1. KRIPIK SINGKONG RENYAH ALA’ PNPM
T
idak hanya membangun sarana/prasarana fisik, PNPM di Kab.
Tasikmalaya juga ikut berperan dalam mendorong partisipasi
dan kemandirian perempuan dalam pembangunan. Hal tersebut
misalnya melalui bantuan modal pinjaman bergulir (Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan) dan Peningkatan kapasitas usaha ekonomi
produktif. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan misalnya melalui pengadaan/hibah sarana produksi dan
pelatihan mutu kripik singkong yang dilaksanakan di Desa Cimanuk Kec. Cikalong (16-17 Okt 2013).
Berikut disajikan sebagain materi yang diperoleh peserta hasil pelatihan tersebut:
No
1
2
3
4
5
6
Pengalaman Peserta
Singkong diiris dengan serutan
(gasrokan=alat manual tradisional)
berbentuk
parut.
Kelemahannya
ketebalan hasil irisan tidak rata, proses
lebih lama, limbah singkong yang
tidak terpotong lebih banyak
Proses : Singkong dikupas, lendir
dibersihkan, diiris, direndam air,
digoreng
Seluruh bahan diiris kemudian
digoreng
Menggunakan
bumbu
basah
dicampurkan ke minyak panas.
Kelemahannya
minyak
cepat
gosong/menghitam
Ketika menggoreng, wajan diisi irisan
singkong sampai penuh menutupi
seluruh minyak
Irisan singkong tenggelam di dalam
minyak, proses menggoreng cukup
lama. Hal ini menandakan minyak
kurang panas karena perapian lemah.
7
Hampir tidak ada jeda antara
penggorengan
pertama
dengan
penggorengan berikutnya
8
Hasilnya kripik keras
Laporan
Pengantar Redaksi Perkembangan
Best Practice (Hasil Pelatihan)
Singkong diiris dengan dengan cara memutar
piringan pisau iris (alat manual semi moderen).
Hasilnya ketebalan hasil irisan relatif rata, proses
lebih cepat, rendemen sisa potongan lebih sedikit
Singkong dikupas, diiris, digoreng. Hasilnya kripik
lebih gurih, lebih bergizi dan tampilan warna lebih
menarik.
Bahan diiris untuk sekali penggorengan, pengirisan
dilanjutkan
setelah
proses
penggorengan
sebelumnya selesai. Atau dengan kata lain, bahan
segera digoreng (tidak ada jeda lama) setelah proses
pengirisan
Menggunakan bumbu kering aneka rasa ditabur ke
kripik
Wajan diisi irisan singkong disesuaikan dengan
kekuatan panas minyak.
Minyak sangat panas dengan perapian yang kuat
sehingga irisan singkong ketika menyentuh minyak
langsung terdorong mengambang ke permukaan dan
merekah. Proses menggoreng tidak lebih dari tiga
menit
Sebelum dilanjutkan ke proses penggorengan
berikutnya, minyak dibiarkan kosong tanpa ada
irisan singkong beberapa saat. Tujuannya adalah
untuk memastikan minyak benar-benar dalam
keadaan sangat panas
Hasilnya keripik lebih renyah
Pinjaman Bergulir Per Oktober 2013
Alhamdulilah edisi Oktober 2013 Buletin Harewos Galunggung (Bu Harga) telahPersentase
dicetak. Khusus
Jenis
Jml
Jml
Alokasi Pinjaman
pada edisi ini Kelompok
Bu Harga menampilkan rangkuman hasil-hasil kegiatan PNPM-MPd terkait sarana
Pinjaman
Anggota
Pengembalian
kesehatan air bersih di Kab. Tasikmalaya. Semoga media kecil ini bermanfaat banyak.
SPP :faskab_tasikmalaya@yahoo.co.id; website : www.pnpmtasikmalaya.blogspot.com
e-mail
UEPDaniel 081214614303, Kuswan 085223939876
CP :
Edisi Oktober 2013
BERKAT PNPM : DARI DOLBON MENJADI DOLBAN
olbon merupakan istilah orang Sunda yang
digunakan untuk masyarakat yang masih
memiliki kebiasaan buruk berupa buang air
besar sembarang tempat terutama di kebon.
Perilaku tersebut masih satu kategori dengan yang
melakukannya di tempat terbuka atau pada jamban yang tidak
memenuhi aspek kesehatan. Perilaku dolbon dan sejenisnya
diakui berbagai pihak dapat berkontribusi negatif terhadap
timbulnya persoalan sanitasi. Gara-gara masih loba nu dolbon,
saat ini bahkan Indonesia disebut-sebut masih menempati
posisi terendah ketiga di tingkat ASEAN. Akibat penyakit
menular melalui air yang tidak bersih berdasar data WHO
mencapai tiga juta kematian per tahun. Selain itu, akibat
kurang sehatnya lingkungan dan BAB sembarangan disebutsebut bahkan telah membunuh 100 ribu balita di Indonesia dan
60 %-nya terjadi di Jawa Barat. Beu….
Memang
sebagai provinsi dengan
jumlah penduduk gendut
tentu akan besar pula
volume
tinja
yang
dihasilkan.
Setiap
manusia
umumnya
mengeluarkan 125-250
gram limbah hitam (tinja
dan air kencing) per hari. Dengan jumlah penduduk Jabar
yang mencapai tidak kurang dari 49.153.773 jiwa, berarti
Contoh kondisi tempat BAB di
pula tidak kurang dari 12.000 ton/hari limbah bilogis yang
atas kolam di Kec.Cibalong
dihasilkan.
Persoalan sanitasi dan air bersih juga masih menjadi ancaman serius termasuk di
Kabupaten Tasikmalaya. Data Program Perlindungan Sosial (PPLS 2011) menyebutkan, dari
total 175.444 Rumah Tangga Sasaran, masih terdapat 64.033 (36,5%) yang tidak memiliki
jamban, baik milik sendiri maupun jamban umum. Selain itu, tercatat pula jumlah RTS yang
sumber air minum rumah
D
2. tangganya berasal dari sumber tidak terlindung, yaitu sebanyak 110.738 (63,11%). Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, sebagai program open menu juga sangat menyadari
adanya persoalan Open Defecation (Buang Air Besar Sembarangan) dan sanitasi air tersebut. Selain
membangun jalan, Tembok Penahan Tanah, Jembatan, Irigasi, Gedung Kesehatan, Gedung
Pendidikan, pasar dst, bersama masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya juga membuat jamban dan
sarana air bersih untuk mengurangi perilaku dolbon tersebut.
Sarana MCK
Tinja harus dikelola dengan dengan baik dan benar dengan cara dibuang pada tempat yang
mampu mencegah pencemaran lingkungan melalui pembangunan sarana MCK.. Data mengenai
sebaran MCK PNPM-MP di Kabupaten Tasikmalaya setidaknya tersaji seperti pada tabel berikut.
Tahun/Kecamatan
Jml
BLM PNPM
Swadaya
Unit
Tahun 2009 di 9 kecamatan
30
542.475.500
98.946.600
Tahun 2010 di 6 kecamatan
23
543.435.350
67.981.100
Tahun 2011 di 7 kecamatan
30
542.475.500
98.946.600
Tahun 2012 di 3 kecamatan
13
Tahun 2013 di 3 kecamatan
(dalam proses)
9
354,914,000
279,927,450
27,136,250
22,007,250
Keberadaan MCK yang dibangun melalui PNPM-MP ini dirasa sangat sejalan dengan salah
satu dasar rumusan isu strategis pemerintah kabupaten, misalnya yaitu pembangunan Infrastruktur
Perdesaan/Perkotaan serta Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman; dan peningkatan
Derajat Kesehatan Masyarakat melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pembanguna MCK ini oleh masyarakat ini sejalan dengan
kebijakan peningkatan kemandirian masyarakat dalam kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat.
Sehingga secara perlahan, berkat adanya PNPM (berikut program lainnya) ini, perilaku dolbon
berubah menjadi perilaku dolban (BAB di jamban).
mengumpulkan uang iuran pemeliharaan yang oleh masyarakat lokal disebut “kencleng”.
Singkat cerita, dari hasil pengumpulan kencleng tersebut pada tahun 2011 ditambah dengan
swadaya berhasil menambah satu unit MCK baru. Penanaman nilai positif yang salah satunya
diwariskan melalui PNPM-MP seperti pada contoh di atas juga dirasa sangat sejalan dengan
target pemerintah pusat yang mentargetkan Indonesia menjadi negara bebas buang air besar
sembarang tempat tahun 2014.
2. Pembangunan Sarana Air Bersih (Program Basah untuk yang Dahaga
Ketersediaan Air)
Air adalah kebutuhan dasar, namun
permasalahannya
adalah
adanya
keterbatasan
masyarakat dalam akses air bersih. Hal ini dikarenakan
kondisi geografis desa yang tidak memiliki sumber air
atau jauhnya sumber mata air
dari pemukiman
penduduk. Secara umum, prinsipnya air itu gratis
tetapi untuk mengkonsumsi dalam jumlah yang
cukup dan dekat dibutuhkan biaya. Mendekatkan air
dengan pemukiman membutuhkan dana untuk
pembangunan dan pemeliharaan sehingga air dinilai
mempunyai nilai sosial dan ekonomi. Sebagai contoh,
tidak sedikit anak-anak kehilangan/kekurangan waktu
Contoh kondisi tempat wudhu
untuk sekolah. Kaum wanita juga tidak memiliki cukup
dan mandi warga di Kecamatan
Cikalong dari mata air tak
waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa
terlindung dan nampak kotor
menghasilkan uang, karena waktu kedua kelompok
umur ini banyak tersita untuk mengambil air.
Persoalan-persoalan tersebut juga banyak dikeluhkan warga terutama kelompok ibuibu saat Musyawarah Khusus Perempuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, melalui
PNPM-MPd, masyarakat secara proaktif menjadi penggagas, perencana, pelaksana, pemilik,
pemantau, pengoperasi dan pemelihara dalam upaya penyediaan air bersih. Dalam kurun
waktu lima tahun (2009-2012) setidaknya telah dibangun 37.322 m sarana air bersih
pipanisasi dan pembuatan bangunan air bersih, bak air, sumur bor, dll seperti pada tabel
berikut.
Tahun/n
Kecamatan
2009 di 10
kecamatan
2010 di 2
kecamatan
2011 di 4
kecamatan
2012 di 2
kecamatan
MCK PNPM-MP Kec. Sariwangi
Sarana Air Bersih PNPM-MP Kec. Cibalong
Terdapat contoh desa yang juga berhasil memelihara dan mengembangkan prasarana
terkait kesehatan lingkungan pemukiman tersebut. Desa tersebut misalnya Desa Singajaya
Kecamatan Cibalong. Di Dusun Singarancap pada tahun 2009 mendapatkan alokasi BLM
PNPM-MPd untuk membangun MCK. Dalam rangka kegiatan pemeliharaan, tim pengelola
Volume
BLM
17 paket bangunan/sarana air
bersih dengan meliputi
30.127 m perpipaan
3 paket bangunan/sarana air
bersih dengan meliputi 3.795 m
perpipaan
7 paket bangunan/sarana air
bersih dengan meliputi 3.400 m
perpipaan
4 paket bangunan/sarana air
bersih
Swadaya
1.358.390.569
197.527.250
218.379.600
65.379.200
327.253.200
37.897.150
89,880,700
TAHUN 2012 KAB.
TASIKMALAYA MENDAPAT
PENGHARGAAN SI KOMPAK
AWARD BIDANG
PERENCANAAN PARTISIPATIF
DESA
14,640,600