SlideShare a Scribd company logo
1
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenaanNya sehingga penyusunan buku profile PNPM Mandiri
Perdesaan Jawa Barat ini dapat terlaksana. Sebagai media
publikasi, diharapkan profile ini akan menambah wawasan
antarpihak dalam memahami implementasi kegiatan PNPM
Mandiri Perdesaan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun
2012.
Banyak hasil fisik dan non fisik yang telah ditorehkan dalam
sejarah pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat.
Sebagai program program nasional pemberdayaan masyarakat
yang terpadu dan berkelanjutan, salah satu pembelajaran
berharga yang harus dipahami antar pihak bahwa masyarakat
harus diposisikan sebagai pelaku (subyek) dalam pembangunan
itu sendiri. Mereka harus dimandirikan melalui berbagai
kegiatan sebagaimana yang telah dilakukan PNPM Mandiri
Perdesaan.
Walhasil, atas diterbitkannya profile ini kami sampaikan
terimakasih kepada jajaran pemerintah provinsi Jawa Barat
khususnya kepada Gubernur Ahmad Heryawan, Drs. M Arifin
Kertasaputra selaku Kepala BPMPD, Drs.M Edi Junaedi selaku
PJO provinsi, Ir.Sugih Arto selaku Koordinator Provinsi PNPM
Mandiri Perdesaan Jawa Barat, dan segenap pihak yang telah
membantu diterbitkannya profile ini.
Saran dan masukan positif selalu kami harap demi perbaikan
profile ini kedepannya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI
Prakata....................................................................................................................... 1
Daftar Isi ...........................................................................................2
I.
Pendahuluan.............................................................................3
I.1 Sejarah .......................................................................................3
I.2 Sosial Budaya ............................................................................4
I.3 Geografi .....................................................................................5
I.4 Potensi Alam .............................................................................5
I.5 Administratif..............................................................................7
I.6 Demografi ..................................................................................8
I.7 Tingkat Kemiskinan ................................................................ 10
I.8 Perubahan Garis Kemiskinan ................................................... 11
I.9 Ketenagakerjaan ...................................................................... 12
I.10 Sketsa Tantangan ...................................................................... 13
II Visi Misi Jawa Barat .................................................................... 14
II.1 Penjabaran Misi ....................................................................... 14
II.2 Visi Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat ............................... 15
II.3 Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan ................................... 15
III. Prioritas Penanggulangan Kemiskinan ....................................... 16
IV. PNPM Mandiri Perdesaan ......................................................... 18
IV.1 Kurun Waktu 2007-2010 ......................................................... 19
IV.2 Tahun 2011 .............................................................................. 22
IV.3 Tahun 2012 .............................................................................. 25
IV.4 Perguliran Modal Usaha .......................................................... 26
V. PNPM Generasi Sehat dan Cerdas ........................................... 30

V.1 Implementasi di Jawa Barat ............................................. 31
VI. Penutup ........................................................................................................... 35

3
I. SEKILAS JAWA BARAT

J

awa Barat, sebagai provinsi penyangga ibukota, merupakan
salah satu provinsi yang dipenuhi dengan kemajuan sebagai hasil
akselerasi pembangunan sejak awal kemerdekaan sampai
dengan sekarang. Beribukota di Kota Bandung yang dikenal dengan
sebutan “Paris Van Java”, provinsi Jawa Barat menjadi salah satu
ikon dan barometer pembangunan nasional dihubungkan dengan
banyaknya potensi pembangunan mulai dari wisata alam, pertanian,
pendidikan, sumberdaya manusia dan lain sebagainya.
Dengan luas wilayah tidak kurang dari 35.377,76 Km2, provinsi Jawa
Barat saat ini telah menjelma sebagai provinsi berdaya saing tinggi
ditandai dengan semakin tergalinya berbagai potensi sumberdaya
alam, manusia dan lingkungan lainnya. Berpijak pada visi sebagai
provinsi termaju di Indonesia, misi pemerintah provinsi Jawa Barat
sangat kuat, diantaranya meningkatnya perekonomian yang berbasis
potensi daerah.
Pun demikian, kesenjangan pembangunan antar kawasan khususnya
wilayah perkotaan dan pedesaan masih masih menjadi kendala.
Pengurangan angka RTM (Rumah Tangga Miskin) di pedesaan harus
disegerakan melalui berbagai skema penanganan. Salah satunya
dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang
bersifat terpadu dan berkelanjutan yaitu PNPM Mandiri Perdesaan.
Sejak tahun 1998, ketika PPK (Program Pengembangan Kecamatan)
sebagai cikalbakal PNPM Mandiri Perdesaan dijalankan, provinsi Jawa
Barat telah aktif mendukung program tersebut. Berbagai dukungan
material/non material diberikan demi suksesnya program pengetasan
kemiskinan tersebut. Pada tahun 2007, ketika PPK dirubah menjadi
PNPM Mandiri Perdesaan, tekad pemerintah provinsipun semakin
besar mengingat keberhasilan yang dihasilkan oleh program ini
sunggu nyata khususnya bagi pengurangan angka kemiskinan RTM.
Sekurang-kurangnya alokasi dana PPK-PNPM Mandiri Perdesaan
sampai dengan tahun 2012, ditambah alokasi TA.2013, besarnya
mencapai Rp.4.145.655.390.000,- (empat trilyun seratus empat
puluh lima milyar enam ratus lima puluh lima juta tiga ratus

4
sembilan puluh ribu rupiah). Tentu bukan hanya karena besarnya
alokasi dana yang dikucurkan untuk masyarakat pedesaan, namun
proses pendampingan yang bersifat kontinyu menjadi salah satu poin
penting mengapa program ini dikatakan sebagai program
pemberdayaan masyarakat desa terbaik ditandai dengan semakin
berkurangnya angka RTM di desa-desa sasaran.

I.1 SEJARAH
Inisiasi pembentukan provinsi Jawa Barat telah dimulai sejak masa
pra kemerdekaan tepatnya pada
tanggal 14 Agustus 1926. Hal ini
didasarkan
pada
penetapan
Pemerintah Hindia Belanda melalui
staatblad 1924 Nomor 378. Memasuki
era
kemerdekaan,
provinsi
ini
dikukuhkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai
satu dari delapan provinsi negara
Republik Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945. Selanjutnya,
berdasar UU Undang-undang Nomor 11 tahun 1950 pembentukan
provinsi Jawa Barat dikukuhkan kembali. Oleh karena itu berdasarkan
Peraturan Daerah No 26 Tahun 2010, tanggal 19 Agustus 1945
ditetapkan sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan ikon
sejarah Jawa Barat. Didirikan
pada 27 Juli 1920, gedung ini
awalnya difungsikan sebagai
pusat pemerintahan Belanda di
Indonesia
yang
menjadi
koloninya kala itu. Iklim Kota
Bandung dinilai sejuk ditambah
pemandangan alam yang indah. Konon, kondisi tersebut senyaman di
Prancis Selatan sehingga disebutnya Varis van Java. Pembangunan
Gedung Sate melibatkan sekitar 2000 pekerja, 150 orang diantaranya
pemahat atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu
berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton.
Gedung Sate sebagai istilah populer bangunan bernama
Gouvernements Bedrijven itu, direncanakan oleh tim yang diketuai

5
Kolonel Purnawirawan V.L. Slors, beranggotakan Ir. J. Berger, Ir.Eh.
De Roo dan In G. Hendriks serta pihak "Gemeete van Bandoeng".
Tim tersebut bertugas merencanakan dan membangun gedung
perkantoran sebagai pindahan departemen dan instansi lain dari
Batavia (Jakarta) ke Bandung. Termasuk pula pembangunan komplek
perumahan untuk menampung sekitar 1500 pegawai. Tanggal 27 Juli
1920 adalah peletakan batu pertama gedung "GB" pada oleh Johana
Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops dan
Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
GEMAH RIPAH REPEH RAPIH, merupakan semboyan resmi yang
menjadi ciri utama logo provinsi Jawa Barat. Semboyan ini berasal
dari pepatah lama di kalangan masyarakat sunda yang berarti bahwa
daerah Jawa Barat yang kaya raya ini didiami oleh penduduk yang
padat serta hidup makmur dan damai.

I.2 SOSIAL BUDAYA
Masyarakat Jawa Barat di
kenal sebagai masyarakat
yang agamis, dengan
kekayaan warisan budaya dan
nilai-nilai luhur tradisional,
serta memiliki prilaku sosial
yang berfalsafah pada silih
asih, silih asah, silih asuh,
yang secara harfiah berarti
saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh
diantara warga masyarakat.
Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan seperti
tergambar pada pepatah; “Herang Caina Beunang Laukna” yang
berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru
atau prinsip saling menguntungkan.
Nilai-nilai kebajikan juga tertanam kuat. Hal ini terekspresikan pada
pepatah “Ulah Unggut Kalinduan, Ulah gedag Kaanginan”; yang
berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta
menyerasikan antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung
dalam pepatah “Sing Katepi ku Ati Sing Kahontal ku Akal”, yang

6
berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran
secara seksama.

1.3 GEOGRAFI
Provinsi Jawa Barat, secara
geografis, terletak pada
posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang
Selatan dan 104o48’ 108o48’ Bujur Timur, dengan
batas wilayah : sebelah
Utara, berbatasan dengan
Laut Jawa dan Provinsi DKI
Jakarta; sebelah Timur,
berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah; sebelah Selatan berbatasan dengan
Samudra
Indonesia; dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Banten.
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat 35.377,76 Km2 meliputi daratan
seluas 3.710.061,32 hektar dan garis pantai sepanjang 755,829 km.
Daratannya dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari
total luas wilayah) terletak di bagian Selatan dengan ketinggian
lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl); wilayah lereng bukit
yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10
- 1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian
Utara dengan ketinggian 0 – 10 m dpl.
Iklim di Jawa Barat yaitu
tropis, dengan suhu ratarata berkisar antara17,4 –
30,7°C dan kelembaban
udara antara 73–84%.
Terdapat 40 sungai dengan
wilayah seluas 32.075,15 km2.

1.4 POTENSI ALAM
Jawa Barat dikenal luas dari
dalam maupun luar negeri, yaitu
sebagai provinsi yang kaya akan
potensi
alam,
baik
yang
bersumber
agrowisata,
ekowisata, bahari dan lain
sebagainya.
GunungTangkuban
Perahu merupakan salah satu

7
tujuan wisata terpenting. Gunung yang masih aktif ini, terletak di 30
km sebelah utara Kota Bandung
Gunung ini terakhir meletus
pada tahun 1910, memiliki 9
kawah yang masih aktif hingga
sekarang. Banyaknya letusan
yang
terjadi
menyebabkan
banyaknya
kawah-kawah
gunung Tangkuban Perahu
seperti
Kawah
Ratu,
Upas,Domas, Jurig, Badak
Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah
Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa
kawah mengeluarkan bau asap belerang dan ada yang dilarang untuk
dituruni karena mengandung racun.
Pangandaran adalah Objek
wisata di Kabupaten Ciamis
yang merupakan primadona
pantai di Jawa Barat ini
terletak di Desa Pananjung
dengan jarak 92 km dari Kota
Ciamis ke arah selatan.
Dari arah Bandung berjarak sekitar 212 KM dengan melewati jalur
Bandung – Ciamis – Banjar dan Pangandaran. Untuk menuju lokasi
Pantai Pangandaran tidak lah sulit. Karena jalur jalan yang ada
infrastrukturnya sangat memadai. Semua ruas jalan menuju Pantai
Pangandaran sudah diaspal hotmix secara baik.
Wisata kebun Teh, termasuk
tujuan wisata yang paling
digemari di Jawa Barat. Salah
satunya di daerah Lembang.
Pemandangan terlihat asri dan
sejuk.
Dilengkapi
dengan
fasilitas
seperti
outbound,
hotel, dan wisata alam

8
lainnya, Lembang selalu dipenuhi pengunjung terutama pada hari
libur. Tentunya selain obyek-obyek tersebut masih sangat banyak

1.5 ADMINISTRATIF
Sampai dengan akhir September
2012, Provinsi Jawa Barat terdiri
dari 26 kab/kota, meliputi 17
Kabupaten dan 9 Kota. Sedangkan
jumlah kecamatan 626, daerah
perkotaan 2.659 dan 3.221
perdesaan. Hanya saja, seiring
penetapan Pangandaran sebagai
salah satu kabupaten baru
sebagai DOB (daerah otonom baru) pemekaran dari Kabupaten Ciamis
pertanggal 25 Oktober 2012, maka jumlah kabupaten sampai dengan
akhir Oktober 2012 sebanyak 27 Kab/kota.

Tabel 1
Jumlah Kota/Kabupaten provinsi Jawa Barat Tahun 2012
No

Kabupaten/Kota

Kec

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Kab. Bogor
Kab. Sukabumi
Kab. Cianjur
Kab. Bandung
Kab. Garut
Kab. Tasikmalaya
Kab. Ciamis
Kab. Kuningan
Kab. Cirebon
Kab. Majalengka
Kab. Sumedang
Kab. Indramayu
Kab. Subang
Kab. Purwakarta
Kab. Karawang
Kab. Bekasi
Kab. Bandung Barat
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bandung
Kota Cirebon

35
47
32
31
37
39
26
32
40
23
26
24
30
17
30
23
15
6
7
30
5

Desa
/ Kel
425
368
348
275
407
345
258
376
424
331
269
310
253
192
309
60
165
68
33
151
22

RW

RT

3.629
4.916
4.136
4.563
4.092
3.140
3.827
2.534
2.946
1.855
2.266
2.320
2.982
1.471
2.584
2.115
2.442
814
430
1.827
264

13.664
26.062
20.511
20.543
15.654
14.550
13.264
10.570
11.396
6.606
9.032
11.048
15.096
5.261
9.359
8.734
10.187
3.697
1.792
11.624
1.411

Luas
Daratan (Ha)
297.646,55
416.173,50
361.435,53
172.663,29
311.007,54
270.969,75
273.250,99
121.501,01
107.195,89
130.938,55
156.343,87
210.158,70
217.438,68
99.400,40
191.898,80
126.470,86
129.601,10
11.770,99
4.883,85
17.243,90
3.899,14

9
22
23
24
25
26

Kota Bekasi
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Jumlah

12
6
3
8
4
598

56
63
15
69
24
5.708

1.370
1.118
320
812
289
59.062

8.843
5.877
1.773
3.634
1.157
261.345

21.564,83
20.277,21
4.445,46
18.498,19
13.382,72
3.710.061,32

Sejak periode kemerdekaan tahun 1945 sampai dengan sekarang,
provinsi Jawa Barat telah dipimpin oleh Gubernur sekurangkurangnya 12 orang dengan berbagai masa pemerintahannya masingmasing. Adapun rekapitulasi jumlah Pegawai Negeri Sipil sampai
dengan bulan November 2012 sebagaimana tersebut di tabel berikut:

1.6 DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat,
Database SIAK Provinsi Jawa Barat
Tahun 2011 sebanyak 46.497.175
Jiwa. Jumlah penduduk terbesar
terdapat
di
Kabupaten
Bogor
sebanyak 4.966.621 Jiwa (11,03 %),
sedangkan penduduk terkecil terdapat
di Kota Banjar yaitu sebanyak 192.903
Jiwa (0,43 %).

Berdasarkan sebaran wilayah, terlihat bahwa penduduk Jawa Barat
79% atau 36.939.836 jiwa tinggal di Kabupaten dan sisanya 21% atau
9.557.339 jiwa tinggal di Kota. Jika berdasarkan wilayah

10
Desa/Kelurahan, sebanyak 76% atau 35.167.982 Jiwa penduduk
tinggal di desa dan 24% atau 11.329.193 jiwa tinggal di Kelurahan.

Adapun distribusi penduduk di 27 kab/kota sebagaimana diuraikan
pada table berikut:
Tabel 2. Distribusi penduduk berdasar jenis kelamin

11
1.7 PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu dari indikator kualitas penduduk.
Jika diperhatikan menurut pendidikan yang diikuti, Provinsi Jawa
Barat dapat dikatakan masih berpendidikan rendah, yaitu hanya
tamat SMP kebawah 78,01%, pendidikan SMA 16,92% dan sisanya
berpendidikan tinggi 5,08 (Diploma ke atas).

1.8 TINGKAT KEMISKINAN
Jumlah penduduk miskin di Jawa
Barat pada bulan Maret 2012
sebanyak 4.477.530 orang (10,09
%). Mengalami penurunan sebesar
171.100
orang
(0,56
%)
dibandingkan kondisi pada bulan
Maret
2011
yang
berjumlah
4.648.630 orang (10,65 %). Dalam
kurun waktu setahun terakhir
persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan turun
sebesar 0,83 persen sedangkan di daerah perkotaan turun 0,42 persen
(Data: BPS Jawa Barat,Juli 2012)

12
Secara absolut selama periode Maret 2011–Maret 2012,
penduduk miskin di pedesaan berkurang 92.500 orang
sementara di perkotaan turun sebanyak 78.600 orang.
Persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan
pada bulan Maret 2012 terhadap penduduk miskin Jawa Barat
adalah sebesar 42,47 persen. Ini mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan Maret 2011 (42,89 %).

Sumber: Data BPS Jawa Barat, Juli 2012

Perubahan Garis Kemiskinan

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis
Kemiskinan. Batasan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis
Kemiskinan. Dengan memperhatikan Garis Kemiskinan (GK) yang
terdiri dari GK Daerah Perkotaan dan Pedesaan, terlihat bahwa GK
perkotaan naik sebesar 4,72 persen yaitu dari Rp. 228.401,- menjadi
Rp. 239.189,- pada Maret 2012.
Selama Maret 2011 – Maret 2012, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,15
persen yaitu dari Rp. 220.098,- per kapita/per bulan (Maret 2011)
menjadi Rp. 231.438,- pada Maret 2012. Sedangkan GK perdesaan
mengalami kenaikan yang lebih tinggi yaitu sebesar 6,08 persen dari
Rp 204.199.,- menjadi Rp 216.610,-.

13
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan
adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain
harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan,
kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman
dan keparahan dari kemiskinan.
Tabel. 3 Garis Kemiskinan Maret 2011-Maret 2012

1.9 KETENAGAKERJAAN
Jumlah angkatan kerja di Jawa Barat sampai dengan bulan Agustus
2012 adalah 20.150.094 orang. Angka ini meningkat jika dibanding
pada bulan Agustus 2011 lalu yang berjumlah 19.356.624 orang. Pada
saat itu jumlah penganggur mencapai 1.901.843 orang, sedangkan
pada bulan Agustus 2012 berkurang menjadi 1.828.986 orang. Dalam
kurun setahun terjadi penurunan jumlah penganggur sebanyak 72.857
orang.
Penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus
2012 adalah sektor Perdagangan (25,08 persen), diikuti sektor
Pertanian (21,65 persen) dan Industri (21,09 persen). Berdasarkan
identifikasi ini, maka pada Agustus 2012 hampir 8,3 juta orang (45,30
persen) bekerja pada kegiatan formal dan sekitar 10 juta orang
(54,70 persen) bekerja pada kegiatan informal.
Di antara angkatan kerja yang bekerja, paling banyak adalah mereka
yang berpendidikan SD ke bawah (49,45 persen), sedangkan yang

14
tamat universitas hanya 5,51 persen dan yang paling sedikit adalah
lulusan Diploma I/II/III (2,39 persen). Sebaliknya, TPT tertinggi
adalah pada tingkat pendidikan SLTA ke atas yaitu sekitar 10,86
persen.

I.10 SKETSA TANTANGAN
Berdasar identifikasi multisektor, permasalahan yang dihadapi
provinsi Jawa Barat antara lain soal kemiskinan, penataan ruang dan
lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan,
terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan
sosial.
Di sisi lain, pelaksanaan pembangunan sering tidak didasarkan pada
kebutuhan. Namun, lebih dikarenakan kepentingan golongan
tertentu, baik dari tingkat pusat, daerah. Bagaimanapun model
pembangunan demikian harus ditinggalkan menuju pembangunan
yang terukur, aspiratif, transparan dan akuntabel.
Menjawab hal itu semua, arah kebijakan pembangunan pun
difokuskan pada pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup
masyarakat, revitalisasi pertanian, perluasan kesempatan lapangan
kerja, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, pembangunan
infrastruktur, konservasi lingkungan serta penataan struktur
pemerintah daerah.
Kebijakan belanja daerah (APBD provinsi dan Kabupaten/Kota) juga
diupayakan dengan pola pembelanjaan proporsional, efisien dan

15
efektif, dengan berprinsip pada pro growth, pro poor, pro job, pro
environment, dan tentunya pro public.

II. VISI JAWA BARAT
Dengan semboyan Gemah Ripah, Rapih, Repeh visi Jawa Barat adalah
“dengan iman dan taqwa sebagai Termaju di Indonesia”. Guna
mewujudkan visi tersebut, disusunlah 5 (lima) misi penting:

Mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang berbudaya
ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing.

Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan
berbasis potensi daerah.

Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari.

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

II.1 PENJABARAN MISI
RPJMD (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah) Provinsi
Jawa Barat 2008-2013 yang
merupakan tahapan kedua dari
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Jawa
Barat 2005-2025, diorientasikan
pada peningkatan kompetensi sumber daya yang terdapat di Jawa
Barat guna menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.
Hal tersebut akan dicapai dengan menciptakan aktivitas ekonomi
yang efektif dan efisien, penguatan infrastruktur pelayanan
kesehatan dan pendidikan, kualitas lingkungan, penyusunan
perencanaan yang cerdas dan mampu menjawab masalah serta
mengantisipasi peluang dan tantangan yang muncul secara cermat
dan cerdas.
Selain itu, penciptaan lapangan kerja akan terus didorong. Kebijakan
ekonomi daerah diarahkan untuk mengembangkan ekonomi yang
berkelanjutan dan berkualitas melalui pengembangan kegiatan utama
(core business) berdasarkan potensi local. Hal ini dilakukan melalui
pengembangan agribisnis, industri jasa, pariwisata dan lain
sebagainya.

16
II.3 VISI-MISI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Tercapainya masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan
Sejahtera, merupakan Visi besar pemerintah provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu.
Dalam rangka mewujudkannya disusunlah misi sebagaimana berikut:
Pertama, mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang
Produktif dan Berdaya Saing. Kedua, meningkatkan Pembangunan
Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal. Ketiga, meningkatkan
Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah. Keempat,
meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk
Pembangunan yang Berkelanjutan.Kelima, Meningkatkan Efektifitas
Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi.

II.4 PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
PROVINSIrangka mewujudkan
Dalam JAWA BARAT

1).

2).

3).

4).

ke 5 (lima) misi tersebut,
didasarkan pada nilai-nilai
agama dan budaya daerah,
dengan
prinsip-prinsip
penyelenggaraan
pemerintahan,
sebagai
berikut :
Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu
kepengelolaan dan kepengurusan pemerintahan yang baik bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang
melekat pada prinsip-prinsip moral dan etika, terutama
mengenai karakter moral dan kejujuran, yang dihasilkan dari
suatu sistem nilai yang konsisten;
Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu
tingkatan kesempurnaan sebagai karakteristik pribadi yang
mampu memberikan hasil yang melebihi kebutuhan atau pun
harapan menuju pemerintahan dan implementasinya, dalam
pandangan hukum dan tata kelola yang transparan;
Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya
mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk
mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antarwilayah, dan
kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui

17
pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk
perumahan beserta sarana dan prasarananya.

III. PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Berbagai upaya untuk menanggulangi kemiskinan telah dilakukan
pemerintah sejak krisis ekonomi tahun 1998. Salah satunya adalah
dengan diluncurkannya Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, angka kemiskinan di Jawa
Barat masih relatif tinggi karena sampai dengan bulan Maret 2012
masih ada 4.477.530 orang (10,09 %) yang berstatus (sangat) miskin.
Diantara kantong kemiskinan tersebut di wilayah pedesaan
PPK merupakah jawaban penyelesaian
persoalan tersebut. Oleh karenanya,
antara tahun 1998 sampai 2006, PPK
telah dilaksanakan di 30 provinsi, 260
kecamatan, 1.983 kabupaten dan 34.233
desa termiskin atau sekitar 49 persen
dari total 69.956 desa di Indonesia
Berdasar target, jumlah desa sasaran sampai dengan tahun 2008
sebesar 38.000 desa

Cakupan PPK dari 1998 - 2006

Sumber data MIS—Konsultan Manajemen PPK Nasional

Di wilayah Provinsi Jawa Barat, PPK mulai masuk tahun 1998. Pada 3
(tiga) tahun pertama, program ini disebut dengan PPK-I, berlanjut ke
tiga tahun berikutnya PPK-II dan terakhir PPK-3A dan 3B dimana
dalam PPK-3 ini terdapat dana cost sharing antara pemerintah daerah
dengan pusat sebesar 20% (untuk yang berfiskal rendah) dan 40%
(untuk yang berfiskal sedang).

18
Tabel 4. total alokasi dana PPK di provinsi Jawa Barat
ALOKASI
Alokasi Fase-I:
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Alokasi Fase-II:
Tahun 4
Tahun 5
Tahun 6
Alokasi Fase-III:
Tahun 7
Tahun 8
Tahun 9
Tahun 10

ALOKASI DANA
PUSAT

ALOKASI DANA
DAERAH

TOTAL

32.000.000.000
63.000.000.000
107.750.000.000

32.000.000.000
63.000.000.000
107.750.000.000

117.500.000.000
90.000.000.000
54.250.000.000

117.500.000.000
90.000.000.000
54.250.000.000

47.800.000.000
47.800.000.000
26.700.000.000
22.850.000.000

11.950.000.000
11.950.000.000
7.300.000.000
6.275.000.000
TOTAL

59.750.000.000
59.750.000.000
34.000.000.000
29.125.000.000
647.125.000.000

Tabel 5. Hasil Kegiatan PPK (Tahun 1998 – 2007)Provinsi Jawa Barat
Jenis Kegiatan

PPK Fase I

PPK Fase II

PPK Fase III

Siklus -1
‘98/’99

Siklus - 2
‘99-‘00

Siklus - 3
2001

Siklus - 4
2002

Siklus - 5
2003

Siklus - 6
2004

Siklus 7
2005

Siklus - 8
2006

Siklus
-9
2007

Infrastruktur
Panjang Jalan (KM)
Jembatan (Unit)
MCK (Unit)
Air Bersih (Unit)
Irigasi (Unit)
Panjang Irigasi (KM)
Pasar Baru (Unit)
Rehab Pasar (Unit)
Bendungan
Bronjong Tanggul (M)
Bronjong (Baru)
Gorong-Gorong (Unit)
Listrik (Unit)
Jet Pump (Unit)
Lain-Lain Infrastruktur
Jumlah HOK

1.445
300
125
225
250
0,75
114

1.553,19
350
119
183
255
0,95
109
2.965.637

130
56
175
351
1,25
134

1.163
277
100
200
255
108,3
2
43
46
1.145
4
488
489.364

747,7
155
129
252
197
112,3
60
28
349
1.488
1
728
909.141

84.5
44
13
39
102
14
9
760
2
372
654.931

56,9
38
21
37
66
5
18
2
630
156
616.936

351,8
84
61
101
112
40,5
14
13
128
640
20
630
488.415

158,3
34
14
12
60
30,9
6
6
7
49
2
164
291.5
35

Jumlah Kelompok SPP
Jumlah Kelompok UEP
Pemanfaat SPP

-

-

-

Ekonomi
2.462
2.289
50.567

1.499
1.247
28.862

526
195
14.323

990
4
19.098

1.018
20.075

63.349

76.463

8.431

71

-

0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0

72.021
25.578
13.539
Pendidikan & Kesehatan
0
111
7
0
0
0
0
0
22
0
132
92
0
0
237
29
0
0
0
0
0
0

708
14.39
8
-

19
16
22
62
22
0
16

51
11
50
47
1
0
17

2.548
0
1406
744
0
0
0

902
2.154
327
1236
2688
0
444

Pemanfaat UEP
Pos Kesehatan
Lain-Lain Kesehatan
Sekolah Baru
Rehab Gdg. Sekolah
Paket Beasiswa
Penerima Beasiswa
Mebeler Sekolah (Unit)
Lain-Lain Pendidikan

19
IV. PNPM MANDIRI PERDESAAN
Sebagai
kelanjutan
sekAligus
penyempurnaan
PPK
(Program
Pengembangan Kecamatan), mulai
tahun
2007
Pemerintah
mencanangkan
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan).
Masih dengan tekad yang serupa, PNPM Mandiri Perdesaan ditujukan
untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan.
Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai
program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air, bahkan
terbesar di
dunia. Dalam
pelaksanaannya,
program
ini
memprioritaskan kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan
dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan pendidikan dan
kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan.
Tiga komponen utama program ini yaitu : a) Dana BLM (Bantuan
Langsung Masyarakat) untuk kegiatan pembangunan, b) Dana
Operasional
Kegiatan
(DOK)
untuk
kegiatan
perencanaan
pembangunan partisipatif dan kegiatan pelatihan masyarakat dan c)
pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator
pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator keuangan.
Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh
anggota masyarakat didorong untuk
terlibat dalam setiap tahapan kegiatan
secara partisipatif, mulai dari proses
perencanaan, pengambilan keputusan
dalam penggunaan dan pengelolaan
dana sesuai kebutuhan paling prioritas
di desanya, sampai pada pelaksanaan
.
kegiatan dan pelestariannya
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan
Direktorat
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Desa
(PMD),
Departemen/Kementrian Dalam Negeri. Program ini didukung dengan

20
pembiayaan yang bersumber dari alokasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), partisipasi dari CSR (Corporante Social
Responcibility),dana hibah serta pinjaman dari sejumlah lembaga dan
negara pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah
tercapainya kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat
miskin
perdesaan.
Kesejahteraan
berarti
terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian
berarti mampu mengorganisir diri untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di
lingkungannya, mampu mengakses
sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya
tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Sedangkan Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan
kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem
pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran
pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana
sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan
jaringan kemitraan dalam pembangunan.

IV.1 KURUN WAKTU TAHUN 2007-2010
Dalam
upaya
scalling
up
(pengembangan yang lebih luas)
atas program PPK, PNPM Mandiri
Perdesaan yang secara resmi
diluncurkan oleh Presiden Susilo
Bambang
Yudhoyono
pada
tanggal 30 April 2007 di Kota
Palu, Sulawesi Tengah
Sebagai pendukung, terdapat beberapa program pendukung sebagai
upaya untuk menangani persoalan kemiskinan lebih serius dengan
pendekatan yang lebih khusus. Program-program tersebut adalah :
PNPM Generasi, PNPM P2SPP (Program Pengembangan Sistem
Pembangunan
Partisipatif,
PNPM
RESPEK (Rencana
Strategi
Pengembangan Kampung), PNPM R2PN (Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pulau Nias dan PNPM Mandiri Pasca Bencana.

21
Meneruskan semangat sebelumnya,
tekad pemerintah provinsi Jawa
Barat
dalam
mengoptimalkan
implementasi
PNPM
Mandiri
Perdesaan
terus
ditingkatkan.
Setidaknya melalui dukungan bagi
daerah (kabupaten) yang bersedia
mengalokasikan APBDnya sebagai
konsekuensi cost sharing.
Antara tahun 2007-2010, total dana cost sharing mencapai
Rp.388.775.000.000,- (tiga ratus delapan puluh delapan milyar tujuh
ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Lebih rinci sebagaimana
tersebut dalam tabel berikut:
Tabel 6. Alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2007-2010
TAHUN
Alokasi Pusat
Alokasi Daerah
Jumlah
ANGGARAN
PNPM-PPK
TA 2008
TA 2009
TA 2010

TOTAL

58.900.000.000
212.725.000.000
439.538.890.000
623.000.000.000
1.334.163.890.000

15.050.000.000
56.275.000.000
161.700.000.000
155.750.000.000
388.775.000.000

73.950.000.000
269.000.000.000
601.238.890.000
778.750.000.000
1.722.938.890.000

Pada Tahun 2010 Provinsi Jawa Barat mendapatkan tambahan alokasi
dana Paska Bencana bagi 7 (tujuh) kabupaten yaitu ; Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis.
Selama kurun
waktu tersebut,
berbagai
kegiatan
pembangunan
infrastruktur telah dikerjakan dengan
penuh partisipatif, melibatkan jutaan
rumah tangga miskin yang total
mencapai 6.561.119 HOK (Hari orang
Kerja). Hasil pengerjaan jalan
misalnya, setidaknya telah dibangun
jalan sepanjang 4.242.980 km.
Lebih rinci, hasil-hasil penyerapan alokasi dana PNPM Mandiri
Perdesaan selama kurun waktu tersebu ada dalam tabel berikut:

22
Tabel 7. Hasil Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 - 2010
PNPM-PPK
Jenis Kegiatan
Infrastruktur
Panjang Jalan (KM)
Jembatan (Unit)
MCK (Unit)
Air Bersih (Unit)
Irigasi (Unit)
Panjang Irigasi (KM)
Pasar Baru (Unit)
Rehab Pasar (Unit)
Bendungan
Bronjong Tanggul (M)
Bronjong (Baru)
Gorong-Gorong (Unit)
Listrik (Unit)
Jet Pump (Unit)
Lain-Lain Infrastruktur
Jumlah HOK
Ekonomi
Jumlah Kelompok SPP
Jumlah Kelompok UEP
Pemanfaat SPP
Pemanfaat UEP
Pendidikan&Kesehtan
Pos Kesehatan
Lain-Lain Kesehatan
Sekolah Baru
Rehab Gdg. Sekolah
Honor Guru
Pelatihan
Mobilier Sekolah (Unit)
Lain-Lain Pendidikan

Siklus 10-11
T.A 2007

PNPM-MP
T.A. 2008

T.A. 2009

TA.2010

427.526
22
104
37
41
17.010
14
15
41.620
60
203
10
460.187

720.302
69
189
415
8
119.793
5
1
122
0
541
4.712
20
9
26
1.151.020

1.586.326
128
564
455
25
155.160
295
51
206
202.197
2.337
203
3
20
115
2.176.210

1.508.826
105
777
333
30
270.987
22
1
1416
304.181
1276
74
450
25
64
2.773.702

1.521
27.829
-

447
44.675
80

13134
3
23340
45

14013
7
29555
203

108
150
114
73
111
50
801

176
2.181
1.827
2.313
132
163
791
477

699
37
1.095
188
1.300
1465
2.243
50

685
45
1.347
179
823
1.850
2.386
94

23
IV.2 TAHUN 2011
Pada tahun 2011 Provinsi Jawa Barat
mendapatkan Lokasi sasaran PNPM
Mandiri perdesaan sebanyak 17
kabupaten di 411 kecamatan. Pada
tahun ini pula terdapat ketentuan
baru bahwa pemerintah daerah
(kabupaten)
diwajibkan
untuk
menyertakan dana Cost Sharing atau
DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan
Bersama) dari total Alokasi BLM
kabupaten sebesar 20% (fiskal sedang)
kecuali untuk Kabupaten Bekasi pada
PPK-3B Cost Sharing sebesar 40%.
Total alokasi dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) pada Tahun
2011 sebesar Rp. 652.666.570.000 dengan rincian alokasi dana APBN
sebesar Rp.485.480.000.000,- dan alokasi dana APBD 17 kabupaten
total sebesar Rp. 123.660.000.000,- ditambah dengan alokasi BLM
DOK yang totalnya mencapai Rp.43.526.570.000,-. Dari daftar alokasi
dan lokasi Tahun Anggaran 2011 yang dikeluarkan oleh Menko Kesra–
TNP2K Provinsi Jawa Barat sesungguhnya telah dialokasikan sebanyak
421 kecamatan. Namun, yang diambil sesuai NPUB (Naskah Perjanjian
Urusan Bersama) dan usulan kabupaten hanya 411 kecamatan dimana
10 kecamatan mundur yaitu di Kabupaten Cirebon.
Besarnya
alokasi dana
BLM pada tahun
2011 ini sangat
mempengaruhi
terhadap hasilhasil
pembangunan
Infrastruktur maupun non infrastuktur di 411 kecamatan sasaran.
Sebagaimana yang menjadi fokus kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan,
pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, irigasi
dan kepentingan publik strategis lainnya terus didorong sesuai dengan
kebutuhan obyektif dan usulan masyarakat sasaran.

24
Tabel 8. Lokasi dan Alokasi BLM TA 2011
Kabupaten
Bogor
Sukabumi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalengka
Sumedang
Indramayu
Subang
Purwakarta
Karawang
Bekasi
Bandung Barat
Jumlah

Jumlah
Kec.
Desa

Alokasi TA 2011
APBD

APBN

23
41
29
11
36
35
33
29
12
22
23
27
27
13
23
16
11

245
309
335
105
358
316
324
336
219
279
245
266
230
144
242
127
121

39.600.000.000
53.640.000.000
43.920.000.000
15.640.000.000
56.240.000.000
36.880.000.000
25.400.000.000
19.120.000.000
15.120.000.000
22.800.000.000
13.840.000.000
29.040.000.000
27.280.000.000
16.240.000.000
37.520.000.000
20.520.000.000
12.680.000.000

411

4.201

485.480.000.000

11.250.000.000
13.410.000.000
10.980.000.000
3.910.000.000
14.060.000.000
9.220.000.000
6.350.000.000
4.780.000.000
3.780.000.000
5.700.000.000
3.460.000.000
7.260.000.000
6.820.000.000
5.000.000.000
9.380.000.000
5.130.000.000
3.170.000.000
123.660.000.000

Jumlah
50.850.000.000
67.050.000.000
54.900.000.000
19.550.000.000
70.300.000.000
46.100.000.000
31.750.000.000
23.900.000.000
18.900.000.000
28.500.000.000
17.300.000.000
36.300.000.000
34.100.000.000
21.240.000.000
46.900.000.000
25.650.000.000
15.850.000.000
609.140.000.000

Tabel 9. Alokasi BLM DOK TA 2011
Kabupaten
Bogor
Sukabumi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalengka
Sumedang
Indramayu
Subang
Purwakarta
Karawang
Bekasi
Bandung Barat
Jumlah

Jumlah
Kec.
Desa

PELATIHAN

Alokasi BLM DOK TA 2011
PERENCANAAN

23
41
29
11
36
35
33
29
12
22
23
27
27
13
23
16
11

245
309
335
105
358
316
324
336
219
279
245
266
230
144
242
127
121

1.367.460.000
1.827.830.000
1.948.360.000
559.570.000
2.004.390.000
1.765.350.000
1.768.890.000
1.862.760.000
683.970.000
1.468.920.000
1.276.650.000
1.405.310.000
1.253.950.000
774.730.000
1.286.110.000
699.110.000
644.710.000

411

4.201

22.598.070.000

1.170.500.000
1.991.000.000
1.964.000.000
531.000.000
1.818.500.000
1.702.500.000
1.635.500.000
1.499.000.000
632.000.000
1.129.500.000
1.178.000.000
1.317.000.000
1.277.000.000
658.000.000
1.133000.000
746.000.000
546.000.000
20.928.500.000

JUMLAH
2.537.960.000
3.818.830.000
3.912.360.000
1.090.570.000
3.822.890.000
3.467.850.000
3.404.390.000
3.361.760.000
1.315.970.000
2.598.420.000
2.454.650.000
2.722.310.000
2.530.950.000
1.432.730.000
2.419.110.000
1.445.110.000
1.190.710.000
43.526.570.000

25
Adapun hasil rinci realisasi BLM Tahun Anggaran 2011 sebagaimana
tersebut dalam tabel berikut:
Tabel 9. Rincian hasil-hasil kegiatan TA 2011
Jenis Kegiatan
Q
Sarana Prasarana
Jalan
Jembatan
Air bersih
Irigasi
MCK
Pasar Desa
Lain-lain Prasarana
Pendidikan
Pelatihan pendidikan
Gedung Pendidikan
Posyandu
Intensif Tenaga
Pendidikan
Pelatihan/Keterampilan
Prasarana Pendidikan
lainnya
Kesehatan
Gedung Kesehatan
Perlengkapan alat
kesehatan
Pemberian Makanan
Tambahan
Intensif Tenaga
kesehatan
Prasarana Kesehatan
lainnya
Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan
Simpan Pinjam
Kelompok Perempuan

Jumlah
P

M2

Biaya Dana
BLM
Swadaya

Angkatan Kerja
L
P
RTM

1
1
5
1
4
30
4

1.307.793
1.053
190.558
265.861
0
0
367.907

0
0
0
7.538
4.903
198
2.426

348.889.000
280.703.400
187.063.400
207.070.500
119.971.000
74.388.000
619.960.550

3.430.000
15.000.000
2.555.000
4.261.500
3.430.000
11.612.000
37.849.500

1.163
570
20
783
742
6
77

0
0
0
0
0
0
2

1.000
47
15
783
742
3
73

60
5

0
61.441

0
0

122.857.100
224.315.000

0
6.069.000

0
1.890

0
0

0
1.800

48

0

0

58.858.600

0

0

0

0

1
242

0
927

0
14.591

45.473.000
136.610.500

0
9.000.000

0
87

0
12

0
99

2
240

0
0

12.376
0

83.133.500
63.158.000

1.840.000
0

13
0

0
0

9
0

1.703

0

0

851.500

60.707.000

0

0

0

23

0

0

21.790.000

0

0

0

0

1

16.017

222

145.624.700

70.391.000

396

21

393

6

0

0

44.226.000

0

0

0

0

Dari kegiatan pembangunan sarana/prasarana tersebut, sebanyak
2.795.139 warga lokal telah mendapat kesempatan bekerja. Mereka
mendapatkan upah yang besarnya sesuai dengan harga upah minimum
setempat. Sebanyak (95%) tenaga kerja adalah RTM (Rumah Tangga
Miskin) sehingga secara akumulatif, pelaksanaan pembangunan
sarana/prasarana yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan hingga

26
tahun 2011 telah membukukan sekurang-kurangnya 12.593.080 HOK
(Hari Orang Kerja).

IV.3 TAHUN 2012
Memperhatikan hasil positif, yang bukan
hanya dilihat dari segi sarana-prasarana
yang semakin meningkat pesat di desa
sasaran, namun juga didukung dengan
meningkatnya rasa kepedulian sosial
sebagai
pengaruh
perencanaan
pembangunan partisipatif, maka pada
tahun
2012
semangat
bangga
membangun desa melalui pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan terus digelorakan di provinsi Jawa Barat.
Untuk Tahun Anggaran tahun 2012, Provinsi Jawa Barat mendapatkan
alokasi dana BLM sebesar Rp. 542.011.500.000 (lima ratus empat
puluh dua milyar sebelas juta lima ratus ribu rupiah) yang
merupakan
perpaduan
dari
alokasi
dana
APBN
sebesar
Rp.502.312.500.000,- dan alokasi dana APBD 17 kabupaten yang
totalnya mencapai Rp. 39.699.000.000,Sesuai daftar alokasi dan lokasi Tahun
Anggaran 2012 yang dikeluarkan oleh
Menko Kesra–TNP2K, di Provinsi Jawa
Barat dialokasikan kepada 421 kecamatan
dan semua kecamatan di danai semua baik
oleh APBN dan APBD daerah kabupaten.
Untuk alokasi dana dari APBD kabupaten
rata-ratanya sebesar 5%, kecuali untuk
Kabupaten Bogor, Cianjur dan Purwakarta
dimana alokasi DDUB (Dana Daerah untuk
Urusan Bersama) nya melebihi 5%.

Lebih rincinya sebagaiman diuraikan dalam tabel berikut:

27
Tabel 10. Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi
Jawa Barat TA 2012
Kabupaten
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Jumlah
Kec.
Desa.

Bogor
Sukabumi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalengka
Sumedang
Indramayu
Subang
Purwakarta
Karawang
Bekasi
Bandung Barat
Jumlah

23
41
29
11
36
35
33
29
22
22
23
27
27
13
23
16
11
421

245
309
335
105
358
316
324
336
229
279
245
266
230
144
242
127
121
4.211

APBN

Alokasi TA 2012
APBD

Jumlah

35.530.000.000
61.275.000.000
44.792.500.000
13.585.000.000
55.242.500.000
31.920.000.000
25.602.500.000
23.987.500.000
25.935.000.000
23.607.500.000
19.475.000.000
28.452.500.000
23.370.000.000
16.910.000.000
39.425.000.000
17.337.500.000
15.865.000.000
502.312.500.000

11.250.000.000
3.225.000.000
5.260.000.000
715.000.000
2.907.500.000
1.680.000.000
1.347.500.000
1.262.500.000
1.365.000.000
1.242.500.000
1.025.000.000
1.497.500.000
1.230.000.000
1.869.000.000
2.075.000.000
912.500.000
865.000.000
39.699.000.000

46.780.000.000
64.500.000.000
50.052.500.000
14.300.000.000
58.150.000.000
33.600.000.000
26.950.000.000
25.250.000.000
27.300.000.000
24.850.000.000
20.500.000.000
29.950.000.000
24.600.000.000
18.779.000.000
41.500.000.000
18.250.000.000
16.700.000.000
542.011.500.000

IV.4 PERGULIRAN MODAL USAHA
Salah satu fokus pemberdayaan PNPM
Mandiri Perdesaan adalah perguliran
modal
usaha
dengan
berbasis
kelompok. Kegiatan ini sebagai
penguatan
akses
keberdayaan
ekonomi. Sebagaimana kita ketahui,
terbatasnya modal menjadi salah satu
kendala pokok bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha ekonomi di pedesaan, baik yang berskala kecil
maupun menengah.
Melalui perguliran UEP (Usaha Ekonomi Produktif) ataupun SPP
(Simpan Pinjam Perempuan) sebagai bagian dari BLM, patut dicatat
bahwa sejak adanya PNPM Mandiri Perdesaan di sebagian besar
kecamatan dan desa sasaran, tumbuh dan berkembang aneka usaha
berbasis potensi lokal. Tentu saja kenyataan demikian, memberi
harapan positif bagi penanggulangan kemiskinan di pedesaan.

28
Dari awal pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan tahun 2007 sampai dengan
Agustus 2012, terdapat 87.695
Kelompok
usaha
yang
telah
memanfaatkan pinjaman bergulir
(tanpa agunan) yang difasilitasi oleh
III.
BLM SPP (Simpan Pinjam Perempuan)
Berdasar data yang dihimpun,
sampai dengan bulan Agustus 2012, modal awal SPP sebesar Rp
76.318.659.052,dan
aset
Produktif
SPP
sebesar
Rp
662.767.482.418,- sedang tingkat pengembalian SPP rata-rata
mencapai 93,9%.
Adapun untuk perguliran modal UEP (Usaha Ekonomi Produktif) modal
awal sebesar Rp. 488.340.950.800,- dan Aset Produktif sebesar Rp
120.120.452.216,- dengan tingkat pengembalian sebesar 92,5%. Tak
bisa dipungkiri bahwa Pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan khususnya
dalam pengembangan keberdayaan ekonomi lokal sangat
fundamental.
Sebagaimana diketahui bersama,
dengan alokasi BLM (maksimal
25%) untuk kegiatan SPP/UEP
sebagai salah satu kegiatan
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat desa, maka berbagai
kegiatan usaha di pedesaanpun
semakin maju. Dengan berbasis
kelompok, maka solidaritas sekaligus kontrol lebih mudah berbasis
masyarakat itu Sendiri.
Hal ini sangat pararel dengan tekad pemerintah provinsi Jawa Barat
dalam upaya peningkatan akses dan keberdayaan ekonomi pedesaan
melalui penguatan kapasitas bukan hanya dari segi fisik baik itu
permodalan dan ketrampilan, namun juga terkait penguatan kembali
nilai-nilai sosial yang mengarah pada kepedulian, kebersamaan
sebagaimana budaya lokal dalam falsafah “sauyunan ngawangun
desa”.

29
V. PNPM GENERASI SEHAT CERDAS
PNPM Generasi merupakan
program uji coba inovatif yang
diluncurkan oleh Pemerintah
Indonesia di bulan Juli 2007,
yang dirancang untuk
mempercepat pencapaian tiga
Tujuan Pembangunan Milenium:
(1) Pendidikan dasar universal
(2) Penurunan tingkat kematian anak, (3) Peningkatan kesehatan
ibu. PNPM Generasi adalah singkatan dari PNPM Generasi Sehat dan
Cerdas
PNPM Generasi merupakan bagian dari program pengentasan
kemiskinan utama Pemerintah, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) - Mandiri . PNPM Generasi mengembangkan
infrastruktur proyek Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang
luas. Departemen Dalam negeri mengimplementasikan PNPM di
perdesaan bersama dengan Tim Pengendali Pemerintah secara
keseluruhan menyediakan pengawasan kebijakan.
Desa-desa yang berpartisipasi
dalam PNPM Generasi
berkomitmen untuk
meningkatkandua belas indikator
kesehatan dan pendidikan (lihat
bawah) melalui penggunaan hibah
tahunan yang secara rata-rata
mencapai USD8,400 per desa.
Fasilitator terlatih membantu penduduk desa dalam proses
perencanaan partisipatif, membantu mereka mengidentifikasi
masalah dan menemukan solusi lokal.
Penetapan target yang fleksibel dan intervensi setempat yang tepat
dapat dilakukan karena PNPM Generasi dirancang agar bersifat
terdesentralisasi dan partisipatif. Target utama penerima manfaat
adalah ibu hamil, balita, dan anak-anak usia sekolah dasar dan
menengah pertama.

30
Dalam tahun pertama, sekitar USD14 juta dalam hibah atau 100%
total dana yang dialokasikan, telah dicairkan. Sebagai tambahan,
desa-desa memberi kontribusi sekitar USD720,000 dari dana mereka
sendiri, sekitar 5% dari total hibah. Sebanyak 1.610 desa dan
2.490.580 penduduk desa mendapat manfaat dari program tersebut
di tahun pertama.
Kegiatan pendidikan yang dibiayai dalam tahun pertama masuk ke
dalam lima kategori: bahan pelajaran, peralatan dan seragam sekolah
(59%); bantuan keuangan untuk uang sekolah dan kebutuhan lain
(31%); infrastruktur (5%); insentif keuangan untuk tenaga pengajar
(4%); serta sosialisasi dan pelatihan (1%).
Kegiatan kesehatan yang dibiayai dalam tahun pertama masuk ke
dalam enam kategori: makanan tambahan untuk ibu hamil dan anakanak (40%); bantuan keuangan untuk wanita dan ibu hamil dalam
mendapatkan akses ke layanan kesehatan (30%); infrastruktur (13%);
fasilitas & peralatan (11%); sosialisasi dan pelatihan (3%); insentif
untuk tenaga kesehatan (3%

V.1 IMPLEMENTASI DI PROVINSI JAWA BARAT
Sejak Tahun 2007, di provinsi Jawa Barat PNPM Mandiri Perdesaan
Generasi telah diujicobakan di lima kabupaten mencakup 45
kecamatan. Total BLM pada tahun itu sebesar Rp. 44.550.000.000.
Dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya, sampai dengan tahun 2012
total BLM yang dikucurkan mencapai mencapai Rp. 453.950.000.000
(empat ratus lima puluh tiga milyar sembilan ratus lima puluh juta
rupiah).
Alokasi Dana BLM tersebut telah dimanfaatkan secara maksimal untuk
pemberian
sarana-prasana
pendukung
peningkatan
derajat
pendidikan seperti pemberian buku pelajaran, seragam dan lain
sebagainya. Termasuk pula dibidang kesehatan.

31
Detail alokasi dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan Generasi tiap
tahunnya sebagaimana diurai dalam tabel-tabel berikut:
Tabel.11 PNPM MPd-GENERASI T.A 2007 PROVINSI JAWA BARAT
No

KABUPATEN

Jml
Kec

APBD

APBN

JUMLAH

1

Sukabumi

10

1.500.000.000

13.550.000.000

15.050.000.000

2

Kuningan

15

1.450.000.000

10.800.000.000

12.250.000.000

3

Majalengka

9

1.100.000.000

4.400.000.000

5.500.000.000

4

Sumedang

7

900.000.000

6.100.000.000

7.000.000.000

5

Subang

4

950.000.000

3.800.000.000

4.750.000.000

TOTAL

45

5.900.000.000

38.650.000.000

44.550.000.000

Tabel.12 PNPM MPd-GENERASI T.A 2008 PROVINSI JAWA BARAT
Jml
No KABUPATEN
APBD
APBN
JUMLAH
Kec
1

Sukabumi

21

2.600.000.000

31.650.000.000

34.250.000.000

2

Kuningan

20

3.800.000.000

23.200.000.000

27.000.000.000

3

Majalengka

13

2.800.000.000

19.700.000.000

22.500.000.000

4

Sumedang

14

2.100.000.000

19.150.000.000

21.250.000.000

5

Subang

4

1.350.000.000

5.400.000.000

6.750.000.000

TOTAL

72

12.650.000.000

99.100.000.000

111.750.000.000

Tabel.13 PNPM MPd-GENERASI T.A 2009 PROVINSI JAWA BARAT
KABUPATEN

Jml
Kec

APBD

APBN

JUMLAH

Sukabumi

22

8.560.000.000

34.240.000.000

42.800.000.000

2

Kuningan

20

6.420.000.000

25.680.000.000

32.100.000.000

3

Sumedang

14

2.780.000.000

11.120.000.000

13.900.000.000

4

Subang

4

720.000.000

2.880.000.000

3.600.000.000

TOTAL

60

18.480.000.000

73.920.000.000

92.400.000.000

No

1

32
Tabel.14 PNPM MPd-GENERASI T.A 2010 PROVINSI JAWA BARAT
No

KABUPATEN

Jml
Kec

APBD

APBN

JUMLAH

1

Sukabumi

22

0

28.800.000.000

28.800.000.000

2

Kuningan

20

0

17.700.000.000

17.700.000.000

3

Sumedang

14

0

13.200.000.000

13.200.000.000

4

Subang

4

0

3.450.000.000

3.450.000.000

TOTAL

60

0

63.150.000.000

63.150.000.000

Tabel.15 PNPM MPd-GENERASI T.A 2011 PROVINSI JAWA BARAT
No

KABUPATEN

Jml
Kec

APBD

APBN

JUMLAH

1

Sukabumi

22

0

16.700.000.000

16.700.000.000

2

Cianjur

4

0

7.200.000.000

7.200.000.000

3

Garut

5

0

9.000.000.000

9.000.000.000

4

Kuningan

20

0

12.200.000.000

12.200.000.000

5

Sumedang

14

0

8.850.000.000

8.850.000.000

6

Subang

4

0

2.525.000.000

2.525.000.000

7

Bandung Barat

3

5.100.000.000

5.100.000.000

TOTAL

72

61.575.000.000

61.575.000.000

0

Tabel.16 PNPM MPd-GENERASI T.A 2012 PROVINSI JAWA BARAT
No

KABUPATEN

Jml
Kec

APBD

APBN

JUMLAH

1

Sukabumi

22

0

16.700.000.000

16.700.000.000

2

Cianjur

4

0

14.400.000.000

14.400.000.000

3

Garut

5

0

18.000.000.000

18.000.000.000

4

Kuningan

20

0

12.200.000.000

12.200.000.000

5

Sumedang

14

0

8.850.000.000

8.850.000.000

6

Subang

4

0

2.525.000.000

2.525.000.000

7

Bandung Barat

3

0

7.850.000.000

7.850.000.000

TOTAL

72

0

80.525.000.000

80.525.000.000

33
Angka BLM sebagaimana yang tersebut dalam tabel belum termasuk
alokasi dana untuk DOK Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat yang
baru diadakan sejak tahun anggaran 2008. Adapun rinciannya berikut:
Alokasi DOK Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat TA 2008-2012
Jml Jml
No
TA
PERENCANAAN
PELMAS
JUMLAH
Kab Kec
2008

5

72

3.664.200.000

2

2009

4

60

2.303.000.000

1.100.935.000

3.403.935.000

3

2010

4

60

813.750.000

0

8.469.055.000

4

2011

7

72

2.509.150.000

1.703.325.000

4.212.475.000

5

2012

7

84

4.965.000.000

2.637.744.000

7.602.744.000

27

264

1

TOTAL

1.400.920.000

5.065.120.000

34
VI. KESIMPULAN
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di provinsi Jawa Barat sejak
tahun 2007, yang sesungguhnya telah di inisiasi sejak pelaksanaan
PPK (Program Pengembangan Kecamatan) tahun 1998, telah memberi
hasil nyata bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat desa, melalui
penyediaan sarana/prasarana pendukung, penguatan kelembagaan
masyarakat serta pemerintah lokal.
Melalui
pelibatan
seluruh
unsur
masyarakat khususnya RTM (Rumah Tangga
Miskin) sebagai sasaran utama, tak
terkecuali kaum perempuan sebagai
kelompok
strategis
dalam
upaya
penanggulangan kemiskinan lokal, terbukti
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sangat
efektif, efisien dan optimal jika dibanding
dengan program lain yang tidak di
swakelolakan.
Melalui pelembagaan perencanaan partisipatif dari level paling
bawah setingkat RT/RW misalnya, sampai dengan tingkat desa dan
diatasnya, masyarakat dibangun kapasitasnya sehingga secara mandiri
telah mampu terlibat aktif dalam proses perencanaan, penetapan,
pelaksanaan sampai dengan pengawasan kegiatan.
Dengan prinsip SiKompak Aku Lanjut, sebagai akronim dari
transparansi, keberpihakan pada orang miskin, partisipasi, kesetaraan
gender, prioritas, akuntabilitas dan keberlanjutan, maka PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan program pemberdayaan masyarakat
desa yang paling membanggakan karena kedepannya masyarakat akan
menjadi pelaku (subyek) dalam pembangunan itu sendiri.
Inilah manfaat positif PNPM Mandiri Perdesaan di provinsi Jawa Barat.
Sebagai provinsi penyangga ibukota, dengan visi sebagai provinsi
termaju di Indonesia, sangat tepat jika seluruh proses maupun hasil
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dilestarikan secara berkelanjutan.

35

More Related Content

What's hot

Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...
Akademi Desa 4.0
 
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
berdesa
 
Proposal menjahit
Proposal menjahitProposal menjahit
Proposal menjahit
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
Mamah Mizan Mizan
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Hambali Nasuka
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Akademi Desa 4.0
 
Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...
Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...
Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...
Akademi Desa 4.0
 
Lap hkg akhir baru lagi
Lap hkg akhir baru lagiLap hkg akhir baru lagi
Lap hkg akhir baru lagi
Ida Koe
 
Laporan pkk rt010 rw05 ciganjur
Laporan pkk rt010 rw05 ciganjurLaporan pkk rt010 rw05 ciganjur
Laporan pkk rt010 rw05 ciganjur
Tutik Kurniati
 
Semoga di approve sama pihak AHRS Product Racing
Semoga di approve sama pihak AHRS Product RacingSemoga di approve sama pihak AHRS Product Racing
Semoga di approve sama pihak AHRS Product Racing
Infobalap LiarMadiun
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
SiMbah Dayoen
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
Siti Sahati
 
Proposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuanProposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuan
Be Doel
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Akademi Desa 4.0
 
Profil sbn 2019
Profil sbn 2019Profil sbn 2019
Profil sbn 2019
IkaNurHidayati1
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Nie Andini
 
Contoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan danaContoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan danaDiana Ary
 
Proposal deklarasi karang taruna
Proposal deklarasi karang tarunaProposal deklarasi karang taruna
Proposal deklarasi karang taruna
Theo Aisnak
 

What's hot (20)

Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 24-Bangkitkan ekonomi desa melalui bumdes menuj...
 
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
Kumpulan bumdesa terbaik indonesia by berdesa.com
 
Proposal menjahit
Proposal menjahitProposal menjahit
Proposal menjahit
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
 
Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...
Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...
Dukungan BBLM Yogyakarta dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwi...
 
Lap hkg akhir baru lagi
Lap hkg akhir baru lagiLap hkg akhir baru lagi
Lap hkg akhir baru lagi
 
Laporan pkk rt010 rw05 ciganjur
Laporan pkk rt010 rw05 ciganjurLaporan pkk rt010 rw05 ciganjur
Laporan pkk rt010 rw05 ciganjur
 
Semoga di approve sama pihak AHRS Product Racing
Semoga di approve sama pihak AHRS Product RacingSemoga di approve sama pihak AHRS Product Racing
Semoga di approve sama pihak AHRS Product Racing
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
 
Proposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuanProposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuan
 
Lpj baksos-2012
Lpj baksos-2012Lpj baksos-2012
Lpj baksos-2012
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
 
Proposal kegiatan agustusan 2013
Proposal kegiatan agustusan 2013Proposal kegiatan agustusan 2013
Proposal kegiatan agustusan 2013
 
Profil sbn 2019
Profil sbn 2019Profil sbn 2019
Profil sbn 2019
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
 
Contoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan danaContoh proposol bantuan dana
Contoh proposol bantuan dana
 
Proposal deklarasi karang taruna
Proposal deklarasi karang tarunaProposal deklarasi karang taruna
Proposal deklarasi karang taruna
 

Similar to PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012

Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik DesaSeri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Agus hariyanto
 
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desaBuku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
rastilah iyas
 
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
Ferie Sulistiono
 
Panduan rpjmdes
Panduan rpjmdesPanduan rpjmdes
Panduan rpjmdes
rajapusbar
 
Pidato selamatan Desa 2021
Pidato selamatan  Desa 2021Pidato selamatan  Desa 2021
Pidato selamatan Desa 2021
TV Desa
 
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaBuku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Agus hariyanto
 
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaBuku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
elyouth
 
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desaSeri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
Agus hariyanto
 
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfBuku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
ririsriastuti
 
Buku 4 sistem-pembangunan-desa-rev
Buku 4 sistem-pembangunan-desa-revBuku 4 sistem-pembangunan-desa-rev
Buku 4 sistem-pembangunan-desa-rev
rajapusbar
 
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
BPD Ajakkang
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Agus hariyanto
 
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
KomunitsSawerigading
 
UU NO 45 2007 l2
UU NO 45 2007 l2UU NO 45 2007 l2
UU NO 45 2007 l2
suher lambang
 
Laporan full 1
Laporan full 1Laporan full 1
Laporan full 1
iwan Alit
 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...
primagraphology consulting
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
Dadang Solihin
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
suryokoco suryoputro
 
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
ALI YASIN
 

Similar to PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012 (20)

Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik DesaSeri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
 
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desaBuku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
 
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
 
Panduan rpjmdes
Panduan rpjmdesPanduan rpjmdes
Panduan rpjmdes
 
Pidato selamatan Desa 2021
Pidato selamatan  Desa 2021Pidato selamatan  Desa 2021
Pidato selamatan Desa 2021
 
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaBuku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
 
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaBuku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
 
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desaSeri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desa
 
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfBuku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
 
Buku 4 sistem-pembangunan-desa-rev
Buku 4 sistem-pembangunan-desa-revBuku 4 sistem-pembangunan-desa-rev
Buku 4 sistem-pembangunan-desa-rev
 
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
 
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
 
UU NO 45 2007 l2
UU NO 45 2007 l2UU NO 45 2007 l2
UU NO 45 2007 l2
 
Laporan full 1
Laporan full 1Laporan full 1
Laporan full 1
 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK SD & MI KELAS 4 -- RESSI KARTIKA DEWI, SUNNY...
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
 
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013
 
2 juknis bansos_pondok_pesantren
2  juknis bansos_pondok_pesantren2  juknis bansos_pondok_pesantren
2 juknis bansos_pondok_pesantren
 

More from ALI YASIN

Cara membuat blog versi KIE
Cara membuat blog versi KIECara membuat blog versi KIE
Cara membuat blog versi KIE
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2
ALI YASIN
 
Draft jadi buletin swadesa cetak 03
Draft jadi buletin swadesa cetak 03Draft jadi buletin swadesa cetak 03
Draft jadi buletin swadesa cetak 03
ALI YASIN
 
Buletin swadesa cetak-1
Buletin swadesa cetak-1Buletin swadesa cetak-1
Buletin swadesa cetak-1ALI YASIN
 
Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya
Buletin PNPM Mandiri Perdesaan TasikmalayaBuletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya
Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya
ALI YASIN
 
Teknik komunikasi fasilitator
Teknik komunikasi fasilitator Teknik komunikasi fasilitator
Teknik komunikasi fasilitator
ALI YASIN
 
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practiceGampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
ALI YASIN
 
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi-8
Buletin swadesa edisi-8Buletin swadesa edisi-8
Buletin swadesa edisi-8
ALI YASIN
 
SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013
SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013
SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013
ALI YASIN
 
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practiceGampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
ALI YASIN
 
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitatorBuku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di Perdesaan
Buletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di PerdesaanBuletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di Perdesaan
Buletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di Perdesaan
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for CorruptionBuletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi-5
Buletin swadesa edisi-5Buletin swadesa edisi-5
Buletin swadesa edisi-5
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi-4
Buletin swadesa edisi-4Buletin swadesa edisi-4
Buletin swadesa edisi-4
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi-3
Buletin swadesa edisi-3Buletin swadesa edisi-3
Buletin swadesa edisi-3
ALI YASIN
 
Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2
ALI YASIN
 

More from ALI YASIN (18)

Cara membuat blog versi KIE
Cara membuat blog versi KIECara membuat blog versi KIE
Cara membuat blog versi KIE
 
Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2
 
Draft jadi buletin swadesa cetak 03
Draft jadi buletin swadesa cetak 03Draft jadi buletin swadesa cetak 03
Draft jadi buletin swadesa cetak 03
 
Buletin swadesa cetak-1
Buletin swadesa cetak-1Buletin swadesa cetak-1
Buletin swadesa cetak-1
 
Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya
Buletin PNPM Mandiri Perdesaan TasikmalayaBuletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya
Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya
 
Teknik komunikasi fasilitator
Teknik komunikasi fasilitator Teknik komunikasi fasilitator
Teknik komunikasi fasilitator
 
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practiceGampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
 
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
BULETIN SWADESA-EDISI KHUSUS
 
Buletin swadesa edisi-8
Buletin swadesa edisi-8Buletin swadesa edisi-8
Buletin swadesa edisi-8
 
SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013
SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013
SHORT PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH.2013
 
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practiceGampangnya menulis panduan menulis good practice
Gampangnya menulis panduan menulis good practice
 
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitatorBuku Komunikasi persuasif fasilitator
Buku Komunikasi persuasif fasilitator
 
Buletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di Perdesaan
Buletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di PerdesaanBuletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di Perdesaan
Buletin swadesa edisi-7 PNPM MPd meratakan pembangunan di Perdesaan
 
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for CorruptionBuletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption
 
Buletin swadesa edisi-5
Buletin swadesa edisi-5Buletin swadesa edisi-5
Buletin swadesa edisi-5
 
Buletin swadesa edisi-4
Buletin swadesa edisi-4Buletin swadesa edisi-4
Buletin swadesa edisi-4
 
Buletin swadesa edisi-3
Buletin swadesa edisi-3Buletin swadesa edisi-3
Buletin swadesa edisi-3
 
Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2
 

PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012

  • 1. 1
  • 2. PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenaanNya sehingga penyusunan buku profile PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat ini dapat terlaksana. Sebagai media publikasi, diharapkan profile ini akan menambah wawasan antarpihak dalam memahami implementasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Banyak hasil fisik dan non fisik yang telah ditorehkan dalam sejarah pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat. Sebagai program program nasional pemberdayaan masyarakat yang terpadu dan berkelanjutan, salah satu pembelajaran berharga yang harus dipahami antar pihak bahwa masyarakat harus diposisikan sebagai pelaku (subyek) dalam pembangunan itu sendiri. Mereka harus dimandirikan melalui berbagai kegiatan sebagaimana yang telah dilakukan PNPM Mandiri Perdesaan. Walhasil, atas diterbitkannya profile ini kami sampaikan terimakasih kepada jajaran pemerintah provinsi Jawa Barat khususnya kepada Gubernur Ahmad Heryawan, Drs. M Arifin Kertasaputra selaku Kepala BPMPD, Drs.M Edi Junaedi selaku PJO provinsi, Ir.Sugih Arto selaku Koordinator Provinsi PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat, dan segenap pihak yang telah membantu diterbitkannya profile ini. Saran dan masukan positif selalu kami harap demi perbaikan profile ini kedepannya. Semoga bermanfaat. Terima kasih. 2
  • 3. DAFTAR ISI Prakata....................................................................................................................... 1 Daftar Isi ...........................................................................................2 I. Pendahuluan.............................................................................3 I.1 Sejarah .......................................................................................3 I.2 Sosial Budaya ............................................................................4 I.3 Geografi .....................................................................................5 I.4 Potensi Alam .............................................................................5 I.5 Administratif..............................................................................7 I.6 Demografi ..................................................................................8 I.7 Tingkat Kemiskinan ................................................................ 10 I.8 Perubahan Garis Kemiskinan ................................................... 11 I.9 Ketenagakerjaan ...................................................................... 12 I.10 Sketsa Tantangan ...................................................................... 13 II Visi Misi Jawa Barat .................................................................... 14 II.1 Penjabaran Misi ....................................................................... 14 II.2 Visi Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat ............................... 15 II.3 Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan ................................... 15 III. Prioritas Penanggulangan Kemiskinan ....................................... 16 IV. PNPM Mandiri Perdesaan ......................................................... 18 IV.1 Kurun Waktu 2007-2010 ......................................................... 19 IV.2 Tahun 2011 .............................................................................. 22 IV.3 Tahun 2012 .............................................................................. 25 IV.4 Perguliran Modal Usaha .......................................................... 26 V. PNPM Generasi Sehat dan Cerdas ........................................... 30 V.1 Implementasi di Jawa Barat ............................................. 31 VI. Penutup ........................................................................................................... 35 3
  • 4. I. SEKILAS JAWA BARAT J awa Barat, sebagai provinsi penyangga ibukota, merupakan salah satu provinsi yang dipenuhi dengan kemajuan sebagai hasil akselerasi pembangunan sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang. Beribukota di Kota Bandung yang dikenal dengan sebutan “Paris Van Java”, provinsi Jawa Barat menjadi salah satu ikon dan barometer pembangunan nasional dihubungkan dengan banyaknya potensi pembangunan mulai dari wisata alam, pertanian, pendidikan, sumberdaya manusia dan lain sebagainya. Dengan luas wilayah tidak kurang dari 35.377,76 Km2, provinsi Jawa Barat saat ini telah menjelma sebagai provinsi berdaya saing tinggi ditandai dengan semakin tergalinya berbagai potensi sumberdaya alam, manusia dan lingkungan lainnya. Berpijak pada visi sebagai provinsi termaju di Indonesia, misi pemerintah provinsi Jawa Barat sangat kuat, diantaranya meningkatnya perekonomian yang berbasis potensi daerah. Pun demikian, kesenjangan pembangunan antar kawasan khususnya wilayah perkotaan dan pedesaan masih masih menjadi kendala. Pengurangan angka RTM (Rumah Tangga Miskin) di pedesaan harus disegerakan melalui berbagai skema penanganan. Salah satunya dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang bersifat terpadu dan berkelanjutan yaitu PNPM Mandiri Perdesaan. Sejak tahun 1998, ketika PPK (Program Pengembangan Kecamatan) sebagai cikalbakal PNPM Mandiri Perdesaan dijalankan, provinsi Jawa Barat telah aktif mendukung program tersebut. Berbagai dukungan material/non material diberikan demi suksesnya program pengetasan kemiskinan tersebut. Pada tahun 2007, ketika PPK dirubah menjadi PNPM Mandiri Perdesaan, tekad pemerintah provinsipun semakin besar mengingat keberhasilan yang dihasilkan oleh program ini sunggu nyata khususnya bagi pengurangan angka kemiskinan RTM. Sekurang-kurangnya alokasi dana PPK-PNPM Mandiri Perdesaan sampai dengan tahun 2012, ditambah alokasi TA.2013, besarnya mencapai Rp.4.145.655.390.000,- (empat trilyun seratus empat puluh lima milyar enam ratus lima puluh lima juta tiga ratus 4
  • 5. sembilan puluh ribu rupiah). Tentu bukan hanya karena besarnya alokasi dana yang dikucurkan untuk masyarakat pedesaan, namun proses pendampingan yang bersifat kontinyu menjadi salah satu poin penting mengapa program ini dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat desa terbaik ditandai dengan semakin berkurangnya angka RTM di desa-desa sasaran. I.1 SEJARAH Inisiasi pembentukan provinsi Jawa Barat telah dimulai sejak masa pra kemerdekaan tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1926. Hal ini didasarkan pada penetapan Pemerintah Hindia Belanda melalui staatblad 1924 Nomor 378. Memasuki era kemerdekaan, provinsi ini dikukuhkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai satu dari delapan provinsi negara Republik Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945. Selanjutnya, berdasar UU Undang-undang Nomor 11 tahun 1950 pembentukan provinsi Jawa Barat dikukuhkan kembali. Oleh karena itu berdasarkan Peraturan Daerah No 26 Tahun 2010, tanggal 19 Agustus 1945 ditetapkan sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Barat. Gedung Sate merupakan ikon sejarah Jawa Barat. Didirikan pada 27 Juli 1920, gedung ini awalnya difungsikan sebagai pusat pemerintahan Belanda di Indonesia yang menjadi koloninya kala itu. Iklim Kota Bandung dinilai sejuk ditambah pemandangan alam yang indah. Konon, kondisi tersebut senyaman di Prancis Selatan sehingga disebutnya Varis van Java. Pembangunan Gedung Sate melibatkan sekitar 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton. Gedung Sate sebagai istilah populer bangunan bernama Gouvernements Bedrijven itu, direncanakan oleh tim yang diketuai 5
  • 6. Kolonel Purnawirawan V.L. Slors, beranggotakan Ir. J. Berger, Ir.Eh. De Roo dan In G. Hendriks serta pihak "Gemeete van Bandoeng". Tim tersebut bertugas merencanakan dan membangun gedung perkantoran sebagai pindahan departemen dan instansi lain dari Batavia (Jakarta) ke Bandung. Termasuk pula pembangunan komplek perumahan untuk menampung sekitar 1500 pegawai. Tanggal 27 Juli 1920 adalah peletakan batu pertama gedung "GB" pada oleh Johana Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia. GEMAH RIPAH REPEH RAPIH, merupakan semboyan resmi yang menjadi ciri utama logo provinsi Jawa Barat. Semboyan ini berasal dari pepatah lama di kalangan masyarakat sunda yang berarti bahwa daerah Jawa Barat yang kaya raya ini didiami oleh penduduk yang padat serta hidup makmur dan damai. I.2 SOSIAL BUDAYA Masyarakat Jawa Barat di kenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat. Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan seperti tergambar pada pepatah; “Herang Caina Beunang Laukna” yang berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru atau prinsip saling menguntungkan. Nilai-nilai kebajikan juga tertanam kuat. Hal ini terekspresikan pada pepatah “Ulah Unggut Kalinduan, Ulah gedag Kaanginan”; yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta menyerasikan antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah “Sing Katepi ku Ati Sing Kahontal ku Akal”, yang 6
  • 7. berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara seksama. 1.3 GEOGRAFI Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 104o48’ 108o48’ Bujur Timur, dengan batas wilayah : sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta; sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah; sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia; dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Banten. Luas wilayah Provinsi Jawa Barat 35.377,76 Km2 meliputi daratan seluas 3.710.061,32 hektar dan garis pantai sepanjang 755,829 km. Daratannya dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah) terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut (dpl); wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10 - 1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0 – 10 m dpl. Iklim di Jawa Barat yaitu tropis, dengan suhu ratarata berkisar antara17,4 – 30,7°C dan kelembaban udara antara 73–84%. Terdapat 40 sungai dengan wilayah seluas 32.075,15 km2. 1.4 POTENSI ALAM Jawa Barat dikenal luas dari dalam maupun luar negeri, yaitu sebagai provinsi yang kaya akan potensi alam, baik yang bersumber agrowisata, ekowisata, bahari dan lain sebagainya. GunungTangkuban Perahu merupakan salah satu 7
  • 8. tujuan wisata terpenting. Gunung yang masih aktif ini, terletak di 30 km sebelah utara Kota Bandung Gunung ini terakhir meletus pada tahun 1910, memiliki 9 kawah yang masih aktif hingga sekarang. Banyaknya letusan yang terjadi menyebabkan banyaknya kawah-kawah gunung Tangkuban Perahu seperti Kawah Ratu, Upas,Domas, Jurig, Badak Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang dan ada yang dilarang untuk dituruni karena mengandung racun. Pangandaran adalah Objek wisata di Kabupaten Ciamis yang merupakan primadona pantai di Jawa Barat ini terletak di Desa Pananjung dengan jarak 92 km dari Kota Ciamis ke arah selatan. Dari arah Bandung berjarak sekitar 212 KM dengan melewati jalur Bandung – Ciamis – Banjar dan Pangandaran. Untuk menuju lokasi Pantai Pangandaran tidak lah sulit. Karena jalur jalan yang ada infrastrukturnya sangat memadai. Semua ruas jalan menuju Pantai Pangandaran sudah diaspal hotmix secara baik. Wisata kebun Teh, termasuk tujuan wisata yang paling digemari di Jawa Barat. Salah satunya di daerah Lembang. Pemandangan terlihat asri dan sejuk. Dilengkapi dengan fasilitas seperti outbound, hotel, dan wisata alam 8
  • 9. lainnya, Lembang selalu dipenuhi pengunjung terutama pada hari libur. Tentunya selain obyek-obyek tersebut masih sangat banyak 1.5 ADMINISTRATIF Sampai dengan akhir September 2012, Provinsi Jawa Barat terdiri dari 26 kab/kota, meliputi 17 Kabupaten dan 9 Kota. Sedangkan jumlah kecamatan 626, daerah perkotaan 2.659 dan 3.221 perdesaan. Hanya saja, seiring penetapan Pangandaran sebagai salah satu kabupaten baru sebagai DOB (daerah otonom baru) pemekaran dari Kabupaten Ciamis pertanggal 25 Oktober 2012, maka jumlah kabupaten sampai dengan akhir Oktober 2012 sebanyak 27 Kab/kota. Tabel 1 Jumlah Kota/Kabupaten provinsi Jawa Barat Tahun 2012 No Kabupaten/Kota Kec 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kab. Bogor Kab. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kab. Garut Kab. Tasikmalaya Kab. Ciamis Kab. Kuningan Kab. Cirebon Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Indramayu Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Kab. Bekasi Kab. Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon 35 47 32 31 37 39 26 32 40 23 26 24 30 17 30 23 15 6 7 30 5 Desa / Kel 425 368 348 275 407 345 258 376 424 331 269 310 253 192 309 60 165 68 33 151 22 RW RT 3.629 4.916 4.136 4.563 4.092 3.140 3.827 2.534 2.946 1.855 2.266 2.320 2.982 1.471 2.584 2.115 2.442 814 430 1.827 264 13.664 26.062 20.511 20.543 15.654 14.550 13.264 10.570 11.396 6.606 9.032 11.048 15.096 5.261 9.359 8.734 10.187 3.697 1.792 11.624 1.411 Luas Daratan (Ha) 297.646,55 416.173,50 361.435,53 172.663,29 311.007,54 270.969,75 273.250,99 121.501,01 107.195,89 130.938,55 156.343,87 210.158,70 217.438,68 99.400,40 191.898,80 126.470,86 129.601,10 11.770,99 4.883,85 17.243,90 3.899,14 9
  • 10. 22 23 24 25 26 Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jumlah 12 6 3 8 4 598 56 63 15 69 24 5.708 1.370 1.118 320 812 289 59.062 8.843 5.877 1.773 3.634 1.157 261.345 21.564,83 20.277,21 4.445,46 18.498,19 13.382,72 3.710.061,32 Sejak periode kemerdekaan tahun 1945 sampai dengan sekarang, provinsi Jawa Barat telah dipimpin oleh Gubernur sekurangkurangnya 12 orang dengan berbagai masa pemerintahannya masingmasing. Adapun rekapitulasi jumlah Pegawai Negeri Sipil sampai dengan bulan November 2012 sebagaimana tersebut di tabel berikut: 1.6 DEMOGRAFI Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat, Database SIAK Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 sebanyak 46.497.175 Jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 Jiwa (11,03 %), sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Banjar yaitu sebanyak 192.903 Jiwa (0,43 %). Berdasarkan sebaran wilayah, terlihat bahwa penduduk Jawa Barat 79% atau 36.939.836 jiwa tinggal di Kabupaten dan sisanya 21% atau 9.557.339 jiwa tinggal di Kota. Jika berdasarkan wilayah 10
  • 11. Desa/Kelurahan, sebanyak 76% atau 35.167.982 Jiwa penduduk tinggal di desa dan 24% atau 11.329.193 jiwa tinggal di Kelurahan. Adapun distribusi penduduk di 27 kab/kota sebagaimana diuraikan pada table berikut: Tabel 2. Distribusi penduduk berdasar jenis kelamin 11
  • 12. 1.7 PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu dari indikator kualitas penduduk. Jika diperhatikan menurut pendidikan yang diikuti, Provinsi Jawa Barat dapat dikatakan masih berpendidikan rendah, yaitu hanya tamat SMP kebawah 78,01%, pendidikan SMA 16,92% dan sisanya berpendidikan tinggi 5,08 (Diploma ke atas). 1.8 TINGKAT KEMISKINAN Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada bulan Maret 2012 sebanyak 4.477.530 orang (10,09 %). Mengalami penurunan sebesar 171.100 orang (0,56 %) dibandingkan kondisi pada bulan Maret 2011 yang berjumlah 4.648.630 orang (10,65 %). Dalam kurun waktu setahun terakhir persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan turun sebesar 0,83 persen sedangkan di daerah perkotaan turun 0,42 persen (Data: BPS Jawa Barat,Juli 2012) 12
  • 13. Secara absolut selama periode Maret 2011–Maret 2012, penduduk miskin di pedesaan berkurang 92.500 orang sementara di perkotaan turun sebanyak 78.600 orang. Persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan pada bulan Maret 2012 terhadap penduduk miskin Jawa Barat adalah sebesar 42,47 persen. Ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Maret 2011 (42,89 %). Sumber: Data BPS Jawa Barat, Juli 2012 Perubahan Garis Kemiskinan Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Batasan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Dengan memperhatikan Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari GK Daerah Perkotaan dan Pedesaan, terlihat bahwa GK perkotaan naik sebesar 4,72 persen yaitu dari Rp. 228.401,- menjadi Rp. 239.189,- pada Maret 2012. Selama Maret 2011 – Maret 2012, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,15 persen yaitu dari Rp. 220.098,- per kapita/per bulan (Maret 2011) menjadi Rp. 231.438,- pada Maret 2012. Sedangkan GK perdesaan mengalami kenaikan yang lebih tinggi yaitu sebesar 6,08 persen dari Rp 204.199.,- menjadi Rp 216.610,-. 13
  • 14. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan, kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Tabel. 3 Garis Kemiskinan Maret 2011-Maret 2012 1.9 KETENAGAKERJAAN Jumlah angkatan kerja di Jawa Barat sampai dengan bulan Agustus 2012 adalah 20.150.094 orang. Angka ini meningkat jika dibanding pada bulan Agustus 2011 lalu yang berjumlah 19.356.624 orang. Pada saat itu jumlah penganggur mencapai 1.901.843 orang, sedangkan pada bulan Agustus 2012 berkurang menjadi 1.828.986 orang. Dalam kurun setahun terjadi penurunan jumlah penganggur sebanyak 72.857 orang. Penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2012 adalah sektor Perdagangan (25,08 persen), diikuti sektor Pertanian (21,65 persen) dan Industri (21,09 persen). Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2012 hampir 8,3 juta orang (45,30 persen) bekerja pada kegiatan formal dan sekitar 10 juta orang (54,70 persen) bekerja pada kegiatan informal. Di antara angkatan kerja yang bekerja, paling banyak adalah mereka yang berpendidikan SD ke bawah (49,45 persen), sedangkan yang 14
  • 15. tamat universitas hanya 5,51 persen dan yang paling sedikit adalah lulusan Diploma I/II/III (2,39 persen). Sebaliknya, TPT tertinggi adalah pada tingkat pendidikan SLTA ke atas yaitu sekitar 10,86 persen. I.10 SKETSA TANTANGAN Berdasar identifikasi multisektor, permasalahan yang dihadapi provinsi Jawa Barat antara lain soal kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Di sisi lain, pelaksanaan pembangunan sering tidak didasarkan pada kebutuhan. Namun, lebih dikarenakan kepentingan golongan tertentu, baik dari tingkat pusat, daerah. Bagaimanapun model pembangunan demikian harus ditinggalkan menuju pembangunan yang terukur, aspiratif, transparan dan akuntabel. Menjawab hal itu semua, arah kebijakan pembangunan pun difokuskan pada pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian, perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, pembangunan infrastruktur, konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah. Kebijakan belanja daerah (APBD provinsi dan Kabupaten/Kota) juga diupayakan dengan pola pembelanjaan proporsional, efisien dan 15
  • 16. efektif, dengan berprinsip pada pro growth, pro poor, pro job, pro environment, dan tentunya pro public. II. VISI JAWA BARAT Dengan semboyan Gemah Ripah, Rapih, Repeh visi Jawa Barat adalah “dengan iman dan taqwa sebagai Termaju di Indonesia”. Guna mewujudkan visi tersebut, disusunlah 5 (lima) misi penting:  Mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang berbudaya ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing.  Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis potensi daerah.  Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari.  Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik  Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. II.1 PENJABARAN MISI RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi Jawa Barat 2008-2013 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat 2005-2025, diorientasikan pada peningkatan kompetensi sumber daya yang terdapat di Jawa Barat guna menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Hal tersebut akan dicapai dengan menciptakan aktivitas ekonomi yang efektif dan efisien, penguatan infrastruktur pelayanan kesehatan dan pendidikan, kualitas lingkungan, penyusunan perencanaan yang cerdas dan mampu menjawab masalah serta mengantisipasi peluang dan tantangan yang muncul secara cermat dan cerdas. Selain itu, penciptaan lapangan kerja akan terus didorong. Kebijakan ekonomi daerah diarahkan untuk mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas melalui pengembangan kegiatan utama (core business) berdasarkan potensi local. Hal ini dilakukan melalui pengembangan agribisnis, industri jasa, pariwisata dan lain sebagainya. 16
  • 17. II.3 VISI-MISI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Tercapainya masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera, merupakan Visi besar pemerintah provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu. Dalam rangka mewujudkannya disusunlah misi sebagaimana berikut: Pertama, mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing. Kedua, meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal. Ketiga, meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah. Keempat, meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan.Kelima, Meningkatkan Efektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi. II.4 PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PROVINSIrangka mewujudkan Dalam JAWA BARAT 1). 2). 3). 4). ke 5 (lima) misi tersebut, didasarkan pada nilai-nilai agama dan budaya daerah, dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut : Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu kepengelolaan dan kepengurusan pemerintahan yang baik bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada prinsip-prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten; Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan kesempurnaan sebagai karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil yang melebihi kebutuhan atau pun harapan menuju pemerintahan dan implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang transparan; Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antarwilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui 17
  • 18. pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta sarana dan prasarananya. III. PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN Berbagai upaya untuk menanggulangi kemiskinan telah dilakukan pemerintah sejak krisis ekonomi tahun 1998. Salah satunya adalah dengan diluncurkannya Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Sebagaimana disebutkan sebelumnya, angka kemiskinan di Jawa Barat masih relatif tinggi karena sampai dengan bulan Maret 2012 masih ada 4.477.530 orang (10,09 %) yang berstatus (sangat) miskin. Diantara kantong kemiskinan tersebut di wilayah pedesaan PPK merupakah jawaban penyelesaian persoalan tersebut. Oleh karenanya, antara tahun 1998 sampai 2006, PPK telah dilaksanakan di 30 provinsi, 260 kecamatan, 1.983 kabupaten dan 34.233 desa termiskin atau sekitar 49 persen dari total 69.956 desa di Indonesia Berdasar target, jumlah desa sasaran sampai dengan tahun 2008 sebesar 38.000 desa Cakupan PPK dari 1998 - 2006 Sumber data MIS—Konsultan Manajemen PPK Nasional Di wilayah Provinsi Jawa Barat, PPK mulai masuk tahun 1998. Pada 3 (tiga) tahun pertama, program ini disebut dengan PPK-I, berlanjut ke tiga tahun berikutnya PPK-II dan terakhir PPK-3A dan 3B dimana dalam PPK-3 ini terdapat dana cost sharing antara pemerintah daerah dengan pusat sebesar 20% (untuk yang berfiskal rendah) dan 40% (untuk yang berfiskal sedang). 18
  • 19. Tabel 4. total alokasi dana PPK di provinsi Jawa Barat ALOKASI Alokasi Fase-I: Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Alokasi Fase-II: Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Alokasi Fase-III: Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 ALOKASI DANA PUSAT ALOKASI DANA DAERAH TOTAL 32.000.000.000 63.000.000.000 107.750.000.000 32.000.000.000 63.000.000.000 107.750.000.000 117.500.000.000 90.000.000.000 54.250.000.000 117.500.000.000 90.000.000.000 54.250.000.000 47.800.000.000 47.800.000.000 26.700.000.000 22.850.000.000 11.950.000.000 11.950.000.000 7.300.000.000 6.275.000.000 TOTAL 59.750.000.000 59.750.000.000 34.000.000.000 29.125.000.000 647.125.000.000 Tabel 5. Hasil Kegiatan PPK (Tahun 1998 – 2007)Provinsi Jawa Barat Jenis Kegiatan PPK Fase I PPK Fase II PPK Fase III Siklus -1 ‘98/’99 Siklus - 2 ‘99-‘00 Siklus - 3 2001 Siklus - 4 2002 Siklus - 5 2003 Siklus - 6 2004 Siklus 7 2005 Siklus - 8 2006 Siklus -9 2007 Infrastruktur Panjang Jalan (KM) Jembatan (Unit) MCK (Unit) Air Bersih (Unit) Irigasi (Unit) Panjang Irigasi (KM) Pasar Baru (Unit) Rehab Pasar (Unit) Bendungan Bronjong Tanggul (M) Bronjong (Baru) Gorong-Gorong (Unit) Listrik (Unit) Jet Pump (Unit) Lain-Lain Infrastruktur Jumlah HOK 1.445 300 125 225 250 0,75 114 1.553,19 350 119 183 255 0,95 109 2.965.637 130 56 175 351 1,25 134 1.163 277 100 200 255 108,3 2 43 46 1.145 4 488 489.364 747,7 155 129 252 197 112,3 60 28 349 1.488 1 728 909.141 84.5 44 13 39 102 14 9 760 2 372 654.931 56,9 38 21 37 66 5 18 2 630 156 616.936 351,8 84 61 101 112 40,5 14 13 128 640 20 630 488.415 158,3 34 14 12 60 30,9 6 6 7 49 2 164 291.5 35 Jumlah Kelompok SPP Jumlah Kelompok UEP Pemanfaat SPP - - - Ekonomi 2.462 2.289 50.567 1.499 1.247 28.862 526 195 14.323 990 4 19.098 1.018 20.075 63.349 76.463 8.431 71 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 72.021 25.578 13.539 Pendidikan & Kesehatan 0 111 7 0 0 0 0 0 22 0 132 92 0 0 237 29 0 0 0 0 0 0 708 14.39 8 - 19 16 22 62 22 0 16 51 11 50 47 1 0 17 2.548 0 1406 744 0 0 0 902 2.154 327 1236 2688 0 444 Pemanfaat UEP Pos Kesehatan Lain-Lain Kesehatan Sekolah Baru Rehab Gdg. Sekolah Paket Beasiswa Penerima Beasiswa Mebeler Sekolah (Unit) Lain-Lain Pendidikan 19
  • 20. IV. PNPM MANDIRI PERDESAAN Sebagai kelanjutan sekAligus penyempurnaan PPK (Program Pengembangan Kecamatan), mulai tahun 2007 Pemerintah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan). Masih dengan tekad yang serupa, PNPM Mandiri Perdesaan ditujukan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air, bahkan terbesar di dunia. Dalam pelaksanaannya, program ini memprioritaskan kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan. Tiga komponen utama program ini yaitu : a) Dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk kegiatan pembangunan, b) Dana Operasional Kegiatan (DOK) untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif dan kegiatan pelatihan masyarakat dan c) pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator keuangan. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat didorong untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan . kegiatan dan pelestariannya Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen/Kementrian Dalam Negeri. Program ini didukung dengan 20
  • 21. pembiayaan yang bersumber dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), partisipasi dari CSR (Corporante Social Responcibility),dana hibah serta pinjaman dari sejumlah lembaga dan negara pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Sedangkan Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. IV.1 KURUN WAKTU TAHUN 2007-2010 Dalam upaya scalling up (pengembangan yang lebih luas) atas program PPK, PNPM Mandiri Perdesaan yang secara resmi diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah Sebagai pendukung, terdapat beberapa program pendukung sebagai upaya untuk menangani persoalan kemiskinan lebih serius dengan pendekatan yang lebih khusus. Program-program tersebut adalah : PNPM Generasi, PNPM P2SPP (Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif, PNPM RESPEK (Rencana Strategi Pengembangan Kampung), PNPM R2PN (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias dan PNPM Mandiri Pasca Bencana. 21
  • 22. Meneruskan semangat sebelumnya, tekad pemerintah provinsi Jawa Barat dalam mengoptimalkan implementasi PNPM Mandiri Perdesaan terus ditingkatkan. Setidaknya melalui dukungan bagi daerah (kabupaten) yang bersedia mengalokasikan APBDnya sebagai konsekuensi cost sharing. Antara tahun 2007-2010, total dana cost sharing mencapai Rp.388.775.000.000,- (tiga ratus delapan puluh delapan milyar tujuh ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Lebih rinci sebagaimana tersebut dalam tabel berikut: Tabel 6. Alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2007-2010 TAHUN Alokasi Pusat Alokasi Daerah Jumlah ANGGARAN PNPM-PPK TA 2008 TA 2009 TA 2010 TOTAL 58.900.000.000 212.725.000.000 439.538.890.000 623.000.000.000 1.334.163.890.000 15.050.000.000 56.275.000.000 161.700.000.000 155.750.000.000 388.775.000.000 73.950.000.000 269.000.000.000 601.238.890.000 778.750.000.000 1.722.938.890.000 Pada Tahun 2010 Provinsi Jawa Barat mendapatkan tambahan alokasi dana Paska Bencana bagi 7 (tujuh) kabupaten yaitu ; Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis. Selama kurun waktu tersebut, berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur telah dikerjakan dengan penuh partisipatif, melibatkan jutaan rumah tangga miskin yang total mencapai 6.561.119 HOK (Hari orang Kerja). Hasil pengerjaan jalan misalnya, setidaknya telah dibangun jalan sepanjang 4.242.980 km. Lebih rinci, hasil-hasil penyerapan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan selama kurun waktu tersebu ada dalam tabel berikut: 22
  • 23. Tabel 7. Hasil Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2007 - 2010 PNPM-PPK Jenis Kegiatan Infrastruktur Panjang Jalan (KM) Jembatan (Unit) MCK (Unit) Air Bersih (Unit) Irigasi (Unit) Panjang Irigasi (KM) Pasar Baru (Unit) Rehab Pasar (Unit) Bendungan Bronjong Tanggul (M) Bronjong (Baru) Gorong-Gorong (Unit) Listrik (Unit) Jet Pump (Unit) Lain-Lain Infrastruktur Jumlah HOK Ekonomi Jumlah Kelompok SPP Jumlah Kelompok UEP Pemanfaat SPP Pemanfaat UEP Pendidikan&Kesehtan Pos Kesehatan Lain-Lain Kesehatan Sekolah Baru Rehab Gdg. Sekolah Honor Guru Pelatihan Mobilier Sekolah (Unit) Lain-Lain Pendidikan Siklus 10-11 T.A 2007 PNPM-MP T.A. 2008 T.A. 2009 TA.2010 427.526 22 104 37 41 17.010 14 15 41.620 60 203 10 460.187 720.302 69 189 415 8 119.793 5 1 122 0 541 4.712 20 9 26 1.151.020 1.586.326 128 564 455 25 155.160 295 51 206 202.197 2.337 203 3 20 115 2.176.210 1.508.826 105 777 333 30 270.987 22 1 1416 304.181 1276 74 450 25 64 2.773.702 1.521 27.829 - 447 44.675 80 13134 3 23340 45 14013 7 29555 203 108 150 114 73 111 50 801 176 2.181 1.827 2.313 132 163 791 477 699 37 1.095 188 1.300 1465 2.243 50 685 45 1.347 179 823 1.850 2.386 94 23
  • 24. IV.2 TAHUN 2011 Pada tahun 2011 Provinsi Jawa Barat mendapatkan Lokasi sasaran PNPM Mandiri perdesaan sebanyak 17 kabupaten di 411 kecamatan. Pada tahun ini pula terdapat ketentuan baru bahwa pemerintah daerah (kabupaten) diwajibkan untuk menyertakan dana Cost Sharing atau DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan Bersama) dari total Alokasi BLM kabupaten sebesar 20% (fiskal sedang) kecuali untuk Kabupaten Bekasi pada PPK-3B Cost Sharing sebesar 40%. Total alokasi dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) pada Tahun 2011 sebesar Rp. 652.666.570.000 dengan rincian alokasi dana APBN sebesar Rp.485.480.000.000,- dan alokasi dana APBD 17 kabupaten total sebesar Rp. 123.660.000.000,- ditambah dengan alokasi BLM DOK yang totalnya mencapai Rp.43.526.570.000,-. Dari daftar alokasi dan lokasi Tahun Anggaran 2011 yang dikeluarkan oleh Menko Kesra– TNP2K Provinsi Jawa Barat sesungguhnya telah dialokasikan sebanyak 421 kecamatan. Namun, yang diambil sesuai NPUB (Naskah Perjanjian Urusan Bersama) dan usulan kabupaten hanya 411 kecamatan dimana 10 kecamatan mundur yaitu di Kabupaten Cirebon. Besarnya alokasi dana BLM pada tahun 2011 ini sangat mempengaruhi terhadap hasilhasil pembangunan Infrastruktur maupun non infrastuktur di 411 kecamatan sasaran. Sebagaimana yang menjadi fokus kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, irigasi dan kepentingan publik strategis lainnya terus didorong sesuai dengan kebutuhan obyektif dan usulan masyarakat sasaran. 24
  • 25. Tabel 8. Lokasi dan Alokasi BLM TA 2011 Kabupaten Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Jumlah Jumlah Kec. Desa Alokasi TA 2011 APBD APBN 23 41 29 11 36 35 33 29 12 22 23 27 27 13 23 16 11 245 309 335 105 358 316 324 336 219 279 245 266 230 144 242 127 121 39.600.000.000 53.640.000.000 43.920.000.000 15.640.000.000 56.240.000.000 36.880.000.000 25.400.000.000 19.120.000.000 15.120.000.000 22.800.000.000 13.840.000.000 29.040.000.000 27.280.000.000 16.240.000.000 37.520.000.000 20.520.000.000 12.680.000.000 411 4.201 485.480.000.000 11.250.000.000 13.410.000.000 10.980.000.000 3.910.000.000 14.060.000.000 9.220.000.000 6.350.000.000 4.780.000.000 3.780.000.000 5.700.000.000 3.460.000.000 7.260.000.000 6.820.000.000 5.000.000.000 9.380.000.000 5.130.000.000 3.170.000.000 123.660.000.000 Jumlah 50.850.000.000 67.050.000.000 54.900.000.000 19.550.000.000 70.300.000.000 46.100.000.000 31.750.000.000 23.900.000.000 18.900.000.000 28.500.000.000 17.300.000.000 36.300.000.000 34.100.000.000 21.240.000.000 46.900.000.000 25.650.000.000 15.850.000.000 609.140.000.000 Tabel 9. Alokasi BLM DOK TA 2011 Kabupaten Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Jumlah Jumlah Kec. Desa PELATIHAN Alokasi BLM DOK TA 2011 PERENCANAAN 23 41 29 11 36 35 33 29 12 22 23 27 27 13 23 16 11 245 309 335 105 358 316 324 336 219 279 245 266 230 144 242 127 121 1.367.460.000 1.827.830.000 1.948.360.000 559.570.000 2.004.390.000 1.765.350.000 1.768.890.000 1.862.760.000 683.970.000 1.468.920.000 1.276.650.000 1.405.310.000 1.253.950.000 774.730.000 1.286.110.000 699.110.000 644.710.000 411 4.201 22.598.070.000 1.170.500.000 1.991.000.000 1.964.000.000 531.000.000 1.818.500.000 1.702.500.000 1.635.500.000 1.499.000.000 632.000.000 1.129.500.000 1.178.000.000 1.317.000.000 1.277.000.000 658.000.000 1.133000.000 746.000.000 546.000.000 20.928.500.000 JUMLAH 2.537.960.000 3.818.830.000 3.912.360.000 1.090.570.000 3.822.890.000 3.467.850.000 3.404.390.000 3.361.760.000 1.315.970.000 2.598.420.000 2.454.650.000 2.722.310.000 2.530.950.000 1.432.730.000 2.419.110.000 1.445.110.000 1.190.710.000 43.526.570.000 25
  • 26. Adapun hasil rinci realisasi BLM Tahun Anggaran 2011 sebagaimana tersebut dalam tabel berikut: Tabel 9. Rincian hasil-hasil kegiatan TA 2011 Jenis Kegiatan Q Sarana Prasarana Jalan Jembatan Air bersih Irigasi MCK Pasar Desa Lain-lain Prasarana Pendidikan Pelatihan pendidikan Gedung Pendidikan Posyandu Intensif Tenaga Pendidikan Pelatihan/Keterampilan Prasarana Pendidikan lainnya Kesehatan Gedung Kesehatan Perlengkapan alat kesehatan Pemberian Makanan Tambahan Intensif Tenaga kesehatan Prasarana Kesehatan lainnya Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Jumlah P M2 Biaya Dana BLM Swadaya Angkatan Kerja L P RTM 1 1 5 1 4 30 4 1.307.793 1.053 190.558 265.861 0 0 367.907 0 0 0 7.538 4.903 198 2.426 348.889.000 280.703.400 187.063.400 207.070.500 119.971.000 74.388.000 619.960.550 3.430.000 15.000.000 2.555.000 4.261.500 3.430.000 11.612.000 37.849.500 1.163 570 20 783 742 6 77 0 0 0 0 0 0 2 1.000 47 15 783 742 3 73 60 5 0 61.441 0 0 122.857.100 224.315.000 0 6.069.000 0 1.890 0 0 0 1.800 48 0 0 58.858.600 0 0 0 0 1 242 0 927 0 14.591 45.473.000 136.610.500 0 9.000.000 0 87 0 12 0 99 2 240 0 0 12.376 0 83.133.500 63.158.000 1.840.000 0 13 0 0 0 9 0 1.703 0 0 851.500 60.707.000 0 0 0 23 0 0 21.790.000 0 0 0 0 1 16.017 222 145.624.700 70.391.000 396 21 393 6 0 0 44.226.000 0 0 0 0 Dari kegiatan pembangunan sarana/prasarana tersebut, sebanyak 2.795.139 warga lokal telah mendapat kesempatan bekerja. Mereka mendapatkan upah yang besarnya sesuai dengan harga upah minimum setempat. Sebanyak (95%) tenaga kerja adalah RTM (Rumah Tangga Miskin) sehingga secara akumulatif, pelaksanaan pembangunan sarana/prasarana yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan hingga 26
  • 27. tahun 2011 telah membukukan sekurang-kurangnya 12.593.080 HOK (Hari Orang Kerja). IV.3 TAHUN 2012 Memperhatikan hasil positif, yang bukan hanya dilihat dari segi sarana-prasarana yang semakin meningkat pesat di desa sasaran, namun juga didukung dengan meningkatnya rasa kepedulian sosial sebagai pengaruh perencanaan pembangunan partisipatif, maka pada tahun 2012 semangat bangga membangun desa melalui pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan terus digelorakan di provinsi Jawa Barat. Untuk Tahun Anggaran tahun 2012, Provinsi Jawa Barat mendapatkan alokasi dana BLM sebesar Rp. 542.011.500.000 (lima ratus empat puluh dua milyar sebelas juta lima ratus ribu rupiah) yang merupakan perpaduan dari alokasi dana APBN sebesar Rp.502.312.500.000,- dan alokasi dana APBD 17 kabupaten yang totalnya mencapai Rp. 39.699.000.000,Sesuai daftar alokasi dan lokasi Tahun Anggaran 2012 yang dikeluarkan oleh Menko Kesra–TNP2K, di Provinsi Jawa Barat dialokasikan kepada 421 kecamatan dan semua kecamatan di danai semua baik oleh APBN dan APBD daerah kabupaten. Untuk alokasi dana dari APBD kabupaten rata-ratanya sebesar 5%, kecuali untuk Kabupaten Bogor, Cianjur dan Purwakarta dimana alokasi DDUB (Dana Daerah untuk Urusan Bersama) nya melebihi 5%. Lebih rincinya sebagaiman diuraikan dalam tabel berikut: 27
  • 28. Tabel 10. Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Jawa Barat TA 2012 Kabupaten 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Jumlah Kec. Desa. Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang Bekasi Bandung Barat Jumlah 23 41 29 11 36 35 33 29 22 22 23 27 27 13 23 16 11 421 245 309 335 105 358 316 324 336 229 279 245 266 230 144 242 127 121 4.211 APBN Alokasi TA 2012 APBD Jumlah 35.530.000.000 61.275.000.000 44.792.500.000 13.585.000.000 55.242.500.000 31.920.000.000 25.602.500.000 23.987.500.000 25.935.000.000 23.607.500.000 19.475.000.000 28.452.500.000 23.370.000.000 16.910.000.000 39.425.000.000 17.337.500.000 15.865.000.000 502.312.500.000 11.250.000.000 3.225.000.000 5.260.000.000 715.000.000 2.907.500.000 1.680.000.000 1.347.500.000 1.262.500.000 1.365.000.000 1.242.500.000 1.025.000.000 1.497.500.000 1.230.000.000 1.869.000.000 2.075.000.000 912.500.000 865.000.000 39.699.000.000 46.780.000.000 64.500.000.000 50.052.500.000 14.300.000.000 58.150.000.000 33.600.000.000 26.950.000.000 25.250.000.000 27.300.000.000 24.850.000.000 20.500.000.000 29.950.000.000 24.600.000.000 18.779.000.000 41.500.000.000 18.250.000.000 16.700.000.000 542.011.500.000 IV.4 PERGULIRAN MODAL USAHA Salah satu fokus pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan adalah perguliran modal usaha dengan berbasis kelompok. Kegiatan ini sebagai penguatan akses keberdayaan ekonomi. Sebagaimana kita ketahui, terbatasnya modal menjadi salah satu kendala pokok bagi tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi di pedesaan, baik yang berskala kecil maupun menengah. Melalui perguliran UEP (Usaha Ekonomi Produktif) ataupun SPP (Simpan Pinjam Perempuan) sebagai bagian dari BLM, patut dicatat bahwa sejak adanya PNPM Mandiri Perdesaan di sebagian besar kecamatan dan desa sasaran, tumbuh dan berkembang aneka usaha berbasis potensi lokal. Tentu saja kenyataan demikian, memberi harapan positif bagi penanggulangan kemiskinan di pedesaan. 28
  • 29. Dari awal pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2007 sampai dengan Agustus 2012, terdapat 87.695 Kelompok usaha yang telah memanfaatkan pinjaman bergulir (tanpa agunan) yang difasilitasi oleh III. BLM SPP (Simpan Pinjam Perempuan) Berdasar data yang dihimpun, sampai dengan bulan Agustus 2012, modal awal SPP sebesar Rp 76.318.659.052,dan aset Produktif SPP sebesar Rp 662.767.482.418,- sedang tingkat pengembalian SPP rata-rata mencapai 93,9%. Adapun untuk perguliran modal UEP (Usaha Ekonomi Produktif) modal awal sebesar Rp. 488.340.950.800,- dan Aset Produktif sebesar Rp 120.120.452.216,- dengan tingkat pengembalian sebesar 92,5%. Tak bisa dipungkiri bahwa Pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan khususnya dalam pengembangan keberdayaan ekonomi lokal sangat fundamental. Sebagaimana diketahui bersama, dengan alokasi BLM (maksimal 25%) untuk kegiatan SPP/UEP sebagai salah satu kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, maka berbagai kegiatan usaha di pedesaanpun semakin maju. Dengan berbasis kelompok, maka solidaritas sekaligus kontrol lebih mudah berbasis masyarakat itu Sendiri. Hal ini sangat pararel dengan tekad pemerintah provinsi Jawa Barat dalam upaya peningkatan akses dan keberdayaan ekonomi pedesaan melalui penguatan kapasitas bukan hanya dari segi fisik baik itu permodalan dan ketrampilan, namun juga terkait penguatan kembali nilai-nilai sosial yang mengarah pada kepedulian, kebersamaan sebagaimana budaya lokal dalam falsafah “sauyunan ngawangun desa”. 29
  • 30. V. PNPM GENERASI SEHAT CERDAS PNPM Generasi merupakan program uji coba inovatif yang diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia di bulan Juli 2007, yang dirancang untuk mempercepat pencapaian tiga Tujuan Pembangunan Milenium: (1) Pendidikan dasar universal (2) Penurunan tingkat kematian anak, (3) Peningkatan kesehatan ibu. PNPM Generasi adalah singkatan dari PNPM Generasi Sehat dan Cerdas PNPM Generasi merupakan bagian dari program pengentasan kemiskinan utama Pemerintah, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri . PNPM Generasi mengembangkan infrastruktur proyek Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang luas. Departemen Dalam negeri mengimplementasikan PNPM di perdesaan bersama dengan Tim Pengendali Pemerintah secara keseluruhan menyediakan pengawasan kebijakan. Desa-desa yang berpartisipasi dalam PNPM Generasi berkomitmen untuk meningkatkandua belas indikator kesehatan dan pendidikan (lihat bawah) melalui penggunaan hibah tahunan yang secara rata-rata mencapai USD8,400 per desa. Fasilitator terlatih membantu penduduk desa dalam proses perencanaan partisipatif, membantu mereka mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi lokal. Penetapan target yang fleksibel dan intervensi setempat yang tepat dapat dilakukan karena PNPM Generasi dirancang agar bersifat terdesentralisasi dan partisipatif. Target utama penerima manfaat adalah ibu hamil, balita, dan anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama. 30
  • 31. Dalam tahun pertama, sekitar USD14 juta dalam hibah atau 100% total dana yang dialokasikan, telah dicairkan. Sebagai tambahan, desa-desa memberi kontribusi sekitar USD720,000 dari dana mereka sendiri, sekitar 5% dari total hibah. Sebanyak 1.610 desa dan 2.490.580 penduduk desa mendapat manfaat dari program tersebut di tahun pertama. Kegiatan pendidikan yang dibiayai dalam tahun pertama masuk ke dalam lima kategori: bahan pelajaran, peralatan dan seragam sekolah (59%); bantuan keuangan untuk uang sekolah dan kebutuhan lain (31%); infrastruktur (5%); insentif keuangan untuk tenaga pengajar (4%); serta sosialisasi dan pelatihan (1%). Kegiatan kesehatan yang dibiayai dalam tahun pertama masuk ke dalam enam kategori: makanan tambahan untuk ibu hamil dan anakanak (40%); bantuan keuangan untuk wanita dan ibu hamil dalam mendapatkan akses ke layanan kesehatan (30%); infrastruktur (13%); fasilitas & peralatan (11%); sosialisasi dan pelatihan (3%); insentif untuk tenaga kesehatan (3% V.1 IMPLEMENTASI DI PROVINSI JAWA BARAT Sejak Tahun 2007, di provinsi Jawa Barat PNPM Mandiri Perdesaan Generasi telah diujicobakan di lima kabupaten mencakup 45 kecamatan. Total BLM pada tahun itu sebesar Rp. 44.550.000.000. Dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya, sampai dengan tahun 2012 total BLM yang dikucurkan mencapai mencapai Rp. 453.950.000.000 (empat ratus lima puluh tiga milyar sembilan ratus lima puluh juta rupiah). Alokasi Dana BLM tersebut telah dimanfaatkan secara maksimal untuk pemberian sarana-prasana pendukung peningkatan derajat pendidikan seperti pemberian buku pelajaran, seragam dan lain sebagainya. Termasuk pula dibidang kesehatan. 31
  • 32. Detail alokasi dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan Generasi tiap tahunnya sebagaimana diurai dalam tabel-tabel berikut: Tabel.11 PNPM MPd-GENERASI T.A 2007 PROVINSI JAWA BARAT No KABUPATEN Jml Kec APBD APBN JUMLAH 1 Sukabumi 10 1.500.000.000 13.550.000.000 15.050.000.000 2 Kuningan 15 1.450.000.000 10.800.000.000 12.250.000.000 3 Majalengka 9 1.100.000.000 4.400.000.000 5.500.000.000 4 Sumedang 7 900.000.000 6.100.000.000 7.000.000.000 5 Subang 4 950.000.000 3.800.000.000 4.750.000.000 TOTAL 45 5.900.000.000 38.650.000.000 44.550.000.000 Tabel.12 PNPM MPd-GENERASI T.A 2008 PROVINSI JAWA BARAT Jml No KABUPATEN APBD APBN JUMLAH Kec 1 Sukabumi 21 2.600.000.000 31.650.000.000 34.250.000.000 2 Kuningan 20 3.800.000.000 23.200.000.000 27.000.000.000 3 Majalengka 13 2.800.000.000 19.700.000.000 22.500.000.000 4 Sumedang 14 2.100.000.000 19.150.000.000 21.250.000.000 5 Subang 4 1.350.000.000 5.400.000.000 6.750.000.000 TOTAL 72 12.650.000.000 99.100.000.000 111.750.000.000 Tabel.13 PNPM MPd-GENERASI T.A 2009 PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN Jml Kec APBD APBN JUMLAH Sukabumi 22 8.560.000.000 34.240.000.000 42.800.000.000 2 Kuningan 20 6.420.000.000 25.680.000.000 32.100.000.000 3 Sumedang 14 2.780.000.000 11.120.000.000 13.900.000.000 4 Subang 4 720.000.000 2.880.000.000 3.600.000.000 TOTAL 60 18.480.000.000 73.920.000.000 92.400.000.000 No 1 32
  • 33. Tabel.14 PNPM MPd-GENERASI T.A 2010 PROVINSI JAWA BARAT No KABUPATEN Jml Kec APBD APBN JUMLAH 1 Sukabumi 22 0 28.800.000.000 28.800.000.000 2 Kuningan 20 0 17.700.000.000 17.700.000.000 3 Sumedang 14 0 13.200.000.000 13.200.000.000 4 Subang 4 0 3.450.000.000 3.450.000.000 TOTAL 60 0 63.150.000.000 63.150.000.000 Tabel.15 PNPM MPd-GENERASI T.A 2011 PROVINSI JAWA BARAT No KABUPATEN Jml Kec APBD APBN JUMLAH 1 Sukabumi 22 0 16.700.000.000 16.700.000.000 2 Cianjur 4 0 7.200.000.000 7.200.000.000 3 Garut 5 0 9.000.000.000 9.000.000.000 4 Kuningan 20 0 12.200.000.000 12.200.000.000 5 Sumedang 14 0 8.850.000.000 8.850.000.000 6 Subang 4 0 2.525.000.000 2.525.000.000 7 Bandung Barat 3 5.100.000.000 5.100.000.000 TOTAL 72 61.575.000.000 61.575.000.000 0 Tabel.16 PNPM MPd-GENERASI T.A 2012 PROVINSI JAWA BARAT No KABUPATEN Jml Kec APBD APBN JUMLAH 1 Sukabumi 22 0 16.700.000.000 16.700.000.000 2 Cianjur 4 0 14.400.000.000 14.400.000.000 3 Garut 5 0 18.000.000.000 18.000.000.000 4 Kuningan 20 0 12.200.000.000 12.200.000.000 5 Sumedang 14 0 8.850.000.000 8.850.000.000 6 Subang 4 0 2.525.000.000 2.525.000.000 7 Bandung Barat 3 0 7.850.000.000 7.850.000.000 TOTAL 72 0 80.525.000.000 80.525.000.000 33
  • 34. Angka BLM sebagaimana yang tersebut dalam tabel belum termasuk alokasi dana untuk DOK Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat yang baru diadakan sejak tahun anggaran 2008. Adapun rinciannya berikut: Alokasi DOK Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat TA 2008-2012 Jml Jml No TA PERENCANAAN PELMAS JUMLAH Kab Kec 2008 5 72 3.664.200.000 2 2009 4 60 2.303.000.000 1.100.935.000 3.403.935.000 3 2010 4 60 813.750.000 0 8.469.055.000 4 2011 7 72 2.509.150.000 1.703.325.000 4.212.475.000 5 2012 7 84 4.965.000.000 2.637.744.000 7.602.744.000 27 264 1 TOTAL 1.400.920.000 5.065.120.000 34
  • 35. VI. KESIMPULAN Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di provinsi Jawa Barat sejak tahun 2007, yang sesungguhnya telah di inisiasi sejak pelaksanaan PPK (Program Pengembangan Kecamatan) tahun 1998, telah memberi hasil nyata bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat desa, melalui penyediaan sarana/prasarana pendukung, penguatan kelembagaan masyarakat serta pemerintah lokal. Melalui pelibatan seluruh unsur masyarakat khususnya RTM (Rumah Tangga Miskin) sebagai sasaran utama, tak terkecuali kaum perempuan sebagai kelompok strategis dalam upaya penanggulangan kemiskinan lokal, terbukti kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sangat efektif, efisien dan optimal jika dibanding dengan program lain yang tidak di swakelolakan. Melalui pelembagaan perencanaan partisipatif dari level paling bawah setingkat RT/RW misalnya, sampai dengan tingkat desa dan diatasnya, masyarakat dibangun kapasitasnya sehingga secara mandiri telah mampu terlibat aktif dalam proses perencanaan, penetapan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan kegiatan. Dengan prinsip SiKompak Aku Lanjut, sebagai akronim dari transparansi, keberpihakan pada orang miskin, partisipasi, kesetaraan gender, prioritas, akuntabilitas dan keberlanjutan, maka PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pemberdayaan masyarakat desa yang paling membanggakan karena kedepannya masyarakat akan menjadi pelaku (subyek) dalam pembangunan itu sendiri. Inilah manfaat positif PNPM Mandiri Perdesaan di provinsi Jawa Barat. Sebagai provinsi penyangga ibukota, dengan visi sebagai provinsi termaju di Indonesia, sangat tepat jika seluruh proses maupun hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dilestarikan secara berkelanjutan. 35