Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Bulletin Yasalunaka Edisi 03
1. Buletin Jum’at
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Edisi 03 8 Safar 1442H / 25 September 2020
Pentingnya Menjaga Kesucian Hati
َ َ ََﱠ َ ﱠ ُ ْ:وﺳﻠم ﻋﻠﯾﮫَ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ رﺳول ﻗﺎل :ﻗﺎل ،ھرﯾرة أﺑﻲ ﻋنَْ َ ِ ُ َ َ َْ َ ِ ُ َ َ ََ ُِ
َ َُ ُ ْ ُ ُْ َ َ َ َْ ﱠﻛمُ ﻋﻣﺎﻟْ وأ ﻛمُ ﻗﻠوﺑ إﻟﻰ ﯾﻧظر وﻟﻛن ،ﻛمُ وأﻣواﻟ ﻛمُ ﺻور إﻟﻰ ﯾﻧظر ﻻ ﷲ إنِ َ ِ ِ ُ ََ َ َ ْ َ َْ َ ْ ِ ِ ُ ْ ْ ِ ِ ُ َِ
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian
dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati
dan perbuatan kalian".
(HR Muslim).
1
Dinul Islam selalu mengajarkan umatnya untuk dapat
memprioritaskan segala sesuatu dari yang paling penting sampai
sesuatu yang bernilai sia – sia, bahkan mengharamkan suatu
perbuatan atau zat jika memang hal itu membahayakan atau
dengan alasan syariat lainnya.
yasalunaka
Kemampuan dalam memprioritaskan suatu perbuatan merupakan
ciri manusia yang mengerti nilai pentingnya kehidupan, karena
bagi seseorang yang belum memahami pentingnya kehidupan
tentu akan cenderung menyia-nyiakan kesempatan dalam hidup.
Dalam hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ada hal yang
perlu diperhatikan agar kita tidak salah atau keliru dalam bertindak.
Hal terpenting diantaranya yang perlu diperhatikan adalah menjaga
kesucian hati.
Imam al-haddad dalam kitab nya memberikan wejangan untuk kita
semua agar dapat menjaga hati ini dengan baik, di bawah ini adalah
2. 2
pelajaran yang disarikan dari
kitab beliau yaitu adab sulukil
murid.
Edisi 03 8 Safar 1442H / 25 September 2020
Menjadi keniscayaan atas
seorang salik (penempuh jalan
s p i r i t u a l I s l a m ) u n t u k
bersungguh-sungguh dalam
menjaga kualitas qolbunya
dari was-was, karena was-was
adalah bencana yang merusak
dan lintasan pikiran yang buruk.
Di samping itu hendaknya kita
membangun tepat di depan
qalbu sebuah pembatas yang
berfungsi untuk pengaman
yang menangkal berbagai hal
yang dapat merusak kualitasnya,
karena jika ada benda asing
yang masuk dan merusak
Qolbu maka tidak mudah lagi
untuk mengeluarkan dan
memulihkannya.
Seorang murid (pencari jalan
s p i r i t u a l ) j u g a h a r u s
bersungguh-sungguh untuk
menjernihkan qolbunya
yang mana qalbu Ini adalah
t e m p a t p e l i n d u n g n y a
pandangan Allah agar tidak
condong kepada tarikan-
tarikan syahwat.
memposisikan diri sebagai
penasehat, bersikap ramah
dan kasih sayang serta selalu
berharap kebaikan terjadi
pada mereka, mengasihi
sebagaimana mengasihi diri
sendiri dalam hal kebaikan
demikian juga tidak suka jika
mereka melakukan hal yang
diri kita juga tidak menyukainya
ketika melakukan keburukan.
Penting untuk diketahui oleh
seorang salik bahwa qolbu
ada penyakit, ada maksiat
yang lebih buruk dan lebih
kejam daripada sekedar
maksiat yang dilakukan oleh
anggota badan yang tampak.
Dan Tidaklah qalbu itu layak
untuk dipandang oleh Allah
subhanahuwata'ala melainkan
setelah pengosongan dan
pemurnian dari segala kotoran
y a n g m e n g e n d a p .
Seorang salik juga harus menjaga
qalbunya dari iri dengki benci
pada setiap kaum muslimin
dan tidak sepatutnya berburuk
sangka kepada mereka tetapi
Diantara dosa besar yang paling
buruk adalah sombong, riya
dan hasad. Karena kesombongan
menunjukkan pada dirinya
sendiri sebuah puncak dari
kebodohan sungguh tidak pantas
seorang salik sebagai makhluk
yang mula-mula diciptakan
hanya dari setetes mani dan
sungguh kehidupan di dunia
hanya sementara saja.
3. 3
Edisi 03 8 Safar 1442H / 25 September 2020
Jika sekiranya kita memiliki
kelebihan dan keunggulan itu
adalah anugerah dari Allah sang
Maha Pencipta sedangkan kita
itu makhlukNya yang tidak memiliki
daya dalam mencipta nya dan
tidak pula memiliki kekuatan.
tidak kah ada rasa takut jika
seseorang bersikap sombong
dihadapan hamba Allah lainnya
yang kemudian atas perbuatannya
itu dicabut semua fasilitas
anugrahNya sebab ada etikanya
yang buruk dan menentang Allah
dalam sifatnya. Karena sejatinya
sombong itu adalah bagian dari
sifat Allah Yang Maha memaksa.
Adapun Riya' adalah tanda bahwa
qalbu seseorang sepi dan kosong
dari mengagungkan Allah
subhanahu wa ta'ala yang Maha
Tinggi karena orang yang berlaku
riya adalah orang yang bertopeng
yang membuat-buat perilakunya
dihadapan manusia yang lain
serta tidak cukup menerima
dan menyadari atas Pengetahuan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
pada dirinya.
dia dihormati dan sengaja berpura-
pura berbuat kebajikan maka
sungguh dia adalah orang yang
berlaku riya' karena mengharap
kehidupan dunia maka sungguh
alangkah bodohnya dia.
Karena sesungguhnya seorang salik
yang zuhud ketika ada orang yang
mengaguminya dan mengagungkannya
dan mencurahkan harta yang dimilikinya
untuk dirinya niscaya salik yang zahid
tadi akan berpaling dan tidak
menyukainya. maka siapakah yang
lebih bodoh dari pelaku riya' yang
sengaja mencari keuntungan dunia
dengan amalan akhirat.
Siapapun yang melakukan amal
kebaikan dan dalam hatinya terbesit
perasaan senang jika amal baiknya
itu diketahui oleh orang lain agar
Jika memang belum sanggup untuk
bersikap zuhud terhadap dunia maka
seyogyanya mencari perbendaharaan
dunia melalui jalan yang baik dengan
meminta kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala. betapa tidak sejatinya
qalbu setiap makhluk berada dalam
genggamanNya dan Allah akan
menghadirkan orang-orang itu
d i h a d a p a n N y a a t a u
membandingkannya dan Allah
m e l a k u k a n s e s u a t u s e s u a i
kehendakNya.
Adapun sikap hasad itu dzohirnya
menantang Allah dan mencerabut
apa yang yang seharusnya milik
Allah karena Allah Subhanahu
Wa Ta'ala tatkala menganugerahkan
4. 4
Diterbitkan setiap Jum’at
oleh Dewan Kyai Assalaam bersama Takmir Masjid Assalaam,
Takmir Masjid Ibadurrahman Assalaam Hypermart
dan L-ZIS Assalaam
Buletin Jum’at
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Wallahu A'lam Bish Shawab
Penanggung Jawab: Ketua Dewan Kyai PPMI Assalaam
Ketua Redaksi: Mahyani Devi Yumandera
Pengarah: Arkanuddin Budiyanto, Trisnojoyo Khottob, Moh. Toha
www.assalaam.or.id
sesuatu kepada seorang hambaNya
maka Tidak diragukan lagi bahwa
Allah sendiri yang menghendaki
keberadaan anugerah tersebut
karena tindakan Allah itu tanpa
paksaan. Jika ada hamba yang
menginginkan kebalikan dari apa
yang Allah kehendaki maka
sungguh dia telah melakukan etika
adab yang buruk dan layak
mendapatkan siksa.
Anggota Redaksi: Rosyad Nur Liyas
Design & Layout: Luthfi A Nasher
Distributor: Triyanto
Redaksi menerima tulisan sesuai motto Menebar Islam Rahmatan Lil’alamin
Kontak Kami : +62 856-4715-4816 - Mahyani Devi Yumandera, Lc
Edisi 03 8 Safar 1442H / 25 September 2020
Pembagian Hasad
Dan sungguh tercela jika seorang salik
berhasad kepada orang yang
menyertainya dalam perjalanannya
menuju Tuhannya lebih-lebih
membantunya dalam segala perkara
yang terkait dengan itu. selayaknya
dia bergembira karena ada teman
yang menyertainya dan menguatkannya
dalam perjalanannya serta saling
mempercayai. Batinnya timbul
perasaan saling mencintai karena
Sifat hasad itu adakalanya terkait
dengan keduniawian seperti berharap
jabatan dan harta untuk perkara
seperti ini yang dianggap kecil maka
s e l a y a k n y a k i t a s e l a l u
mengekspresikan kasih sayang
didepan seseorang yang sedang diuji
seperti ini agar Allah menjauhkan
dirinya dari sifat tercela ini dan
Adakalanya Hasad terkait dengan
perkara-perkara akhirat seperti ilmu
dan kesalehan.
Allah indikatornya yaitu
bersungguh- sungguh mengajak
manusia untuk selalu di jalan
Allah dan menghimbau untuk
terus menyibukkan diri dengan
ketaatan kepada Allah serta tidak
memperdulikan apakah mereka
menghargainya atau tidak karena
itu sesungguhnya adalah rezeki
dari Allah dan hanya Allah yang
memberi kekhususan itu
terhadap siapapun yang
dikehendakiNya
Didalam Qolbu terdapat banyak sekali
akhlak tercela yang tidak cukup jika
disebutkan dalam pembahasan ini
dan karena sebatas ringkasan maka
kami hanya sampaikan pokok-
pokoknya saja.
Sungguh akar dari semua akhlak
tercela ini adalah cinta dunia sebab
cinta dunia adalah induk dari semua
dosa sebagaimana yang disebutkan
dalam hadist. ketika qalbu itu
selamat dari cinta dunia maka
berarti qolbu sudah membaik dan
jernih bahkan bersinar serta siap
menjadi tempat pendaratan cahaya
Allah dan layak untuk menyimpan
berbagai macam kerahasiaan Allah.
Sumber bacaan : Adab Sulukil Murid – Imam
Abdullah bin Alwi Al Haddad