondasi bangunan
 
Chapter 5 lantai
Chapter 5 lantaiChapter 5 lantai
Chapter 5 lantai
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
Tiang pancang
Tiang pancangTiang pancang
Tiang pancang
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Cerucuk
CerucukCerucuk
Cerucuk
 
Asas Rakit dalam Pembinaan
Asas Rakit dalam Pembinaan Asas Rakit dalam Pembinaan
Asas Rakit dalam Pembinaan
 
DINDING & BALOK
DINDING & BALOKDINDING & BALOK
DINDING & BALOK
 

Similar to IBG Dasar Bangunan

Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Vini Andayani
 
Pel Pek Dinding.pptx
Pel Pek Dinding.pptxPel Pek Dinding.pptx
Pel Pek Dinding.pptxsahasatu
 
Das tek konstruksi batu bata
Das tek konstruksi batu bataDas tek konstruksi batu bata
Das tek konstruksi batu bataSipitnawang
 
4 pekerjaan dinding xtgb
4 pekerjaan dinding xtgb4 pekerjaan dinding xtgb
4 pekerjaan dinding xtgbAris SalTig
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKiki Zakiyah
 
Bab ii ket.gempa
Bab ii ket.gempaBab ii ket.gempa
Bab ii ket.gempaefrin arch
 
Struktur rumah panggung
Struktur rumah panggungStruktur rumah panggung
Struktur rumah panggungPanji Dwi
 
2. pek. pondasi dan pek. dinding
2. pek. pondasi dan pek. dinding2. pek. pondasi dan pek. dinding
2. pek. pondasi dan pek. dindingDedi Husin
 
3. Jenis alat penyambung kayu.pdf
3. Jenis alat penyambung kayu.pdf3. Jenis alat penyambung kayu.pdf
3. Jenis alat penyambung kayu.pdfAgilHandayani2
 
MEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPA
MEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPAMEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPA
MEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPAhawari jafar
 
VI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.ppt
VI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.pptVI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.ppt
VI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.pptIhsan Mahendra
 
Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Mufid Rahmadi
 
Konstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - DindingKonstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - Dindingnoussevarenna
 

Similar to IBG Dasar Bangunan (20)

Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
 
Pel Pek Dinding.pptx
Pel Pek Dinding.pptxPel Pek Dinding.pptx
Pel Pek Dinding.pptx
 
Heriyanto
HeriyantoHeriyanto
Heriyanto
 
Das tek konstruksi batu bata
Das tek konstruksi batu bataDas tek konstruksi batu bata
Das tek konstruksi batu bata
 
4 pekerjaan dinding xtgb
4 pekerjaan dinding xtgb4 pekerjaan dinding xtgb
4 pekerjaan dinding xtgb
 
Sambungan dan Hubungan Kayu.pptx
Sambungan dan Hubungan Kayu.pptxSambungan dan Hubungan Kayu.pptx
Sambungan dan Hubungan Kayu.pptx
 
Sambungan dan Hubungan Kayu.pptx
Sambungan dan Hubungan Kayu.pptxSambungan dan Hubungan Kayu.pptx
Sambungan dan Hubungan Kayu.pptx
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
 
Bab ii ket.gempa
Bab ii ket.gempaBab ii ket.gempa
Bab ii ket.gempa
 
Struktur rumah panggung
Struktur rumah panggungStruktur rumah panggung
Struktur rumah panggung
 
2. pek. pondasi dan pek. dinding
2. pek. pondasi dan pek. dinding2. pek. pondasi dan pek. dinding
2. pek. pondasi dan pek. dinding
 
Bab 2 bata
Bab 2 bataBab 2 bata
Bab 2 bata
 
Atap
AtapAtap
Atap
 
Konstruksi kayu
Konstruksi kayuKonstruksi kayu
Konstruksi kayu
 
3. Jenis alat penyambung kayu.pdf
3. Jenis alat penyambung kayu.pdf3. Jenis alat penyambung kayu.pdf
3. Jenis alat penyambung kayu.pdf
 
MEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPA
MEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPAMEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPA
MEMBANGUN RUMAH 1 LANTAI SEDERHANA TAHAN GEMPA
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
VI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.ppt
VI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.pptVI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.ppt
VI Rumah Tahan gempa&metoda perbaikan.ppt
 
Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2
 
Konstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - DindingKonstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - Dinding
 

More from inka -chan

Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Testinka -chan
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...inka -chan
 
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNANRAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNANinka -chan
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARinka -chan
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanainka -chan
 
TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)
TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)
TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)inka -chan
 

More from inka -chan (7)

Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
 
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNANRAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
RAB, TAHAP PEKERJAAN PEMBUATAN BANGUNAN DAN UNSUR - UNSUR PEMBANGUNAN
 
GALVANIS PIPE
GALVANIS PIPEGALVANIS PIPE
GALVANIS PIPE
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
 
TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)
TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)
TEKNIK, BAHAN DAN MEDIUM SENI RUPA 2 DIMENSI (SENI ILUSTRASI)
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

IBG Dasar Bangunan

  • 1. Disusun oleh: 1. Dhea Rizki Ramadhanti (13) 2. Dika Wahyu Pratama (14) 3. Frida Anastasia (15) 4. Ganar Afrian (16) 5. Gilang Bagus Abadi (17) 6. Inkaana Bi Haqqi (18)
  • 2.  Pengertian IBG  Pengertian ilmu bangunan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari tentang bagaimana mendata, mendesain, melaksanakan dan memelihara bangunan. Intinya ialah mencaritahu bagaimana cara membangun dengan mudah,kuat, murah, kualitas bagus dan tahan lama.
  • 3. Jenis bangunan dapat dibedakan menjadi: a. Bangunan teknik sipil kering, antara lain meliputi: bangunan rumah, gedung-gedung,monumen, pabrik, gereja, masjid dan sebagainya. b. Bangunan teknik sipil basah, antara lain meliputi: bendungan, bangunan irigasi, saluran air, dermaga pelabuhan, turap-turap, jembatan dan sebagainya.
  • 4.  Fungsi pembuatan bangunan yang terpenting ialah agar setiap bangunan : 1)kuat 2)tidak mudah rusak 3)sehat untuk ditempati 4)biayanya relatif murah.  Untuk mendapatkan bangunan kuat dan murah tidak perlu konstruksinya terlalu berlebihan. Bila demikian tidak sesuai dengan tujuan dan merupakan pemborosan.
  • 5. Ditinjau dari sisi susunannya, bagunan gedung dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu sebaga iberikut: 1. Bagian bawah Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan lantai atau bagian bangunan yang ada di dalam tanah, seperti balok beton (sloof ), kolom beton dan pondasi. Bangunan bagian bawah ini berfungsi untuk menahan semua beban bangunan yang berada diatasnya termasuk beratnya sendiri. 2. Bagian tengah Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas balok beton (sloof ), seperti dinding, pintu dan jendela. 3. Bagian atas Yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak diatas dinding (pasangan bata), seperti plafond, balok cincin (ring balk), rangka atap dan penutup atap.
  • 6.  Pondasi adalah bagian dari konstruksi bangunan yang mempunyai bidang kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.  Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. jenis tanah 2. daya dukung tanah
  • 7. 1.Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)  Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping. Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah. Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.
  • 8.  2. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)  Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan rembesan.
  • 9. Jenis-jenis tanah menurut susunan  Tanah batu : tanah dengan ketebalan kurang lebih 2,5m yang didalamnya terdapat macam-macam jenis batuan.  Tanah padas : merupakan hasil pemanasan dari tanah yang kadang terdapat tanah lembej didalamnya.  Tanah kerikil : tanah yang didalamnya terdiri dari butiran-butiran batuan andesit dengan ukuran 2-20mm. Kerikil halus dengan ukuran 2-5mm,kerikil sedang dengan ukuran 5-20mm,kerikil dasat dengan ukuran 20m.  Tanah pasir : tanah yang didalamnya terdapt butiran-butiran pasir yang terbentuk bulat dengan ukuran 0,1-2mm. Pasir halus dengan ukuran 0-0,1m,pasir sedang dengan ukuran 0,2-0,5mm,pasir kasar dengan ukuran 0,5-2mm.
  • 10.  Tanah liat : tanah yang berasal dari endapan bagian mineral yang lembut sekali dan memiliki butiran yang rapat.Karakteristik tanah liat: 1.Butiran sangat liat 2.Sukar ditembus air 3.Mudah menerima air  Tanah geluh : tanah yang terdiri dari campuran tanh liat dan tanah pasir.  Tanah napal : tanah yang terdiri dari tanah liat,pasir,dan kapur.Karakteristik tanah napal yaitu baik sebagai dasar bangunan asal mempunyai tebal lapisan yang cukup besar.  Tanah lus : tanah yang terdiri dari butiran-butiran halus dan rata susunannya /tanah halus.Tanah lus sebenarnya baik untuk bagian pondasi asal tidak ada kandungan air.  Tanah gambut : tanah yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dan telah lama mengendap didalam air dan membusuk. Tanah gambut tidak baik untk dasar bangunan.
  • 11. Pengertian Berat Jenis Kayu: “Kekokohan/kekuatan kayu berdasarkan berat jenis(BJ)”: semakin besar nilai berat jenis kayu,semakin besar pula kekuatan/kuat tekan yang dihasilkan Cara menentuan Berat Jenis Kayu 1.Potong kayu (missal kayu jati) ukuran 10cm x 10cm x 10cm 2.Siapkan ember dan diisi denagn air 3.Missal kayu jati kondisi kering angin,dicelupkan ke air maka terbaca yang tenggelam dalam air sebesar 7cm
  • 12. 1. Lapuk,busuk 2. Berlubang 3. Berserabut porak-parik 4. Pangkal dahan akan lepas 5. Berserabut miring 30◦ atau lebih 6. Kayu muda
  • 13. *Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. *Sambungan kayu secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 kelompok : 1)Sambungan memanjang 2)Sambungan melebar 3)Sambungan menyudut. *Hubungan Kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun dalam satu ruang berdemensi tiga
  • 14.  Untuk memenuhi syarat kekokohan sambungan dan hubungan kayu maka sambungan dan hubungan kayu harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan dalam. b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu terutama sifat menyusut, mengembang dan menarik. c. Hindari menakik kayu terlalu dalam, karena dapat sebelum hubungan kayu disatukan ( dipaku atau diberi mur ), lebih baik di Lood Manie ( cat dasar ) agar hubungan tahan lembab dan awet d. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu secara merata atau ditempat-tempat tertentu karena akan mempengaruhi posisi.kedudukan balok itu sendiri dalam keadaan rebah atau berdiri ( diletakan pada bidang sisi )
  • 15. Sedangkan gaya-gaya yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1.Gaya Tarik Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait. 2.Gaya Desak (Tekan) Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai sambungan lurus tekan. 3.Gaya Lintang dan Momen Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan pengunci. 4. Gaya Puntir Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang untuk hubungan sudut.
  • 16. 1. Sambungan bibir lurus a. Merupakan jenis sambungan yang paling sederhana, kekuatan sambungan lemah karena masing-masing ditakik separo, sehingga digunakan untuk batang yang seluruh permukaannya tertahan (contoh balok tembok/murplat). Sambungan diperkuat dengan paku atau baut b. Jenis sambungan BIBIR LURUS ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan ).
  • 17. 2. Sambungan kait lurus Jenis sambungan ini digunakan apabila ada gaya tarik yang timbul pada batang, dan seluruh permukaan batang tertahan. Sambungan diperkuat dengan paku atau baut. 3. Sambungan lurus miring Sambungan ini digunakan untuk menyambung gording yang dipikul oleh kuda-kuda. Letak didekatkan kuda-kuda, bukan bibir penutup.
  • 18. 4. Sambungan kait miring Hampir sama dengan bibir miring, sambungan digunakan jika gaya tarik bekerja pada batang. 5.Sambungan memanjang kunci sesisi · Jenis sambungan ini digunakan untuk konstruksi kuda-kuda baik balok tarik maupun kaki kuda-kuda, karena menghasilkan kekuatan tarik maupun desak yang baik. · Letak pengunci pada balok tarik berada diatas, sedangkan pada pada kaki kuda-kuda berada di atas. · Pengunci akan menyebabkan momen sekunder pada sambungan, oleh karena tidak diperkenankan menggunakan sambungan miring.
  • 19. 6. Sambungan memanjang tegak lurus Digunakan untuk tiang-tiang tinggi, yang dimensinya sulit didapatkan di pasaran.
  • 20. Ada 4 macam : 1. Hubungan Penyiku 2. Hubungan Kayu silang/lintang 3. Hubungan pen lobang 4. Hubungan Kayu Serong
  • 21.  Hubungan penyiku:sering digunakan untuk sambungan kusen jendela maupun kusen pintu  Hubungan penyiku dibagi menjadi 3 yaitu Takikan ½ porus terbuka,Slobok, dan Lobang
  • 22.  Hubungan silang dan lintang  Hubungan silang, digunakan untuk menghubungkan kayu yang saling silang (vertikal dan horisontal). Sambungan lintang digunakan untuk pemasangan bubungan/nok.
  • 23.  Hubungan Pen Lobang Hubungan Pen lobang, digunakan untuk hubungan ambang atas dengan tiang daun pintu. • Hubungan Serong Hubungan serong, digunakan untuk hubungan antara kaki kuda-kuda dengan balok tarik.