Dokumen tersebut memberikan panduan teknis tentang pemboran sumur uji atau sumur uji produksi. Termasuk spesifikasi peralatan bor, prosedur pemboran, pengambilan sampel, pengujian permeabilitas, pemasangan pipa, dan laporan yang harus diserahkan setelah selesai. Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi air tanah dan kondisi geologi/hidrogeologi daerah tersebut.
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Kepdirjen Cipta karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Kepdirjen Cipta karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanYahya M Aji
Pemeliharaan merupakan konsekuensi dari suatu pembangunan. Apa yang sudah dibangun harus dipelihara sebaik-baiknya jika menginginkan umur dan manfaat yang sesuai dengan perencanaan.
Dokumen ini merangkum ketentuan-ketentuan dan tata cara Inspeksi dan Pemeliharaan Drainase jalan.
Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Jatinegara
Lokasi : Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Konstruksi
1. PEMBORAN SUMUR UJI ATAU SUMUR UJI PRODUKSI
A. PEKERJAAN SUMUR BOR
1. Umum
Pemboran akan dilaksanakan dengan maksud untuk
penyelidikan potensi air tanah, termasuk kondisi
geologi/hidrogeologi dan test permeabilitas lapisan aquifer.
Penjelasan teknis di bawah ini dimaksudkan untuk memberi
keterangan kepada pemborong mengenai lokasi proyek,
gambaran umum macam pekerjaan, jumlah peralatan yang
diperlukan, bahan-bahan lain guna menghasilkan data-data
yang dikehendaki.
2. Cara Pemboran
Pemboran hendaknya disesuaikan dengan keadaan geologi
daerahnya, pemilihan metode dan kontrolnya menjadi
tanggung jawab pemborong. Prosedur pekerjaan agar
disetujui terlebih oleh Pemberi Tugas.
Semua bahan-bahan penunjang disediakan sendiri oleh
Pemborong dan harus memenuhi persyaratan teknis yang
telah ditentukan.
Pemborong harus dapat mencegah dan menjaga
kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat merugikan hasil
pekerjaan.
Semua kelalaian dan kelambatan pekerjaan adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
3. Kedalaman Pemboran
Maksimal kedalaman sumur bor untuk uji produksi adalah 120
meter.
Pengamatan selama aktivitas pemboran seperti penetrasi
per-jam-contoh batuan dan sebagainya harus dilaksanakan
oleh pemborong dengan mengikuti table yang telah disetujui
oleh Pemberi Tugas.
4. Kemiringan/Deviasi
2. Radial deviasi dari pusat lubang bor terhadap kedudukan
vertical tidak lebih dari 0,5 meter. Kemiringan ini akan ditest
dengan system yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
5. Peralatan dan Material
a. Drilling Rig (Alat Bor)
Pemborong harus menyediakan alat bor yang sesuai
dengan spesifikasi teknis yang diminta. Secara umum
spesifikasi teknis tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Untuk mesin bor putar atau “hydraulic rotary” harus
mempunyai kapasitas minimum yang berkemampuan
membor dengan diameter 350 mm/14 inch pada
kedalaman 120 meter. Jika peralatan yang dipakai :
a.1. Spindle Type
Minimum diameter dalam dari spindle type
adalah 93 mm atau mampu menggunakan
stang bor/drilling dengan diameter 89 mm.
a.2. Rotary Table
Harus mempunyai pemberat/drill collar minimum
800 kg dan alat bor harus menggunakan stang
bor/drilling rod dengan diameter 89 mm yang
lengkap dengan stabilisatornya.
a.3. Top Drive
Minimum torque kapasitas 600 kgm. Untuk semua
alat bor diatas harus mampu mengangkat
beban seberat 6000 kg (hoisting capacity)
b. Pompa Lumpur
Sebagai penunjang utama drilling ring. Pemborong
harus pula menyediakan pompa lumpur untuk pompa
sirkulasinya.
Pompa lumpur harus bertype “piston” dengan
kapasitas pompa adalah 500 liter/mnt pada 24 kg/cm2
didalam preparasi lumpur dilapangan harus
diperhitungkan panjang sirkulasi dari lubang bor ke bak
lumpur, sehingga dipertimbangkan sample cutting
yang diperoleh cukup bisa mewakili penetrasi
3. kedalamannya dan juga efek perembesan ke dalam
lubang bor.
Pemborong harus menyediakan pada setiap drilling
alat pengetesan lumpur pemboran, seperti :
• Mud balance (timbangan lumpur)
• Marsh furnel
• No. 200 sieve (ayakan no. 200)
• Sedimen cone
• pH indicator paper(kertas pH)dan sebagainya
c. Stang Bor/Drilling Rod Pemberat (Collar) dan Stabilizer
Semua alat bantu tersebut harus berstandard API atau
standard lain yang sederajat.
Diameter stang bor minimal adalah 89 mm atau 3 inch.
Dalam pemborongannya harus digunakan drill colar
dan stabilizer untuk mencegah kemungkinan tidak
lurusnya lubang bor, sehingga akan merugikan pihak
Pemborong sendiri.
6. Pipa Konduktor/Surface Cassing/Pipa Pelindung
Untuk system bor putar, pemakaian pipa konduktor untuk
mencegah runtuhnya lubang bor adalah sangat penting.
Pipa konduktor ini harus dipasang dalam keadaan yang
normal minimum 10 meter, sebagai pengaman pada kondisi
khusus mungkin perlu lebih dalam lagi.
Hal ini perlu untuk mencegah kemungkinan terjadinya
keruntuhan kedalam lubang bor.
7. Lumpur Pemboran
Cara sirkulasi dengan lumpur atau udara mungkin akan
dipakai tergantung pada pertimbangan teknis.
Pemilihan jenis lumpur harus mendapat persetujuan dari
pemberi tugas. Pemborong akan meilih macam atau jenis
dari lumpur pemboran yang sesuai dengan kondisi
daerahnya / formasi geologisnya.
Pemborong harus selalu memonitor densitas dan viskositas
dari Lumpur pemboran tersebut yang dituangkan dalam
laporan harian.
Disarankan untuk menggunakan “biodegradable mud”
syarat untuk larutan pemboran adalah harus mempunyai
4. kualitas yang tinggi dapat hilang fungsinya dalam selang
waktu tertentu/hancur sendiri dengan viskositas +15 centi
poice (40 second).
Penggunaan bahan kimia tambahan seperti mika atau fuxsic
tidak diijinkan, karena sumur ini adalah untuk kepentingan air
bersih.
Bila terjadi “water losses” agar segera dicatat dan diukur.
8. Pencatatan Tinggi Muka Air (Stattic Water Level)
Pemborong harus menyediakan alat pengukur tinggi muka
air yang elektronis dengan ketelitian 1 cm dan selalu berada
dilapangan selama aktivitas pekerjaan berlangsung.
Tinggi muka air harus selalu dicatat sebelum mulai pekerjaan
pemboran dan sesudah selesai pemboran setiap harinya.
Bila keadaan positif artesis, maka yang diukur adalah tinggi
kolom airnya atau debitnya; dilaksanakan setiap hari juga.
9. Alat Pancing
Pemborong harus menyediakan satu set (komplit) alat
pemancing untuk dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan,
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk
menunggu.
10. Sampling
Contoh-contoh hasil pemboran/drill cutting sampling perlu
diambil pada setiap meter kemajuan pemboran dan pada
setiap perubahan lapisan batuan.
Pemborong harus menyediakan dilokasi pemboran
peralatan yang cocok untuk mengambil sampling.
Minimum jumlah sample setiap contohnya adalah 0,5 kg,
dimasukan kedalam kantong plastik dengan diberi identitas
seperti nomor sample, kedalaman, tanggal dan diletakan
secara teratur dalam box yang telah disediakan oleh
Pemborong.
11. Simplified Permeability Test
Prosedur simplified permeability test adalah sebagai berikut :
Pump out test dengan lamanya pemompaan 1 (satu)
jam dan diteruskan dengan recovery test. Alternatif
5. yang lain bisa diajukan dengan sebelumnya mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.
Misalnya alternatifnya dalah dengan menggunakan
methoda LUGEON, untuk ini selama 20 menit dibagi
kedalam tiga step, yaitu :
• Step pertama : 5 menit dengan 5 kg/cm2 tekanan
• Step kedua : 10 menit dengan 7 kg/cm2 tekanan
• Step ketiga : 5 menit dengan 5 kg/cm2 tekanan.
Test permeability dilakukan dalam interval 5 meter.
Biaya dari pemborongan pekerjaan ini adalah masuk
kedalam pos pembuatan pilot hole.
Hasil dari pekerjaan simplipied permeability test agar
segera diberikan kepada Pemberi Tugas sebelum
Pemborongan geofisika dimulai.
12. Contoh Air
Pemberi Tugas akan menginstruksikan kepada seseorang
untuk pengambilan contoh air dari lubang bor untuk diteliti di
laboratorium.
Banyaknya contoh air tersebut adalah 5 liter pada setiap
pengambilan sample, minimal adalah sebelum pumping test,
pada saat pumping test dan pada saat pumping test akan
berakhir.
13. Jadwal dari Pemboran, Konstruksi dan Kontrol Lumpur
Pemborong harus mengirimkan jadwal tentative aktivitas
pekerjaan pemboran dan rencana penyediaan bahan.
Program ini sangat diperlukan untuk perubahan konstruksi
dari Pemberi Tugas dalam hal-hal lain.
14. Laporan Diagram Data Log
Pemborong harus selalu membuat dan menyimpan laporan
harian di setiap lokasi pemboran.
Usulan bentuk laporan harus segera dikirimkan pada pemberi
tugas untuk mendapat persetujuan.
Laporan harus mencakup data-data teknis dan administrasi
seperti :
1. Hari dan tanggal
2. Cuaca
6. 3. Nama operator
4. Peralatan yang dipakai
5. Diameter dan type mata bor
6. Kecepatan putar
7. Tekanan pemboran
8. Jenis lapisan tanah yang ditembus
9. Jenis Lumpur pemboran, warna, loses dsb
10. Tinggi muka air (SWL)
11. Formasi geologi
12. Laporan permeabilitas test
13. Nama site engineer
Yang terpenting adalah ketelitian dari pencatatan data-
data diatas, untuk itu Pemborong harus menjaga buku-buku
laporan tersebut.
Tidak lebih dari 1 minggu setelah penyelesaian konstruksi
sumur bor, Pemborong harus segera menyerahkan laporan
yang bersisi :
1. Log deskripsi lapisan batuan
2. Log geolistrik/gamma ray
3. Data-data pumping test
4. Elevasi data dan pumping test
5. Gambar teknis konstruksi sumur
6. Penetrasi mata bor
7. Kesimpulan dan saran pengambilan air
8. Gambaran umum keadaan hidrogeologi daerahnya
Skala dari log diagram adalah 1:100 atau 1:500, dikirimkan
sebanyak 500 copy kepada pemberi tugas yang
pendistribusiannya akan ditentukan kemudian.
15. Prestasi Pekerjaan
Hanya pekerjaan yang sempurna sesuai spesifikasi teknis
yang ada, dapat diterima Pemberi Tugas.
Pemberi Tugas mungkin akan menolak seluruhnya atau
sebagian pekerjaan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
1. Sampling yang tidak sempurna
2. Tidak ada distribusi batuan/lapisan geologi
3. Final diameter terlalu kecil
4. Kedalaman yang dicapai tidak sesuai persyaratan
teknis
5. Terjadi kelongsoran atau penyumbatan pada lubang
sumur bor
7. 6. Pumping test dilaksanakan sebelum development
sumur sempurna
7. Terjadi kecerobohan dalam konstruksi sumur
8. Material yang dipasang tidak sesuai dengan
persyaratan teknis yang ada
9. Terjadi kemiringan pada sumbu lubang sumur melewati
batas yang disediakan.
10. Tidak mengikuti instruksi pemberi tugas
11. Tidak memakai tenaga-tenaga professional sesuai
dengan pengarahan teknis yang ada.
Bila diperintahkan bahwa lubang sumur bor tersebut tidak
diterima, maka Pemborong harus menutup sumur tersebut
dengan cara penyemenan, untuk ini cara dan metodanya
akan diberikan oleh Pemberi Tugas sesuai kondisi lapangan.
Resiko dari pekerjaan ini ada pada Pihak Pemborong.
16. Pembayaran
Konstruksi akan diukur sesuai dengan kedalaman yang telah
dicapai sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
Kedalaman sumur bor akan diukur dengan “stang
bor/drillred” atau alternatif yang lain dengan ketelitian 25
cm.
Pengukuran kedalaman ini harus ada pengawasan dari
Pemberi Tugas.
“Unit price” mengikuti yang telah disekapati dalam “bill of
quantity” juga penggunaan bahan-bahan untuk konstruksi,
bahan bakar, air, resiko casing, pengamanan, penyemenan,
lumpur pemboran dan lain-lain tidak dibayarkan secara
terpisah, tetapi sudah masuk dalam pos pengeboran (drilling
with diameter).
B. PENYEDIAAN DAN INSTALASI PIPA & SARINGAN UNTUK KONSTRUKSI
SUMUR BOR
1. Umum
Maksud dari pekerjaan pemboran ini adalah seperti telah
dijelaskan pada pasal-pasal sebelumnya, yaitu bila hasilnya
baik sesuai perencanaan yang ada akan langsung dipakai
sebagai sumur produksi, sehingga dalam pekerjaan ini
termasuk penyediaan pipa-pipa, pipa saringan, asesoris
8. pipa, gravel pack dan lain-lain sesuai spesifikasi teknis
sehingga siap untuk dilanjutkan dengan instalasi pompa.
Setelah penyelesaian konstruksi sumur, bibir sumur harus
ditutup rapat, sehingga aman terhadap kemungkinan
dirusak oleh pihak lain.
Kecerobohan dari pekerjaan ini adalah menjadi tanggung
jawab Pemborong.
2. Konstruksi Sumur
Untuk sempurnanya, konstruksi sumur bor harus terdiri dari :
a. Pipa Jambang/”pump house casing” dari permukaan
tanah sampai kira-kira 80 meter
b. Pipa saringan/”screen” dengan panjang sekitar 30
meter
c. Pipa observasi/”piezometric pipe” diletakan diluar
jambang dan pada bagian bawahnya dilengkapi
dengan syarat-syarat teknis
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada
kelurusan sumur, maka setiap 30 meter harus dipasang
centraliser (centering device).
Sebelum instalasi pipa-pipa dan saringan, maka lubang bor
harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran hasil
pemboran, tanpa merusak kestabilan dari lubang bor
tersebut.
Penyambungan pipa jambang dan pipa buta atau saringan
harus dengan reducer dia. 4” x 8”.
Kelurusan dari pipa jambang ini harus betul-betul
diperhatikan karena akan bertindak sebagai rumah pompa.
3. Konstruksi Pump House Cassing
Karena daerah proyek berada dipinggir sungai Citanduy,
yang memungkinkan air permukaan masuk kedalam sumur.
Untuk mencegah hal ini ada beberapa hal yang harus
menjadi perhatian, yaitu :
a. Bor 14” sampai kedalaman 120 meter
b. Pasang pump house casing diameter 8” sampai 80
meter
Grouting dengan cement untuk scaling antara lubang
bor dengan pipa jambang.
Untuk pekerjaan ini Pemborong harus konsultasi dahulu
dengan Pemberi Tugas
9. c. Teruskan pemboran dengan kedalaman 120 meter
d. Lakukan logging pada lubang tersebut
e. Pasang screen dan pipa naik
f. Pemasangan gravel pack dilakukan disekeliling lubang
bor
g. Development
h. Pumping test
4. Bahan- bahan / material
4.a. Diameter
Diameter dari pipa-pipa dan saringan yang akan
dikonstruksi adalah sebagai berikut :
• Pipa jambang/pump house casing adalah diameter
dalam 200 mm dari bahan PVC dengan standard
S.10 (mampu menahan tekanan sampai 10 bar)
• Pipa saringan/screen, minimum diameter dalam
adalah 100 mm dari bahan PVC dengan standard
S.10
Pipa pengaman sementara / temporary / surface
casing pemeliharaannya terserah pada Pemborong
disesuaikan dengan maksud dan tujuannya.
4.b. Pipa Jambang & Pipa Buta
Bahan dari pipa-pipa jambang atau pipa buta adalah
pipa PVC S.10 yang umum dipakai untuk perpipaan air
bersih.
Penggunaan material yang lain sebagai alternatif
mungkin akan dipertimbangkan tergantung kepada
keadaan.
Material-material lain yang dimaksud adalah seperti
fibre glass atau yang lainnya.
4.c. Pipa Saringan/Screen
Type dari pipa saringan atau screen adalah “wire
round slot” on “rod base” dengan persyaratan teknis
sebagai berikut :
• Open slot 1 mm atau 30% open class
• Jumlah “rod base” 2,2 buah kawat penyangga
10. Pemborong harus menjamin kuat tekan dan kualitas
dari pipa saringan / screen.
Penyambungan pipa jambang dengan saringan bisa
dengan system Rubber Ring Joint atau Solvent Cement
sementara sambungan antar pipa bisa menggunakan
socket atau rubber ring.
4.d. Pipa Buta Untuk Piezometer Pipe
Pipa piezometer pada sumur produksi adalah
dimaksudkan untuk memonitor kedalaman air pada
saat pemompaan.
Minimum diameter adalah 20 mm (3/4”) dari pipa GIP.
4.e. Batu Kerikil (Gravel for Filter Packing)
Harus dari bahan-bahan yang mempunyai kuat
tekanan/compressive baik, minimum 200 kg/cm2,
mempunyai kebundaran yang baik dan rata.
Prosentase bahan-bahan yang pipih, batu lunak,
gamping atau yang lainnya.
Ukuran butiran tidak lebih dari 5 – 7 mm tergantung
dari lubang saringan yang dipakai, untuk ini akan
ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
Gravel pack harus dicuci bersih sebelum dimasukan
kedalam lubang antara pipa-pipa dan lubang bor.
4.f. Penyemenan Pipa-Pipa dan Pengamanan Sumur
Lubang antara pipa jambang dengan lubang bor
harus dilindungi pada bagian atas dari posisi
pemberian gravel pack, tentang kedalaman ini akan
ditentukan kemudian sesuai dengan kondisi gelogi
lapangan.
Pipa jambang harus minimal +50 cm di atas lantai
dasar, dicat kemudian ditutup dengan bahan yang
kuat, sehingga aman dari gangguan oleh pihak lain.
Untuk mencegah kontaminasi yang disebabkan
peresapan air yang tercemar melalui celah pelindung
pompa dan lubang sumuran, maka lobang ini harus
dipadati oleh semen sepanjang lebih dari 20 meter
(seperti terlihat pada gambar).
11. Jika packer digunakan untukmengganti reducer maka
celah yang ada pada bagian bawah pelindung
pompa juga harus dipenuhi oleh semen lebih dari 20
meter panjangnya.
Ujung atas sumur harus mempunyai lubang untuk
keperluan :
1. Kabel untuk listrik pompa sumur dalam
2. Dua lubang untuk elektroda sakelar muka air
rendah dan muka air atas
3. Stau lobang untuk mengukur muka air pada
sumur dalam.
C. PEMBERSIHAN DAN PENGURASAN SUMUR
1. Maksud
Untuk mengeluarkan segala kotoran-kotoran dan sisa lumpur
yang tertinggal di dalam lubang bor, penyumbatan lapisan
aquifer oleh lumpur pemboran dan lain-lain. Selain itu yang
terpenting adalah membersihkan open area dari pipa
saringan (screen), gravel pack dan lain-lain.
Kesempurnaan dari pembuatan sumur bor adalah sangat
tergantung dari pelaksana pekerjaan ini.
2. Prosedur
Cara-cara yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan dan
pengurasan sumur harus sesuai dengan metode pemboran
yang dilaksanakan, termasuk dipertimbangkan macam
lumpur pemboran, sifat, karakteristik lapisan aquifer dan
sebagainya. Untuk pemboran dengan metode “rotary”,
cara-cara berikut harus diikuti ketentuan :
a. Sirkulasi lumpur dengan air bersih untuk dibersihkan dari
pecahan-pecahan batuan hasil pemboran.
b. Bailing untuk mengambil kotoran dari dasar sumur
c. High velocity jetting dari dasar sumur.
d. Bubukan larutan liquifer atau bahan kimia lain seperti
STTP, calgor dan sebagainya biarkan +12 jam s/d 24
jam.
e. Berulang-ulang lakukan metode high velocity jetting di
tiap pipa saringan beberapa kali sampai bersih dari
kandungan pasir halus.
12. f. Laksanakan air lift system pada pipa-pipa saringan dari
dasar sumur sampai kualitas air dari sumur bersih.
g. Ulangi pekerjaan ini sampai kandungan pasir lebih kecil
dari 0,1 ml per liter.
Pemborong harus menyediakan peralatan seperti pompa
piston, pluggers, boiling, kompresor atau peralatan lain yang
diperlukan untuk metode di atas.
Selama pembersihan sumur mungkin diperlukan
penambahan gravel pack, hal ini bisa dilakukan dengan
pipa penyetor di antara pipa jambang dan lubang bor.
Sebelum dilakukan metode pembersihan sumur ini, tinggi
muka air harus selalu diukur.
Pemborong bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pembersihan sumur ini, diawasi oleh tenaga akhli yang
berpengalaman untuk melakukan pengecekan setiap saat.
3. Peralatan Untuk Metoda Pembersihan Sumur
Pemborong harus menggunakan perlatan yang sesuai
spesifikasi dan senantiasa siap dilapangan.
Persyaratan dari peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk jetting dengan 4 nozel. Peralatan ini disesuaikan
dengan diameter pipa saringan (screen). Prinsipnya
besar nozzle diatur sehingga mampu memberikan
kecepatan 30 m/detik.
b. Pompa untuk sirkulasi dan high velocity jetting harus
bertype piston dan mempunyai kecepatan 500 l
minimum pada tekanan 20 bar.
c. Kompresor dengan kapasitas minimum 600 cfs pada
tekanan 200 psi
d. Mud balance, marsh funnel, sediment cone no. 200 dan
lain-lain.
D. PEMOMPAAN UJI
1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk pengujian dari
karakteristik geohidrolik, perhitungan pemompaan sumur
secara aman (safe field), ekonomis sumur dan kualitas airnya.
2. Prosedur
13. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang penting dan
sangat membutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya.
Pemborong harus menyediakan peralatan dan tenaga ahli
yang cakap dan berpengalaman dalam menggunakan
peralatan yang akan dipakai.
Banyaknya air yang dipompa dari dalam sumur akan diukur
dengan alat ukur yang disediakan oleh Pmborong, tentang
jenis alat ukur tersebut akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Demikian juga Pemborong harus menyediakan set peralatan
yang elektronis dan mampu untuk mengukur tinggi muka air
di dalam sumur secara teliti.
Letak pompa untuk pengetesan sumur sedemikian rupa,
sehingga didapatkan hasil yang maksimum dari sumur yang
akan diuji seperti yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Pemompaan uji terdiri dari step draw down test, log period
test dan recovery test.
Pemberi Tugas akan menentukan lamanya uji pemompaan
sampai hasil yang memuaskan.
2.a. Step draw down test
• Kapasitas pemompaan dilakukan secara bertahap
dari 5 L/dtk, 10 l/dtk dan seterusnya
• Tiap tahap lamanya 2 jam atau lebih
• Prosedur pengukuran
Sebelum pompa dijalankan muka air statis dalam
sumur harus diukur dan dicatat.
Pada saat dilakukan pemompaan, maka besarnya
debit pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai
dengan yang dikehendaki. Setelah ditentukan
kapasitas pemompaan, maka air dalam sumur
akan diukur setiap 1 menit selama 5 menit, tiap 5
menit antara 5 sampai 60 menit, kemudian tiap 10
menit sampai 120 menit.
Segera setelah tahap pertama pemompaan uji
selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan
dinaikan ke tahap pemompaan selanjutnya dan
prosedur ini harus diikuti sampai tahap terakhir
selesai, apabila pompa mengalami kerusakan
sewaktu pengetesan sedang berlangsung, maka
semua prosedur harus diulangi setelah permukaan
air kembali ke kedudukan normal.
14. 2.b Time draw down test
• Kapasitas pemompaan 10 L/dtik, tergantung
pertimbangan teknis dari hasil step test maksimum
yang dapat dicapai.
• Lamanya test 2 x 24 jam
• Prosedur pengukuran yaitu mengukur tinggi muka
air didalam sumur diikuti prosedur sebagai berikut :
Untuk waktu 2 jam pertama agar diikuti cara
pengukuran seperti pada step draw down test di
atas, kemudian pengukuran tinggi muka air
didalam sumur dilakukan tiap selang 10 menit
sampai 2 x 24 jam.
Waktu pada saat pemompaan dimulai dan jam-
jam pada saat dilakukan pengukuran harus dicatat
dengan betul dan teliti.
Apabila terjadi kerusakan pompa, maka seluruh test
ini diulang dari awal dan dimulai setelah tinggi
muka air kembali semula seperti sebelum dipompa.
2.c. Recovery Test
Segera setelah time draw down test selesai dan pada
saat pompa berhenti, maka pengukuran recovery test
dimulai.
Selama 15 menit pertama pengukuran terhadap
kambuhnya muka air didalam sumur dilakukan tiap
selang 30 menit. Test ini terus dilakukan sampai muka
air kembali sama seperti sebelum dilmulainya time
draw down test di atas.
3. Pembuangan Air
Selama pengetesan sumur, Pemborong harus mermbuang air
kedalam saluran pembuang terdekat atau ketempat lain
yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas. Pemborong harus
bertanggung jawab untuk mencegah agar air buangan
tidak akan merusak jalan, kembali kedalam sumur,
bangunan dan lain-lain secara langsung.
4. Pengambilan Contoh
15. Pengambilan contoh air untuk diperiksa di laboratorium
dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat mulai
pemompaan time draw down test, ditengah dan pada akhir
pemboran draw down test.
Contoh air masing-masing minimum 5 liter dan dimasukan
dalam tempat yang bersih dan tertutup, sebaiknya dari
bahan gelas atau plastik. Tempat contoh air harus jelas
tertulis kapan waktu pengambilan contoh, hari dan tanggal.
5. Peralatan
Pompa yang dipakai adalah dari jenis pompa selam /
submersible pump, dengan kapasitas bisa diatur antara 5 –
30 L/dtk dan head antara 60 – 80 meter. Selain dari peralatan
yang akan dipakai. Pemborong disyaratkan menyediakan
pompa cadangan, bila sewaktu waktu terjadi gangguan
pada saat pemompaan berlangsung.
Pompa untuk testing harus pompa “non return” value untuk
mengurangi pada saat recovery test.
6. Alat Pengukur Tinggi Muka Air dan Tekanan Air
Pemborong harus punya dilokasi pekerjaan paling tidak 2
(dua) elektronik probe untuk pengukuran kedalaman 100
meter juga satu unit alat pengukur tekanan air untuk
mengontrol / menjaga kontinuitas pemompaan.
7. Catatan test
Setelah selesai pengetesan sumur, Pemborong harus
menyerahkan catatan tersebut kepada Pemberi Tugas
termasuk copy catatan harian Pemborong pekerjaan.
8. Kegagalan Pekerjaan
Pemberi tugas berhak menolak seluruh pekerjaan ini bila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Terjadi gangguan / interupsi pemompaan
b. Air yang keluar pada saat pemompaan tidak kontan
c. Tidak komplit atau tidak lengkap prosedur pencatatan
selama test berlangsung.
d. Tidak lengkap pemborongan pekerjaan
e. Pengambilan contoh yang keliru
16. f. Dilaksanakan dengan urutan yang tidak sesuai dengan
syarat teknis
9. Pembayaran
Pemompaan uji diperlukan di semua sumur bor, penyediaan
instalasi, pengangkutan dan lain-lain. Dari peralatan
Pemborong pemompaan uji adalah termasuk dalam harga
satuan pemompaan uji sumur.
Semua biaya peminjaman, pekerjaan preparasi, bahan
bakar, pengukuran tinggi muka air kambuh dan sebagainya
adalah termasuk dalam harga satuan pekerjaan.
E. PEMERIKSAAN KEMIRINGAN DAN KELURUSAN SUMUR
1. Umum
Lubang bor yang dibuat diharapkan terkonstruksi dengan
sempurna, lurus dan tegak.
Pengecekan pekerjaan ini akan diteliti dengan cara
methoda AWWA A.100 –66 dan difoto dengan “down hole
photo camera”
2. Cara Pekerjaan
Pengecekan dari kelurusan akan dilakukan dari pipa
jambang/pipa untuk rumah pompa.
Pengukuran dilakukan dengan interval tidak lebih dari 3
meter.
Pekerjaan pengecekan harus diketahui dan diawasi oleh
Pemberi Tugas.
3. Toleransi
Kemiringan dari sumur tidak lebih dari 0,5%. Apabila terjadi
kemiringan lebih besar dari yang telah ditentukan, maka
Pemborong harus merekonstruksi teknis yang diminta sebagai
resiko Pemborong.