Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat penenang seperti depresan, barbiturat, dan tranquilizer yang digunakan untuk mengurangi stres, kecemasan, dan membantu tidur. Obat-obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, pandangan kabur, hilangnya daya ingat, dan ketergantungan fisik dan psikologis jika digunakan dalam jangka panjang.
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
Antipsikotik digunakan untuk mengobati gangguan psikotik. Obat generasi lama seperti fenotiazin dan butirofenon menghambat dopamin tetapi tidak selektif, sehingga menimbulkan efek samping motorik. Obat generasi baru lebih selektif dan menimbulkan efek samping yang lebih sedikit, meskipun masih dapat menimbulkan kenaikan berat badan dan gula darah. Penelitian terus berlangsung untuk mengembangkan obat
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)Lautan Jiwa
Dokumen tersebut merangkum pengobatan gangguan psikotik dengan obat antipsikotik. Ia menjelaskan perkembangan pengobatan dari isolasi pasien hingga penemuan obat antipsikotik generasi pertama seperti klorpromazin dan haloperidol. Dokumen tersebut juga membahas jenis obat antipsikotik generasi baru beserta cara kerja dan efek sampingnya dibandingkan dengan obat generasi lama.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat penenang seperti depresan, barbiturat, dan tranquilizer yang digunakan untuk mengurangi stres, kecemasan, dan membantu tidur. Obat-obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, pandangan kabur, hilangnya daya ingat, dan ketergantungan fisik dan psikologis jika digunakan dalam jangka panjang.
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
Antipsikotik digunakan untuk mengobati gangguan psikotik. Obat generasi lama seperti fenotiazin dan butirofenon menghambat dopamin tetapi tidak selektif, sehingga menimbulkan efek samping motorik. Obat generasi baru lebih selektif dan menimbulkan efek samping yang lebih sedikit, meskipun masih dapat menimbulkan kenaikan berat badan dan gula darah. Penelitian terus berlangsung untuk mengembangkan obat
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)Lautan Jiwa
Dokumen tersebut merangkum pengobatan gangguan psikotik dengan obat antipsikotik. Ia menjelaskan perkembangan pengobatan dari isolasi pasien hingga penemuan obat antipsikotik generasi pertama seperti klorpromazin dan haloperidol. Dokumen tersebut juga membahas jenis obat antipsikotik generasi baru beserta cara kerja dan efek sampingnya dibandingkan dengan obat generasi lama.
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
Obat psikoterapetik digunakan untuk mengobati gangguan psikotik, persepsi, dan perilaku dengan membantu pasien dapat berfungsi di masyarakat. Jenis penyakitnya meliputi skizofrenia, gangguan bipolar, narkolepsi, dan ADHD. Obat antipsikotik seperti haloperidol dan olanzapine bekerja dengan mengatur aktivitas dopamine di otak. Lithium digunakan untuk mengobati mania pada gangguan bipolar.
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmaka yang terbagi menjadi 3 kelompok utama yaitu anti psikosis, anti ansietas, dan anti depresi. Anti psikosis digunakan untuk mengatasi agresivitas dan gangguan psikotik. Sedangkan anti ansietas dan anti depresi berfungsi sebagai obat tambahan untuk mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Dokumen juga menjelaskan beberapa contoh obat untuk masing-masing kelompok beserta efek
Wanita berusia 58 tahun mengeluhkan gejala Parkinson yang semakin parah selama 6 bulan terakhir, termasuk kekakuan otot dan kesulitan melakukan aktivitas. Pemeriksaan menunjukkan gejala ringan Parkinson unilateral, dan pasien diberi obat Levodopa untuk mengobati gejalanya.
Dokumen ini membincangkan tentang penyalahgunaan dadah dan kesannya. Ia menjelaskan jenis-jenis dadah seperti stimulan, depresen, dan antidepresen serta kaedah pengambilannya. Dadah seperti alkohol dan heroin mampu mengganggu sistem saraf dan otak, menyebabkan kesan negatif seperti ketagihan, gangguan fizikal dan mental, serta meningkatkan risiko penyakit seperti sirosis hati. Dokumen ini member
Obat anti Parkinson digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yang ditandai dengan gejala tremor, rigiditas, dan akinesia. Obat utama adalah kombinasi levodopa dan karbidopa yang mengubah levodopa menjadi dopamin di otak, ditambah entacapone untuk memperlancar kerjanya. Efek sampingnya meliputi mual, muntah, dan gangguan psikis. Obat ini diindikasikan untuk pengobatan penyakit Parkinson.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, yang merupakan manifestasi klinis dari bangkitan serupa yang terjadi secara mendadak akibat hiperaktivitas sel saraf di otak. Terdapat berbagai klasifikasi epilepsi seperti parsial, umum, dan tak tergolongkan, serta etiologi, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya yang umumnya menggunakan obat antiepilepsi.
OBH COMBI ANAK adalah obat batuk dan flu untuk anak yang mengandung paracetamol, sukus liquiritiae extract, ammonium klorida, pseudoephedrine HCl, dan klorfeniramin maleat. Obat ini bekerja sebagai ekspektoran, antihistamin, analgesik-antipiretik, dan dekongestan hidung untuk meredakan batuk, demam, sakit kepala, bersin-bersin, dan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu pada anak usia 2-
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang benzodiazepin, obat anastesi yang digunakan untuk tindakan operasi jangka pendek. Benzodiazepin bekerja dengan memperkuat fungsi sistem GABA di otak untuk mengurangi kemampuan sel saraf merespons rangsangan, menyebabkan efek seperti pengurangan kecemasan, sedasi, dan amnesia. Obat ini digunakan sebagai premedikasi sebelum bedah atau untuk meredakan status
This document discusses sedative/hypnotic drugs and anxiolytics. It begins by introducing Dr. Majdi Bkhaitan and Dr. Nashwa Ibrahim from the Department of Pharmaceutical Chemistry at UQU. The document then discusses the objectives of learning about anxiety, insomnia, classifying anxiolytic drugs, and their mechanisms of action. It describes anxiety symptoms and clinical disorders treated by anxiolytics like benzodiazepines and barbiturates. It explains the mechanisms of action of these drugs as enhancing GABA effects in the brain. The document provides details on drug choices, metabolism, and structure-activity relationships of various sedative/hypnotic and anxiolytic agents.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian umum narkoba dan dampak-dampak penyalahgunaannya. Narkoba dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi dan berdampak buruk bagi pengguna, keluarga, serta masyarakat sekitar. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
http://pendidikankristenkontemporer.blogspot.co.id/,
narkoba dalam pandangan kristen ,
narkoba menurut pandangan kristen ,
narkoba dalam pandangan agama kristen ,
narkoba menurut pandangan agama kristen ,
makalah narkoba menurut pandangan kristen ,
makalah narkoba dalam pandangan kristen ,
narkoba menurut pandangan iman kristen ,
narkoba pandangan kristen ,
pandangan agama kristen tentang narkoba ,
pandangan agama kristen terhadap narkoba ,
pandangan etika kristen terhadap narkoba ,
pandangan etika kristen tentang narkoba ,
pandangan etika kristen mengenai narkoba ,
pandangan iman kristen terhadap narkoba ,
pandangan iman kristen tentang narkoba ,
pandangan kristen mengenai narkoba ,
pandangan kristen tentang narkoba ,
pandangan kristen tentang penyalahgunaan narkoba ,
pandangan kristen terhadap penyalahgunaan narkoba ,
pandangan orang kristen terhadap narkoba ,
pandangan orang kristen tentang narkoba ,
pandangan kristen terhadap narkoba ,
makalah pandangan kristen terhadap narkoba ,
makalah pandangan kristen tentang narkoba ,
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
Obat psikoterapetik digunakan untuk mengobati gangguan psikotik, persepsi, dan perilaku dengan membantu pasien dapat berfungsi di masyarakat. Jenis penyakitnya meliputi skizofrenia, gangguan bipolar, narkolepsi, dan ADHD. Obat antipsikotik seperti haloperidol dan olanzapine bekerja dengan mengatur aktivitas dopamine di otak. Lithium digunakan untuk mengobati mania pada gangguan bipolar.
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmaka yang terbagi menjadi 3 kelompok utama yaitu anti psikosis, anti ansietas, dan anti depresi. Anti psikosis digunakan untuk mengatasi agresivitas dan gangguan psikotik. Sedangkan anti ansietas dan anti depresi berfungsi sebagai obat tambahan untuk mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Dokumen juga menjelaskan beberapa contoh obat untuk masing-masing kelompok beserta efek
Wanita berusia 58 tahun mengeluhkan gejala Parkinson yang semakin parah selama 6 bulan terakhir, termasuk kekakuan otot dan kesulitan melakukan aktivitas. Pemeriksaan menunjukkan gejala ringan Parkinson unilateral, dan pasien diberi obat Levodopa untuk mengobati gejalanya.
Dokumen ini membincangkan tentang penyalahgunaan dadah dan kesannya. Ia menjelaskan jenis-jenis dadah seperti stimulan, depresen, dan antidepresen serta kaedah pengambilannya. Dadah seperti alkohol dan heroin mampu mengganggu sistem saraf dan otak, menyebabkan kesan negatif seperti ketagihan, gangguan fizikal dan mental, serta meningkatkan risiko penyakit seperti sirosis hati. Dokumen ini member
Obat anti Parkinson digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yang ditandai dengan gejala tremor, rigiditas, dan akinesia. Obat utama adalah kombinasi levodopa dan karbidopa yang mengubah levodopa menjadi dopamin di otak, ditambah entacapone untuk memperlancar kerjanya. Efek sampingnya meliputi mual, muntah, dan gangguan psikis. Obat ini diindikasikan untuk pengobatan penyakit Parkinson.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, yang merupakan manifestasi klinis dari bangkitan serupa yang terjadi secara mendadak akibat hiperaktivitas sel saraf di otak. Terdapat berbagai klasifikasi epilepsi seperti parsial, umum, dan tak tergolongkan, serta etiologi, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya yang umumnya menggunakan obat antiepilepsi.
OBH COMBI ANAK adalah obat batuk dan flu untuk anak yang mengandung paracetamol, sukus liquiritiae extract, ammonium klorida, pseudoephedrine HCl, dan klorfeniramin maleat. Obat ini bekerja sebagai ekspektoran, antihistamin, analgesik-antipiretik, dan dekongestan hidung untuk meredakan batuk, demam, sakit kepala, bersin-bersin, dan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu pada anak usia 2-
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang benzodiazepin, obat anastesi yang digunakan untuk tindakan operasi jangka pendek. Benzodiazepin bekerja dengan memperkuat fungsi sistem GABA di otak untuk mengurangi kemampuan sel saraf merespons rangsangan, menyebabkan efek seperti pengurangan kecemasan, sedasi, dan amnesia. Obat ini digunakan sebagai premedikasi sebelum bedah atau untuk meredakan status
This document discusses sedative/hypnotic drugs and anxiolytics. It begins by introducing Dr. Majdi Bkhaitan and Dr. Nashwa Ibrahim from the Department of Pharmaceutical Chemistry at UQU. The document then discusses the objectives of learning about anxiety, insomnia, classifying anxiolytic drugs, and their mechanisms of action. It describes anxiety symptoms and clinical disorders treated by anxiolytics like benzodiazepines and barbiturates. It explains the mechanisms of action of these drugs as enhancing GABA effects in the brain. The document provides details on drug choices, metabolism, and structure-activity relationships of various sedative/hypnotic and anxiolytic agents.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian umum narkoba dan dampak-dampak penyalahgunaannya. Narkoba dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi dan berdampak buruk bagi pengguna, keluarga, serta masyarakat sekitar. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
http://pendidikankristenkontemporer.blogspot.co.id/,
narkoba dalam pandangan kristen ,
narkoba menurut pandangan kristen ,
narkoba dalam pandangan agama kristen ,
narkoba menurut pandangan agama kristen ,
makalah narkoba menurut pandangan kristen ,
makalah narkoba dalam pandangan kristen ,
narkoba menurut pandangan iman kristen ,
narkoba pandangan kristen ,
pandangan agama kristen tentang narkoba ,
pandangan agama kristen terhadap narkoba ,
pandangan etika kristen terhadap narkoba ,
pandangan etika kristen tentang narkoba ,
pandangan etika kristen mengenai narkoba ,
pandangan iman kristen terhadap narkoba ,
pandangan iman kristen tentang narkoba ,
pandangan kristen mengenai narkoba ,
pandangan kristen tentang narkoba ,
pandangan kristen tentang penyalahgunaan narkoba ,
pandangan kristen terhadap penyalahgunaan narkoba ,
pandangan orang kristen terhadap narkoba ,
pandangan orang kristen tentang narkoba ,
pandangan kristen terhadap narkoba ,
makalah pandangan kristen terhadap narkoba ,
makalah pandangan kristen tentang narkoba ,
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Obat gangguan SSP dapat merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara umum maupun spesifik. Ada beberapa jenis obat gangguan SSP seperti anestesi, hipnotik-sedatif, psikotropika, antikonvulsi-antiepilepsi, dan perangsang SSP. Masing-masing jenis obat memiliki contoh-contoh obat dan indikasi penggunaannya.
Obat gangguan SSP dapat merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara umum maupun spesifik. Ada beberapa jenis obat gangguan SSP seperti anestesi, hipnotik-sedatif, psikotropika, antikonvulsi-antiepilepsi, dan perangsang SSP. Masing-masing jenis obat memiliki contoh-contoh obat dan indikasi penggunaannya.
Farmakologi obat emergency, vitamin dan mineral.pdfSugeng Ners
Obat-obat emergensi yang kerap digunakan antara lain epinefrin, norepinefrin, dopamin, dobutamin dan atropin. Epinefrin merupakan obat yang digunakan untuk menangani reaksi alergi berat, henti jantung pada resusitasi jantung paru (RJP), serta tekanan darah turun akibat syok.
Benzodiazepin adalah kelompok obat psikotropika yang bekerja dengan meningkatkan efek GABA untuk mengurangi kecemasan dan menenangkan. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan karena toleransi dan sensitivitas berubah. Gejala penarikan diri meliputi kecemasan, insomnia, dan kejang. Diagnosis ketergantungan benzodiazepin menggunakan kriteria DSM-5.
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmaka yang merupakan obat-obatan untuk gangguan jiwa. Dokumen menjelaskan definisi psikofarmaka, konsep psikofarmakologi, golongan psikofarmaka beserta jenis obatnya, efek samping, dan peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka."
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang tiga kelompok obat, yaitu analgesik, antipiretik, dan anestetik. Analgesik berfungsi mengurangi rasa nyeri, antipiretik menurunkan demam, sedangkan anestetik menghilangkan rasa sakit dengan menghilangkan kesadaran. Ketiga kelompok obat tersebut dibedakan berdasarkan sistem kerja farmakologisnya.
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfpapahku123
Artikel ini membahas pendekatan farmakologis yang digunakan dalam perawatan paliatif untuk meningkatkan kenyamanan pasien pada akhir kehidupan. Beberapa obat utama yang dibahas meliputi opioid untuk mengelola nyeri, benzodiazepin untuk mengurangi kecemasan, dan antipsikotik untuk mengatasi delirium. Artikel ini juga memberikan panduan dosis umum untuk berbagai obat paliatif.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang pelayanan farmasi pada penderita gangguan depresi. Gangguan depresi merupakan masalah kesehatan mental yang umum dengan gejala seperti kesedihan, kelelahan, dan gangguan tidur. Farmasis berperan penting dalam mengelola pengobatan pasien dengan melakukan evaluasi, menyusun rencana pelayanan, memberikan konseling, dan memantau kepatuhan serta efek samping obat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tugas mata kuliah farmakoterapi gangguan psikotik membahas definisi, patofisiologi, diagnosis, pengobatan, obat-obatan, dan pemantauan terapi gangguan psikotik seperti skizofrenia.
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmakoterapi dalam praktik klinis. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan beberapa jenis obat psikotropika seperti antipsikotik, antidepresan, dan obat penenang serta penerapannya dalam pengobatan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, dan delirium.
1. Pasien laki-laki usia 48 tahun dengan diagnosis ulkus diabetes pedis dan riwayat DM dan hipertensi akan menjalani operasi dengan anestesi umum total intravena.
2. Anestesi umum total intravena melibatkan pemberian obat hipnotik, analgesik dan relaksan otot secara intravena seperti propofol, fentanyl dan ketamin.
3. Teknik anestesi ini dianggap aman karena tidak mengganggu jalan nafas dan mudah dilakukan.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan depresi, meliputi gejala, klasifikasi, jenis, sasaran, dan strategi terapinya. Terapi untuk depresi dapat berupa nir-obat seperti psikoterapi atau dengan obat seperti antidepresan.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme yang disebabkan oleh berlebihnya produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid, yang dapat menyebabkan gejala seperti palpitasi, kelelahan, dan penurunan berat badan."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit inflamasi usus atau inflamatory bowel disease (IBD) yang memiliki dua jenis yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Chron dengan gejala utama diare kronik. IBD merupakan penyakit kronis dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti dan pengobatannya lebih diarahkan untuk menghambat proses inflamasi.
Dokumen tersebut membahas tentang gagal ginjal kronik yang didefinisikan sebagai kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dengan laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2. Dokumen ini juga membahas epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, diagnosis, pencegahan, penatalaksanaan, dan aspek farmakologi dari gagal ginjal kronik.
This document contains 4 sections that each have 4 paragraphs. The sections discuss different topics related to education, including classroom structure, subjects, schedules, and educational goals. Specifically, the paragraphs describe the layout of classrooms, list the core subjects taught, outline daily schedules, and define the intended outcomes of the educational program.
4. DIAZEPAM
Obat Penenang, golongan Benzodiazepin,
digunakan sebagai ansiolitik agen antipanik,
sedatif, relaksan otot rangka, antikonvulsan dan
dalam penatalaksanaan gejala-gejala akibat
penghentian pemakaian alkohol.
Benzodiazepin merupakan obat penenang, dengan
dosis yang menyangkut susunan saraf pusat.
Bermanfaat juga untuk pengobatan kecanduan,
susah tidur, gangguan pernafasan dan kejang otot.
Juga digunakan untuk perawatan peradangan,
gemetaran, dan halusinasi sebagai hasil dari kerja
alkohol.
5. MEKANISME KERJA
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan
memperkuat fungsi hambatan neuron GABA.
Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh
sistem saraf pusat, terdapat dengan
kerapatan yang tinggi terutama dalam
korteks otak frontal dan oksipital, di
hipokampus dan dalam otak kecil.
Pada reseptor ini, benzodiazepin akan
bekerja sebagai agonis.
Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas
farmakologi berbagai benzodiazepin dengan
afinitasnya pada tempat ikatan.
6. MEKANISME KERJA
Dengan adanya interaksi benzodiazepin,
afinitas GABA terhadap reseptornya akan
meningkat, dan dengan ini kerja GABA
akan meningkat.
Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran
ion klorida akan terbuka sehingga ion
klorida akan lebih banyak yang mengalir
masuk ke dalam sel.
Meningkatnya jumlah ion klorida
menyebabkan hiperpolarisasi sel
bersangkutan dan sebagai akibatnya,
kemampuan sel untuk dirangsang akan
berkurang.
9. INDIKASI
Diazepam digunakan untuk memperpendek
mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah
yang berlebihan, diazepam juga dapat
diinginkan untuk gemetaran, kegilaan dan
dapat menyerang secara tiba-tiba.
Halusinasi sebagai akibat mengkonsumsi
alkohol. diazepam juga dapat digunakan
untuk kejang otot, kejang otot merupakan
penyakit neurologi. dizepam digunakan
sebagai obat penenang dan dapat juga
dikombinasikan dengan obat lain.
10. KONTRA INDIKASI
Penderita yang hipersensitif terhadap
diazepam & benzodiazepin lain.
Bayi dibawah 6 bulan.
Penderita miastenia gravis, insufisiensi
respiratori, insufisiensi hepar dan
sindrom sleep apnoea.
Penderita glaucoma narrow-angle akut.
Pasien koma
Nyeri berat yang tidak terkendali
Intoleran terhadap alkohol & propilen
glikol (u/ injeksi)
11. PERHATIAN
Hindarkan penggunaan pada pasien dengan
depresi CNS atau koma, depresi pernafasan,
insufisiensi pulmonari akut,, miastenia gravis,
dan sleep apnoea.
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan
kelemahan otot serta penderita gangguan hati
atau ginjal, pasien lanjut usia dan lemah.
Diazepam tidak sesuai untuk pengobatan
psikosis kronik atau obsesional states.
Ibu hamil dan menyusui.
Penderita yang menggunakan diazepam agar
tidak menyetir atau mengoperasikan mesin.
12. EFEK SAMPING
Yang paling sering : sedasi, kelelahan &
ataksia.
Yang jarang, reaksi paradoksal dengan
eksitabilitas, kejang otot, kurang tidur &
kemarahan.
Kebingungan, depresi, gangguan bicara, serta
gangguan pengelihatan, juga merupakan efek
samping yang jarang terjadi.
Cenderung menyebabkan ketagihan (adiksi)
pada penggunaan dosis tinggi & dalam waktu
yang cukup lama.
13. PROFIL
FARMAKOKINETIK
t½ : Diazepam 20-40 jam, DMDZ
40-100 jam. Tergantung pada
variasi subyek. t½ meningkat
pada mereka yang lanjut usia
dan bayi neonatus serta
penderita gangguan liver.
Perbedaan jenis kelamin juga
harus dipertimbangkan.
Volume Distribusi : Diazepam
dan DMDZ 0,3-0,5 mL/menit/Kg.
Juga meningkat pada mereka
yang lanjut usia.
14. PROFIL
FARMAKOKINETIK
Waktu untuk mencapai plasma
puncak : 0,5 - 2 jam.
Distribusi dalam Darah :
Plasma (perbandingan dalam
darah) Diazepam 1,8 dan
DMDZ 1,7.
Ikatan Protein : Diazepam 98 -
99% dan DMDZ 97%.
Jalur metabolisme : Oksidasi
Metabolit klinis yang signifikan
: DMDZ , temazepam &
oksazepam.
16. DAFTAR PUSTAKA
Laurent C. Galichet, 2005, Clarke’s Analysis
of Drugs and Poisons 3rd
Edition (Electronic
Version), Pharmaceutical Press, London.
Sean C. Sweetman, et.all., 2007, Martindale :
The Complete Drugs Reference 35th
Edition
(Electronic Version), Pharmaceutical Press,
London.
Barbara G. Wells, et.all., 2006,
Pharmacotherapy Handbook 6th
Edition
(Electronic Version), Mc Graw-Hill Book
Company, New York.
Diazepam, www.rarerosalina.blogspot.com,
diakses 30 Desember 2008.
17. Ernst Mutschler, 1986, Dinamika Obat ;
Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan),
ITB, Bandung.
Diazepam - oral Index, www.MediciNet.com,
diakses 21 Desember 2008.
Diazepam, www.mentalhealth.com, diakses 21
Desember 2008.
Valium, www.rxlist.com, diakses 29 Desember
2008.
Alfred Goodman Gilman, 2006, Goodman &
Gilman’s The Pharmacological Basis of
Therapeutics 11th
Edition (electronic Version),
Mc-Graw Hill Medical Publishing Division,
New York.