Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) merupakan pedoman bagi para orang tua balita dan kader UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) dalam melakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan pada anak sakit (usia 0 - 5 tahun).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)pjj_kemenkes
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah strategi untuk mengurangi kematian dan penyakit pada anak di bawah lima tahun dengan fokus pada penyebab utama seperti diare, pneumonia, campak, dan malnutrisi. Tujuannya meliputi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun serta tenaga kesehatan puskesmas. Keuntungan program ini termasuk mengurangi kasus ISPA, diare,
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
Modul ini membahas tindakan dan pengobatan yang harus dilakukan terhadap bayi baru lahir berumur 1 hari sampai kurang dari 2 bulan, mencakup menentukan kebutuhan rujukan, tindakan pra-rujukan seperti menangani gangguan napas dan kejang, serta pengobatan untuk berbagai kondisi seperti demam dan diare."
Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun. MTBS merupakan pendekatan keterpaduan dalam menangani balita sakit dengan melakukan penilaian gejala, klasifikasi penyakit, pengobatan, dan nasihat kepada orang tua. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pelaksanaan MTBS meliputi penilaian batuk, diare, demam, dan masalah t
Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) merupakan pedoman bagi para orang tua balita dan kader UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) dalam melakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan pada anak sakit (usia 0 - 5 tahun).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)pjj_kemenkes
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah strategi untuk mengurangi kematian dan penyakit pada anak di bawah lima tahun dengan fokus pada penyebab utama seperti diare, pneumonia, campak, dan malnutrisi. Tujuannya meliputi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun serta tenaga kesehatan puskesmas. Keuntungan program ini termasuk mengurangi kasus ISPA, diare,
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
Modul ini membahas tindakan dan pengobatan yang harus dilakukan terhadap bayi baru lahir berumur 1 hari sampai kurang dari 2 bulan, mencakup menentukan kebutuhan rujukan, tindakan pra-rujukan seperti menangani gangguan napas dan kejang, serta pengobatan untuk berbagai kondisi seperti demam dan diare."
Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) untuk kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun. MTBS merupakan pendekatan keterpaduan dalam menangani balita sakit dengan melakukan penilaian gejala, klasifikasi penyakit, pengobatan, dan nasihat kepada orang tua. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pelaksanaan MTBS meliputi penilaian batuk, diare, demam, dan masalah t
MTBS adalah upaya untuk menurunkan angka kematian balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit di sarana kesehatan. Strategi MTBS mencakup penatalaksanaan penyakit utama balita seperti ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi secara bersamaan. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian balita terkait penyebab utama penyakit.
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi berumur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Terdapat penjelasan langkah-langkah pemeriksaan yang meliputi pengklasifikasian kemungkinan infeksi bakteri, diare, ikterus, berat badan rendah, status imunisasi, dan masalah lainnya. Juga dibahas cara memeriksa dan mengklasifikasi gejala seperti kejang, gangguan napas, hipotermia,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah pendekatan komprehensif untuk menangani balita sakit yang datang ke fasilitas kesehatan dasar dengan menilai, mengklasifikasi, dan menentukan tindakan untuk penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, dan malnutrisi secara terpadu. Tujuannya adalah menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kesehatan balita melalui layanan kur
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah strategi untuk mengurangi kematian dan penyakit pada balita dan bayi dengan fokus pada penyebab utama seperti diare, pneumonia, campak, dan malnutrisi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini dan penanganan gejala penyakit pada level fasilitas kesehatan dasar. Pelaksanaannya melibatkan tenaga kesehatan setempat
Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai pendekatan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak. Dokumen menjelaskan bahwa setiap tahun lebih dari 10 juta anak meninggal di dunia karena penyakit seperti pneumonia, diare, malaria, campak dan malnutrisi, dan bahwa implementasi MTBS telah terbukti dapat menurunkan angka kematian balita, memperbaiki status gizi, dan men
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Terdapat penjelasan mengenai pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), latar belakang perlunya penerapan MTBS di Indonesia, cara menanyakan masalah yang dihadapi anak kepada ibu, dan memeriksa tanda bahaya umum seperti kemampuan minum, muntah, kejang, dan kesadaran.
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan kesehatan bayi balita di komunitas yang mencakup standar pelayanan untuk ibu dan bayi pada masa nifas, proses kunjungan rumah, pertumbuhan dan perkembangan balita, imunisasi, deteksi dini gangguan, dan pertanyaan-jawaban terkait topik tersebut.
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan komunitas yang meliputi konsep dasar kebidanan komunitas, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas, serta asuhan kebidanan yang diberikan di komunitas seperti asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia, bayi baru lahir, bayi dan balita."
Proses asuhan gizi di Puskesmas mencakup 4 langkah utama yaitu pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring & evaluasi. Pengkajian gizi melibatkan pengumpulan data dari 5 domain untuk mengidentifikasi masalah gizi. Diagnosis gizi menentukan masalah gizi spesifik berdasarkan etiologi dan gejala. Intervensi gizi meliputi pemberian makanan, edukasi, konseling, dan koordin
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan untuk anak usia sekolah dan remaja yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun di luar fasilitas kesehatan melalui puskesmas, sekolah, dan komunitas dengan menggunakan pendekatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan model sekolah sehat yang menerapkan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan sekolah yang sehat."
MTBS adalah upaya untuk menurunkan angka kematian balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit di sarana kesehatan. Strategi MTBS mencakup penatalaksanaan penyakit utama balita seperti ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi secara bersamaan. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian balita terkait penyebab utama penyakit.
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi berumur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Terdapat penjelasan langkah-langkah pemeriksaan yang meliputi pengklasifikasian kemungkinan infeksi bakteri, diare, ikterus, berat badan rendah, status imunisasi, dan masalah lainnya. Juga dibahas cara memeriksa dan mengklasifikasi gejala seperti kejang, gangguan napas, hipotermia,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah pendekatan komprehensif untuk menangani balita sakit yang datang ke fasilitas kesehatan dasar dengan menilai, mengklasifikasi, dan menentukan tindakan untuk penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, dan malnutrisi secara terpadu. Tujuannya adalah menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kesehatan balita melalui layanan kur
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) adalah strategi untuk mengurangi kematian dan penyakit pada balita dan bayi dengan fokus pada penyebab utama seperti diare, pneumonia, campak, dan malnutrisi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini dan penanganan gejala penyakit pada level fasilitas kesehatan dasar. Pelaksanaannya melibatkan tenaga kesehatan setempat
Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai pendekatan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak. Dokumen menjelaskan bahwa setiap tahun lebih dari 10 juta anak meninggal di dunia karena penyakit seperti pneumonia, diare, malaria, campak dan malnutrisi, dan bahwa implementasi MTBS telah terbukti dapat menurunkan angka kematian balita, memperbaiki status gizi, dan men
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Terdapat penjelasan mengenai pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), latar belakang perlunya penerapan MTBS di Indonesia, cara menanyakan masalah yang dihadapi anak kepada ibu, dan memeriksa tanda bahaya umum seperti kemampuan minum, muntah, kejang, dan kesadaran.
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan kesehatan bayi balita di komunitas yang mencakup standar pelayanan untuk ibu dan bayi pada masa nifas, proses kunjungan rumah, pertumbuhan dan perkembangan balita, imunisasi, deteksi dini gangguan, dan pertanyaan-jawaban terkait topik tersebut.
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan komunitas yang meliputi konsep dasar kebidanan komunitas, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas, serta asuhan kebidanan yang diberikan di komunitas seperti asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia, bayi baru lahir, bayi dan balita."
Proses asuhan gizi di Puskesmas mencakup 4 langkah utama yaitu pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring & evaluasi. Pengkajian gizi melibatkan pengumpulan data dari 5 domain untuk mengidentifikasi masalah gizi. Diagnosis gizi menentukan masalah gizi spesifik berdasarkan etiologi dan gejala. Intervensi gizi meliputi pemberian makanan, edukasi, konseling, dan koordin
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan untuk anak usia sekolah dan remaja yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun di luar fasilitas kesehatan melalui puskesmas, sekolah, dan komunitas dengan menggunakan pendekatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan model sekolah sehat yang menerapkan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan sekolah yang sehat."
The document lists the materials and tools needed to make oralit, which includes a 200cc glass, spoon, sugar, salt, and warm water. It repeats this list several times and closes by stating it hopes the information is useful.
Gerakan 1000 HPK adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Program ini didasarkan pada bukti bahwa periode 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Gerakan ini memberikan intervensi gizi khusus selama periode tersebut serta intervensi gizi umum untuk masyarakat
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
1) Gangguan psikotik seperti skizofrenia ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi, afek yang tidak wajar, dan defisit kognitif. 2) Gangguan neurotik seperti gangguan kecemasan obsesif kompulsif ditandai oleh kecemasan yang berlebihan yang menyebabkan perilaku repetitif seperti mengecek berulang-ulang. 3) Perbedaan utama antara gangguan psikotik dan neurotik adalah gangguan psikot
Balita di negara berkembang sering meninggal akibat infeksi pernapasan, malaria, diare, dan malnutrisi. Lebih dari 75% ibu membawa balita yang sakit ke klinik dengan berbagai keluhan yang sering tumpang tindih sehingga diagnosis tunggal sulit. Dokumen ini menyarankan pendekatan keterpaduan dalam penatalaksanaan balita sakit di fasilitas kesehatan dasar dengan memeriksa tanda bahaya umum, menentukan masalah ut
MTBS merupakan sistem manajemen terpadu yang digunakan untuk menangani balita sakit dengan memberikan penilaian, klasifikasi, dan tindakan sesuai kondisi balita. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan balita dengan melibatkan petugas kesehatan dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas kebijakan tatalaksana anak gizi buruk di Indonesia. Kebijakan ini mencakup penanganan masalah gizi buruk melalui terapi gizi secara komprehensif di fasilitas kesehatan dan rumah, dengan fokus pada promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, pengobatan cepat, pencegahan cacat, dan rehabilitasi. Dokumen ini juga membahas prioritas pembinaan gizi masyar
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi memeriksa kemungkinan kejang, gangguan napas, hipotermia, infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare, berat badan rendah, pemberian ASI, status imunisasi, dan masalah lain. Jika dibutuhkan rujukan segera, dilan
Dokumen tersebut membahas tentang hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, yang merupakan peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang dapat menyebabkan kuningnya kulit dan organ tubuh lainnya. Dokumen menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang makanan sehat dan hygienis. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh, sedangkan makanan hygienis bebas dari kuman penyakit dan sumber penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan fungsi makanan untuk memberikan energi, pertumbuhan, dan mengatur metabolisme tubuh serta zat gizi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 46 Tahun 2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
Buku saku-pelayanan-kesehatan-neonatal-esensialAi Barney
Buku saku ini berisi pedoman pelayanan kesehatan neonatal esensial untuk bayi baru lahir dan bayi muda. Terdapat informasi tentang penilaian dan tindakan yang perlu dilakukan untuk bayi normal, bayi dengan asfiksia, dan kondisi-kondisi medis lainnya seperti berat badan rendah. Buku ini juga memberikan panduan lengkap tentang asuhan neonatal dasar seperti inisiasi menyusu dini, vitamin K, dan imunisasi.
Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang peran bidan dalam asuhan primer neonatus dan bayi usia 2-6 minggu pertama kelahiran. Modul ini menjelaskan tentang asuhan primer pada bayi usia 2-6 minggu yang meliputi pemberian ASI, eliminasi, dan kebutuhan tidur bayi. Peran bidan meliputi mengobservasi eliminasi bayi, memberi informasi kepada orang tua tentang pola eliminasi dan tidur bayi yang normal.
Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Kementrian Kesehatan RI 2010, Perawatan Bayi Baru Lahir, Langkah KMC, Penanganan Bayi Baru Lahir dari Ibu TB
Happy - Understanding & Caring for NewbornMuhammad Yusuf
Healthcare Pedia Indonesia presents the guide to understanding and caring for the baby from age 0 to 6 months.
Healthcare Pedia Indonesia mempersembahkan sebuah panduan bagaaimana memahami dan peduli terhadap bayi yang berusia 0 hingga 6 bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pelayanan Gizi Keluarga yang mencakup ASI Eksklusif dan Pemantauan Pertumbuhan Balita. ASI Eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain, sedangkan Pemantauan Pertumbuhan Balita dilakukan untuk mengetahui status pertumbuhan anak dan mendeteksi gangguan pertumbuhan secara dini.
PPT Keluarga Sehat final 9 feb 17 FINAL.pptssuserbb25f01
Dokumen tersebut membahas tentang Pelayanan Gizi Keluarga yang mencakup ASI Eksklusif dan Pemantauan Pertumbuhan Balita. ASI Eksklusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Pemantauan Pertumbuhan Balita penting untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan secara dini agar dapat segera ditangani.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen menyusui pada masa pandemi COVID-19, yang mencakup panduan untuk ibu yang terinfeksi COVID-19 agar tetap dapat menyusui dengan aman, serta dukungan untuk inisiasi menyusu dini dan menyusui eksklusif. Dokumen ini juga memberikan penjelasan tentang pentingnya memerah ASI bagi ibu yang tidak dapat menyusui secara langsung.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Dicetak dan diperbanyak untuk Program MIMIKA Sehat
Kerjasama YPCII-LPMAK-Pemda Kabupaten Mimika
Pedoman untuk Kader
Bagan
Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat
Penilaian dan Tindakan Bayi Muda (Usia < 2 bulan) dan Anak Sakit (Usia 2 bulan - 5 tahun)
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 1 10/20/13 9:01:01 PM
2. Pengantar
Pada tahun1992, WHO dan UNICEF telah mengembangkan suatu strategi terintegrasi dalam upaya untuk menurunkan angka kematian anak akibat
diare, malaria, ISPA/Pnemonia, campak dan malnutrisi, yang dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (Integrated Management of Childhood
Ilnessses = IMCI). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, namun angka kematian anak tetap tinggi karena
pelayanan kesehatan masih belum bisa diakses oleh sebagian besar anak-anak di negara berkembang. Penyebab lain dari masih tingginya angka
kematian anak adalah karena sebagian besar orangtua/keluarga tidak mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan, sekalipun pelayanan
tersebut bisa diakses oleh mereka. Bukti-bukti menunjukkan bahwa sekitar 80% kematian anak Balita terjadi di rumah, tanpa atau hanya sedikit
penanganan dari tenaga kesehatan sebelumnya.
Fakta yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa untuk menurunkan angka kematian anak dibutuhkan upaya lebih dari sekedar menyediakan
pelayanan kesehatan yang memadai dengan petugas kesehatan yang terlatih, melainkan juga diperlukan peran aktif keluarga dan masyarakat
serta kemitraan/kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan keluarga/masyarakat. Oleh karena itu, pada tahun 1997, WHO dan UNICEF
memasukkan komponen keluarga dan masyarakat ke dalam strategi MTBS, sehingga menjadi suatu strategi yang komprehensif. MTBS berbasis
Keluarga /Masyarakat merupakan suatu pendekatan terpadu dalam pengasuhan/perawatan anak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek/perilaku
di dalam keluarga dan masyarakat yang akan memberikan dampak sangat besar bagi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sesuai dengan misinya untuk “menyelamatkan, menyehatkan dan mencerdaskan anak Indonesia” Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII)
telah menerapkan pendekatan ini sejak tahun 2009 di wilayah kerjanya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kader dan orangtua Balita dalam menerapkan 16 perilaku kunci yang direkomendasikan oleh UNICEF-WHO, termasuk di dalamnya
adalah mengenali tanda bahaya pada anak sakit dan melakukan perawatan anak sakit di rumah / di dalam keluarga. Untuk memudahkan para kader
dalam mengklasifikasikan penyakit anak, memberikan pertolongan pertama sebelum merujuk anak sakit ke fasilitas kesehatan dan mengajari orangtua
Balita tentang perawatan anak sakit di rumah, YPCII telah mengembangkan “Buku Bagan Penilaian dan Tindakan Anak sakit Usia 2 bulan – 5 tahun”
yang sudah digunakan oleh proyek Mimika Sehat di Kabupaten Mimika sejak bulan Juni 2011.
Mengingat masih tingginya kasus kematian bayi muda, khususnya di wilayah kerja YPCII, maka dianggap perlu untuk menambahkan “Bagan Penilaian
dan Tindakan Bayi Muda (Usia < 2 bulan)” dalam Buku ini. Kami menyadari bahwa walaupun sudah mengalami beberapa kali revisi, Buku Bagan ini
masih jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan akan sangat bermanfaat bagi Kader dan orangtua Balita untuk menyelamatkan bayi dan anak Balita
dari kematian yang sebenarnya bisa dicegah jika mendapatkan pertolongan yang tepat dan segera.
Jakarta, 20 Agustus 2013
Dr. Agustini E.Raintung
Direktur Eksekutif YPCII Illustrasi Oleh: Yank Joerriswh
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 2 10/20/13 9:01:02 PM
3. Penilaian dan Tindakan
Bayi Muda Sakit (usia < 2 bulan)
Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 3 10/20/13 9:01:32 PM
4. RUJU BAYI SEGERA E
RUMAH SA IT
• Jaga kehangatan bayi selama dalam
perjalanan dengan metode anguru.
• Jika bayi masih bisa menyusu, minta
ibu untuk tetap menyusui bayinya.
• Jika bayi tidak bisa menyusu, tetapi
masih bisa menelan, berikan ASI perah
dengan sendok atau cangkir kecil atau
ditetesi dengan pipet. Jika bayi tidak
mendapat ASI, beri susu formula atau
air gula.
• Bantu keluarga dalam proses rujukan.
PE YA IT BAYI SA GAT
BERAT ATAU BAYI
ME GA AMI I FE SI
BA TERI BERAT
InkBkB
Tanya, lihat, dan raba, apakah ditemukan
satu atau lebih tanda berikut:
Pusar kemerahan
meluas ke dinding
perut
Bayi usia < 2 bulan
Demam (≥37,50
C)
ATAU Hipotermi
berat (<35,50
C)
Merintih
Tarikan dinding
dada ke dalam
yang sangat kuat
Nafas Cepat (frekuensi ≥ 60
kali /menit) ATAU Nafas
lambat (frekuensi < 30/menit
Bergerak hanya jika
dirangsang
Tidak bisa minum/
menyusu
Riwayat kejang
Memuntahkan
semuanya
Nanah yang banyak
di mata
1
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 4 10/20/13 9:02:03 PM
5. Lihat, apakah ditemukan satu
atau lebih tanda berikut
Bayi usia < 2 bulan
Pusar kemerahan ATAU
Bernanah
Pustul di kulit
Mata bernanah
BAYI MENGALAMI
INFEKSI BAKTERI LOKAL
• Rujuk anak ke puskesmas
• Nasehati ibu tentang perawatan bayi
baru lahir.
• Nasehati ibu untuk terus memberikan
ASI kepada bayinya sesering mungkin.
• Lakukan kunjungan rumah setelah bayi
berobat ke Puskesmas/Rumah Sakit.
• Ajari ibu memberi salep/tetes mata
antibiotik dan mengobati infeksi
lokal di rumah.
• Jika tidak ada perbaikan atau
kondisi bayi tambah parah RUJUK
KEMBALI BAYI KE PUSKESMAS/
RUMAH SAKIT.
InfeksiBakteriLokal
2
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 5 10/20/13 9:02:20 PM
6. Lihat apakah bayi kuning? Tanyakan,
mulai kapan? Jika ditemukan salah
satu dari tanda berikut ini:
BAYI ME GA AMI
I TERUS BERAT
• RUJUK BAYI SEGERA KE RUMAH
SA IT
• Jaga kehangatan bayi selama dalam
perjalanan dengan metode anguru.
• Minta ibu untuk menyusui bayinya.
• Bantu keluarga dalam proses rujukan.
• Timbul kuning
pada hari pertama
(< 24 jam) setelah
lahir
• Kuning ditemukan
pada umur lebih
dari 14 hari
• Kuning menetap lebih
dari 8 hari pada bayi
cukup bulan dan lebih
dari 14 hari pada bayi
prematur.
• Warna kuning sudah
menyebar sampai lutut/
siku atau lebih. ATAU
Tinja berwarna pucat.
IkBERAT
3
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 6 10/20/13 9:02:34 PM
7. ihat apakah bayi kuning?
Tanyakan, mulai kapan? Jika
ditemukan salah satu dari tanda
berikut ini:
o Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam
sampai ≤ 14 hari.
o Warna kuning tidak sampai siku/
lutut.
b Nasehati ibu tentang Perawatan bayi
kuning di rumah:
k Berikan ASI sesering mungkin
(8 –12 kali/hari).
k “Jemur” bayi
di bawah sinar
matahari pagi
(antara jam
7 – 8):
Y atur posisi
bayi agar
wajahnya tidak menghadap
matahari langsung;
Y lakukan penyinaran selama 30
menit, 15 menit posisi telentang
dan 15 menit tengkurap;
Y usahakan kontak sinar dengan
kulit seluas mungkin (telanjang,
tetapi hati-hati jangan sampai
bayi kedinginan;
b Ajari ibu tentang perawatan bayi baru
lahir.
b akukan kunjungan ulang setelah 2 hari.
b RUJU BAYI E PUS ESMAS jika tidak
ada perbaikan atau kondisi bayi tambah
parah.
B n n
(Ik )
Ik
4
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 7 10/20/13 9:02:38 PM
8. Tanya, lihat, dengar, dan timbang,
apakah ditemukan satu atau lebih
tanda berikut:
b Ajari ibu cara menyusui yang
benar (posisi, perlekatan, sikap dan
kosongkan satu payudara sebelum
pindah ke payudara lainnya).
b Nasehati ibu untuk hanya memberikan
ASI kepada bayinya sesering mungkin
(>8 kali/hari).
b Ajari ibu tentang cara perawatan bayi
baru lahir/bayi muda.
b Jika ada bercak susu atau lapisan tebal
pada lidah atau pipi bagian dalam ¡
RUJUK SEGERA BAYI KE NAKES/
PUSKESMAS.
b Jika ada celah bibir/langit-langit ¡
RUJUK SEGERA KE PUSKESMAS/
RUMAH SAKIT.
BERAT BADAN RENDAH
MENURUT UMUR DAN/
ATAU ADA MASALAH
MENYUSUI
BERATBADANRENDAH
5
Berat
badan
menurut
umur
rendah
Ada
kesulitan
pemberian
ASI
ASI kurang dari
8 kali/hari
Mendapat makanan atau
minuman selain ASI
Posisi bayi tidak
benar
Tidak melekat
dengan baik
Tidak menghisap
dengan baik
Terdapat luka atau
bercak putih di mulut
Ada celah bibir/
langit-langit
ATAU
ATAU
ATAU
ATAU
ATAU
ATAU
ATAU
ATAU
ATAU
dari pagi
kemarin
sampai pagi ini
berapa kali
ibu meyusui
bayi?
sekitar
6 kali
suster.
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 8 10/20/13 9:02:51 PM
9. o Bayi hanya diberi
ASI.
o Posisi dan
perlekatan benar.
o Bayi menghisap
dengan efektif.
o Mulut bayi sehat
dan tidak ada
kelainan.
b Puji ibu karena telah memberikan
ASI kepada bayinya dengan benar.
b Nasehati ibu untuk terus
mempraktekkan cara pemberian
ASI dengan benar.
b Nasehati ibu tentang cara
perawatan bayi baru lahir.
BERAT BADAN TIDAK
RENDAH DAN TIDAK ADA
MASALAH MENYUSUI
o Berat badan bayi berada di antara
dua garis merah di grafik berat badan
menurut umur.
Tanya, lihat, dengar, dan timbang, apakah:
Berat Badan Menurut Umur Bayi Muda Laki-laki
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5
UMUR (MINGGU)
BERAT(KG)
6 7 8 9 10
-2
0
2
3
-3
o Tidak ada
kesulitan dalam
menyusui
b Bayi menyusu
lebih dari 8 kali
dalam 24 jam
10
1
2
3
4
57
8
9
11
BERATBADANTIDAKRENDAH
6
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 9 10/20/13 9:03:11 PM
10. Berat Badan Menurut Umur Bayi Muda Laki-laki
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5
UMUR (MINGGU)
BERAT(KG)
6 7 8 9 10
-2
0
2
3
-3
7
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 10 10/20/13 9:03:12 PM
11. Berat Badan Menurut Umur Bayi Muda Perempuan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5
UMUR (MINGGU)
BERAT(KG)
6 7 8 9 10
-2
0
2
3
-3
8
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 11 10/20/13 9:03:13 PM
12. P n l n n T n k n
Anak Sakit (usia 2 bulan - 5 tahun)
Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 12 10/20/13 9:03:20 PM
13. Jika ditemukan satu atau lebih tanda
berikut:
Tidak bisa menyusu Tidak bisa minum
Kejang-kejang
Memuntahkan semua
yang diminum atau
dimakan
Tidak sadar/
kesadaran menurun
Penyakit sangat berat,
jiwa anak terancam
RUJUK ANAK SEGERA KE
RUMAH SAKIT
b Jelaskan mengapa anak perlu dirujuk kepada
ibu/orangtua dan bantu persiapan rujukan.
b Setelah anak kembali dari Rumah Sakit,
kunjungi anak paling sedikit seminggu sekali,
sampai dia sembuh betul.
9
TANDABAHAYAUMUM
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 13 10/20/13 9:03:36 PM
14. Batuk atau sukar bernapas disertai
1(satu) atau lebih tanda berikut ini:
Terlihat tarikan
dinding dada bagian
bawah ke dalam
ketika menarik nafas
Bunyi berisik
dan kasar
ketika menarik
nafas.
Anak Menderita
Pn n B
RUJU A A SEGERA
E RUMAH SA IT
b Jelaskan mengapa anak perlu dirujuk
kepada ibu/orangtua dan bantu
persiapan rujukan.
b Setelah anak kembali dari Rumah
Sakit, kunjungi anak paling sedikit
seminggu sekali, sampai dia sembuh
betul.
b Jika anak masih bisa menyusu, nasehati
ibu untuk terus memberikan ASI
kepada anaknya.
PEMOIABERAT
10
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 14 10/20/13 9:03:56 PM
15. Batuk atau sukar bernapas
disertai dengan:
Bernapas cepat:
o Umur 2 sampai 11
bulan: 50 kali atau lebih
per menit.
o 12 bulan sampai 5 tahun:
40 kali atau lebih per
menit.
Anak Menderita
Pnemonia
RUJUK ANAK SEGERA
KE RUMAH SAKIT
b Jelaskan mengapa anak perlu
dirujuk kepada ibu/orangtua dan
bantu persiapan rujukan.
b Beri pelega tenggorokan dan
pereda batuk yang aman.
b Setelah anak kembali dari
Puskesmas, kunjungi anak paling
sedikit seminggu sekali, sampai
dia sembuh betul.
b Jika anak masih menyusu, nasehati
ibu untuk terus memberikan ASI
kepada anaknya.
PNEMONIA
11
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 15 10/20/13 9:04:04 PM
16. BATUK/FLUBIASA
Batuk atau sukar bernapas:
o Tidak ada tanda penyakit berat
o Tidak bernapas cepat
Anak menderita
Batuk atau Flu biasa
b Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang
aman.
b Nasihati ibu untuk membersihkan hidung dengan
kain bersih dan cuci tangan setelahnya.
b Nasihati ibu untuk memperhatikan napas anak
dan segera laporkan ke kader jika terjadi napas
cepat.
b Rujuk anak ke puskesmas jika terjadi napas
cepat.
b Rujuk anak ke puskesmas jika batuk tidak
sembuh selama 21 hari atau lebih.
b Jika anak masih menyusu, nasehati ibu untuk
terus memberikan ASI kepada anaknya.
12
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 16 10/20/13 9:04:15 PM
17. DIARE
RUJUK SEGERA
KE RUMAH SAKIT
Jika ditemukan satu atau lebih
dari gejala di atas
Tidak bisa menyusu/minum, atau memuntahkan
semua
Tidak sadar/
kesadaran menurun
Mata cekung
dan cubitan kulit perut
kembali sangat lambat
(lebih dari 2 detik)
b Jelaskan mengapa anak perlu dirujuk kepada ibu/
orangtua dan bantu persiapan rujukan.
b Selama persiapan rujukan, jika anak masih bisa
minum:
• Ajari ibu cara membuat dan memberikan oralit;
• Beri anak tablet zink 1(satu) dosis.
b Nasihati ibu untuk terus memberikan ASI.
b Setelah anak kembali dari sumah sakit, kunjungi
anak paling sedikit seminggu sekali, sampai dia
sembuh betul.
Anak diare mengalami
dehidrasi Berat
DIAREDEHIDRASIBERAT
13
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 17 10/20/13 9:04:37 PM
18. Anak diare mengalami
dehidrasi ringan/sedang
Jika ditemukan 2 atau lebih dari gejala di atas
ZINK
Gelisah, rewel/
cengeng
Mata Cekung
Haus, minum dengan
lahap
cubitan kulit
perut. lambat
kembali
RUJUK ANAK KE PUSKESMAS JIKA ANAK TIDAK
MEMBAIK ATAU TAMBAH SAKIT
DIARE
DIAREDEHIDRASIRINGAN/SEDANG
14
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 18 10/20/13 9:04:58 PM
19. DIARE
Ada darah dalam tinja
Rujuk Ke PUSKESMAS
ZINK
Anak menderita
DISENTRI
DISENTRI
15
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 19 10/20/13 9:05:08 PM
20. Diare lebih dari 14
hari dengan atau tanpa
dehidrasi
Rujuk Ke PUSKESMAS
ZINK
Anak menderita
Diare Persisten
DIAREPERSISTEN
16
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 20 10/20/13 9:05:19 PM
21. ZINK
Perawatan anak diare tanpa dehidrasi
Berak cair 3 kali atau lebih
1. Teruskan pemberian
ASI:
• Berikan ASI lebih
sering dan lebih
lama.
2. Berikan oralit dan cairan tambahan lain:
Untuk bayi/anak yang sudah mendapat MP
(Makanan Pendamping)-ASI, selain ASI, berikan air
tajin atau sup/kaldu, atau air matang.
3. Berikan tablet zink selama 10 hari.
4. Teruskan pemberian
makanan/MP-ASI:
• Berikan makanan
yang mudah dicerna
lebih sering dalam
porsi kecil.
• Berikan makanan
lebih banyak daripada
biasanya selama satu
minggu setelah diare
berhenti.
DIARETANPADEHIDRASI
17
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 21 10/20/13 9:05:30 PM
22. Dosis Tablet Zink untuk Diare
Sumber: Buku Bagan MTBS, Depkes RI, 2008
UMUR atau BERAT
BADAN
TAKARAN LAMA PEMBERIAN
2 bulan sampai kurang
6 bulan
10 hari
6 bulan atau lebih 10 hari
DOSISTABLETZINK
UNTUKDIARE
18
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 22 10/20/13 9:05:32 PM
23. Demam Disertai dengan Satu atau
Lebih Tanda Berikut:
Penyakit Berat
dengan Demam
jiwa anak terancam
b Rujuk segera anak ke puskesmas/
rumah sakit.
b Jelaskan mengapa anak perlu dirujuk kepada
ibu/orangtua dan bantu persiapan rujukan.
b Setelah anak kembali dari puskesmas/rumah
sakit, kontrol kembali kondisi anak paling
sedikit seminggu sekali, sampai dia sembuh
betul.
Memuntahkan semua yang
diminum/dimakan
Tidak sadar/kesadaran
menurun
Kejang-kejang,
Kaku kuduk
Tidak bisa menyusu atau minum
19
SAKITBERAT
DENGANDEAM
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 23 10/20/13 9:05:55 PM
24. RDT
negatif
atau tidak
dilakukan
pemeriksaan
RDT
Anak menderita Malaria
b Segera rujuk anak ke puskesmas/
nakes.
b Setelah anak kembali dari Puskesmas/Rumah Sakit,
kontrol kembali kondisi anak paling sedikit seminggu
sekali, sampai dia sembuh betul.
Anak menderita Demam,
mungkin bukan malaria.
b Beri parasetamol sesuai umur anak.
b Nasihati ibu tentang cara merawat anak demam di
rumah: kompres dengan air hangat; jangan diberi
pakaian tebal atau diselimuti; berikan ASI/cairan lebih
banyak.
b Nasihati ibu untuk melanjutkan pemberian makan
dengan porsi kecil tapi sering.
b Segera rujuk anak ke puskesmas/rumah sakit jika
demam tidak sembuh lebih dari 7 hari, atau kondisi
anak memburuk.
Demam di daerah
risiko malaria
RDT
positif
20
DEMAMDIDAERAH
RESIKOMALARIA
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 24 10/20/13 9:06:05 PM
25. Ada ruam merah
di seluruh tubuh anak;
DAN
batuk ATAU hidung beringus
ATAU mata merah
Tidak ada tanda bahaya
Tidak ada komplikasi
b Beri parasetamol jika demam.
b Nasihati ibu untuk:
• memberi ASI lebih sering;
• memberikan cairan lebih banyak dari
biasanya;
• melanjutkan pemberian makan.
b Nasihati ibu untuk melaporkan ke kader jika
anak tidak sembuh atau bertambah sakit.
b Nasihati ibu untuk membawa anak ke
Puskesmas untuk mendapatkan
vitamin A.
Anak menderita
CAMPAK
CAMPAK
21
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 25 10/20/13 9:06:15 PM
26. Campak disertai 1 atau lebih tanda
berikut ini:
Campak dengan
Komplikasi
b RUJUK ANAK SEGERA KE
RUMAH SAKIT
b Jelaskan mengapa anak perlu dirujuk
kepada ibu/orangtua dan bantu
persiapan rujukan.
b Setelah anak kembali dari rumah sakit,
kunjungi anak paling sedikit seminggu
sekali, sampai dia sembuh betul.
Luka di mulut
yang dalam dan luasKornea keruh
CAMPAKDENGAN
KOMPLIKASI
22
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 26 10/20/13 9:06:35 PM
27. Campak disertai:
Luka di mulut
Mata Bernanah
b Rujuk anak ke puskesmas
b Nasihati ibu untuk:
• memberi ASI lebih sering;
• memberikan cairan lebih banyak
dari biasanya;
• melanjutkan pemberian makan.
b Setelah anak mendapat obat dari
Puskesmas, ajari ibu untuk mengobati
luka di mulut dan memberi obat mata.
Campak dengan
KOMPLIKASI pada
MATA dan ATAU
MULUT
ATAU
CAMPAKDENGANKOMPLIKASI
MATADANATAUMULUT
23
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 27 10/20/13 9:06:43 PM
28. Dosis Parasetamol untuk demam atau sakit telinga
Sumber: Buku Bagan MTBS, Depkes RI, 2008
UMUR DAN
BERAT BADAN
ANAK
TABLET
ANAK
(100 MG)
TABLET
DEWASA
(500 MG)
SIRUP
WAKTU
PEMBERIAN
2 bulan sampai kurang
dari 6 bulan
(4 kg sampai
kurang dari 7 kg) 1/2 tablet 1
/8 tablet
2,5 ml
(1/2 sendok takar)
6 bulan sampai kurang
dari 3 tahun
(7 kg sampai kurang
dari 14 kg) 1 tablet 1/4 tablet
5 ml
(1 sendok takar)
3 tahun sampai
5 tahun
(14 kg sampai
19 kg) 2 tablet 1/2 tablet
7,5 ml
(1 1/2 sendok takar)
PAGI SIANG SORE MALAM
PAGI SIANG SORE MALAM
PAGI SIANG SORE MALAM
DOSISPARASETAMOL
24
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 28 10/20/13 9:06:47 PM
29. Masalah Telinga Anak menderita
Mastoiditis
Sebelum dirujuk:
b Beri parasetamol untuk
mengatasi rasa sakit.
MASTOIDITIS
25
Pembengkakan di
belakang telinga.
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 29 10/20/13 9:06:59 PM
30. Masalah Telinga Anak menderita
INFEKSI TELIGA
AKUT
Ajari ibu:
Parasetamol sesuai umur
Jika tidak membaik atau keadaan
makin parah
INFEKSITELINGAAKUT
26
Keluar cairan
dari telinga, terjadi selama
kurang dari 14 hari.
Nyeri Telinga
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 30 10/20/13 9:07:10 PM
31. Masalah Telinga Anak menderita
Infeksi Telinga
Kronis
Ajari Ibu:
Keluar cairan dari
telinga, telah terjadi
selama 14 hari atau
lebih. Jika tidak membaik atau
keadaan makin parah
INFEKSITELINGAKRONIS
27
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 31 10/20/13 9:07:18 PM
32. Masalah Gizi Anak menderita
Kurang Gizi Berat
b Nasihati ibu tentang cara pemberian ASI
yang benar.
b Nasihati ibu tentang cara pemberian
makan yang benar.
atau
RUJUK SEGERA ANAK KE
PUSKESMAS
KURANGGIZIBERAT
28
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 32 10/20/13 9:07:33 PM
33. b Nasihati ibu tentang cara pemberian ASI
yang benar.
b Nasihati ibu tentang cara pemberian
makan yang benar.
Masalah Gizi Anak menderita
Kurang Gizi
Berat Badan berada di
Bawah Garis Merah (BGM)
KURANGGIZI
29
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 33 10/20/13 9:07:41 PM
34. Masalah Gizi Berat Badan Berada
di Pita Kuning
Rujuk Anak Segera Ke Tenaga
Kesehatan/Puskesmas
Jika berat badan anak tidak naik 2 bulan
beturut-turut atau berat badan di bawah
garis merah
b Nasihati ibu tentang cara pemberian ASI
yang benar.
b Nasihati ibu tentang cara pemberian
makan yang benar.
BERATBADANDIPITAKUNING
30
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 34 10/20/13 9:07:52 PM
35. Pemberian makan yang benar
UMUR ASI MP- ASI
Porsi dan
frekuensi / hari
Makanan
selingan
0 sampai 5
bulan
ASI saja Belum boleh 8 sampai 12 kali Belum boleh
6 sampai 8
bulan
Teruskan ASI MP ASI bentuk lumat:
bubur tim lumat + lauk
pauk + sayur + santan/
minyak
• 6 bulan: 2 x 6 sendok
makan peres.
• 7 bulan: 2 sampai 3 x 7
sendok makan peres.
• 8 bulan: 3 x 8 sendok
makan peres.
Air jeruk, pisang,
pepaya, air tomat.
9 sampai11
bulan
Teruskan ASI MP ASI bentuk lebih
padat (lembek) dan kasar:
bubur nasi, nasi tim, nasi
lembek + lauk pauk +
sayur + santan/minyak
• 9 bulan: 3 x 9 sendok
makan peres.
• 10 bulan: 3 x 10 sendok
makan peres.
• 11 bulan: 3 x 11 sendok
makan peres.
Kue, biskuit, buah: 2
kali sehari di antara
waktu makan.
31
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 35 10/20/13 9:08:01 PM
36. Pemberian makan yang benar
UMUR ASI Jenis Makanan
Porsi dan
frekuensi perhari
Makanan
selingan
12 sampai 23
bulan
Teruskan ASI • Makanan keluarga
secara bertahap
sesuai dengan
kemampuan anak.
• Beri beragam jenis
makanan
3 x 1
/3 porsi orang
dewasa, terdiri dari:
nasi + lauk-pauk + sayur
+ santan/ minyak + buah
Kue, biskuit, buah,
2 kali sehari di antara
waktu makan.
2 tahun atau
lebih
• Makanan keluarga
• Beri beragam jenis
makanan
3 x 1
/3 – 1/2 porsi orang
dewasa, terdiri dari:
nasi + lauk-pauk + sayur
+ santan/minyak + buah
Kue, biskuit, buah 2
kali sehari di antara
waktu makan.
32
Lembar Pedoman Revisi Final.indd 36 10/20/13 9:08:09 PM