SlideShare a Scribd company logo
ATURAN PEMERINTAH
TERKAIT PERIKLANAN
DAN ANALISISNYA
RR Roosita Cindrakasih, SH, M.I.Kom
Vokasi UI_2019
Chapter03
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 368/Men.Kes/SK/IV/1994
tentang Pedoman Periklanan Obat
Bebas, Obat Tradisional, Alat
Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga dan
Makanan-Minuman
2
1.
PEDOMAN PERIKLANAN
OBAT BEBAS
Obat yang diiklankan kepada masyarakat adalah
obat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku tergolong dalam obat bebas atau obat
bebas terbatas, kecuali dinyatakan lain.
Dan nama obat yang dapat diiklankan adalah nama
yang disetujui dalam pendaftaran.
3
4
Informasi mengenai produk obat bebas dalam iklan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1. OBJEKTIF
Harus memberikan informasi sesuai dengan
kenyataan yang ada dan tidak boleh
menyimpang dari sifat kemanfaatan dan
keamanan obat yang telah disetujui.
2. LENGKAP
Harus mencantumkan tidak hanya informasi
tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan
informasi tentang hal-hal yang harus
diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi
dan efek samping.
3. TIDAK MENYESATKAN
Informasi obat harus jujur, akurat, bertanggungjawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran
masyarakat akan suatu masalah kesehatan. Disamping itu, cara penyajian informasi harus berselera baik
dan pantas serta tidak boleh menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan
penggunaan obat berlebihan atau tidak berdasarkan pada kebutuhan.
5
Iklan suatu obat harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. tidak boleh mendorong penggunaan berlebihan dan penggunaan terus menerus;
b. tidak boleh ditujukan untuk khalayak anak-anak atau menampilkan anak-anak
tanpa adanya pengawasan orang dewasa atau memakai narasi suara anak-anak
yang mengajurkan penggunaan obat; tidak boleh menggambarkan bahwa
keputusan penggunaan obat ditentukan oleh anak-anak;
c. tidak diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau actor yang berperan sebagai
profesi kesehatan atau menggunakan “setting” yang beratribut profesi kesehatan
dan laboratorium;
d. tidak boleh memberikan pernyataan superlatif, komperatif tentang indikasi,
kegunaan atau manfaat obat;
e. tidak boleh memberkan anjuran dengan mengacu pada pernyataan profesi
kesehatan mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat;
f. tidak boleh memberikan anjuran mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat yang
dilakukan berlebihan;
6
g. harus memuat anjuran untuk mencari informasi yang tepat kepada profesi kesehatan
mengenai kondisi kesehatan tertentu;
h. tidak boleh menunjukkan efek/kerjan obat egera sesudah penggunaan obat;
i. tidak boleh menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan garansi tentang
indikasi, kegunaan atau manfaat obat;
j. harus mencantumkan spot peringatan perhatian “Baca Aturan Pakai, Jika Sakit
Berlanjut Hubungi Dokter”;
k. harus mencantumkan informasi mengenai:
× komposisi zat aktif obat dengan nama INN (khusus untuk media cetak); untuk
media lain, apabila ingin menyebutkan komposisi zat aktif harus dengan nama INN;
× indikasi utama obat dan informasi mengenai keamanan obat;
× nama dagang obat;
× nama dagang industri farmasi;
× nomor pendaftaran (khusus media cetak).
2.
PEDOMAN
PERIKLANAN OBAT
Tradisional
Obat tradisional yang dapat diiklankan apabilan telah
mendapat nomor persetujuan pendaftaran dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
7
8
Informasi mengenai produk obat tradisional dalam iklan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. OBJEKTIF
Harus memberikan informasi sesuai dengan
kenyataan yang ada dan tidak boleh
menyimpang dari sifat kemanfaatan dan
keamanan obat yang telah disetujui.
2. LENGKAP
Harus mencantumkan tidak hanya informasi
tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional,
tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal
yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontra
indikasi, efek samping, pantangan dan lainnya.
3. TIDAK MENYESATKAN
Informasi obat harus jujur, akurat, bertanggungjawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran
masyarakat akan suatu masalah kesehatan. Disamping itu, cara penyajian informasi harus berselera baik
dan pantas serta tidak boleh menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan
penggunaan obat tradisional berlebihan atau tidak benar.
9
Iklan suatu obat tradisional harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. tidak boleh mendorong penggunaan berobat tradisional berlebihan dan
penggunaan terus menerus;
b. tidak boleh diperankan oleh tenaga kesehatan atau seseorang yang berperan
sebagai profesi kesehatan atau menggunakan setting yang beratribut profesi
kesehatan dan laboratorium;
c. tidak boleh menggunakan kata-kata : Super, Ultra, Istimewa, Top, Tokcer,
Cespleng, Manjur dan kata-kata lain yang semakna yang menyatakan khasiat dan
kegunaan berlebihan atau memberi janji bahwa obat tradisional tersebut pasti
menyembuhkan;
d. tidak boleh memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang, anjuran atau
rekomendasi dari profesi kesehatan peneliti, sesepuh, pakar, panutan dan lain
sebagainya;
e. tidak boleh menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan
garansi tentang indikasi, kegunaan atau manfaat obat;
10
f. tidak boleh menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan dan/atau suara dan
lainnya yang dianggap kurang sopan;
g. tidak boleh mencantumkan gambar simplisia yang tidak terdapat dalam komposisi
obat tradisional yang disetujui;
h. iklan yang berwujud artikel yangmenguraikan tentang hasil penelitian harus benar
benar berkaitan secara langsung dengan bahan baku (simplisia) atau produknya,
dan informasi tersebut harus mengacu pada hasil penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan;
i. harus dicantumkan identitas kata “JAMU” dalam lingkaran;
j. harus mencantumkan spot peringatan perhatian “Baca Aturan Pakai”;
k. khusus untuk media cetak harus mencantumkan nomor pendaftaran;
l. dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat untuk
mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberculosis, polimelitis, penyakit
kelamin, impotensi, typhus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, lever dan
penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
3.
PEDOMAN PERIKLANAN Alat
Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga
11
Alat Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga tidak boleh diiklankan
dengan menggunakan rekomendasi
dari suatu laboratorium, instansi
pemerintah, organisasi profesi
kesehatan atau kecantikan dan/atau
tenaga kesehatan. Juga tidak boleh
diiklankan dengan menggunakan
peragaan tenaga kesehatan atau
yang mirip dengan itu serta tidak
boleh diiklankan seolah-olah sebagai
obat. Tetapi harus mendidik dan
sesuai dengan norma kesusilaan
yang ada.
4. Pedoman Makanan& Minuman
Iklan makanan dan minuman harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut:
a. iklan makanan yang dibuat dengan bahan alami tertentu hanya boleh diiklankan sebagai berasal
dari bahan alami tersebut, apabila makanan itu mengandung bahan alami yang bersangkutan
tidak kurang dari kadar makanan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;
b. iklan makanan yang menyerupai atau dimaksud sebagai pengganti makanan tertentu harus
menyebutkan nama bahan yang digunakan;
c. boleh mencantumkan pernyataan “DIPERKAYA” atau “KAYA” sumber vitamin dan mineral
bila pada sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi satu hari terdapat paling sedikit dari jumlah
yang dianjurkan;
d. tidak boleh dimuat dengan ilustrasi peragaan maypun kata-kata berlebihan, sehingga dapat
menyesatkan konsumen;
e. tidak boleh menjurus kearah pendapat bahwa makanan yang bersangkutan berkhasiat sebagai
obat;
12
13
f. makanan yang dibuat sebagian atau tanpa bahan pokok alami tidak boleh diiklankan
seolah-olah makanan yang bersangkutan seluruhnya dibuat dari bahan alami;
g. makanan yang dibuat dari bahan yang telah mengalami pengolahan, tidak boleh
diiklankan dengan cara yang dapat memberi kesan seolah-olah makanan itu dibuat
dari bahan yang segar;
h. tidak boleh dengan sengaja menyatakan seolah-olah makanan yang berlabel gizi
mempunyai kelebihan dari makanan yang tidak berlabel gizi;
i. tidak boleh memuat pernyataan nilai khusus pada makanan apabila nilai tersebut
tidak seluruhnya berasal dari makanan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh
makanan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama;
j. tidak boleh menyatakan bahwa “makanan seolah-olah merupakan sumber protein”
THANKS!
Any questions?
You can find me @coci_roo
14

More Related Content

Similar to Chap03_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC

(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
TiaraChaerulZhanah
 
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptxETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
Ptrychi
 
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen MakananPendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
khoiril anwar
 
Modul b pedfi 2013
Modul b pedfi 2013Modul b pedfi 2013
Modul b pedfi 2013
Moch Kurniawan
 
Gema cermat yanti
Gema cermat yantiGema cermat yanti
Gema cermat yanti
RagilMalindaWulandar
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat Keras
Nata Dev
 
Edukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdfEdukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdf
ssuser4fe906
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
NanaNurhasanah5
 
Presentasi Regulasi ASI
Presentasi Regulasi ASIPresentasi Regulasi ASI
Presentasi Regulasi ASI
Ari Juliano Gema
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Yenny Tanjung
 
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisiMAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
Ririn279049
 
Farmasi dan kosmetik syariah
Farmasi dan kosmetik syariahFarmasi dan kosmetik syariah
Farmasi dan kosmetik syariah
Ammartya M. Manik
 
asuhan kefarmasian.ppt
asuhan kefarmasian.pptasuhan kefarmasian.ppt
asuhan kefarmasian.ppt
FitriAyuWahyuni1
 
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
MarethaDwi
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
mataram indonesia
 
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptxMateri 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
hanik mariana
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
RyanBridges11
 
asuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptxasuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptx
FitriAyuWahyuni1
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
YuliamandaHarahap
 

Similar to Chap03_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC (20)

(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
 
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptxETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
 
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen MakananPendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
 
Modul b pedfi 2013
Modul b pedfi 2013Modul b pedfi 2013
Modul b pedfi 2013
 
Gema cermat yanti
Gema cermat yantiGema cermat yanti
Gema cermat yanti
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat Keras
 
Edukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdfEdukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdf
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
Presentasi Regulasi ASI
Presentasi Regulasi ASIPresentasi Regulasi ASI
Presentasi Regulasi ASI
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptx
 
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisiMAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
MAjalah yang baik adalah majalah yang berisi
 
Farmasi dan kosmetik syariah
Farmasi dan kosmetik syariahFarmasi dan kosmetik syariah
Farmasi dan kosmetik syariah
 
asuhan kefarmasian.ppt
asuhan kefarmasian.pptasuhan kefarmasian.ppt
asuhan kefarmasian.ppt
 
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
 
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptxMateri 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
 
asuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptxasuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptx
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
 

More from RR. Roosita Cindrakasih

Modul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdf
Modul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdfModul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdf
Modul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdf
RR. Roosita Cindrakasih
 
Kuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRC
Kuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRCKuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRC
Kuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
Kuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRC
Kuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRCKuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRC
Kuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
Materi Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran Terpadu
Materi Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran TerpaduMateri Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran Terpadu
Materi Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran Terpadu
RR. Roosita Cindrakasih
 
Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )
Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )
Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul08_Perubahan & Inovasi Organisasi
Modul08_Perubahan & Inovasi OrganisasiModul08_Perubahan & Inovasi Organisasi
Modul08_Perubahan & Inovasi Organisasi
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul07_Budaya Organisasi
Modul07_Budaya OrganisasiModul07_Budaya Organisasi
Modul07_Budaya Organisasi
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul06_Iklim Organisasi & Komunikasi
Modul06_Iklim Organisasi & KomunikasiModul06_Iklim Organisasi & Komunikasi
Modul06_Iklim Organisasi & Komunikasi
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul05_Media & Saluran KomOr
Modul05_Media & Saluran KomOrModul05_Media & Saluran KomOr
Modul05_Media & Saluran KomOr
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi OrganisasiModul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOr
Modul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOrModul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOr
Modul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOr
RR. Roosita Cindrakasih
 
Modul01_Organisasi & Komunikasi
Modul01_Organisasi & KomunikasiModul01_Organisasi & Komunikasi
Modul01_Organisasi & Komunikasi
RR. Roosita Cindrakasih
 
KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)
KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)
KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)
RR. Roosita Cindrakasih
 
Pola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRC
Pola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRCPola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRC
Pola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
Chap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC
Chap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRCChap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC
Chap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
Chap01_Iklan & Etika Periklanan
Chap01_Iklan & Etika PeriklananChap01_Iklan & Etika Periklanan
Chap01_Iklan & Etika Periklanan
RR. Roosita Cindrakasih
 
PR In Distruption Era_RRC
PR In Distruption Era_RRCPR In Distruption Era_RRC
PR In Distruption Era_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
Teori2 Komunikasi Massa_RRC
Teori2 Komunikasi Massa_RRCTeori2 Komunikasi Massa_RRC
Teori2 Komunikasi Massa_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
Pola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRC
Pola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRCPola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRC
Pola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRC
RR. Roosita Cindrakasih
 
INOVATIF_RRC
INOVATIF_RRCINOVATIF_RRC

More from RR. Roosita Cindrakasih (20)

Modul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdf
Modul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdfModul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdf
Modul04_Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan.pdf
 
Kuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRC
Kuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRCKuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRC
Kuliah sesi ke-3_ Komunikasi Pemasaran terpadu (Brand & stakeholder)_RRC
 
Kuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRC
Kuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRCKuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRC
Kuliah ke-2_Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tinjauan tentang IMC)_RRC
 
Materi Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran Terpadu
Materi Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran TerpaduMateri Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran Terpadu
Materi Kuliah sesi01_Komunikasi Pemasaran Terpadu
 
Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )
Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )
Komunikasi Efektif dengan kelola Stress After Pandemi ( Materi PM )
 
Modul08_Perubahan & Inovasi Organisasi
Modul08_Perubahan & Inovasi OrganisasiModul08_Perubahan & Inovasi Organisasi
Modul08_Perubahan & Inovasi Organisasi
 
Modul07_Budaya Organisasi
Modul07_Budaya OrganisasiModul07_Budaya Organisasi
Modul07_Budaya Organisasi
 
Modul06_Iklim Organisasi & Komunikasi
Modul06_Iklim Organisasi & KomunikasiModul06_Iklim Organisasi & Komunikasi
Modul06_Iklim Organisasi & Komunikasi
 
Modul05_Media & Saluran KomOr
Modul05_Media & Saluran KomOrModul05_Media & Saluran KomOr
Modul05_Media & Saluran KomOr
 
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi OrganisasiModul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
 
Modul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOr
Modul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOrModul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOr
Modul02_Fungsi & Ruang Lingkup KomOr
 
Modul01_Organisasi & Komunikasi
Modul01_Organisasi & KomunikasiModul01_Organisasi & Komunikasi
Modul01_Organisasi & Komunikasi
 
KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)
KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)
KESEHATAN MENTAL (KENALI, SIKAPI, PAHAMI)
 
Pola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRC
Pola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRCPola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRC
Pola Asuh Anak Selama #dirumahsaja_RRC
 
Chap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC
Chap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRCChap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC
Chap02_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC
 
Chap01_Iklan & Etika Periklanan
Chap01_Iklan & Etika PeriklananChap01_Iklan & Etika Periklanan
Chap01_Iklan & Etika Periklanan
 
PR In Distruption Era_RRC
PR In Distruption Era_RRCPR In Distruption Era_RRC
PR In Distruption Era_RRC
 
Teori2 Komunikasi Massa_RRC
Teori2 Komunikasi Massa_RRCTeori2 Komunikasi Massa_RRC
Teori2 Komunikasi Massa_RRC
 
Pola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRC
Pola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRCPola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRC
Pola Komunikasi Story Telling Pada Anak_RRC
 
INOVATIF_RRC
INOVATIF_RRCINOVATIF_RRC
INOVATIF_RRC
 

Chap03_Aturan Pemerintah Terkait Periklanan dan Analisisnya_RRC

  • 1. ATURAN PEMERINTAH TERKAIT PERIKLANAN DAN ANALISISNYA RR Roosita Cindrakasih, SH, M.I.Kom Vokasi UI_2019 Chapter03
  • 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 368/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman 2
  • 3. 1. PEDOMAN PERIKLANAN OBAT BEBAS Obat yang diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tergolong dalam obat bebas atau obat bebas terbatas, kecuali dinyatakan lain. Dan nama obat yang dapat diiklankan adalah nama yang disetujui dalam pendaftaran. 3
  • 4. 4 Informasi mengenai produk obat bebas dalam iklan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. OBJEKTIF Harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat yang telah disetujui. 2. LENGKAP Harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi dan efek samping. 3. TIDAK MENYESATKAN Informasi obat harus jujur, akurat, bertanggungjawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan. Disamping itu, cara penyajian informasi harus berselera baik dan pantas serta tidak boleh menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggunaan obat berlebihan atau tidak berdasarkan pada kebutuhan.
  • 5. 5 Iklan suatu obat harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. tidak boleh mendorong penggunaan berlebihan dan penggunaan terus menerus; b. tidak boleh ditujukan untuk khalayak anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa adanya pengawasan orang dewasa atau memakai narasi suara anak-anak yang mengajurkan penggunaan obat; tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat ditentukan oleh anak-anak; c. tidak diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau actor yang berperan sebagai profesi kesehatan atau menggunakan “setting” yang beratribut profesi kesehatan dan laboratorium; d. tidak boleh memberikan pernyataan superlatif, komperatif tentang indikasi, kegunaan atau manfaat obat; e. tidak boleh memberkan anjuran dengan mengacu pada pernyataan profesi kesehatan mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat; f. tidak boleh memberikan anjuran mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat yang dilakukan berlebihan;
  • 6. 6 g. harus memuat anjuran untuk mencari informasi yang tepat kepada profesi kesehatan mengenai kondisi kesehatan tertentu; h. tidak boleh menunjukkan efek/kerjan obat egera sesudah penggunaan obat; i. tidak boleh menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan garansi tentang indikasi, kegunaan atau manfaat obat; j. harus mencantumkan spot peringatan perhatian “Baca Aturan Pakai, Jika Sakit Berlanjut Hubungi Dokter”; k. harus mencantumkan informasi mengenai: × komposisi zat aktif obat dengan nama INN (khusus untuk media cetak); untuk media lain, apabila ingin menyebutkan komposisi zat aktif harus dengan nama INN; × indikasi utama obat dan informasi mengenai keamanan obat; × nama dagang obat; × nama dagang industri farmasi; × nomor pendaftaran (khusus media cetak).
  • 7. 2. PEDOMAN PERIKLANAN OBAT Tradisional Obat tradisional yang dapat diiklankan apabilan telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 7
  • 8. 8 Informasi mengenai produk obat tradisional dalam iklan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. OBJEKTIF Harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat yang telah disetujui. 2. LENGKAP Harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi, efek samping, pantangan dan lainnya. 3. TIDAK MENYESATKAN Informasi obat harus jujur, akurat, bertanggungjawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan. Disamping itu, cara penyajian informasi harus berselera baik dan pantas serta tidak boleh menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggunaan obat tradisional berlebihan atau tidak benar.
  • 9. 9 Iklan suatu obat tradisional harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. tidak boleh mendorong penggunaan berobat tradisional berlebihan dan penggunaan terus menerus; b. tidak boleh diperankan oleh tenaga kesehatan atau seseorang yang berperan sebagai profesi kesehatan atau menggunakan setting yang beratribut profesi kesehatan dan laboratorium; c. tidak boleh menggunakan kata-kata : Super, Ultra, Istimewa, Top, Tokcer, Cespleng, Manjur dan kata-kata lain yang semakna yang menyatakan khasiat dan kegunaan berlebihan atau memberi janji bahwa obat tradisional tersebut pasti menyembuhkan; d. tidak boleh memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang, anjuran atau rekomendasi dari profesi kesehatan peneliti, sesepuh, pakar, panutan dan lain sebagainya; e. tidak boleh menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan garansi tentang indikasi, kegunaan atau manfaat obat;
  • 10. 10 f. tidak boleh menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan dan/atau suara dan lainnya yang dianggap kurang sopan; g. tidak boleh mencantumkan gambar simplisia yang tidak terdapat dalam komposisi obat tradisional yang disetujui; h. iklan yang berwujud artikel yangmenguraikan tentang hasil penelitian harus benar benar berkaitan secara langsung dengan bahan baku (simplisia) atau produknya, dan informasi tersebut harus mengacu pada hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan; i. harus dicantumkan identitas kata “JAMU” dalam lingkaran; j. harus mencantumkan spot peringatan perhatian “Baca Aturan Pakai”; k. khusus untuk media cetak harus mencantumkan nomor pendaftaran; l. dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat untuk mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberculosis, polimelitis, penyakit kelamin, impotensi, typhus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, lever dan penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
  • 11. 3. PEDOMAN PERIKLANAN Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga 11 Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga tidak boleh diiklankan dengan menggunakan rekomendasi dari suatu laboratorium, instansi pemerintah, organisasi profesi kesehatan atau kecantikan dan/atau tenaga kesehatan. Juga tidak boleh diiklankan dengan menggunakan peragaan tenaga kesehatan atau yang mirip dengan itu serta tidak boleh diiklankan seolah-olah sebagai obat. Tetapi harus mendidik dan sesuai dengan norma kesusilaan yang ada.
  • 12. 4. Pedoman Makanan& Minuman Iklan makanan dan minuman harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut: a. iklan makanan yang dibuat dengan bahan alami tertentu hanya boleh diiklankan sebagai berasal dari bahan alami tersebut, apabila makanan itu mengandung bahan alami yang bersangkutan tidak kurang dari kadar makanan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan; b. iklan makanan yang menyerupai atau dimaksud sebagai pengganti makanan tertentu harus menyebutkan nama bahan yang digunakan; c. boleh mencantumkan pernyataan “DIPERKAYA” atau “KAYA” sumber vitamin dan mineral bila pada sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi satu hari terdapat paling sedikit dari jumlah yang dianjurkan; d. tidak boleh dimuat dengan ilustrasi peragaan maypun kata-kata berlebihan, sehingga dapat menyesatkan konsumen; e. tidak boleh menjurus kearah pendapat bahwa makanan yang bersangkutan berkhasiat sebagai obat; 12
  • 13. 13 f. makanan yang dibuat sebagian atau tanpa bahan pokok alami tidak boleh diiklankan seolah-olah makanan yang bersangkutan seluruhnya dibuat dari bahan alami; g. makanan yang dibuat dari bahan yang telah mengalami pengolahan, tidak boleh diiklankan dengan cara yang dapat memberi kesan seolah-olah makanan itu dibuat dari bahan yang segar; h. tidak boleh dengan sengaja menyatakan seolah-olah makanan yang berlabel gizi mempunyai kelebihan dari makanan yang tidak berlabel gizi; i. tidak boleh memuat pernyataan nilai khusus pada makanan apabila nilai tersebut tidak seluruhnya berasal dari makanan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh makanan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama; j. tidak boleh menyatakan bahwa “makanan seolah-olah merupakan sumber protein”
  • 14. THANKS! Any questions? You can find me @coci_roo 14