Budidaya paria dan mentimun melibatkan persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Budidaya melon melibatkan persiapan lahan, pembibitan, penanaman tanaman jantan dan betina, pemeliharaan, penyerbukan, dan panen serta pengolahan benih.
Kekurangan unsur hara menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terhambat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kekurangan hara sehingga dapat dilakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kematian maupun gagal panen.
Kekurangan unsur hara menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terhambat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala kekurangan hara sehingga dapat dilakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kematian maupun gagal panen.
Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
Budidaya timun, paria dan melon
1. Budidaya Paria
Persiapan lahan
Musim tanam adalah maret – Juli.
Isolasi jarak min 5 m, isolasi waktu 15 hari.
Lahan dibajak 2 kali, pada bajakan kedua dilakukan pemberian dolomit 300 kg/0,1
Ha.
Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga berfungsi
dengan maksimal.
Pembuatan guludan dengan tinggi : 30 cm, lebar : 80 cm dan jarak antar guludan 60
cm.
Pemberian pupuk dasar dengan dosis : ZA 20 kg, SP-36 50kg, KCl 10kg / 0,1 Ha.
Pupuk tersebut dicampur dan disebar dialur yang sudah tersedia pada bedengan
kemudian ditutup dan diratakan kembali
Pemasangan MPHP pada guludan diikuti dengan pembuatan lubang tanam 50 cm
(sistem single row).
Pembibitan dan Penanaman
Pembibitan bertujuan memperolah tanaman sehat dan seragam
Media semai :
- Untuk media polibag lebih baik diambil dari tanah dibawah pohon bambu, diayak
dan dicampur furadan dan diaduk rata.
- Ukuran polibag sebagai media bibit yang ideal adalah 6 x 8 cm.
- Pembuatan naungan persemaian diperlukan agar dalam proses pembibitan
aman dan terkendali.
- Benih direndam dalam air hangat sampai dingin kemudian diperam.
- Benih yang sudah keluar radikula ditanam dalam polibag.
- Penyiraman persemaian perlu dilakukan setiap pagi dan sore.
- Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 10 hari atau pada bibit sudah
tampak daun pertama.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan selambat-lambatnya ± 7 hst.
Pemupukan
Pupuk susulan I : Umur 15 hst, dosis Urea/Za : NPK Ponska (1:2) dengan cara
dikocor.
Pupuk susulan II : Umur 25 hst, dosis NPK Ponska dengan cara dikocor.
Pupuk selanjutnya diberikan setiap 10 hari sekali, komposisi/dosis sama dengan
pupuk susulan II, juga perlu ditambahkan pupuk ZA jika tanaman menunjukkan
kekurangan unsur N.
Keterangan : Pemupukan dengan cara dikocor dengan melarutkan campuran pupuk
sekitar 150 gr dalam 10 liter air, kemudian pemberian pada setiap tanamansekitar
200 ml yang diikuti dengan penyiraman.
Pemeliharaan tanaman
Pengairan dilakukan secara teratur dan melihat kondisi tanaman serta lingkungan.
Pemasangan lanjaran dan perambatan
- Tinggi lanjaran 175 cm.
- Lanjaran dipasang dengan sistim tegak.
- Rambatan dipasang 3 tingkat, 50 cm, 100 cm dan 150 cm / pada ujung lanjaran.
Pemangkasan daun dan cabang dilakukan sampai buku ke- 7 untuk menghasilkan buah
yang baik serta untuk mengurangi serangan hama penyakit tanaman terutama serangan
jamur.
2. Proses Selfing
Melakukan rouging, tanaman off type dicabut
Persiapan alat dan bahan :
- Alat sungkup
- Kertas pembungkus sebaiknya berukuran 10 x 12 cm
- Staples dan isi
- Benang sebagai tanda hasil polinasi
Pelatihan pollinator dilakukan untuk melatih dan menilai polinator
Selfing :
14.00 – 16.00 : Melakukan penyungkupan dengan perbandingan 1 bunga betina 2
bunga jantan dengan ciri – ciri mahkota bunga berwarna hijau
kekuningan.
07.00 - 11.00 : Proses selfing
Selfing adalah mengoleskan pollen bunga jantan yang dicup dari satu
tanaman pada kepala putik bunga betina. Minimal satu bunga jantan untuk satu
bunga betina.
- Setelah selfing, bunga betina dibungkus dengan kertas kemudian diberi benang
sebagai tanda hasil selfing.
- Hal yang harus diperhatikan :
- Bunga yang sudah diselfing harus dibungkus
- Hindarkan pengambilan bunga jantan yang sudah mekar.
- Buang bunga betina pada tanaman betina yang lambat fase/mekar.
Pengendalian HPT
Hama dan penyakit penting adalah ulat, lalat buah, aphid, downy mildew :
Pengendalian dengan aplikasi insektisida dan fungisida secara rutin dan
penyemprotan dengan sistem kalender.
Roguing
Roguing bertujuan untuk menyeragamkan tanaman sesuai dengan
standard/deskripsi tanaman yang diinginkan.
Tanaman yang menyimpang/Off Type dicabut.
Panen dan Prosesing
Ciri-ciri buah yang siap panen :
- Buah berwarna kuning kemerahan ± 54 - 94 hst
Prosessing
- Mengeluarkan biji dalam buah dilakukan dengan cara dibelah
- Pemisahan biji dari lendir dengan cara digosok dengan abu dapur dan dicuci
sampai bersih.
- Penjemuran benih dilakukan selama ± 3 hari, waktu jemur pukul: 08.00 – 11.00
dan pukul : 13.30 – 16.00
- Sortasi benih dengam cara memisahkan benih yang bernas dengan benih
hampa, serta kotoran benih lainnya, sampai sesuai dengan standard mutu fisik
benih yang tertera pada perjanjian/kontrak kerjasama.
3. Budidaya Mentimun
Persiaspan lahan
Musim tanam disesuaikan dengan kondisi setempat.
Isolasi jarak min 5 m, isolasi waktu 15 hari.
Lahan dibajak 2 kali, pada bajakan kedua dilakukan pemberian dolomit 300
kg/0,1 Ha.
Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga
berfungsi dengan maksimal.
Pembuatan guludan dengan tinggi : 30 cm, lebar : 100 cm dan jarak antar
guludan 60 cm.
Pemberian pupuk dasar dengan dosis : ZA 20 kg, SP-36 50kg, KCl 10kg /0,1 Ha.
Pupuk tersebut dicampur dan disebar dialur yang sudah tersedia pada bedengan
kemudian ditutup dan diratakan kembali
Pemasangan MPHP pada guludan diikuti dengan pembuatan lubang tanam 60 x
60 cm (sistem double row).
Pembibitan dan Penanaman
Pembibitan bertujuan memperolah tanaman sehat dan seragam
Media semai :
- Untuk media polibag lebih baik diambil dari tanah dibawah pohon bambu,
diayak dan dicampur furadan dan diaduk rata.
- Pembuatan naungan persemaian diperlukan agar dalam proses pembibitan
aman dan terkendali.
- Benih direndam dalam air dingin kemudian diperam ± 24 jam
- Benih yang sudah keluar radikula ditanam dalam polibag.
- Penyiraman persemaian perlu dilakukan setiap pagi dan sore.
- Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 5hst atau pada bibit sudah
tampak daun pertama.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan selambat-lambatnya ± 5 hst.
Pemupukan
Pupuk susulan I : Umur 15 hst, dosis Za : NPK Ponska (1:3) dengan cara
dikocor.
Pupuk susulan II : Umur 22 hst, dosis NPK Ponska dengan cara dikocor.
Pupuk selanjutnya diberikan setiap 7 hari sekali, komposisi/dosis sama dengan
pupuk susulan II, juga perlu ditambahkan pupuk ZA jika tanaman menunjukkan
kekurangan unsur N.
Keterangan : Pemupukan dengan cara dikocor dengan melarutkan campuran
pupuk sekitar 150 gr dalam 10 liter air, kemudian pemberian pada setiap
tanamansekitar 200 ml yang diikuti dengan penyiraman.
Pemeliharaan tanaman
4. Pengairan dilakukan secara teratur dan melihat kondisi tanaman serta
lingkungan.
Pemasangan lanjaran dan perambatan
- Tinggi lanjaran 180 cm.
- Lanjaran dipasang dengan sistim menyilang pada ujung.
- Rambatan dipasang 4 tingkat dengan tinggi 40 cm, 80 cm, 120 cm dan 160
cm pada ujung lanjaran.
Pemangkasan daun dan cabang dilakukan sampai buku ke- 5 untuk menghasilkan
buah yang baik serta untuk mengurangi serangan hama penyakit tanaman terutama
serangan jamur.
Proses Selfing
Melakukan roguing pada tanaman off type
Persiapan alat dan bahan :
- Cup yang terbuat dari sedotan, ukuran D: 9 cm
- Staples dan isi
- Benang sebagai tanda
- Alat jepit /Sungkup
Pelatihan pollinator dilakukan untuk melatih dan menilai polinator
Selfing :
Pra selfing :
14.00 – 16.00 : Mengisolasi bunga dengan perbandingan 1 bunga jantan
untuk 1 bunga betina
Ket : bunga yang diisolasi, mahkota bunga berwarna hijau kekuningan.
- Selfing:
07.00 - 11.00 : Proses selfing
Polinasi adalah mengoleskan pollen bunga jantan pada kepala putik
bunga
betina dengan satu bunga jantan untuk satu bunga betina.
- Setelah selfing, bunga betina dijepit/disungkup dengan alat jepit kemudian
diberi benang sebagai tanda hasil selfing.
- Hal yang harus diperhatikan :
- Bunga yang sudah diselfing harus dijepit/disungkup
- Hindarkan pengambilan bunga jantan yang sudah mekar.
- Buang bunga betina pada tetua betina yang lambat fase/mekar.
5. Pengendalian HPT
Hama dan penyakit penting adalah ulat, lalat buah, aphid, downy mildew :
Pengendalian dengan aplikasi insektisida dan fungisida secara rutin dan
penyemprotan dengan sistem kalender.
Roguing
Roguing bertujuan untuk menyeragamkan tanaman sesuai dengan
standard/deskripsi tanaman yang diinginkan.
Tanaman yang menyimpang/Off Type dicabut.
Panen dan Prosesing
Ciri-ciri buah yang siap panen :
- Tangkai buah sudah berwarna kuning
- Buah berwarna putih kekuningan ± berumur 60 – 75 hst
Prosessing
- Mengeluarkan biji dalam buah dilakukan dengan cara dibelah
- Kemudian dilakukan fermentasi ± 1 malam.
- Pemisahan biji dari lendir dengan cara dicuci dan ditambahkan detergent
- Penjemuran benih dilakukan selama ± 3 hari, waktu jemur pukul: 08.00 –
11.00 dan pukul : 13.30 – 16.00
- Sortasi benih dengam cara memisahkan benih yang bernas dengan benih
hampa, serta kotoran benih lainnya, sampai sesuai dengan standard mutu
fisik benih yang tertera pada perjanjian/kontrak kerjasama dengan cara
ditampi atau dikipas
Budidaya Melon
STANDARD TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MELON HIBRIDA
Luas lahan : 0,1 ha
Jumlah populasi betina : 2.000 tanaman
Jumlah populasi jantan : 500 tanaman
Umur Jenis Kegiatan Uraian Rekomendasi
Musim Tanam
(bulan semai) Bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli.
6. - 30-25 HST
Pengolahan
tanah ke 1 dan
pemberian
dolomit
Lahan dibajak 2-3 kali dengan selisih waktu pembajakan minimal 7 hari
Dibuat saluran drainage/got keliling sedalam 50 cm, lebar 40 cm untuk
menghindari genangan air.
Lahan dikerjakan dengan membuat guludan kasar :
Guludan tanaman jantan : lebar guludan 90 cm, tinggi 25 – 40 cm,
lebar saluran 50 cm.
Guludan tanaman betina : lebar guludan 60 cm, tinggi 25 – 40 cm,
lebar saluran 50 cm.
Sebari guludan kasar dengan Dolomid sebanyak 300 Kg / 0,1 ha.
Campur/cacah tanah guludan yang sudah ditaburi dolomit agar
tercampur, siram dengan air agar segera bereaksi dengan tanah, biarkan
selama ± 15 hari.
- 7 sebelum
semai benih
Persiapan Polibag
Siapkan media pesemaian dari tanah di bawah pohon bambu.
Tanah dijemur lalu diayak, dicampur pupuk SP-36 yang sudah
dihancurkan sebanyak 1 kg dengan 8 timba tanah (timba 10 liter), dan
akan menjadi ± 2000 polibag.
Media disterilisasi dengan cara menyemprot fungisida (Dithane M-45 dll)
3 sendok makan per tangki 14 liter.
Masukkan media/tanah yang sudah seteril kedalam plastik polibag dalam
kondisi setengah basah, ukuran plastik polibag dengan lebar 6 cm dan
panjang 1 m (berbentuk sosis).
Potong polibag yang sudah diisi media, sepanjang 6 cm dan tata ditempat
pesemaian, tutup dengan plastik agar tidak terkena hujan.
Kebutuhan polibag : tanaman betina = 2100 buah, tanaman jantan =
550 buah.
- 10 HST
Pengolahan
tanah ke 2 dan
pemupukan
dasar
Pembuatan guludan untuk tanaman jantan dikerjakan 5 hari lebih awal.
Bentuk guludan kasar menjadi guludan siap tanam sesuai ukuran guludan
tanaman jantan & betina.
Buat alur pada guludan jantan di kedua tepi guludan, jarak antar alur 60
cm kedalaman ± 10 cm.
Buat alur pada guludan betina di tengah-tengah guludan dengan
kedalaman ± 10 cm.
Beri /taburi pupuk dasar pada alur dengan dosis pupuk : ZA : 15 g/tan,
SP-36 : 40 g/tan dan KCL : 15 g/tan
Semua pupuk dicampur dan disebar merata pada alur, tutup dengan
tanah dan lakukan penyiraman (diturap/dileb) sampai guludan basah
(agar pupuk segera bereaksi).
Pasang Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) dengan lebar 120 cm untuk
tanaman jantan dan lebar 80 cm untuk betina (pemasangan mulsa
dilakukan pada siang hari sekitar Jam 09.00 - 14.00 WIB).
7. - 5 HSS
Semai benih
jantan
Benih dijemur selama ± 30 menit.
Benih direndam dengan air dingin selama semalam, besok pagi dicuci dan
digosok-gosok sampai lendir yang menempel pada benih bersih, ditiriskan
selama ± 15 menit.
Cara PEMERAMAN BENIH DENGAN MENGGUNAKAN KAIN :
Rendam kain kaos yang bersih ke dalam air panas / mendidih selama
5-10 menit (agar jamur dan bibit penyakit mati).
Jika sudah dingin, peras kain kaos sampai tuntas (sampai air tidak
ada yang menetes/tidak terlalu basah).
Benih ditata satu lapis / tidak menumpuk diatas kain kaos yang
sudah basah/kondisi lembab.
Benih yang sudah ditata diatas kain kaos ditutup dengan kain kaos
yang sudah dibasahi seperti diatas (jika kain lebar bisa dilipat) dan
gulung / dilipat.
Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu
hangat & stabil.
Cara PEMERAMAN BENIH DENGAN MENGGUNAKAN KERTAS BURAM
(KERTAS CD) :
Celupkan kertas CD rangkap 3 kedalam air dingin hingga basah
semua, angkat dan biarkan hingga airnya tidak menetes.
Benih ditata satu lapis (tidak menumpuk) diatas kertas CD yang
sudah dibasahi.
Tutup dengan kertas CD yang sudah dibasahi rangkap 2 dan
digulung / dilipat .
Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu
hangat & stabil.
Selama 1 malam akan keluar calon akar, lalu dipindah ke polibag.
Benih yang sudah keluar calon akarnya dengan panjang ± 1-3 mm
dipindah ke polibag, jangan sampai terbalik, posisi calon akar mengarah
ke bawah.
Buatkan rumah pesemaian dengan persyaratan Sbb :
Dibuat ditempat/lahan yang aman dari serangan HPT dan binatang
ternak.
Pada musim penghujan, tempat pesemaian dibuat diatas rak/meja
dari bambu setinggi 1 meter.
Pada musim kemarau, tempat pesemaian dapat dilakukan diatas
bedengan dengan tinggi bedengan minimal 30 cm.
Untuk mempermudah perawatan dan menjaga kelembaban di
tempat pesemaian, sebaiknya polibag ditata dan diletakan pada tray
pesemaian.
Diberi atap plastik putih transparan & berbentuk setengah lingkaran.
Untuk menghindari serangan HPT, sebaiknya tempat pesemaian
tertutup screen dengan rapat atau dengan membuat screen house
kusus pesemaian.
Umur 4-5 HSS, atap mulai dibuka antara pukul 07.00 – 10.00 untuk
8. melatih bibit terkena sinar matahari langsung.
Sehari sebelum tanam, bibit dibiarkan terkena sinar matahari 1 hari
penuh (agar ketika bibit ditanam tdk mudah layu).
0 HSS
Semai Benih
Betina Caranya sama dengan semai benih jantan.
2 HSS
Tanam Bibit
Jantan
Pastikan pada saat tanam, pupuk dasar sudah diberikan minimal 7 hari
sebelumnya (dihitung dari pemberian air pada saat pupuk dasar).
Tanaman jantan ditanam baris ganda (double row), Jarak tanam 60 X 50
cm., lubang tanam sisak.
Lubangi mulsa 1 hari sebelum tanam atau pagi harinya sebelum tanam.
Bibit ditanam pada umur ± 7 HSS (daun palsu/koteledon sudah terbuka
total, daun sempurna mulai muncul sedikit).
Sebelum ditanam bibit disiram dahulu.
Cara tanam :
Polibag disobek dengan posisi tegak, buka/lepaskan plastik polibag
dan tanam bibit dilubang tanam dengan kedalaman sampai di atas
leher akar.
Disekitar tanaman sedikit dipadatkan, lakukan penyiraman agar
tanah lembab dan beri furadan
Waktu tanam sebaiknya pada sore hari (mulai pukul 14.00 WIB
sampai selesai).
Penanaman bibit yang tinggi (etiolasi) dengan cara :
Potong daun kelapa sepanjang ± 15 cm dan sisakan daunya
sekitar 5 cm.
Tancapkan dekat tanaman dengan posisi daun kelapa menjepit
batang, agar tanaman tidak mudah roboh dan mati.
Penyulaman dilakukan maksimal 3 hari setelah tanam.
7 HSS
Tanam Bibit
Betina
Caranya sama dengan penananam bibit jantan.
Ditanam baris tunggal (dsingle row) dengan Jarak tanam 60 X 110 cm.
Pengairan
Waktu pemberian air yang perlu diperhatikan adalah pada saat :
Tanam dan penyulaman
Pemupukan
Pembungaan, pembentukan buah dan pengisian biji
Pengairan sebaiknya diberikan setiap 7 – 10 hari, tergantung jenis tanah,
kebutuhan tanaman dan kondisi lahan, jangan biarkan lahan terlalu
kering, karena dapat mengakibatkan stress pada tanaman dan
pertumbuhan tanaman bisa terhambat (tanaman kerdil atau layu dan
mati).
Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman (gambyor), kocor atau
dengan sistem Turap/Leb (kondisi air maksimal setengah tinggi guludan).
9. Kecukupan air sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan
pembesaran buah, karena buah ketimun mengandung banyak air.
Gunakan air yang bersih dan hindari pemberian air yang berlebihan.
7 HST Pasang lanjaran
Tinggi lanjaran 160 cm, dipasang tegak, 1 lanjaran untuk 1 tanaman.
Pasang tali kenteng 3 tingkat, dengan jarak antar tali kenteng 50 cm
Pada tali kenteng ke 2, dipasang bambu palang sebagai tempat mengikat
buah
10 HST dst Pemupukan
susulan ke 1 s/d
terakhir
Waktu, dosis dan cara pemupukan sesuai tabel dibawah
Penggunaan
pupuk daun &
ZPT
Pupuk daun diberikan mulai tanaman masih muda sampai kegiatan
polinasi selesai, diberikan 2 minggu sekali.
ZPT diberikan pada tanaman masih muda hingga pada awal polinasi, di
berikan 2 minggu sekali.
Penggunaan pupuk daun & ZPT bisa diaplikasikan bersamaan pestisida
kecuali dengan pestisida yang bersifat alkali.
Jangan gunakan pupuk daun dan ZPT yang mengandung 2,4 D.
Pengendalian
HPT
Lakukan pengendalian HPT dengan penyemprotan pestisida yang sesuai,
setiap 5 hari sekali.
Pemberantasan HPT dan jenis pestisida yang digunakan, disesuaikan
dengan gejala, jenis HPT dan tingkat serangannya, terutama serangan
downy mildew.
Bersihkan lahan dari gulma terutama disekitar tanaman, karena dapat
sebagai sarang / inang HPT.
18 HST
Pemeliharaan
cabang
Pada tanaman jantan tidak dilakukan pewiwilan cabang dan lakukan
perambatan pada lanjaran.
Pada tanaman betina, cabang yang muncul dari daun pertama sampai ke
8 di buang.
Daun ke 1 – 5 sebaiknya di buang, untuk mengurangi terjadinya
serangan mildew (jantan & betina)
Ikat batang tanaman pada lanjaran agar kuat dan tidak mudah roboh
(bisa menggunakan daun kelapa disetaples).
26 HST
Roguing tanaman
jantan dan betina
Melakukan seleksi pada tanaman jantan dan betina dengan mencari dan
mencabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk
daun, bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type).
Pastikan pada tanaman jantan sebelum dipergunakan untuk polinasi
(diambil bunga jantanya), tanaman sudah 100% murni (tidak ada
campuran dengan tanaman jenis lain).
Setelah tanaman jantan di roguing, bersihkan semua buah yang ada pada
tanaman jantan, agar tanaman tetap sehat dan selama polinasi tidak
terjadi kekurangan bunga jantan.
Tanaman jantan tidak boleh di pelihara buahnya dengan alasan apapun.
10. 26 HST
Persiapan alat
dan bahan
hibridisasi
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
Sungkup (cup) dari sedotan .
Tanda cincin dari sedotan.
Bungkus koran.
Staples dan isinya.
Keranjang plastik.
Jumlah polinator adalah 1 orang : 200-250 tanaman.
26 HST
Pelatihan
Polinator
Sehari sebelum polinasi hal-hal yang harus dilakukan :
Pewiwilan cabang sampai daun ke 8 harus sudah selesai.
Lakukan pelatihan polinator tentang persiapan alat dan bahan, jenis
bunga, kastrasi, prosedur polinasi dll.
Pembuangan buah bukan hasil polinasi dan buang bunga jantan
yang belum mekar pada tanaman betina dari ujung sampai pangkal.
Lakukan kastrasi dengan cara :
Pilih bunga yang siap dikastrasi dengan ciri-ciri :
Mahkota masih kuncup dan sudah berwarna kuning (kira-
kira besok pagi mekar)
Bunga betina yang dikastrasi minimal di cabang ke 9.
Buka mahkota bunga dengan disobek melingkar hingga putik
terlihat semua)
Buang benang sari (hermaprodit) yang berada disekitar putik
dengan menggunakan kedua ibu jari tangan hingga bersih.
Pasang sungkup (cup) pada bunga betina yang sudah dikastrasi.
Lakukan pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan (bunga
yang masih kuncup dan berwarna kuning).
Bunga jantan yang sudah diambil ditaruh di tempat yang sejuk
(Kamar mandi) dibiarkan sampai besok pagi.
11. 27 – 34 HST
Hibridisasi /
polinasi
Jadwal hibridisasi / polinasi sebagai berikut:
Pagi ( 06.00 - 07.00 ) Pekerjaan yang dilakukan adalah :
Kontrol / pembuangan bunga betina mekar tidak disungkup & bunga
jantan mekar pada tanaman betina.
Persiapan alat dan bahan, taruh semua kebutuhan polinasi pada
keranjang plastik.
Cuci tangan sebelum melakukan polinasi untuk menghindari
tercampurnya serbuk bunga jantan yang menempel di tangan pada
saat pembuangan bunga mekar.
Pukul 07.00 – 11.00 Melakukan Polinasi / perkawinan dengan cara ;
Siapkan bunga jantan, buka mahkota bunga jantan hingga kelihatan
serbuk sarinya.
Buka sungkup (cup) dan taruh dikeranjang plastik untuk dipakai
nyungkup pada sore harinya.
Lakukan polinasi dengan cara putik diolesi dengan bunga jantan
(satu bunga betina dengan 3 bunga jantan).
Pasang tanda cincin, pada bunga betina yang sudah dipolinasi.
Lakukan pembungkusan dengan koran dan diseteples.
Lakukan pemotongan/topping pada ujung cabang, sisakan 2 daun
setelah bunga betina dipolinasi.
Sore ( 13.00-16.00 ) Pekerjaan yang dilakukan adalah :
Pembuangan bunga jantan yang belum mekar pd tanaman betina.
Lakukan kastrasi & penyungkupan seperti diatas.
Ambil bunga jantan pada tanaman jantan, kemudian ditaruh di
tempat yang sejuk ( kamar mandi).
Polinasi dilakukan selama 7 hari berturut-turut dengan cara seperti
diatas.
Setelah polinasi selesai selama tiga hari berturut-turut dilakukan
pembuangan bunga betina yang muncul dan dilakukan pembongkaran
tanaman jantan.
1 minggu setelah polinasi selesai lakukan seleksi pada buah hasil polinasi,
pilih 1-2 buah yang baik dan sehat.
Selama polinasi berlangsung jangan melakukan pemupukan susulan
karena dapat mengakibatkan kegagalan polinasi (buah tidak jadi).
Lakukan toping pada ujung tanaman ketika sudah mencapai ujung
lanjaran.
Lakukan pembuangan buah OP (buah bukan hasil polinasi) secara rutin
setiap 5 hari sekali.
12. 55 HST
Roguing tanaman
Betina Melakukan seleksi tanaman dengan mencari dan mencabut tanaman yang
tidak sama/berbeda bentuk daun, bunga, bentuk buah, warna buah dll
(tanaman jenis lain atau off type), sehingga sebelum panen dapat
dipastikan bahwa tanaman betina sudah 100% murni (tidak ada
campuran).
65 HST Panen tahap ke 1
Sebelum panen, harus dilakukan seleksi pada buah yang tidak bertanda
(buah OP) dan harus dibuang karena bukan hasil dipolinasi.
Cara panen :
Petik buah yg sudah tua (masak fisiologis) & kumpulkan pd suatu
tempat.
Buang buah yang busuk . Jangan sampai dipanen atau diprosesing
karena kwalitasnya jelek.
Ciri-ciri buah siap panen (masak fisiologis) :
Net/jaring pada kulit buah sudah kelihatan kuat merata..
Sudah berumur 30 – 35 hari setelah polinasi.
Prosesing benih
Alat-alat yang dibutuhkan :
Ember
Pisau
Saringan halus / kalo (jawa)
Sabun detergent
Screen peneringan benih
Cara prosesing benih :
Buah dikumpulkan disuatu tempat, kemudian dibelah menjadi 2
bagian dan dikerok untuk dikeluarkan bijinya.
Biji yang sudah dikeluarkan langsung dicuci hingga bersih
(dirambang, benih yg melayang /terapung dibuang).
Lakukan pencucian benih sesuai standart dengan SHM.
Bilas dengan air bersih hingga betul-betul bersih.
Taruh biji yang sudah bersih pada kalo yang halus/saringan agar air
segera habis, lakukan penjemuran diatas screen pengeringan.
13. Pengeringan
benih
Tahapan pengeringan:
Setelah pencucian, benih harus segera dilakukan pengeringan, dan
baru dikering anginkan ketika kondisi benih sudah kesap (setengah
kering).
Pengeringan selanjutnya dilakukan secara bertahap :
Pagi jam 08.00 - 10.00 WIB, benih dibolak balik agar tidak
gumpal dan segera kering.
Jam 10.00 – 14.00 benih dikering anginkan di tempat yang
teduh (jangan ditumpuk).
Diulang sore jam 14.00 - 16.00 WIB. pengeringan dilakukan
selama 3 hari (panas normal)
Jika cuaca mendung/hujan dan benih dalam kondisi belum
kering/basah maka, gelar benih tipis-tipis pada screen pengeringan
dan lakukan pengipasan dengan kipas angin secara merata.
Jangan pernah menumpuk benih ketika kondisi benih masih belum
kering betul.
Sortasi benih
Setelah benih kering (jika dipatahkan langsung patah menjadi dua)
dilakukan penampian agar kotoran dan benih hampa hilang.
Pisahkan antara benih yang bagus (bernas) dan yang kurang bagus
(intermedite / setengah bernas).
Benih yang sudah bersih dan bernas ditaruh pada kantong dan disetorkan
70 HST Panen tahap ke 2
Panen berikutnya dilakukan dengan cara seperti diatas