1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebugaran jasmani, sarana prasarana, dan hasil kompetisi bulu tangkis pada siswa SMP Negeri 2 kec. Guguak.
2. Permainan bulu tangkis membutuhkan kebugaran fisik dan keterampilan yang tinggi namun sekolah kurang memiliki fasilitas yang mendukung seperti lapangan indoor.
3. Rendahnya kebugaran, minimnya waktu lati
ilmu untuk semua
Banyak lagi info disini...
http://cheguabbas.blogspot.com/
nak nota sila click sini
http://cheguabbas.blogspot.com/p/nota_29.html
ada masalah mendownload???
ilmu untuk semua
Banyak lagi info disini...
http://cheguabbas.blogspot.com/
nak nota sila click sini
http://cheguabbas.blogspot.com/p/nota_29.html
ada masalah mendownload???
The current research is conduced to investigate the effect of circuit training on the level of physical fitness and accuracy of shooting of children at 10-12 years old. The research is quasi experimental using two-group pre-test post- test design. The population of the current research is 20 students of SDN Puro Pakualaman Yogyakarta. The data are collected by implementing TKJI test for children and shooting test to measure the accuracy of shooting. The data are taken prior to and after the circuit training with the intensity of 70% - 80%, the frequency of training is three times a week. The trainings are done during 12 -14 times with the duration of 25-30 minutes. The data are analyzed by using t-test. The findings reveal that (1) there is no significant different of the students’ physical fitness, (2) there is significant different of the students’ accuracy of shooting, (3) there is an increase of physical fitness and accuracy of shooting of the students who do circuit training. In conclusion, circuit training is effective in improving the accuracy in shooting for children at the age of 10-12 years old.
1. 1. Judul : Hubungan Kebugaran Jasmani dan Sarana Prasarana Terhadap Hasil Kompetisi
Bulu Tangkis pada Pemain Putra Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 kec.Guguak
2. Variabel :
variabel bebas : Kebugaran jasmani dan sarana prasarana
Variabel terikat : Hasil kompetisi
3. Masalah : Permainan bulu tangkis merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak
reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi (Tony Grice, 2007: 1).
Permainan bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak
yang kompleks. Permainan bulutangkis yang menggunakan raket memerlukan kompleksitas
tinggi dan kemampuan aerobic yang tinggi. Dapat diamati bahwa pemain harus melakukan
gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak
meloncat, menjangkau, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah
kehilangan keseimbangan tubuh. Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan
dalam tempo lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan
menghasilkan "kelelahan", yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru,
sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Permainan bulutangkis
jika ditinjau secara keseluruhan menunjukkan bersifat cabang olahraga anaerobic-aerobic
domain. Karena itu, Pemain bulutangkis sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima.
Kelincahan dan kecepatan sangat dibutuhkan, kecepatan reaksi dan kecepatan dalam
memberikan respon kepada pukulan lawan (stimulus). Kelenturan dan kecepatan terutama
tampak dalam gerakan-gerakan menekuk dan meliuk tubuh, kaki dan lengan pada saat
memukul dan mengembalikan bola lawan. Hampir seluruh aktivitas harus dilakukan secara
serempak yang memerlukan koordinasi gerakan yang baik. Kualitas otot yang baik, terutama
otot-otot; pergelangan tangan, lengan bawah dan atas; bahu, dada, leher, perut, kaki, paha dan
punggung bagian bawah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani terkait dengan keterampilan
bermain bulutangkis dan hasil kompetisi nya sendiri. SMP Negeri 2 kec.Guguak merupakan
sekolah yang belum memiliki fasilitas yang memadai dalam menunjang kegiatan
ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler bulutangkis yaitu tidak ada nya lapangan indoor
yang standar dalam melaksanakan latihan. Siswa hanya bisa latihan di sore hari karena jadwal
sekolah mereka, di siang dan malam hari tentu kurang efektif karena tidak ada nya lapangan
indoor. Disamping itu faktor kurang nya tempo latihan membuat kebugaran jasmani mereka
juga menurun., minat siswa-siswi dalam olahraga ini juga termasuk minim. meskipun sekolah
ini cukup sering mengikuti event-event bulutangkis dan memiliki prestasi yang dapat
dikatakan cukup baik. Pembinaan berkesinambungan oleh guru olahraga disekolah ini belum
sepenuhnya mencetak atlet-atlet baik putra dalam olahraga terutama cabang bulutangkis
dengan fasilitas yang kurang memadai.