1) Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja pembuatan dan pengawasan sumur pantau serta sistem telemetri air tanah di suatu daerah. 2) Tujuannya adalah mengetahui fluktuasi kondisi muka air tanah secara berkesinambungan untuk menjaga kelangsungan sumber daya air tanah. 3) Salah satu upayanya adalah memasang alat telemetri digital pada sumur-sumur pantau untuk memantau muka air tanah secara cepat dan akur
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM [SISTEM JARINGAN PERPIPAAN]Yahya M Aji
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM merupakan sebuah system yang berfungsi mengolah air dari kualitas air baku (influent) agar menjadi kualitas air olahan (fluent) sesuai standar yang ditentukan
Mencakup proses: Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM [SISTEM JARINGAN PERPIPAAN]Yahya M Aji
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM merupakan sebuah system yang berfungsi mengolah air dari kualitas air baku (influent) agar menjadi kualitas air olahan (fluent) sesuai standar yang ditentukan
Mencakup proses: Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi
This slide was made for a seminar about water crisis in Balikpapan on November 24, 2014. The crisis was started by the low water level in Manggar Reservoir, the only water source for Kota Balikpapan.
Katalog infrastruktur permukiman yang dapat digunakan oleh perusahaan/lembaga non-pemerintah. memberikan
informasi mengenai infrastruktur permukiman kepada para stakeholder, khususnya kepada perusahaan yang ingin berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. 1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMBUATAN DAN PENGAWASAN SUMUR PANTAU
DAN SISTEM TELEMETRI DI ……………………………..
T.A. .........................
- Nama Pekerjaan : Pembuatan dan pengawasan sumur pantau dan sistem
telemetri air tanah di …………………………
- Lokasi : di CAT ……………., CAT ……………. dan CAT
…………………
- Pejabat Pembuat Komitmen : …………………
- Dana : Rp…………………..
- Sumber Dana : APBD Propinsi ....................... TA .....................
I. LATAR BELAKANG
Sumberdaya air tanah merupakan sumberdaya vital dan strategis dalam kehidupan
manusia serta menyangkut hajat hidup orang banyak yang memerlukan
pengelolaan secara bijaksana dengan bertumpu pada azas manfaat, kelestarian
sumberdaya dan lingkungan keberadaannya. Ketersediaan dan potensi air tanah
suatu daerah yang ditentukan oleh faktor alami, merupakan sesuatu yang diterima
apa adanya (given) sebesar kemampuan alam itu sendiri, perlu dikelola dengan baik
agar ketersediaanya dapat berkelanjutan.
Pengelolaan air tanah yang didasarkan pada konsep satuan wilayah cekungan air
tanah, mulai dari daerah imbuh (recharge area) sampai ke daerah lepasnya
(discharge area) yang tidak mengenal batas wilayah administrasi, memerlukan
kegiatan eksplorasi, rencana eksploitasi, pemantauan dan upaya konservasi yang
didukung pengetahuan teknis dalam bidang pengelolaan air tanah.
Pesatnya perkembangan pembangunan di sektor industri, perumahan, pertanian dan
kegiatan usaha lainnya di wilayah Propinsi ........................ telah mengakibatkan
semakin meningkatnya kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun.
Salah satu sumber air bersih yang tersedia di alam adalah air tanah.
Ketergantungan pasokan air bersih dari air tanah sangat besar mengingat sumber
pasokan lainnya (air permukaan) memerlukan biaya pengolahan yang mahal. Hal
ini telah berakibat pada peningkatan pemanfaatan air tanah secara besar-besaran,
2. 2
sehingga penurunan muka air tanah semakin besar terjadi. Dampak yang lebih luas
adalah terjadinya degradasi sumber daya air tanah yang berpengaruh kepada
berkelanjutan air tanah dimasa yang akan datang.
Eksploitasi air tanah yang melebihi daya dukung atau potensi akan menyebabkan
kerusakan lingkungan air tanah dan lingkungan fisik sekitarnya. Pada beberapa kota
besar di pulau Jawa seperti …………….., ………………, …………….. dan
……………… akibat pengambilan air tanah secara berlebihan untuk memenuhi
kebutuhan industri, telah menyebabkan pada kondisi cekungan air tanah rawan dan
kritis, adanya penurunan muka air tanah, kontaminasi air permukaan terhadap air
tanah, penurunan muka tanah (land subsidence), banjir dan intrusi air laut.
Untuk cekungan air tanah ………………., perkembangan pengambilan air tanah
yang pesat di daerah ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi dan
lingkungan air tanah secara nyata. Bukti – bukti yang menunjukkan adanya
perubahan tersebut diantaranya :
Penurunan kuantitas air tanah pada sistem akuifer tertekan yang diindikasikan
dengan adanya penurunan muka air tanah yang mencapai lebih dari ……….. m
apabila dihitung dari kondisi awal.
Penurunan kualitas air tanah pada sistem akuifer tertekan di dataran
…………… terutama di kawasan-kawasan industri.
Gejala penurunan/amblesan tanah di beberapa tempat dataran ………… yang
telah mengakibatkan kerusakan bangunan (retak-retak).
Dalam rangka mengurangi dampak negatif dari pemanfaatan air tanah diperlukan
pengawasan dan pengendalian pemanfaatan air tanah yang serius dan terpadu antar
instansi yang terkait dan yang kompeten sangat diperlukan terutama pada daerah-
daerah yang pengambilan air tanahnya sudah demikian intensif.
Salah satu upaya pemanfaatan air bawah tanah adalah melalui pemantauan
penurunan muka air tanah pada alat perekam Automatic Water Level Recorder
(AWLR) yang dipasang pada sumur pantau.
AWLR adalah suatu alat yang dapat merekam secara otomatis gerakan naik
turunnya muka air tanah secara terus menerus dalam suatu seri waktu (hidrograf air
tanah).
3. 3
Mengingat selama ini pemantauan muka air tanah melalui AWLR ini memerlukan
waktu yang cukup lama, karena data fluktuasi muka air tanah harus diambil
langsung pada alat tersebut yang keberadaannya tersebar di ………………, maka
sangat dirasakan pengumpulan data fluktuasi muka air tanah tidak efektif dan tidak
efisien.
Dengan demikian diperlukan cara alternatif yang lebih cepat dan akurat dalam
memantau naik turunnya muka air tanah. Dalam hal ini telah tersedia alat yang
disebut Telemetri Digital.
Telemetri Digital adalah suatu sistem pemantau dan pencacatan kedalaman
permukaan air tanah secara elektronik dan merupakan pengembangan dari alat
yang telah ada yaitu AWLR yang menggunakan mekanik.
Dengan menggunakan sistem ini, kita dapat memantau permukaan sumur-sumur
dengan sistem telemetri yang berarti bahwa kita bisa memantau semua sumur
pantau tersebut yang berjarak relatif jauh hanya dari satu lokasi tanpa harus
mendatangi sumur-sumur pantau tersebut.
Data yang didapat dari sumur tersebut disimpan/direkam dan digambarkan dalam
bentuk grafik pada layar monitor komputer (di lokasi pusat pemantau) dan
kemudian grafik tersebut bisa di “print out” menggunakan printer.
Dengan masih terbatasnya keberadaan sumur pantau dan alat telemetri yang ada di
…………………… mengakibatkan pemantauan belum dapat dilakukan pada seluruh
wilayah, untuk itu diperlukan pembangunan sumur pantau dan pemasangan telemetri.
II. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
3. PP Nomor 43/2008 Tentang Air Tanah;
4. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor
1451.K/10/MEM/200 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas
Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah;
5. Peraturan Daerah Nomor ………… Tahun ………… tentang
……………………;
5. 5
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pekerjaan pembuatan sumur pantau dan pemasangan alat telemetry
adalah :
a Mengetahui fluktuasi kondisi muka air bawah tanah secara berkesinambungan.
b Menjaga tetap terpelihara serta berfungsinya sumur pantau, baik sumur pantau
milik pemerintah maupun swasta, sehingga diperoleh data kondisi muka air
tanah yang cepat dan akurat.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan pembuatan sumur pantau dan pemasangan alat
telemetry sebagagai berikut :
a Tersedianya data kondisi muka air bawah tanah secara lengkap, cepat dan
berkesinambungan dari setiap sumur pantau secara akurat.
b Tersedianya hasil evaluasi kondisi muka air bawah tanah , sebagai bahan untuk
menentukan kebijakan dalam rangka pengawasan, pengendalian dan
pengelolaan pengambilan serta pemanfaatan air bawah tanah di ……………….
IV. OUT PUT (Keluaran)
a. Tersedianya …….. (…………) titik sumur pantau
b. Tersedianya ……. (……..….) unit peralatan Telemetri Digital;
V. OUT COME (Hasil Akhir)
Outcome dari kegiatan ini adalah :
1. Diperolehnya data fluktuasi muka air tanah secara cepat pada daerah tertentu
(sesuai penempatan telemetri);
2. Diketahuinya penurunan muka air tanah pada daerah-daerah yang selama ini
pengambilan airnya sangat intensif, khususnya daerah yang katagorinya sudah
rusak dan kritis;
VI. BENEFIT (Manfaat)
Dengan diketahuinya kondisi air tanah secara cepat dan akurat di ………….. dapat
dirumuskan kebijakan terhadap pengelolaan air tanah secara tepat dalam rangka
penetapan kebijakan peningkatan efektivitas pengelolaan air tanah di ……………...
6. 6
VII. IMPACT (Dampak)
Dampak yang diharapkan dengan adanya kebijakan peningkatan efektivitas
pengelolaan air tanah di …………….. adalah :
1. Tersedianya kebijakan pengelolaan air tanah sebagai acuan bagi para stakeholder
dalam mengelola air tanah secara bertanggung jawab..
2. Terbentuknya pemahaman dari para stakeholder bahwa managemen
pengelolaan air bawah tanah harus mengacu pada managemen Cekungan air
tanah.
3. Tumbuhnya kesadaran dari para pengambil air tanah untuk selalu berupaya
melakukan penghematan pengambilan air tanah.
VIII. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
a). Pekerjaan pemboran
1. Pekerjaan persiapan
1). Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan personil;
2). Persiapan lokasi, setting peralatan, dan lain-lain.
2. Pemboran
1). Pemboran Pilot Hole
a. Kedalam pemboran 180 meter
b. Menggunakan mata bor Ø 8⅝ inchi;
c. Pemboran yang dilaksanakan adalah pemboran untuk jenis sumur
pantau air tanah, dengan menyadap satu atau lebih akifer air tanah
tertekan (air tanah dalam).
2). Pembesaran Lobang Bor (Reaming)
a. Kedalaman Pemboran 180 meter;
b. Menggunakan mata bor Ø 10⅝ inchi;
c. Jenis mata bor disesuaikan dengan kondisi batuan setempat
d. Pelumpuran harus dicampur dengan bentonite, sehingga lumpur bor
mempunyai viscocity 32-38 detik/quart.
e. Dilakukan sampling cutting pemboran tiap interval 1 meter atau
bilamana terdapat perubahan lapisan batuan.
7. 7
3. Logging Geofisika
1) Logging Geofisika dilakukan pada lubang bor sebelum konstruksi
dengan menggunakan metode pengujian :
a. SP Log
b. Resistivity Log
c. Gamma Ray
2) Pelaksanaan Logging harus menggunakan alat yang memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi.
3) Hasil Logging dilengkapi deskripsi dan symbol litologi serta rencana
konstruksi sumur bor.
4) Pelaksanaan loging harus disaksikan oleh unsur terkait dan dibuatkan
berita acara serta dilampiri rencana konstruksi sumur bor yang telah
disepakati bersama, unsur terkait dimaksud, sebagai berikut :
a. Pelaksana Teknis Operasional;
b. Instansi terkait setempat
c. Tokoh Masyarakat
d. Konsultan Pengawas
4. Pekerjaan Konstruksi Sumur Bor
Pekerjaan konstruksi sumur adalah pekerjaan instalasi sumur yang terpasang
setelah proses pengeboran atau penggalian serta penyelesaian sumur selesai,
yang terdiri atas pekerjaan pemasangan : pipa jambang, saringan, pembalut
kerikil, penyekat lempung dan penyekat semen;
1) Pipa Jambang
a. Konstruksi jambang lurus ;
b. Pipa GIF Medium SII Ø 6 inchi 92 meter;
c. Bagian bawah pipa jambang ditutup (doop);
d. Bibir sumur bor + 100 cm dari lantai beton
e. Bagian atas jambang dipasang penutup sumur, dilengkapi lobang
pemantau muka iar tanah Ø ¾ inchi yang telah dilengkapi penutup
yang tidak mudah dibuka dengan tangan (flugdrat);
f. Pemasangan konstruksi sumur bor harus disaksikan oleh unsure
berwenang, antara lain :
8. 8
1) Pelaksana Teknis Oprasional
2) Instansi terkait setempat
3) Tokoh Masyarakat (Kepala Desa)
4) Konsultan Pengawas
2) Saringan Screen
a. Saringan Low Carbon Ø 6 inchi 18 meter
b. Jenis pipa saringan sesuai SNI
c. Celahan (slot) pipa saringan menyesuaikan dengan akuifer yang akan
disadap
d. Posisi saringan dipasang pada akuifer air tanah tertekan dan tidak
boleh diletakkan pada air tanah bebas.
3) Pembalut kerikil
a. Pembalut kerikil adalah pembalut yang terbentuk kerikil yang diisikan
kedalam ruang antara dinding lubang bor dan saringan, yangberfungsi
untuk menjaga kemampuan saringan dalam meluluskan air dan
menahan butir-butir batuan lepas yang akan masuk kedalam sumur.
b. Kerikil pembalut harus dipilih yang tidak mudah berubah bentuk, tidak
lapuk, berbutir berbundar, diutamakan yang mempunyai kandungan
silica tinggi, dan tidakmengandung gamping, zat organic, lumpur dan
kotoran lainnya, atau kerikil artificial.
c. Diameter kerikil pembalut menyesuaikan dengan celah pipa saringan
yang akan dipasang (antara Ø ½ - 1 cm).
4) Lempung Penyekat
a. Lempung penyekat adalah penyekat yang terbentuk dari lempung yang
dimasukkan kedalam ruang antara dinding lubang bor dan pipa naik;
b. Ditempatkan diatas pembalut kerikil, dengan ketebalan minimum 1
meter.
5) Penyekat Semen (Grouting)
a. Penyekat semen adalah penyekat yang terbuat dari bubur semen yang
diinjeksikan kedalam ruang antara dinding lubang bor dan pipa
jambang atau pipa naik. Penyekat semen berguna untuk mencegah
9. 9
tercemarnya air tanah, serta untuk menahan agar dinding lubang bor
tidak penuh.
b. Komposisi bubur semen yang dipakai 40 kilogram semen setiap 22
liter air. Semen yang digunakan harus memenuhi SNI 15-2049-1994
(Mutu dan cara uji Portland semen jenis I).
c. Kedudukan penyekat semen diantara dinding lubang bor dan pipa
jambang atau pipa naik sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
SIP (Surat Ijin Pengeboran)
d. Bagian atas ditutup dengan beton (100 x 100 x 25) cm.
5. Pekerjaan Well Development
1) Well development atau penyempurnaan sumur ini dilakukan dengan
tujuan memperbaiki kehancuran formasi yang terjadi selama operasi
pemboran sehingga sifat-sifat hidrolika formasi dapat dipulihkan
kembali.
2) Metoda development yang dipergunakan adalah Water Jetting.
3) Development harus diteruskan sampai air bersih dan bebas pasir pada
debit pemmpaan maksimum. Kadar pasir pada kandungan air harus
mencapai kurang dari 20 ppm.
6. Pekerjaan Pumping Test
1) Uji pemompaan dilakukan dalam dua tahapan yaitu uji pemompaan
dengan debit bertingkat danuji pemompaan menerus yang
sebelumnya didahului dengan uji pemompaan pendahuluan. Pada
masing-masing tahap pengujian selalu diakhiri dengan uji kambuh
(recovery).
2) Uji pemompaan pendahuluan dilakukan sampai kondisi air bersih
(selama kurang lebih 4 jam).
3) Uji pemompaan menerus; pemompaan ini dilakukan dengan
menggunakan debit konstan . Uji pemompaan ini dilaksanakan
dengan mengukur penurunan muka air tanaha akibat dari pemompaan
pada waktu-waktu tertentu selama dilakukan pemompaan.
Pengukuran dimulai dari kondisi muka air tanah semula sampai pada
penurunana muka air tanah tertentu karena dipompa selama 72 jam.
10. 10
4) Uji kambuh; uji ini dilakukan pada saat uji pemompaan debit
bertingkat maupun uji pemompaan menerus dihentikan, yaitu dengan
mengamati kenaikan muka air tanah akibat penghentian
pemompaan sampai muka air tanah pada keadaan semula (selama 12
jam).
b). Pemasangan Alat Automatic Water Level Recording (AWLR)
Jenis AWLR yang akan dipasang adalah Telemetry Digital dengan spesifikasi
sebagai berikut :
1) Remote Terminal Unit (RTU) berfungsi untuk mengukur dan merekam
ketinggian (level) permukaan zat cair secara elektronik dengan ketelitian
sampai dengan satuan milimeter (mm).
2) Alat telemetry harus dapat menyimpan data dalam satu memory dengan
interval waktu penyimpanan data yang bisa diatur sesuai dengan
kebutuhan.
3) Biaya perawatan yang relatif rendah
4) Real Time Data
5) Tenaga listrik menggunakan tenaga surya
c). Pembuatan Pagar Pengaman
Sumur pantau yang telah dipasang telemetry digital harus dilengkapi dengan
pagar pengaman dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Lebar pagar 2 x 2 m
2) Tinggi pagar 3 meter
3) Pagar dilengkapi dengan papan nama
4) Pintu masuk dilengkapi dengan kunci pengaman.
d). Pembuatan Papan Petunjuk AWLR
sebagai papan petunjuk keberadaan kepemilikan peralatan telemetri di lokasi
tersebut;
e). Expose Hasil Pekerjaan
Setelah pekerjaan pembuatan sumur pantau dan pemasangan telemetry selesai,
maka harus di sosialisasikan dengan melakukan expose mengenai hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
11. 11
e). Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan selama pekerjaan pembuatan sumur pantau dan
pemasangan alat telemetry digital dengan tahapan sebagai berikut :
1) Pelaksana pekerjaan wajib membuat laporan pelaksanaan pekerjaan harian
kemudian direkap dalam bentuk laporan mingguan.
2) Pelaksana pekerjaan stiap akhir bulan kalender atau sewaktu-waktu atas
permintaan Pejabat Pembuat Komitmen (P2K).
3) Materi laporan meliputi pelaksanaan pekerjaan, kemajuan pekerjaan,
kondisi cuaca, permasalahan yang dijumpai, dan sebagainya, dilengkapi
dengan progres report (Kurva S).
4) Setiap laporan harus diketahui oleh Konsultan Pengawas.
5) Laporan Akhir, yang berisi tentang :
a. Kajian Hydrologi setempat
b. Laporan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap
c. Spesifikasi teknis peralatan & bahan terpasang, berikut umur teknis
peralatan & bahan tersebut.
d. Petunjuk teknis pemeliharaan sumur pantau
e. Berita Acara : Logging geofisika sesuai kedalaman sumur bor,
pemasangan konstruksi, pemasangan meter air, pumping test, dan
dokumen lain yang dianggapa perlu.
f. Analisis air tanah
12. 12
IX. METODA PELAKSANAAN
a. Koordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten/Kota yang akan dibuat
sumur pantau dan dipasang peralatan telemetri.
b. Pemboran air tanah
c. Water jetting
d. Pumping Test
e. Pemasangan peralatan telemetri dan kelengkapannya
f. Pengoperasian peralatan.
g. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan.
X. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembuatan sumur pantau dan
pemasangan alat telemetry yaitu :
1. Tenaga ahli Geologi /Hydrogeologi
Sarjana Teknik Geologi bidang keahlian Geohidrologi/Hidrogeologi (S1)
dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun dalam bidang
perencanaan teknis air tanah dengan system pemboran serta wajib dapat
menyelesaikan/menangani bagian pekerjaan yang dibebankan serta harus
bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya.
2. Juru Bor (Bor Master)
Memiliki sertifikat juru bor yang diterbitkan oleh instansi berwenang dan
memiliki pengalaman kerja sesuai bidangnya.
3. Tenaga operator computer
XI. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pembuatan sumur pantau harus
didukung dengan menggunakan peralatan yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntukkannya.
Peralatan yang harus disediakan oleh pelaksana pekerjaan adalah :
1. Perangkat pemboran
2. Pompa lumpur
3. Pompa Sirkulasi
5. Mesin Las
6. Alat Pancing
7. Pompa Summersible,
13. 13
4. Compressor dsb.
Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dirinci dalam
dokumen teknis meliputi : Jenis, Type, Merk, Tahun pembuatan,
Kapasitas, Negara asal, dsb.
XII. WAKTU PELAKSANAAN DAN MASA PEMELIHARAAN
a. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan pembuatan sumur pantau dan pemasangan
alat telemetry adalah 120 (Seratus Dua Puluh ) hari kalender.(sesuai
dengan jadwal).
b. Masa Pemeliharaan
1. Pelaksana pekerjaan berkewajiban melaksanakan pemeliharaan selama 6
(enam) bulan kalender sejak pekerjaan dinyatakan selesai dan diterima
dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Selama masa pemeliharaan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
dimaksud menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan.
3. Selama masa pemeliharaan diwajibkan melaporkan perkembangan kondisi
hasil pekerjaan secara kontinyu kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
14. 14
2 Penyusunan dan Pembahasan KAK x
3 Penyusunan dokumen pengadaan x x
barang dan jasa
4 Survey calon lokasi sumur pantau x x x x
5 pengeboran sumur pantau dan x x x x x x x x x x x x x x x x
pemasangan alat telemetri
6 Monitoring pembuatan sumur x x x x
pantau
7 Pengawasan sumur pantau dan x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
telemetri milik pemerintah dan
swasta
8 Evaluasi dan Pelaporan x x x x
15. 15
XIII. ORGANISASI
a Struktur Organisasi
- Pejabat Pembuat Komitmen
- Pejabat Pelaksana Teknis
- Pembantu Bendahara
b Tim Pelaksana
Pemasangan peralatan telemetri dan sarana pendukungnya dilaksanakan oleh
penyedia barang
c Tim Supervisi
Difasilitasi oleh penyedia barang
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PEMBANTU BENDAHARA
KEGIATAN
PEJABAT PELAKSANA
TEKNIS KEGIATAN
16. 16
XIV. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Biaya pekerjaan pembuatan dan pengawasan sumur pantau dan sistem telemetri
alat telemetry air tanah di …………………. dibebankan kepada Anggaran Biaya
TA. ……………… dengan pagu anggaran sebesar Rp. ………………,-
(………………..).
Bandung, …………………. ……….
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
………………………………..
NIP. …………………………