SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
FASILITASI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
GAMBARAN
UMUM
FASILITASI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah…
Menurut International Association of Facilitators (IAF)
fasilitasi adalah sebuah falsafah, sebuah
keterampilan, sebuah proses atau sebuah profesi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah falsafah
Fasilitasi adalah keyakinan mendasar pada kemampuan alamiah
manusia untuk berkolaborasi.. Ini adalah pilar filosofis dari semua
masyarakat beradab dan sebagian besar gerakan politik. Ini
merupakan kepercayaan pada kearifan dan kemampuan orang-
orang ini juga keyakinan bahwa dua kepala tidak hanya lebih baik
daripada satu kepala, namun bahwa ketika dua orang berbagi ide,
1+1+1≠3. Ini adalah pemahaman bahwa ketika tiga orang berbagi
ide mereka, mereka akan membangun di atas konsep satu sama
lain, mengembangkan pemikiran mereka dan satu sama lain, dan
menciptakan ide-ide baru. Ini adalah keyakinan yang mendalam
bahwa 1+1+1=tak berbatas.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah keterampilan
Keterampilan fasilitatif adalah
syarat bagi para pemimpin,
komunikator, pendidik, dan
politisi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah proses
Untuk membantu orang melakukan kemampuan fasilitatif
alamiah mereka, proses-proses spesifik telah ditemukan
dan terus diciptakan, untuk mendukung orang berpikir
bersama.
Proses-proses tersebut didasarkan pada pemahaman dari
proses kreatif, dinamika kelompok, dan kekuatan dari
pertanyaan-pertanyaan orisinal untuk menghasilkan ide-ide
lebih lanjut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi adalah sebuah profesi
Individu-individu yang memegang falsafah fasilitasi, kadang-kadang
seperti agama, telah menciptakan profesi dengan pengetahuan, kode
etik, kompetensi dan sertifikasi profesional, dengan sebuah badan
internasional yaitu International Association of Facilitators (IAF)
Fasilitator profesional adalah spesialis dalam mendapatkan
kekuatan fasilitasi untuk membantu individu, kelompok, organisasi,
masyarakat terlibat dalam percakapan yang disengaja, memecahkan
masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan, memecahkan konflik
yang sudah berakar mendalam, berinovasi, berkembang, dan
tumbuh.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Fasilitasi Proses Kelompok
Dalam arti sempit fasilitasi adalah proses yang
dikenal dalam bahasa Inggris sebagai facilitation,
proses memandu kelompok untuk bisa mengambil
keputusan bersama dan menerapkannya secara
efektif sebagai tindak lanjutnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa banyak organisasi, bahkan
banyak kalangan, belum akrab dengan
konsep fasilitasi yang disebutkan di
atas? Kita biasanya hanya kenal
terminology narasumber, moderator,
atau ketua rapat, ya bukan?
Jawabnya mungkin, karena tidak semua pertemuan
membutuhkan peran fasilitator. Itu terjadi karena pertemuan-
pertemuan tersebut sifatnya rutin dan keputusan yang perlu
diambil tidak sulit.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ketika berhadapan dengan isu yang lebih rumit, lebih
kompleks, dan menuntut tindakan yang tidak rutin, rapat/
pertemuan akan mulai menantang.
Proses memberikan masukan pun, akan menyumbang pada
peningkatan kepedulian atas masalah yang dihadapi dan
membangun rasa kepemilikan atas solusi bersama yang
akhirnya disepakati.
Proses seperti inilah yang membutuhkan keterampilan
fasilitasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KETERAMPILAN FASILITASI VS PEMBELAJARAN ORANG
DEWASA
Pendekatan MOVE (Moderation and Visualization of Group Events)
atas proses belajar, yang penekanannya ada proses kelompok.
Dalam konteks keterampilan fasilitasi ini pun, pembelajaran orang
dewasa (adult learning) dipahami sebagai sebuah proses komunikasi
yang dilakukan secara sadar menuju ke arah tercapainya makna
bersama dalam kelompok tersebut, yang ditujukan untuk
memecahkan masalah bersama atau memandu kegiatan/kehidupan
kelompok ke depan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Belajar, perlu berdasar atas kombinasi dari pengalaman
praktis saat bekerja dan hal ini terjadi dalam lingkungan
material, sosial, dan budaya.
Proses belajar yang berangkat dari pengalaman nyata dan
pengetahuan yang ditarik bisa jadi akan sangat kontekstual,
pekat dengan situasi yang melingkupinya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Teori Kolb bahwa pengalaman memiliki peran
kritis dalam konstruksi pengetahuan, karena
pembelajaran terjadi melalui penemuan dan
partisipasi aktif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tahapan
pengalaman
belajar menurut
Kolb
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Siklus proses belajar Kolb dimulai dari sebuah pengalaman konkret,
sesuatu yang bisa benar-benar baru atau kejadian yang sudah lewat
yang dibayangkan kembali.
Dalam sebuah pengalaman nyata, setiap pembelajar terlibat dalam
sebuah tugas atau kegiatan, pengalaman sebagai kunci dari
pembelajaran.
Pengalaman harus dijalani, tidak cukup hanya dibaca atau ditonton
supaya seseorang bisa mendapatkan pengetahuan baru.
1. Pengalaman nyata
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
2. Observasi reflektif
Reflektif adalah melakukan langkah mundur ke belakang, dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan yang membahas pengalaman
bersama dengan orang lain.
Dalam konteks kelompok, pada tahap inilah kelompok duduk bersama
dan membahas pengalaman bersama mereka.
Komunikasi sifatnya sangat vital pada tahap ini, karena pembelajar bisa
menegakkan pemahaman mereka terhadap fakta-fakta yang terjadi
sebelum merenungkan pembelajaran dari pengalaman tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. Konseptualisasi Abstrak
Tahap berikutnya dari siklus pembelajaran adalah memaknai
pengalaman. Pembelajar bergerak dari observasi reflektif ke arah
konseptualisasi ketika mereka mulai melakukan klasifikasi atas
konsep-konsep dan membentuk kesimpulan dari pengalaman atau
kejadiannya. Proses ini melibatkan penafsiran atau analisis atas
pengalamannya dan membanding-bandingkan dengan pemahaman
mereka saat ini atas konsepnya. Kesimpulan yang lahir tidak harus
“baru”; informasi baru yang diperoleh bisa saja mengarah pada
modifikasi dari kesimpulan atau pengetahuan yang sudah dimiliki
kelompok sebelumnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4. Pengujian Aktif
Pembelajar akan kembali terlibat dalam kegiatan mereka, kali ini
dengan tujuan untuk menerapkan kesimpulan mereka pada
pengalaman-pengalaman baru. Mereka akan bisa membuat prediksi,
menganalisis tugas dan situasi, serta membuat rencana untuk
mendapatkan pengetahuan ke depannya.
Melakukan tahap ini secara sadar berarti memberikan ruang bagi
pembelajar, atau pembelajar memberikan ruang bagi dirinya, untuk
menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata dan menjajaki
relevansinya, sehingga pembelajaran akan semakin kuat tertanam.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KERANGKA REFLEKSI 4P
Pembelajaran berbasis pengalaman lebih partisipatif, dinamis
dan efektif, dikembangkan oleh Bernama Dr. Roger
Greenaway yang disebut “Active Reviewing Cycle” (dapat
diterjemahkan agak bebas menjadi “Siklus Refleksi Aktif”)
dengan pertanyaan pemandu yang bisa disingkat menjadi 4F.
Kerangka ini dikembangkan untuk membantu kita
merefleksikan pengalaman dan menyusun
rencana ke depan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
F1: Facts P1: Peristiwa Deskripsi objektif tentang apa
yang terjadi
F2: Feelings P2: Perasaan Reaksi emosional atas situasi/
pengalaman
F3: Findings P3: Pembelajaran Analisis dan pembelajaran
konkret yang bisa diambil dari
situasinya
F4: Future P4: Penerapan ke
depan
Pembelajaran yang tertata yang
bisa kita pakai ke depan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Merujuk pada fakta-fakta nyata,
seperti urutan kejadian, momen-
momen penting. Kadang-
kadang, pada tahap ini pun
sudah mulai terdapat perbedaan
persepsi mengenai fakta
objektifnya, dan perlu diluruskan
lebih dulu.
P1 :
Peristiwa
Siapa?
Apa?
Di mana?
Kapan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
 Apakah ada hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang terjadi?
 Apakah ada hal yang mengejutkan?
 Apakah hal-hal yang diperkirakan terjadi memang terjadi?
 Apa hal yang tidak terjadi, yang semula diperkirakan/diharapkan
terjadi?
 Apa yang paling kita ingat/paling menonjol?
 Apa saat-saat kritis pada kejadian itu?
 Apa yang terjadi tepat sebelumnya? Apa yang terjadi sesudahnya?
 Apa yang paling mempengaruhi sikap dan tindakan kita atau aktor
tertentu waktu itu?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bisa menggambarkan perasaan dalam situasinya.
Perasaan dapat memandu Anda untuk memahami
situasinya sepenuhnya dan membantu memastikan
pembelajaran kita ini beranjak dari pengalaman yang
dijalani.
P2 : Perasaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
 Apa emosi-emosi yang Anda alami?
 Pada saat apa Anda merasa paling terlibat, atau paling tidak
terlibat, bahkan tersisih?
 Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengendalikan emosi?
 Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengekspresikan
emosi?
 Kapan Anda merasa paling bersemangat?
 Kapan terasa semangat kelompok paling turun?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bisa mulai menafsirkan situasi dan menganalisis, untuk
kemudian menarik makna dan membuat penilaian. Kata
tanya utamanya adalah ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’.
P3 :
Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
 Mengapa rencana kita dapat berjalan/tidak dapat berjalan?
 Mengapa Anda mengambil peran itu? Mengapa Anda
melakukan hal yang Anda lakukan?
 Apa alasan Anda tidak melakukan hal lain?
 Sejauh mana perasaan Anda mempengaruhi apa yang Anda
katakana dan lakukan?
 Bagaimana kemarin kita bisa mencapai hasil yang kita raih?
 Apakah ada kesempatan yang tersia-siakan kemari
 Apakah ada hal yang Anda sesali
 Apa hal yang dirasakan paling bermanfaat?
 Apakah ada umpan balik? Dari kita sendiri? Dari orang lain yang
terlibat kemarin?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tarik kesimpulan tentang apa yang
dianggap baik dan dapat diterapkan ke
depan, tentu saja penting untuk
membubuhkan catatan tentang konteks
tertentu sebagai asumsinya. Temuan atau
kesimpulan yang berbeda sangat bisa jadi
akan diperoleh ketika konteksnya berbeda.
P3 :
Penerapan ke
Depan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
 Pilihan-pilihan apa yang kita punyai?
 Bagaimana kita bisa menggunakan pembelajaran kita ke
depannya?
 Apa yang sudah berjalan dengan baik dan perlu kita
pertahankan?
 Apa yang akan kita ubah dalam praktik kelompok kita?
 Apa rencana yang bisa kita buat ke depan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bagaimana
menggunakannya ?
Susun pertanyaan yang sesuai dan tetapkan alokasi
waktu untuk setiap tahapan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tahap Hasil yang diharapkan Contoh alokasi
waktu
Penjelasan proses dan
membangun trust di
kelompok
Pemahaman yang jelas atas prosesnya,
kelompok fokus pada situasi yang di-review
atau direfleksikan
5 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Peristiwa
Bukti-bukti yang terkumpul mengenai
pengalaman atau kejadian
5 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Perasaan
Teridentifikasinya perasaan atau emosi yang
muncul di antara anggota kelompok
5 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Pembelajaran
Analisis lebih jauh atas kejadiannya, misalnya
hal-hal yang mendukung, hal-hal yang menjadi
kendala
15 menit
Pertanyaan-pertanyaan
Penerapan ke depan
Rencana tindak lanjut atau langkah berikutnya
yang disepakati.
15 menit
Penutup Penutup yang jelas dari review-nya 5 menit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kompetensi Apa
yang Diperlukan
Seorang
Fasilitator
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Kompetensi
Interaksi
Kemampuan mengatur proses belajar atau
bekerja dalam suasana saling percaya, saling
menghormati, dan bersedia berbagi makna
2. Kompetensi
merancang alur
proses
Kemampuan menyusun acara dengan baik,
dengan memvariasikan berbagai unsur acara, a.l.
metode, tingkat partisipasi, tingkat interaksi, dan
tipe visualisasi, hingga tujuan pertemuan tercapai
3. Kompetensi
visualisasi
Kemampuan menggunakan dan merancang
berbagai instrumen sebagai alat bantu visual,
presentasi, dan dialog
4. Kompetensi
partisipasi
Kemampuan menggali yang terbaik dari yang
dimiliki kelompok dengan kontribusi setiap
individu dalam prosesnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ilustrasi dalam praktek
Kompetensi Berjalan dengan baik bila kita melihat
indikasi…......
Perlu dikembangkan lagi bila kita
melihat indikasi………
Interaksi ● Peserta nampak antusias
● Peserta mau terlibat dalam proses
● Peserta terbuka membagi pendapatnya
● Peserta kelihatan takut berbicara
● Peserta kelihatan apatis
● Peserta tidak mengelaborasi
pendapatnya
Merangan alur
proses
● Pertemuan terasa lancar dan tidak terasa
waktu berlalu dengan cepat
● Peserta menunjukkan kepuasan akan
keputusan yang diambil
● Pertemuan berjalan ‘berat’
● Peserta bosan dan ngantuk
Visualisasi ● Peserta paham apa yang sedang
dibicarakan karena ada rujukan visual
● Peserta dapat bertukar ide dengan lancar
karena ada alat bantu visual
● Peserta bingung karena tidak
sepersepsi dengan apa yang
dibicarakan
● Peserta bingung karena visualisasi
justru terlalu banyak
Partisipasi ● Semua peserta didengar pendapatnya Ada peserta yang tidak kita ketahui
pendapatnya hingga rapat berakhir
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Keterampilan memfasilitasi pertemuan adalah soal
membangun dan mengaktualisasikan ke empat
kompetensi tsbt, sehingga bisa digunakan untuk
membantu kelompok menemukan jalan keluar bagi
tantangan-tantangan yang mereka hadapi, yang perlu
diperkuat pada fasilitator adalah serangkaian
keterampilan dasar fasilitator.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Keterampilan mendengarkan, yang mencakup teknik-teknik untuk
menghargai semua sudut pandang
2. Keterampilan memfasilitasi diskusi terbuka, yang meliputi teknik-
teknik untuk mendukung pertukaran gagasan yang mengalir secara
bebas
3. Keterampilan menggunakan format alternatif daripada diskusi
terbuka, yakni penguasaan atas penggunaan format-format
bervariasi untuk mendorong partisipasi, untuk memanfaatkan potensi
kelompok
4. Keterampilan “menulis di flipchart”, yang dimaknai secara luas
sebagai penguasaan teknik untuk melakukan visualisasi spontan
untuk mendukung diskusi (mulai dari flipchart dan spidol di konteks
luring maupun media yang sesuai dalam konteks daring)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
5. Keterampilan memfasilitasi brainstorming (curah gagasan),
yakni teknik untuk menunda penilaian dan mendorong aliran
gagasan-gagasan bebas
6. Keterampilan untuk mengelola daftar yang panjang, yang
meliputi penguasaan metode untuk melakukan kategorisasi
dan memilih prioritas
7. Keterampilan mengelola dinamika yang menantang, yang
meliputi Teknik melakukan intervensi yang mendukung tanpa
menyalahkan siapa-siapa dan menyurutkan partisipasi
8. Keterampilan merancang agenda yang realistis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bila kita belum memiliki banyak pengalaman, daftar
panjang di atas mungkin agak mengecilkan hati. Namun,
kabar baiknya adalah,
fasilitasi yaitu seperangkat keterampilan yang bisa
dibentuk dengan terus melakukan praktik dan
mengumpulkan jam terbang, dan melakukan refleksi diri
untuk memperkuat keterampilan ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Waktu
(Durasi)
Subtopik/
judul tahap
Sub tujuan dari tahap ini Output Langkah-langkah Alat Bahan
… - … Pembukaan Sub-tujuan minimum
yang lazim (bisa
ditambah sesuai
konteks):
●Peserta sama persepsi
tentang tujuan pertemuan,
waktu, keluaran yang
Peserta (Langkah umum untuk dioperasionalkan sesuai konteks Visualisasi
(durasi) paham tempat, waktu, dan budaya. Biasanya Fasilitator baru memulai rincian
tentang tahap ini setelah dibuka oleh tuan rumah.) pertemuan
tujuan sesuai
pertemuan, Sapa peserta dengan hangat. (Ingat, Anda harus mengatur konteks.
durasi, bahwa kalau Anda mengharapkan pancaran semangat
keluaran yang tertentu dari peserta, pancarkan semangat dari diri Anda harus
diharapkan, lebih tinggi dari itu.)
Bagian 1: Template Rencana Fasilitasi
1
Rencana Fasilitasi (dituliskan nama pertemuan)
(hari, tanggal bulan tahun)
(jam pelaksanaan)
Tujuan :
1. Tulis tujuan umum dari pertemuan
Output :
1. Tulis keluaran yang diharapkan dari pertemuan, sesuatu yang bisa diamati (observable)
Peserta :
1. Tulis karakteristik peserta yang hadir (tidak harus berupa daftar nama)
Perlengkapan :
Perlengkapan adalah sarana yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pertemuan. Perlengkapan inisifatnya perlu tersedia
sepanjang pertemuan. Untuk alat dan bahan yang spesifik untuk setiap tahap, misalnya PPT tertentu, masukkan ke dalam tabel.
□ Luring □ Flipchart □ Metaplan □ Spidol □ Lakban □ Proyektor □ Laptop □ Layar □ …
□ Daring □ Platform meeting: … □ Platform kuis: … □ …
Format dan sampel rencana fasilitasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
20
diharapkan, dan
peran mereka
●Peserta siap
untuk
berkontribusi
dalam
pertemuan.
dan peran
mereka.
Peserta
siap untuk
berkontribu
si.
Sampaikan rincian pertemuan hari ini. Manfaatkan
visualisasi
yang sesuai. Tanyakan bila ada pertanyaan yang
perlu diklarifikasi.
Lakukan ‘pemanasan’. Ini bisa berbentuk
perkenalan jika peserta belum kenal atau kegiatan
sederhana untuk mencairkan suasana.
Jam awal
–
jam
akhir
(durasi)
(tahap 2) (tujuan dari tahap
ini)
(hasil yang
diharapkan
dari tahap
ini)
(alur pelaksanaan; atau aktivitas dituliskan satu-
persatu, misalnya fasilitator membuka sesi, dsb)
(perlengkap
an pada
tahap ini)
…
…
… - … Penutup Peserta paham
dengan
Kesamaan ● Merujuk pada visualisasi hasil, sampaikan
hasil yang disepakati/disepahami dari
pertemuan.
● Sampaikan TL yang akan terjadi, kapan dan
siapa yang bertanggung jawab, termasuk
rincian pertemuan berikutnya.
● Ucapkan terima kasih, lalu akhiri dengan
mengucapkan salam penutup yang sesuai
konteks.
Visualisasi
(5-10 menit) hasil pertemuan dan persepsi di hasil
tahu apa tindak lanjut antara yang pertemuan
(TL) yang akan
dilakukan
hadir akan & TL
hasil
pertemuan
dan TL
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
30
Bagian 2: Sampel Rencana Fasilitasi
CONTOH (dalam Ms. Word)
Rencana Fasilitasi Refleksi Perencanaan Berbasis Data
Senin, 20 Desember 2021
13.00 – 16.00 WIB
Tujuan :
1.Melakukan rekonstruksi atas proses perencanaan berbasis data di sekolah kita 2.Mengevaluasi efektivitas perencanaan
berbasis data yang dilakukan
Output :
1.Pembelajaran dari perencanaan berbasis data pada semester ganjil 2.Saran tindak lanjut untuk proses perencanaan
siklus berikutnya
Peserta :
Komite Pembelajaran Sekolah
Perlengkapan :
□ Luring □ Flipchart □ Metaplan □ Spidol □ Lakban □ Proyektor □ Laptop □ Layar □ …
□ Daring □ Platform meeting: … □ Platform kuis: … □ …
Alur :
Mengikuti kerangka 4P : Peristiwa – Perasaan – Pembelajaran – Penerapan ke Depan
Persiapan :
- Pelajari rencana fasilitasi sebelum rapatnya, pastikan alur sudah sesuai dengan konteks peserta dan waktu yang tersedia.
- Siapkan peralatan dan visualisasi yang diperlukan. Bila rapat dilakukan luring, mungkin Anda ingin menyiapkan potongan lakban untuk memasang
kartu-kartu metaplan.
- Luring/daring, siapkan parking lot untuk mencatat isu yang muncul dalam pertemuan, namun bukan fokus dari pertemuan, dan disepakati akan
dibahas terpisah kemudian. Bila luring, ini bisa berbentuk satu kertas flipchart yang ditempel sedikit terpisah, untuk mencatat hal-hal di luar topik
hari ini. Bila luring, ini adalah satu halaman atau slide khusus dengan fungsi sama.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
40
Waktu
(Durasi)
Subtopik/
judul tahap
Sub tujuan dari
tahap ini
Output Langkah-langkah Alat Bahan
15 menit Pembukaan Sub-tujuan minimum
yang lazim (bisa
ditambah sesuai
konteks):
●Peserta sama
persepsi tentang
tujuan pertemuan,
waktu, keluaran yang
diharapkan, dan
peran mereka
●Peserta siap untuk
berkontribusi dalam
pertemuan.
Peserta
paham
tentang
tujuan
pertemuan,
durasi,
keluaran
yang
diharapkan,
dan peran
mereka.
Peserta siap
untuk
berkontribusi.
Ucapkan terima kasih kepada tuan rumah yang sudah membuka.
Sapa peserta dengan hangat.
Ulangi tujuan pertemuan hari/sesi ini: yakni merefleksikan proses perencanaan
berbasis data yang dilakukan awal semester lalu.
Lakukan ‘pemanasan’. Ini bisa berbentuk perkenalan jika peserta belum kenal atau
kegiatan sederhana untuk mencairkan suasana.
Selesai pemanasan, sampaikan bahwa refleksi pada hari/sesi ini akan dilakukan
dengan kerangka 4P, yakni evaluasi 4 babak yang terdiri dari:
1. P1 = peristiwa, mengklarifikasi fakta yang terjadi
2. P2 = perasaan, mengungkap perasaan yang timbul terkait peristiwa yang sudah
diklarifikasi tersebut
4. P3 = pembelajaran, mengungkap dan mendiskusikan peristiwanya. Pada bagian
ini, pertanyaan kunci yang spesifik kemungkinan perlu dikembangkan
4. P4 = penerapan ke depan, memutuskan dan/atau merekap rencana tindakan ke
depannya
Tanyakan bila ada pertanyaan; respons terlebih dahulu sebelum masuk ke babak
pertama.
Visualisasi
rincian
pertemuan
sesuai
konteks.
30 menit P1: Tahap
Peristiwa
Menyamakan
persepsi tentang
proses perencanaan di
awal semester dahulu
Deskripsi
“Peristiwa”
Pertanyaan kunci:
a. Seperti apa proses perencanaan berbasis data yang kita lakukan kemarin?
b. Apa saja data yang kita gunakan untuk perencanaannya?
Proses:
Pertanyaan a, proses perencanaan:
● Buat garis waktu di dinding (fisik atau virtual).
● Minta peserta mengingat peristiwa seputar proses perencanaan kegiatan
Sekolah Penggerak waktu itu.
Space untuk
membuat
garis waktu
dan urutan
peristiwa
Bila luring:
satu sisi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
50
● Minta mereka menyebutkan apa saja kegiatan yang dilakukan mulai dari
awal yang mereka ingat hingga dihasilkannya apa yang disebut “Rencana”.
● Dengan prinsip “1 kartu 1 kegiatan”, buat kartu kegiatan dan susun di garis
waktu.
● Setelah semua kegiatan tersusun di garis waktu, minta salah satu peserta
membacakan urutan peristiwa penyusunan rencana berbasis data untuk
program Sekolah Penggerak di sekolah ini.
● Tanyakan, apakah susunan peristiwa itu sudah akurat, atau adakah yang
perlu ditambah/diperbaiki.
● Komentari urutan peristiwa ini dengan afirmasi positif, lalu tutup bagian ini
dengan menyebut bahwa susunan peristiwa ini akan menjadi salah satu
basis bagi refleksi kita.
Pertanyaan b, data yang digunakan:
● Minta peserta menyebutkan data yang digunakan, Anda atau salah satu
peserta mencatatnya di kartu (satu kartu satu jenis data).
● Setelah kartu-kartu terpasang, minta peserta memeriksa apakah semua
data yang digunakan bagi proses Perencanaan sudah tercantum.
Komentari lagi hasil kerja ini dengan afirmasi positif, lalu tutup Tahap P1
dengan menyebut bahwa kedua klarifikasi fakta ini akan menjadi basis bagi
refleksi kita.
dinding
ruang rapat
Bila daring:
platform
kolaborasi
yang
diakrabi
peserta
15
menit
P2:
Tahap
Perasaan
Mengungkap
emosi
yang timbul
terkait
perencanaan
yang
dilakukan
Ungkapan
perasaan
anggota
komite
pembelajaran
Pertanyaan kunci:
Bagaimana perasaan Anda tentang:
- proses perencanaan yang kita jalani dulu itu? Mengapa demikian?
- Keberadaan dan kualitas data yang digunakan? Mengapa demikian?
Proses:
● Jelaskan bahwa tahap ini penting sebelum kita menganalisis pengalaman
kita mengenai perencanaan berbasis data.
Space untuk
peta
perasaan
Bila luring:
satu sisi
dinding
ruang rapat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
60
Yang kita lakukan adalah ‘menguras perasaan’ lebih dahulu, sehingga analisis
kita nanti tidak bias dengan emosi yang kita rasakan terkait peristiwanya.
● Minta peserta melihat peta perasaan yang masih kosong. Ada 3 area: senang,
campur-campur atau datar atau bingung, dan kurang senang
● Minta peserta memilih apa perasaan dirinya terkait perencanaan berbasis
data yang peristiwanya sudah diklarifikasi tadi (peserta boleh merenungkan
garis waktu peristiwa), lalu menjelaskan alasannya pada kartu. Kartu
ditempel/diletakkan di area perasaan yang sesuai.
● Ketika peserta mulai menempel, bayangkan kategori2 penjelasan dari setiap
emosi.
● Setelah peserta selesai, bahas alasan2 yang muncul dari setiap perasaan dan
klasterkan. Bungku setiap klaster dengan judul yang sesuai.
● Setelah selesai dibacakan, rangkum dan simpulkan. Anda juga bisa meminta
peserta menyimpulkan.
Bila daring:
platform
kolaborasi
yang
diakrabi
peserta
60
menit
P3: Tahap
Pembelajaran
Menganalisis Hasil analisis
atas proses
Perencanaan
tahun lalu
Pertanyaan kunci (bisa ditentukan sesuai penekanan yang
diinginkan):
● Sejauh mana proses perencanaan tahun lalu menghasilkan rencana yang
solid dan bisa dijalankan? Apa yang baik, apa yang perlu diperbaiki?
● Apa yang membuat proses serupa bisa terjadi? Faktor apa saja yang
berpengaruh?
● Apa pembelajaran yang bisa tarik?
Proses:
● Jika Anda merasa ada peserta yang kurang termotivasi berbicara di grup
besar, inilah waktu untuk membuat diskusi kelompok.
● Anda bisa meminta kelompok menjawab pertanyaan yang identik, atau Anda
bisa memberikan fokus yang berbeda, misalnya:
o Kelompok A fokus pada proses perencanaannya
o Kelompok B fokus pada keberadaan data yang digunakan dalam
proses dan kualitasnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
70
● Setelah kelompok selesai, bahas pertanyaan kunci satu per satu. Simpulkan
jawaban per pertanyaan.
● Jika ada lontaran yang keluar dari topik hari ini, ajak peserta untuk memarkir
topik ini lebih dahulu. Tulis, dan letakkan di parking lot.
● Selama diskusi, catat pribadi lebih dahulu, kalau ada hal-hal yang akan perlu
ditindaklanjuti.
30
menit
P4:
Penerapan
ke Depan
Merumuskan
dan
menyepakati
tindakan yang
perlu
dilakukan ke
depan
Rencana
tindak
lanjut
Pertanyaan kunci:
● Apa yang harus dilakukan selanjutnya, oleh siapa, kapan?
Proses:
● Sampaikan beberapa topik yang Anda catat sebagai perlu ditindaklanjuti.
● Kumpulkan dari peserta, apakah ada lagi topik yang perlu dibahas. Kita
kumpulkan (stack) dulu, belum dibahas.
● Setelah isu terkumpul, mari kita bahas tindakannya satu per satu. Jika ada
banyak, bagi kelompok. Lebih baik, pembagian kelompok berdasarkan pilihan
peserta.
● Minta peserta Menyusun tindak lanjut dengan kerangka seperti ini:
1) Apa tujuan yang ingin dicapai dari tindak lanjut ini?
2) Apa indikasi tercapainya tindak lanjut ini? Apa indiator suksesnya? Dengan
kata lain. tindak lanjut ini berhasil bila: …
3) Apa Langkah-langkah yang akan dilakukan?
4) Siapa yang bertanggung jawab?
5) Kapan hal ini akan selesai atau akan diperiksa kemajuannya?
● Hasil diskusi bisa dibuat dalam bentuk matriks atau format yang mudah dibaca.
● Setelah selesai, jenguk parking lot, tanyakan apakah isu yang ada di sini masih
perlu dibahas. Jika ya, masukkan sebagai salah satu agenda tindak lanjut.
● Tekankan agenda berikutnya yang akan segera terjadi, misalnya rapat
berikutnya.
● Akhiri sesi dengan afirmasi positif, selamati kerja keras peserta.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
80
10 menit Penutup Peserta paham
dengan hasil
pertemuan dan tahu
apa tindak lanjut
(TL) yang akan
dilakukan
Kesamaan
persepsi di
antara yang
hadir akan
hasil
pertemuan
dan TL
● Merujuk pada visualisasi hasil, sampaikan
hasil yang disepakati/disepahami dari
pertemuan.
● Sampaikan TL yang akan terjadi, kapan dan
siapa yang bertanggung jawab, termasuk rincian
pertemuan berikutnya.
● Minta peserta berkomentar (bisa tertulis)
mengenai apa yang baik tentang rapat kali ini,
dan apa yang bisa diperbaiki untuk rapat
berikutnya. Ucapkan terima kasih.
● Ucapkan terima kasih, lalu akhiri dengan
mengucapkan salam penutup yang sesuai
konteks.
Visualisasi
hasil
pertemuan
& TL
Catatan : perbedaan alokasi waktu total (3x60 menit) dan waktu dari rundown, digunakan untuk memberikan buffer bila ada
kebutuhan tambahan waktu
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
90
Kasus P1 P2 P3 P4
P1 adalah pertanyaan untuk
menyamakan persepsi tentang
fakta yang terjadi/dialami
Reminder kunci: setia pada
fakta, jangan beropini dulu!
P2 adalah pertanyaan
untuk “menguras tanki
emosi” sebelum masuk ke
P3 yang sifatnya rasional
P3 adalah ruang analisis. Ini
bisa merupakan ruang
pertanyaan yang luas, perlu
dirumuskan dengan
saksama untuk sudut
pandang yang menjadi
prioritas.
P4 ini adalah pertanyaan
yang secara “alamiah”
muncul setelah
pembelajaran yang dipetik
di P3, yakni mengenai apa
yang akan dilakukan
selanjutnya.
Refleksi kegiatan:
training sablon untuk
siswa SMK
Tujuan refleksi: Melihat
sejauh mana training
berjalan sesuai
harapan, yakni peserta
mendapatkan
keterampilan
menyablon yang cukup
baik untuk dapat
melakukannya secara
mandiri
Apa saja kegiatan persiapan
yang kita lakukan?
Bagaimana jalannya pelatihan
tadi?
Bagaimana perasaan kita
tentang pengalaman lalu
(fakta yang baru saja kita
paparkan)?
Contoh-contoh pertanyaan:
● Sejauh mana kegiatan
berjalan sesuai harapan?
Mengapa Anda
berpandangan demikian?
● Apa hal-hal yang
membuat kegiatan
sukses/kurang sukses?
● Apa yang sudah baik dan
perlu dipertahankan di
event yad, mana yang
bisa ditingkatkan?
● Kita belajar apa dari
pengalaman hari ini?
Apa yang akan kita
lakukan ke depan?
- Event berikutnya, apa
yang akan kita lakukan
dengan cara berbeda?
Bagian 3: Contoh operasionalisasi pertanyaan 4P
CONTOH OPERASIONALISASI PERTANYAAN BERBASIS 4P
DALAM REFLEKSI PROGRAM SMK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kasus P1 P2 P3 P4
Refleksi program
kerjasama
pemagangan siswa
dengan Hotel XYZ
(untuk jurusan
perhotelan,
pariwisata,
perkantoran)
Tujuan refleksi: Melihat
sejauh mana program
magang di Sahid cocok
direplikasi dengan hotel
dan dunia kerja lainnya
Bagaimana jalannya
kerjasama, apa saja yang
sudah terjadi?
Apakah secara umum kita
senang dengan kerjasama?
Sejauh mana ya kerjasama
kemarin berjalan?
Bagaimana kita bisa
melakukan kerjasama
program magang yang
lebih baik ke depan?
Refleksi hubungan
dengan alumni
Tujuan refleksi:
Melihat potensi
kerjasama lebih jauh
yang mampu
meningkatkan
keterampilan dan
peluang kerja siswa
Sejauh ini apa yang kita
ketahui tentang alumni? Siapa
mereka, di mana meeka
bekerja, apa saja
kerjasama/hubungan yang
terjalin?
Apakah kita cukup puas
dengan status ini?
Apa yang menyebabkan
hubungan yang ada saat ini
terjalin? Apakah sudah ada
mekanisme untuk
mendukung relasi dengan
alumni secara terstruktur?
Apa yang perlu kita
lakukan ke depan untuk
mendapatkan manfaat dari
jaringan alumni?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
TERIMA KASIH!

More Related Content

What's hot

Contoh judul skripsi
Contoh judul skripsiContoh judul skripsi
Contoh judul skripsiVampiErt
 
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiWilly Winas
 
Modul packet-tracer
Modul packet-tracerModul packet-tracer
Modul packet-tracerAyas Tincem
 
Lks tik 8 smt i
Lks tik 8 smt iLks tik 8 smt i
Lks tik 8 smt iirwan syah
 
Soal ulangan harian TJBL
Soal ulangan harian TJBLSoal ulangan harian TJBL
Soal ulangan harian TJBLIin Endyah
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3ahmad haidaroh
 
Latihan 6 pp 2007
Latihan 6 pp 2007Latihan 6 pp 2007
Latihan 6 pp 2007Nisrini
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...I Putu Hariyadi
 
Perkembangan sistem operasi
Perkembangan sistem operasiPerkembangan sistem operasi
Perkembangan sistem operasironaldopeipiro
 
Rekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurensRekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurensLeonardo024
 
Serba-serbi Latex
Serba-serbi LatexSerba-serbi Latex
Serba-serbi Latexsopier
 
Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...
Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...
Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...Nuruul Aini Willywili
 
Presentasi TIK kelas IX Bab 1
Presentasi TIK kelas IX Bab 1Presentasi TIK kelas IX Bab 1
Presentasi TIK kelas IX Bab 1talita nabilla
 
Fungsi ikon Ms. Word 2007
Fungsi ikon Ms. Word 2007Fungsi ikon Ms. Word 2007
Fungsi ikon Ms. Word 2007Iru Kho
 
Algoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.pptAlgoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.pptBKKSMKN2Jombang
 
Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"
Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"
Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"boys of separato
 

What's hot (20)

Contoh judul skripsi
Contoh judul skripsiContoh judul skripsi
Contoh judul skripsi
 
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
 
Modul packet-tracer
Modul packet-tracerModul packet-tracer
Modul packet-tracer
 
Lks tik 8 smt i
Lks tik 8 smt iLks tik 8 smt i
Lks tik 8 smt i
 
Soal ulangan harian TJBL
Soal ulangan harian TJBLSoal ulangan harian TJBL
Soal ulangan harian TJBL
 
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3Aritmatika Biner - Pertemuan 3
Aritmatika Biner - Pertemuan 3
 
Latihan 6 pp 2007
Latihan 6 pp 2007Latihan 6 pp 2007
Latihan 6 pp 2007
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 11.9.3 Packet Tracer - VLSM Desi...
 
6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton
 
Perkembangan sistem operasi
Perkembangan sistem operasiPerkembangan sistem operasi
Perkembangan sistem operasi
 
Rekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurensRekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurens
 
Serba-serbi Latex
Serba-serbi LatexSerba-serbi Latex
Serba-serbi Latex
 
synchronous counter
synchronous countersynchronous counter
synchronous counter
 
Ppt imk akbar
Ppt imk akbarPpt imk akbar
Ppt imk akbar
 
Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...
Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...
Tabel Normal, MLE Distribusi Normal & Weibull, Grafik Mean & Standar Deviasi ...
 
Presentasi TIK kelas IX Bab 1
Presentasi TIK kelas IX Bab 1Presentasi TIK kelas IX Bab 1
Presentasi TIK kelas IX Bab 1
 
Slide fem 2d-20131029_6
Slide fem 2d-20131029_6Slide fem 2d-20131029_6
Slide fem 2d-20131029_6
 
Fungsi ikon Ms. Word 2007
Fungsi ikon Ms. Word 2007Fungsi ikon Ms. Word 2007
Fungsi ikon Ms. Word 2007
 
Algoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.pptAlgoritma dan Flowchart1.ppt
Algoritma dan Flowchart1.ppt
 
Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"
Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"
Laporan kerja praktek "Perawatan Printer"
 

Similar to Fasilitasi.pptx

Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2Darwis Maulana
 
Metode Pembelajaran Fisika
Metode Pembelajaran FisikaMetode Pembelajaran Fisika
Metode Pembelajaran Fisikayuliantifisika
 
20 pembelajaran contekstual 2
20  pembelajaran contekstual 220  pembelajaran contekstual 2
20 pembelajaran contekstual 2Kary Adi
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarNur Halimah
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarNur Halimah
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuAstika Rahayu
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranAtika Aziz
 
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdfHartoyo Mp
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksAisyah Turidho
 
Artikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanArtikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanElsina Sihombing
 
Penganta tata kelola teknologi informasi (I).pptx
Penganta tata kelola teknologi informasi (I).pptxPenganta tata kelola teknologi informasi (I).pptx
Penganta tata kelola teknologi informasi (I).pptxPriskilaYiyin
 
Rangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingRangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingGusti Ani
 

Similar to Fasilitasi.pptx (20)

Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2Ilmu keperawatan dasar 2
Ilmu keperawatan dasar 2
 
Metode Pembelajaran Fisika
Metode Pembelajaran FisikaMetode Pembelajaran Fisika
Metode Pembelajaran Fisika
 
20 pembelajaran contekstual 2
20  pembelajaran contekstual 220  pembelajaran contekstual 2
20 pembelajaran contekstual 2
 
Chapter 3 km model
Chapter 3 km modelChapter 3 km model
Chapter 3 km model
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Power point filsafat tp
Power point filsafat tpPower point filsafat tp
Power point filsafat tp
 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmu
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf[149] Pitoyo Yuliatmojo  - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
 
Landasan garapan tep
Landasan garapan tepLandasan garapan tep
Landasan garapan tep
 
Artikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanArtikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikan
 
Penganta tata kelola teknologi informasi (I).pptx
Penganta tata kelola teknologi informasi (I).pptxPenganta tata kelola teknologi informasi (I).pptx
Penganta tata kelola teknologi informasi (I).pptx
 
Rangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingRangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharing
 

More from IndahHasibuan2

PERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptx
PERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptxPERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptx
PERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptxIndahHasibuan2
 
IHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptx
IHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptxIHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptx
IHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptxIndahHasibuan2
 
Bagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptxBagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptxIndahHasibuan2
 
210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx
210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx
210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docxIndahHasibuan2
 
Bagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptxBagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptxIndahHasibuan2
 
pengenalan-desain-grafis2.ppt
pengenalan-desain-grafis2.pptpengenalan-desain-grafis2.ppt
pengenalan-desain-grafis2.pptIndahHasibuan2
 
Modul-Desain-Grafis.pdf
Modul-Desain-Grafis.pdfModul-Desain-Grafis.pdf
Modul-Desain-Grafis.pdfIndahHasibuan2
 

More from IndahHasibuan2 (9)

IKM.pptx
IKM.pptxIKM.pptx
IKM.pptx
 
PERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptx
PERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptxPERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptx
PERMASALAHAN INSTALASI SOFTWARE APLIKASI KELOMPOK 2.pptx
 
IHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptx
IHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptxIHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptx
IHT Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.pptx
 
Bagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptxBagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptx
 
210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx
210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx
210625 Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah-dikonversi.docx
 
Bagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptxBagian 1_ PPT Slide.pptx
Bagian 1_ PPT Slide.pptx
 
materi-tik-2.ppt
materi-tik-2.pptmateri-tik-2.ppt
materi-tik-2.ppt
 
pengenalan-desain-grafis2.ppt
pengenalan-desain-grafis2.pptpengenalan-desain-grafis2.ppt
pengenalan-desain-grafis2.ppt
 
Modul-Desain-Grafis.pdf
Modul-Desain-Grafis.pdfModul-Desain-Grafis.pdf
Modul-Desain-Grafis.pdf
 

Fasilitasi.pptx

  • 2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi GAMBARAN UMUM FASILITASI
  • 3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fasilitasi adalah… Menurut International Association of Facilitators (IAF) fasilitasi adalah sebuah falsafah, sebuah keterampilan, sebuah proses atau sebuah profesi
  • 4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fasilitasi adalah sebuah falsafah Fasilitasi adalah keyakinan mendasar pada kemampuan alamiah manusia untuk berkolaborasi.. Ini adalah pilar filosofis dari semua masyarakat beradab dan sebagian besar gerakan politik. Ini merupakan kepercayaan pada kearifan dan kemampuan orang- orang ini juga keyakinan bahwa dua kepala tidak hanya lebih baik daripada satu kepala, namun bahwa ketika dua orang berbagi ide, 1+1+1≠3. Ini adalah pemahaman bahwa ketika tiga orang berbagi ide mereka, mereka akan membangun di atas konsep satu sama lain, mengembangkan pemikiran mereka dan satu sama lain, dan menciptakan ide-ide baru. Ini adalah keyakinan yang mendalam bahwa 1+1+1=tak berbatas.
  • 5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fasilitasi adalah sebuah keterampilan Keterampilan fasilitatif adalah syarat bagi para pemimpin, komunikator, pendidik, dan politisi
  • 6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fasilitasi adalah sebuah proses Untuk membantu orang melakukan kemampuan fasilitatif alamiah mereka, proses-proses spesifik telah ditemukan dan terus diciptakan, untuk mendukung orang berpikir bersama. Proses-proses tersebut didasarkan pada pemahaman dari proses kreatif, dinamika kelompok, dan kekuatan dari pertanyaan-pertanyaan orisinal untuk menghasilkan ide-ide lebih lanjut.
  • 7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fasilitasi adalah sebuah profesi Individu-individu yang memegang falsafah fasilitasi, kadang-kadang seperti agama, telah menciptakan profesi dengan pengetahuan, kode etik, kompetensi dan sertifikasi profesional, dengan sebuah badan internasional yaitu International Association of Facilitators (IAF) Fasilitator profesional adalah spesialis dalam mendapatkan kekuatan fasilitasi untuk membantu individu, kelompok, organisasi, masyarakat terlibat dalam percakapan yang disengaja, memecahkan masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan, memecahkan konflik yang sudah berakar mendalam, berinovasi, berkembang, dan tumbuh.
  • 8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Fasilitasi Proses Kelompok Dalam arti sempit fasilitasi adalah proses yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai facilitation, proses memandu kelompok untuk bisa mengambil keputusan bersama dan menerapkannya secara efektif sebagai tindak lanjutnya.
  • 9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mengapa banyak organisasi, bahkan banyak kalangan, belum akrab dengan konsep fasilitasi yang disebutkan di atas? Kita biasanya hanya kenal terminology narasumber, moderator, atau ketua rapat, ya bukan? Jawabnya mungkin, karena tidak semua pertemuan membutuhkan peran fasilitator. Itu terjadi karena pertemuan- pertemuan tersebut sifatnya rutin dan keputusan yang perlu diambil tidak sulit.
  • 10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ketika berhadapan dengan isu yang lebih rumit, lebih kompleks, dan menuntut tindakan yang tidak rutin, rapat/ pertemuan akan mulai menantang. Proses memberikan masukan pun, akan menyumbang pada peningkatan kepedulian atas masalah yang dihadapi dan membangun rasa kepemilikan atas solusi bersama yang akhirnya disepakati. Proses seperti inilah yang membutuhkan keterampilan fasilitasi.
  • 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KETERAMPILAN FASILITASI VS PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Pendekatan MOVE (Moderation and Visualization of Group Events) atas proses belajar, yang penekanannya ada proses kelompok. Dalam konteks keterampilan fasilitasi ini pun, pembelajaran orang dewasa (adult learning) dipahami sebagai sebuah proses komunikasi yang dilakukan secara sadar menuju ke arah tercapainya makna bersama dalam kelompok tersebut, yang ditujukan untuk memecahkan masalah bersama atau memandu kegiatan/kehidupan kelompok ke depan
  • 12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Belajar, perlu berdasar atas kombinasi dari pengalaman praktis saat bekerja dan hal ini terjadi dalam lingkungan material, sosial, dan budaya. Proses belajar yang berangkat dari pengalaman nyata dan pengetahuan yang ditarik bisa jadi akan sangat kontekstual, pekat dengan situasi yang melingkupinya.
  • 13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pembelajaran Berbasis Pengalaman Teori Kolb bahwa pengalaman memiliki peran kritis dalam konstruksi pengetahuan, karena pembelajaran terjadi melalui penemuan dan partisipasi aktif.
  • 14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahapan pengalaman belajar menurut Kolb
  • 15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Siklus proses belajar Kolb dimulai dari sebuah pengalaman konkret, sesuatu yang bisa benar-benar baru atau kejadian yang sudah lewat yang dibayangkan kembali. Dalam sebuah pengalaman nyata, setiap pembelajar terlibat dalam sebuah tugas atau kegiatan, pengalaman sebagai kunci dari pembelajaran. Pengalaman harus dijalani, tidak cukup hanya dibaca atau ditonton supaya seseorang bisa mendapatkan pengetahuan baru. 1. Pengalaman nyata
  • 16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2. Observasi reflektif Reflektif adalah melakukan langkah mundur ke belakang, dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang membahas pengalaman bersama dengan orang lain. Dalam konteks kelompok, pada tahap inilah kelompok duduk bersama dan membahas pengalaman bersama mereka. Komunikasi sifatnya sangat vital pada tahap ini, karena pembelajar bisa menegakkan pemahaman mereka terhadap fakta-fakta yang terjadi sebelum merenungkan pembelajaran dari pengalaman tersebut.
  • 17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3. Konseptualisasi Abstrak Tahap berikutnya dari siklus pembelajaran adalah memaknai pengalaman. Pembelajar bergerak dari observasi reflektif ke arah konseptualisasi ketika mereka mulai melakukan klasifikasi atas konsep-konsep dan membentuk kesimpulan dari pengalaman atau kejadiannya. Proses ini melibatkan penafsiran atau analisis atas pengalamannya dan membanding-bandingkan dengan pemahaman mereka saat ini atas konsepnya. Kesimpulan yang lahir tidak harus “baru”; informasi baru yang diperoleh bisa saja mengarah pada modifikasi dari kesimpulan atau pengetahuan yang sudah dimiliki kelompok sebelumnya.
  • 18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4. Pengujian Aktif Pembelajar akan kembali terlibat dalam kegiatan mereka, kali ini dengan tujuan untuk menerapkan kesimpulan mereka pada pengalaman-pengalaman baru. Mereka akan bisa membuat prediksi, menganalisis tugas dan situasi, serta membuat rencana untuk mendapatkan pengetahuan ke depannya. Melakukan tahap ini secara sadar berarti memberikan ruang bagi pembelajar, atau pembelajar memberikan ruang bagi dirinya, untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata dan menjajaki relevansinya, sehingga pembelajaran akan semakin kuat tertanam.
  • 19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KERANGKA REFLEKSI 4P Pembelajaran berbasis pengalaman lebih partisipatif, dinamis dan efektif, dikembangkan oleh Bernama Dr. Roger Greenaway yang disebut “Active Reviewing Cycle” (dapat diterjemahkan agak bebas menjadi “Siklus Refleksi Aktif”) dengan pertanyaan pemandu yang bisa disingkat menjadi 4F. Kerangka ini dikembangkan untuk membantu kita merefleksikan pengalaman dan menyusun rencana ke depan.
  • 20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi F1: Facts P1: Peristiwa Deskripsi objektif tentang apa yang terjadi F2: Feelings P2: Perasaan Reaksi emosional atas situasi/ pengalaman F3: Findings P3: Pembelajaran Analisis dan pembelajaran konkret yang bisa diambil dari situasinya F4: Future P4: Penerapan ke depan Pembelajaran yang tertata yang bisa kita pakai ke depan
  • 21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Merujuk pada fakta-fakta nyata, seperti urutan kejadian, momen- momen penting. Kadang- kadang, pada tahap ini pun sudah mulai terdapat perbedaan persepsi mengenai fakta objektifnya, dan perlu diluruskan lebih dulu. P1 : Peristiwa Siapa? Apa? Di mana? Kapan?
  • 22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Apakah ada hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang terjadi?  Apakah ada hal yang mengejutkan?  Apakah hal-hal yang diperkirakan terjadi memang terjadi?  Apa hal yang tidak terjadi, yang semula diperkirakan/diharapkan terjadi?  Apa yang paling kita ingat/paling menonjol?  Apa saat-saat kritis pada kejadian itu?  Apa yang terjadi tepat sebelumnya? Apa yang terjadi sesudahnya?  Apa yang paling mempengaruhi sikap dan tindakan kita atau aktor tertentu waktu itu?
  • 23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bisa menggambarkan perasaan dalam situasinya. Perasaan dapat memandu Anda untuk memahami situasinya sepenuhnya dan membantu memastikan pembelajaran kita ini beranjak dari pengalaman yang dijalani. P2 : Perasaan
  • 24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Apa emosi-emosi yang Anda alami?  Pada saat apa Anda merasa paling terlibat, atau paling tidak terlibat, bahkan tersisih?  Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengendalikan emosi?  Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengekspresikan emosi?  Kapan Anda merasa paling bersemangat?  Kapan terasa semangat kelompok paling turun?
  • 25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bisa mulai menafsirkan situasi dan menganalisis, untuk kemudian menarik makna dan membuat penilaian. Kata tanya utamanya adalah ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’. P3 : Pembelajaran
  • 26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Mengapa rencana kita dapat berjalan/tidak dapat berjalan?  Mengapa Anda mengambil peran itu? Mengapa Anda melakukan hal yang Anda lakukan?  Apa alasan Anda tidak melakukan hal lain?  Sejauh mana perasaan Anda mempengaruhi apa yang Anda katakana dan lakukan?  Bagaimana kemarin kita bisa mencapai hasil yang kita raih?  Apakah ada kesempatan yang tersia-siakan kemari  Apakah ada hal yang Anda sesali  Apa hal yang dirasakan paling bermanfaat?  Apakah ada umpan balik? Dari kita sendiri? Dari orang lain yang terlibat kemarin?
  • 27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tarik kesimpulan tentang apa yang dianggap baik dan dapat diterapkan ke depan, tentu saja penting untuk membubuhkan catatan tentang konteks tertentu sebagai asumsinya. Temuan atau kesimpulan yang berbeda sangat bisa jadi akan diperoleh ketika konteksnya berbeda. P3 : Penerapan ke Depan
  • 28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Pilihan-pilihan apa yang kita punyai?  Bagaimana kita bisa menggunakan pembelajaran kita ke depannya?  Apa yang sudah berjalan dengan baik dan perlu kita pertahankan?  Apa yang akan kita ubah dalam praktik kelompok kita?  Apa rencana yang bisa kita buat ke depan?
  • 29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bagaimana menggunakannya ? Susun pertanyaan yang sesuai dan tetapkan alokasi waktu untuk setiap tahapan
  • 30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahap Hasil yang diharapkan Contoh alokasi waktu Penjelasan proses dan membangun trust di kelompok Pemahaman yang jelas atas prosesnya, kelompok fokus pada situasi yang di-review atau direfleksikan 5 menit Pertanyaan-pertanyaan Peristiwa Bukti-bukti yang terkumpul mengenai pengalaman atau kejadian 5 menit Pertanyaan-pertanyaan Perasaan Teridentifikasinya perasaan atau emosi yang muncul di antara anggota kelompok 5 menit Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran Analisis lebih jauh atas kejadiannya, misalnya hal-hal yang mendukung, hal-hal yang menjadi kendala 15 menit Pertanyaan-pertanyaan Penerapan ke depan Rencana tindak lanjut atau langkah berikutnya yang disepakati. 15 menit Penutup Penutup yang jelas dari review-nya 5 menit
  • 31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kompetensi Apa yang Diperlukan Seorang Fasilitator
  • 32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1. Kompetensi Interaksi Kemampuan mengatur proses belajar atau bekerja dalam suasana saling percaya, saling menghormati, dan bersedia berbagi makna 2. Kompetensi merancang alur proses Kemampuan menyusun acara dengan baik, dengan memvariasikan berbagai unsur acara, a.l. metode, tingkat partisipasi, tingkat interaksi, dan tipe visualisasi, hingga tujuan pertemuan tercapai 3. Kompetensi visualisasi Kemampuan menggunakan dan merancang berbagai instrumen sebagai alat bantu visual, presentasi, dan dialog 4. Kompetensi partisipasi Kemampuan menggali yang terbaik dari yang dimiliki kelompok dengan kontribusi setiap individu dalam prosesnya
  • 33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ilustrasi dalam praktek Kompetensi Berjalan dengan baik bila kita melihat indikasi…...... Perlu dikembangkan lagi bila kita melihat indikasi……… Interaksi ● Peserta nampak antusias ● Peserta mau terlibat dalam proses ● Peserta terbuka membagi pendapatnya ● Peserta kelihatan takut berbicara ● Peserta kelihatan apatis ● Peserta tidak mengelaborasi pendapatnya Merangan alur proses ● Pertemuan terasa lancar dan tidak terasa waktu berlalu dengan cepat ● Peserta menunjukkan kepuasan akan keputusan yang diambil ● Pertemuan berjalan ‘berat’ ● Peserta bosan dan ngantuk Visualisasi ● Peserta paham apa yang sedang dibicarakan karena ada rujukan visual ● Peserta dapat bertukar ide dengan lancar karena ada alat bantu visual ● Peserta bingung karena tidak sepersepsi dengan apa yang dibicarakan ● Peserta bingung karena visualisasi justru terlalu banyak Partisipasi ● Semua peserta didengar pendapatnya Ada peserta yang tidak kita ketahui pendapatnya hingga rapat berakhir
  • 34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Keterampilan memfasilitasi pertemuan adalah soal membangun dan mengaktualisasikan ke empat kompetensi tsbt, sehingga bisa digunakan untuk membantu kelompok menemukan jalan keluar bagi tantangan-tantangan yang mereka hadapi, yang perlu diperkuat pada fasilitator adalah serangkaian keterampilan dasar fasilitator.
  • 35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1. Keterampilan mendengarkan, yang mencakup teknik-teknik untuk menghargai semua sudut pandang 2. Keterampilan memfasilitasi diskusi terbuka, yang meliputi teknik- teknik untuk mendukung pertukaran gagasan yang mengalir secara bebas 3. Keterampilan menggunakan format alternatif daripada diskusi terbuka, yakni penguasaan atas penggunaan format-format bervariasi untuk mendorong partisipasi, untuk memanfaatkan potensi kelompok 4. Keterampilan “menulis di flipchart”, yang dimaknai secara luas sebagai penguasaan teknik untuk melakukan visualisasi spontan untuk mendukung diskusi (mulai dari flipchart dan spidol di konteks luring maupun media yang sesuai dalam konteks daring)
  • 36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5. Keterampilan memfasilitasi brainstorming (curah gagasan), yakni teknik untuk menunda penilaian dan mendorong aliran gagasan-gagasan bebas 6. Keterampilan untuk mengelola daftar yang panjang, yang meliputi penguasaan metode untuk melakukan kategorisasi dan memilih prioritas 7. Keterampilan mengelola dinamika yang menantang, yang meliputi Teknik melakukan intervensi yang mendukung tanpa menyalahkan siapa-siapa dan menyurutkan partisipasi 8. Keterampilan merancang agenda yang realistis
  • 37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bila kita belum memiliki banyak pengalaman, daftar panjang di atas mungkin agak mengecilkan hati. Namun, kabar baiknya adalah, fasilitasi yaitu seperangkat keterampilan yang bisa dibentuk dengan terus melakukan praktik dan mengumpulkan jam terbang, dan melakukan refleksi diri untuk memperkuat keterampilan ini.
  • 38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Waktu (Durasi) Subtopik/ judul tahap Sub tujuan dari tahap ini Output Langkah-langkah Alat Bahan … - … Pembukaan Sub-tujuan minimum yang lazim (bisa ditambah sesuai konteks): ●Peserta sama persepsi tentang tujuan pertemuan, waktu, keluaran yang Peserta (Langkah umum untuk dioperasionalkan sesuai konteks Visualisasi (durasi) paham tempat, waktu, dan budaya. Biasanya Fasilitator baru memulai rincian tentang tahap ini setelah dibuka oleh tuan rumah.) pertemuan tujuan sesuai pertemuan, Sapa peserta dengan hangat. (Ingat, Anda harus mengatur konteks. durasi, bahwa kalau Anda mengharapkan pancaran semangat keluaran yang tertentu dari peserta, pancarkan semangat dari diri Anda harus diharapkan, lebih tinggi dari itu.) Bagian 1: Template Rencana Fasilitasi 1 Rencana Fasilitasi (dituliskan nama pertemuan) (hari, tanggal bulan tahun) (jam pelaksanaan) Tujuan : 1. Tulis tujuan umum dari pertemuan Output : 1. Tulis keluaran yang diharapkan dari pertemuan, sesuatu yang bisa diamati (observable) Peserta : 1. Tulis karakteristik peserta yang hadir (tidak harus berupa daftar nama) Perlengkapan : Perlengkapan adalah sarana yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pertemuan. Perlengkapan inisifatnya perlu tersedia sepanjang pertemuan. Untuk alat dan bahan yang spesifik untuk setiap tahap, misalnya PPT tertentu, masukkan ke dalam tabel. □ Luring □ Flipchart □ Metaplan □ Spidol □ Lakban □ Proyektor □ Laptop □ Layar □ … □ Daring □ Platform meeting: … □ Platform kuis: … □ … Format dan sampel rencana fasilitasi
  • 39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 20 diharapkan, dan peran mereka ●Peserta siap untuk berkontribusi dalam pertemuan. dan peran mereka. Peserta siap untuk berkontribu si. Sampaikan rincian pertemuan hari ini. Manfaatkan visualisasi yang sesuai. Tanyakan bila ada pertanyaan yang perlu diklarifikasi. Lakukan ‘pemanasan’. Ini bisa berbentuk perkenalan jika peserta belum kenal atau kegiatan sederhana untuk mencairkan suasana. Jam awal – jam akhir (durasi) (tahap 2) (tujuan dari tahap ini) (hasil yang diharapkan dari tahap ini) (alur pelaksanaan; atau aktivitas dituliskan satu- persatu, misalnya fasilitator membuka sesi, dsb) (perlengkap an pada tahap ini) … … … - … Penutup Peserta paham dengan Kesamaan ● Merujuk pada visualisasi hasil, sampaikan hasil yang disepakati/disepahami dari pertemuan. ● Sampaikan TL yang akan terjadi, kapan dan siapa yang bertanggung jawab, termasuk rincian pertemuan berikutnya. ● Ucapkan terima kasih, lalu akhiri dengan mengucapkan salam penutup yang sesuai konteks. Visualisasi (5-10 menit) hasil pertemuan dan persepsi di hasil tahu apa tindak lanjut antara yang pertemuan (TL) yang akan dilakukan hadir akan & TL hasil pertemuan dan TL
  • 40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 30 Bagian 2: Sampel Rencana Fasilitasi CONTOH (dalam Ms. Word) Rencana Fasilitasi Refleksi Perencanaan Berbasis Data Senin, 20 Desember 2021 13.00 – 16.00 WIB Tujuan : 1.Melakukan rekonstruksi atas proses perencanaan berbasis data di sekolah kita 2.Mengevaluasi efektivitas perencanaan berbasis data yang dilakukan Output : 1.Pembelajaran dari perencanaan berbasis data pada semester ganjil 2.Saran tindak lanjut untuk proses perencanaan siklus berikutnya Peserta : Komite Pembelajaran Sekolah Perlengkapan : □ Luring □ Flipchart □ Metaplan □ Spidol □ Lakban □ Proyektor □ Laptop □ Layar □ … □ Daring □ Platform meeting: … □ Platform kuis: … □ … Alur : Mengikuti kerangka 4P : Peristiwa – Perasaan – Pembelajaran – Penerapan ke Depan Persiapan : - Pelajari rencana fasilitasi sebelum rapatnya, pastikan alur sudah sesuai dengan konteks peserta dan waktu yang tersedia. - Siapkan peralatan dan visualisasi yang diperlukan. Bila rapat dilakukan luring, mungkin Anda ingin menyiapkan potongan lakban untuk memasang kartu-kartu metaplan. - Luring/daring, siapkan parking lot untuk mencatat isu yang muncul dalam pertemuan, namun bukan fokus dari pertemuan, dan disepakati akan dibahas terpisah kemudian. Bila luring, ini bisa berbentuk satu kertas flipchart yang ditempel sedikit terpisah, untuk mencatat hal-hal di luar topik hari ini. Bila luring, ini adalah satu halaman atau slide khusus dengan fungsi sama.
  • 41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 40 Waktu (Durasi) Subtopik/ judul tahap Sub tujuan dari tahap ini Output Langkah-langkah Alat Bahan 15 menit Pembukaan Sub-tujuan minimum yang lazim (bisa ditambah sesuai konteks): ●Peserta sama persepsi tentang tujuan pertemuan, waktu, keluaran yang diharapkan, dan peran mereka ●Peserta siap untuk berkontribusi dalam pertemuan. Peserta paham tentang tujuan pertemuan, durasi, keluaran yang diharapkan, dan peran mereka. Peserta siap untuk berkontribusi. Ucapkan terima kasih kepada tuan rumah yang sudah membuka. Sapa peserta dengan hangat. Ulangi tujuan pertemuan hari/sesi ini: yakni merefleksikan proses perencanaan berbasis data yang dilakukan awal semester lalu. Lakukan ‘pemanasan’. Ini bisa berbentuk perkenalan jika peserta belum kenal atau kegiatan sederhana untuk mencairkan suasana. Selesai pemanasan, sampaikan bahwa refleksi pada hari/sesi ini akan dilakukan dengan kerangka 4P, yakni evaluasi 4 babak yang terdiri dari: 1. P1 = peristiwa, mengklarifikasi fakta yang terjadi 2. P2 = perasaan, mengungkap perasaan yang timbul terkait peristiwa yang sudah diklarifikasi tersebut 4. P3 = pembelajaran, mengungkap dan mendiskusikan peristiwanya. Pada bagian ini, pertanyaan kunci yang spesifik kemungkinan perlu dikembangkan 4. P4 = penerapan ke depan, memutuskan dan/atau merekap rencana tindakan ke depannya Tanyakan bila ada pertanyaan; respons terlebih dahulu sebelum masuk ke babak pertama. Visualisasi rincian pertemuan sesuai konteks. 30 menit P1: Tahap Peristiwa Menyamakan persepsi tentang proses perencanaan di awal semester dahulu Deskripsi “Peristiwa” Pertanyaan kunci: a. Seperti apa proses perencanaan berbasis data yang kita lakukan kemarin? b. Apa saja data yang kita gunakan untuk perencanaannya? Proses: Pertanyaan a, proses perencanaan: ● Buat garis waktu di dinding (fisik atau virtual). ● Minta peserta mengingat peristiwa seputar proses perencanaan kegiatan Sekolah Penggerak waktu itu. Space untuk membuat garis waktu dan urutan peristiwa Bila luring: satu sisi
  • 42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 50 ● Minta mereka menyebutkan apa saja kegiatan yang dilakukan mulai dari awal yang mereka ingat hingga dihasilkannya apa yang disebut “Rencana”. ● Dengan prinsip “1 kartu 1 kegiatan”, buat kartu kegiatan dan susun di garis waktu. ● Setelah semua kegiatan tersusun di garis waktu, minta salah satu peserta membacakan urutan peristiwa penyusunan rencana berbasis data untuk program Sekolah Penggerak di sekolah ini. ● Tanyakan, apakah susunan peristiwa itu sudah akurat, atau adakah yang perlu ditambah/diperbaiki. ● Komentari urutan peristiwa ini dengan afirmasi positif, lalu tutup bagian ini dengan menyebut bahwa susunan peristiwa ini akan menjadi salah satu basis bagi refleksi kita. Pertanyaan b, data yang digunakan: ● Minta peserta menyebutkan data yang digunakan, Anda atau salah satu peserta mencatatnya di kartu (satu kartu satu jenis data). ● Setelah kartu-kartu terpasang, minta peserta memeriksa apakah semua data yang digunakan bagi proses Perencanaan sudah tercantum. Komentari lagi hasil kerja ini dengan afirmasi positif, lalu tutup Tahap P1 dengan menyebut bahwa kedua klarifikasi fakta ini akan menjadi basis bagi refleksi kita. dinding ruang rapat Bila daring: platform kolaborasi yang diakrabi peserta 15 menit P2: Tahap Perasaan Mengungkap emosi yang timbul terkait perencanaan yang dilakukan Ungkapan perasaan anggota komite pembelajaran Pertanyaan kunci: Bagaimana perasaan Anda tentang: - proses perencanaan yang kita jalani dulu itu? Mengapa demikian? - Keberadaan dan kualitas data yang digunakan? Mengapa demikian? Proses: ● Jelaskan bahwa tahap ini penting sebelum kita menganalisis pengalaman kita mengenai perencanaan berbasis data. Space untuk peta perasaan Bila luring: satu sisi dinding ruang rapat
  • 43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 60 Yang kita lakukan adalah ‘menguras perasaan’ lebih dahulu, sehingga analisis kita nanti tidak bias dengan emosi yang kita rasakan terkait peristiwanya. ● Minta peserta melihat peta perasaan yang masih kosong. Ada 3 area: senang, campur-campur atau datar atau bingung, dan kurang senang ● Minta peserta memilih apa perasaan dirinya terkait perencanaan berbasis data yang peristiwanya sudah diklarifikasi tadi (peserta boleh merenungkan garis waktu peristiwa), lalu menjelaskan alasannya pada kartu. Kartu ditempel/diletakkan di area perasaan yang sesuai. ● Ketika peserta mulai menempel, bayangkan kategori2 penjelasan dari setiap emosi. ● Setelah peserta selesai, bahas alasan2 yang muncul dari setiap perasaan dan klasterkan. Bungku setiap klaster dengan judul yang sesuai. ● Setelah selesai dibacakan, rangkum dan simpulkan. Anda juga bisa meminta peserta menyimpulkan. Bila daring: platform kolaborasi yang diakrabi peserta 60 menit P3: Tahap Pembelajaran Menganalisis Hasil analisis atas proses Perencanaan tahun lalu Pertanyaan kunci (bisa ditentukan sesuai penekanan yang diinginkan): ● Sejauh mana proses perencanaan tahun lalu menghasilkan rencana yang solid dan bisa dijalankan? Apa yang baik, apa yang perlu diperbaiki? ● Apa yang membuat proses serupa bisa terjadi? Faktor apa saja yang berpengaruh? ● Apa pembelajaran yang bisa tarik? Proses: ● Jika Anda merasa ada peserta yang kurang termotivasi berbicara di grup besar, inilah waktu untuk membuat diskusi kelompok. ● Anda bisa meminta kelompok menjawab pertanyaan yang identik, atau Anda bisa memberikan fokus yang berbeda, misalnya: o Kelompok A fokus pada proses perencanaannya o Kelompok B fokus pada keberadaan data yang digunakan dalam proses dan kualitasnya
  • 44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 70 ● Setelah kelompok selesai, bahas pertanyaan kunci satu per satu. Simpulkan jawaban per pertanyaan. ● Jika ada lontaran yang keluar dari topik hari ini, ajak peserta untuk memarkir topik ini lebih dahulu. Tulis, dan letakkan di parking lot. ● Selama diskusi, catat pribadi lebih dahulu, kalau ada hal-hal yang akan perlu ditindaklanjuti. 30 menit P4: Penerapan ke Depan Merumuskan dan menyepakati tindakan yang perlu dilakukan ke depan Rencana tindak lanjut Pertanyaan kunci: ● Apa yang harus dilakukan selanjutnya, oleh siapa, kapan? Proses: ● Sampaikan beberapa topik yang Anda catat sebagai perlu ditindaklanjuti. ● Kumpulkan dari peserta, apakah ada lagi topik yang perlu dibahas. Kita kumpulkan (stack) dulu, belum dibahas. ● Setelah isu terkumpul, mari kita bahas tindakannya satu per satu. Jika ada banyak, bagi kelompok. Lebih baik, pembagian kelompok berdasarkan pilihan peserta. ● Minta peserta Menyusun tindak lanjut dengan kerangka seperti ini: 1) Apa tujuan yang ingin dicapai dari tindak lanjut ini? 2) Apa indikasi tercapainya tindak lanjut ini? Apa indiator suksesnya? Dengan kata lain. tindak lanjut ini berhasil bila: … 3) Apa Langkah-langkah yang akan dilakukan? 4) Siapa yang bertanggung jawab? 5) Kapan hal ini akan selesai atau akan diperiksa kemajuannya? ● Hasil diskusi bisa dibuat dalam bentuk matriks atau format yang mudah dibaca. ● Setelah selesai, jenguk parking lot, tanyakan apakah isu yang ada di sini masih perlu dibahas. Jika ya, masukkan sebagai salah satu agenda tindak lanjut. ● Tekankan agenda berikutnya yang akan segera terjadi, misalnya rapat berikutnya. ● Akhiri sesi dengan afirmasi positif, selamati kerja keras peserta.
  • 45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 80 10 menit Penutup Peserta paham dengan hasil pertemuan dan tahu apa tindak lanjut (TL) yang akan dilakukan Kesamaan persepsi di antara yang hadir akan hasil pertemuan dan TL ● Merujuk pada visualisasi hasil, sampaikan hasil yang disepakati/disepahami dari pertemuan. ● Sampaikan TL yang akan terjadi, kapan dan siapa yang bertanggung jawab, termasuk rincian pertemuan berikutnya. ● Minta peserta berkomentar (bisa tertulis) mengenai apa yang baik tentang rapat kali ini, dan apa yang bisa diperbaiki untuk rapat berikutnya. Ucapkan terima kasih. ● Ucapkan terima kasih, lalu akhiri dengan mengucapkan salam penutup yang sesuai konteks. Visualisasi hasil pertemuan & TL Catatan : perbedaan alokasi waktu total (3x60 menit) dan waktu dari rundown, digunakan untuk memberikan buffer bila ada kebutuhan tambahan waktu
  • 46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 90 Kasus P1 P2 P3 P4 P1 adalah pertanyaan untuk menyamakan persepsi tentang fakta yang terjadi/dialami Reminder kunci: setia pada fakta, jangan beropini dulu! P2 adalah pertanyaan untuk “menguras tanki emosi” sebelum masuk ke P3 yang sifatnya rasional P3 adalah ruang analisis. Ini bisa merupakan ruang pertanyaan yang luas, perlu dirumuskan dengan saksama untuk sudut pandang yang menjadi prioritas. P4 ini adalah pertanyaan yang secara “alamiah” muncul setelah pembelajaran yang dipetik di P3, yakni mengenai apa yang akan dilakukan selanjutnya. Refleksi kegiatan: training sablon untuk siswa SMK Tujuan refleksi: Melihat sejauh mana training berjalan sesuai harapan, yakni peserta mendapatkan keterampilan menyablon yang cukup baik untuk dapat melakukannya secara mandiri Apa saja kegiatan persiapan yang kita lakukan? Bagaimana jalannya pelatihan tadi? Bagaimana perasaan kita tentang pengalaman lalu (fakta yang baru saja kita paparkan)? Contoh-contoh pertanyaan: ● Sejauh mana kegiatan berjalan sesuai harapan? Mengapa Anda berpandangan demikian? ● Apa hal-hal yang membuat kegiatan sukses/kurang sukses? ● Apa yang sudah baik dan perlu dipertahankan di event yad, mana yang bisa ditingkatkan? ● Kita belajar apa dari pengalaman hari ini? Apa yang akan kita lakukan ke depan? - Event berikutnya, apa yang akan kita lakukan dengan cara berbeda? Bagian 3: Contoh operasionalisasi pertanyaan 4P CONTOH OPERASIONALISASI PERTANYAAN BERBASIS 4P DALAM REFLEKSI PROGRAM SMK
  • 47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kasus P1 P2 P3 P4 Refleksi program kerjasama pemagangan siswa dengan Hotel XYZ (untuk jurusan perhotelan, pariwisata, perkantoran) Tujuan refleksi: Melihat sejauh mana program magang di Sahid cocok direplikasi dengan hotel dan dunia kerja lainnya Bagaimana jalannya kerjasama, apa saja yang sudah terjadi? Apakah secara umum kita senang dengan kerjasama? Sejauh mana ya kerjasama kemarin berjalan? Bagaimana kita bisa melakukan kerjasama program magang yang lebih baik ke depan? Refleksi hubungan dengan alumni Tujuan refleksi: Melihat potensi kerjasama lebih jauh yang mampu meningkatkan keterampilan dan peluang kerja siswa Sejauh ini apa yang kita ketahui tentang alumni? Siapa mereka, di mana meeka bekerja, apa saja kerjasama/hubungan yang terjalin? Apakah kita cukup puas dengan status ini? Apa yang menyebabkan hubungan yang ada saat ini terjalin? Apakah sudah ada mekanisme untuk mendukung relasi dengan alumni secara terstruktur? Apa yang perlu kita lakukan ke depan untuk mendapatkan manfaat dari jaringan alumni?
  • 48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi TERIMA KASIH!