Dokumen tersebut membahas tentang fasilitasi. Menurut sumber yang dikutip, fasilitasi didefinisikan sebagai falsafah, keterampilan, proses, dan profesi yang bertujuan untuk memfasilitasi kelompok agar dapat bekerja sama dan mengambil keputusan bersama. Fasilitasi bertujuan untuk memaksimalkan potensi kelompok melalui proses diskusi terstruktur.
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah…
Menurut International Association of Facilitators (IAF)
fasilitasi adalah sebuah falsafah, sebuah
keterampilan, sebuah proses atau sebuah profesi
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah falsafah
Fasilitasi adalah keyakinan mendasar pada kemampuan alamiah
manusia untuk berkolaborasi.. Ini adalah pilar filosofis dari semua
masyarakat beradab dan sebagian besar gerakan politik. Ini
merupakan kepercayaan pada kearifan dan kemampuan orang-
orang ini juga keyakinan bahwa dua kepala tidak hanya lebih baik
daripada satu kepala, namun bahwa ketika dua orang berbagi ide,
1+1+1≠3. Ini adalah pemahaman bahwa ketika tiga orang berbagi
ide mereka, mereka akan membangun di atas konsep satu sama
lain, mengembangkan pemikiran mereka dan satu sama lain, dan
menciptakan ide-ide baru. Ini adalah keyakinan yang mendalam
bahwa 1+1+1=tak berbatas.
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah keterampilan
Keterampilan fasilitatif adalah
syarat bagi para pemimpin,
komunikator, pendidik, dan
politisi
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah proses
Untuk membantu orang melakukan kemampuan fasilitatif
alamiah mereka, proses-proses spesifik telah ditemukan
dan terus diciptakan, untuk mendukung orang berpikir
bersama.
Proses-proses tersebut didasarkan pada pemahaman dari
proses kreatif, dinamika kelompok, dan kekuatan dari
pertanyaan-pertanyaan orisinal untuk menghasilkan ide-ide
lebih lanjut.
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah profesi
Individu-individu yang memegang falsafah fasilitasi, kadang-kadang
seperti agama, telah menciptakan profesi dengan pengetahuan, kode
etik, kompetensi dan sertifikasi profesional, dengan sebuah badan
internasional yaitu International Association of Facilitators (IAF)
Fasilitator profesional adalah spesialis dalam mendapatkan
kekuatan fasilitasi untuk membantu individu, kelompok, organisasi,
masyarakat terlibat dalam percakapan yang disengaja, memecahkan
masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan, memecahkan konflik
yang sudah berakar mendalam, berinovasi, berkembang, dan
tumbuh.
8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi Proses Kelompok
Dalam arti sempit fasilitasi adalah proses yang
dikenal dalam bahasa Inggris sebagai facilitation,
proses memandu kelompok untuk bisa mengambil
keputusan bersama dan menerapkannya secara
efektif sebagai tindak lanjutnya.
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa banyak organisasi, bahkan
banyak kalangan, belum akrab dengan
konsep fasilitasi yang disebutkan di
atas? Kita biasanya hanya kenal
terminology narasumber, moderator,
atau ketua rapat, ya bukan?
Jawabnya mungkin, karena tidak semua pertemuan
membutuhkan peran fasilitator. Itu terjadi karena pertemuan-
pertemuan tersebut sifatnya rutin dan keputusan yang perlu
diambil tidak sulit.
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ketika berhadapan dengan isu yang lebih rumit, lebih
kompleks, dan menuntut tindakan yang tidak rutin, rapat/
pertemuan akan mulai menantang.
Proses memberikan masukan pun, akan menyumbang pada
peningkatan kepedulian atas masalah yang dihadapi dan
membangun rasa kepemilikan atas solusi bersama yang
akhirnya disepakati.
Proses seperti inilah yang membutuhkan keterampilan
fasilitasi.
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KETERAMPILAN FASILITASI VS PEMBELAJARAN ORANG
DEWASA
Pendekatan MOVE (Moderation and Visualization of Group Events)
atas proses belajar, yang penekanannya ada proses kelompok.
Dalam konteks keterampilan fasilitasi ini pun, pembelajaran orang
dewasa (adult learning) dipahami sebagai sebuah proses komunikasi
yang dilakukan secara sadar menuju ke arah tercapainya makna
bersama dalam kelompok tersebut, yang ditujukan untuk
memecahkan masalah bersama atau memandu kegiatan/kehidupan
kelompok ke depan
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Belajar, perlu berdasar atas kombinasi dari pengalaman
praktis saat bekerja dan hal ini terjadi dalam lingkungan
material, sosial, dan budaya.
Proses belajar yang berangkat dari pengalaman nyata dan
pengetahuan yang ditarik bisa jadi akan sangat kontekstual,
pekat dengan situasi yang melingkupinya.
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Teori Kolb bahwa pengalaman memiliki peran
kritis dalam konstruksi pengetahuan, karena
pembelajaran terjadi melalui penemuan dan
partisipasi aktif.
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Siklus proses belajar Kolb dimulai dari sebuah pengalaman konkret,
sesuatu yang bisa benar-benar baru atau kejadian yang sudah lewat
yang dibayangkan kembali.
Dalam sebuah pengalaman nyata, setiap pembelajar terlibat dalam
sebuah tugas atau kegiatan, pengalaman sebagai kunci dari
pembelajaran.
Pengalaman harus dijalani, tidak cukup hanya dibaca atau ditonton
supaya seseorang bisa mendapatkan pengetahuan baru.
1. Pengalaman nyata
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
2. Observasi reflektif
Reflektif adalah melakukan langkah mundur ke belakang, dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan yang membahas pengalaman
bersama dengan orang lain.
Dalam konteks kelompok, pada tahap inilah kelompok duduk bersama
dan membahas pengalaman bersama mereka.
Komunikasi sifatnya sangat vital pada tahap ini, karena pembelajar bisa
menegakkan pemahaman mereka terhadap fakta-fakta yang terjadi
sebelum merenungkan pembelajaran dari pengalaman tersebut.
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. Konseptualisasi Abstrak
Tahap berikutnya dari siklus pembelajaran adalah memaknai
pengalaman. Pembelajar bergerak dari observasi reflektif ke arah
konseptualisasi ketika mereka mulai melakukan klasifikasi atas
konsep-konsep dan membentuk kesimpulan dari pengalaman atau
kejadiannya. Proses ini melibatkan penafsiran atau analisis atas
pengalamannya dan membanding-bandingkan dengan pemahaman
mereka saat ini atas konsepnya. Kesimpulan yang lahir tidak harus
“baru”; informasi baru yang diperoleh bisa saja mengarah pada
modifikasi dari kesimpulan atau pengetahuan yang sudah dimiliki
kelompok sebelumnya.
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4. Pengujian Aktif
Pembelajar akan kembali terlibat dalam kegiatan mereka, kali ini
dengan tujuan untuk menerapkan kesimpulan mereka pada
pengalaman-pengalaman baru. Mereka akan bisa membuat prediksi,
menganalisis tugas dan situasi, serta membuat rencana untuk
mendapatkan pengetahuan ke depannya.
Melakukan tahap ini secara sadar berarti memberikan ruang bagi
pembelajar, atau pembelajar memberikan ruang bagi dirinya, untuk
menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata dan menjajaki
relevansinya, sehingga pembelajaran akan semakin kuat tertanam.
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KERANGKA REFLEKSI 4P
Pembelajaran berbasis pengalaman lebih partisipatif, dinamis
dan efektif, dikembangkan oleh Bernama Dr. Roger
Greenaway yang disebut “Active Reviewing Cycle” (dapat
diterjemahkan agak bebas menjadi “Siklus Refleksi Aktif”)
dengan pertanyaan pemandu yang bisa disingkat menjadi 4F.
Kerangka ini dikembangkan untuk membantu kita
merefleksikan pengalaman dan menyusun
rencana ke depan.
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
F1: Facts P1: Peristiwa Deskripsi objektif tentang apa
yang terjadi
F2: Feelings P2: Perasaan Reaksi emosional atas situasi/
pengalaman
F3: Findings P3: Pembelajaran Analisis dan pembelajaran
konkret yang bisa diambil dari
situasinya
F4: Future P4: Penerapan ke
depan
Pembelajaran yang tertata yang
bisa kita pakai ke depan
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Merujuk pada fakta-fakta nyata,
seperti urutan kejadian, momen-
momen penting. Kadang-
kadang, pada tahap ini pun
sudah mulai terdapat perbedaan
persepsi mengenai fakta
objektifnya, dan perlu diluruskan
lebih dulu.
P1 :
Peristiwa
Siapa?
Apa?
Di mana?
Kapan?
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apakah ada hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang terjadi?
Apakah ada hal yang mengejutkan?
Apakah hal-hal yang diperkirakan terjadi memang terjadi?
Apa hal yang tidak terjadi, yang semula diperkirakan/diharapkan
terjadi?
Apa yang paling kita ingat/paling menonjol?
Apa saat-saat kritis pada kejadian itu?
Apa yang terjadi tepat sebelumnya? Apa yang terjadi sesudahnya?
Apa yang paling mempengaruhi sikap dan tindakan kita atau aktor
tertentu waktu itu?
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bisa menggambarkan perasaan dalam situasinya.
Perasaan dapat memandu Anda untuk memahami
situasinya sepenuhnya dan membantu memastikan
pembelajaran kita ini beranjak dari pengalaman yang
dijalani.
P2 : Perasaan
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa emosi-emosi yang Anda alami?
Pada saat apa Anda merasa paling terlibat, atau paling tidak
terlibat, bahkan tersisih?
Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengendalikan emosi?
Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengekspresikan
emosi?
Kapan Anda merasa paling bersemangat?
Kapan terasa semangat kelompok paling turun?
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bisa mulai menafsirkan situasi dan menganalisis, untuk
kemudian menarik makna dan membuat penilaian. Kata
tanya utamanya adalah ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’.
P3 :
Pembelajaran
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa rencana kita dapat berjalan/tidak dapat berjalan?
Mengapa Anda mengambil peran itu? Mengapa Anda
melakukan hal yang Anda lakukan?
Apa alasan Anda tidak melakukan hal lain?
Sejauh mana perasaan Anda mempengaruhi apa yang Anda
katakana dan lakukan?
Bagaimana kemarin kita bisa mencapai hasil yang kita raih?
Apakah ada kesempatan yang tersia-siakan kemari
Apakah ada hal yang Anda sesali
Apa hal yang dirasakan paling bermanfaat?
Apakah ada umpan balik? Dari kita sendiri? Dari orang lain yang
terlibat kemarin?
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tarik kesimpulan tentang apa yang
dianggap baik dan dapat diterapkan ke
depan, tentu saja penting untuk
membubuhkan catatan tentang konteks
tertentu sebagai asumsinya. Temuan atau
kesimpulan yang berbeda sangat bisa jadi
akan diperoleh ketika konteksnya berbeda.
P3 :
Penerapan ke
Depan
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pilihan-pilihan apa yang kita punyai?
Bagaimana kita bisa menggunakan pembelajaran kita ke
depannya?
Apa yang sudah berjalan dengan baik dan perlu kita
pertahankan?
Apa yang akan kita ubah dalam praktik kelompok kita?
Apa rencana yang bisa kita buat ke depan?
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tahap Hasil yang diharapkan Contoh alokasi
waktu
Penjelasan proses dan
membangun trust di
kelompok
Pemahaman yang jelas atas prosesnya,
kelompok fokus pada situasi yang di-review
atau direfleksikan
5 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Peristiwa
Bukti-bukti yang terkumpul mengenai
pengalaman atau kejadian
5 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Perasaan
Teridentifikasinya perasaan atau emosi yang
muncul di antara anggota kelompok
5 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Pembelajaran
Analisis lebih jauh atas kejadiannya, misalnya
hal-hal yang mendukung, hal-hal yang menjadi
kendala
15 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Penerapan ke depan
Rencana tindak lanjut atau langkah berikutnya
yang disepakati.
15 menit
Penutup Penutup yang jelas dari review-nya 5 menit
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Kompetensi
Interaksi
Kemampuan mengatur proses belajar atau
bekerja dalam suasana saling percaya, saling
menghormati, dan bersedia berbagi makna
2. Kompetensi
merancang alur
proses
Kemampuan menyusun acara dengan baik,
dengan memvariasikan berbagai unsur acara, a.l.
metode, tingkat partisipasi, tingkat interaksi, dan
tipe visualisasi, hingga tujuan pertemuan tercapai
3. Kompetensi
visualisasi
Kemampuan menggunakan dan merancang
berbagai instrumen sebagai alat bantu visual,
presentasi, dan dialog
4. Kompetensi
partisipasi
Kemampuan menggali yang terbaik dari yang
dimiliki kelompok dengan kontribusi setiap
individu dalam prosesnya
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ilustrasi dalam praktek
Kompetensi Berjalan dengan baik bila kita melihat
indikasi…......
Perlu dikembangkan lagi bila kita
melihat indikasi………
Interaksi ● Peserta nampak antusias
● Peserta mau terlibat dalam proses
● Peserta terbuka membagi pendapatnya
● Peserta kelihatan takut berbicara
● Peserta kelihatan apatis
● Peserta tidak mengelaborasi
pendapatnya
Merangan alur
proses
● Pertemuan terasa lancar dan tidak terasa
waktu berlalu dengan cepat
● Peserta menunjukkan kepuasan akan
keputusan yang diambil
● Pertemuan berjalan ‘berat’
● Peserta bosan dan ngantuk
Visualisasi ● Peserta paham apa yang sedang
dibicarakan karena ada rujukan visual
● Peserta dapat bertukar ide dengan lancar
karena ada alat bantu visual
● Peserta bingung karena tidak
sepersepsi dengan apa yang
dibicarakan
● Peserta bingung karena visualisasi
justru terlalu banyak
Partisipasi ● Semua peserta didengar pendapatnya Ada peserta yang tidak kita ketahui
pendapatnya hingga rapat berakhir
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Keterampilan memfasilitasi pertemuan adalah soal
membangun dan mengaktualisasikan ke empat
kompetensi tsbt, sehingga bisa digunakan untuk
membantu kelompok menemukan jalan keluar bagi
tantangan-tantangan yang mereka hadapi, yang perlu
diperkuat pada fasilitator adalah serangkaian
keterampilan dasar fasilitator.
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Keterampilan mendengarkan, yang mencakup teknik-teknik untuk
menghargai semua sudut pandang
2. Keterampilan memfasilitasi diskusi terbuka, yang meliputi teknik-
teknik untuk mendukung pertukaran gagasan yang mengalir secara
bebas
3. Keterampilan menggunakan format alternatif daripada diskusi
terbuka, yakni penguasaan atas penggunaan format-format
bervariasi untuk mendorong partisipasi, untuk memanfaatkan potensi
kelompok
4. Keterampilan “menulis di flipchart”, yang dimaknai secara luas
sebagai penguasaan teknik untuk melakukan visualisasi spontan
untuk mendukung diskusi (mulai dari flipchart dan spidol di konteks
luring maupun media yang sesuai dalam konteks daring)
36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
5. Keterampilan memfasilitasi brainstorming (curah gagasan),
yakni teknik untuk menunda penilaian dan mendorong aliran
gagasan-gagasan bebas
6. Keterampilan untuk mengelola daftar yang panjang, yang
meliputi penguasaan metode untuk melakukan kategorisasi
dan memilih prioritas
7. Keterampilan mengelola dinamika yang menantang, yang
meliputi Teknik melakukan intervensi yang mendukung tanpa
menyalahkan siapa-siapa dan menyurutkan partisipasi
8. Keterampilan merancang agenda yang realistis
37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bila kita belum memiliki banyak pengalaman, daftar
panjang di atas mungkin agak mengecilkan hati. Namun,
kabar baiknya adalah,
fasilitasi yaitu seperangkat keterampilan yang bisa
dibentuk dengan terus melakukan praktik dan
mengumpulkan jam terbang, dan melakukan refleksi diri
untuk memperkuat keterampilan ini.
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Waktu
(Durasi)
Subtopik/
judul tahap
Sub tujuan dari tahap ini Output Langkah-langkah Alat Bahan
… - … Pembukaan Sub-tujuan minimum
yang lazim (bisa
ditambah sesuai
konteks):
●Peserta sama persepsi
tentang tujuan pertemuan,
waktu, keluaran yang
Peserta (Langkah umum untuk dioperasionalkan sesuai konteks Visualisasi
(durasi) paham tempat, waktu, dan budaya. Biasanya Fasilitator baru memulai rincian
tentang tahap ini setelah dibuka oleh tuan rumah.) pertemuan
tujuan sesuai
pertemuan, Sapa peserta dengan hangat. (Ingat, Anda harus mengatur konteks.
durasi, bahwa kalau Anda mengharapkan pancaran semangat
keluaran yang tertentu dari peserta, pancarkan semangat dari diri Anda harus
diharapkan, lebih tinggi dari itu.)
Bagian 1: Template Rencana Fasilitasi
1
Rencana Fasilitasi (dituliskan nama pertemuan)
(hari, tanggal bulan tahun)
(jam pelaksanaan)
Tujuan :
1. Tulis tujuan umum dari pertemuan
Output :
1. Tulis keluaran yang diharapkan dari pertemuan, sesuatu yang bisa diamati (observable)
Peserta :
1. Tulis karakteristik peserta yang hadir (tidak harus berupa daftar nama)
Perlengkapan :
Perlengkapan adalah sarana yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pertemuan. Perlengkapan inisifatnya perlu tersedia
sepanjang pertemuan. Untuk alat dan bahan yang spesifik untuk setiap tahap, misalnya PPT tertentu, masukkan ke dalam tabel.
□ Luring □ Flipchart □ Metaplan □ Spidol □ Lakban □ Proyektor □ Laptop □ Layar □ …
□ Daring □ Platform meeting: … □ Platform kuis: … □ …
Format dan sampel rencana fasilitasi
39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
20
diharapkan, dan
peran mereka
●Peserta siap
untuk
berkontribusi
dalam
pertemuan.
dan peran
mereka.
Peserta
siap untuk
berkontribu
si.
Sampaikan rincian pertemuan hari ini. Manfaatkan
visualisasi
yang sesuai. Tanyakan bila ada pertanyaan yang
perlu diklarifikasi.
Lakukan ‘pemanasan’. Ini bisa berbentuk
perkenalan jika peserta belum kenal atau kegiatan
sederhana untuk mencairkan suasana.
Jam awal
–
jam
akhir
(durasi)
(tahap 2) (tujuan dari tahap
ini)
(hasil yang
diharapkan
dari tahap
ini)
(alur pelaksanaan; atau aktivitas dituliskan satu-
persatu, misalnya fasilitator membuka sesi, dsb)
(perlengkap
an pada
tahap ini)
…
…
… - … Penutup Peserta paham
dengan
Kesamaan ● Merujuk pada visualisasi hasil, sampaikan
hasil yang disepakati/disepahami dari
pertemuan.
● Sampaikan TL yang akan terjadi, kapan dan
siapa yang bertanggung jawab, termasuk
rincian pertemuan berikutnya.
● Ucapkan terima kasih, lalu akhiri dengan
mengucapkan salam penutup yang sesuai
konteks.
Visualisasi
(5-10 menit) hasil pertemuan dan persepsi di hasil
tahu apa tindak lanjut antara yang pertemuan
(TL) yang akan
dilakukan
hadir akan & TL
hasil
pertemuan
dan TL
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
30
Bagian 2: Sampel Rencana Fasilitasi
CONTOH (dalam Ms. Word)
Rencana Fasilitasi Refleksi Perencanaan Berbasis Data
Senin, 20 Desember 2021
13.00 – 16.00 WIB
Tujuan :
1.Melakukan rekonstruksi atas proses perencanaan berbasis data di sekolah kita 2.Mengevaluasi efektivitas perencanaan
berbasis data yang dilakukan
Output :
1.Pembelajaran dari perencanaan berbasis data pada semester ganjil 2.Saran tindak lanjut untuk proses perencanaan
siklus berikutnya
Peserta :
Komite Pembelajaran Sekolah
Perlengkapan :
□ Luring □ Flipchart □ Metaplan □ Spidol □ Lakban □ Proyektor □ Laptop □ Layar □ …
□ Daring □ Platform meeting: … □ Platform kuis: … □ …
Alur :
Mengikuti kerangka 4P : Peristiwa – Perasaan – Pembelajaran – Penerapan ke Depan
Persiapan :
- Pelajari rencana fasilitasi sebelum rapatnya, pastikan alur sudah sesuai dengan konteks peserta dan waktu yang tersedia.
- Siapkan peralatan dan visualisasi yang diperlukan. Bila rapat dilakukan luring, mungkin Anda ingin menyiapkan potongan lakban untuk memasang
kartu-kartu metaplan.
- Luring/daring, siapkan parking lot untuk mencatat isu yang muncul dalam pertemuan, namun bukan fokus dari pertemuan, dan disepakati akan
dibahas terpisah kemudian. Bila luring, ini bisa berbentuk satu kertas flipchart yang ditempel sedikit terpisah, untuk mencatat hal-hal di luar topik
hari ini. Bila luring, ini adalah satu halaman atau slide khusus dengan fungsi sama.
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
40
Waktu
(Durasi)
Subtopik/
judul tahap
Sub tujuan dari
tahap ini
Output Langkah-langkah Alat Bahan
15 menit Pembukaan Sub-tujuan minimum
yang lazim (bisa
ditambah sesuai
konteks):
●Peserta sama
persepsi tentang
tujuan pertemuan,
waktu, keluaran yang
diharapkan, dan
peran mereka
●Peserta siap untuk
berkontribusi dalam
pertemuan.
Peserta
paham
tentang
tujuan
pertemuan,
durasi,
keluaran
yang
diharapkan,
dan peran
mereka.
Peserta siap
untuk
berkontribusi.
Ucapkan terima kasih kepada tuan rumah yang sudah membuka.
Sapa peserta dengan hangat.
Ulangi tujuan pertemuan hari/sesi ini: yakni merefleksikan proses perencanaan
berbasis data yang dilakukan awal semester lalu.
Lakukan ‘pemanasan’. Ini bisa berbentuk perkenalan jika peserta belum kenal atau
kegiatan sederhana untuk mencairkan suasana.
Selesai pemanasan, sampaikan bahwa refleksi pada hari/sesi ini akan dilakukan
dengan kerangka 4P, yakni evaluasi 4 babak yang terdiri dari:
1. P1 = peristiwa, mengklarifikasi fakta yang terjadi
2. P2 = perasaan, mengungkap perasaan yang timbul terkait peristiwa yang sudah
diklarifikasi tersebut
4. P3 = pembelajaran, mengungkap dan mendiskusikan peristiwanya. Pada bagian
ini, pertanyaan kunci yang spesifik kemungkinan perlu dikembangkan
4. P4 = penerapan ke depan, memutuskan dan/atau merekap rencana tindakan ke
depannya
Tanyakan bila ada pertanyaan; respons terlebih dahulu sebelum masuk ke babak
pertama.
Visualisasi
rincian
pertemuan
sesuai
konteks.
30 menit P1: Tahap
Peristiwa
Menyamakan
persepsi tentang
proses perencanaan di
awal semester dahulu
Deskripsi
“Peristiwa”
Pertanyaan kunci:
a. Seperti apa proses perencanaan berbasis data yang kita lakukan kemarin?
b. Apa saja data yang kita gunakan untuk perencanaannya?
Proses:
Pertanyaan a, proses perencanaan:
● Buat garis waktu di dinding (fisik atau virtual).
● Minta peserta mengingat peristiwa seputar proses perencanaan kegiatan
Sekolah Penggerak waktu itu.
Space untuk
membuat
garis waktu
dan urutan
peristiwa
Bila luring:
satu sisi
42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
50
● Minta mereka menyebutkan apa saja kegiatan yang dilakukan mulai dari
awal yang mereka ingat hingga dihasilkannya apa yang disebut “Rencana”.
● Dengan prinsip “1 kartu 1 kegiatan”, buat kartu kegiatan dan susun di garis
waktu.
● Setelah semua kegiatan tersusun di garis waktu, minta salah satu peserta
membacakan urutan peristiwa penyusunan rencana berbasis data untuk
program Sekolah Penggerak di sekolah ini.
● Tanyakan, apakah susunan peristiwa itu sudah akurat, atau adakah yang
perlu ditambah/diperbaiki.
● Komentari urutan peristiwa ini dengan afirmasi positif, lalu tutup bagian ini
dengan menyebut bahwa susunan peristiwa ini akan menjadi salah satu
basis bagi refleksi kita.
Pertanyaan b, data yang digunakan:
● Minta peserta menyebutkan data yang digunakan, Anda atau salah satu
peserta mencatatnya di kartu (satu kartu satu jenis data).
● Setelah kartu-kartu terpasang, minta peserta memeriksa apakah semua
data yang digunakan bagi proses Perencanaan sudah tercantum.
Komentari lagi hasil kerja ini dengan afirmasi positif, lalu tutup Tahap P1
dengan menyebut bahwa kedua klarifikasi fakta ini akan menjadi basis bagi
refleksi kita.
dinding
ruang rapat
Bila daring:
platform
kolaborasi
yang
diakrabi
peserta
15
menit
P2:
Tahap
Perasaan
Mengungkap
emosi
yang timbul
terkait
perencanaan
yang
dilakukan
Ungkapan
perasaan
anggota
komite
pembelajaran
Pertanyaan kunci:
Bagaimana perasaan Anda tentang:
- proses perencanaan yang kita jalani dulu itu? Mengapa demikian?
- Keberadaan dan kualitas data yang digunakan? Mengapa demikian?
Proses:
● Jelaskan bahwa tahap ini penting sebelum kita menganalisis pengalaman
kita mengenai perencanaan berbasis data.
Space untuk
peta
perasaan
Bila luring:
satu sisi
dinding
ruang rapat
43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
60
Yang kita lakukan adalah ‘menguras perasaan’ lebih dahulu, sehingga analisis
kita nanti tidak bias dengan emosi yang kita rasakan terkait peristiwanya.
● Minta peserta melihat peta perasaan yang masih kosong. Ada 3 area: senang,
campur-campur atau datar atau bingung, dan kurang senang
● Minta peserta memilih apa perasaan dirinya terkait perencanaan berbasis
data yang peristiwanya sudah diklarifikasi tadi (peserta boleh merenungkan
garis waktu peristiwa), lalu menjelaskan alasannya pada kartu. Kartu
ditempel/diletakkan di area perasaan yang sesuai.
● Ketika peserta mulai menempel, bayangkan kategori2 penjelasan dari setiap
emosi.
● Setelah peserta selesai, bahas alasan2 yang muncul dari setiap perasaan dan
klasterkan. Bungku setiap klaster dengan judul yang sesuai.
● Setelah selesai dibacakan, rangkum dan simpulkan. Anda juga bisa meminta
peserta menyimpulkan.
Bila daring:
platform
kolaborasi
yang
diakrabi
peserta
60
menit
P3: Tahap
Pembelajaran
Menganalisis Hasil analisis
atas proses
Perencanaan
tahun lalu
Pertanyaan kunci (bisa ditentukan sesuai penekanan yang
diinginkan):
● Sejauh mana proses perencanaan tahun lalu menghasilkan rencana yang
solid dan bisa dijalankan? Apa yang baik, apa yang perlu diperbaiki?
● Apa yang membuat proses serupa bisa terjadi? Faktor apa saja yang
berpengaruh?
● Apa pembelajaran yang bisa tarik?
Proses:
● Jika Anda merasa ada peserta yang kurang termotivasi berbicara di grup
besar, inilah waktu untuk membuat diskusi kelompok.
● Anda bisa meminta kelompok menjawab pertanyaan yang identik, atau Anda
bisa memberikan fokus yang berbeda, misalnya:
o Kelompok A fokus pada proses perencanaannya
o Kelompok B fokus pada keberadaan data yang digunakan dalam
proses dan kualitasnya
44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
70
● Setelah kelompok selesai, bahas pertanyaan kunci satu per satu. Simpulkan
jawaban per pertanyaan.
● Jika ada lontaran yang keluar dari topik hari ini, ajak peserta untuk memarkir
topik ini lebih dahulu. Tulis, dan letakkan di parking lot.
● Selama diskusi, catat pribadi lebih dahulu, kalau ada hal-hal yang akan perlu
ditindaklanjuti.
30
menit
P4:
Penerapan
ke Depan
Merumuskan
dan
menyepakati
tindakan yang
perlu
dilakukan ke
depan
Rencana
tindak
lanjut
Pertanyaan kunci:
● Apa yang harus dilakukan selanjutnya, oleh siapa, kapan?
Proses:
● Sampaikan beberapa topik yang Anda catat sebagai perlu ditindaklanjuti.
● Kumpulkan dari peserta, apakah ada lagi topik yang perlu dibahas. Kita
kumpulkan (stack) dulu, belum dibahas.
● Setelah isu terkumpul, mari kita bahas tindakannya satu per satu. Jika ada
banyak, bagi kelompok. Lebih baik, pembagian kelompok berdasarkan pilihan
peserta.
● Minta peserta Menyusun tindak lanjut dengan kerangka seperti ini:
1) Apa tujuan yang ingin dicapai dari tindak lanjut ini?
2) Apa indikasi tercapainya tindak lanjut ini? Apa indiator suksesnya? Dengan
kata lain. tindak lanjut ini berhasil bila: …
3) Apa Langkah-langkah yang akan dilakukan?
4) Siapa yang bertanggung jawab?
5) Kapan hal ini akan selesai atau akan diperiksa kemajuannya?
● Hasil diskusi bisa dibuat dalam bentuk matriks atau format yang mudah dibaca.
● Setelah selesai, jenguk parking lot, tanyakan apakah isu yang ada di sini masih
perlu dibahas. Jika ya, masukkan sebagai salah satu agenda tindak lanjut.
● Tekankan agenda berikutnya yang akan segera terjadi, misalnya rapat
berikutnya.
● Akhiri sesi dengan afirmasi positif, selamati kerja keras peserta.
45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
80
10 menit Penutup Peserta paham
dengan hasil
pertemuan dan tahu
apa tindak lanjut
(TL) yang akan
dilakukan
Kesamaan
persepsi di
antara yang
hadir akan
hasil
pertemuan
dan TL
● Merujuk pada visualisasi hasil, sampaikan
hasil yang disepakati/disepahami dari
pertemuan.
● Sampaikan TL yang akan terjadi, kapan dan
siapa yang bertanggung jawab, termasuk rincian
pertemuan berikutnya.
● Minta peserta berkomentar (bisa tertulis)
mengenai apa yang baik tentang rapat kali ini,
dan apa yang bisa diperbaiki untuk rapat
berikutnya. Ucapkan terima kasih.
● Ucapkan terima kasih, lalu akhiri dengan
mengucapkan salam penutup yang sesuai
konteks.
Visualisasi
hasil
pertemuan
& TL
Catatan : perbedaan alokasi waktu total (3x60 menit) dan waktu dari rundown, digunakan untuk memberikan buffer bila ada
kebutuhan tambahan waktu
46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
90
Kasus P1 P2 P3 P4
P1 adalah pertanyaan untuk
menyamakan persepsi tentang
fakta yang terjadi/dialami
Reminder kunci: setia pada
fakta, jangan beropini dulu!
P2 adalah pertanyaan
untuk “menguras tanki
emosi” sebelum masuk ke
P3 yang sifatnya rasional
P3 adalah ruang analisis. Ini
bisa merupakan ruang
pertanyaan yang luas, perlu
dirumuskan dengan
saksama untuk sudut
pandang yang menjadi
prioritas.
P4 ini adalah pertanyaan
yang secara “alamiah”
muncul setelah
pembelajaran yang dipetik
di P3, yakni mengenai apa
yang akan dilakukan
selanjutnya.
Refleksi kegiatan:
training sablon untuk
siswa SMK
Tujuan refleksi: Melihat
sejauh mana training
berjalan sesuai
harapan, yakni peserta
mendapatkan
keterampilan
menyablon yang cukup
baik untuk dapat
melakukannya secara
mandiri
Apa saja kegiatan persiapan
yang kita lakukan?
Bagaimana jalannya pelatihan
tadi?
Bagaimana perasaan kita
tentang pengalaman lalu
(fakta yang baru saja kita
paparkan)?
Contoh-contoh pertanyaan:
● Sejauh mana kegiatan
berjalan sesuai harapan?
Mengapa Anda
berpandangan demikian?
● Apa hal-hal yang
membuat kegiatan
sukses/kurang sukses?
● Apa yang sudah baik dan
perlu dipertahankan di
event yad, mana yang
bisa ditingkatkan?
● Kita belajar apa dari
pengalaman hari ini?
Apa yang akan kita
lakukan ke depan?
- Event berikutnya, apa
yang akan kita lakukan
dengan cara berbeda?
Bagian 3: Contoh operasionalisasi pertanyaan 4P
CONTOH OPERASIONALISASI PERTANYAAN BERBASIS 4P
DALAM REFLEKSI PROGRAM SMK
47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kasus P1 P2 P3 P4
Refleksi program
kerjasama
pemagangan siswa
dengan Hotel XYZ
(untuk jurusan
perhotelan,
pariwisata,
perkantoran)
Tujuan refleksi: Melihat
sejauh mana program
magang di Sahid cocok
direplikasi dengan hotel
dan dunia kerja lainnya
Bagaimana jalannya
kerjasama, apa saja yang
sudah terjadi?
Apakah secara umum kita
senang dengan kerjasama?
Sejauh mana ya kerjasama
kemarin berjalan?
Bagaimana kita bisa
melakukan kerjasama
program magang yang
lebih baik ke depan?
Refleksi hubungan
dengan alumni
Tujuan refleksi:
Melihat potensi
kerjasama lebih jauh
yang mampu
meningkatkan
keterampilan dan
peluang kerja siswa
Sejauh ini apa yang kita
ketahui tentang alumni? Siapa
mereka, di mana meeka
bekerja, apa saja
kerjasama/hubungan yang
terjalin?
Apakah kita cukup puas
dengan status ini?
Apa yang menyebabkan
hubungan yang ada saat ini
terjalin? Apakah sudah ada
mekanisme untuk
mendukung relasi dengan
alumni secara terstruktur?
Apa yang perlu kita
lakukan ke depan untuk
mendapatkan manfaat dari
jaringan alumni?