SlideShare a Scribd company logo
Budidaya Paria
 Persiapan lahan
 Musim tanam adalah maret – Juli.
 Isolasi jarak min 5 m, isolasi waktu 15 hari.
 Lahan dibajak 2 kali, pada bajakan kedua dilakukan pemberian dolomit 300 kg/0,1
Ha.
 Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga berfungsi
dengan maksimal.
 Pembuatan guludan dengan tinggi : 30 cm, lebar : 80 cm dan jarak antar guludan 60
cm.
 Pemberian pupuk dasar dengan dosis : ZA 20 kg, SP-36 50kg, KCl 10kg / 0,1 Ha.
Pupuk tersebut dicampur dan disebar dialur yang sudah tersedia pada bedengan
kemudian ditutup dan diratakan kembali
 Pemasangan MPHP pada guludan diikuti dengan pembuatan lubang tanam 50 cm
(sistem single row).
 Pembibitan dan Penanaman
Pembibitan bertujuan memperolah tanaman sehat dan seragam
 Media semai :
- Untuk media polibag lebih baik diambil dari tanah dibawah pohon bambu, diayak
dan dicampur furadan dan diaduk rata.
- Ukuran polibag sebagai media bibit yang ideal adalah 6 x 8 cm.
- Pembuatan naungan persemaian diperlukan agar dalam proses pembibitan
aman dan terkendali.
- Benih direndam dalam air hangat sampai dingin kemudian diperam.
- Benih yang sudah keluar radikula ditanam dalam polibag.
- Penyiraman persemaian perlu dilakukan setiap pagi dan sore.
- Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 10 hari atau pada bibit sudah
tampak daun pertama.
 Penyulaman
Penyulaman dilakukan selambat-lambatnya ± 7 hst.
 Pemupukan
 Pupuk susulan I : Umur 15 hst, dosis Urea/Za : NPK Ponska (1:2) dengan cara
dikocor.
 Pupuk susulan II : Umur 25 hst, dosis NPK Ponska dengan cara dikocor.
 Pupuk selanjutnya diberikan setiap 10 hari sekali, komposisi/dosis sama dengan
pupuk susulan II, juga perlu ditambahkan pupuk ZA jika tanaman menunjukkan
kekurangan unsur N.
 Keterangan : Pemupukan dengan cara dikocor dengan melarutkan campuran pupuk
sekitar 150 gr dalam 10 liter air, kemudian pemberian pada setiap tanamansekitar
200 ml yang diikuti dengan penyiraman.
 Pemeliharaan tanaman
 Pengairan dilakukan secara teratur dan melihat kondisi tanaman serta lingkungan.
 Pemasangan lanjaran dan perambatan
- Tinggi lanjaran 175 cm.
- Lanjaran dipasang dengan sistim tegak.
- Rambatan dipasang 3 tingkat, 50 cm, 100 cm dan 150 cm / pada ujung lanjaran.
 Pemangkasan daun dan cabang dilakukan sampai buku ke- 7 untuk menghasilkan buah
yang baik serta untuk mengurangi serangan hama penyakit tanaman terutama serangan
jamur.
 Proses Selfing
 Melakukan rouging, tanaman off type dicabut
 Persiapan alat dan bahan :
- Alat sungkup
- Kertas pembungkus sebaiknya berukuran 10 x 12 cm
- Staples dan isi
- Benang sebagai tanda hasil polinasi
 Pelatihan pollinator dilakukan untuk melatih dan menilai polinator
 Selfing :
14.00 – 16.00 : Melakukan penyungkupan dengan perbandingan 1 bunga betina 2
bunga jantan dengan ciri – ciri mahkota bunga berwarna hijau
kekuningan.
07.00 - 11.00 : Proses selfing
Selfing adalah mengoleskan pollen bunga jantan yang dicup dari satu
tanaman pada kepala putik bunga betina. Minimal satu bunga jantan untuk satu
bunga betina.
- Setelah selfing, bunga betina dibungkus dengan kertas kemudian diberi benang
sebagai tanda hasil selfing.
- Hal yang harus diperhatikan :
- Bunga yang sudah diselfing harus dibungkus
- Hindarkan pengambilan bunga jantan yang sudah mekar.
- Buang bunga betina pada tanaman betina yang lambat fase/mekar.
 Pengendalian HPT
 Hama dan penyakit penting adalah ulat, lalat buah, aphid, downy mildew :
Pengendalian dengan aplikasi insektisida dan fungisida secara rutin dan
penyemprotan dengan sistem kalender.
 Roguing
 Roguing bertujuan untuk menyeragamkan tanaman sesuai dengan
standard/deskripsi tanaman yang diinginkan.
 Tanaman yang menyimpang/Off Type dicabut.
 Panen dan Prosesing
 Ciri-ciri buah yang siap panen :
- Buah berwarna kuning kemerahan ± 54 - 94 hst
 Prosessing
- Mengeluarkan biji dalam buah dilakukan dengan cara dibelah
- Pemisahan biji dari lendir dengan cara digosok dengan abu dapur dan dicuci
sampai bersih.
- Penjemuran benih dilakukan selama ± 3 hari, waktu jemur pukul: 08.00 – 11.00
dan pukul : 13.30 – 16.00
- Sortasi benih dengam cara memisahkan benih yang bernas dengan benih
hampa, serta kotoran benih lainnya, sampai sesuai dengan standard mutu fisik
benih yang tertera pada perjanjian/kontrak kerjasama.
Budidaya Mentimun
 Persiaspan lahan
 Musim tanam disesuaikan dengan kondisi setempat.
 Isolasi jarak min 5 m, isolasi waktu 15 hari.
 Lahan dibajak 2 kali, pada bajakan kedua dilakukan pemberian dolomit 300
kg/0,1 Ha.
 Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga
berfungsi dengan maksimal.
 Pembuatan guludan dengan tinggi : 30 cm, lebar : 100 cm dan jarak antar
guludan 60 cm.
 Pemberian pupuk dasar dengan dosis : ZA 20 kg, SP-36 50kg, KCl 10kg /0,1 Ha.
Pupuk tersebut dicampur dan disebar dialur yang sudah tersedia pada bedengan
kemudian ditutup dan diratakan kembali
 Pemasangan MPHP pada guludan diikuti dengan pembuatan lubang tanam 60 x
60 cm (sistem double row).
 Pembibitan dan Penanaman
Pembibitan bertujuan memperolah tanaman sehat dan seragam
 Media semai :
- Untuk media polibag lebih baik diambil dari tanah dibawah pohon bambu,
diayak dan dicampur furadan dan diaduk rata.
- Pembuatan naungan persemaian diperlukan agar dalam proses pembibitan
aman dan terkendali.
- Benih direndam dalam air dingin kemudian diperam ± 24 jam
- Benih yang sudah keluar radikula ditanam dalam polibag.
- Penyiraman persemaian perlu dilakukan setiap pagi dan sore.
- Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 5hst atau pada bibit sudah
tampak daun pertama.
 Penyulaman
Penyulaman dilakukan selambat-lambatnya ± 5 hst.
 Pemupukan
 Pupuk susulan I : Umur 15 hst, dosis Za : NPK Ponska (1:3) dengan cara
dikocor.
 Pupuk susulan II : Umur 22 hst, dosis NPK Ponska dengan cara dikocor.
 Pupuk selanjutnya diberikan setiap 7 hari sekali, komposisi/dosis sama dengan
pupuk susulan II, juga perlu ditambahkan pupuk ZA jika tanaman menunjukkan
kekurangan unsur N.
 Keterangan : Pemupukan dengan cara dikocor dengan melarutkan campuran
pupuk sekitar 150 gr dalam 10 liter air, kemudian pemberian pada setiap
tanamansekitar 200 ml yang diikuti dengan penyiraman.
 Pemeliharaan tanaman
 Pengairan dilakukan secara teratur dan melihat kondisi tanaman serta
lingkungan.
 Pemasangan lanjaran dan perambatan
- Tinggi lanjaran 180 cm.
- Lanjaran dipasang dengan sistim menyilang pada ujung.
- Rambatan dipasang 4 tingkat dengan tinggi 40 cm, 80 cm, 120 cm dan 160
cm pada ujung lanjaran.
 Pemangkasan daun dan cabang dilakukan sampai buku ke- 5 untuk menghasilkan
buah yang baik serta untuk mengurangi serangan hama penyakit tanaman terutama
serangan jamur.
 Proses Selfing
 Melakukan roguing pada tanaman off type
 Persiapan alat dan bahan :
- Cup yang terbuat dari sedotan, ukuran D: 9 cm
- Staples dan isi
- Benang sebagai tanda
- Alat jepit /Sungkup
 Pelatihan pollinator dilakukan untuk melatih dan menilai polinator
 Selfing :
Pra selfing :
14.00 – 16.00 : Mengisolasi bunga dengan perbandingan 1 bunga jantan
untuk 1 bunga betina
Ket : bunga yang diisolasi, mahkota bunga berwarna hijau kekuningan.
- Selfing:
07.00 - 11.00 : Proses selfing
Polinasi adalah mengoleskan pollen bunga jantan pada kepala putik
bunga
betina dengan satu bunga jantan untuk satu bunga betina.
- Setelah selfing, bunga betina dijepit/disungkup dengan alat jepit kemudian
diberi benang sebagai tanda hasil selfing.
- Hal yang harus diperhatikan :
- Bunga yang sudah diselfing harus dijepit/disungkup
- Hindarkan pengambilan bunga jantan yang sudah mekar.
- Buang bunga betina pada tetua betina yang lambat fase/mekar.
 Pengendalian HPT
 Hama dan penyakit penting adalah ulat, lalat buah, aphid, downy mildew :
Pengendalian dengan aplikasi insektisida dan fungisida secara rutin dan
penyemprotan dengan sistem kalender.
 Roguing
 Roguing bertujuan untuk menyeragamkan tanaman sesuai dengan
standard/deskripsi tanaman yang diinginkan.
 Tanaman yang menyimpang/Off Type dicabut.
 Panen dan Prosesing
 Ciri-ciri buah yang siap panen :
- Tangkai buah sudah berwarna kuning
- Buah berwarna putih kekuningan ± berumur 60 – 75 hst
 Prosessing
- Mengeluarkan biji dalam buah dilakukan dengan cara dibelah
- Kemudian dilakukan fermentasi ± 1 malam.
- Pemisahan biji dari lendir dengan cara dicuci dan ditambahkan detergent
- Penjemuran benih dilakukan selama ± 3 hari, waktu jemur pukul: 08.00 –
11.00 dan pukul : 13.30 – 16.00
- Sortasi benih dengam cara memisahkan benih yang bernas dengan benih
hampa, serta kotoran benih lainnya, sampai sesuai dengan standard mutu
fisik benih yang tertera pada perjanjian/kontrak kerjasama dengan cara
ditampi atau dikipas
Budidaya Melon
STANDARD TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MELON HIBRIDA
Luas lahan : 0,1 ha
Jumlah populasi betina : 2.000 tanaman
Jumlah populasi jantan : 500 tanaman
Umur Jenis Kegiatan Uraian Rekomendasi
Musim Tanam
(bulan semai)  Bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli.
- 30-25 HST
Pengolahan
tanah ke 1 dan
pemberian
dolomit
 Lahan dibajak 2-3 kali dengan selisih waktu pembajakan minimal 7 hari
 Dibuat saluran drainage/got keliling sedalam 50 cm, lebar 40 cm untuk
menghindari genangan air.
 Lahan dikerjakan dengan membuat guludan kasar :
 Guludan tanaman jantan : lebar guludan 90 cm, tinggi 25 – 40 cm,
lebar saluran 50 cm.
 Guludan tanaman betina : lebar guludan 60 cm, tinggi 25 – 40 cm,
lebar saluran 50 cm.
 Sebari guludan kasar dengan Dolomid sebanyak 300 Kg / 0,1 ha.
 Campur/cacah tanah guludan yang sudah ditaburi dolomit agar
tercampur, siram dengan air agar segera bereaksi dengan tanah, biarkan
selama ± 15 hari.
- 7 sebelum
semai benih
Persiapan Polibag
 Siapkan media pesemaian dari tanah di bawah pohon bambu.
 Tanah dijemur lalu diayak, dicampur pupuk SP-36 yang sudah
dihancurkan sebanyak 1 kg dengan 8 timba tanah (timba 10 liter), dan
akan menjadi ± 2000 polibag.
 Media disterilisasi dengan cara menyemprot fungisida (Dithane M-45 dll)
3 sendok makan per tangki 14 liter.
 Masukkan media/tanah yang sudah seteril kedalam plastik polibag dalam
kondisi setengah basah, ukuran plastik polibag dengan lebar 6 cm dan
panjang 1 m (berbentuk sosis).
 Potong polibag yang sudah diisi media, sepanjang 6 cm dan tata ditempat
pesemaian, tutup dengan plastik agar tidak terkena hujan.
 Kebutuhan polibag : tanaman betina = 2100 buah, tanaman jantan =
550 buah.
- 10 HST
Pengolahan
tanah ke 2 dan
pemupukan
dasar
 Pembuatan guludan untuk tanaman jantan dikerjakan 5 hari lebih awal.
 Bentuk guludan kasar menjadi guludan siap tanam sesuai ukuran guludan
tanaman jantan & betina.
 Buat alur pada guludan jantan di kedua tepi guludan, jarak antar alur 60
cm kedalaman ± 10 cm.
 Buat alur pada guludan betina di tengah-tengah guludan dengan
kedalaman ± 10 cm.
 Beri /taburi pupuk dasar pada alur dengan dosis pupuk : ZA : 15 g/tan,
SP-36 : 40 g/tan dan KCL : 15 g/tan
 Semua pupuk dicampur dan disebar merata pada alur, tutup dengan
tanah dan lakukan penyiraman (diturap/dileb) sampai guludan basah
(agar pupuk segera bereaksi).
 Pasang Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) dengan lebar 120 cm untuk
tanaman jantan dan lebar 80 cm untuk betina (pemasangan mulsa
dilakukan pada siang hari sekitar Jam 09.00 - 14.00 WIB).
- 5 HSS
Semai benih
jantan
 Benih dijemur selama ± 30 menit.
 Benih direndam dengan air dingin selama semalam, besok pagi dicuci dan
digosok-gosok sampai lendir yang menempel pada benih bersih, ditiriskan
selama ± 15 menit.
 Cara PEMERAMAN BENIH DENGAN MENGGUNAKAN KAIN :
 Rendam kain kaos yang bersih ke dalam air panas / mendidih selama
5-10 menit (agar jamur dan bibit penyakit mati).
 Jika sudah dingin, peras kain kaos sampai tuntas (sampai air tidak
ada yang menetes/tidak terlalu basah).
 Benih ditata satu lapis / tidak menumpuk diatas kain kaos yang
sudah basah/kondisi lembab.
 Benih yang sudah ditata diatas kain kaos ditutup dengan kain kaos
yang sudah dibasahi seperti diatas (jika kain lebar bisa dilipat) dan
gulung / dilipat.
 Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu
hangat & stabil.
 Cara PEMERAMAN BENIH DENGAN MENGGUNAKAN KERTAS BURAM
(KERTAS CD) :
 Celupkan kertas CD rangkap 3 kedalam air dingin hingga basah
semua, angkat dan biarkan hingga airnya tidak menetes.
 Benih ditata satu lapis (tidak menumpuk) diatas kertas CD yang
sudah dibasahi.
 Tutup dengan kertas CD yang sudah dibasahi rangkap 2 dan
digulung / dilipat .
 Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu
hangat & stabil.
 Selama 1 malam akan keluar calon akar, lalu dipindah ke polibag.
 Benih yang sudah keluar calon akarnya dengan panjang ± 1-3 mm
dipindah ke polibag, jangan sampai terbalik, posisi calon akar mengarah
ke bawah.
 Buatkan rumah pesemaian dengan persyaratan Sbb :
 Dibuat ditempat/lahan yang aman dari serangan HPT dan binatang
ternak.
 Pada musim penghujan, tempat pesemaian dibuat diatas rak/meja
dari bambu setinggi 1 meter.
 Pada musim kemarau, tempat pesemaian dapat dilakukan diatas
bedengan dengan tinggi bedengan minimal 30 cm.
 Untuk mempermudah perawatan dan menjaga kelembaban di
tempat pesemaian, sebaiknya polibag ditata dan diletakan pada tray
pesemaian.
 Diberi atap plastik putih transparan & berbentuk setengah lingkaran.
 Untuk menghindari serangan HPT, sebaiknya tempat pesemaian
tertutup screen dengan rapat atau dengan membuat screen house
kusus pesemaian.
 Umur 4-5 HSS, atap mulai dibuka antara pukul 07.00 – 10.00 untuk
melatih bibit terkena sinar matahari langsung.
 Sehari sebelum tanam, bibit dibiarkan terkena sinar matahari 1 hari
penuh (agar ketika bibit ditanam tdk mudah layu).
0 HSS
Semai Benih
Betina  Caranya sama dengan semai benih jantan.
2 HSS
Tanam Bibit
Jantan
 Pastikan pada saat tanam, pupuk dasar sudah diberikan minimal 7 hari
sebelumnya (dihitung dari pemberian air pada saat pupuk dasar).
 Tanaman jantan ditanam baris ganda (double row), Jarak tanam 60 X 50
cm., lubang tanam sisak.
 Lubangi mulsa 1 hari sebelum tanam atau pagi harinya sebelum tanam.
 Bibit ditanam pada umur ± 7 HSS (daun palsu/koteledon sudah terbuka
total, daun sempurna mulai muncul sedikit).
 Sebelum ditanam bibit disiram dahulu.
 Cara tanam :
 Polibag disobek dengan posisi tegak, buka/lepaskan plastik polibag
dan tanam bibit dilubang tanam dengan kedalaman sampai di atas
leher akar.
 Disekitar tanaman sedikit dipadatkan, lakukan penyiraman agar
tanah lembab dan beri furadan
 Waktu tanam sebaiknya pada sore hari (mulai pukul 14.00 WIB
sampai selesai).
 Penanaman bibit yang tinggi (etiolasi) dengan cara :
 Potong daun kelapa sepanjang ± 15 cm dan sisakan daunya
sekitar 5 cm.
 Tancapkan dekat tanaman dengan posisi daun kelapa menjepit
batang, agar tanaman tidak mudah roboh dan mati.
 Penyulaman dilakukan maksimal 3 hari setelah tanam.
7 HSS
Tanam Bibit
Betina
 Caranya sama dengan penananam bibit jantan.
 Ditanam baris tunggal (dsingle row) dengan Jarak tanam 60 X 110 cm.
Pengairan
 Waktu pemberian air yang perlu diperhatikan adalah pada saat :
 Tanam dan penyulaman
 Pemupukan
 Pembungaan, pembentukan buah dan pengisian biji
 Pengairan sebaiknya diberikan setiap 7 – 10 hari, tergantung jenis tanah,
kebutuhan tanaman dan kondisi lahan, jangan biarkan lahan terlalu
kering, karena dapat mengakibatkan stress pada tanaman dan
pertumbuhan tanaman bisa terhambat (tanaman kerdil atau layu dan
mati).
 Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman (gambyor), kocor atau
dengan sistem Turap/Leb (kondisi air maksimal setengah tinggi guludan).
 Kecukupan air sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan
pembesaran buah, karena buah ketimun mengandung banyak air.
 Gunakan air yang bersih dan hindari pemberian air yang berlebihan.
7 HST Pasang lanjaran
 Tinggi lanjaran 160 cm, dipasang tegak, 1 lanjaran untuk 1 tanaman.
 Pasang tali kenteng 3 tingkat, dengan jarak antar tali kenteng 50 cm
 Pada tali kenteng ke 2, dipasang bambu palang sebagai tempat mengikat
buah
10 HST dst Pemupukan
susulan ke 1 s/d
terakhir
 Waktu, dosis dan cara pemupukan sesuai tabel dibawah
Penggunaan
pupuk daun &
ZPT
 Pupuk daun diberikan mulai tanaman masih muda sampai kegiatan
polinasi selesai, diberikan 2 minggu sekali.
 ZPT diberikan pada tanaman masih muda hingga pada awal polinasi, di
berikan 2 minggu sekali.
 Penggunaan pupuk daun & ZPT bisa diaplikasikan bersamaan pestisida
kecuali dengan pestisida yang bersifat alkali.
 Jangan gunakan pupuk daun dan ZPT yang mengandung 2,4 D.
Pengendalian
HPT
 Lakukan pengendalian HPT dengan penyemprotan pestisida yang sesuai,
setiap 5 hari sekali.
 Pemberantasan HPT dan jenis pestisida yang digunakan, disesuaikan
dengan gejala, jenis HPT dan tingkat serangannya, terutama serangan
downy mildew.
 Bersihkan lahan dari gulma terutama disekitar tanaman, karena dapat
sebagai sarang / inang HPT.
18 HST
Pemeliharaan
cabang
 Pada tanaman jantan tidak dilakukan pewiwilan cabang dan lakukan
perambatan pada lanjaran.
 Pada tanaman betina, cabang yang muncul dari daun pertama sampai ke
8 di buang.
 Daun ke 1 – 5 sebaiknya di buang, untuk mengurangi terjadinya
serangan mildew (jantan & betina)
 Ikat batang tanaman pada lanjaran agar kuat dan tidak mudah roboh
(bisa menggunakan daun kelapa disetaples).
26 HST
Roguing tanaman
jantan dan betina
 Melakukan seleksi pada tanaman jantan dan betina dengan mencari dan
mencabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk
daun, bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type).
 Pastikan pada tanaman jantan sebelum dipergunakan untuk polinasi
(diambil bunga jantanya), tanaman sudah 100% murni (tidak ada
campuran dengan tanaman jenis lain).
 Setelah tanaman jantan di roguing, bersihkan semua buah yang ada pada
tanaman jantan, agar tanaman tetap sehat dan selama polinasi tidak
terjadi kekurangan bunga jantan.
 Tanaman jantan tidak boleh di pelihara buahnya dengan alasan apapun.
26 HST
Persiapan alat
dan bahan
hibridisasi
 Alat dan bahan yang dibutuhkan :
 Sungkup (cup) dari sedotan .
 Tanda cincin dari sedotan.
 Bungkus koran.
 Staples dan isinya.
 Keranjang plastik.
 Jumlah polinator adalah 1 orang : 200-250 tanaman.
26 HST
Pelatihan
Polinator
 Sehari sebelum polinasi hal-hal yang harus dilakukan :
 Pewiwilan cabang sampai daun ke 8 harus sudah selesai.
 Lakukan pelatihan polinator tentang persiapan alat dan bahan, jenis
bunga, kastrasi, prosedur polinasi dll.
 Pembuangan buah bukan hasil polinasi dan buang bunga jantan
yang belum mekar pada tanaman betina dari ujung sampai pangkal.
 Lakukan kastrasi dengan cara :
 Pilih bunga yang siap dikastrasi dengan ciri-ciri :
 Mahkota masih kuncup dan sudah berwarna kuning (kira-
kira besok pagi mekar)
 Bunga betina yang dikastrasi minimal di cabang ke 9.
 Buka mahkota bunga dengan disobek melingkar hingga putik
terlihat semua)
 Buang benang sari (hermaprodit) yang berada disekitar putik
dengan menggunakan kedua ibu jari tangan hingga bersih.
 Pasang sungkup (cup) pada bunga betina yang sudah dikastrasi.
 Lakukan pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan (bunga
yang masih kuncup dan berwarna kuning).
 Bunga jantan yang sudah diambil ditaruh di tempat yang sejuk
(Kamar mandi) dibiarkan sampai besok pagi.
27 – 34 HST
Hibridisasi /
polinasi
 Jadwal hibridisasi / polinasi sebagai berikut:
 Pagi ( 06.00 - 07.00 ) Pekerjaan yang dilakukan adalah :
 Kontrol / pembuangan bunga betina mekar tidak disungkup & bunga
jantan mekar pada tanaman betina.
 Persiapan alat dan bahan, taruh semua kebutuhan polinasi pada
keranjang plastik.
 Cuci tangan sebelum melakukan polinasi untuk menghindari
tercampurnya serbuk bunga jantan yang menempel di tangan pada
saat pembuangan bunga mekar.
 Pukul 07.00 – 11.00 Melakukan Polinasi / perkawinan dengan cara ;
 Siapkan bunga jantan, buka mahkota bunga jantan hingga kelihatan
serbuk sarinya.
 Buka sungkup (cup) dan taruh dikeranjang plastik untuk dipakai
nyungkup pada sore harinya.
 Lakukan polinasi dengan cara putik diolesi dengan bunga jantan
(satu bunga betina dengan 3 bunga jantan).
 Pasang tanda cincin, pada bunga betina yang sudah dipolinasi.
 Lakukan pembungkusan dengan koran dan diseteples.
 Lakukan pemotongan/topping pada ujung cabang, sisakan 2 daun
setelah bunga betina dipolinasi.
 Sore ( 13.00-16.00 ) Pekerjaan yang dilakukan adalah :
 Pembuangan bunga jantan yang belum mekar pd tanaman betina.
 Lakukan kastrasi & penyungkupan seperti diatas.
 Ambil bunga jantan pada tanaman jantan, kemudian ditaruh di
tempat yang sejuk ( kamar mandi).
 Polinasi dilakukan selama 7 hari berturut-turut dengan cara seperti
diatas.
 Setelah polinasi selesai selama tiga hari berturut-turut dilakukan
pembuangan bunga betina yang muncul dan dilakukan pembongkaran
tanaman jantan.
 1 minggu setelah polinasi selesai lakukan seleksi pada buah hasil polinasi,
pilih 1-2 buah yang baik dan sehat.
 Selama polinasi berlangsung jangan melakukan pemupukan susulan
karena dapat mengakibatkan kegagalan polinasi (buah tidak jadi).
 Lakukan toping pada ujung tanaman ketika sudah mencapai ujung
lanjaran.
 Lakukan pembuangan buah OP (buah bukan hasil polinasi) secara rutin
setiap 5 hari sekali.
55 HST
Roguing tanaman
Betina  Melakukan seleksi tanaman dengan mencari dan mencabut tanaman yang
tidak sama/berbeda bentuk daun, bunga, bentuk buah, warna buah dll
(tanaman jenis lain atau off type), sehingga sebelum panen dapat
dipastikan bahwa tanaman betina sudah 100% murni (tidak ada
campuran).
65 HST Panen tahap ke 1
 Sebelum panen, harus dilakukan seleksi pada buah yang tidak bertanda
(buah OP) dan harus dibuang karena bukan hasil dipolinasi.
 Cara panen :
 Petik buah yg sudah tua (masak fisiologis) & kumpulkan pd suatu
tempat.
 Buang buah yang busuk . Jangan sampai dipanen atau diprosesing
karena kwalitasnya jelek.
 Ciri-ciri buah siap panen (masak fisiologis) :
 Net/jaring pada kulit buah sudah kelihatan kuat merata..
 Sudah berumur 30 – 35 hari setelah polinasi.
Prosesing benih
 Alat-alat yang dibutuhkan :
 Ember
 Pisau
 Saringan halus / kalo (jawa)
 Sabun detergent
 Screen peneringan benih
 Cara prosesing benih :
 Buah dikumpulkan disuatu tempat, kemudian dibelah menjadi 2
bagian dan dikerok untuk dikeluarkan bijinya.
 Biji yang sudah dikeluarkan langsung dicuci hingga bersih
(dirambang, benih yg melayang /terapung dibuang).
 Lakukan pencucian benih sesuai standart dengan SHM.
 Bilas dengan air bersih hingga betul-betul bersih.
 Taruh biji yang sudah bersih pada kalo yang halus/saringan agar air
segera habis, lakukan penjemuran diatas screen pengeringan.
Pengeringan
benih
 Tahapan pengeringan:
 Setelah pencucian, benih harus segera dilakukan pengeringan, dan
baru dikering anginkan ketika kondisi benih sudah kesap (setengah
kering).
 Pengeringan selanjutnya dilakukan secara bertahap :
 Pagi jam 08.00 - 10.00 WIB, benih dibolak balik agar tidak
gumpal dan segera kering.
 Jam 10.00 – 14.00 benih dikering anginkan di tempat yang
teduh (jangan ditumpuk).
 Diulang sore jam 14.00 - 16.00 WIB. pengeringan dilakukan
selama 3 hari (panas normal)
 Jika cuaca mendung/hujan dan benih dalam kondisi belum
kering/basah maka, gelar benih tipis-tipis pada screen pengeringan
dan lakukan pengipasan dengan kipas angin secara merata.
 Jangan pernah menumpuk benih ketika kondisi benih masih belum
kering betul.
Sortasi benih
 Setelah benih kering (jika dipatahkan langsung patah menjadi dua)
dilakukan penampian agar kotoran dan benih hampa hilang.
 Pisahkan antara benih yang bagus (bernas) dan yang kurang bagus
(intermedite / setengah bernas).
 Benih yang sudah bersih dan bernas ditaruh pada kantong dan disetorkan
70 HST Panen tahap ke 2
 Panen berikutnya dilakukan dengan cara seperti diatas

More Related Content

What's hot

Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
Alya Titania Annisaa
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatGejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
University of Lampung
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Genting Plantation Nusantara
 
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahLaporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Zulfan Fauzi
 
Irigasi curah gtr
Irigasi curah gtrIrigasi curah gtr
Irigasi curah gtr
Gusti Rusmayadi
 
Usaha tani jahe
Usaha tani jaheUsaha tani jahe
Usaha tani jahe
wong slebor
 
Unsur beneficial
Unsur beneficialUnsur beneficial
Unsur beneficialbennysatria
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
ita wahyu
 
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawahTahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawahagista55
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
pandirambo900
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Andrew Hutabarat
 
Hpkebun3
Hpkebun3Hpkebun3
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Didin Orgcjr
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
Febrina Tentaka
 
Tanaman Pangan Porang
Tanaman Pangan PorangTanaman Pangan Porang
Tanaman Pangan Porang
LestariNurulAfifah
 
Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...
Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...
Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...
Kanaidi ken
 
Budidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipisBudidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipis
Alya Titania Annisaa
 
Perkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebuPerkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebu
rizkiiramadhani
 

What's hot (20)

Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatGejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitanSeleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
Seleksi Bibit Kelapa Sawit dembibitan
 
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahLaporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
 
Irigasi curah gtr
Irigasi curah gtrIrigasi curah gtr
Irigasi curah gtr
 
Usaha tani jahe
Usaha tani jaheUsaha tani jahe
Usaha tani jahe
 
Unsur beneficial
Unsur beneficialUnsur beneficial
Unsur beneficial
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
 
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawahTahapan tahapan pengolahan tanah sawah
Tahapan tahapan pengolahan tanah sawah
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 
Hpkebun3
Hpkebun3Hpkebun3
Hpkebun3
 
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
Tanaman Pangan Porang
Tanaman Pangan PorangTanaman Pangan Porang
Tanaman Pangan Porang
 
Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...
Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...
Aplikasi KATAM (Kalender Tanaman Terpadu) _ Materi Training "Peningkatan KAPA...
 
Budidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipisBudidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipis
 
Perkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebuPerkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebu
 

Similar to Budidaya timun, paria dan melon

Teknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayaTeknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayasujononasa
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
Warnet Raha
 
Budidaya bawang daun
Budidaya bawang daunBudidaya bawang daun
Budidaya bawang daun
Dadan Darusman
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
Parman17
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangsujononasa
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
Muto Sn
 
Teknis budidaya terong
Teknis budidaya terongTeknis budidaya terong
Teknis budidaya terongsujononasa
 
Teknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kolTeknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kolsujononasa
 
Budidaya Bawang Daun
Budidaya Bawang DaunBudidaya Bawang Daun
Budidaya Bawang Daun
Alya Titania Annisaa
 
Semangka non biji
Semangka non biji Semangka non biji
Semangka non biji
MahendraWahyu3
 
Khsr Perkebunan Tahun 6 1
Khsr Perkebunan Tahun 6 1Khsr Perkebunan Tahun 6 1
Khsr Perkebunan Tahun 6 1Juradi Durjari
 
Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakausujononasa
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya ladasujononasa
 
Teknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomatTeknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomatsujononasa
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkasujononasa
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahsujononasa
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
HeruSigitSetiawan
 
Teknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggurTeknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggursujononasa
 

Similar to Budidaya timun, paria dan melon (20)

Asi
AsiAsi
Asi
 
Teknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayaTeknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepaya
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Budidaya bawang daun
Budidaya bawang daunBudidaya bawang daun
Budidaya bawang daun
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
 
Teknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisangTeknis budidaya pisang
Teknis budidaya pisang
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Teknis budidaya terong
Teknis budidaya terongTeknis budidaya terong
Teknis budidaya terong
 
Teknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kolTeknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kol
 
Budidaya Bawang Daun
Budidaya Bawang DaunBudidaya Bawang Daun
Budidaya Bawang Daun
 
Semangka non biji
Semangka non biji Semangka non biji
Semangka non biji
 
Khsr Perkebunan Tahun 6 1
Khsr Perkebunan Tahun 6 1Khsr Perkebunan Tahun 6 1
Khsr Perkebunan Tahun 6 1
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Teknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakauTeknis budidaya tembakau
Teknis budidaya tembakau
 
Teknis budidaya lada
Teknis budidaya ladaTeknis budidaya lada
Teknis budidaya lada
 
Teknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomatTeknis budidaya tomat
Teknis budidaya tomat
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Teknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggurTeknis budidaya anggur
Teknis budidaya anggur
 

More from Andrew Hutabarat

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
Andrew Hutabarat
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
Andrew Hutabarat
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
Andrew Hutabarat
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
Andrew Hutabarat
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Andrew Hutabarat
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
Andrew Hutabarat
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Andrew Hutabarat
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Andrew Hutabarat
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
Andrew Hutabarat
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
Andrew Hutabarat
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
Andrew Hutabarat
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
Andrew Hutabarat
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
Andrew Hutabarat
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
Andrew Hutabarat
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Andrew Hutabarat
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
Andrew Hutabarat
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
Andrew Hutabarat
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Andrew Hutabarat
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
Andrew Hutabarat
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
Andrew Hutabarat
 

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
RazefZulkarnain1
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

Budidaya timun, paria dan melon

  • 1. Budidaya Paria  Persiapan lahan  Musim tanam adalah maret – Juli.  Isolasi jarak min 5 m, isolasi waktu 15 hari.  Lahan dibajak 2 kali, pada bajakan kedua dilakukan pemberian dolomit 300 kg/0,1 Ha.  Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga berfungsi dengan maksimal.  Pembuatan guludan dengan tinggi : 30 cm, lebar : 80 cm dan jarak antar guludan 60 cm.  Pemberian pupuk dasar dengan dosis : ZA 20 kg, SP-36 50kg, KCl 10kg / 0,1 Ha. Pupuk tersebut dicampur dan disebar dialur yang sudah tersedia pada bedengan kemudian ditutup dan diratakan kembali  Pemasangan MPHP pada guludan diikuti dengan pembuatan lubang tanam 50 cm (sistem single row).  Pembibitan dan Penanaman Pembibitan bertujuan memperolah tanaman sehat dan seragam  Media semai : - Untuk media polibag lebih baik diambil dari tanah dibawah pohon bambu, diayak dan dicampur furadan dan diaduk rata. - Ukuran polibag sebagai media bibit yang ideal adalah 6 x 8 cm. - Pembuatan naungan persemaian diperlukan agar dalam proses pembibitan aman dan terkendali. - Benih direndam dalam air hangat sampai dingin kemudian diperam. - Benih yang sudah keluar radikula ditanam dalam polibag. - Penyiraman persemaian perlu dilakukan setiap pagi dan sore. - Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 10 hari atau pada bibit sudah tampak daun pertama.  Penyulaman Penyulaman dilakukan selambat-lambatnya ± 7 hst.  Pemupukan  Pupuk susulan I : Umur 15 hst, dosis Urea/Za : NPK Ponska (1:2) dengan cara dikocor.  Pupuk susulan II : Umur 25 hst, dosis NPK Ponska dengan cara dikocor.  Pupuk selanjutnya diberikan setiap 10 hari sekali, komposisi/dosis sama dengan pupuk susulan II, juga perlu ditambahkan pupuk ZA jika tanaman menunjukkan kekurangan unsur N.  Keterangan : Pemupukan dengan cara dikocor dengan melarutkan campuran pupuk sekitar 150 gr dalam 10 liter air, kemudian pemberian pada setiap tanamansekitar 200 ml yang diikuti dengan penyiraman.  Pemeliharaan tanaman  Pengairan dilakukan secara teratur dan melihat kondisi tanaman serta lingkungan.  Pemasangan lanjaran dan perambatan - Tinggi lanjaran 175 cm. - Lanjaran dipasang dengan sistim tegak. - Rambatan dipasang 3 tingkat, 50 cm, 100 cm dan 150 cm / pada ujung lanjaran.  Pemangkasan daun dan cabang dilakukan sampai buku ke- 7 untuk menghasilkan buah yang baik serta untuk mengurangi serangan hama penyakit tanaman terutama serangan jamur.
  • 2.  Proses Selfing  Melakukan rouging, tanaman off type dicabut  Persiapan alat dan bahan : - Alat sungkup - Kertas pembungkus sebaiknya berukuran 10 x 12 cm - Staples dan isi - Benang sebagai tanda hasil polinasi  Pelatihan pollinator dilakukan untuk melatih dan menilai polinator  Selfing : 14.00 – 16.00 : Melakukan penyungkupan dengan perbandingan 1 bunga betina 2 bunga jantan dengan ciri – ciri mahkota bunga berwarna hijau kekuningan. 07.00 - 11.00 : Proses selfing Selfing adalah mengoleskan pollen bunga jantan yang dicup dari satu tanaman pada kepala putik bunga betina. Minimal satu bunga jantan untuk satu bunga betina. - Setelah selfing, bunga betina dibungkus dengan kertas kemudian diberi benang sebagai tanda hasil selfing. - Hal yang harus diperhatikan : - Bunga yang sudah diselfing harus dibungkus - Hindarkan pengambilan bunga jantan yang sudah mekar. - Buang bunga betina pada tanaman betina yang lambat fase/mekar.  Pengendalian HPT  Hama dan penyakit penting adalah ulat, lalat buah, aphid, downy mildew : Pengendalian dengan aplikasi insektisida dan fungisida secara rutin dan penyemprotan dengan sistem kalender.  Roguing  Roguing bertujuan untuk menyeragamkan tanaman sesuai dengan standard/deskripsi tanaman yang diinginkan.  Tanaman yang menyimpang/Off Type dicabut.  Panen dan Prosesing  Ciri-ciri buah yang siap panen : - Buah berwarna kuning kemerahan ± 54 - 94 hst  Prosessing - Mengeluarkan biji dalam buah dilakukan dengan cara dibelah - Pemisahan biji dari lendir dengan cara digosok dengan abu dapur dan dicuci sampai bersih. - Penjemuran benih dilakukan selama ± 3 hari, waktu jemur pukul: 08.00 – 11.00 dan pukul : 13.30 – 16.00 - Sortasi benih dengam cara memisahkan benih yang bernas dengan benih hampa, serta kotoran benih lainnya, sampai sesuai dengan standard mutu fisik benih yang tertera pada perjanjian/kontrak kerjasama.
  • 3. Budidaya Mentimun  Persiaspan lahan  Musim tanam disesuaikan dengan kondisi setempat.  Isolasi jarak min 5 m, isolasi waktu 15 hari.  Lahan dibajak 2 kali, pada bajakan kedua dilakukan pemberian dolomit 300 kg/0,1 Ha.  Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan kondisi lahan sehingga berfungsi dengan maksimal.  Pembuatan guludan dengan tinggi : 30 cm, lebar : 100 cm dan jarak antar guludan 60 cm.  Pemberian pupuk dasar dengan dosis : ZA 20 kg, SP-36 50kg, KCl 10kg /0,1 Ha. Pupuk tersebut dicampur dan disebar dialur yang sudah tersedia pada bedengan kemudian ditutup dan diratakan kembali  Pemasangan MPHP pada guludan diikuti dengan pembuatan lubang tanam 60 x 60 cm (sistem double row).  Pembibitan dan Penanaman Pembibitan bertujuan memperolah tanaman sehat dan seragam  Media semai : - Untuk media polibag lebih baik diambil dari tanah dibawah pohon bambu, diayak dan dicampur furadan dan diaduk rata. - Pembuatan naungan persemaian diperlukan agar dalam proses pembibitan aman dan terkendali. - Benih direndam dalam air dingin kemudian diperam ± 24 jam - Benih yang sudah keluar radikula ditanam dalam polibag. - Penyiraman persemaian perlu dilakukan setiap pagi dan sore. - Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 5hst atau pada bibit sudah tampak daun pertama.  Penyulaman Penyulaman dilakukan selambat-lambatnya ± 5 hst.  Pemupukan  Pupuk susulan I : Umur 15 hst, dosis Za : NPK Ponska (1:3) dengan cara dikocor.  Pupuk susulan II : Umur 22 hst, dosis NPK Ponska dengan cara dikocor.  Pupuk selanjutnya diberikan setiap 7 hari sekali, komposisi/dosis sama dengan pupuk susulan II, juga perlu ditambahkan pupuk ZA jika tanaman menunjukkan kekurangan unsur N.  Keterangan : Pemupukan dengan cara dikocor dengan melarutkan campuran pupuk sekitar 150 gr dalam 10 liter air, kemudian pemberian pada setiap tanamansekitar 200 ml yang diikuti dengan penyiraman.  Pemeliharaan tanaman
  • 4.  Pengairan dilakukan secara teratur dan melihat kondisi tanaman serta lingkungan.  Pemasangan lanjaran dan perambatan - Tinggi lanjaran 180 cm. - Lanjaran dipasang dengan sistim menyilang pada ujung. - Rambatan dipasang 4 tingkat dengan tinggi 40 cm, 80 cm, 120 cm dan 160 cm pada ujung lanjaran.  Pemangkasan daun dan cabang dilakukan sampai buku ke- 5 untuk menghasilkan buah yang baik serta untuk mengurangi serangan hama penyakit tanaman terutama serangan jamur.  Proses Selfing  Melakukan roguing pada tanaman off type  Persiapan alat dan bahan : - Cup yang terbuat dari sedotan, ukuran D: 9 cm - Staples dan isi - Benang sebagai tanda - Alat jepit /Sungkup  Pelatihan pollinator dilakukan untuk melatih dan menilai polinator  Selfing : Pra selfing : 14.00 – 16.00 : Mengisolasi bunga dengan perbandingan 1 bunga jantan untuk 1 bunga betina Ket : bunga yang diisolasi, mahkota bunga berwarna hijau kekuningan. - Selfing: 07.00 - 11.00 : Proses selfing Polinasi adalah mengoleskan pollen bunga jantan pada kepala putik bunga betina dengan satu bunga jantan untuk satu bunga betina. - Setelah selfing, bunga betina dijepit/disungkup dengan alat jepit kemudian diberi benang sebagai tanda hasil selfing. - Hal yang harus diperhatikan : - Bunga yang sudah diselfing harus dijepit/disungkup - Hindarkan pengambilan bunga jantan yang sudah mekar. - Buang bunga betina pada tetua betina yang lambat fase/mekar.
  • 5.  Pengendalian HPT  Hama dan penyakit penting adalah ulat, lalat buah, aphid, downy mildew : Pengendalian dengan aplikasi insektisida dan fungisida secara rutin dan penyemprotan dengan sistem kalender.  Roguing  Roguing bertujuan untuk menyeragamkan tanaman sesuai dengan standard/deskripsi tanaman yang diinginkan.  Tanaman yang menyimpang/Off Type dicabut.  Panen dan Prosesing  Ciri-ciri buah yang siap panen : - Tangkai buah sudah berwarna kuning - Buah berwarna putih kekuningan ± berumur 60 – 75 hst  Prosessing - Mengeluarkan biji dalam buah dilakukan dengan cara dibelah - Kemudian dilakukan fermentasi ± 1 malam. - Pemisahan biji dari lendir dengan cara dicuci dan ditambahkan detergent - Penjemuran benih dilakukan selama ± 3 hari, waktu jemur pukul: 08.00 – 11.00 dan pukul : 13.30 – 16.00 - Sortasi benih dengam cara memisahkan benih yang bernas dengan benih hampa, serta kotoran benih lainnya, sampai sesuai dengan standard mutu fisik benih yang tertera pada perjanjian/kontrak kerjasama dengan cara ditampi atau dikipas Budidaya Melon STANDARD TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MELON HIBRIDA Luas lahan : 0,1 ha Jumlah populasi betina : 2.000 tanaman Jumlah populasi jantan : 500 tanaman Umur Jenis Kegiatan Uraian Rekomendasi Musim Tanam (bulan semai)  Bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli.
  • 6. - 30-25 HST Pengolahan tanah ke 1 dan pemberian dolomit  Lahan dibajak 2-3 kali dengan selisih waktu pembajakan minimal 7 hari  Dibuat saluran drainage/got keliling sedalam 50 cm, lebar 40 cm untuk menghindari genangan air.  Lahan dikerjakan dengan membuat guludan kasar :  Guludan tanaman jantan : lebar guludan 90 cm, tinggi 25 – 40 cm, lebar saluran 50 cm.  Guludan tanaman betina : lebar guludan 60 cm, tinggi 25 – 40 cm, lebar saluran 50 cm.  Sebari guludan kasar dengan Dolomid sebanyak 300 Kg / 0,1 ha.  Campur/cacah tanah guludan yang sudah ditaburi dolomit agar tercampur, siram dengan air agar segera bereaksi dengan tanah, biarkan selama ± 15 hari. - 7 sebelum semai benih Persiapan Polibag  Siapkan media pesemaian dari tanah di bawah pohon bambu.  Tanah dijemur lalu diayak, dicampur pupuk SP-36 yang sudah dihancurkan sebanyak 1 kg dengan 8 timba tanah (timba 10 liter), dan akan menjadi ± 2000 polibag.  Media disterilisasi dengan cara menyemprot fungisida (Dithane M-45 dll) 3 sendok makan per tangki 14 liter.  Masukkan media/tanah yang sudah seteril kedalam plastik polibag dalam kondisi setengah basah, ukuran plastik polibag dengan lebar 6 cm dan panjang 1 m (berbentuk sosis).  Potong polibag yang sudah diisi media, sepanjang 6 cm dan tata ditempat pesemaian, tutup dengan plastik agar tidak terkena hujan.  Kebutuhan polibag : tanaman betina = 2100 buah, tanaman jantan = 550 buah. - 10 HST Pengolahan tanah ke 2 dan pemupukan dasar  Pembuatan guludan untuk tanaman jantan dikerjakan 5 hari lebih awal.  Bentuk guludan kasar menjadi guludan siap tanam sesuai ukuran guludan tanaman jantan & betina.  Buat alur pada guludan jantan di kedua tepi guludan, jarak antar alur 60 cm kedalaman ± 10 cm.  Buat alur pada guludan betina di tengah-tengah guludan dengan kedalaman ± 10 cm.  Beri /taburi pupuk dasar pada alur dengan dosis pupuk : ZA : 15 g/tan, SP-36 : 40 g/tan dan KCL : 15 g/tan  Semua pupuk dicampur dan disebar merata pada alur, tutup dengan tanah dan lakukan penyiraman (diturap/dileb) sampai guludan basah (agar pupuk segera bereaksi).  Pasang Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) dengan lebar 120 cm untuk tanaman jantan dan lebar 80 cm untuk betina (pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari sekitar Jam 09.00 - 14.00 WIB).
  • 7. - 5 HSS Semai benih jantan  Benih dijemur selama ± 30 menit.  Benih direndam dengan air dingin selama semalam, besok pagi dicuci dan digosok-gosok sampai lendir yang menempel pada benih bersih, ditiriskan selama ± 15 menit.  Cara PEMERAMAN BENIH DENGAN MENGGUNAKAN KAIN :  Rendam kain kaos yang bersih ke dalam air panas / mendidih selama 5-10 menit (agar jamur dan bibit penyakit mati).  Jika sudah dingin, peras kain kaos sampai tuntas (sampai air tidak ada yang menetes/tidak terlalu basah).  Benih ditata satu lapis / tidak menumpuk diatas kain kaos yang sudah basah/kondisi lembab.  Benih yang sudah ditata diatas kain kaos ditutup dengan kain kaos yang sudah dibasahi seperti diatas (jika kain lebar bisa dilipat) dan gulung / dilipat.  Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu hangat & stabil.  Cara PEMERAMAN BENIH DENGAN MENGGUNAKAN KERTAS BURAM (KERTAS CD) :  Celupkan kertas CD rangkap 3 kedalam air dingin hingga basah semua, angkat dan biarkan hingga airnya tidak menetes.  Benih ditata satu lapis (tidak menumpuk) diatas kertas CD yang sudah dibasahi.  Tutup dengan kertas CD yang sudah dibasahi rangkap 2 dan digulung / dilipat .  Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu hangat & stabil.  Selama 1 malam akan keluar calon akar, lalu dipindah ke polibag.  Benih yang sudah keluar calon akarnya dengan panjang ± 1-3 mm dipindah ke polibag, jangan sampai terbalik, posisi calon akar mengarah ke bawah.  Buatkan rumah pesemaian dengan persyaratan Sbb :  Dibuat ditempat/lahan yang aman dari serangan HPT dan binatang ternak.  Pada musim penghujan, tempat pesemaian dibuat diatas rak/meja dari bambu setinggi 1 meter.  Pada musim kemarau, tempat pesemaian dapat dilakukan diatas bedengan dengan tinggi bedengan minimal 30 cm.  Untuk mempermudah perawatan dan menjaga kelembaban di tempat pesemaian, sebaiknya polibag ditata dan diletakan pada tray pesemaian.  Diberi atap plastik putih transparan & berbentuk setengah lingkaran.  Untuk menghindari serangan HPT, sebaiknya tempat pesemaian tertutup screen dengan rapat atau dengan membuat screen house kusus pesemaian.  Umur 4-5 HSS, atap mulai dibuka antara pukul 07.00 – 10.00 untuk
  • 8. melatih bibit terkena sinar matahari langsung.  Sehari sebelum tanam, bibit dibiarkan terkena sinar matahari 1 hari penuh (agar ketika bibit ditanam tdk mudah layu). 0 HSS Semai Benih Betina  Caranya sama dengan semai benih jantan. 2 HSS Tanam Bibit Jantan  Pastikan pada saat tanam, pupuk dasar sudah diberikan minimal 7 hari sebelumnya (dihitung dari pemberian air pada saat pupuk dasar).  Tanaman jantan ditanam baris ganda (double row), Jarak tanam 60 X 50 cm., lubang tanam sisak.  Lubangi mulsa 1 hari sebelum tanam atau pagi harinya sebelum tanam.  Bibit ditanam pada umur ± 7 HSS (daun palsu/koteledon sudah terbuka total, daun sempurna mulai muncul sedikit).  Sebelum ditanam bibit disiram dahulu.  Cara tanam :  Polibag disobek dengan posisi tegak, buka/lepaskan plastik polibag dan tanam bibit dilubang tanam dengan kedalaman sampai di atas leher akar.  Disekitar tanaman sedikit dipadatkan, lakukan penyiraman agar tanah lembab dan beri furadan  Waktu tanam sebaiknya pada sore hari (mulai pukul 14.00 WIB sampai selesai).  Penanaman bibit yang tinggi (etiolasi) dengan cara :  Potong daun kelapa sepanjang ± 15 cm dan sisakan daunya sekitar 5 cm.  Tancapkan dekat tanaman dengan posisi daun kelapa menjepit batang, agar tanaman tidak mudah roboh dan mati.  Penyulaman dilakukan maksimal 3 hari setelah tanam. 7 HSS Tanam Bibit Betina  Caranya sama dengan penananam bibit jantan.  Ditanam baris tunggal (dsingle row) dengan Jarak tanam 60 X 110 cm. Pengairan  Waktu pemberian air yang perlu diperhatikan adalah pada saat :  Tanam dan penyulaman  Pemupukan  Pembungaan, pembentukan buah dan pengisian biji  Pengairan sebaiknya diberikan setiap 7 – 10 hari, tergantung jenis tanah, kebutuhan tanaman dan kondisi lahan, jangan biarkan lahan terlalu kering, karena dapat mengakibatkan stress pada tanaman dan pertumbuhan tanaman bisa terhambat (tanaman kerdil atau layu dan mati).  Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman (gambyor), kocor atau dengan sistem Turap/Leb (kondisi air maksimal setengah tinggi guludan).
  • 9.  Kecukupan air sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan pembesaran buah, karena buah ketimun mengandung banyak air.  Gunakan air yang bersih dan hindari pemberian air yang berlebihan. 7 HST Pasang lanjaran  Tinggi lanjaran 160 cm, dipasang tegak, 1 lanjaran untuk 1 tanaman.  Pasang tali kenteng 3 tingkat, dengan jarak antar tali kenteng 50 cm  Pada tali kenteng ke 2, dipasang bambu palang sebagai tempat mengikat buah 10 HST dst Pemupukan susulan ke 1 s/d terakhir  Waktu, dosis dan cara pemupukan sesuai tabel dibawah Penggunaan pupuk daun & ZPT  Pupuk daun diberikan mulai tanaman masih muda sampai kegiatan polinasi selesai, diberikan 2 minggu sekali.  ZPT diberikan pada tanaman masih muda hingga pada awal polinasi, di berikan 2 minggu sekali.  Penggunaan pupuk daun & ZPT bisa diaplikasikan bersamaan pestisida kecuali dengan pestisida yang bersifat alkali.  Jangan gunakan pupuk daun dan ZPT yang mengandung 2,4 D. Pengendalian HPT  Lakukan pengendalian HPT dengan penyemprotan pestisida yang sesuai, setiap 5 hari sekali.  Pemberantasan HPT dan jenis pestisida yang digunakan, disesuaikan dengan gejala, jenis HPT dan tingkat serangannya, terutama serangan downy mildew.  Bersihkan lahan dari gulma terutama disekitar tanaman, karena dapat sebagai sarang / inang HPT. 18 HST Pemeliharaan cabang  Pada tanaman jantan tidak dilakukan pewiwilan cabang dan lakukan perambatan pada lanjaran.  Pada tanaman betina, cabang yang muncul dari daun pertama sampai ke 8 di buang.  Daun ke 1 – 5 sebaiknya di buang, untuk mengurangi terjadinya serangan mildew (jantan & betina)  Ikat batang tanaman pada lanjaran agar kuat dan tidak mudah roboh (bisa menggunakan daun kelapa disetaples). 26 HST Roguing tanaman jantan dan betina  Melakukan seleksi pada tanaman jantan dan betina dengan mencari dan mencabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk daun, bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type).  Pastikan pada tanaman jantan sebelum dipergunakan untuk polinasi (diambil bunga jantanya), tanaman sudah 100% murni (tidak ada campuran dengan tanaman jenis lain).  Setelah tanaman jantan di roguing, bersihkan semua buah yang ada pada tanaman jantan, agar tanaman tetap sehat dan selama polinasi tidak terjadi kekurangan bunga jantan.  Tanaman jantan tidak boleh di pelihara buahnya dengan alasan apapun.
  • 10. 26 HST Persiapan alat dan bahan hibridisasi  Alat dan bahan yang dibutuhkan :  Sungkup (cup) dari sedotan .  Tanda cincin dari sedotan.  Bungkus koran.  Staples dan isinya.  Keranjang plastik.  Jumlah polinator adalah 1 orang : 200-250 tanaman. 26 HST Pelatihan Polinator  Sehari sebelum polinasi hal-hal yang harus dilakukan :  Pewiwilan cabang sampai daun ke 8 harus sudah selesai.  Lakukan pelatihan polinator tentang persiapan alat dan bahan, jenis bunga, kastrasi, prosedur polinasi dll.  Pembuangan buah bukan hasil polinasi dan buang bunga jantan yang belum mekar pada tanaman betina dari ujung sampai pangkal.  Lakukan kastrasi dengan cara :  Pilih bunga yang siap dikastrasi dengan ciri-ciri :  Mahkota masih kuncup dan sudah berwarna kuning (kira- kira besok pagi mekar)  Bunga betina yang dikastrasi minimal di cabang ke 9.  Buka mahkota bunga dengan disobek melingkar hingga putik terlihat semua)  Buang benang sari (hermaprodit) yang berada disekitar putik dengan menggunakan kedua ibu jari tangan hingga bersih.  Pasang sungkup (cup) pada bunga betina yang sudah dikastrasi.  Lakukan pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan (bunga yang masih kuncup dan berwarna kuning).  Bunga jantan yang sudah diambil ditaruh di tempat yang sejuk (Kamar mandi) dibiarkan sampai besok pagi.
  • 11. 27 – 34 HST Hibridisasi / polinasi  Jadwal hibridisasi / polinasi sebagai berikut:  Pagi ( 06.00 - 07.00 ) Pekerjaan yang dilakukan adalah :  Kontrol / pembuangan bunga betina mekar tidak disungkup & bunga jantan mekar pada tanaman betina.  Persiapan alat dan bahan, taruh semua kebutuhan polinasi pada keranjang plastik.  Cuci tangan sebelum melakukan polinasi untuk menghindari tercampurnya serbuk bunga jantan yang menempel di tangan pada saat pembuangan bunga mekar.  Pukul 07.00 – 11.00 Melakukan Polinasi / perkawinan dengan cara ;  Siapkan bunga jantan, buka mahkota bunga jantan hingga kelihatan serbuk sarinya.  Buka sungkup (cup) dan taruh dikeranjang plastik untuk dipakai nyungkup pada sore harinya.  Lakukan polinasi dengan cara putik diolesi dengan bunga jantan (satu bunga betina dengan 3 bunga jantan).  Pasang tanda cincin, pada bunga betina yang sudah dipolinasi.  Lakukan pembungkusan dengan koran dan diseteples.  Lakukan pemotongan/topping pada ujung cabang, sisakan 2 daun setelah bunga betina dipolinasi.  Sore ( 13.00-16.00 ) Pekerjaan yang dilakukan adalah :  Pembuangan bunga jantan yang belum mekar pd tanaman betina.  Lakukan kastrasi & penyungkupan seperti diatas.  Ambil bunga jantan pada tanaman jantan, kemudian ditaruh di tempat yang sejuk ( kamar mandi).  Polinasi dilakukan selama 7 hari berturut-turut dengan cara seperti diatas.  Setelah polinasi selesai selama tiga hari berturut-turut dilakukan pembuangan bunga betina yang muncul dan dilakukan pembongkaran tanaman jantan.  1 minggu setelah polinasi selesai lakukan seleksi pada buah hasil polinasi, pilih 1-2 buah yang baik dan sehat.  Selama polinasi berlangsung jangan melakukan pemupukan susulan karena dapat mengakibatkan kegagalan polinasi (buah tidak jadi).  Lakukan toping pada ujung tanaman ketika sudah mencapai ujung lanjaran.  Lakukan pembuangan buah OP (buah bukan hasil polinasi) secara rutin setiap 5 hari sekali.
  • 12. 55 HST Roguing tanaman Betina  Melakukan seleksi tanaman dengan mencari dan mencabut tanaman yang tidak sama/berbeda bentuk daun, bunga, bentuk buah, warna buah dll (tanaman jenis lain atau off type), sehingga sebelum panen dapat dipastikan bahwa tanaman betina sudah 100% murni (tidak ada campuran). 65 HST Panen tahap ke 1  Sebelum panen, harus dilakukan seleksi pada buah yang tidak bertanda (buah OP) dan harus dibuang karena bukan hasil dipolinasi.  Cara panen :  Petik buah yg sudah tua (masak fisiologis) & kumpulkan pd suatu tempat.  Buang buah yang busuk . Jangan sampai dipanen atau diprosesing karena kwalitasnya jelek.  Ciri-ciri buah siap panen (masak fisiologis) :  Net/jaring pada kulit buah sudah kelihatan kuat merata..  Sudah berumur 30 – 35 hari setelah polinasi. Prosesing benih  Alat-alat yang dibutuhkan :  Ember  Pisau  Saringan halus / kalo (jawa)  Sabun detergent  Screen peneringan benih  Cara prosesing benih :  Buah dikumpulkan disuatu tempat, kemudian dibelah menjadi 2 bagian dan dikerok untuk dikeluarkan bijinya.  Biji yang sudah dikeluarkan langsung dicuci hingga bersih (dirambang, benih yg melayang /terapung dibuang).  Lakukan pencucian benih sesuai standart dengan SHM.  Bilas dengan air bersih hingga betul-betul bersih.  Taruh biji yang sudah bersih pada kalo yang halus/saringan agar air segera habis, lakukan penjemuran diatas screen pengeringan.
  • 13. Pengeringan benih  Tahapan pengeringan:  Setelah pencucian, benih harus segera dilakukan pengeringan, dan baru dikering anginkan ketika kondisi benih sudah kesap (setengah kering).  Pengeringan selanjutnya dilakukan secara bertahap :  Pagi jam 08.00 - 10.00 WIB, benih dibolak balik agar tidak gumpal dan segera kering.  Jam 10.00 – 14.00 benih dikering anginkan di tempat yang teduh (jangan ditumpuk).  Diulang sore jam 14.00 - 16.00 WIB. pengeringan dilakukan selama 3 hari (panas normal)  Jika cuaca mendung/hujan dan benih dalam kondisi belum kering/basah maka, gelar benih tipis-tipis pada screen pengeringan dan lakukan pengipasan dengan kipas angin secara merata.  Jangan pernah menumpuk benih ketika kondisi benih masih belum kering betul. Sortasi benih  Setelah benih kering (jika dipatahkan langsung patah menjadi dua) dilakukan penampian agar kotoran dan benih hampa hilang.  Pisahkan antara benih yang bagus (bernas) dan yang kurang bagus (intermedite / setengah bernas).  Benih yang sudah bersih dan bernas ditaruh pada kantong dan disetorkan 70 HST Panen tahap ke 2  Panen berikutnya dilakukan dengan cara seperti diatas